Anda di halaman 1dari 4

KESENIAN KENTHONGAN BANYUMAS

Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka jenis suku, adat dan budaya. Dan di
setiap daerah pastinya memiliki seni budayanya sendiri. Mereka memiliki simbol tersendiri
yang dapat membedakan daerah mereka dengan daerah lain. Bisa dibilang setiap daerah
memiliki simbol daerahnya sendiri, baik di bidang seni, budaya, dan lain-lain. Adapun di
daerah tempat kami berkuliah kini, yakni Kabupaten Banyumas, atau kota Purwokerto,
memiliki simbol seni musik yang sering disebut “KENTONGAN”. Kita pasti tahu apa arti
dari simbol budaya. Simbol budaya adalah suatu hal atau barang yang menjadi ciri khas atau
identik setiap masing-masing budaya. Jika dilihat sekilas, mungkin kesenian ini terlihat sama
seperti kesenian angklung dari jawa barat, karena kesenian ini sama-sama terbuat dari bambu.
Maka dari itu kami menyusun makalah ini agar kita dapat lebih mengenal apa itu kesenian
kenthongan dari Banyumas. Dengan harapan kita semua dapat mengenal baik budaya kita
sendiri, lalu dapat menjaganya agar kekayaan budaya kita tidak di rebut oleh bangsa lain.

A. Sekilas Tentang Banyumas


Banyumas adalah salah satu kabupaten di provinsi jawa tengah. Ibukotanya adalah
Purwokerto. Kabupaten yang berada di selatan pulau jawa ini, memiliki luas 1.327,60 km2
atau setara dengan 132.759,56 ha. Wilayah ini terdiri antara daratan dan pegunungan dengan
struktur daratan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian
dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk
perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.
Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat Gunung
Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena
terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak
begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan
angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-
rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4° C - 30,9° C.

B. Apa itu Kenthongan?


Musik kentongan merupakan music khas masyarakat banyumas, Jawa Tengah. Kesenian yang mulai
ramai pada tahun 1990 hingaa 2000-an ini dimainkan oleh 15-20 orang, dengan dipimpin seseorang
atau dua orang mayoret. Sejarah budaya kentongan ini sebenarnya dimulai dari legenda Cheng Ho
dari Cina, yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng
Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.
Seiring waktu berjalan kentong berkembang menjadi Kesenian kentongan karena bisa menghasilkan
irama musik yang enak di dengarkan, kesenian ini mulai ramai di pentaskan masyarakat pada tahun
1990 sampai tahun 2000an (Arjo Supono,15 September 2013). Supaya menghasilkan suara melodi
tambahan alat musik yang di gunakan adalah angklung dan calung sebagai rytme jika di alat musik
moderen.

Untuk mendambahkan merdu dalam musik kentongan biasanya di tambahkan dengan suling dan
untuk suara dram dalam Kentongan biasanya menggunakan alat yang terbuat dari tong yang di tutupi
oleh ban dalem bekas. Pemain Kentongan biasanya berjumlah 20 orang atau lebih yang di dominasi
oleh kentong, dan teknis memainkanya ialah satu orang memegang satu kentong membunyikan
irama yang sama sepanjang lagu berjalan.

Penemuan kentongan tersebut dibawa ke Cina, Korea, dan Jepang. Kentongan ini sudah ditemukan
sejak awal masehi. Dan setiap daerah tentunya memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan
nilai sejarah yang tinggi. Di Nusa tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika Raja anak Agung Gede
Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX, mereka menggunakannya untuk mengumpulkan masa. Di
Yogyakarta ketika masa kerjaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan untuk
mengumpulkan warga.

Di Pengasih, kentongan ditemukan sebagai alat untuk menguji kejujuran calon pemimpin daerah.
Sebenarnya kentongan tidak jauh berbeda dengan calung, karena sama-sama dibuat dari bahan
dasar bambu. Kentongan juga sering disebut dengan "tek-tek". Pada saat itu daerah yang sedang
tenar-tenarnya memajukan kesenian tek-tek yaitu Banyumas dan Purbalingga. Kegiatan kentongan ini
awalny hanya untuk kesenangan orang meronda, jumlahnya hanya 4-5 orang yang menggunakan
kentongan untuk keliling desa.

Alat musik yang digunakan disamping kentongan itu sendiri antara lain, angklung dan calung, untuk
rhytme, suling, bass, untuk perkusi biasanya menggunakan kompang atau terbang di kombinasi
dengan ketipung, simbal, dan drum mini. Dalam memainkan kentongan, dibutuhkan pemain yang
cukup banyak untuk menghasilkan irama music yang ramai, karena satu pemain memukul satu irama
kenthongan yang sama sepanjang lagu, sehingga tiap-tiap kenthongan memiliki variasi memukul
yang berbeda-beda untuk membuat music kenthongan lebih menarik biasanya pada music
kenthongan di sertai tarian khas Banyumasan.

Musik khentongan paling cocok untuk mengiringi lagu dengan irama yang cepat seperti dangdut dan
sebagainya, namun tidak menutup kemungkinan music khentongan digunakan untuk mengiringi lagu
dengan irama yang lambat atau slow.

Kesenian khentongan biasa di tampikan untuk menyambut pengunjung dan meramaikan tempat
wisata, disamping itu kesenian khentongan juga dimaksudkan untuk menjaga dan melestarikan
budaya local yang mulai hilang oleh budaya modern. Menurut dinas pariwisata dan kebudayaan
kabupaten banyumas pada tahun 2004 perkumpulan khentongan di daerah Banyumas berjumlah
368 group. Berikut kami seratakan foto-foto kesenian ini.
C. Keunikan dan Keunggulan Kenthongan
Kesenian music tradisional Khentongan yang semula berfungsi sebagai penggugah sahur
di bulan ramadhan, dan sebagai alat komunikasi atau penyambung informasi kini
berkembang dan menjadi sebuah kesenian yang dibanggakan oleh masyarakat Banyumas.
Khentongan jika diamati sepintas seolah-olah tidak ada artinya. Ia merupakan kayu yang
di lubangi hamper sama dengan panjang dan besarnya kentongan. Kunci untuk
membedakan dilihat dari kode suara dan penabuhnya.
Setiap kentong mempunayai variasi memukul berbeda-beda misalnya kentong satu baris
memukul dengan pukulan tiga perempat dan baris yang lainya memukul dengan pukulan
seperempat dan lain-lainya, maka dari itu Kentongan membutuhkan orang banyak untuk
pementasanya. Biasanya kentongan di pimpin oleh satu atau dua orang mayoret yang
meggunakan baju tradisional seperti pemain kentongan yang lainya, lagu yang biasanya
di bawakan oleh Kentongan ialah lagu dangdut koplo dengan irama ramai atau lagu-lagu
campursari dan masih banyak lagi.
Pakaian yang di gunakan dalam acara latihan adalah pakaian biasa, tidak sama seperti
pada saat di sewa dalam acara-acara resmi. Mereka mempunyai pakaian khas untuk di
pakai dalam pertujukanya, pakaian ini biasa bercorak budaya jawa seperti batik dan
menggunkan alas kaki sepatu yang terbuat dari karet yang mempuyai tali panjang untuk
di ikatkan sampai lutut seperti yang di pakai oleh orang-orang jaman dahulu. Group
kentongan di desa ledug ini juga menerima panggilan di luar daerahnya, mereka akan
datang sesuai permintaan dengan menggunakan mobil truk. Keunikan dalam pementasaan
kentongan ini, mereka tidak hanya menyayi secara serempak dan memukul alat yang di
pegang oleh personil masing-masing tetapi mereka juga mempunyai gerakan yang
menyerupai tarian secara serempak sepanjang pementasan berlangsun
Letak Banyumas yang berada di perbatasan antara budaya jawa dan sunda, mempunyai
warna music tersendiri. Pengaruh sunda terlihat dari cara memainkan instrument
perbendaharaan teknik cara memukul kendang, penyajian suara penyanyi dan penggunaan
instrumen seerti angklung. Semua music banyumasan memakai tangga nada slendro (lima
nada). Susunan gubahan vocal sering menggunakan nada minor yang sama dengan pelog
(system 7 nada), namun dinyatakan dengan instrument gamelan bernada slendro.
Dengan penjelasan diatas, kami memilih music khentongan dikarenakan di daerah
banyumas terdapat sebuah kesenian music yang sangat langka dan unik. Music tradisional
khentongan ini, semua alatnya terbuat dari bamboo yang di buat sedemikian rupa hingga
bias dimainkan yang nadanya di sesuaikan seperti pada alat music elektrik (keyboard).
PENUTUP
Demikian makalah tentang khentongan yang dapat kami sampaikan, mohon maaf apabila
terdapat kesalahan-kesalahan dalam isi atau ejaan penulisan. semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua

KESIMPULAN
Dari awal, kita semua mengerti bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan suku,
adat, seni budaya. Masing-masing daerah memiliki simbol atau cirri khas daerah mereka
masing-masing. Termasuk Banyumas, Jawa Tengah, yang memiliki kesenian khentongan.
Diharapkan dengan lebih mengenal kesenian khentongan ini, kita sebagai generasi muda
terutama masyarakat local Banyumas, dapat lebih mencintai dan melestarikan kesenian
Khentongan.

Anda mungkin juga menyukai