-i-
Konsep Buku Putih
- ii -
Konsep Buku Putih
- iii -
Konsep Buku Putih
- iv -
Konsep Buku Putih
-v-
Konsep Buku Putih
- vi -
Konsep Buku Putih
- vii -
Konsep Buku Putih
- viii -
Konsep Buku Putih
SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi Teknis adalah Suatu uraian atau ketentuan-ketentuan yang disusun secara
lengkap dan jelas mengenai suatu barang/jasa, metode atau hasil akhir pekerjaan yang
dapat dibangun, atau dikembangkan oleh pihak lain sehingga memenuhi keinginan semua
pihak.
2) Persyaratan bahan dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin
menggunakan produksi dalam negeri dan semaksimal mungkin diupayakan
menggunakan standar nasional Indonesia;
5) Mencantumkan macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
Lokasi pekerjaan sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Teknis/Lapangan dan dapat dilihat
pada gambar-gambar rencana terlampir.
Hal -1
Konsep Buku Putih
1.1.1.2 Perijinan
Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin
yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin
penerangan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin pengurugan, izin trayek dan
pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai
dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
(3) Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya (Bisa diterapkan tidak bertentangan
dengan lingkungan, rekomendasi pemberi tugas)
(4) Merupakan pilihan alternatif terbaik ( pertimbangan terbaik manajemen dan tetap
ekonomis)
(1) Dalam masa kontruksi penyedia jasa harus melaksanakan langkah-langkah K3.
(2) Pelaksanaan Kontruksi yang hemat energi, hemat biaya, kemanan pegawai,
minimalisasi pencemaran lingkungan, mengurangi kebisingan sewaktu pelaksanaan,
penanganan limbah beracun, peralatan dan teknologi yang ramah lingkungan.
Hal -2
Konsep Buku Putih
Mengurangi material kayu pada kusen dan menganti dengan alumunium, kalau
terpaksan menggunakan kayu, kayu harus tahan lama dan dikerjakan oleh ahlinya.
Reciclyng
(4) Mengganti material bekisting dari kayu menjadi plat baja atau plastik ( Reuse )
(5) Mendaur Ulang air hasil pengolahan lumpur menjadi sumber air baku ( Recycle).
(6) Memanfaatkan endapan hasil pengolahan lumpur untuk bahan dasar. misalnya
pembuatan bata setelah sebelumnya diolah terlebih dahulu ( Reduce ) oleh pengguna
pembangunan WTP.
(7) Pemanfaatan sumber Alami sebesar besarnya misalnya penampungan air hujan,
pemanfaatan matahari, aliran air sungai.
Lingkup Penggunaan Umum SKA dan SKT di Lingkungan Pekerjaan Perpipaan dan
Kontruksi SPAM secara umum dapat dilihat pada table di bawah ini.
Hal -3
Konsep Buku Putih
Hal -4
Konsep Buku Putih
Catatan :
Dalam Pemilihan Komposisi kebutuhan SDM dengan keahlian dan tingkat keahlian tertenttu harus diperhatikan,
kerumitan pekerjaan yang akan dihadapi, Efisiensi Pembiayaan, tepat sasaran dan biaya, dan pengadaan oleh
pihak ketiga misalnya ahli pengujian air bisa melalui Lab umum yang sdm nya mempunyai TA tersebut. Atau
untuk pekerjaan SD 10 M, pekerjaan Scada dapat memakai Bisa SKA TE 005 tapi menguasai TE 057 dan 058,
komposisi yang diusulkan adalah sebagai berikut dikaitkan dengan pembiayaan Proyek.
KEBUTUHAN SKA/SKT
No Uraian Pekerjaan
< 2,5 M > 2,5 M Sd 10 M >10 M
1 PEKERJAAN 501/504,201 501/504,201 501/504 Utama, 201/216,211
PEMIPAAN Muda Madya Madya 301/313 Madya,
TT 003 Ts 011/014 TT 401/405 Madya
003 601/603/604 Madya,TS
04,011,014
TT 021 ,TT 003
2 PEKERJAAN 501/504,201 501/504,201 501/504 Utama,201/216,211
KONSTRUKSI Muda Madya Madya
SPAM TT 003,014, 405,058 301/313 Madya,401/405 Madya
TS010,TA.005, TS 027, TS 010 601/603/604 Madya,TS 010, TS
TT 003, TT 020, 027
Hal -5
Konsep Buku Putih
KEBUTUHAN SKA/SKT
No Uraian Pekerjaan
< 2,5 M > 2,5 M Sd 10 M >10 M
TA 005 TT 003,TM 004,006, TM
028,038, 039
TE 055, 057,058
Keterangan : Tabel di atas merupakan acuan pemakaian SKA dan SKT, namun komposisi
tidak mengikat da dapat berubah disesuaikan dengan jenis pekerjaan (spesifik) dan
kebutuhan. Keterangan Kode lihat di table atas.
(3) Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan tenaga ahli yang diperlukan
sesuai dengan lingkup pekerjaan.
Masing-masing tenaga ahli tersebut harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun.
(5) Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada
Direksi Teknis/Lapangan. Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing.
(6) Bila dikemudian hari menurut team Direksi Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang mampu
melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk
mengganti pelaksananya.
(7) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia
sudah harus menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
1.1.1.5 MC – 0
Mutual Check Nol adalah suatu bentuk laporan setiap jenis item uraian pekerjaan yang
dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan Bersama (MC 0%), Berita Acara
Serah Terima Lapangan (BA MC 0%), Schedule, Dan Rekap MC 0%.pekerjaan laporan ini
sangat berguna terutama untuk pekerjaan Up rating atau optimalisasi, untuk lebih mudah
mengukur perubahan Volume atau tetap, apabila ditemukan ketidak sesuaian anatara
lapangan dan RAB dari penyedia dan penerima jasa bias mengajukan MC – O untuk itu
penyedia harus melaksanakan langkah sebagai berikut :
Hal -6
Konsep Buku Putih
(1) Bersama sama dengan pemberi tugas memeriksa kondisi awal lapangan;
(4) Isi MC 0 yang dibuat penyedia atau bersama sama dengan pemberi tugas adalah, judul
nama pekerjaan, alamat, Uraian Pekerjaan, harga satuan, Volume Kontrak.
(5) MC 0 harus sesuai dengan harga satuan yang sudah disepakai antara penyedia jasa
dan pemberi tugas, terkecuali dikehendaki lain dengan alasan tertentu yang dapat
dipertanggung jawabkan.
(2) Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan Kantor Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
(3) Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan kantor Proyek dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
(4) Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan
Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
(1) Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam
dokumen kontrak.
(2) Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia harus
mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia
harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas
pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia harus mengganti material yang
Hal -7
Konsep Buku Putih
rusak atau kurang akibat cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian
Penyedia.
(3) semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Bila menurut pendapat
Direksi Teknis/Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
Penyedia tanpa biaya tambahan.
(4) Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
(1) Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan. Contoh-
contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
(2) Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknis/Lapangan harus disimpan terpisah
dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran Penyedia harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian
material.
(3) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/material yang disetujui sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat mengajukan
alternatif barang/material dengan kualitas yang sama dengan spesifikasi yang
ditentukan, dengan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
Organisasi kerja biasanya sudah di buat oleh penyedia Jasa walaupun masih draft
pelaksanaan, dalam masa persiapan penyedia Jasa harus sudah menyediakan model
organisasi kerja pelaksanaan pekerjaan, yang menggambarkan koordinasi dengan
Hal -8
Konsep Buku Putih
penerima jasa, Direksi teknis lapangan, organisasi induk penyedia jasa sebagi support
management, Tenaga di Site, dan pekerja serta management lapangan pelaksana. (Perlu
dibuat struktur proyek)
Kecil < 10 M
Menengah (10 – 50 M)
Besar (diatas 50 M)
Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk dilaksanakan /
dikerjakan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah /
bisa dimengerti di dalam pelaksanaan pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan
shopdrawing, gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang telah ada
dan disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Shopdrawing ini juga bisa digunakan
sebagai dasar pembayaran / penagihan kepada pemilik proyek.
(1) Penyedia wajib membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja lengkap sesuai
dengan kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar rencana atau yang diminta Direksi Teknis/Lapangan.
Shop drawing ini harus jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yang
diperlukan.
(2) Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
(3) Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/Lapangan sebelum
pelaksanaan pekerjaan
Hal -9
Konsep Buku Putih
(1) Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus diserahkan
kepada Direksi Teknis/Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
suatu tahapan pekerjaan dimulai. Program kerja tersebut harus sudah mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis/Lapangan. Jadwal pelaksanaan tersebut
harus mencakup :
a) Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
d) Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia.
e) Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f) Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
(2) Jadwal pelaksanaan tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta
lampiran penjelasan.
(3) Penyedia wajib memberikan salinan jadwal pelaksanaan yang telah disahkan oleh
Direksi Teknis/Lapangan dalam 5 (lima) rangkap kepada Direksi Teknis/Lapangan, dan
satu salinan harus ditempel di kantor lapangan (direksi keet) yang dilengkapi dengan
grafik kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
(4) Direksi Teknis/Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan grafik
rencana kerja dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Ruang lingkup pekerjaan tentunya akan merujuk sesuai dengan yang terdapat pada daftar
kuantitas form rencana anggaran biaya ( RAB ).
Hal -10
Konsep Buku Putih
(2) Untuk komponen pekerjaan tertentu (beton, baja, komponen instalasi dll.) harus
dilengkapi dengan gambar yang menjelaskan pelaksanaannya.
(1) Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar,
harus disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan
fisik yang bersangkutan dimulai antara lain:
b. Mesin pemadat/compactor
d. Crane
(2) Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat
yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
(4) Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
(5) Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat
Hal -11
Konsep Buku Putih
13.1. penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi
apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah
(scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan
lainnya.
(1) Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi, penyedia harus sudah
memperhitungkan pembuatan jalan masuk sementara dan/atau jembatan kerja
sementara yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti peraturan dan
semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
penyedia.
(3) Penyedia harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang ada dengan
mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta membatasi/membagi beban muatan.
(4) Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh pekerjaan
penyedia, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan menjadi tanggung jawab
penyedia dan harus segera diperbaiki.
A. Papan Nama
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama
proyek memuat :
B. Papan Pengumuman
Penyedia Jasa membuat papan pengumuman yang bisa diisi dengan progress pekerjaan,
pengumuman mengenai pekerjaan terkait lingkungan, pengumuman commissioning dll,
biasanya papan pengumuman berlatar belakang papan biasa.
Hal -12
Konsep Buku Putih
Penyedia Jasa harus menjamin dalam pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan lancar tampa
kendala terutama dari masyarakat dan instansi terkait, untuk itu penyedia jasa harus
melaksanakan Sosialisasi ke masyarakat dan instasi terkait mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan, cara pendekatan diserahkan ke penyedia jasa dan bila perlu dimediasi oleh
penerima jasa, dengan tujuan pekerjaan berjalan lancar dan pengaruh dampak negative
terhadap lingkungan seminimal mungkin, sosialisasi ke masyarakat setempat paling tidak
ke tokoh masyarakat, Agama, LSM, apparat keamanan setempat, rt dan rw yg langsung
terpapar oleh pekerjaan yang dilaksanakan.
(1) Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan
selanjutnya. Direksi Teknis/Lapangan dapat melakukan revisi pemasangan patok
tersebut bila dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui
Direksi Teknis/Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran
pekerjaan. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru
ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk
melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
(4) Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi Teknis/Lapangan atau
dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta
kembali persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Bila terdapat penyimpangan dari
gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang
dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi Teknis/Lapangan akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan
Hal -13
Konsep Buku Putih
a. Rambu peringatan;
b. Rambu larangan;
d. Rambu petunjuk.
A. Umum
(1) Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan salah satu aspek penting
yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena apabila hal tersebut diabaikan maka
kecekaan yang dialami oleh para pekerja akan berakibat pada turunnya kualitas kerja
yang di lakukan oleh para pekerja itu sendiri, sehingga segala bentuk kegiatan yang
dilakukan akan mengalami gangguan seperti tenaga kerja yang diperlukan menjadi
berkurang.
(2) Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Adapun di Negara kita, Undangundang Dasar
1945 yang mengisyaratkan bahwa setiap warga Negara Republik Indonesia berhak
mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusian. Dan pekerjaan baru memenuhi
Hal -14
Konsep Buku Putih
(3) Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang
cukup luas yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral tenaga
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
(4) Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita gunakan dan relatif memadai untuk
keperluan pembicaraan-pembicaraan biasa, namun menjadi kurang memadai untuk
pembicaraan-pembicaraan yang bersifat ilmiah dan sistematis menyangkut analisis
kebijakan publik. Robert Eyestone (dalam Winarno, 2002:15) mengatakan bahwa
secara luas kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai hubungan suatu unit
pemerintah dengan lingkungannya. Konsep yang ditawarkan Eyestone ini mengandung
pengertian yang sangat luas dan kurang pasti karena apa yang dimaksud dengan
kebijakan publik dapat mencakup banyak hal. Suatu kebijakan dikatakan sebagai
kebijakan publik apabila membawa manfaat yang diperoleh masyarakat yang bukan
pengguna langsung dari produk yang dihasilkan, jauh lebih banyak dan lebih besar dari
pengguna langsungnya.
(6) Menurut Sahartier (dalam Wahab, 2004 : 51) Implementasi dapat dikatakan sebagai
suatu untuk memahami apa yang nyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan, yakni kejadian-kejadian dari kegiatan yang timbul sesudah
disahkannya pedoman-pedoman kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha-usaha
untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada
masyarakat.
Hal -15
Konsep Buku Putih
(7) Dengan demikian kebijakan dipandang sebagai suatu proses, yang meliputi formulasi,
implementasi, dan evaluasi, suatu kebijakan di formulasikan atau dirumuskan dengan
maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah serangkaian tindakan yang
ditetapkan atau dilaksanakan dan dilakukan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
tertentu demi kepentingan masyarakat.
(8) Keselamatan Kesehatan Kerja pada setiap perusahaan sudah di dasari landasan
hukum, maka setiap kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sudah termasuk dalam
landasan hukum. Dan landasan hukum yang digunakan dalam setiap perusahaan ialah
Undang-undang 1970 nomor 1 tentang tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Dan masuk juga dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja RI nomor PER 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1,
2014: 1-11
(9) Pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko. Suma’mur
(2001:1) Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial,
dengan usaha preventif, terhadap penyakit atau gangguangangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-
penyakit umum. Tujuan kesehatan kerja adalah untuk melindungi pekerja dari segala
hal yang dapat merugikan kesehatan akibat kerja.
(10) Lingkungan adalah lingkungan tempat kerja yang terjadi akibat dari suatu kegiatan di
tempat Kerja : temperatur atau suhu atau dingin, kelembaban, berdebu, kebisingan,
dan lain-lain. Faktor-faktor di atas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling interaksi atau
bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Dalam melakukan
pemeriksaan kecelakaan, faktor-faktor tersebut harus menjadi dasar pemikiran untuk
mencari penyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan pencegahan.
Lingkungan tempat kerja merupakan suatu faktor yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, karena hal tersebut menimbulkan sakit akibat bila terlalu lama.
B. SOP K3
Hal -16
Konsep Buku Putih
(1) Penyedia wajib menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
dibahas dengan PPK sebagaimana yang disusun pada awal kegiatan.
b) Harus mencantumkan kategori risiko pekerjaan yang telah ditentukan bersama PPK.
d) Tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji
ulang) dilakukan setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berlangsung.
(3) Penyedia wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi atau melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
(4) Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang bergabung dalam satu
kegiatan.
(5) Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan
yang berlaku.
(6) Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
(7) Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
(8) Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang pekerjaan
umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada akhir pekerjaan.
(9) Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja kosntruksi
yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
(10) Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
Hal -17
Konsep Buku Putih
(11) Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 onstruksi Bidang Pekerjaan Umum
yang meliputi : inspeksi tempat kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan
konstruksi sesuai dengan RK3.
(12) Penyedia yang melaksanakan pekerjaan tingkat resiko tinggi wajib memiliki sertifikat
K3 perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh
Komite Akreditasi nasional (KAN).
Penyedia Jasa wajib menyediakan APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard
dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Dalam Pekerjaan Sistem Penyediaan Air Bersih secara Umum peralatan APD yang umunya
digunakan adalah sebagai Berikut :
(7) Uniform
(8) Rompi
(9) Masker
Peralatan ini harus diganti apabila rusak dan habis masa pakainya.
Hal -18
Konsep Buku Putih
Hal -19
Konsep Buku Putih
D. Tenaga Ahli K3
1) PT. Sucofindo
6) Untuk Yang mengacu Ke OSHAS 18001 : 1999 Penyedia Jasa Bebas Menentukan
keluaran lembaga sertifikasi manapun untuk TA K3.
(1) Penyedia harus membuat kantor proyek, tempat bagi pelaksana dan Direksi
Teknis/Lapangan bekerja, dengan luas yang memadai (minimal 10 m2) dan dilengkapi
dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
(2) Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca
dan pencurian.
(3) Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau
dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
(4) Penyedia harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat (bedeng) dan
tempat ibadah bagi pekerja penyedia.
(5) Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi
tukang/pekerja Penyedia dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari
pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
Hal -20
Konsep Buku Putih
tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, Penyedia tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Direksi Teknis/Lapangan sebelum memulai pekerjaan, agar Direksi Teknis/Lapangan
mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
1.1.3.1 Foto/Dokumentasi
(1) Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan
lingkungan, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
(2) Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan
100% , atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Direksi Teknis/Lapangan.
Dalam pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi
dan kondisi kemajuan pekerjaan.
(3) Pengambilan Dokumentasi diambil dari titik pemotoan yang sama agar jelas terlihat
jelas kemajuan pekerjaannya.
(1) Setelah pekerjaan selesai Penyedia diharuskan menyerahkan As build drawing yang
menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya bila ada paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
(2) Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
Hal -21
Konsep Buku Putih
(4) Apabila penyedia terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
(5) Apabila penyedia tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
memperhitungkan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan ketentuan dalam
syarat-syarat khusus kontrak.
Bentuk surat dukungan dan pengadaan barang harus termuat minimal sebagai Berikut :
(2) No surat
1.1.3.4 Rapat-Rapat
(2) Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani
oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
Hal -22
Konsep Buku Putih
(1) Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan Penyedia dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Prosentase
pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.
(2) Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
(1) Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai dengan kontrak.
(2) Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat
bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, Penyedia dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Serah terima Pekerjaan adalah bagian dari Proses Pengadaan Barang/Jasa, dimana
proses tersebut dilaksanakan setelah selesainya waktu “Pelaksanaan” pekerjaan
yang sebut dengan Serah Terima Pertama pekerjaan dan selesainya waktu
“Pemeliharaan” Pekerjaan disebut Serah Terima Akhir Pekerjaan, agar pekerjaan
yang telah dilaksanakan bersama-sama oleh yang mengikat perjanjian betul-betul telah
berjalan dan terlaksana secara ekonomis, efektif dan efisien, maka dalam rangka
pengawasan internal Pengguna Jasa selaku pemberi kewenangn merasa perlu
memisahkan antara pelaksana pekerjaan dengan penerima pekerjaan Pelaksana
pekerjaan adalah orang yang mengikatkan diri dalam bentuk perjanjian yaitu Penyedia
Jasa dan Pengguna Jasa, Penyedia sekurang-kurang ditanda tangani oleh Wakil
direktur dengan dilengkapi kuasa, sedangkan Pengguna Jasa sekurang-kurangnya
ditanda tangani oleh PPK yang merupakan Pejabat Paling Bawah yang bisa menerima
delegasi kewenangan PA, Serah terima Pekerjaan merupakan bagian yang sangat
penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, PPHP menjadi orang yang bertanggung
jawab langsung kepada pemberi wewenang atau yang menunjuknya.
(1) Dasar
Hal -23
Konsep Buku Putih
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat
yang harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan surat
permohonan pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK
akan membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan
maupun administrasi (dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk
Tim Pemeriksa tambahan atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada.
Setelah pekerjaan diperiksa, PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan
yang biasa dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Awal (PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Kontraktor
Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5% ditagihkan setelah masa
pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
b) Pemeliharaan
Hal -24
Konsep Buku Putih
Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO, dimulai
dari surat serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada
PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain berupa catatan-catatan,
analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil
pekerjaan terhadap umur rencana perbaikan perbaikan bila terjadi kerusakan.
Setelah diperiksa oleh para pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima
Akhir (FHO) guna mengambil Uang Retensi 5%.
Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan, yang terdiri
dari:
(1) Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan realisasi
aktivitas pekerjaan harian.
Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan tindak
lanjutnya;
(2) Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan termasuk
tindak lanjutnya, serta catatan lain yang dianggap perlu.
Hal -25
Konsep Buku Putih
(3) Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan,termasuk hasil pelaksanaan RK3K,
program mutu dan lingkungan.
Penyedia dengan tanggungan sendiri dan dengan diketahui Direksi Teknis/Lapangan harus
mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan
dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya
karena pengaruh cuaca dan proses pengangkutan.
(2) Harus dimulai sebelum proyek dikerjakan dan dikembangkan bersamaan dengan
pelaksanaan proyek,
(5) Harus ada komitmen untuk mencapai sukses dari anggota project team yang lain,
khususnya bagian teknik dan pelaksana. Hal ini membutuhkan keterlibatan, pelatihan
dan komunikasi.
(6) Mencakup suatu penjadwalan yang sesuai dengan persyaratan teknis dan
pelaksanaan, jika penundaan dan faktor lainnya diperhitungkan, maka harus juga
tercermin dalam penjadwalan ini,
(7) Mampu meramalkan kondisi yang akan datang dan mungkin dilakukan perubahan bila
diperlukan,
(8) Disajikan dalam bentuk yang dapat dengan mudah diterapkan oleh pelaksana, mandor,
bila mungkin oleh pekerja
(9) Tanggung jawab harus dipertegas bagi semua material yang digunakan termasuk
fasilitas sementara, bahan habis pakai, material konstruksi sementara
a. Semen
Semen harus disimpan dengan metode yang baik dan benar. Tujuannya untuk
mempertahankan kualitas dari semen tersebut. Semen yang bermutu bagus ditandai dari
Hal -26
Konsep Buku Putih
butirannya yang terurai dan terlihat lembut seperti debu. Salah dalam menyimpan semen,
maka akibatnya kualitasnya bakal menurun karena menggumpalnya partikel-partikel
semen.
Tetap Letakkan di Tempat yang Terlindung, Jika karena alasan-alasan tertentu tidak
mungkin menyimpan semen di dalam gudang, tetaplah meletakkan semen tersebut di
tempat yang teduh. Utamanya yaitu tempat yang terlindung dari terik matahari dan
curah hujan yang tinggi. Tutuplah susunan semen ini menggunakan kain terpal untuk
memberikan perlindungan yang lebih maksimal.
Untuk menyimpan besi beton yang pertama, tidak menggunakan ruangan yang tidak
tertutup dan juga lembab. Ruangan yang tidak tertutup akan membuat besi beton
terpapar cuaca langsung dan juga udara yang lembab sehingga dapat membuat besi
beton menjadi berkarat dan berkurang kekuatannya.
besi beton tidak disimpan dengan meletakkannya langsung diatas tanah, hal ini akan
menyebabkan proses oksidasi besi terjadi lebih cepat. Untuk mengatasinya perlu
Hal -27
Konsep Buku Putih
melapisi bagian bawah besi beton dengan menggunakan kayu dengan ketinggian
minimal 20 cm dari tanah.
Selain air, besi beton juga tidak boleh terkena minyak, lumpur yang tentunya
mengandung air, dan juga zat lainnya terutama zat yang memiliki sifat asam. Zat yang
memiliki sifat asam ini akan membuat besi beton menjadi lebih cepat berkarat
sehingga harus dihindari.
Penyimpanan harus dilakukan di ruangan yang kering dan memiliki sirkuasi udara
yang baik. Sirkulasi udara yang baik akan mencegah terjadinya peningkatan
kelembaban udara sehingga akan mencegah proses perkaratan pada besi beton.
c. Pipa
Pipa harus ditumpuk pada permukaan yang datar, bebas dari benda tajam dan batuan
yang dapat merusak dan mengubah bentuk pipa.
Penopang lateral berupa tonggak harus dipasang pada jarak interval maksimum 1,5
m dengan lebar penopang minimum 5 cm. Jika pipa dalam ikatan sekitar 1 x 1 m,
penopang lateral dapat ditempatkan dengan jarak 2,5 sampai 3 m ke arah panjang
pipa.
Ujung soket dan ujung spigot tidak boleh terbebani dengan cara diberi bantalan
Hal -28
Konsep Buku Putih
Jauhkan penyimpanan pipa dari bahan bakar, pelarut atau cat dan bahan yang mudah
terbakar lainnya.
Serah terima lapangan merupakan proses penyerahan lapangan dari PPK kepada penyedia
jasa yang dituangkan dalam berita acara penyerahan lapangan, Berita Acara penyerahan
lapangan secara umum berisi :
(7) Uraian Biasanya mengenai Peralihan Tanggung Jawab dan keterangan penanggung
jawab Lapangan.
(9) Tanda tangan yang Menyerahkan, tanda tangan yang menerima dan mengetahui
SATKER /KEPALA DINAS
Hal -29
Konsep Buku Putih
Sedangkan Sertifikat tagihan secara termijn berdasarkan kemajuan pekerjaan dan atau
kesepakatan sesuai diatur dalam kontrak pekerjaan.
(1) Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi pekerjaan yang penilaiannya dilakukan
dengan Sertifikat Bulanan atau sistem Termin, sebagaimana tertuang dalam dokumen
kontrak.
(2) Pembayaran dilakukan dalam mata uang rupiah atau mata uang lain sesuai nilai atau
harga yang dicantumkan dalam perjanjian kontrak.
(3) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati, akan diproses oleh pengguna
barang/jasa apabila penyedia barang/jasa (kontraktor) telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan.
(4) Pengguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.
(6) Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran kepada
pengguna barang/jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
subkontraktor sesuai dengan perkembangan (progres) pekerjaannya.
(7) Sistem pembayaran prestasi hasil pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak
(angsuran/termijn atau bulanan/ monthly certificate ).
Hal -30
Konsep Buku Putih
Kemajuan hasil pekerjaan tersebut harus sudah mendapat penetapan dari direksi
teknis selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah diterimanya laporan kemajuan
hasil pekerjaan tersebut berikut kelengkapan data pendukungnya.
(8) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang
telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan.
(9) Bila terjadi ketidaksesuaian dalam perhitungan prestasi hasil pekerjaan, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta penyedia
jasa untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan
hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui
untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah nilai
tagihan.
(10) Pembayaran terakhir sebesar 100% (seratus persen) dari nilai kontrak hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan penyedia jasa harus
menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak setelah
berita acara penyerahan
Pembayaran secara termin adalah pembayaran akan dilakukan sesuai dengan progress
pekerjaan di lapangan. Sistem termin ini ada 2 macam, yaitu progress payment dan monthly
progress payment.
(1) Pada sistem progress payment biasa sudah ditentukan progress pekerjaan tertentu
akan dibayar dengan ketentuan tertentu yang dituangkan dalam kontrak.
a) Misalnya kumulatif progress pekerjaan di lapangan 25% maka akan dibayar 25%,
kumulatif progress pekerjaan di lapangan 50% maka akan dibayar 25%, kumulatif
Hal -31
Konsep Buku Putih
progress pekerjaan di lapangan 75% maka akan dibayar 25%, progress pekerjaan di
lapangan 100% maka akan dibayar 25%.
b) Karena berdasarkan progress maka kadang tidak setiap bulan kontraktor akan
menerima pembayaran.
(2) Sedangkan pada sistem monthly progress, berapa pun progress yang diperoleh pada
setiap akhir bulan akan dibayar setiap bulannya. Biasa dengan ketentuan progress
minimum yang harus dicapai untuk dapat menerima pembayaran.
a) Misal setelah bulan pertama progress 6% maka akan dibayar 6%, selama bulan kedua
progress 10%maka akan dibayar 10%, dan seterusnya.
b) Keuntungan sistem monthly progress adalah jika setiap bulan progress di atas batas
progress minimum maka kontraktor akan menerima pembayaran setiap bulan. Dari sisi
cashflow sistem ini yang paling baik untuk pihak kontraktor.
c) Jangan lupa dengan retensi yang biasa besarnya 5% dari nilai kontrak. Retensi
merupakan jaminan pemeliharaan yang akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan
yang disepakati dalam kontrak. Umumnya masa pemeliharaan untuk proyek konstruksi
adalah 180 hari kalender.
(3) Jadi pada saat pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima pertama atau progress
100% sebenarnya kontraktor baru dibayar 95% dari nilai kontrak, sisanya yang 5% dari
nilai kontrak sebagai retensi yang akan dibayarkan setelah serah terima kedua atau
setelah masa pemeliharaan selesai.
(4) Harus ada Penjelasan awal adalah bagaimana cara pembayaran dan berapa lama
waktu prosesnya. Karena tidak sedikit pemberi Tugas yang sangat lama proses
pembayarannya.
(5) Umumnya setelah berkas penagihan termasuk progress lengkap diterima dengan baik,
pemilik proyek akan melakukan pembayaran maksimum 2 minggu. Tetapi itu juga
sangat tergantung dari cash flow pemberi tugas.
(1) Pada sistem ini kontraktor akan melaksanakan seluruh pekerjaan sampai 100% baru
dilakukan pembayaran langsung 100% dikurangi dengan retensi 5%. Sistem ini sangat
memberatkan kontraktor dengan modal kecil, karena harus melakukan dana talangan
biaya proyek.
Hal -32
Konsep Buku Putih
(2) Cashflow sudah pasti negatif karena biaya untuk pelaksanaan proyek seperti material
dan upah tenaga kerja terus keluar tetapi pembayaran diterima setelah semua
pekerjaan selesai.
(3) Sistem pembayaran turn key agak jarang digunakan karena biasanya kontraktor
keberatan dengan sistem pembayaran seperti ini.
Unit Air Baku merupakan unit free treatment yang mengolah air permukaan sebagai air
bakunya. Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam pembuatan Unit air baku ini meliputi :
(2) Melaksanakan pekerjaan Sipil berupa, pekerjaan tanah, beton, Baja, pintu, plesteran,
tangga, pengecatan yang sesuai peruntukannya, water propping, water stop,
bendungan, jecking, pengeboran.
(3) Jasa pengadaan daya listrik berupa penyambungan PLN bila memungkinkan,
pengadaan Genset, atau penarikan kabel dari unit IPA ke Unit, pengadaan dan
pemasangan panel panel listrik, penerangan.
(5) Pengadaan dan pemasangan pompa serta acsesoriesnya sesuai dengan RAB
kontrak.
Hal -33
Konsep Buku Putih
d) Penutup bangunan penangkap dibuat dari beton bertulang dengan tulangan praktis
e) Bak penampung harus kedap air, permukaan licin, tertutup, dilengkapi dengan
manhole, pipa udara, pipa peluap dan pipa penguras.
a) Semen
Semen yang dipergunakan adalah Portland Cement (PC) yang memenuhi syarat,
berasal dari satu pabrik yang sama, mempunyai kehalusan yang sama dan sifat ikat
yang baik sesuai dengan SNI 15-2530-1991 dan SNI 15-2531-1991.
b) Pasir
Pasir yang dipergunakan yaitu pasir beton, harus bersih berbutir tajam dan keras,
sesuai dengan SNI 03-6861-2002.
c) Kerikil
Kerikil untuk beton berukuran 2-3 cm, bersih, keras, padat dan tidak berpori.
d) Besi beton
Besi beton yang dipergunakan harus bersih dan tidak berkarat tidak berminyak, sesuai
dengan SNI 03-6861-2002
e) Air yang dipergunakan harus bersih, tidak mengandung minyak, tidak asam, tidak
basa, tidak mengandung garam dan bahan organik lainnya.
f) Pipa dan perlengkapannya Pipa dan perlengkapannya yang dipergunakan baik pipa
GI, PVC, PE harusmemenuhi standar SII atau SNI.
Hal -34
Konsep Buku Putih
(1) Permukaan statis air tanah dalam berkisar pada kedalaman antara 80 m sampai dengan
200 m. Permukaan air akan lebih rendah apabila air mengalir keluar melalui lubang atau
pada saat pemompaan. Penurunan tinggi permukaan air ini disebut penurunan
permukaan atau "Draw Down".
a) Ukurlah tinggi permukaan air dinamis h1 (meter) dari ujung pipa pada saat air keluar
dari outlet pipa
debit Q (liter/detik)
=
penurunan permukaan (m)
= liter/detik/meter
a) Tutuplah outlet sedemikian rupa sehingga tinggi permukaan air mencapai ujung pipa
standar
a) Ukurlah debit air pompa ke dalam bak penampung dengan mengukur kenaikan tinggi
air dalam bak penampung atau melaiui meter air
Hal -35
Konsep Buku Putih
c) Bukalah sumur dan ukurlah tinggi permukaan air dinamis dari sumur dengan alat
ukur listrik (electric tape) pada waktu pompa masih hidup. Pada pengukuran ini
dijaga agar pompa terus beroperasi sekurang-kurangnya 6 jam tanpa ada gangguan
sama sekali dan dijaga jangan sampai air dari pompa meresap lagi kedalam tanah
disekitar sumur
e) Hitunglah debit air spesifik dan analisa hasilnya dengan tabel berikut ini :
Catatan:
1) Pipa dan perlengkapannya yang dipergunakan harusmemenuhi standar SII atau SNI.
2) Persyaratan bahan bangunan yang ada di unit air baku pelaksanaan secara umum
mengacu kepada pekerjaan Sipil sub bab Spesifikasi pekerjaan sipil
3) Persyaratan mekanikal dan elektrikal yang ada di unit air baku pelaksanaan secara
umum mengacu kepada pekerjaan mekanikal dan elektrikal sub bab Spesifikasi
mekanikal dan elektrikal
Hal -36
Konsep Buku Putih
Intake merupakan suatu bangunan penangkap atau pengambilan air baku yang akan diolah
sesuai dengan perencanaan. Pada intake, air baku akan dikumpulkan dan ditransmisikan
ke bangunan pengolahan. Syarat utama bangunan intake adalah kehandalan, keamanan
dan pengoperasian yang minimal. Terdapat bermacam-macam jenis intake yang
tergantung kepada lokasi penangkapan air.
a) Lokasi
Sedekat mungkin dengan tepian air namun ditempatkan dimana kedalaman air
minum 10 ft (3 m) dengan perkecualian intake berukuran kecil.
c) Struktur
Material yang dipergunakan untuk membangun tower harus kuat dan tahan lama
seperti ranforced concread dan harus dibangun diatas pondasi yang kokoh sehingga
dapat bertahan saat banjir.
Pintu terendah terletak 2 ft dari dasar, interval vertikal pintu - pintu tersebut 10-15 ft
(3-4,5 m). Kecepatan aliran yang melewati pintu pada ketinggian yang sama tidak
boleh melebihi 1 fps (0,3 m/s). Di daerah - daerah sering terjadi pembekuan air,
kecepatan aliran diharapkan dibawah 0,5 fps (0,15 m/s).
b) Bar screen harus tersedia pada setiap pintu. Terletak pada bagian luar katup,
diameter batang barscreen 0,5-0,75 inchi yang terbuat dari baja dan terletak 2-3 inchi
antara satu dengan yang lainnya. Pada kondisi normal kecepatan melewati
Hal -37
Konsep Buku Putih
bukaan screen tidak boleh melewati 2 Food and Beverage Service (0,6 m/s). Pada
kasus khusus kecepatan dibatasi dibawah 0,35 Food and Beverage Service (0,1
m/s) untuk mencegah ikan kecil terhisap.
d) Material Bangunan Intake dengan sumber air baku dari air laut
f) Peletakan perpipaan
g) Pengecatan
(Cek pada 1. Juknis 2017 terkait persyaratan bangunan SWRO, 2. Spektek SPAM
Strategis, 3. AWWA )
a) Lokasi
b) Tipe
c) Struktur
Tergantung tipe intake, tapi pada dasarnya sama dengan intake tower.
a) Intake Bay harus dapat dilewati aliran air dengan kecepatan maksimum 1,5 fps.
Jika terdapat sampah atau es dalam jumlah yang besar kecepatan, harus diturunkan
sehingga dibawah 1 fps (0.3 m/s).
b) Bar screen dipasang pada intake bay pada kemiringan 60 dari arah horizontal,
diameter batang screen ½ - ¾ inchi dengan jarak batang 2-3 inchi. Kecepatan aliran
yang melalui saringan tidak boleh lebih dari 2 fps ( 0,6 m/s ).
Hal -38
Konsep Buku Putih
c) Fine screen sering dipasang setelah bar screen dan sering pula di grid chamber.
Jarak bukaan 3/16-3/8 inchi ( 5-9,5 mm ). Kecepatan minimal yang melewati
bukaan harus diatur agar benda-benda yang hanyut tidak mengendap.
a) Lokasi
Lebih dari 10 ft (3 m) dari permukaan dan terletak dilokasi dimana intake Crib tidak
akan terbenam oleh sedimen, terbawa aliran sungai
b) Struktur
Terletak pada area dimana ketinggian air lebih dari 10 ft. puncak intake harus berada
3 ft dari dasar. Jika ketinggian air < 10 ft. Grib harus diletakkan dibawah dasar sungai
sejauh 1-3 ft semua sisi grib harus dilindungi dan ditembok batu/lempengan beton.
Kecepatan maximum aliran yang lewat 0,25-0,5 fps (0,08-0,15 m/s).
a) Ukuran
b) Perlindungan
Jika pipa atau conduit harus menyeberangi sungai atau danau menuju puncaknya
harus dilindungi. Kadang - kadang pecahan batu harus diletakkan diatas selokan
penghubung sebagai pelindung.
c) Kemiringan
Hal -39
Konsep Buku Putih
b) Pada tepi danau/waduk yang landai dan hanya tergenang air pada kondisi muka air
danau maksimum (penempatan intake memungkinkan menjorok ke danau)
1) Pipa dan perlengkapannya yang dipergunakan harusmemenuhi standar SII atau SNI
2) Persyaratan bahan bangunan yang ada di unit air baku pelaksanaan secara umum
mengacu kepada pekerjaan Sipil sub bab Spesifikasi pekerjaan sipil
3) Persyaratan mekankal dan elektrikal yang ada di unit air baku pelaksanaan secara
umum mengacu kepada pekerjaan mekanikal dan elektrikal sub bab Spesifikasi
mekanikal dan elektrikal
(1) Penyedia harus memeriksa rute transportasi ke lokasi pemasangan dan melaporkan
kepada Direksi Teknis/Lapangan unit-unit apa saja yang membutuhkan perubahan
ukuran dan juga unit-unit yang akan dimodifikasi jika ada.
(2) Penyedia dapat memanfaatkan fasilitas listrik dan air yang ada di lokasi dan untuk
semua ini penyedia harus membayar kepada pihak yang terkait.
(3) Apabila tidak ada fasilitas tersebut maka Penyedia harus sudah memperhitungkan
dan membiayai sendiri semua pengeluaran tersebut.
(4) Melaksanakan spesifikasi teknis mengenai ketentuan umum dan pekerjaan persiapan
(5) Setelah pekerjaan selesai, Penyedia harus membenahi semua perlengkapannya dan
lokasi proyek harus sudah bersih dan siap untuk digunakan sesuai dengan keinginan
Direksi Teknis/Lapangan.
Hal -40
Konsep Buku Putih
Pekerjaan persiapan pelaksanaan meliputi kegiatan penyiapan lahan kerja, pengukuran dan
pengumpulan data, pembuatan base camp dan perlengkapannya, material, peralatan,
Sumber Daya Manusia (SDM), dan perlengkapan K3.
(1) Penyiapan Lahan Kerja, penyedia harus mempersiapkan lahan kerja sebelum
pelaksanaan konstruksi dimulai, sesuai dengan petunjuk pengguna, apabila kurang
diharuskan menyewa.
(2) Mobilisasi, penyedia jasa harus melaksanakan mobilisasi peralatan dan personil
pelaksana dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan disesuaikan dengan
kontrak yang meliputi:
(3) Menyediakan alat berat yang sesuai dan sangat dibutuhkan, serta kendaraan
pengangkut galian;
(4) Menyediakan fasilitas lapangan untuk meliputi kantor, rumah, bengkel, gudang, dan
lain-lain yang tercantum dalam dokumen kontrak atau sesuai dengan kebutuhan;
(5) Menyediakan peralatan laboratorium, alat pengukuran dan peralatan lainnya; dan
personil pelaksana.
b. Penentuan titik kontrol dengan Global Positioning System (GPS) atau metode lain
cukup dibuat satu Benchmark (BM) dan Control Point (CP) setiap jarak 100 m
sepanjang konstruksi yang akan dilaksanakan;
d. Hasil pengukuran topografi dipetakan dengan skala 1:2000 atau lebih detail.
Penyedia membuat base camp dan perlengkapannya harus didirikan pada lokasi
tanah yang telah tersedia. Kegiatan ini harus mempertimbangkan hal sebagai berikut:
Hal -41
Konsep Buku Putih
b. Base camp harus mempunyai fasilitas yang cukup, seperti penerangan, fasilitas
air bersih dan sanitasi, mengikuti konsepsi go green, ada keamanan.
c. Stock yard untuk batu-batu atau material lainnya yang akan digunakan harus
dapat dipisahkan dari berbagai ukuran dan tersedia cukup luas untuk manuver
alat berat pemasok dan pengambilan material , dan diberi alas pasir secukupnya
serta drainase agar memudahkan kelancaran operasi.
(8) Pengambilan Material, Jalan tempat droping dan pengangkutan, harus mengikuti
manajemen jalan proyek diantaranya jalan bisa memungkinkan truck pengangkut bisa
berpapasan, kecurangan jalan dibuat maksimum maksimum 1:15;
(9) Pengambilan air tanah untuk air kerja dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pengambilan air tanah artesis dilengkapi alat ukur, dan tidak diijinkan melebihi
volume yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat;
b. Penyaluran air harus dilakukan dengan pipa tertutup maupun diangkut dengan
mobil tangki; dan
c. Tandon penyimpan air (water tank) harus diletakkan pada ketinggian yang cukup
untuk dapat mendistribusikan air secara grafitasi.
(1) Penyedia jasa, wajib mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pengguna, dan
segera memberitahukan kepada pengguna apabila setelah ditinjau oleh tenaga ahli
TA sipil ada perubahan-perubahan / penyesuaian metode pelaksanaan pekerjaan dari
gambar as build drawing yang sudah ada, dan mencari solusi untuk pelaksanaannya.
(2) Pekerjaan tanah, beton, baja, plesteran yang ada di unit air baku pelaksanaan secara
umum mengacu kepada pekerjaan Sipil sub bab Spesifikasi pekerjaan sipil
Saringan sampah dikenal pula dengan sebutan screen atau bar racks, alat ini biasanya
diletakkan pada intake air di saluran untuk mencegah masuknya material besar seperti kayu,
plastik atau daun-daunan. Umumnya jarak antara bar/pipa yang tersusun pada rack
bervariasi 23 mm hingga 75 mm.
Hal -42
Konsep Buku Putih
(1) Penyedia harus mempunyai tenaga ahli di bidang mekanikal dan elektrikal.
(2) Penyedia harus menyediakan material Mekanikal dan Elektrikal sesuai yang
tercantum dalam daftar kuantitas bahan yang ada dalam kontrak. Misalnya
penyambungan Jaringan PLN, pengadaan dan pemasangan Diesel Engine
Generator, Pompa dan Motor Listrik, Kabel, Pemutus tenaga (circuit breaker), sekring
(Fuse), Proteksi arus lebih, Motor Starter, sistem pentanahan listrik, sistem penagkal
petir, Meter Pompa/flow meter, valve, coupling, harus sesuai untuk pemakaian di
daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara sekitar 32oC.
(3) Penyedia Barang/Jasa Pengadaan harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari
pabrikan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam
spesifikasi teknis. Penyedia Barang/Jasa juga harus menyampaikan tentang laporan
hasil uji mekanik dan elektrik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua
jenis barang.
b. Buka Katup penguras agar kotoran yang terdapat didalam bak penangkap mata
air dan bak penampung dapat dibersihkan.
c. Gunakan pompa untuk daerah layanan yang elevasinya lebih tinggi dari modul
PMA.
(3) Kelembagaan
Hal -43
Konsep Buku Putih
a. Bila PMA digunakan secara komunal, pengelola adalah individu atau kelompok
yangditunjuk oleh masyarakat pengguna PMA.
d. Pembagian air minum kepada pemakai sesuai dengan jadual yang telah
disepakati.
(4) Administrasi
a. Catat setiap pembagian air dalam buku catatan yang telah tersedia.
b. Retribusi dan jadwal penarikan retribusi ditentukan oleh pengelola dan disetujui
olehmasyarakat pengguna PMA.
(1) Persiapan
(2) Pelaksanaan
b) Periksa tekanan air pada manometer, bila melebihi tekanankerja pompa atur katup
sesuai dengan tekanan yang dikehendaki.
c) Periksa ampermeter pada panel listrik kendali pompa, bilamelebihi nilai masimum
atur dengan bukaan katup ke arah kebalikan dari membukakatup, sampai diperoleh
nilai amper dibawah maksimum.
Hal -44
Konsep Buku Putih
a) Baca angka pada alat ukur debit yang terpasang pada sistemkeluaran pompa;
b) Apabila debit air kurang dari yang dikehendaki tambahbukaan katup tekanan
sampai sesuai dengan debit yang dikehendaki tercapai;
1.3.1 Umum
Unit produksi dalam SPAM merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses
pengolahan Air Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau biologis. Unit
produksi terdiri atas:
b. Perangkat operasional;
Pada bab ini akan diuraikan persyaratan umum dan persyaratan teknis dalam
melaksanakan pengendalian mutu pembangunan instalasi pengolahan air minum.
Pengendalian mutu IPA tersebut dilaksanakan untuk setiap tahapan pekerjaan, antara lain
pekerjaan IPA beton, pekerjaan IPA baja, dan pekerjaan IPA fiberglass reinforced plastics
(FRP). Substansi teknis diambil dari beberapa sumber berupa buku referensi (text book),
standar Indonesia, dan standar negara lain
A). Spesifikasi Khusus Pre Treatment (Juknis 2017: Prased, aerator, dissolved …,
ultra filtrasi)
B). Spesifikasi Khusus untuk pengolahan air dengan sumber air baku dari sumur
dalam
Hal -45
Konsep Buku Putih
(2) Kelas Mutu Beton, Minimal Kelas K.250 dengan pembesian ulir U-32
Hal -46
Konsep Buku Putih
Pelat baja harus diberi pelapisan, Pelapisan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pelapisan ini menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk air minum (food
grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100 mikron.
F). Spesifikasi Perpipaan dan Peralatan Pendukung Instalasi Pengolah Air (IPA)
- Pipa PVC, harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk saluran air
minum, SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran air buangan di daiam
dan diluar bangunan;
- Pipa baja saluran air, harus sesuai SNl 07-2225-1991 dan harus di finished print;
- Pipa alum
Pipa tahan asam disarankan memakai pipa PVC atau HDPE dengan kelas pipa
menyesuaikan dengan tekanan kerja pompa dosing alum
Pipa tahan korosif disarankan memakai pipa GIP dengan kelas pipa
menyesuaikan dengan tekanan kerja pompa dosing soda ash dan kaporit
Pipa baja saluran air, harus sesuai SNl 07-2225-1991 dan harus di finished print;
Hal -47
Konsep Buku Putih
- Material puddle (sayap) : plat baja dilapisi cat anti karat dengan ketebalan
minimum 5 mm
Disk Bronze
Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan lendutan
(defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 dengan ketebalan minimum 0,5
mm. untuk IPA Konvensional panjang settler adalah 0,90 – 1,20 m sedangkan untuk
IPA High Rate panjang settler minimum adalah 2,40 m dengan type plate settler.
Penahan (support) settler dan gutter sedimentasi adalah material tahan karat
(stainless steel)
Tangki pembubuh dan pengaduk dari fiberglass atau sejenisnya yang tahan
terhadap larutan kimia. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan SNI 19-6774-
2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
Tangki Pembubuh
Hal -48
Konsep Buku Putih
Pengaduk (mixer)
- Motor
Efficiency 71,90%
- Blade Pengaduk
diameter minimal 15 mm
Turbidity Meter
- Jenis Portable
Hal -49
Konsep Buku Putih
- Auti Range & Two Range 0.00 to 50.00 NTU 50 to 1000 NTU
- Packing Box
pH Meter
- Jenis Portable
- Resolution 0,1 pH
- Accuracy + 0,1 pH
Spesifikasi teknis air baku pada unit membrane terbagi atas 2, yaitu air baku berupa air
permukaan dan air baku berupa air laut. Untuk air baku berupa air permukaan, dapat
menggunakan spesifikasi teknis yang telah dibahas. Untuk air baku berupa air laut,
sepsifikasi teknisnya adalah sebagai berikut:
1. Pompa intake
Hal -50
Konsep Buku Putih
iv. Material pompa, impeller & shaft : Duplex SS atau bahan sejenis yang tahan
terhadap air laut
2. Motor pompa
3. Perpipaan
i. Spesifikasi perpipaan untuk perpipaan tekanan rendah dan tekanan tinggi mengacu
kepada spesifikasi perpiaan yang ada, dengan memperhatikan ketahanan material
yang digunakan terhadap korosi.
ii. Spesifikasi untuk diameter, tebal dan jenis dapat menyesuaikan dengan peruntukan
pipa, mengacu kepada spesifikasi perpipaan yang ada.
Hal -51
Konsep Buku Putih
(3) Spesifikasi Membrane Unit Produksi Air Payau (Brackish Water Reverse
Osmosis - BWRO)
4. PH Operasi : 3 – 11
(4) Spesifikasi Membrane Unit Produksi Air Asin/Laut (Sea Water Reverse Osmosis
– SWRO)
4. PH Operasi : 3 – 11
3. Standard : ASME
Hal -52
Konsep Buku Putih
Pompa:
Tank:
Material : PE/PP
1. Material : FRP/
Material : PP (Polypropylene)
Material : PP
Hal -53
Konsep Buku Putih
Type : Turbocharger/
Pressure Exchanger
Panel harus terbuat dari material yang tahan korosi, double door
1. Terdapat saluran drainase di sekeliling unit-unit yang digunakan, mulai dari unit
pretreatment hingga posttreatment.
Tata cara perencanaan struktur konstruksi beton bertulang sesuai SNI 03-2847-
2002.
Bak-bak pengolahan air diutamakan terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan
dinding yang cukup untuk mengantisipasi beban lateral, baik dari tanah maupun dari
tekanan air,
Hal -54
Konsep Buku Putih
Khususnya untuk bak-bak yang berbentuk kotak, ketebalan dinding bak termasuk
penulangannya harus tahan terhadap gaya-gaya momen yang timbul akibat tekanan
tanah ataupun air,
Apabila dalam perhitungan didapatkan ketebalan yang tidak wajar, maka perlu
ditambahkan pengaku-pengaku vertikal, sehingga ketebalan dinding dapat
diperkecil,
Untuk ketebalan lantai bak, diperhitungkan adanya tekanan uplift. Sehingga bila dari
hasil perhitungan didapatkan ketebalan yang sangat besar, maka perlu diperkuat
dengan balok-balok, agar ketebalan lantai dapat dipertipis.
Kekuatan beton diuji dengan menggunakan beberapa metode pengujian dan sesuai
dengan ketentuan pada SNI 03-1972-1990, SNI 03-1974-1990, SNI 03-2491-2002,
serta SNI 032492-2002.
(3) Bekisting
(4) Pembesian
(5) Pengecoran
Perawatan beton harus sesuai dengan ACI 318-08, SNI 03-8472-2002, serta SNI 03-
68832002.
Pelepasan bekisting harus sesuai dengan ACI 318-08 dan SNI 03-3448-1994.
(8) Material
Hal -55
Konsep Buku Putih
Semua dinding harus bersih supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan
jelas pada saat pengujian;
IPA yang sudah diisi air bersih dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam
dipastikan tidak terjadi penurunan muka air. Penurunan (akibat penguapan)
maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.
(1) Pekerjaan IPA baja mengacu pada SNI 6773:2008 dan SNI 6774:2008.
Pekerjaan las, baut, paku keeling. Pelaksanaan dan hasil pengelasan harus sesuai
dengan SNI 6773:2008.
(4) Pemasangan
Umum
- Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang
digunakan mendapat persetujuan dari direksi,
- Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku
keling atau baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang
tepat,
Hal -56
Konsep Buku Putih
Semua pararel drift untuk montase yang mungkin diperlukan harus disediakan.
- Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai
dengan diameter yang diperlukan,
- Panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu
ditambah satu kali drift itu.
- Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan
tidak akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang,
- Drift dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak
diperkenankan,
- Paku keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang
telah di setujui,
- Setiap paku keling cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran
standar dan bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada
permukaan sepotong logam,
- Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat
dimasukkan dan dikerjakan selama masih panas,
- Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau
dengan kepala yang cacat atau dengan kepala yang sangat eksentris terhadap
batangnya hars dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik,
- Kepala paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada tempat-tempat
tertentu.
Hal -57
Konsep Buku Putih
Pemasangan
- Sebanyak 50% dari lubang diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada
setiap potongan dan pelat minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai
dengan yang disyaratkan pada ”Paralel Drift untuk Montase” ,
- Baut baja kerja dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah di bawah
kepala baut dan sebuah lagi di mur,
- Bidang di bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus
terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat,
- Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5 mm tidak melebihi 4,5 mm,
- Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan dapat
seterusnya digunakan pada sambungan.
Mengencangkan baut
- Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang
digerakan dengan mesin,
- Kunci pas dari jenis yang telah disetujui dan dapat menunjukan bila tercapai
torque yang disyaratkan telah tercapai.
Pemasangan
- Semua pekerjaan dari pelat baja yang digalvanisir dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik,
- Pinggiran dan gulungan lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim patriannya betul-
betul kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau berlimpah,
Hal -58
Konsep Buku Putih
- Satuan yang dibuat dari galvanis dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya
tertera dalam gambar.
Mematri, Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam
dan ½ timah putih. Muriatic acid dipergunakan sebagai pelebur kedua zat.
Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik dengan cat dasar
yang telah disetujui sesuai dengan SNI 07-6398-2000, kecuali pada bidang-bidang
yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan cat lapangan
terdiri dari:
- Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat di semua bagian
yang disebutkan pekerjaan besi itu,
- Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
Pembersihan
- Semua permukaan dari pekerjaan baja bersih dan dikupas dengan sand blasting
atau cara lain yang disetujui agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket
padanya,
- Bahan yang digunakan untuk menggosok sesuai dengan BS 2451, atau bahan
lainnya yang disetujui dengan ukuran yang sesuai bebas dari bagian-bagian yang
tajam, kelembaban dan oli,
- Permukaan yang telah dibersihkan segera ditutup dengan cat dasar dan dicat
segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
Penggunaan cat
Hal -59
Konsep Buku Putih
- Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau
pada cuaca lain yang jelek,
- Lapisan berikutnya tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang
dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar.
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat
lagi seperti yang diuraikan di atas,
- Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap
sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air atau dapat
dirembesi air.
(8) Pengelasan
(1) Pastikan instalasi perpipaan dari intake hingga ke unit reverse osmosis sudah sesuai
dan benar pada posisinya masing-masing.
(2) Persiapkan housing/vessels sebagai tempat untuk membrane reverse osmosis pada
posisinya, sesuai dengan petunjuk dari produsen housing/vessels. Periksa semua
cincin/ring yang terdapat pada ujung vessels.
(3) Persiapkan elemen membrane dan letakkan di tempat yang bersih. Gunakan sarung
tangan lateks untuk memindahkan membrane yang telah terbuka. Pastikan membrane
masih dalam tersegel sebelum terbuka dan cocokkan informasi yang terdapat pada
membrane dengan spesifikasi membrane pada nota desain.
(4) Masukkan ujung membrane ke dalam vessels (sesuai dengan petunjuk membrane),
lumasi ujung membrane dengan gliserin untuk memudahkan. Pasang adapter
membrane (stub tube adapters) di ujung lain membrane, bila menggunakan lebih dari
satu membrane pada satu vessels. Masukkan membrane berikutnya, kemudian dorong
membrane ke dalam vessels. Ulangi proses ini untuk membrane berikutnya.
Hal -60
Konsep Buku Putih
(6) Pastikan jangan sampai ada cincin pada ujung membrane tergulung ketika
memasukkan membrane. Jika terjadi kerusakan pada cincin membrane akan membuat
kualitas produk membrane kurang berkualitas.
Memastikan bahwa spesifikasi perpipaan sesuai dengan dokumen perencanaan dan sesuai
dengan SNI 06-4829-2005, SNI 06-0135-1987, SNI 06-0084-2002, SNI 03-6719-2002, SNI
19-6782-2002.
(1) Penyedia diharuskan untuk menawarkan biaya untuk trial run termasuk training untuk
operator, supervisor dan bahan kimia yang digunakan untuk masa Commisioning
(2) Persyaratan-persyaratan:
Sebelum dilakukan trial run dan commisioning unit paket IPA harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
Hal -61
Konsep Buku Putih
(3) Pengoperasian
Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun waktu 7 hari
sebelum pelaksanaan trial run dan commisioning.
Apabila kekeruhan air baku melebihi 400 NTU, maka air baku dialirkan terlebih
dahulu ke bak pengendap pendahuluan.
Jumlah operator setiap shift minimal 1 orang yaitu operator pengolahan dan operator
mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SLTA
Teknisi pemeliharaan paket unit IPA minimal 1 orang dengan kualifikasi STM/SLTA
(7) Pengawasan
Peralatan yang diminta sesuai dengan kapasitas IPA yang dioperasikan dan
harus disediakan oleh penyedia.
Hal -62
Konsep Buku Putih
- kekeruhan
- pH
- sisa chlor
- warna
- jar test
- tabung imhoff
- kepekatan larutan
- timbangan
- peralatan gelas
- Peralatan Bengkel
- kunci pas
- ring
- tang
- obeng
- sney
- tracker
- phase meter
- tang
- ampere
- avometer
- toolkit listrik
- merger
- tachometer
- tang clamp
Hal -63
Konsep Buku Putih
- tang pemotong
- kain lap
- ember
- sabun
- sapu
- sikat
- masker
- sepatu boot
Bahan
- suku cadang
Hal -64
Konsep Buku Putih
5 Filtrasi Kecepatan 5 – 18
penyaringan m3/m2/jam
Kecepatan 36 – 50
pencucian m3/m2/jam
Tinggi ekspansi
pencucian
Kekeruhan < 5 NTU
Warna 8 PtCo
Taraf muka air
Hal -65
Konsep Buku Putih
1 08.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
2 09.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
3 10.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
4 11.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
5 12.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
6 13.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
7 14.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
8 15.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
9 16.00 10 40 393 393 393 228 228 228 103 9.8 9.6
Hal -66
Konsep Buku Putih
1 08.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
2 09.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
3 10.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
4 11.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
5 12.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
6 13.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
7 14.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
8 15.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
9 16.00 8.73 BAR 68oC 1506 50.2 Hz 394 394 391 229 228 228 7A 6.6 A 11.4 A
Hal -67
Konsep Buku Putih
Persiapan untuk uji coba sangat penting untuk mempersiapkan membrane agar layak
beroperasi dan mencegah kerusakan karena tekanan berlebihan. Sebelum memulai proses
uji coba, pastikan bahwa seluruh proses pre-treatment berjalan sesuai dengan baik
sehingga air umpan membrane sesuai dengan spesifikasi dari produsen. Dokumentasikan
setiap pengukuran kinerja pada saat uji coba sebagai bahan evaluasi dan tolak ukur kinerja
sistem yang dibangun.
Tahapan commissioning:
2) Periksa semua valve untuk memastikan sudah terpasang dengan benar. Kontrol
untuk tekanan umpan dan valve untuk control konsentrat harus terbuka penuh.
3) Gunakan air dengan tekanan rendah terlebih dahulu untuk mengeluarkan udara
yang terdapat pada system. Semua aliran konsentrat dan permeat harus dibuang
terlebih dahulu.
4) Periksa semua sambungan pipa pada saat pembilasan. Kencangan sambungan bila
terdapat kebocoran. Pembilasan dilakukan minimal 30 menit.
5) Setelah di bilas, tutup katup untuk mengontrol tekanan umpan dan valve konsentrat
terbuka.
8) Mulai hidupkan pompa tekanan tinggi dan buka perlahan-lahan katup kontrol
tekanan umpan. Tekanan dan laju alir umpan dan akan meningkat secara perlahan
hingga kondisi konsentrat seperti yang didesain tercapai. Tekanan umpan harus
kurang dari 10 psi (0,07 MPa) per detik untuk mencapai kondisi start yang lembut
(tidak menyebabkan “water hammer”). Pada tahapan ini, permeate dan konsentrat
harus dibuang terlebih dahulu.
9) Jika tekanan umpan dan/atau laju alir umpan dinaikkan terlalu cepat, kemungkinan
elemen didalam sistem dapat rusak oleh gaya “water hammer”.
10) Perlahan-lahan tutup valve kontrol konsentrat sampai rasio aliran permeat dan
konsentrat sesuai dengan rasio yang telah didesain. Jangan lupa untuk terus
memeriksa tekanan sistem agar tidak melebihi batas yang telah didesain.
Hal - 68
Konsep Buku Putih
11) Terus periksa kondisi system pre-treatmen, terutama untuk pembubuhan bahan
kimia yang terkait dengan proses di system reverse osmosis.
12) Periksa dan dokumentasikan kondisi-kondisi pada sistem dan bandingkan dengan
desain.
14) Setelah system berjalan 24-48 jam, periksa dan evaluasi data-data selama operasi,
seperti tekanan, PH, laju alir, kualitas produk, dll. Kemudian ambil sample air umpan,
konsentrat dan permeat untuk diperiksa.
16) Jangan lupa untuk melihat factor savety untuk setiap instrument yang ada.
18) Jika posisi ini sudah tercapai, pastikan system otomatis berfungsi dan kunci pada
posisi tersebut.
Hal - 69
Konsep Buku Putih
Peralatan yang diminta sesuai dengan kapasitas IPA Membrane yang dioperasikan dan
harus disediakan oleh penyedia.
- kekeruhan
- pH
- TDS meter
- sisa Chlor
- warna
- jar test
- tabung imhoff
- kepekatan larutan
- timbangan
- peralatan gelas
- peralatan bengkel
- kunci pas
- ring
- tang
- obeng
Hal - 70
Konsep Buku Putih
- sney
- tracker
- phase meter
- tang
- ampere
- avometer
- toolkit listrik
- merger
- tachometer
- tang clamp
- tang long nose
- tang pemotong
- kain lap
- ember
- sabun
- sapu
- sikat
- masker
- sarung tangan plastik
- sepatu boot
Bahan
Hal - 71
Konsep Buku Putih
1.4.1 Umum
Spesifikasi teknis ini disusun untuk pengadaan dan pemasangan berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan :
(5) Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(8) Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang diinginkan.
(9) Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan, Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form rencana
anggaran biaya).
Hal - 72
Konsep Buku Putih
(1) Penyedia harus memeriksa rute transportasi ke lokasi pemasangan dan melaporkan
kepada PPK / Tim Teknis unit-unit apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan
juga unit-unit yang akan dimodifikasi jika ada
(2) Gudang penyimpanan harus terletak di lokasi yang aman. Kontraktor harus
menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau gudang dan memberi
tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh PPK / Tim Teknis.
Sebelum pembangunannya, desain kantor dan gudang harus disetujui oleh pihak PPK
dan Tim Teknis kegiatan.
(3) Jika segmen pemasangan pipa lebih dari 2.000 meter maka Kontraktor disarankan
untuk mencari lokasi penempatan pipa sementara untuk keperluan langsir pipa
sehingga keterlambatan penyediaan / distribusi material pipa dapat dihindari.
(1) Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi
lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus
menyelesaikan perijinan tersebut. PPK dan Tim Teknis dalam batas-batas
kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi
segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikan dengan PPK dan Tim Teknis untuk mencari jalan keluamya.
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan
darurat dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia
barang/jasa. Jika diperlukan jembatan - jembatan darurat, maka penyedia barang/jasa
harus merencanakannya dengan lebar minimal 3,50 meter dan kayu yang cukup kuat
untuk menahan muatan gandar 5 ton atau dengan perencanaan yang disetujui oleh
Hal - 73
Konsep Buku Putih
pihak PPK dan Tim Teknis. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana tersebut
dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut kalau tidak
dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau
seperti yang disyaratkan oleh PPK dan Tim Teknis.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil
revisi terkahir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang
Hal - 74
Konsep Buku Putih
menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk
itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
(4) Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para
ahli untuk menetapkan mana yang benar.
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus
diserahkan kepada PPK dan Tim Teknis paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia
barang/jasa.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
Hal - 75
Konsep Buku Putih
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada PPK
dan Tim Teknis sebelum memulai pekerjaan, agar PPK dan Tim Teknis mempunyai
waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut PPK dan Tim Teknis penting, harus
dihadiri dan diawasi langsung oleh PPK dan Tim Teknis atau wakilnya. Pemberitahuan
tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh
PPK dan Tim Teknis selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan PPK dan Tim Teknis. Hanya hasil pengukuran yang telah
disetujui PPK dan Tim Teknis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran
pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan
perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh PPK dan Tim
Teknis untuk melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil
pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh PPK dan Tim Teknis atau dipasang
sendiri oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
penyedia barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru
dan meminta kembali persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Bila terdapat
penyimpangan dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga)
Hal - 76
Konsep Buku Putih
rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. PPK dan Tim Teknis
akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah
diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.
Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas HVS format A3 agar memungkinkan
untuk diproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan
kepada PPK dan Tim Teknis dalam kertas HVS format A3 dan 2 (dua) copy hasil
reproduksinya. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai
dengan ketentuan PPK dan Tim Teknis.
(8) Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, PPK dan Tim Teknis dan/atau penyedia barang/jasa dapat
mengadakan rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan
serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan
pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat bagi penyedia barang/jasa.
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai dengan kontrak.
Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil
pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia
barang/jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil
pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh PPK dan Tim Teknis.
(11) Laporan-Laporan
Hal - 77
Konsep Buku Putih
d. Kondisi cuaca.
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk
mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran
pekerjaan. Biaya untuk keperiuan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi
teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari PPK dan Tim Teknis.
Penyediaan tanaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta
fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin
lancamya pelaksanaan pekerjaan.
(2). Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia
barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan
persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Tanpa persetujuan PPK dan Tim Teknis,
penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang
diperlukan dan lokasi pekerjaan.
Hal - 78
Konsep Buku Putih
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga PPK dan Tim Teknis menganggap pekerjaan dapat dimulai.
Untuk material-material yang disediakan oleh PPK dan Tim Teknis, penyedia
barang/jasa harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut
dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh PPK dan Tim Teknis. Bila menurut pendapat PPK
dan Tim Teknis hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui PPK dan Tim Teknis. Contoh- contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui PPK dan Tim Teknis harus disimpan terpisah dan
tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.
Hal - 79
Konsep Buku Putih
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material- material
dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk PPK
dan Tim Teknis untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia
barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh PPK dan Tim
Teknis.
Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan PPK dan
Tim Teknis terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-Iangkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
(6). Rambu-Rambu
(1) SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Jangka Sorong.
(2) SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
(3) SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air
Minum.
(4) SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC untuk
Air Minum
(5) SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum
(6) SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku
Hal - 80
Konsep Buku Putih
(7) SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Metilen Khlorida
(8) SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
(9) SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Pita Meter
(10) SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan Sistem
Drainase di dalam tanah.
(11) SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm
untuk Air Bersih.
(12) SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
(13) RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa PVC
untuk Penyediaan Air Minum.
(14) ISO 7508 – 1985 Unplasticized polyvinyl chloride (UPVC) valves for pipes under
pressure; Basic dimensions; Metric series
(15) ISO 4422-4 – 1997 Pipes and fittings made of unplasticized polyvinyl chloride
(UPVC) for water supply - Specifications - Part 4: Valves and
ancillary equipment
(1) SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
(2) SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
(3) SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
(4) SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
(5) SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
(6) SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
(7) SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.
(8) SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu, penyambung.
(9) SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
(10) SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
(11) SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
(12) SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untukjaringan
pipa bertekanan, bagian 2.
(13) SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis untuk
sambungan las.
(14) SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
(15) SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian
perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
Hal - 81
Konsep Buku Putih
Hal - 82
Konsep Buku Putih
(5) ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of carbon black
content by calcinations pyrolysis – Test method and basic
specification
(6) ISO / TR 10837 – 1991Determination of the thermal stability of polyetilene for us in
gas pipes and fitting’s
(7) ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
(8) ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of tensile
properties
(9) ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
(10) ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids – resistance
to internal pressure – Test Method
(11) ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR) and
melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
(12) ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
(13) ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
(14) AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application
(15) ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and fittings
material
(16) JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply
(1). ISO 2531 - 2009 Persyaratan dan metode uji yang berlaku untuk pipa-pipa DCI,
fitting, asesoris dan sambungannya untuk pembangunan
jaringan pipa
(2). BS 4772 - 1998 Spesifikasi pipa dan fitting DCI
(1). AWWA C 500 - 1993 Metal-Seated Gate Valves Untuk Sistem Penyediaan Air
(2). AWWA C110 - 1998 Fitting Ductile & Grey Iron Pipe untuk ukuran 3 – 48 inch
(3). AWWA C111 - 2001 Rubber – Gasket Joint untuk pipa DCI dan fittingnya
(4). ASME/ANSI B16.1 – 1998 Flange and Flanged Fittings pipa Cast Iron
(5). AWWA C550 - 1990 Standard Pproteksi untuk Epoxy Interior Coatings untuk
Valve and Hidran Kebakaran
(6). MSS SP-9 - 2001 Spot Facing untuk Flange Bronze, Iron and Steel
(7). MSS SP-70 - 1998 Cast iron gate valve , flanged and threaded ends
(8). JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
(9). JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
(10). JIS B 2220 – 2004 Steel pipe flanges
Hal - 83
Konsep Buku Putih
Pekerjaan pengadaan pipa merujuk pada Sub Bab Spesifikasi Teknis Pengadaan Jenis
Pipa .
(1) Pendahuluan
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Kontraktor adalah sebagai
berikut :
Aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana sistem
jaringan distribusi air limbah sehingga semua peralatan pengatur aliran telah
direncanakan dan Kontraktor tidak boleh merubah lokasi/perletakan peralatan
tersebut kecuali dengan persetujuan tertulis dari PPK/ Tenaga Ahli.
Seluruh pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang benar, rapi dan
cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta
instruksi-instruksi dari produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam di dalam tanah maka dasar parit-parit pipa rata
dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau kerikil besar.
Hal - 84
Konsep Buku Putih
Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara hidrostatis, untuk itu
bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh
ditimbun sebelum pengujian tekanan hidrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan
berhasil dengan memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
Pekerjaan khusus dan gambar recana yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis
ini, harus dikerjakan oleh Kontraktor dengan ketentuan dari PPK, Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas atau diatur dalam spesifikasi teknik khusus secara terpisah
Stamper, 2 unit
Theodolite/Waterpass, 1 unit
Genset, 1 unit
Tackle, 1 unit
Tripod, 1 unit
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan disetujui oleh PPK,
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
Hal - 85
Konsep Buku Putih
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian menurut tingkat kesulitan
untuk menentukan tingkat pembiayaan adalah sebagai berikut :
Galian Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai
galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian
perkerasan beraspal
Galian Batu
Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik
atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut PPK Pekerjaan adalah
tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan
peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut PPK Pekerjaan dapat
dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat
maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK (Tenaga Kuda).
Galian Struktur
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam
Galian Struktur.
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok beton
penahan tanah, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam
Spesifikasi ini.
Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
PPK Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.
Hal - 86
Konsep Buku Putih
Semua jenis galian harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Kontraktor sehingga
harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Apabila timbul masalah yang sulit dalam
pelaksanaan galian maka harus segera dilaporkan kepada PPK, Tim Teknis dan
Pengawas Lapangan dengan alternatif pelaksanaannya atau perubahanya untuk
disetujui oleh PPK, Tim Teknis dan Pengawas Lapangan, Kontraktor tidak diperbolehkan
memasang pipa di dalam parit sebelum parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh PPK,
Tim Teknis dan Pengawas Lapangan. Dalam teknis pelaksanaan pekerjaan Kontraktor
wajib menerapkan prinsip “clean construction” secara bersungguh-sungguh yaitu dalam
melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor wajib menjaga kebersihan, kenyamanan dan
keamanan dari fasilitas umum, lingkungan kerja, arus lalu-lintas, pejalan kaki dan
kendaraan, agar tidak terganggu dan berlangsung seperti biasanya.
ii. Kedalaman galian pipa pada arah memanjang jalan diluar kawasan perkotaan
ditung berdasarkan diameter pipa seperti disajikan pada gambar 2.
iii. Kedalaman galian pipa pada arah melintang jalan (crossing pipa) diluar kawasan
perkotaan minimal 1.5 meter dari permukaan perkerasan jalan jika tidak
menggunakan selubung pipa. Kedalaman galian dapat diturunkan kurang dari
1,5 meter jika pipa mampu memikul beban struktur perkerasan dan lalu lintas
diatasnya.
Hal - 87
Konsep Buku Putih
ii. Kedalaman galian pipa pada arah memanjang jalan diluar kawasan
perkotaan ditung berdasarkan diameter pipa adalah 1.5 meter.
Bila diperintahkan oleh pengguna jasa untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah,
Kontraktor harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali
jika ditentukan lain oleh PPK dan Tim Teknis. Disamping itu Kontraktor harus menggali
lubang pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu
memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Arah, ukuran dan letak/posisi galian parit pipa harus sesuai dengan gambar rencana.
Untuk itu patok-patok (sight ralis) yang kuat harus dipasang dan dipelihara oleh
Kontraktor pada setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter dan kedalaman penggalian
yang harus dipakai sebagai patokan. Untuk mengurangi resiko kerusakan, penggalian
parit dekat instalasi yang ada harus dikerjakan dengan tangan.
Hal - 88
Konsep Buku Putih
Apabila dalam parit terdapan pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau rintangan lain,
maka kontrkator haru menggali ritangan tersebut sampai 20 cm di bawah dasar parit serta
di setiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudia mengisi kembali dengan pasir dan
memadatakannya sampai ketinggian yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke
dalam parit sebelum parit mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panajang parit
yang digali harus disesuaikan dengan pipa dan harus dipasang sesuai dengan gamabr
rencana.
Lebar galian harus culup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan
baik, timbunan harus ditempatkan dan dimanapatkan seperti yang disyaratkan. Galian
harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk menasukan penyangga,
penguat galian dan peralatan pipa. Lebar galian pipa ditentukan berdasarkan jenis pipa
Steel, dan DCI disajikan pada tabel 17, sedangkan lebar galian yang diperlukan untuk
pemasangan pipa PVC dan HDPE harus lebih besar 200 mm ditambah dengan diameter
pipa seperti disajikan pada gambar 4.
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar dapat dikerjakan
dengan baik. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat
dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat setiap tempat, diantaranya
ruang penyambungan.
Hal - 89
Konsep Buku Putih
Bilamana perlu kontaktor harus memepkuat dinding parit untuk mencegah kelongsoran
tanah di luar galian yang akan merusak bangunan di dekatnya. Harga kontrak dianggap
telah mencakup biaya untuk keperluan tercebut.
Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran buangan,
perpipaan, jaringan kabel dan lain sebagainya, maka Kontraktor harus mempergunakan
pengaut sementara atau gantungan bila diperlukan, sedangkan dalam hal saluran-
saluran air buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya. Tergantung untuk
sementara waktu, maka setelah pelaksanaan harus diganti/diperbaiki seperti semula.
Jika menurut pendapat PPK pembuatan saluran pipa tidak dapat dilaksanakan dengan
baik tanpa memotong jariangan perpipaan, kabel dan lain sebagainya, maka saluran
diperkuat dengan beton untuk selamanya, dan PPK akan memerintahkan Kontraktor
untuk mengerjakannya. Meskipun telah mendapat informasi yang bersangkuran dari PPK
atau Pemberi Tugas, Kontraktor berkewajiban untuk menyakinkan diri melalui
pemeriksaan lapangan yang dilakukan sendiri dengan pejabat-pejabat penagdaan
resmi/badan-badan umum resmi lainya, mengenai letak kedudukan semua sarana, pipa
dan kabel baik yang di bawah maupun yang di atas permukaan tanah, dilapangan atau
didekatnya. Pada perimpangan jalan , Kontraktor harus menggali parit dengan lebar
seperti tertera pada gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang disebabkan
pelebaran tambahan pada parit dikerjakan atas biaya Kontraktor.
Hal - 90
Konsep Buku Putih
untuk pemasangan pipa, panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk disingkirkan
digunakan untuk pemasangan lubang (man hole) atau kontruksi lainnya.
1.4.3.3 Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit harus dilakukan sesuai gambar rencana dan
spesifikasinya serta disebutkan dalam pekerjaan tanah. Penimbunan keliling parit harus
mencapai ketebalan 30 cm sebelum uji coba hiodrolis dilaksanakan, akan tetapi
sambungan-sambungannya harus tetap kelihatan. Penimbunan kembali diselesaikan
secepat mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali PPK membuat keputusan lain. Pada
tanah landai, dimana penimbunan kembali parit akan mengalami pengikisan, maka atas
perminataan PPK, rumput harus ditanam oleh Kontraktor, untuk mencegah tebal urugan di
atas pipa menjadi kurang dari batas minimum.
Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dar batuan, samaph atau bahan lain yang
menurut PPK tidak sesuai sebagai bahan urugan.
Bahan dari galian tanah jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uarain
pekerjaan maupun gambar, Kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian, meliputi
bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau bahan galian atau bahan
lainnya yang bebas dari kotoran dan menurut PPK dapat dipakai sebagai bahan
timbunan.
Hal - 91
Konsep Buku Putih
Bahan dari pasir dan kerikil semua pasir yang digunakan untuk penimbunan harus
berasal dari pasir alam dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran,
debu atau bahan-bahan lain yang menurut PPK dapat tidak dikehendaki/tidak sesuai.
Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan. Jika
penimbunan pasir dan kerikil halus tidak ditunjukan dalam gambar rencana, menurut
PPK harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, kontraktor harus menyediakan
dan menimbun dengan pasir atau kerikil yang sesuai dengan petunjuk PPK sebagai
suatu pekerjaan tambahan dan sebaliknya sebagai suatu pengurangan pekerjaan.
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai dengan
gambar rencana sebelum pipa dipasang didalamnya, kecuali ditentukan lain oleh PPK.
Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai
permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rencah agar
pipa terjamin kedudukannya pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh
sambungan-sambungannya.
Setelah pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan kerikil dari
dasar sampai atas pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus dan harus disebarkan
merata kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya
dan dipadatkan dalam keadaan basah.
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm diatas pipa
(kecuali ditentukan lain oleh PPK), galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus
yang dipadatkan dalam keadaan basah secara merata. Kontraktor harus bekerja
dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini untuk menghindarkan terjadinya
kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan,
kemudian dipadatkan sekelililng dan di atas pipa seperti tertera pada gamabr rencana,
dengan cara yang tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi pipa harus dilakukan
saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan
hanya pada sisi-sisi pipanya saja, hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang
boleh digunakan. Semua kerusakan pada pipa dan alat penyambung harus diperbaiki
Kontraktor dengan biaya sendiri.
Hal - 92
Konsep Buku Putih
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat untuk
mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Kontraktor setelah menimbun kembali parit yang sesuai dengan persyaratan harus
mengembalikan permukaan jalan dan kaki lima kedalam keadaan paling sedikit sama
dengan keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap telah
termasuk dalam biaya satuan penggalian dan penimbunan kembali parit.
Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang secara
umum meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja, persyaratan bahan dan pelaksanaannya
harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil.
Semua perakatan penyambung pipa seperti tee, bend dan alat bantu lainya harus
tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah
pergeseran dari peralatan penyambungan. Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap
susunan dapat dilihat dalam gambar rencana ujung pipa yang buntu harus ditutup
dengan penutup yang bersekrup atau yang di las pada pipa dan harus dilengkapi
dengan blok-blok bantalan beton bertulang seperti tertera pada gambar rencana.
Komposisi beton yang digunakan adalah 1:3:5 (1 PC: 3 Psr: 5 Krl) atau ditentuka lain
oleh PPK dan sesuai dengan gambar rencana.
Beton tersebut harus ditemptkan diantara tanah dan fitting (alat bantu) yang harus
diangker. Beton harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah
dijangkau untuk perbaikan keucali jika ditetapkan lain oleh PPK. Urugan tidak boleh
Hal - 93
Konsep Buku Putih
diberikan dibelakang blok bantalan tekan untuk mengisi kelebihan galian bila diperlukan
beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran
tambahan.
Apabila diperlukan tiang-tiang peyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau
pipa yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana atau dan dengan petunjuk PPK.
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstuksi sesuai dengan
gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga manhole dibuat
dari besi galvanis atau cast iron dengan diameter injakan minimal 2,5 cm.
Ruang katup (surface valve box dan valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan
jenis konstruksi seperti pada gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas terhadap katup
dan harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dan katup dengan tutup bak
sesuai dengan permukaan jalan/tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai
dengan pengarahan dari PPK.
Kotak harus ditempatkan di atas plat beton bertulang yang ditulang langsung di tempat
sesuai gambar rencana, kotak-kotak luar akan diserahkan kepada Kontraktor dalam
keadan biasa.
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konstruksi penguat khusus yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka Kontraktor harus meminta petunjuk PPK
atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.
Pekerjaan pemasangan pipa merujuk pada Sub Bab Spesifikasi Teknis Pemasangan Pipa.
Hal - 94
Konsep Buku Putih
(1) Umum
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini harus meliputi pengembalian kondisi
perkerasan yang telah rusak sedemikian rupa sehingga terjadi lubang-lubang besar,
tepi jalan banyak yang rusak atau terjadi keriting (corrugation) pada permukaan
perkerasan dengan ke dalam lebih dari 3 cm, terjadi retak-retak lebar, retak struktural
atau retak kecil yang menjalar,atau menunjukkan bukti bahwa tanah dasarnya melemah
seperti jembul atau deformasi yang besar. Tujuan pengembalian kondisi ini harus
menjamin bahwa :
Lokasi perkerasan yang tidak ditentukan untuk pelapisan kembali, dapat dipeli-hara
dengan mudah dan rutin menurut Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.
Semua lokasi yang akan dilapis kembali harus mempunyai struktur yang utuh
(sound).
Pekerjaan yang ditentukan sebagai bagian dari lingkup pemeliharaan berkala utama
pada Kontrak ini, yang ditujukan untuk memperbaiki lereng melintang permukaan,
bentuk atau kekuatan struktur perkerasan pada lokasi yang luas, tidak boleh dianggap
sebagai bagian dari pekerjaan pengembalian kondisi dan harus diukur dan dibayar
menurut pekerjaan utama yang berkaitan dalam Seksi-seksi dari Spesifikasi ini untuk
berbagai bahan yang diguna-kan seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, AC-BC, AC-
WC dan sebagainya. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor yang dibayar
menurut Seksi ini harus dibedakan secara cermat dengan Pekerjaan Pemeliharaan
Rutin yang dibayar menurut Spesifikasi ini.
Hal - 95
Konsep Buku Putih
Perbaikan pada perkerasan dan pekerjaan peningkatan yang tercakup dalam Seksi dari
Spesifikasi ini adalah :
Pelaburan aspal pada perkerasan yang tidak kedap atau retak bilamana luas
pelaburan yang diperlukan antara 10 % dan 30 % dari setiap 100 meter panjang
perkerasan berpenutup aspal pada proyek itu dan luas tiap pelaburan aspal tidak
melampaui 40 meter persegi.
Pelaburan aspal (sealing) pada retak yang lebar yang memerlukan penanganan
yang khusus.
Perataan berat untuk meratakan alur (rutting) yang dalam atau untuk memper-
tahankan lereng melintang jalan yang standar.
Penambahan bahan agregat pada perkerasan jalan tanpa penutup aspal yang
memerlukan tidak lebih dari 50 meter kubik (ukuran dalam bak truk, gembur) bahan
untuk setiap kilometer panjang.
Hal - 96
Konsep Buku Putih
Pekerjaan ini dapat meliputii pengisian lubang-lubang, menggali dan menambal lokasi
yang lemah atau lokasi yang mempunyai retak struktural, perataan setempat minor dan
perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan pondasi, perbaikan gradasi
perkerasan berbutir dengan mencampur agregat kasar atau halus dan penggantian
bahan pada permukaan lama.
Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, lokasi perkerasan yang telah ditetapkan tidak
dikembalikan kondisinya sampai memenuhi ketentuan atau dipandang tidak memenuhi
dalam segala hal, maka lokasi tersebut harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan. Perbaikan dapat mencakup pembuangan dan penggantian seluruh luas
Hal - 97
Konsep Buku Putih
pekerjaan pengembalian kondisi atau cara-cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi
Pekerjaan.
1.4.3.6.2 Bahan
Hanya bahan baru yang boleh digunakan pada lapisan perkerasan. Bahan perkerasan hasil
galian yang masih baik dapat digunakan kembali sebagai timbunan pilihan.
(1) Penambalan Perkerasan, Perataan Setempat dan Perbaikan Tepi Perkerasan dari
Jalan Berpenutup Aspal dan Jalan Tanpa Penutup Aspal.
Jenis bahan yang harus digunakan pada penambalan, pengisi lubang atau perbaikan
tepi perkerasan lama yang rusak, adalah yang sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi Timbunan Pilihan, Lapis Pondasi Agregat Kelas
A atau B, Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Resap Pengikat, Lapis Perekat
dan/atau salah satu dari bahan Campuran Aspal Panas atau Dingin, Lasbutag atau
Latasbusir yang memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
Bahan yang digunakan untuk perbaikan lubang harus sama atau setara dengan lapisan
bahan di sekeliling lokasi yang ditambal kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan (misalnya, perkerasan yang terdiri dari lapis pondasi agregat, AC-BC dan
AC-WC haruslah ditangani dengan lapis pondasi agregat ditambal dengan lapis
pondasi agregat, lapis sub-permukaan ditambal dengan AC-BC dan lapis permukaan
ditambal dengan AC-WC). Bahan yang digunakan dapat mencakup Timbunan Pilihan,
Lapis Pondasi Agregat Kelas A (untuk perkerasan berpenutup aspal), AC-BC, AC-WC,
Campuran Dingin, Lasbutag atau Latasbusir, Penetrasi Macadam, Lapis Resap
Pengikat, Lapis Pengikat, Laston (AC) atau bahan perkerasan lainnya, sesuai dengan
lapis perkerasan yang ditambal. Bahan-bahan ini biasanya harus memenuhi Seksi yang
Hal - 98
Konsep Buku Putih
berkaitan dalam Spesifikasi ini atau Spesifikasi Teknis yang berkaitan, sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Jenis agregat yang akan ditambahkan pada perkerasan tanpa penutup aspal akan
ditetap-kan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi Lapis Pondasi Agregat Kelas C,
agregat kasar dan halus untuk Waterbound Macadam yang memenuhi ketentuan dalam
Seksi 5.2 dari Spesifikasi ini. Bilamana perkerasan tanpa penutup aspal lama
kekurangan agregat kasar atau agregat halus, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
untuk menambah agregat kasar atau halus, dicampur dengan perkerasan lama dan
dipadatkan hingga memenuhi persyaratan.
(4) Pelaburan Setempat (Spot Sealing) dan Laburan Aspal (Seal Coating)
Bahan yang digunakan untuk pelaburan setempat atau laburan aspal pada perkerasan
yang retak, harus berupa aspal Penetrasi 60/70 atau 80/100, aspal cair MC 250 atau
MC 800 atau aspal emulsi yang sesuai. Aspal Pen 60/70 atau 80/100 atau aspal emulsi
harus digunakan untuk mengisi retak-retak.
Bahan yang digunakan untuk perataan setempat dapat berupa Lapis Pondasi Agregat
Kelas C, Lapis Penetrasi Macadam, Campuran Aspal Dingin atau Campuran Aspal
Panas, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan.
1.4.3.6.3 Pelaksanaan
(1) Penambalan Perkerasan pada Perkerasan Berpenutup Aspal dan Tanpa Penutup
Aspal (Galian dan Rekonstruksi)
Hal - 99
Konsep Buku Putih
Sekeliling lokasi yang rusak harus digali manual. Penggalian harus berbentuk segi
empat dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu jalan. Tepi-tepi
galian harus vertikal atau terjal keluar dan bukannya menjorok ke dalam.
Lokasi yang digali harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan bahan
untuk penambalan tidak boleh dihampar sebelum dimensi galian disetujui. Segera
setelah persetujuan diberikan, dasar galian harus dipadatkan dan setiap lapis bahan
yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan harus dipadatkan dengan pemadat mekanis
yang telah disetujui. Alat pemadat manual dapat digunakan untuk penambalan lapisan
yang lebih bawah dimana lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati alat pemadat
mekanis. Kepadatan setiap lapisan yang telah dipadatkan harus setara dengan
kepadatan bahan yang disyaratkan dalam Seksi-seksi pekerjaan utama dari Spesifikasi
ini.
Elevasi pekerjaan pengembalian kondisi yang telah selesai dikerjakan harus sama
dengan elevasi perkerasan lama atau bahu jalan lama di sekelilingnya yang masih utuh
(sound). Toleransi permukaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam Seksi
pekerjaan utama dari Spesifikasi ini untuk bahan yang tertentu yang digunakan sebagai
lapisan teratas dari pekerjaan pengembalian kondisi.
(2) Perbaikan Lubang pada Perkerasan Berpenutup Aspal dan Tanpa Penutup Aspal.
Kontraktor harus memberi tanda segi empat di atas permukaan perkerasan untuk
menun-jukkan luas setiap penambalan. Setiap lapis perkerasan jalan harus digali
sampai bahan yang masih utuh pada ke dalaman lubang. Hanya lapisan yang rusak
yang harus digali. Permukaan yang disiapkan harus bersih dan bebas dari genangan
air sebelum penam-balan dimulai.
Setiap lapis harus dihampar dan dipadatkan dalam suatu operasi yang dimulai dari
lapisan terbawah. Penghamparan dan pemadatan umumnya harus sesuai dengan
spesifikasi yang berkaitan untuk bahan yang digunakan kecuali jika penghamparan dan
Hal - 100
Konsep Buku Putih
pemadatan secara manual digunakan pada lapisan perkerasan yang lebih bawah
dimana lubang tersebut terlalu sempit untuk ditempati alat pemadat mekanis.
Setelah lapisan teratas untuk penambalan lubang telah dihampar, alat pemadat
mekanis harus digunakan agar dapat memadatkan bahan sesuai dengan Spesifikasi
untuk bahan yang digunakan untuk lapisan tersebut.
Semua retak harus ditutup dengan salah satu dari cara berikut :
Perkerasan aspal yang tidak kedap air atau retak, yang terletak terpisah harus
diperbaiki dengan laburan aspal.Takaran bahan yang akan digunakan harus
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Retak lebar yang terpisah pada perkerasan yang tidak dapat ditutup dengan baik
dengan Laburan Aspal (BURAS) harus diisi satu demi satu. Sebelum pengisian,
retak yang lebar itu harus digaru untuk mengeluarkan kotoran dan sampah yang
terdapat di dalamnya. Aspal atau aspal emulsi dari kaleng bercorong kemudian
dituang ke dalam retakan sampai penuh. Pasir harus digunakan sebagai bahan
penutup (blotter bahan) terhadap kelebihan aspal setelah pengisian.
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi yang memerlukan perataan setempat dan
Kontraktor harus menandai tempat yang bersangkutan dengan menggunakan cat pada
permukaan perkerasan lama.
Tiap lapis bahan perata harus dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan
peralatan mekanik yang disetujui. Kepadatan akhir pada setiap lapisan yang telah
dipadatkan harus setara dengan yang disyaratkan dalam seksi yang bersangkutan dari
Seksi Pekerjaan Utama dalam Spesifikasi ini.
Elevasi pekerjaan pengembalian kondisi yang telah selesai dikerjakan harus sama
dengan elevasi perkerasan lama atau bahu jalan lama di sekelilingnya yang masih utuh
(sound). Toleransi permukaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam seksi pekerjaan
utama yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang tertentu yang digunakan
sebagai lapisan teratas dari pekerjaan pengembalian kondisi.
Hal - 101
Konsep Buku Putih
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi dan kedalaman yang memerlukan perataan
setempat, dan lereng melintang jalan yang diperlukan pada permukaan yang dimaksud.
Lokasi setempat yang lemah harus ditambal sebelum diberi lapisan perata.
Direksi Pekerjaan akan menentukan lokasi perkerasan lama dengan bahan yang terlalu
halus atau terlalu kasar sehingga dapat dicampur di tempat dengan bahan kasar atau
bahan halus tambahan untuk memperbaiki kekurangsempurnaan gradasi bahan pada
perkerasan lama.
Untuk ruas tertentu pada perkerasan tanpa penutup aspal dengan lubang dan keriting
(corrugations) yang sangat banyak, maka perataan berat dengan motor grader yang
berkekuatan paling sedikit 135 PK, harus dilaksanakan. Bila memungkinkan, perataan
berat ini dilaksanakan selama atau segera setelah musim hujan tiba agar kadar air
dalam kerikil masih cukup untuk membantu pemadatan ulang dan untuk mencegah
lepasnya butiran halus. Bilamana perataan berat ini harus dilaksanakan pada musim
kemarau, maka sejumlah air harus disemprotkan pada permukaan dan dipadatkan
kembali dengan mesin gilas segera setelah pekerjaan perataan selesai dikerjakan,
untuk mencegah deformasi pada permukaan dan terbuangnya butiran halus dalam
bahan.
Untuk perataan berat setempat, motor grader dioperasikan mulai dari tepi jalan menuju
ke arah sumbu jalan. Penggalian sampai dasar dari permukaan perkerasan yang tidak
beraturan dapat dicapai dengan satu atau dua lintasan motor grader, bahan hasil
penggalian ini akan tertumpuk sebagai alur tumpukan (windrow) dekat sumbu jalan.
Selanjutnya kendaraan tangki air harus disediakan untuk menyemprotkan air pada jalan
tersebut bilamana kadar air dalam bahan jalan tersebut harus ditambah.
Hal - 102
Konsep Buku Putih
Selanjutnya alur tumpukan bahan tersebut harus diratakan kembali pada seluruh
penam-pang melintang jalan dengan pisau grader, pada ketinggian dan sudut
sedemikian rupa sehingga terjamin bahwa semua kerikil tersebar merata pada jalur lalu
lintas (carriage-way) dan menghasilkan lereng melintang yang disyaratkan. Bilamana
diperlukan, sejumlah air ditambahkan selama operasi penghamparan.
Perataan berat pada perkerasan tanpa penutup aspal tidak boleh dilaksanakan
bilamana tebal total jalan kerikil tersebut kurang dari 7,5 cm. Dalam hal ini, perataan
berat harus disertai dengan penambahan bahan kerikil, agar tebal jalan kerikil tersebut
dapat dibentuk kembali.
Perbaikan Tepi Perkerasan akan diperlukan pada semua lokasi yang akan dilapis
kembali dan pada lokasi lainnya yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pada
lokasi yang telah ditetapkan ini, tepi luar jalur lalu lintas (carriageway) lama yang
terekspos harus dipotong sampai bahan yang utuh (sound), yang tidak lepas atau
retak atau ketidakstabilan lainnya, sehingga membentuk muka bidang vertikal yang
bersih.
Kecuali bilamana pelebaran jalur lalu lintas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dari Spesifikasi ini, lebar pekerjaan Perbaikan Tepi Perke-rasan harus sedemikian
rupa sehingga jalur lalu lintas lama diperlebar sampai mencapai lebar rancangan,
Hal - 103
Konsep Buku Putih
Tanah dasar yang telah disiapkan harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan segera
sebelum penghamparan bahan dan tidak ada bahan yang boleh dihampar sampai
penyiapan badan jalan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Masing-masing untuk Lapis Pondasi Agregat atau Lapis Pondasi Tanpa Penutup
Aspal, harus berlaku kecuali bahwa frekuensi pengujian untuk pengendalian mutu
harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga tidak kurang dari lima indeks
plastisitas (plasticity index), lima pengujian gradasi butiran, dan satu pengujian
kepadatan kering maksi-mum harus dilaksanakan untuk setiap 500 meter kubik
bahan yang dibawa ke lapangan.
Bilamana bahan Lapis Pondasi Agregat yang telah dicampur di lapangan dengan
bahan lama, maka frekuensi minimum dari pengujian yang disyaratkan dalam (a)
di atas harus diterapkan pada setiap bahan baru yang dibawa ke lapangan, dan
sebagai tambahan, Kontraktor harus mengambil contoh dari bahan yang telah
dicampur sampai kedalaman rancangan pada lokasi yang ditunjukkan oleh
Direksi Pekerjaan.
Frekuensi pengujian pengendalian kepadatan dan kadar air paling sedikit harus
satu pengujian (SNI 03-2828-1992) untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada
masing-masing sisi dari jalan (jika diterapkan perbaikan tepi perkerasan pada
kedua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.
Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 6.3. dari Spesifikasi ini yang berkaitan
dengan Produksi, Penghamparan, Pemadatan dan Pengujian Asphalt Treated Base
harus berlaku dengan perkecualian berikut :
Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat dalam takaran yang sesuai harus
disemprotkan pada Lapis Pondasi Agregat dan juga pada muka vertikal yang
terekspos pada tepi perkerasan lama untuk jalur lalu lintas.
Hal - 104
Konsep Buku Putih
Direksi Pekerjaan akan menyetujui cara dan peralatan yang digunakan untuk
pemadatan sehingga ketentuan standar pemadatan dapat dipenuhi. Pemadatan
manual, menggunakan penumbuk tangan yang disetujui hanya diperkenankan
untuk tempat-tempat kecil yang umumnya kurang dari 10 meter panjangnya.
Untuk semua lapisan dengan permukaan akhir yang terletak di bawah permukaan
perkerasan lama, peralatan pemadatan yang digunakan harus cukup kecil
sehingga dapat menjamin bahwa peralatan tersebut dapat beroperasi setiap saat
di atas bahan yang baru dihampar saja.
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, pengujian kepadatan bahan yang telah
dihampar, yang ditentukan dari benda uji inti (core), harus dilaksanakan dengan
frekuensi yang tidak kurang dari satu pengujian per 100 meter dari pekerjaan
Perbaikan Tepi Perkerasan pada masing-masing sisi jalan (jika diterapkan perbaikan
tepi perkerasan pada kedua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan.
(9) Lapis Perekat untuk Pengembalian Kondisi, Penambalan Lubang atau Perbaikan Tepi
Perkerasan
Permukaan yang akan dihampar dengan Campuran Aspal, Lasbutag atau Latasbusir
harus benar-benar dibersihkan dan selanjutnya dilabur sampai merata dengan lapis
perekat, yang harus dibiarkan sampai cukup kering sebelum Campuran Aspal
dihampar.
(1) Umum
Pengembalian kondisi dan peningkatan sistem drainase pada seluruh lokasi Kontrak
harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan perintah dari Direksi Pekerjaan.
Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah untuk menghilangkan pengaruh aliran air di
bawah permukaan dan di atas permukaan, yang cukup besar terhadap kekuatan
perkerasan di seluruh lokasi proyek.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada,
pelebaran dan/atau pendalaman selokan lama; pembuatan selokan baru;
Hal - 105
Konsep Buku Putih
penggantian saluran air lama atau pembuatan saluran air baru dan pembuatan
drainase di bawah permukaan. Perhatian khusus harus diberikan pada muka air
tanah dan tempat keluarnya air tanah di daerah galian dan drainase bawah
permukaan yang terletak antara bahu jalan dan daerah galian atau sawah yang lebih
tinggi dari permukaan jalan.
Pekerjaan ini meliputi restorasi galian atau lereng timbunan yang tidak stabil dan
melengkapi dengan penanaman dan pemeliharaan rumput atau bambu untuk
mencegah erosi.
Penghijauan
(2) Bahan
Rerumputan haruslah dari jenis-jenis asli dari propinsi tertentu di Indonesia, tidak
merugikan, dan tidak membahayakan kepada manusia dan hewan dan tidak dari
jenis yang mengganggu pertanian. Tanaman harus bebas dari penyakit,
rerumputan beracun dan rerumputan berakar panjang.
Pupuk yang digunakan harus dari campuran yang disyaratkan sebagai nutrisi
tanaman.
Jenis Tanaman
Hal - 106
Konsep Buku Putih
Jenis tanaman pohon haruslah sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pupuk
Pupuk haruslah pupuk yang bebas diperdagangkan dan dapat dipasok menurut
masing-masing unsur pupuk atau dalam suatu yang terdiri dari nitrogen total,
oksida phosphor dan garam kalium yang dapat larut dalam air. Pupuk ini harus
dikirim ke lapangan dalam karung atau dalam kemasan yang aman, masing-
masing berlabel lengkap, menjelaskan jumlah unsur yang terkandung di
dalamnya.
Batu kapur untuk pertanian yang 100 % lolos ayakan No.8 dan 25 % lolos ayakan
No.100 harus disediakan. Sebagai tambahan, batu kapur harus mengandung
tidak kurang dari 50% Kalsium Oksida.
Rabuk
Bahan rabuk harus terdiri dari rumput kering, jerami atau bahan lainnya yang tidak
beracun.
Lapisan humus terdiri dari tanah permukaan yang gampang gembur secara alami,
dan mewakili tanah di sekelilingnya yang menghasilkan rumput atau tanaman
lain. Lapisan humus harus bebas dari akar-akar, tanah lempung yang keras dan
bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm dan bahan asing lainnya.
(3) Pelaksanaan
Restorasi lereng galian atau timbunan yang tidak stabil harus dilaksanakan sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi penggalian pada bahan
yang tidak stabil, penghamparan bahan timbunan pilihan untuk membentuk lereng
timbunan yang stabil, pelaksanaan pasangan batu dengan mortar pada kaki lereng
atau tembok penahan.
Bilamana penggalian atau penggantian bahan yang tidak stabil telah diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, semua bahan yang tidak stabil harus dibuang. Permukaan
lereng timbunan yang terekspos dan masih utuh (sound) harus dibuat bertangga.
Perhatian khusus harus diberikan pada lereng galian maupun timbunan untuk
Hal - 107
Konsep Buku Putih
menjamin bahwa kaki timbunan cukup stabil dan mempunyai drainase yang baik.
Penimbunan kembali pada suatu lereng harus dimulai dari kaki lereng dan harus
dikerjakan dalam lapisan-lapisan horisontal yang masing-masing harus dipadatkan
sampai memenuhi standar yang disyaratkan. Drainase bawah permukaan harus
disediakan di lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Lereng timbunan
atau galian yang telah selesai dikerjakan harus dilindungi dengan tanaman atau
bilamana timbunan itu tidak begitu stabil atau bilamana erosi yang cukup besar
diperkirakan akan terjadi, maka pemasangan batu-batu (stone pitching) atau bentuk
pelindung lereng lainnya harus diperintahkan untuk dipasang.
Persiapan
- Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya dan
diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan
penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu
tempat dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari sinar matahari dan
angin dan disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah pengambilan ini
maka gebalan rumput harus segera ditanam.
Pelaksanaan
Hal - 108
Konsep Buku Putih
- Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalam interval
1 meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan yang
ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval waktu yang
teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus sedemikian rupa sehingga
permukaan yang baru ditanami rumput tidak mengalami erosi, hanyut atau
mengalami kerusakan yang lainnya.
Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk lainnya
yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa tanaman tersebut
tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau manusia.
Pemeliharaan
Kontraktor harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah ditanam
sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan pemeliharaan ini
meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada permukaan lereng yang
tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan perbaikan lokasi dengan gebalan
rumput atau bambu yang kurang baik pertumbuhannya.
Bilamana lapisan humus ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, lapisan humus tersebut harus dikerjakan menurut ketentuan
yang disyaratkan. Lapisan humus harus dihampar merata di atas lokasi yang
Hal - 109
Konsep Buku Putih
ditetapkan sampai ke dalaman yang ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang
dari 8 cm. Penghamparan lapisan humus tidak boleh dilakukan bila tanah lapang
atau lapisan humus terlalu basah atau bilamana dalam kondisi yang kurang
meng-untungkan pekerjaan.
Bila diperlukan, pupuk dan/atau batu kapur harus ditabur merata kurang dari 5 kg
per 100 meter persegi untuk pupuk, dan 20 kg per meter persegi untuk batu kapur.
Bilamana diperintahkan oleh Direski Pekerjaan, bahan-bahan tersebut harus
tercampur dengan tanah pada ke dalaman tidak kurang dari 5 cm dengan
menggunakan cakram, garu atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pada lereng yang curam dimana peralatan mekanis tidak dapat digunakan secara
efektif, maka pupuk maupun batu kapur dapat disebar dengan alat penyemprot
bubuk (powder sprayer), alat bertekanan udara (blower equipment) atau cara lain
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil yang
diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-mana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan penanaman dapat
dilanjutkan hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana terdapat
alternatif yang disetujui atau pengamatan yang benar telah dilaksanakan.
- Semak/Perdu
- Pohon
Hal - 110
Konsep Buku Putih
Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan pengikatan yang benar pada
tanaman yang baru ditanam..
Kontraktor harus melindungi lokasi yang ditanami dari gangguan lalu lintas, angin
kencang dan gangguan lainnya yang merugikan dengan rambu peringatan
dan/atau barikade atau penghalang lainnya yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor harus menyiangi sebagaimana diperlukan dan juga memelihara lokasi yang
telah ditanami dalam kondisi yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
(1) Uraian
Pekerjaan pengembalian kondisi yang dicakup dalam Pasal ini termasuk penutupan
retak, pelapisan kembali permukaan agregat yang terekspos, perbaikan beton yang
terkupas, pengerjaan kembali dengan beton baru dan penggantian sealant sambungan
ekspansi (expansion joints sealant)
Hal - 111
Konsep Buku Putih
Penutupan retak pada umumnya dibatasi untuk retak rambut yang kecil atau retak
susut individu yang lebar dan bukan disebabkan oleh kelemahan struktural. Retak
individu yang dalam, yang menyebar pada tingkat yang lebih luas besar akibat
perbedaan gerakan dari struktur tersebut, baik penurunan (settlement) maupun
pemuaian (expansion), umumnya memerlukan perbaikan yang lebih besar menurut
detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penutupan retak dapat mencakup penuangan semen ke dalam retak individu yang
dalam atau penyuntikan "epoxy resin" grout ke tempat-tempat retak rambut kecil.
Bilamana Direksi Pekerjaan telah menentukan penggunaan "epoxy resin" dengan
penyuntikan, pekerjaan itu harus dikerjakan oleh operator yang berpengalaman
sesuai dengan petunjuk umum yang diberikan dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus terdiri dari produk patent “epoxy
resin" grout yang cocok untuk penyuntikan dan bahan penutup retak sementara
(temporary sealing agent) yang digunakan selama operasi penyuntikan
(grouting). Sifat-sifat bahan untuk bahan grout dan bahan penutup harus
memenuhi ketentuan dari Tabel 21 di bawah atau Spesifikasi lain yang sama yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Hal - 112
Konsep Buku Putih
Katup penyuntikan harus diletakkan di sekitar pusat daerah retak dan pada jarak
yang sama tergantung pada panjang dan dalamnya retak, sebagaimana perti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Penutupan Retak
Pencampuran untuk bahan dasar dan bahan pengeras untuk epoxy grout harus
dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan spesifikasi pencampuran dari pabrik
pembuatanya.
- Pembersihan Akhir
(2) Pelapisan Kembali Permukaan Agregat Yang Terekpos dan Perbaikan Beton Yang
Terkelupas
Pelapisan kembali permukaan agregat yang terekpos dan perbaikan beton yang
terkupas harus dilaksanakan sesuai perintah dari Direksi Pekerjaan. Pada umumnya,
perbaikan semacam ini dapat dilaksanakan dengan campuran adukan semen yang
mengandung semen dan pasir halus dengan proporsi yang sesuai
Permukaan beton yang terkelupas dan yang terlepas dimana perlu harus dikupas, jika
perlu, sampai mencapai bahan yang utuh (sound), dikasarkan permukaannya agar
dapat menyediakan gerigi untuk bahan baru untuk pekerjaan akhir dan semua
kotoran, minyak, gemuk dan bahan yang lepas dibersihkan dengan menggunakan
kompresor udara atau penyemprotan air dengan tekanan tinggi sebagaimana
diperlukan.
Baja tulangan yang ada pada tempat-tempat yang terkelupas dan terekspos, juga
harus dibersihkan seluruhnya dari semua pecahan beton, minyak, gemuk, dan karat.
Hal - 113
Konsep Buku Putih
Perbaikan pada komponen beton lama dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
untuk tempat-tempat yang retak berat atau kerusakan semacam ini mengakibatkan
keutuhan strukturalnya telah hilang atau sedang dalam keadaan kritis. Perbaikan
seperti ini akan dimasukkan sebagai pembongkaran dan pembuangan pada beton yang
rusak dan pengerjaan kembali dengan beton yang baru dan dimana perlu penggunaan
baja tulangan yang baru.
Bilamana baja tulangan yang terekspos selama operasi pembongkaran beton akan
dibiarkan tertinggal, perhatian khusus harus diberikan oleh Kontraktor selama
operasi pembongkaran untuk menghindari kerusakan, pembengkokan atau
perpindahan baja tulangan lama.
Bilamana baja tulangan lama juga dibongkar sebagai bagian dari pekerjaan
pembongkaran, maka Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Gambar untuk fabrikasi
dan penempatan baja tulangan yang baru.
Pekerjaan Persiapan
Beton baru tidak boleh dicor sampai semua pekerjaan persiapan yang diuraikan di
bawah ini telah disiapkan sepenuhnya dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Hal - 114
Konsep Buku Putih
Semua acuan dan perancah atau cara-cara lain untuk perancah sementara harus
mempunyai struktur yang kaku untuk mencegah perubahan bentuk pada acuan
dari segala beban konstruksi yang telah diperkirakan. Semua acuan harus
dipasang di tempat memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan dibuat sedemikian
dan dipelihara untuk menghindari tambalan beton bilamana sambungan-
sambungan tersebut dibuka. Permukaan dalam cetakan harus bebas dari semua
bahan yang lepas, kotoran, kawat dan sisa potongan baja tulangan dan harus
dilindungi dengan minyak yang disetujui.
Permukaan beton lama yang akan disambung harus dibuat kasar, dibersihkan dari
bahan yang lepas, dirapikan dan disemprot dengan air sampai air buangan itu
jernih. Permukaan sambungan tersebut harus diberi satu lapisan adukan semen
sebelum pengecoran beton baru.
Baja tulangan lama yang akan digunakan kembali untuk pembuatan struktur baru
harus dibersihkan dari semua beton lama, minyak, gemuk dan serpihan karat. Baja
tulangan baru, jika perlu, harus difabrikasi, diletakkan dan dipasang menurut jarak
dan tebal selimut beton yang dirinci dalam gambar penulangan yang diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan. Semua ketentuan lain yang berhubungan dengan baja
tulangan baru kecuali cara pembayarannya, harus menurut Seksi 7.3 dari
Spesifikasi ini.
Beton pengganti harus dengan kekuatan minimum K250 atau ditentukan lain oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan untuk beton dan pencampuran, penakaran, pengecoran,
pemadatan, penyelesaian akhir, perawatan dan pengujian untuk pelaksanaan beton
baru harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1. dari Spesifikasi ini dan dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton baru harus dilaksanakan pada siang hari kecuali dengan jadwal
pelaksanaan yang disetujui untuk perkerjaan pemeliharaan jembatan seperti dalam
Pasal 8.5.1.(9) mengharuskan pengecoran beton pada waktu malam. Dalam hal ini,
lampu penerangan harus disediakan dalam jumalh yang cukup dan dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
Hal - 115
Konsep Buku Putih
telah rusak atau tergaru oleh pengaruh terus menerus dari lalu lintas yang melintasi,
dalam keadaan getas akibat waktu yang lama dan pengaruh keadaan cuaca yang
berganti-ganti atau pengaliran air permukaan menuju perletakan atau bangunan bawah
jembatan. Penggantian mungkin juga diperlukan akibat perbaikan kerusakan atau
bagian-bagian beton yang retak yang berdekatan dengan sambungan
Pekerjaan Persiapan
Sealant sambungan ekspansi yang rusak atau cacat harus digaru dari sambungan
dengan menggunakan peralatan tangan yang memadai. Perhatian khusus harus
diberikan selama operasi penggaruan sehingga dapat menjamin bahwa permukaan
beton yang membentuk sambungan dibongkar sekecil mungkin dan bahan filler yang
terbentuk sebelumnya di bawah sealant tetap utuh dan pada tempatnya.
Sambungan yang telah digaru harus dibersihkan sampai bebas dari semua bahan
sealant lama yang lepas, pecahan beton, kotoran atau bahan sampah lainnya dengan
menggunakan kompresor udara atau metode lainnya hingga Direksi Pekerjaan
mengijinkan sambungan yang bersih dan memadai tersebut dapat diisi dengan
sealant baru.
Pengisian Sambungan
Sambungan yang telah disiapkan harus diisi dengan penuangan bahan pengisi
sambungan yang memenuhi ketentuan AASHTO M173 (ASTM D1190). Bahan yang
dipilih dalam segala hal harus cocok dengan keadaan cuaca dan lalu lintas, dimensi
sambungan yang akan diisi, karakteristik pemuaian sambungan dan setiap ketentuan
lain yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengisian sambungan harus
dilaksanakan sedemikian sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan,
menggunakan "pistol pengisi" atau kaleng penuang, yang secara ketat mengikuti
rekomendasi pabrik pembuatnya.
(1) Uraian
Berdasarkan SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci
untuk Permukaan Jalan, secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan blok beton
terkunci ( paving blok ) adalah pemasangan paving baru, bongkaran paving lama,
perataan / leveling tanah dasar bawah lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan,
tenaga kerja dan uji laboratorium dipandang perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan
Hal - 116
Konsep Buku Putih
(kelas paving block). Pada proyek atau kegiatan yang berada di lingkungan
pemerintahan, contoh paving block yang dipergunakaan harus diserahkan kepada
Pengawas dan Direksi Teknis untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan ke
lokasi kegiatan.
a) Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman
unit – unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak pada sudut,
tepi/lingir, dan bersih.
b) Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan
ekonomis, hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir pengisi
harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan
secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal
1,5 m;
Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pekerjaan;
Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi
belum sempat terisi dengan pasir pengisi.
Bentuk paving blcok beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam, yaitu
block beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi permukaan atas,
semua block beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi susunan block terkunci
biasanya ditutup dengan pasak yang berbentuk topi uskup.
a) ketebalan 60 mm;
b) ketebalan 80 mm;
Hal - 117
Konsep Buku Putih
a) Pemeriksaan Pondasi
pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving block yang
telah terpasang tidak bergeser;
c) Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap
jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang
saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu
tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar
Hal - 118
Konsep Buku Putih
tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci.
Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton
pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang
dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.
Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur
lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari
beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi
ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser.
Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
f. Beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas
dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena
gesekan roda kendaraan.
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok.
Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti
pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain ;
Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10%
dan bersifat gembur ;
Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih
dari 5 cm ;
Hal - 119
Konsep Buku Putih
Untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, gunakan alat perata yaitu penggaris
kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar
memanjang, selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi
untuk memperbaiki tinggi pondasi ;
Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai ;
Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu ;
Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau
dipakai menumpuk bahan ;
Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat
tertutup seluruhnya oleh paving blok;
Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris
terakhir paving blok ;
Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali ;
Pola Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola
yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat
terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus
dipertahankan pada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut
pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata
melintang. Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya.
Hal - 120
Konsep Buku Putih
Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar ( basket
wave ), tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan
pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.
1.4.4.1 Umum
Setetah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus
dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan
air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan
dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Kontraktor dapat menggunakan
sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya
sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang
dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua
udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya
harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini
tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1. Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2. Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh PPK atau
wakilnya.
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.
a) Batasan Tekanan
Hal - 121
Konsep Buku Putih
Tidak boleh lebih kecil dan 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian
Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dan bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.
b) Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian
yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan
cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam
keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini
berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
c) Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Kontraktor
harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air, Setelah semua udara dikeluarkan,
katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus
dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
d) Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
Hal - 122
Konsep Buku Putih
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
a) Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada
jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh
diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu
pengujian yang ditentukan.
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut:
Dimana :
Dimana :
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
Hal - 123
Konsep Buku Putih
Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
Tabel Bocoran Yang Diijinkan Untuk Setiap 1000 ft (305 M) Panjang Pipa
Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang
diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila
pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan pada butir 10.3.3., Kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan,
dan atas biaya sendiri. Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.
d) Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor
dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK.
Hal - 124
Konsep Buku Putih
1.4.4.4 Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh PPK, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yang ada
dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur
berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh PPK.
1. Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2. Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
1.5.1 Umum
Unit pelayanan merupakan titik pengambilan air (PP No. 122 tahun 2015). Unit pelayanan
terdiri atas:
1) Sambungan langsung;
2) Hidran umum;
Unit pelayanan harus dipasang alat pengukuran berupa meter air. Meter air adalah alat
untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan
yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung, dan unit indikator pengukur untuk
menyatakan volume air yang lewat.
Hal - 125
Konsep Buku Putih
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form rencana
anggaran biaya).
(1) Penyedia harus memeriksa rute transportasi ke lokasi pemasangan dan melaporkan
kepada PPK / Tim Teknis unit-unit apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan
juga unit-unit yang akan dimodifikasi jika ada
(2) Gudang penyimpanan harus terletak di lokasi yang aman. Penyedia jasa harus
menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau gudang dan memberi
tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh PPK / Tim Teknis.
Sebelum pembangunannya, desain kantor dan gudang harus disetujui oleh pihak PPK
dan Tim Teknis kegiatan.
ISO 4064-1 - 2005 Measurement of water flow in fully charged closed conduits —
Meters for cold potable water and hot water – Part 1 :
Specification
ISO 4064-2 - 2001 Measurement of water flow in fully charged closed conduits —
Meters for cold potable water and hot water – Part 2 : Installation
requirements and selection
ISO 4064-3 - 2001 Measurement of water flow in fully charged closed conduits —
Meters for cold potable water and hot water – Part 3 : Test
Method And Equipment
(1) Perijinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi
lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus
menyelesaikan perijinan tersebut. PPK dan Tim Teknis dalam batas-batas
kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi
Hal - 126
Konsep Buku Putih
segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikan dengan PPK dan Tim Teknis untuk mencari jalan keluamya.
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan
darurat dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia
barang/jasa. Jika diperlukan jembatan - jembatan darurat, maka penyedia barang/jasa
harus merencanakannya dengan lebar minimal 3,50 meter dan kayu yang cukup kuat
untuk menahan muatan gandar 5 ton atau dengan perencanaan yang disetujui oleh
pihak PPK dan Tim Teknis. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana tersebut
dan semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tersebut kalau tidak
dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau
seperti yang disyaratkan oleh PPK dan Tim Teknis.
Hal - 127
Konsep Buku Putih
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil
revisi terkahir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang
menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk
itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
(4) Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para
ahli untuk menetapkan mana yang benar.
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus
diserahkan kepada PPK dan Tim Teknis paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai.
Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
Hal - 128
Konsep Buku Putih
Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia
barang/jasa.
Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada PPK
dan Tim Teknis sebelum memulai pekerjaan, agar PPK dan Tim Teknis mempunyai
waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut PPK dan Tim Teknis penting, harus
dihadiri dan diawasi langsung oleh PPK dan Tim Teknis atau wakilnya. Pemberitahuan
tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh
PPK dan Tim Teknis selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh PPK dan Tim Teknis atau dipasang
sendiri oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Hal - 129
Konsep Buku Putih
penyedia barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru
dan meminta kembali persetujuan dari PPK dan Tim Teknis.
(8) Laporan-Laporan
Kondisi cuaca.
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk
mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran
pekerjaan. Biaya untuk keperiuan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi
teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari PPK dan Tim Teknis.
Penyediaan tanaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta
fasilitas pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin
lancamya pelaksanaan pekerjaan.
(2) Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia
barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan
persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
Hal - 130
Konsep Buku Putih
persetujuan dari PPK dan Tim Teknis. Tanpa persetujuan PPK dan Tim Teknis,
penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang
diperlukan dan lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga PPK dan Tim Teknis menganggap pekerjaan dapat dimulai.
Untuk material-material yang disediakan oleh PPK dan Tim Teknis, penyedia
barang/jasa harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi
pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut
dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia
barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila
diminta untuk dipertimbangkan oleh PPK dan Tim Teknis. Bila menurut pendapat PPK
dan Tim Teknis hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh penyedia
barang/jasa tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui PPK dan Tim Teknis. Contoh- contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Hal - 131
Konsep Buku Putih
Contoh-contoh yang telah disetujui PPK dan Tim Teknis harus disimpan terpisah dan
tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material- material
dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk PPK
dan Tim Teknis untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat
diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa
dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti
dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh PPK dan Tim Teknis.
Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan PPK dan
Tim Teknis terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-Iangkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
(6) Rambu-Rambu
Panjang pipa pelayanan dibatasi oleh kehilangan tekanan maksimum yang terjadi
sepanjang pipa saat terjadi pemakaian secara bersama (jam puncak), sebesar 3,5 m
dengan rincian sebagai berikut:
Hal - 132
Konsep Buku Putih
d) Kehilangan tekanan pada fiting dan alat plambing sebesar 0,5 m sehingga total
kehilangan tekanan yang diijinkan adalah 3,5 m.
Jenis-jenis meter air yang umumnya dijumpai dipasaran adalah jenis multijet, single
jet dan volumetric. Ketiga jenis meter air ini memiliki cara kerja yang berbeda
sehingga menghasilkan keuntungan dan kerugian yang sifatnya variatif.
Meter dengan tipe ini bekerja berdasarkan multiple port (lubang) disekitar measuring
chamber untuk menghasilkan pancaran air yang berlawanan dengan impeler yang
berbanding lurus dengan kecepatan aliran air yang melewati chamber. Magnet dan
roda gigi mengubah jumlah putaran menjadi volume yang ditampilkan dalam display
register.
Meter jenis ini memiliki kelebihan diantaranya cenderung stabil pada perubahan
tekanan, resistan terhadap kotoran, beberapa merk meter memiliki nilai daya magnet
> 2500 gauss. Disamping itu meter ini juga memiliki kekurangan
yaitu recordless pada aliran rendah.
Hal - 133
Konsep Buku Putih
Single jet hanya memiliki satu lubang input dengan konstruksi dalam meter dibuat
sedemikian rupa hingga air yang masuk hanya mengenai satu sisi impeller saja
demikian dengan lubang keluarnya. Meter ini mampu me-record aliran dibawah 15
l/h sehingga cocok untuk wilayah yang bertekanan rendah (dibawah 0.3 atm)
Tipe Volumetric
Meter jenis ini bekerja berdasarkan bucket yang berputar apabila dialiri air. Air akan
masuk dari lubang input dan memenuhi bucket yang akan segara berputar dan
menyalurkan pada ruang dibalik bucket melalui sebuah saringan. Pergerakan dari
bucket ini menggerakan mekanik yang terhubung pada angka register.
Meter ini mampu mengukur aliran sangat rendah namun sangat sensitif terhadap
kotoran terutama endapan berpasir. Endapan pasir tersebut akan membuat meter
menjadi stag (mati).
Pengadaan sambungan rumah harus disesuaikan dengan jenis pipa tersier yang telah
terdapat di wilayah yang akan dipasang. Jenis pipa tersier yang umum digunakan
antara lain :
a) Pipa PVC ;
b) Pipa HDPE ;
c) Pipa Galvanis / GI .
Pipa tegak (terletak setelah valve dan meter air) harus menggunakan pipa Galvanis.
Hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan kran air dan pipa menjadi tegak.
Tinggi pipa tegak minimum adalah 60 cm dari muka tanah.
Pemasangan sambungan rumah harus dilakukan di lokasi yang telah ditentukan oleh
pihak pengguna jasa berdasarkan survey yang telah dilakukan.
1.5.3.3.4 Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah Untuk Pipa Tersier PVC
Material sambungan rumah dengan pada wilayah pelayanan yang menggunakan pipa
PVC sebagai pipa tersier antara lain :
Hal - 134
Konsep Buku Putih
b) Pipa PVC yang biasa digunakan adalah OD 20mm atau 25mm. Tergantung
standard PDAM masing-masing daerah. Pengadaan pipa PVC harus memenuhi
standar SNI 06-0084-2002.
d) Angle Lockable, yaitu kunci yang dapat dipergunakan untuk menutup saluran
apabila pelanggan menunggak pembayaran. Angle lockable harus dilengkapi
dengan kunci.
e) Meteran air plastik atau meteran air kuningan sesuai dengan standar SNI 2547 –
2008.
f) Box Cover material plastic atau PVC. Box cover harus memiliki logo instansi
pemberi pekerjaan (Dinas PU Cipta Karya atau PDAM)
g) Brass Gate valve atau Ball Valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
h) Siku (Knie)
i) Kran air.
(1) Pengadaan Dan Pemasangan Sambungan Rumah Untuk Pipa Tersier HDPE
Material sambungan rumah dengan pada wilayah pelayanan yang menggunakan pipa
PVC sebagai pipa tersier antara lain :
b) Pipa HDPE yang biasa digunakan adalah OD 20mm atau 25mm. Tergantung
standard PDAM masing-masing daerah. Pengadaan pipa HDPE harus memenuhi
standar SNI 06-4829-1998
d) Angle Lockable, yaitu kunci yang dapat dipergunakan untuk menutup saluran
apabila pelanggan menunggak pembayaran. Angle lockable harus dilengkapi
dengan kunci.
Hal - 135
Konsep Buku Putih
f) Meteran air plastik atau meteran air kuningan sesuai dengan standar SNI 2547 –
2008.
g) Box Cover material plastic atau PVC. Box cover harus memiliki logo instansi pemberi
pekerjaan (Dinas PU Cipta Karya atau PDAM)
h) Brass Gate valve atau Ball Valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
j) Kran air.
(2) Pengadaan Dan Pemasangan Sambungan Rumah Untuk Pipa Tersier Galvanis
Material sambungan rumah dengan pada wilayah pelayanan yang menggunakan pipa
PVC sebagai pipa tersier antara lain :
b) Pipa Galvanis yang biasa digunakan adalah OD 20mm atau 25mm. Tergantung
standard PDAM masing-masing daerah. Pipa Galvanis yang digunakan harus pipa
Galvanis Medium yang sanggup menahan tekanan kerja nominal sebesar 10 Bar
c) Shock Drat GI
d) Angle Lockable, yaitu kunci yang dapat dipergunakan untuk menutup saluran
apabila pelanggan menunggak pembayaran. Angle lockable harus dilengkapi
dengan kunci.
e) Elbow / Knie GI
f) Meteran air plastik atau meteran air kuningan sesuai dengan standar SNI 2547 –
2008.
g) Box Cover material plastic atau PVC. Box cover harus memiliki logo instansi pemberi
pekerjaan (Dinas PU Cipta Karya atau PDAM)
h) Brass Gate valve atau Ball Valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
i) Tee GI
j) Kran air.
Hal - 136
Konsep Buku Putih
1.5.3.4 Pengadaan dan Pemasangan Hidran Umum (HU) dan Terminal Air
(1) Persyaratan
HU dan Terminal Air umumnya dipasang pada daerah rawan air minum, daerah
kumuh, masyarakat berpenghasilan rendah, dan daerah terpencil/terisolasi. Hal-
hal yang harus diperhatikan antara lain:
a) Air baku harus tersedia, baik dari PDAM, sumur dalam/dangkal, instalasi
pengolahan air minum sederhana, perlindungan mata air, dan/atau air hujan;
c) Pada jaringan distribusi PDAM masih tersedia kapasitas dan tekanan yang
memadai;
d) Penempatan HU yang sumber airnya dari PDAM harus mendapat ijin dari PDAM
sebagai pemilik jaringan perpipaan;
e) Apabila sumber air di bangun sendiri atau bukan PDAM harus diperhitungkan
transmisi sampai ke HU;
f) HU / Terminal Air dapat dilengkapi dengan gerobak dorong dengan jerigen air 20
liter atau 10 liter, serta perlengkapan lainnya bila diperlukan;
g) HU / Terminal Air harus dapat melayani pengguna air minum paling sedikit 30
L/orang/hari;
– Untuk pipa PVC harus sesuai dengan SNI 06-0084-2002 dan penyambungan
pipa PVC harus sesuai dengan SNI 06-0135-1987;
– Untuk pipa galvanis (GIP) menggunakan klas medium dengan tekanan kerja
nominal sebesar 10 bar;
– Perubahan arah (trase) jalur pipa vertikal dan horisontal harus dilakukan dengan
menggunakan aksesoris belokan yang sesuai (untuk belokan 90° harus
Hal - 137
Konsep Buku Putih
– Fitting dan aksesoris harus terbuat dari bahan yang memiliki karakteristik dan
kekuatan yang sama atau lebih baik dari bahan pipa yang digunakan;
– Tebal dinding tangki HU / Terminal Air dari bahan fiberglass untuk volume 3 m3
adalah 5 mm dan untuk volume 2 m3 adalah 4 mm dan dilengkapi dengan tutup
tangki;
– Pompa penguat boleh dibangun bila diperlukan; (d) meter air apabila air berasal
dari PDAM;
Hal - 138
Konsep Buku Putih
a) Angka/Index meter
b) Analisis konsumsi
Hal - 139
Konsep Buku Putih
Memudahkan pemasangan di
Ketahanan Alat di Minimal IP66 (tahan debu
lapangan dan menjamin
Lapangan dan hujan)
umur pakai yang panjang
Memudahkan Pengguna
Programming Alat
Alat harus dapat diprogram Jasa, sehingga tidak perlu
dari kantor
dari kantor Pengguna Jasa mengirim tenaga lapangan ke
Pengguna Jasa
lokasi Alat
Software harus bisa Informasi sejumlah meter air
Software di menampilkan data konsumsi pada grup atau distrik yang
komputer Pengguna air per jam setiap hari, per sama sangat berharga untuk
Jasa satu meter air atau sejumlah keperluan pemantauan
meter air jaringan
Hal - 140
Konsep Buku Putih
1.6.1 Umum
Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telah ada, antara lain :
SNI 03-1749-1990 : Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1753-1990 : Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat
kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 : Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat
kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 : Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 : Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
Hal - 141
Konsep Buku Putih
SNI 03-1966-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan
kasar
SNI 03-1969-1990 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-2417-1991 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2647-1992 : Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2819-1992 : Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
alat ukur tipe baling-banling
Hal - 142
Konsep Buku Putih
SNI 03-3407-1994 : Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat
.
SNI 03-3423-1994 : Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 : Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-6812-2002 : Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
Hal - 143
Konsep Buku Putih
SNI 1966:2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah
SNI 1969:2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar
SNI 1970:2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 1971:2008 : Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan
SNI 2417:2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
SNI 2813:2008 : Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dengan
drainase
SNI 1969:2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 3407:2008 : Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman
menggunakan larutan magnesium sulfat
Hal - 144
Konsep Buku Putih
SNI 2835:2008 : Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 2493:2011 : Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium
(2)
1) Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas
pekerjaan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-batas
ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan
lain yang tertera di dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
2) Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.
Hal - 145
Konsep Buku Putih
5) Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah
permukaan tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang
lebih rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya
harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang
praktis atau dikubur.
6) Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Penyedia atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran
hasil penebangan, Penyedia harus memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-
milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia akan
selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka.
2) Sebelum penggalian dimulai, Penyedia wajib mengajukan usulan penggalian yang akan
ditempuh minimal menyebutkan :
Hal - 146
Konsep Buku Putih
e. Pembuangan galian.
4) Pada daerah galian yang mengandung air, Penyedia harus membuat saluran
penampung air, di dasar galian yang meliputi areal galian. Air yang terkumpul harus
dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar tanah dasar galian tetap kering, oleh
karenanya Penyedia wajib mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya
untuk keperluan penyedotan air tersebut.
1) Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah tanggung jawab dari
Penyedia; yang harus memperbaiki semua kelongsoran-kelongsoran. Penyedia harus
membuat penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan galian
tambahan atau urugan bila diperlukan.
2) Penyedia diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-longsoran tanah selama masa
Kontrak dan Masa Perawatan.
Hal - 147
Konsep Buku Putih
1) Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi Teknis/Lapangan untuk disetujui.
2) Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar
pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup
kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas coffer dam harus direncanakan cukup
untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan
pemompaan air keluar acuan beton.
3) Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan atau
bagian-bagian lain dari coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi
bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi Teknis/Lapangan, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
1) Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal
dan dipadatkan.
2) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimum.
3) Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang
sesuai.
4) Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa ataupun lapisan finishing yang lain.
5) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan
sebagainya.
Hal - 148
Konsep Buku Putih
1) Penyedia harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton atau pipa,
akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
2) Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya
keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus
ada persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
1) Material pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak
mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang dapat merusak bahan bangunan
lainnya.
2) Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan menggunakan stemper
sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm atau sesuai gambar dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan sebelum pekerjaan lanjutan.
4) Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut
harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai
dengan yang diperuntukan.
Hal - 149
Konsep Buku Putih
2) Pengembalian lapisan permukaan seperti lapis permukaan jalan harus sesuai dengan
kualitas perkerasan sebelumnya.
1) Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari
tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
2) Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang
dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
3) Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi
Teknis/Lapangan dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
4) Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm di bawah muka
air tanah konstan pada lubang galian.
5) Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara
dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan
mata pembayaran.
6) Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Hal - 150
Konsep Buku Putih
2) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi Teknis/Lapangan, guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya.
a. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan
Normatif SNI 15-2049-1994.
b. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau
dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
d. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air
serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
e. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif
bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/Lapangan. Direksi Teknis/Lapangan berhak
untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi
dari pabrikan.
f. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan
pengujian.
Hal - 151
Konsep Buku Putih
g. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan
memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
a. Mutu agregat halus : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan organis.
b. Ukuran agregat halus : Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2% berat; sisa
diatas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat; sisa ayakan 0,25 mm harus
berkisar antara 80% dan 90% berat.
c. Mutu agregat kasar : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat aktif alkali.
d. Ukuran agregat kasar : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat; sisa diatas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih antara sisa-sisa
kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum
10% berat.
e. Penyimpanan : pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
f. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sudah terpilih, Penyedia
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu
Hal - 152
Konsep Buku Putih
sumber yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada
seluruh pekerjaan.
g. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan
harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 m3 yang dipasok.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkali,
garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja
tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai
berikut :
Kuat Tekan
Penggunaan
Kg/cm2 MPa
- Lantai kerja, beton pengisi 125 10,4
- Pondasi telapak, pondasi pelat, jembatan, jembatan pipa, 225 18,7
reservoir bawah, instalasi dan intake 5
- Reservoir menara air 300 25
- Thrust block dan lain-lain struktur ringan yang tidak perlu 175 14,6
kedap air
(2) Dalam pengajuan permohonan tersebut Penyedia wajib menyertakan shop drawing
dan rencana kerja lengkap meliputi metode dan jadwal pelaksanaan, penanggung
jawab kegiatan dan sub-sub kegiatan serta rencana penggunaan peralatan dan
tenaga kerja.
Hal - 153
Konsep Buku Putih
(4) Seluruh pelaksanaan kegiatan pengecoran harus dipimpin oleh seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang cukup dalam
pelaksanaan pengecoran.
(5) Setiap sub-sub kegiatan yang terdiri dari pekerjaan pengadukan, pengecoran dan
pemadatan harus dipimpin oleh seorang kepala tukang yang akan mengarahkan
pekerja dalam pelaksanaan pengecoran.
(6) Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang
terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran
yang dilakukan.
(7) Selama pelaksanaan pengecoran penyedia harus menunjuk seorang pengawas yang
khsusus mengawasi kondisi bekisting dan pembesian agar selama pelaksanaan
pengecoran tidak mengalami perubahan sesuai gambar rencana pembetonan.
(8) Penyedia wajib menyediakan peralatan cadangan seperti beton moln, pompa dan
vibrator agar apabila terjadi kerusakan peralatan tidak mengganggu pelaksanaan
pengecoran.
1.6.3.4 Adukan
(1) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau
lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat-
lambatnya 6 minggu sebelum pekerjaan dimulai.
(2) Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Teknis/Lapangan tentang
kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix
serta pembiayaanya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia. Trial mix
dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari -sumber
yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Hal - 154
Konsep Buku Putih
(3) Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3. Jenisnya harus disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh
pabrikan.
(4) Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan untuk mutu beton tertentu.
(5) Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa,
tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.
1.6.3.5 Pengujian/Pemeriksaan
(1) Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton
15 x 15 x 15 cm.
(2) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak
lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck dump (diambil yang volumenya terkecil).
Disamping itu jumlah maksimum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat
setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 dan 28
hari.
(5) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah dan penarikan baja prategang. Sedangkan untuk pengujian di luar
ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
(6) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk pengecoran
di lokasi yang tinggi atau sulit dijangkau digunakan metoda pembetonan dengan
menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
Hal - 155
Konsep Buku Putih
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung
pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
(7) Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen yang ditentukan
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(1) Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI
1971.
(2) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketebalan penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
(3) Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap
meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar
merata.
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam yang
memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini Penyedia harus
menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem
volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan
mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian
sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
(1) Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi Teknis/Lapangan berwenang untuk menolak seluruh
pekerjaan beton dimana kubus-kubus tersebut diambil.
(2) Direksi Teknis/Lapangan juga berwenang untuk menolak beton yang berongga,
porous atau yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal Penyedia harus
menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari
Direksi Teknis/Lapangan sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi
Teknis/Lapangan sudah memuaskan.
Hal - 156
Konsep Buku Putih
(3) Pembayaran pekerjaan beton dilakukan setelah hasil pengujian 14 hari diketahui.
(1) Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air
yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut
volume terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ±
1%. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan sebelum beton di cor.
1.6.3.10 Pengangkutan
(1) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ke tempat
pengecoran dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu. Metode yang dipakai harus
menjaga jangan sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton (
segregation ), kehilangan unsur-unsur betonnya dan harus dapat menjaga tidak
timbulnya hal-hal negatif yang diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya
kadar air pada adukan. Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada
formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga
pengangkutan lebih lanjut.
(2) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari bahan
dengan permukaan halus dan kedap air.
(3) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar merata
(homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada saat adukan
dituangkan kebekisting harus tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan.
1.6.3.11 Pengecoran
(1) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan dalam dari bekisting
harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran. Semua bekas-bekas beton
yang tercecer pada baja tulangan dan bagian dalam bekisting harus dibersihkan.
(2) Air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor harus segera di
hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus dicegah dengan
mengadakan drainase yang baik atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi
Hal - 157
Konsep Buku Putih
Teknis/Lapangan, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi
terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat beton dicor, kondisi
pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, dan juga keadaan
pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan atau
tempat pengecoran untuk mencegah terjadinya segregasi yang disebabkan pemuatan
kembali atau dapat mengisi dengan mudah keseluruhan acuan.
(5) Selama pelaksanaan pengecoran harus diawasi secara ketat mengenai kualitas
adukan beton, kondisi bekisting dan posisi tulangan.
(6) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan beton
yang bersifat permanen tanpa dihadiri Direksi Teknis/Lapangan.
(7) Penyedia harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar
didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut, meratakan dan memadatkan
adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus agar beton selalu
dalam keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah kedalam sela-sela diantara
tulangan.
(8) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2
jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila
diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan
penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir
untuk mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan.
(9) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke bekisting yang dalam,
yang dapat menyebabkan dalam papan terlepasnya koral dari adukan beton karena
berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga mengakibatkan
penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang dicor. hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat
mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh
dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.
Hal - 158
Konsep Buku Putih
(10) Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau beton yang telah terkotori
oleh bahan lain tidak boleh dipergunakan dalam pengecoran.
(11) Mengencerkan adukan yang sudah diangkut atau adukan beton yang sudah terlanjur
agak mengeras tapi belum dicorkan sama sekali tidak diperkenankan,
(12) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti hingga
selesainya pengecoran suatu panel atau penampang yang dibentuk oleh batas-batas
elemennya atau batas penghentian pengecoran yang ditentukan untuk siar
pelaksanaan.
(13) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal pelaksanaan
suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus, Penyedia harus segera
memadatkan adukan yang sudah dicor sampai batas tertentu dengan kemiringan
yang merata dan stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran
ini harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab
sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan
adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih
lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana
beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang di tentukan oleh pihak Direksi
Teknis/Lapangan.
(14) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu akibat
sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton yang sudah
dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan terhitung mulai pengecorannya.
(15) Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam kondisi cuaca
yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu upaya perlindungan
terhadap adukan beton, hal ini bisa terjadi baik dalam keadaan cuaca yang panas
sekali atau dalam keadaan hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-
hal ini harus mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
(16) Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari
Direksi Teknis/Lapangan. Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran
bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali
jika sudah diperoleh ijin dari Direksi Teknis/Lapangan untuk pengerjaan malam hari,
ijin demikian tidak akan diberikan jika Penyedia tidak menyediakan sistem penerimaan
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Hal - 159
Konsep Buku Putih
(17) Penyedia harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi
pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(18) Pada posisi bidang elemen struktur yang tinggi, untuk menghindari segragasi
pengecoran dapat dilakukan dengan sistim pipa tremie. Tremie adalah pipa yang
cukup panjang untuk menghubungkan dua titik terendah yang akan dicor dan tempat
kerja di atas permukaan tanah atau air. Satu hopper penerima beton dipasang di atas.
Bagian bawah harus selalu ditanam dalam beton segar untuk menjadi segel dan
memaksa beton mengalir dengan tekanan. Penuangannya pun harus dilakukan
secara terus menerus. Biasanya beton dipakai untuk pengecoran di bawah air, tetapi
dapat juga digunakan untuk menuang beton ke dalam begisting yang dalam, atau di
mana metode konsolidasi normal tidak mungkin. Beton diangkut oleh gaya gravitasi
melalui pipa vertikal (tremie) dari corong tempat menuangkan beton segar. Beton
harus mengalir terus menerus tanpa putus. Slump tinggi, 150-250 mm tanpa segrasi
atau bleeding. Untuk mendapatkan beton yang mengalir dan kohesif, perlu memakai
agregat halus yang banyak, 40-50% dari total agregat. Akibatnya, kadar semen juga
tinggi. Water reducer, air-entrain dan pozzolan dapat dipakai untuk memperbaiki
kelecakan beton. Ukuran tremie tergantung ukuran agregat maksimum. Pipa diameter
200 mm dianjurkan untuk campuran beton dengan agregat maksimum 38 mm, dan
diameter 150 mm untuk agregat maksimum 19 mm.
(1) Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan memakai vibrator
mekanis yang sesuai dan dioperasikan oleh tenaga berpengalaman dan terlatih agar
dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar tulangan, alat konstruksi dan alat instalasi
yang akan tertanam dalam beton dan daerah sudut acuan.
(2) Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga dan segregasi
serta memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
(3) Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
akibat vibrasi yang berlebihan.
(4) Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 detik dan
maksimal 15 detik.
Hal - 160
Konsep Buku Putih
(5) Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mengeras dan tidak bole dipasang lebih dekat 100 mm dari cetakan atau dari beton
yang sudah mengeras serta diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh batang
penggetar.
(6) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar dan
tidak bole lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis demi lapis.
(7) Jumlah vibrator yang dipakai didalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju
pengecoran. Penyedia harus juga menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator
cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah, kecuali jika ditetapkan
lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm dengan mutu beton Bo (K-175) di atas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Spesi harus diaduk pada satu
landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang
sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh
dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk
dipakai.
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertesktur kasar sebelum
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok
dimana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan
pada permukaan beton yang terbuka.
Hal - 161
Konsep Buku Putih
(1) Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar
tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika
perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran
beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton
harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan
jam-jam istirahat.
(2) Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan untuk memperlihatkan
agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi
harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
(1) Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah dan pekerjaan beton lainnya yang
berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara lain dengan menambahkan
bahan aditive yang sesuai dan atas persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
Penggunaan bahan aditive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik pembuat serta
adanya jaminan bahwa bahan aditive tersebut tidak akan mempengaruhi kekuatan
maupun ketahanan beton.
(2) Penyedia harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan dalam hal cara
pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran dan perawat beton untuk
mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian pekerjaan itu.
(3) Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin pengecoran dan
pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
(4) Penyedia bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap
airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka semua biaya perbaikan
untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia.
(5) Penyedia harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhadap
sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan
pekerjaan.
Hal - 162
Konsep Buku Putih
(6) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu
pemelihaan, Penyedia atas biaya sendiri harus segera memperbaiki bagian yang
mengalami kerusakan tersebut.
(2) Setelah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap pengaruh
langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.
(3) Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses
perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton harus
diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
(4) Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat, maka perawatan beton
harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur tersebut.
Perhatian harus dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi tidak
terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
(5) Setelah temperatur didalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton
harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk mempertahankan
panas sedemikian rupa sehingga tidak timbul perbedaan panas mencolok antara
bagian dalam dan luar beton atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian
dalam beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan
beton tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.
(6) Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang dibuat harus
didasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
(7) Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan
kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
khusus. Untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Teknis/Lapangan.
(8) Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna dapat
menentukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton harus sesuai
dengan persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi
Teknis/Lapangan.
Hal - 163
Konsep Buku Putih
1.6.3.19 Waterproofing
a. Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya, seperti NI-3, ASTM-828, ASTNLE, TAPP-I-083 dan 407.
Penyedia tidak dibenarkan merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari
Direksi Teknis/Lapangan.
b. Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan Waterproofing adalah
tipe coating system atau setara dengan ketebalan 4 mm.
c. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
b. Penyedia agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap dengan petunjuk
dari Direksi Teknis/Lapangan meliputi gambar-gambar denah lokasi, ukuran,
bentuk dan kualitas.
c. Persiapan pelaksanaan :
Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-
benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang
permanen dari tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik
dalam arti kata kering leveling screed maupun kering permukaan).
Semua pertemuan 90 atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC : 3 PSR atau
seperti tercantum dalam gambar kerja.
Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1PC : 3PSR dibentuk
menggunakan benang waterpass arah kemiringan (arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang pipa.
Hal - 164
Konsep Buku Putih
Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam best sehingga merata, setelah lapisan screed
kering tidak boleh diaci.
Setelah kering udara ± 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya
dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga
kondisi basahnya.
Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7 (tujuh) hari dalam
kondisi cuaca cerah (35º) dan pengeringan maksimal 5 hari. Untuk cuaca buruk
(hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu pengeringan screed).
g. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh sepatu
atau alas kaki yang tajam. Penyedia harus melindungi dan melokalisir daerah yang
sudah terpasang waterproofing ini.
k. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3x24
jam.
Hal - 165
Konsep Buku Putih
m. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Penyedia baik pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah
selesai, maka Penyedia harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebu
tsampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia.
(1) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hidrasi semen serta pengerasan beton.
(2) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu. Jika tidak
ditentukan lain, suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi
32°C.
(3) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton harus tetap dalam keadaan
basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan
maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan
dengan membasahi permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya
dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Penyedia harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi beban
yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul
akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh
Penyedia atas biaya sendiri.
Hal - 166
Konsep Buku Putih
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
(2) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Teknis/Lapangan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Penyedia harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
(1) Bahan.
a. Bahan harus dapat menahan rembesan air pada sambungan pengecoran, baik
berbentuk membrane atau pasta, yang disesuaikan dengan ketebalan dinding yang
akan dicor.
a. Sebelum bahan waterstop digunakan di lapangan, contoh dari tiap ukuran dan
bentuk bahan yang akan dipakai harus diserahkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan untuk disertujui. Contoh tersebut harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga bahan dan pengerjaannya menyerupai bahan bantu (fitting) yang harus
disediakan sesuai dengan kontrak. Contoh dari fitting yang dibuat di lapangan
(crosses T-stuck dan lain-lain) akan dipilih secara acak oleh Direksi
Teknis/Lapangan untuk dicek.
Hal - 167
Konsep Buku Putih
oleh beton pada waktu pengecoran. Penyedia harus menyerahkan gambar detail
pengangkeran waterstop dan “joint filler” pada Direksi Teknis/Lapangan.
(1) Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, Penyedia harus
bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta pemasukan
beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi
ini tidak dipenuhi, Direksi Teknis/Lapangan akan menarik kembali persetujuannya dan
mengharuskan Penyedia mengganti pemasok.
(3) Penyedia harus mengatur agar Direksi Teknis/Lapangan dapat memeriksa alat
pembuat beton ready mix bila mana diperlukan.
(5) Penyedia atau pemasok readymix harus mengatur setting time sedemikian rupa
sehingga beton yang akan dicorkan tidak mengalami setting (penggumpalan).
(6) Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi truk diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
Hal - 168
Konsep Buku Putih
Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
(8) Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu maksimal 2 jam, dengan menggunakan truk mixer dan tidak menggunakan
additive, dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk. Buku catatan
harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(9) Apabila menggunakan bahan additive waktu maksimal yang diijinkan sesuai dengan
spesifikasi additive yang digunakan.
(10) Jenis dan bahan Pengambilan sampel untuk pembuatan kubus uji dilakukan oleh
penyedia ditempat pengecoran dengan disaksikan oleh PPK.
(2) Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan
getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum dari
Cetakan dan Acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara
tumpuan tersebut.
(3) Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan
multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dolken 8 - 12 cm
atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat dari kayu yang sudah
diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi
kebocoran.
(5) Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat,
Hal - 169
Konsep Buku Putih
kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-tiang
penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi
bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban
lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat
perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
(6) Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone) untuk
memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan.
(7) Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar
keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan P.B.I. 1971
NI-2.
(8) Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(9) Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan, beton tidak boleh dicor sebelum
bekisting disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Untuk menghindari kelambatan
dalam mendapatkan persetujuan, sekurang - kurangnya 24 jam sebelumnya,
penyedia harus memberitahukan Direksi Teknis/Lapangan.
(1) Sesuai dengan PBI 1971 klasifikasi dan mutu baja tulangan harus seperti yang
ditunjukan pada tabel berikut ;
Tabel 1.4.
Derajat-Kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di Izinkan
Tegangan
Tegangan Luluh Tegangan Ijin
Izin
Jenis Macam Karakteristik Sementara
Permanen
(kg/cm2) (0,83 kg/cm2)
(0,58 kg/cm2)
U22 Baja lemah 2.200 1.200 1.800
U24 Baja lemah 2.400 1.400 2.000
U32 Baja sedang 3.200 1.850 2.650
U39 Baja keras 3.900 2.250 3.200
U48 Baja keras 4.800 2.750 4.000
Hal - 170
Konsep Buku Putih
(2) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan Penyedia harus menyerahkan sertifikat resmi dari
laboratorium resmi.
(3) Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih, bebas dari karat,
kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang melekat.
Batang-batang baja tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan
tidak bolehmenyentuh tanah dan dilindungi terhadap karat atau rusak karena cuaca.
1.6.5.2 Pengujian
(1) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan, akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Teknis/Lapangan dan minimal sesuai
dengan SII-0136-84. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Penyedia.
1.6.5.3 Penyimpanan
Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang beratap tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.
1.6.5.4 Penekukan
(1) Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar tekukan (Bending
Schedule) untuk disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Semua baja tulangan harus
ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar
dan sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai
dengan gambar tidak boleh dipakai.
(3) Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.
Hal - 171
Konsep Buku Putih
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
1.6.5.6 Pemasangan
(1) Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja
pada pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus
diarahkan kebagian tubuh utama beton.
(2) Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(3) Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada
tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pemberitahuan kepada
Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam
tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk
sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
1.6.5.7 Penyambungan
Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus ditempatkan pada
seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka potongan dapat diijinkan apabila
panjang batang yang disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
Hal - 172
Konsep Buku Putih
(2) Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama lain,
maka batang-batang harus didukung sehingga batang-batang itu tidak berhubungan
satu sama lain jika ruang mengijinkan. Batang-batang itu hanya diikat dengan aman
minimun pada dua tempat persambungan.
(3) Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
1.6.6.1 Umum
(1) Pada pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya
kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
(2) Setiap konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi
sekurang-kurangnya 48 jam. Ketinggian air selama waktu tersebut harus diamati dan
tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air, penurunan maksimum yang diijinkan
selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.
1.6.6.2 Perbaikan
(1) Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran.
(2) Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan, Penyedia harus
mengadakan perbaikan secara menyeluruh atas biaya sendiri, setelah perbaikan
selesai, metoda pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat
ini.
(3) Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan misalnya dengan
sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan petunjuk pabrikan.
Hal - 173
Konsep Buku Putih
1.6.7.1 Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis Mild Steel
- 400 yang dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian,
pemilihan, pengukuran, penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan
dingin. Jika dipandang perlu Direksi Teknis/Lapangan dapat memerintahkan untuk
dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan
pengujian yang berlaku.
1.6.7.2 Pabrikasi
Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia, semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera
pada gambar rencana dianggap kurang pada suhu 25˚ (normal)
1.6.7.4 Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
dilakukan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
1.6.7.5 Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan
harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Hal - 174
Konsep Buku Putih
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila
digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya.
Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari
gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan
plat penyambung dengan memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi
agar rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah
0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0.2 mm untuk setiap titik
sambungan.
Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pemotongan pada
metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal 3 mm pada plat yang mempunyai tebal
12 mm, 6 mm untuk plat yang mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal
24 mm.
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
serta lurus. Untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan
menggunakan las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, dapat
digerinda yang bergerak searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.
(2) Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las bersertifikat harus diawasi
langsung oleh Direksi Teknis/Lapangan yang mempunyai training dan pengalaman
yang sesuai untuk pekerjaan semacam itu. Penyedia harus menyerahkan kepada
Direksi Teknis/Lapangan dan mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak
dipakai.
(3) Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan,
jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan
arus listrik untuk las tersebut, harus diajukan oleh Penyedia untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan
las listrik dapat dilakukan.
Hal - 175
Konsep Buku Putih
(4) Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang
digunakan pada las listrik harus yang seperti yang disyaratkan dan tidak boleh
dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk
cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut,
retak pada bahan dasar , berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.
(6) Untuk pengerjaan las harus dilaksanakan secara menerus tidak boleh terputus
(7) Laju pengelasan harus diatur sedemikian sehingga tidak terjadi peleburan tidak
sempurna, penetrasi kampuh yang tidak memadai dan peleburan berlebihan.
(8) Apabila diperlukan pengelasan dalam beberapa lintasan las untuk memperoleh
ukuran las yang dikehendaki terak-terak yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum memulai lintasan yang baru.
(9) Hasil pengelasan harus dibersihkan dari kerak-kerak dan kotoran dengan
menggunakan gerinda, agar dapat terlihat kesempurnaan hasil las.
1.6.7.8 Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang
dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah
satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
(1) Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacad-cacad lain.
Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan maka Direksi Teknis/Lapangan harus
diberi tahu sehingga ia dapat melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak
diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang
sumbatan dan lainnya. Tuangan dan tempaan harus disempurnakan dengan mesin
hubungan diselesaikan dan dicocokkan dengan menggunakan mesin perkakas yang
menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Hal - 176
Konsep Buku Putih
(2) Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi
Teknis/Lapangan dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan
dengan beton tidak cukup baik, maka harus diolah mesin perkakas dan biaya-biaya
untuk pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko Penyedia.
Penyedia harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut cincin baut dan
sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10 %
dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. pada saat
pengiriman, kepada Direksi Teknis/Lapangan. Penyedia menyerahkan montase (kalau
diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan bautnya yang menyatakan jumlah,
ukurang, kualitas serta letaknya dimana akan dipakai pada pekerjaan.
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum dipanaskan.
Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris dengan batangnya
dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk lubang.
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat konsentris
dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis
kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera dalam gambar rencana
haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran panjang batangnya yang tak
berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut. Baut
stall haruslah baut hitam yang 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang dimana digunakan.
Baut baja keras. Mur dan cincin baut harus berukuran seperti yang tertera pada gambar
rencana dan harus memenuhi Acuan Normatif.
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan, kalau
dipakai pihak ketiga dalam pekerjaan pemasangan untuk semua penyerahan dan
bertanggung jawab untuk setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi
disebabkan oleh kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja. Segera setelah
menerima penyerahan pekerjaan baja, pihak ketiga akan segera menyampaikan secara
tertulis kepada Direksi Teknis/Lapangan setiap kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda
Hal - 177
Konsep Buku Putih
atau kalau tidak demikian, dia harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang
terjadi di luar dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.
1.6.7.12 Pemasangan
1) Umum
Penyedia harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut atau las seluruh
pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya
yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua bagian
harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut, dan
digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan di
bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu
material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang
menyulitkan pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian
pekerjaan dengan menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan. Permukaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum
dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 % sebelum dikeling atau
dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi dengan baut.
Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok dikeling atau
dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).
Penyedia harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel drift untuk
montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila dipindahkan
dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap
paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
atau biaya Penyedia.
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.
Hal - 178
Konsep Buku Putih
(1) Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian
serta plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh sebanyak 50% dari lubang
harus diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap potongan dan plat
minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada
”Paralel Drift untuk Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut yang
diperlukan, sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap
keluar.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan dapat
seterusnya digunakan pada sambungan.
Hal - 179
Konsep Buku Putih
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang
digerakan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan dan
dapat menunjukan bila tercapai torque yang disyaratkan telah tercapai.
(3) Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki adalah Galvanisasi
celup panas. Plat Baja yang di galvanisir
(4) Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran air hujan,
bubungan dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat lain yang ditunjukan pada
gambar harus dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah
ditentukan, tebalnya lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai
dengan tabel berikut :
(5) Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada
lekukan, kelim patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang
tercecer atau berlimpah.
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera
dalam gambar.
(6) Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½
timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat.
Hal - 180
Konsep Buku Putih
(1) Umum
a. Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik dengan cat dasar
yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan cat lapangan terdiri dari:
c. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di semua bagian
yang disebutkan pekerjaan besi itu.
d. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
a. Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand
blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan agar menjadi
logam yang bersih dengan menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur
atau lainnya yang melengket padanya. Proses pelaksanaan pembersihan dengan
sand blasting harus disaksikan langsung oleh wakil Direksi Teknis/Lapangan.
b. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan epoxy dengan
ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan
a. Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Pengecatan tak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab,
berdebu, atau pada cuaca lain yang jelek.
b. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan tetapi
tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian
maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang
diuraikan di atas. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi
Hal - 181
Konsep Buku Putih
Teknis/Lapangan) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja, sekitar paku
keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung
air, atau dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
1.6.8.1 Bahan-Bahan
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton
dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen
Portland Indonesia NI-8.
(2) Pasir
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat adanya zat-
zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya.
d. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10 %
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6
% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukan
sifat reaktif terhadap alkali.
Hal - 182
Konsep Buku Putih
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.
a. Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang.
b. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua yang
merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus
mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm²
c. Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
d. Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan
dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi
dengan memakai karung basah.
(5) Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton
(6) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi
Teknis/Lapangan
(7) Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik
dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Teknis/Lapangan
atau seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
Hal - 183
Konsep Buku Putih
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya
maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak
menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari
blok-blok tersebut.
a. Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1
bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
b. Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm²
pada umur 40 hari.
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan
memakai karung basah.
a. Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan
ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus,
seragam dengan menarik garis lurus di antara kedua ujungnya.
b. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang
ditetapkan oleh PPk.
(1) Bahan
Hal - 184
Konsep Buku Putih
a. Batu bata/hollowbrick yang digunakan adalah batu bata setempat dengan kualitas
terbaik yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan, yaitu siku dan sama ukurannya.
b. Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
d. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal)
24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
e. Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 m3 harus
ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15 x 15 cm,
dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak
antara kolom maksimal 4 m.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi beton diameter 8 mm. jarak 40 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali
ditentukan lain.
g. Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat
pahatan yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan
tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
1.6.8.4 Plesteran
(1) Bahan
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur
atau campuran-campuran lain.
b. Semen Portland
Hal - 185
Konsep Buku Putih
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu
dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak,
asam atau unsur-unsur organik lainnya.
b. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai mencapai
hasil kekentalan yang sempurna.
(3) Pelaksanaan
a. Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus dibersihkan dari noda
debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
"kepala plesteran" untuk dipergunakan sebagai acuan.
g. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan ketebalan lebih
Hal - 186
Konsep Buku Putih
dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada waktu pengecoran atau yang lainnya,
maka plesteran tersebut harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada
permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat ayam tersebut
menjadi tanggungan Penyedia.
h. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau diperbaiki, maka hasil
akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus dapat menyamai pekerjaan yang telah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
A). Umum
Pondasi merupakan konstruksi Struktur yang paling awal dibuat untuk meneruskan beban
Bangunan diatasnya yang ditransfer ke tanah.
Penentuan Jenis Pondasi ditentukan oleh parameter tanah dimana Pondasi akan di pasang,
parameter tanah yang diperlukan untuk rencana Pondasi dapat diketahui melalui kegiatan
Bor Teknik dapat diketahui nilai N (SPT) (Standard Penetration Test), atau dengan methode
Sondir, dapat diketahui kekuatan lapisan tanah, tahanan conus qc dan tahanan gesek /
friction, fc.
Kedua batasan methode tersebut harus mengikuti aturan yang berlaku dan yang dapat
dilaksanakan dimana lokasi Bangunan Rencana.
- Methode Pengeboran basah (wash boring), jika muka air tanah cukup dangkal
sehingga pengeboran penuh dengan air
Hal - 187
Konsep Buku Putih
Methode pemancangan
- Diesel Hammer
- Vibro Penetration
- Kalendering / final set (setiap titik Tiang pada saat pemancangan), ditentukan
disesuaikan dengan Mesin Pancang yang dipakai, jenis Pile yang dipasang
sehingga di ketahui penurunan / penetrasi 10 (blow) pukulan terakhir berapa
....cm yang diperbolehkan direksi / pengawas
- Test Beban (Loading Test), min 1,5 x beban kerja tiang Pancang, ada 2 (dua)
methode untuk melakukan Test Beban :
1) Manual Statis Test, (membebani tiang Pancang 1,5 x beban rencana dengan
beban yang memadai), buatkan dalam grafik kurfa beban dan besaran
Hal - 188
Konsep Buku Putih
penurunan.
2) PDA Test (Pile Dynamic Analysys), dipilh secara random beberapa Pile yang
dianggap mewakili untuk group Pile keseluruhan.
Dalam Pelaksanaan perlu diketahui data Hasil kegiatan Geoteknik, dan itu didapat dari
laporan Perencanaan (DED) konstruksi yang akan di laksanakan, sehingga dalam kegiatan
Konstruksi tidak menyalahi Rencana yang sudah digambar.
Dalam kondisi tertentu jika diperlukan atas permintaan Direksi dapat dilaksanakan Kegiatan
Geoteknik (Boring atau Sondir), agar lebih akurat ditempat yang akan dibangun.
Suatu metode penyelidikan lapangan dimana tidak ada contoh tanah yang diambil,
adalah merupakan percobaan penetrasi konus (kerucut) pada lapisan tanah yang
dikaji. Oleh karena konus ini ditekan dan bukannya dipancang, percobaan ini disebut
penetrasi statis.
Konus/bikonus
Kunci pipa, alat pembersih, olie dan minyak hidrolik Prosedur ASTM D. 344 – 79.
Hasil dari kegiatan penetrasi tekan terhadap tanah langkah selanjutnya disusun dalam
Tabel yang ditindak lanjut dengan menampilkan gambar grafik susunan karakteristik
tanah yang ditest. Dengan Grafik tersebut dapat ditentukan posisi level dimana
Struktur akan stabil, setelah di perhitungkan dengan Faktor pengali yang cukup aman.
