18/428716/TK/47218
Intoleransi
Di era perdagangan bebas, negara-negara saling bersaing menjadi pusat perdagangan. Negara-negara yang
kaya akan sumber daya alam, makmur, dan aman menjadi incarannya. Cara melemahkan negara secara militer
memakan biaya financial dan politik yang mahal, oleh karena itu dikerahkanlah cara baru dengan menyusupkan
gagasan-gagasan radikalisme dan bibit-bibit terorisme melalui berbagai cara. Disamping itu, Indonesia merupakan
negara majemuk baik dari segi agama, budaya, bahasa, tradisi, dan lainnya. Hal ini menjadikan pihak-pihak yang ingin
menguasai Indonesia memanfaatkan celah ini dengan mengadu domba kemajemukan yang dimiliki oleh negara
Indonesia. Celah radikalisme yang paling menonjol di Indonesia adalah melalui agama. Karena seperti yang diketahui,
Indonesia setidaknya memiliki 6 agama resmi dan kebudayaan yang beragam. Walaupun sebenarnya setiap agama
Namun kenyataannya banyak sekali radikalisme yang mengatasnamakan agama, seperti bom bunuh diri, yang
menurut mereka adalah “Jihad”. Bom bunuh diri merupakan salah satu radikalisme yang banyak membawa dampak
negatif, bukan untuk pelaku sendiri tetapi orang sekitarnya. Dari sudut agama bom bunuh diri yang dianggap sebagai
“jihad” dikatakan salah karena mereka membunuh kaum muslim dengan sengaja dan membunuh kaum kafir tanpa
hak.Tapi jika dilihat dari sudut hukum,setiap manusia memiliki hak yang dibawa sejak lahir yaitu Hak Azazi Manusia
yang salah satunya tertera pada UU RI No. 39B tahun 1999. Disamping itu,radikalisme juga dapat memecah belah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pada dasarnya radikalisme itu sendiri adalah pihak-pihak yang ingin
mengadakan perubahan dari segi politik,sosial,ekonomi tetapi dengan cara revolusioner dan kekerasan.Mereka ingin
mengganti tatatan negara yang sudah ada seperti ingin mengganti ideology negara,struktur kepemimpinan yang
Terorisme berakar pada radikalisme, radikalisme berakar pada intoleransi, baik di dunia nyata maupun sosial
media.Sikap tidak mengahargai setiap perbedaan yang ada merupakan penyebab utama munculnya radikalisme,
seperti sikap Etnosentris yang menganggap budaya merekalah yang paling benar.Inilah yang menjadikan karakter
radikalisme makin berkembang yang akhirnya mudah bagi pihak ketiga untuk mengadudomba guna kepentingannya
masing-masing yang nantinya bakal menjadi bibit terorisme.Salah satu bentuk terorisme adalah aksi bom bali.Bom
bali terjadi pada tahun 2002, aksi ini memakan korban yang cukup banyak salah satunya adalah Ibu Chusnul
Khotimah.Menurut cerita Ibu Chusnul Khotimah,pada saat itu ia mengalami luka bakar disekujur tubuhnya,kemudian
dilarikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Australia karena rumah sakit saat itu penuh semua.Pendek
cerita,sampai saat sekarang ia masih merasakan dampak dari kejadian tersebut bahkan dampak tersebut dirasakan
oleh anaknya.Ketika Ibu Chusnul Khotimah hendak pergi makan keluar bersama keluarganya, seketika orang
disampingnya merasa jijik dengan kondisi yang dialaminya,bahkan anak-anak pun menjadi takut ketika
melihatnya.Ibu Chusnul Khotimah sempat hendak melakukan bunuh diri karena merasa tidak kuat hidup seperti itu
dan anaknya pun menjadi trauma akibat diledekin oleh orang sekitar.
Lemahnya pemahaman agama menjadi salah satu pemicu lahirnya paham radikalisme di Indoenesia. Orang-
orang yang terlalu fanatic terhadap agamanya menjadikan mereka bersikap intoleran terhadap agama lainnya.Mereka
menganggap ajarannya lah yang paling benar atau disebut dengan paham kebenaran tunggal.Mereka akan berusaha
mempengaruhi orang lain agar sependapat dengan mereka.Jika ada pihak yang menentang maka cara koersi-lah
yang akan ditempuhnya,salah satunya dengan aksi bom bunuh diri tadi. Selain itu penyebab muncul sikap intoleran
dan pandangan radikalisme di Indonesia adalah sikap primordialisme dan etnosentrisme.Mereka merasa budaya
mereka-lah yang paling benar sehingga memberi sekat-sekat antar budaya lainnya.Indonesia adalah negara yang
majemuk,sehingga ada sekelompok umat yang merasa tertindas atau merasa tidak adil oleh pemerintah atau agama
lain,ini juga menjadi salah satu penyebabnya.Etika para politik yang buruk menyebabkan public menjadi apatis
Tidak hanya manusia, siapapun bisa menjadi intoleran dan bersikap radikal, baik itu anak muda-orang
tua,cewe ataupun cowo, mahasiswa-pekerja dan lainnya. Mahasiswa berpotensi bersikap seperti itu karena sikap
kritisnya. Menurut Kepala badan Intelijen Negara, Budi Gunawan, sekitar tiga puluh persen mahasiswa dari sejumlah
perguruan tinggi terpapar radikalisme dan peningkatan paham konservatif keagamaan. Mereka setuju bahwa jihad
adalah keharusan demi tegaknya negara islam. Menurut salah satu mantan narapidana teroris, Machmudi Hariono, ia
tertarik pada kegiatan seperti itu karena beberapa hal. Pertama, keberanian menafsirkan Al-quran dan Hadist
berdasarkan pemikiran sendiri. Seharusnya kita harus bertanya kepada orang yang lebih paham tentang ilmu agama
bukan malah menasirkan semau kita. Kedua, seseorang bersikap radikal karena mudah menuduh dan mudah
menghakimi. Ketiga, adalah rasa ingin tahu yang tinggi. Keempat, menganggap bahwa Jihad Fisabillillah harus
Ada banyak cara dan sikap yang dapat ditumbuhkan dalam diri mahasiwa agar tidak terpengaruh ajaran intoleransi dan
paham radikalisme. Mahasiswa harus bersikap lebih peduli dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Menumbuhkan
sikap proaktif dengan mempropogandakan perdamaian melalui sosial media jaringan internet serta menumbuhkan
Sebagai kelompok terdidik, mahasiswa dapat mengikuti stadium general (kuliah umum), seminar, atau
pertemuan ilmiah dalam rangka menangkal paham radikalisme dan terorisme. Mahasiswa-mahasiswa yang terlibat
dalam organisasi kampus baik dibidang akademis maupun non-akademis harus lebih tegas menangkal adanya
tindakan radikal. Pada saat melakukan KKN, kita selaku mahasiswa dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat