Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KUBIS


(Brassica Oleracea Var Capitata)
SEBAGAI KEMASAN MAKANAN

Disusun Oleh :

SHINTA OLIVIA L.P 1414021


YULIANI VARIDA R 1414044

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KUBIS


(Brassica Oleracea Var Capitata)
SEBAGAI KEMASAN MAKANAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia Jenjang Strata Satu (S-1)
Di Institut Teknologi Nasional Malang

Disusun Oleh :

SHINTA OLIVIA L.P 1414021


YULIANI VARIDA R 1414044

Malang, 9 Oktober 2016

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia Dosen Pembimbing

M. Istnaeny Hudha, ST. MT. Dra. Siswi Astuti, MPd


NIP. P 1030400400 NIP. P. 1030000351
A. JUDUL
Pemanfaatan Limbah Kubis (Brassica Oleracea Var Capitata) Sebagai
Kemasan Makanan

B. LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia.
Hampir setiap harinya manusia membutuhkan plastik dalam berbagai hal, seperti
untuk pembungkus makanan, keperluan sekolah, kantor, bahan baku kemasan, alat
elektronik dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan sifat plastik yang mempunyai
keunggulan seperti ringan tetapi kuat, transparan, tahan air serta harganya relatif
murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Tetapi disamping
keunggulan plastik yang telah dibahas diatas, plastik merupakan hidrokarbon yang
hampir keseluruhan rantainya tersusun atas atom hidrogen dan karbon. Polimer ini
didesain untuk menghambat keluar masuknya oksigen, sehingga produk ataupun
makanan yang tersimpan didalamnya terawetkan dari proses biodegradasi alami
atau pembusukan. Untuk itulah plastik dibuat sedemikian agar tidak mampu
ditembus sehingga dibutuhkan ratusan tahun untuk mikroba mampu
menguraikannya menjadi biogas dan biomassa (Yunar Vica, 2011).
Teknologi dalam bidang kemasan saat ini sedang berkembang pesat. Salah
satu yang mendorong munculnya berbagai inovasi, kebaruan, dan tren ialah
tuntutan konsumen terhadap kemudahan penggunaan kemasan. Dewasa ini industri
pengemasan kerap dituntut untuk meneliti berbagai material baru mengingat
semakin pekanya konsumen terhadap nilai keamanan produk terkemas. Salah satu
alternatif kemasan modern saat ini yang mempunyai kriteria tersebut yaitu kemasan
cerdas. Kemasan cerdas merupakan kemasan yang mampu \menginformasikan
kesegaran dari produk makanan yang dikemasnya. Hal ini dikarenakan teknologi
tersebut dapat memberikan informasi kepada konsumen untuk memantau kualitas
dan keamanan produk pangan baik selama penyimpanan, transportasi dan
pemasaran.
Kubis bunga atau sering juga disebut sebagai kembang kol (Brassica oleracea
var botritys L) merupakan tanaman sayuran family Brassicaceae jenis kol dengan
bunga putih, berupa tumbuhan berbatang lunak yang berasal dari Eropa sub tropik.
Kubis bunga banyak di budidayakan di daerah dataran tinggi, namun beberapa

2
kultivar dapat membentuk bunga didaerah dataran rendah khatulistiwa. Brassica
oleracea varietas botritys terdiri atas dua subvarietas yaitu cauliflora DC dengan
bunga berwarna putih yang dikenal dengan kubis bunga dan cymosa Lamn dengan
bunga berwarba hijau yang dikenal dengan Brokoli.
Kubis bunga (botrytis) merupakan jenis sayuran yang memiliki banyak
manfaat bangi kesehatan, seperti mengatasi gangguan pencernaan, mencegah efek
radiasi ultraviolet, diabetes, radang usus, degenerasi makula, obesitas dan
hipertensi. Sumber vitamin C (asam askorbat), folat, vitamin K (phylloquinone) dan
vitamin B-6, Vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), dan sejumlah kecil
vitamin E (alfa-tokoferol). Kubis bunga juga menyediakan mineral penting seperti
kalsium, magnesium, fosfor, kalium dan mangan tanpa kolesterol berbahaya.
Merupakan sumber protein, dan dengan jumlah lemak jenuh yang sangat rendah,
daripada lemak lemak tak jenuh dan asam omega-3 lemak esensial yang
bermanfaat. Kandunga serat dan gula alami kubis bunga lebih rendah jika
dibandingkan dengan brokoli.
Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis.
Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum
15.5-18 derajat C dan maksimum 24˚C. Kelembaban optimum bagi tanaman ini
antara 80-90%. Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan terhadap
temperatur tinggi, Budidaya kubis bunga juga dapat dilakukan di dataran rendah (0-
200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). Di dataran rendah, tanaman dari
kelompok kubis bunga dapat tumbuh dengan baik pada semua jenis tanah, namun
tanah yang cocok untuk pertanaman kubis bunga adalah lempung berpasir, lempung
atau lempung berliat yang subur dengan unsur hara yang baik. Tanaman kubis
bunga toleran terhadap keadaan tanah agak asam hingga agak basah dengan pH 5,5
hingga 6,5. Tanah mengandung banyak bahan organik, tidak boleh kekurangan
magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron (Bo) kacuali jika ketiga unsur hara
mikro tersebut ditambahkan dari pupuk.
Banyaknya manfaat dari kubis bunga menjadikan tanaman ini digemari
masyarakat dan banyak dibudidayakan (Sunarti, 2015).

3
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah variasi proses
yang tepat dalam pembuatan film plastik biodegradable sebagai kemasan makanan
yang memiliki karakteristik fisik dan mekanis terbaik dengan menggunakan
variabel variasi PVA, akuades, dan gliserol.
D. TUJUAN
1. Tujuan penelitian ini adalah membuat film plastik biodegradable sebagai
kemasan makanan dengan bahan baku limbah kubis
2. Menentukan formulasi PVA, akuades, dan gliserol sehingga menghasilkan
film plastik biodegradable sebagai kemasan makanan yang memiliki
karakteristik fisik dan mekanis terbaik.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Publikasi dalam jurnal ilmiah mengenai pembuatan film plastik
biodegradable sebagai kemasan makanan dari limbah kubis.
2. Teknologi terbarukan pembuatan film plastik biodegradable sebagai
kemasan makanan dengan bahan baku limbah kubis.
F. KEGUNAAN
1. Memberikan informasi mengenai limbah kubis yang dapat dijadikan
sebagai bahan dasar untuk pembuatan film plastik biodegradable sebagai
kemasan makanan.
2. Memberikan motivasi bagi masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan
limbah sayur kubis untuk pembuatan film plastik biodegradable sebagai
kemasan makanan.
G. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bioplastik
Bioplastik merupakan senyawa biopolimer yang dapat mengalami
penguraian secara alamiah dengan bantuan bakteri, jamur dan alga atau mengalami
hidrolisis dalam larutan berair. Bioplastik terdiri dari plastik biodegradable (plastik
yang dihasilkan dari material fosil) atau plastik bio-based (plastik disintesis dari
biomassa atau sumber daya terbarukan) (Tokiwa et al, 2009).

4
B. Plastik biodegradable
Biodegradable dapat diartikan dari tiga kata yaitu bio yang berarti makhluk
hidup, degra yang berarti terurai dan able berarti dapat. Jadi, film plastik
biodegradable adalah film plastik yang dapat terurai oleh mikroorganisme. Film
plastik ini, biasanya digunakan untuk pengemasan. Kelebihan film plastik antara
lain tidak mudah ditembus uap air sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pengemas (Mahalik, 2009). Secara umum film plastik biodegradable diartikan
sebagai film yang dapat didaur ulang dan dapat dihancurkan secara alami. Griffin
(1994), plastik biodegradable adalah suatu bahan dalam kondisi tertentu, waktu
tertentu mengalami perubahan dalam struktur kimianya, yang mempengaruhi sifat-
sifat yang dimilikinya oleh pengaruh mikroorganisme (bakteri, jamur, algae).
Sedangkan Seal (1994), film plastik biodegradable adalah suatu material polimer
yang berubah kedalam senyawa berat molekul rendah dimana paling sedikit satu
tahap pada proses degradasinya melalui metabolisme organisme secara alami.
Plastik biodegradable berbahan dasar pati/amilum dapat didegradasi bakteri
pseudomonas dan bacillus memutus rantai polimer menjadi monomermonomernya.
Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida
dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid
yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Plastik berbahan dasar pati/amilum aman
bagi lingkungan. Sebagai perbandingan, plastik tradisional membutuhkan waktu
sekitar 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable
dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini dapat
digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos. Plastik
biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya.
Kualitas tanah akan meningkat dengan adanya plastik biodegradable, karena hasil
penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah.
Biodegradable plastik dewasa ini berkembang sangat pesat. Berbagai riset
telah dilakukan di negara maju (Jerman, Prancis,Jepang, Korea, Amerika Serikat,
Inggris dan Swiss) ditujukan untuk menggali berbagai potensi bahan baku
biopolimer. Di Jerman pengembangan untuk mendapatkan polimer biodegradable
pada polyhydroxybutirat (PHB), Jepang (chitin dari Crustaceae, zein dari jagung,
pullulan). Aktifitas penelitian lain yang dilakukan adalah bagaimana mendapatkan

5
kemasan termoplastik dapat terurai yang mempunyai masa pakai (lifetimes) yang
relatif lebih lama dengan harga yang lebih murah (Sanjaya, 2010).
C. Polivinil Alkohol (PVA) Sebagai Matriks Film
Polivinil alkohol adalah suatu kopolimer vinil alkohol yang tersusun dari
komonomer unit vinil seperti ethylene dan prophylene. Pembentukan polivinil
alkohol dilakukan melalui proses hidrolisis (saponifikasi) dari polivinil asetat.
Reaksi ini dapat berjalan dengan adanya katalis yaitu garam palladium (II) klorida
(Schonberger et al. 1997). Polivinil alkohol merupakan polimer sintetik yang
mudah diuraikan secara biologi (biodegradable) dan tidak beracun. Pada
pengembangannya, polivinil alkohol sudah diaplikasikan dalam bidang kesehatan,
pelapis bahan, bahan pembuat detergen, lem, serta pengemulsi (Hodgkinson dan
Taylor 2000).
Polivinil alkohol berbentuk serbuk yang berwarna putih dan dapat larut
dalam air pada suhu 80oC serta memiliki densitas sebesar 1.20 – 1.30 g/cm3
(Sheftel 2000). Polivinil alkohol dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
kemasan plastik film. Mutu PVA yang baik ditentukan oleh derajat hidrolisisnya.
Derajat hidrolisis berpengaruh terhadap kelarutan PVA dalam air, semakin tinggi
derajat hidrolisisnya maka kelarutannya akan semakin rendah. PVA dengan derajat
hidrolisis 98.5% atau lebih dapat dilarutkan dalam air pada suhu 70°C (Hassan dan
Peppas 2000). PVA dalam penelitian ini digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
film indikator. Sifat PVA yang dapat larut dalam air, memiliki kekuatan tarik yang
tinggi, fleksibilitas yang tinggi, dan sifat penghalang oksigen yang baik menjadikan
alasan utama PVA digunakan dalam penelitian ini. Sifat-sifat tersebut lebih baik
dibandingkan dengan kitosan. Selain itu, harganya yang jauh lebih murah
dibandingkan kitosan akan lebih bernilai ekonomis untuk digunakan.
D. Gliserol sebagai Plasticizer
Gliserol adalah senyawa alkohol polihidrat dengan tiga buah gugus
hidroksil dalam satu molekul (alkohol trivalen). Rumus kimia gliserol adalah
C3H8O3 dengan nilai densitas 1.23 g/cm3 dan titik didihnya 204oC, berbentuk cair,
tidak berbau, transparan, higroskopis, dan dapat larut dalam air dan alkohol.
Penambahan gliserol dengan jumlah sedikit akan menghasilkan film yang lebih

6
fleksibel dan halus, namun tidak terlalu menurunkan kuat tarik dari film yang
dihasilkan (Nurdiana 2002).
Penambahan plasticizer yaitu gliserol mempengaruhi tingkat elastisitas film
yang dihasilkan. Semakin banyak penambahan plasticizer, maka elastisitas film
akan semakin tinggi. Plasticizer adalah bahan organik dengan bobot molekul
rendah yang ditambahkan dengan maksud memperlemah kekakuan suatu film.
Plasticizer didefinisikan sebagai substansi non volatil yang mempunyai titik didih
tinggi, yang jika ditambahkan ke senyawa lain akan mengubah sifat fisik dan
mekanik senyawa tersebut. Penambahan plasticizer akan menghindarkan film dari
keretakan selama penanganan maupun penyimpanan yang dapat mengurangisifat–
sifat tahanan film (Sumarto 2008).
E. Kubis
Kubis mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor,
besi, natrium, kalium, vitamin ( A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium,
dan beta karoten. Selain itu juga mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB),
sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukan glutation (Dalimartha, 2000).
Brassica dan banyak genus Brassicaceae mengandung senyawa glukosinolat yang
merupakan molekul yang dibentuk dari protein dan karbohidrat (Vincent, 1998).
H. METODE PELAKSANAAN
Metode Penelitian
Cara pengambilan data, kami menggunakan metode eksperimen dari hasil
penelitian, kemudian menganalisa hasil dengan grafik dan metode ekstraksi
dan karakterisasi kubis putih.
Variabel Penelitian
Variabel terikat antara lain:
- Kubis : 500 gram
- Waktu perebusan : 7 - 10 menit
Variabel berubah antara lain:

- PVA : 3 gr, 3 gr, 3,5 gr, 3,5 gr, 4 gr


- Gliserol : 1 mL, 1 mL, 1 mL, 2 mL, 1 mL
- Aquadest : 100 mL, 80 mL, 100 mL, 100 mL, 100 mL

7
Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan:


- Baskom
- Blender
- Erlenmeyer
- Gelas ukur 250 mL
- Kompor
- Kertas pH
- Loyang
- Oven
- Panci
- Pisau
- Saringan
- Spatula
- Stopwatch
- Termometer
- Timbangan Digital
Bahan-bahan yang digunakan:
- Limbah kubis
- Aquadest
- PVA
- Griserol
Prosedur penelitian

1. Persiapan Bahan Baku


- Mencuci limbah kubis pilihan dan memisahkan kubis yang busuk (kualitas
jelek)
- Mengangin-anginkan limbah kubis yang telah dicuci agar kering
- Melepas ruas-ruas kubis untuk mempermudah proses pengecilan ukuran
kubis sebelum di timbang
- Memotong kecil-kecil kembali ruas yang telah dipotong tadi agar ekstrak
warna dari dalam daun dapat keluar

8
- Menimbang kembali sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan dalam
ekstraksi
2. Proses Ekstraksi Limbah Kubis
A. Perebusan Limbah Kubis
- Merebus air sampai mendidih dengan suhu 80 sampai 100 ˚C selama 7
sampai 10 menit menggunakan kompor
- Memasukkan potongan kubis dalam air mendidih hingga seluruh daun
berwarna putih
- Menentukan perbandingan kubis dengan aquadest ditentukan dengan
komposisi 1:1, 1:2, 1:3
B. Penghancuran Limbah Kubis
- Menghancurkan kubis yang telah dipanaskan dan telah ditimbang
menggunakan blender agar permukaan bahan dan ekstrak warna dapat
lebih pekat
- Mencampurkan kembali aquadest dengan kubis yang telah dihancurkan
dengan perbandingan 1:1, 1:2, 1:3
- Memasukkan kubis yang telah dihancurkan kedalam erlenmeyer
- Menentukan perbandingan banyaknya pelarut yang digunakan yakni 1:1,
1:2, 1:3
3. Pembuatan Film PVA Limbah Kubis
- Menentukan jumlah PVA yang digunakan untuk pembuatan film sebesar 3,
3,5 dan 4 gram (b/v) per 100 mL pelarut
- Melarutkan PVA dalam 100 mL aquadest
- Memanaskan pada suhu 80 sampai 100 ˚C
- Menambahkan ekstrak limbah kubis dan dilakukan pengadukan konstan
- Menambahkan gliserol sebagai Plasticizer pada larutan film
- Menentukan jumlah gliserol sebesar 1, 2, dan 3 mL dan diaduk hingga
homogen, setelah homogen larutan didinginkan disuhu ruang
- Menuangkan larutan pada media (Loyang) dan diratakan dengan spatula
guna untuk membentuk lembaran film
- Mengeringkan larutan dalam loyang tersebut didalam oven dengan suhu
50˚C selama 24 jam
- Melepaskan film dari cetakan

9
Diagram Alir Penelitian

Aquadest (100, 80,


100, 100, 100 mL)

PVA (3, 3, 3.5, Pemanasan 80-100OC


3.5, 4 gram)

Penambahan Pelarutan PVA dan pengadukan


ekstrak limbah konstan
kubis

Gliserol (1, 1, 1, Larutan film


2, 1 mL)

pendinginan

Penuangan di loyang

Pengeringan 50OC (oven) selama 24


jam

Pelepasan film dari cetakan

Film limbah kubis

Gambar.1. Diagram Alir Pembuatan Film Limbah Kubis

10
A. JADWAL KEGIATAN
Berikut adalah rencana jadwal pelaksanaan penelitian.

Tabel I.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1. Studi literatur
2. Persiapan alat & bahan
3. Pelaksanaan penelitian
4. Analisa hasil
5. Evaluasi
6. Penyusunan Laporan

B. RENCANA BIAYA
Bahan Habis Pakai
No. Nama Bahan Jumlah Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1. Kubis 500 gr 4.000/kg 2.000
2. Aquadest 1L 14.000/L 14.000
3. PVA 250 gr 335.000/kg 83.750
4. Gliserol 250 gr 166.000/L 41.500
TOTAL 141.250

Peralatan Penunjang Penelitian


No. Nama Alat Jumlah Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1. Timbangan Digital 1 45.000 45.000
2. Spatula 2 8.000 16.000
3. Saringan 1 5.000 5.000
4. Termometer 1 220.000 220.000
5. Baskom 2 5.000 10.000
6. loyang 1 60.000 60.000
7. Pisau 2 15.000 30.000
8. Blender 1 69.000 69.000

11
9. Gelas ukur (250 mL) 2 11.000 22.000
10. erlenmeyer (250 ml) 2 40.000 80.000
11. Kompor 1 150.000 150.000
12. Kertas pH 1 270.000 270.000
13. Oven 1 150.000 150.000
14. Panci 1 10.000 10.000
TOTAL 1.137.000

Biaya Transportasi
No. Keterangan Jumlah Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1. Biaya pengambilan limbah
2x 150.00 300.00
laundry
2. Biaya perjalanan
pembelian bahan habis 10x 100.00 100.000
pakai
TOTAL 130.000

Biaya Lain-lain
No. Nama Alat Jumlah Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
1. Biaya masuk laboratorium 1 120.000 120.000
2. Pembelian tinta 2 30.000 60.000
3. Pembelian kertas (rim) 2 35.000 70.000
4. Biaya fotokopi (paket) 1 100.000 100.000
5. Jilid laporan (paket) 1 150.000 150.000
6. Biaya publikasi ilmiah 1 100.000 100.000
TOTAL 600.000

12
Rekapitulasi Rencana Biaya
No. Perkiraan Pengeluaran (Rp)
1. Bahan habis pakai 141.250
2. Peralatan penunjang penelitian 1.137.000
3. Transportasi 130.000
4. Lain-lain 600.000
TOTAL 2.008.250

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Ajayi, O. A. dan Olawale, A. S. 2009. A Comparative Study of Thermal and


Chemical Activation of Canarium schweinfurthii Nutshell. Journal of Applied
Sciences Research, 5(12): 2148-2152, 2009
2. Alfathoni, Girun. 2002. Rahasia Untuk Mendapatkan Mutu Produk Karbon
Aktif Dengan Serapan Iodin di atas 1000 MG/G. Yogyakarta
3. Amiarsi, D. et al. 2006. Pengaruh Jenis dan Perbandingan Pelarut terhadap
Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar. In J.Hort 16 (4): 356-359
4. Anonim. 1995. Arang Aktif Teknis. Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-
3730-1995. Jakarta.
5. Atawia, B. A., S. A. S. Hallabo and M. K. Morsi. 1998. Effect of Type of
Solvent on Quantity and Quality of Jasmine Concrete and Absolute. Egyptian
J. Food Sci 16 (1-2): 213-224.
6. Cobb, A., M. Warms, E.P. Maurer, and S. Chiesa. 2012. Low-tech coconut
shell activated charcoal production. International Journal for Service
Learning in Engineering 7 (1): 93-104.
7. Darliah, Tohar Danakusumah, dan Dedeh S Badriah. 1992. Penampilan sifat-
sifat kuantitatif beberapa kultivar mawar di Cipanas dan Cipayung. J. Hort. 2
(3): 43-46.
8. Gunther, E. 1952. The essential oils vol. 5 van Nostrand Reinhold Company.
New York. p.3-56.
9. Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid 1. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
10. Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu
Pengantar. Diterjemahkan oleh Sutjipto A. Hadikusumo. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
11. Kataren S. 1985. Minyak Atsiri. Pengantar Teknologi. PN Balai Pustaka.
Jakarta. Hlm. 283-292.
12. Meilita Taryana. 2002. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya).
Skripsi Jurusan Teknik Industri. FT-USU.
13.
LAMPIRAN

Biodata Peneliti
Nama : Philar Pandega
Jenis Kelamin : Laki-laki
Program Studi : Teknik Kimia
NIM : 1514901
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 21 Maret 1993
E-Mail : philar.pandega@yahoo.co.id
Nomor Telepon/HP : 082137091007
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA D3 S1
Politeknik
Nama SDK Panti SMPN 1 SMA Islam ITN
Negeri
Institusi Parama Pandaan Malang Malang
Malang
Teknik Teknik
Jurusan - - IPA
Kimia Kimia
Tahun
2015-
Masuk- 1999-2005 2005-2008 2008-2011 2011-2014
sekarang
Lulus

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi


persyaratan pengajuan usulan penelitian.

Malang, 16 April 2016

Philar Pandega
Nama : ST. Aisyah Humaerah
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : Teknik Kimia
NIM : 1414049
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 07 Juli 1996
E-Mail : aisyahhumaerah@gmail.com
Nomor Telepon/HP : 082353062048
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA S1
MI SMP
Nama Muhamma Muhamma ITN
SMAN 3 Gowa
Institusi diyah, diyah Malang
Kcci-Kacci Limbung
Teknik
Jurusan - - IPA
Kimia
Tahun
2014-
Masuk- 2000-2006 2006-2009 2009-2012
sekarang
Lulus

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi


persyaratan pengajuan usulan penelitian.

Malang, 16 April 2016

ST. Aisyah Humaerah


Biodata Dosen Pembimbing
Nama : Ir. Muyassaroh, MT.
NIP/NIK : NIP. Y 1039700306
Tempat dan Tanggal Lahir : Sidoarjo, 26 September 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki √ Perempuan
Status Perkawinan : √ Kawin Belum Kawin Duda/Janda
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : III C / Penata
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Nasional Malang
Alamat : Jl. Bendungan Sigura-gura no.2 Malang
Telp./Faks. : (0341) 551431 / (0341) 553015
Alamat rumah : Jl. Tlogo Agung I/8 Malang
Telp./Faks. : (0341) 578893
Alamat email : muyassrh@yahoo.co.id
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/Program Studi

1992 Sarjana (S-1) UPN Surabaya Teknik Kimia


2007 Magister Teknik (S-2) ITS Surabaya Teknik Kimia

PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri) Penyelenggara
Jurusan T.Kimia
2010 Hysys Plant 3.1 Trainer
ITN Malang
Kopertis Wilayah
2011 Pelatihan penyusunan Borang Akreditasi
VII Jawa Timur
2013 Penyusunan Kurikulum berbasis Kompetensi sesuai KKNI ITN Malang
2013 Pemantapan etos kerja Implementasi PHKI Tema A ITN Malang
Klinik pendampingan penyusunan proposal penelitian dan
2014 ITN Malang
pengabdian kepada masyarakat
PENGALAMAN JABATAN
No. Peran/Jabatan Institusi Tahun
Teknik Kimia
1. Ketua Jurusan Teknik Kimia 2007 - 2011
ITN Malang
FTI ITN
2. Anggota SENAT Fakultas 2009 - 2012
Malang

3. Anggota SENAT Institut ITN Malang 2011 - 2015

PENGALAMAN MENGAJAR
Program Institusi/Jurusan/
Mata Kuliah Tahun
Pendidikan Program Studi
Manajemen Industri S-1 Teknik Kimia 2010 - 2014
Pengendalian Proses S-1 Teknik Kimia 2010 - 2014
Fenomena Perpindahan S-1 Teknik Kimia 2010 - 2014
M.T.K I S-1 Teknik Kimia 2010 - 2014
Teknologi Minyak Atsiri II S-1 Teknik Kimia 2010 - 2014

PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana
Pengambilan Citronellal Oil dari Cymbopogan
2010 Ketua Swadana
Winterianus dengan proses ekstraksi destilasi
Pengambilan kurkumin dari rimpang kunyit
2010 Anggota Swadana
dengan proses ekstraksi destilasi
Ekstraksi Minyak Atsiri pada Tanaman
Kemangi (Ocinum x Citriodorum) dengan LPPM ITN
2011 Anggota
Proses Destilasi untuk Bahan Makanan dan Malang
Obat
Pengaruh Perlakuan Bahan dan Jenis pelarut
LPPM ITN
2011 terhadap Kualitas Citronellal Oil Pada Proses Ketua
Malang
Ekstraksi Cymbopogon Winterianus
Sitronellal dari Minyak Sereh Wangi dengan
2011 Variasi Kecepatan Pengadukan dan Ketua Swadana
Penambahan Natrium Bisulfit
Kinetika Reaksi Esterifikasi Minyak Jarak
LPPM ITN
2012 Pagar dengan Katalis H2SO4 dan Adsorben Anggota
Malang
Silika Gel untuk Pembuatan Biodiesel
Peningkatan Kadar Metil Ester dari Minyak
2012 Swadana
Jarak Pagar dengan Penambahan Co-solvent
Biodiesel dari minyak jarak pagar dengan
2012 variasi penambahan Co-Solvent dan waktu Ketua Swadana
reaksi.
Peningkatan kandungan protein nangka muda LPPM ITN
2012 Anggota
sebagai bahan baku pembuatan abon Malang
Sintesa biodiesel dari minyak biji pepaya
2013 Anggota DIKTI
dengan reaksi transesterifikasi in situ.
Minyak kencur dari rampang kencur dengan
2013 Anggota Swadana
variabel jumlah pelarut dan waktu maserasi.
Penentuan rendemen dan kadar patchouli
alcohol minyak nilam dari tanaman nilam
2013 Ketua Swadana
menggunakan destilasi uap dengan variasi
bagian tanaman dan tekanan operasi
KARYA TULIS ILMIAH
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
Sitronellal dari Minyak Sereh
Jurnal Teknik Kimia, ISSN :
Wangi dengan Variasi Kecepatan
2011 1978- 0419, Teknik Kimia UPN
Pengadukan dan Penambahan
”Veteran” Surabaya
Natrium Bisulfit
Biodiesel dari minyak jarak pagar Jurnal Teknik Kimia, ISSN :
2012 dengan variasi penambahan Co- 1978- 0419, Teknik Kimia UPN
Solvent dan waktu reaksi. ”Veteran” Surabaya
Minyak kencur dari rampang Jurnal Teknik Kimia, ISSN :
2013 kencur dengan variabel jumlah 1978-0419,Teknik Kimia UPN
pelarut dan waktu maserasi. ”Veteran” Surabaya
B. Makalah / Poster
Tahun Judul Penyelenggara
Pengambilan Citronellal Oil dari Cymbopogan
2010 UPN Surabaya
Winterianus dengan proses ekstraksi destilasi
Universitas
Pengaruh perlakuan bahan dan jenis pelarut terhadap
2010 Widyamandala
kualitas citronellal Oil pada proses ekstraksi destilasi
Surabaya

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara
Seminar Nasional “Soebardjo
2010 Teknik Kimia UPN Surabaya
Brotohardjono
Proceeding of the 9th National
conference Design and Application of Teknik Kimia Widyamandala
2010
Technology Surabaya
KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Tahun Kegiatan
Narasumber Program Acara I Love Malang Raya di ATV Batu Malang
2011
dengan Tema Minyak Atsiri dari Sereh Wangi
Penerapan Pembuatan Minyak Atsiri dari Sereh Wangi bagi Masyarakat di
Dukuh Banaran RT 07 RW 08 Desa Babadan Kecamatan Ngajum
2012
Kabupaten Malang
Melakukan pelatihan uji bahan pangan di Jl. Mliwis 37 Sukun, kelurahan
2013
Sukun Kota Malang
Mengadakan Pelatihan Uji Bahan Tambahan pada Makanan di Merjosari RT
2014
02 RW 01 Lowokwaru Malang

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini


adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggung
jawabkannya.

Malang, 16 April 2016


Yang Menyatakan,

Ir. Muyassaroh, MT
NIP. Y 1039700306

Anda mungkin juga menyukai