Hal - 189
Konsep Buku Putih
Pemboran N-SPT ini dilakukan pada lokasi titik tertentu (ditunjukan Pengawas /
Direksi) dengan cara wash drilling (penggunaan semprotan air) disamping untuk
pelicin mata bor dan stang bor sirkulasi semprotan air juga mengangkat tanah hasil
pahatan mata bor (cutting) ke permukaan. Dilakukan diskripsi setiap kedalaman 2
meter untuk membuat bor log dan nilai jumlah pukulan dari nilai Standard
Penetration Test (N-SPT value) setiap kedalaman 2 m. (atau ditentukan /
persetujuan Direksi).
Melakukan N-(SPT)
Dilakukan dengan pemboran mesin dan mengganti mata bor (pahat) dengan cara :
- Menggunakan massa pemukul (hammer) seberat 63.5 kg (140 lb) yang dijatuhkan
bebas dengan ketinggian 760 mm (30 inc).
Hal - 190
Konsep Buku Putih
- Tabung belah standar (standard split barrel sampler) luar 2”, dalam 1 3/8”
panjang 24”
- Konsistensi tanah atau dikorelasikan dengan nilai N-SPT dan kuat heser ( ),
untuk tanah yang berkohesi (lanau – lempung)
- Kepadatan Relatif (Dr) atau dikorelasikan dengan N-SPT untuk tanah tanah tak
berkohesi (pasir).
Tabel 1.7.
Tabel Hubungan antara jumlah pukulan dan Kerapatan Tanah pasir
(Pascher J.V& Means R.E, 1974).
Tabel 1.8
Tabel Hubungan antara Kerapatan (Dr), N-SPT, qc, dan Sudut geser dalam ()
(Sangrelate, 1972).
Hal - 191
Konsep Buku Putih
Tabel 1.9
Tabel Perbandingan Tekanan Conus dengan N-SPT
(Schmertmann 1970, Sangrelate, 1972)
Soil type qc / N
Silt, sandy silt and slightly cohesive silt sand mixtures 2
Clean fine to med sand and slightly silty sand 3–4
Course sand and sand with fine gravel 5–6
Sandy gravel and gravel 8 – 10
Pengambilan Sample
Uji Laboratorium Mektan.
Hal - 192
Konsep Buku Putih
Bangunan
SPAM
Hal - 193
Konsep Buku Putih
(1) Standar
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif tidak
lebih dari 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air
Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC
untuk Air Minum
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Metilen Khlorida
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Pita Meter
Hal - 194
Konsep Buku Putih
(2) Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang digunakan adalah
jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI yang berlaku
dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Ketebalan minimum dinding pipa dan outside
diameter mengikuti tabel berikut :
Nominal Rata-rata
Diameter Diameter Luar
( mm ) ( mm )
50 63
65 75
80 90
100 110
125 140
150 160
200 200
250 250
300 315
Tabel Diameter luar dan ketebalan dinding Pipa Polyvinyl Chloride (PVC)
Seri Pipa
Nominal
Diameter Tebal Dinding Nominal
(mm)
( mm )
S 10 S 12,5
50 2.4 2.0
75 3.6 2.9
90 4.3 3.5
110 5.3 4.2
125 6.0 4.8
160 7.7 6.2
Hal - 195
Konsep Buku Putih
Seri Pipa
Nominal
Diameter Tebal Dinding Nominal
(mm)
( mm )
S 10 S 12,5
200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
315 15.0 12.1
(4) Sambungan
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain
dibavel dengan sudut kurang lebih 15 derajat. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.
Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC
dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
Hal - 196
Konsep Buku Putih
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyembungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk
sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang
tepat untuk pipa air minum.
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan lebih kecil
dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan
standar pabrik. Bila digunakan sambungan solven cement ini, Kontraktor Pengadaan
harus menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah
dengan imbuhan 10%.
Seri pipa
Tanggal produksi
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut. Atas biaya Kontraktor.
Untuk lebih menjaga kualitas dari pipa yang akan dipasang di proyek, pihak kontraktor
harus membawa seluruh ukuran sampel pipa yang tertera dalam kontrak yang diambil
secara acak oleh pihak pemberi tugas ke laboratorium pengujian independent (diluar
lokasi pabrik pipa). Biaya pengujian menjadi beban tanggungan pihak kontraktor.
Dalam kondisi tertentu dapat dilakukan uji onsite.
Hal - 197
Konsep Buku Putih
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-2549-1991. Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian
hidrostatis pada tekanan paling sedikit 42 N/mm
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
(1) Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain. Material yang
digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif tidak lebih dari 6
meter untuk pipa dengan diameter luar 110 mm (2 inchi), sedangkan pipa dengan
diameter luar 63 – 90 mm dapat menggunakan pipa dengan Panjang efektif maksimal
50 meter (kecuali ditentukan lain oleh pihak pengguna jasa).
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark
SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
Hal - 198
Konsep Buku Putih
ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR)
and melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply
Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai
dengan kelas N. Kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal < 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm,
dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi < 250, toleransi sama dengan 0,02 x DN,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransisama dengan 0,035 x DN,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan pipa
jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk
penggulungan ulang
Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
Diameter drum gulungan minimum harus 18 x DN.
Material Property
Hal - 199
Konsep Buku Putih
Pipa harus memenuhi nilai (”value”) minimal sebagai berikut (terlampir dalam
brosur)
Hal - 200
Konsep Buku Putih
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan
MPa Minumum (jam) Mpa Minumum (jam)
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000
(8) Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.
Hal - 201
Konsep Buku Putih
(1) Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
Hal - 202
Konsep Buku Putih
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
pada pelapisan air dari baja
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
Hal - 203
Konsep Buku Putih
ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural
Quality
AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior
Steel Water Pipe.
- Pipa Baja tuang dan casting (ductile cast iron, cast iron, dan lain-lain)
Hal - 204
Konsep Buku Putih
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 226 N/mm2 (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
AWWA C 200
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau
SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter
atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Hal - 205
Konsep Buku Putih
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
(5) Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan
pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana
perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui.
Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan
persyaratan yang dispesifikasikan dan standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri
dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5
derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan
bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari
empat potongan bend.
Hal - 206
Konsep Buku Putih
(6) Coating dan Linning Untuk Pipa Steel Jenis Cement Lining (Lapisan Pelindung Luar
dan Dalam)
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi
coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana
dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer
dan coal tar enamel adalah sebagai berikut ;
Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C203.
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini
:
Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering
35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching
Primer, Class 2.
Hal - 207
Konsep Buku Putih
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive
Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau
sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang.
Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan
dalam dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai
dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy
atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan
air bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga
kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum.
Kontraktor Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin
persyaratan untuk saluran air minum.
Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi
dari pada standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali
pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari
lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa.
Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.
Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan AWWA
C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai berikut :
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
Hal - 208
Konsep Buku Putih
b. Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak mengandung
coal tar.
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan
epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus
memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini
dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari
400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada
ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang
dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran
dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.
Ujung Bevel
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada
Hal - 209
Konsep Buku Putih
sub bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
d) Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan
dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan
pada pasal Proteksi Bagian Luar, Bagian pasal Lapisan Pelindung Luar dan
Lapisan Dalam.
Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut
ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian
8.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 8.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam
(Coating dan Lining) ;
Blank Flange
Umum
Selubung atau Lembaran Tahan Panas – Susut (Heat Shrinkable Sleeve or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl
rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Hal - 210
Konsep Buku Putih
Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
- Kekuatan Tarik :
- Elongasi :
- Identification hardness
- Dielectric Strenght
- Volume Resistivity
- Shrinkage*
circumferential (Min.,N/mm2) : 40
circumferential (Min.,N/mm2) : 8
Hal - 211
Konsep Buku Putih
g) Penandaan Pipa
Seri pipa
Tanggal produksi
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada
bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi
dan harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan
kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet
organik. Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama
dengan mengikat adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia,
anti mikroorganisme,dll.
Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum
Hal - 212
Konsep Buku Putih
Referensi
Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya-
gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan
gaya-gaya lain pada jalur pipa.
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang
diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui.
Persyaratan Desain
Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat jenis
2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
Hal - 213
Konsep Buku Putih
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring
karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta
ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran
atau pelat baja yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200
kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang
setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502
class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus
dari styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
Coating
k) Sleeve Coupling
Umum
Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast
iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi daripersyaratan
dibawah ini.
▫ Carbon Steel
Hal - 214
Konsep Buku Putih
BS 4360 Grade 43 A
▫ Ductile Iron
(mm) (mm)
12.5 - 50 89
65 - 250 102
300 - 450 127
Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
▫ Carbon Steel
Hal - 215
Konsep Buku Putih
BS 6681 Grade 43 A .
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.
Lapisan Coating
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot
fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150
mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon
coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian
luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya
sesuai dengan yang ditentukan pada spesifikasi ini. Semua permukaan end rings
yang terlihat / terpapar harus dicat dengan lapisan primer seperti yang
dispesifikasikan pada spesifikasi ini
Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos
dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti
diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring,
2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk pemasangan coupling. Diameter luar
yang diizinkan adalah sebagai berikut :
Hal - 216
Konsep Buku Putih
Konstruksi dan200
Bahan 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di
vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan. Mur dan baut harus terbuat
dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish)
dengan lapisan galvanis ditambah special nylon coating tersebut yang
mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar 70 mikron.
m) Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk
menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur
yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi
dan pencuci logam.
Hal - 217
Konsep Buku Putih
(1) Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
ISO 2531
BS 4772
Hal - 218
Konsep Buku Putih
Hal - 219
Konsep Buku Putih
(1) Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Pipa Three Layer Polyethylene yang ditawarkan harus terdiri dari lapisan sebagai
berikut :
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
di Indonesia, serta memenuhi SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian.
Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter
nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark.
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
Hal - 220
Konsep Buku Putih
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
pada pelapisan air dari baja
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
Hal - 221
Konsep Buku Putih
ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural
Quality
AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior
Steel Water Pipe.
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung luar sebagai berikut :
Tabel Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Steel (Tanpa Pelindung)
Hal - 222
Konsep Buku Putih
(3) Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan
pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana
perlu, sesuai dengan DIN 30670 atau standar pembuatan yang dapat disetujui.
Lapisan Copolymeric
- Density : tidak kurang dari ± 930 kg/m3 dari standar yang berlaku
Hal - 223
Konsep Buku Putih
Lapisan Polyethylene
- Density : tidak kurang dari ± 0.930 g/cm3 dari standar yang berlaku
- Melt flow rate : tidak kurang dari 0.25 g/10 menit dari standar yang berlaku
- Hardness : ≥ 55 Shore D
Hal - 224
Konsep Buku Putih
Umum
Selubung atau Lembaran Tahan Panas – Susut (Heat Shrinkable Sleeve or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl
rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Ketebalan Minimum
Diameter Pipa
Lapisan Luar
(mm)
(mm)
< = 350 0.6
400 0.9
450 1.2
Karakteristik fisik lapisan luar adalah sebagai berikut :
Karakteristik Fisik Lapisan Luar
- Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
- Kekuatan Tarik :
circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
- Elongasi :
circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760)
axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
- Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
Hal - 225
Konsep Buku Putih
- Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
- Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
- Shrinkage*
circumferential (Min.,N/mm2) : 40
circumferential (Min.,N/mm2) : 8
Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan
* Pada 200 derajat celcius untuk 20 menit.
Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame.
Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum
pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas
dengan pengukur tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar
dan pengatur tekanan gas harus juga disediakan.
Seri pipa
Tanggal produksi
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada
bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin
Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum
sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Hal - 226
Konsep Buku Putih
Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya-
gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan
gaya-gaya lain pada jalur pipa.
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang
diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui.
Persyaratan Desain
Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat jenis
2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
Hal - 227
Konsep Buku Putih
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring
karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta
ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran
atau pelat baja yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200
kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang
setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502
class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus
dari styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
Coating
Umum
Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast
iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan
dibawah ini.
▫ Carbon Steel
BS 4360 Grade 43 A
Hal - 228
Konsep Buku Putih
▫ Ductile Iron
Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
▫ Carbon Steel
BS 6681 Grade 43 A .
Hal - 229
Konsep Buku Putih
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.
Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos
dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti
diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring,
2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk pemasangan coupling. Diameter luar
yang diizinkan adalah sebagai berikut :
Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang
bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS
6681 Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur
dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di
vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM).
Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan. Mur dan baut harus terbuat
dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan
special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish)
Hal - 230
Konsep Buku Putih
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk
menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur
yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi
dan pencuci logam.
Gate Valve
Pabrikan Gate Valve harus memberikan jaminan produk berupa garansi berupa
penggantian baru dan garansi ketersediaan suku cadang dari Gate Valve yang
ditawarkan sekurang-kurangnya selama 5 tahun untuk gate valve dengan nominal
diameter diatas 50 mm (2 inch). Untuk gate valve dengan nominal diameter
dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk memiliki jaminan purna jual yang serupa..
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids” (AWWA
C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya
dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Hal - 231
Konsep Buku Putih
Gate Valve harus dilengkapi dengan flange dan memiliki lubang sesuai dengan
standar Flange JIS / ISO (yang umum beredar di Indonesia). Standar flange dapat
berubah jika pihak pengguna jasa menentukan lain.
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T
(Tee Key) minimal satu buah.
Tee key tersebut diengkapi dengan pengungkit tutup surface box street cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
Badan dari gate valve terbuat dari Ductile Cast Iron atau juga disebut Ductile Iron,
Cast Iron (besi tuang kelabu) atau bahan material yang lebih tinggi
kualitasnya.Tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
Stem dibuat dari stainless steel, untuk valve berukuran 50 – 300 mm menggunakan
teknologi Resilient Seated yaitu selubung karet EPDM (ethylene propylene diene
monomer)pada baji, agar lebih tahan terhadap air berklorinasi.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari besi tuang kelabu , rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat.
Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Joint
antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan
sudah dicoating dengan anti karat.
Hal - 232
Konsep Buku Putih
Valve dengan ukuran lebih kecil dari 50 mm mempunyai badan yang terbuat dari
perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji), skrup
dalam dan tangkai pengungkit.
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besamya 0.98 Mpa (10 kglcm²). Valve
harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).Badan Valve
harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111, kelas 6 atau
cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2).
Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan
yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai
daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat
dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
Pabrikan air release valve harus memberikan jaminan produk berupa garansi
berupa penggantian baru dan garansi ketersediaan suku cadang dari air release
valve yang ditawarkan sekurang-kurangnya selama 5 tahun untuk gate valve
dengan nominal diameter diatas 50 mm (2 inch). Untuk air release valve dengan
nominal diameter dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk memiliki jaminan purna
jual yang serupa.
Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai
berikut:
- dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan
mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada
uraian pekerjaan.
Hal - 233
Konsep Buku Putih
Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
- Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal,
disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
- Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
- Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
- Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
- Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
- Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for
Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM
Designation A 126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standard JIS-8 2213.
- Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Hal - 234
Konsep Buku Putih
- Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat
aliran air dalam penuh.
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan
secara otomatis, sehingga akan :
Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi
tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian.
Check Valve
• Pabrikan Check Valve harus memberikan jaminan produk berupa garansi berupa
penggantian baru dan garansi ketersediaan suku cadang dari check valve yang
ditawarkan sekurang-kurangnya selama 5 tahun untuk check valve dengan
nominal diameter diatas 50 mm (2 inch). Untuk check valve dengan nominal
diameter dibawah 50 mm dianjurkan juga untuk memiliki jaminan purna jual yang
serupa.
Hal - 235
Konsep Buku Putih
• Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve dengan
sambungan flange.
• Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
• Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
• Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
• Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan
peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
• Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal
dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah
aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan
ujung flange.
Hal - 236
Konsep Buku Putih
• Body Valve, flennge, dan bagian penutup valve harus dibuat dari material Cast Iron
sesuai dengan ASTM A 126, Kelas B, atau ASTM A 48, Kelas 35, DI sesuai dengan
ASTM A 536, kelas 65-45- 12, atau seri AISI 300 baja. Material casting perunggu
untuk trim internal harus sesuai dengan ASTM B 62.
• PRV harus dilengkapi dengan flange dan memiliki lubang sesuai dengan standar
Flange JIS / ISO. Standar flange dapat berubah jika pihak pengguna jasa
menentukan lain.
• PRV harus menjaga tekanan akhir secara konstan tanpa mengubah debit dan /
atau tekanan yang masuk.
• PRV harus mengatur dengan cara yang akurat stabil bahkan jika kecepatan aliran
turun di bawah 0,3 m / detik. Kehilangan tekanan yang terjadi pada saat tersebut
tidak boleh melebihi 0.3 bar
Hal - 237
Konsep Buku Putih
Water Pumps
Tripods
Tools
Spare Parts
Transportation Facilities
Bucket lumpur
- Tanah bekas galian langsung ditempatkan ditepi jalan atau ditempatkan pada
tempat penampungan yang aman yang tidak menggangu aktivitas maupun lalu
lintas dalam penempatan bekas galian.
(3) Pengeboran
- Penggalian Pit Starting dan Arriving Pit, Setting Alat, Penentuan titik bor horisontal
dan kemiringan pipa. Pemasangan Pilot Pipe Drilling dari Starting Pit.
Pengeboran dengan Pipa Kecil sebagai pengukuran kemiringan dan pembuatan
lobang awal.
Hal - 238
Konsep Buku Putih
- Setelah Pilot Pipe berhasil menembus Arring Pit pembesaran lobang dilanjutkan
dengan menggunakan Reamer sesuai dengan kebutuhan pipa rencana dan
kemiringan rencana tercapai.
- Membersihkan lobang pipa dan Mengukur kemiringan ulang agar sesuai dengan
kemiringan rencana.
Secara umum pekerjaan Horizontal Drilling terdiri atas 3 urutan pekerjaan yang saling
berkesinambungan :
a. Pekerjaan persiapan:
Sebelum dimulai pekerjaan HDD diperlukan survey lapangan yang terdiri dari
Hal - 239
Konsep Buku Putih
Pengambilan data tanah : Bor log / sondir ( N-value ) dan water level, sesuai
kedalaman jalur pipa yang akan dipasang. Hal ini untuk menentukan jenis mesin
horizontal yang cocok. Kedalaman jalur pipa dari permukaan tanah disarankan
minimum 1.5 - 2 kali diameter luar pipa.
Rencana lay out lapangan meliputi Pemilihan lokasi pit, dimana lokasi pit
diusahakan tidak menutupi jalan / pintu rumah orang/kantor, rencana tempat stok
pipa, rencana tempat lokasi krane dan peralatan jacking, rencana pembuangan
tanah dan air lumpur hasil galian.
Trase pipa dibuat dilapangan berdasarkan gambar rencana / shop drawing yang
dibuat dari hasil stake out (survey lapangan) dan telah disetujui oleh
pengawas/instansi terkait. Dilakukan test pit (trail holes) untuk dapat mengetahui
utilitas yang ada didalam tanah terlebih dahulu sebagai penentu untuk jarak
kedalaman pipa yang akan dipasang.
Terdapat utilitas PLN tegangan tinggi maka kami akan melaksanakan test pit per
dua puluh meter dan kordinasi dengan pihak PLN.
Hal - 240
Konsep Buku Putih
- Mesin HDD.
- Drill Head
- Reamer
- Selang-selang hidrolik
- Control Valve
Pekerjaan pemboran
- Mesin HDD mulai dioperasikan dengan control dari operator. Putaran mata bor
dari mesin dan semprotan air dari bak sirkulasi akan menggerus tanah di
depan mesin, menjadikan lumpur dan dialirkan kembali kedalam bak lumpur.
- Setelah itu dilakukan penambahan rod / stang bor untuk menambah panjang
Hal - 241
Konsep Buku Putih
- Bila diperlukan selama proses pengeboran dan pendorongan rod / stang bor.
- Selama proses pemasangan rod / stang bor yang sudah terpasang, diperlukan
juga pengecekan alignment pipa dengan memakai waterpass. Waterpass
dipasang di dalam pit untuk mendata elevasi tiap pipa apakah masih dalam
elevasi rencana.
- Proses pengeboran dan pendorongan rod / stang bor selesai bila mesin sudah
keluar di pit kedatangan.
- Setelah lubang bor menembus hingga ujung mata bor terlihat pada lubang pit
kedua, dilakukan penarikan kembali rod / stang bor dengan tetap rod / stang
bor berputar dan mata bor terpasang seling atau tali penarik pipa atau HDPE.
c. Pekerjaan Finishing
Lokasi bekas pit bias juga dijadikan bak control / manhole, dengan cara membuat
lapisan dasar untuk meletakkan shaft precast manhole .
Hal - 242
Konsep Buku Putih
Perbaikan drainase
Perbaikan pagar
Perbaikan utilitas
Pipa harus dipasang menurut garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat
mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya mengambil tempat
seminimal mungkin, semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasang sedemikian sehingga tidak menimbulkan
tegangan atau regangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya
bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa. Perubahan arah harus dikerjakan dengan
memakai alat bantu yang sesuai. Pipa harus sejajar atau tegak lurus dinding kecuali jika
ditetapkan lain. Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan untuk menujang pipa
pada saat dipasang dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
pelengkapan yang berdekatan. Sebelum penunjang dan sengkang sementara diangkat
maka pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak
lebih dari 2 m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada titik
yang lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus
diletakkan dan semua sambungan (disemen, dilas, disekrup) dikerjakan ketika pipa ditumpu
oleh penunjang sementara. Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa di klem pada posisi
akhirnya.
Hal - 243
Konsep Buku Putih
Jenis pipa yang dapat digunakan untuk pemasangan pipa di tanah rawa adalah pipa HDPE
dan pipa Three Layer Polyethylene (3LPE). Cara pemasangan pipa dan penggunaan
perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk PPK
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyamen
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan. Bahan
yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda secara
permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Untuk menghindari adanya terangkatnya pipa distribusi akibat naiknya muka air pada rawa
maka harus dipergunakan :
Penopang pipa digunakan dengan jarak per 4 meter pada segmen pipa expose, kecuali
ditentukan lain. Pembuatan struktur penopang pipa disesuaikan dengan gambar kerja
yang telah disetujui oleh tim teknis pekerjaan, konsultan supervise dan PPK.
Merupakan penyangga yang terbuat dari cor beton yang berfungsi untuk mengikat
pemasangan pipa yang tidak tertanam didalam tanah dan asesoris perpipaan seperti
Tee, Bend dan Valve . Material thrust block terdiri dari campuran semen,pasir dan kerikil
dengan perbandingan campuran ditentukan dalam kontrak kerja.
Hal - 244
Konsep Buku Putih
Jenis pipa yang dapat digunakan untuk pemasangan pipa di laut adalah pipa HDPE. Pipa
HDPE harus dipasang menurut garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat
mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya mengambil tempat
seminimal mungkin, semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasang sedemikian sehingga tidak menimbulkan
tegangan atau regangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya
bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa. Perubahan arah harus dikerjakan dengan
memakai alat bantu yang sesuai.
Keuntungan perusahaan menjadi tujuan utama dalam kriteria pemilihan rute bawah
air
Dalam pemilihan rute pipa bawah laut juga harus memperhatikan faktor lingkungan
meliputi ada tidaknya terumbu karang, adanya cagar alam, dan sebagainya.
Selain itu ada beberapa kriteria integritas yang harus dipenuhi yaitu meminimlisir
persilangan pipa/kabel, memperhatikan lalu lintas kapal, memperhatikan aktifitas
seismik, memperhatikan ketidakrataan dasar laut yang ekstrim, daerah yang
longsor, dan lain-lain
Pemasangan pipa bawah laut terdiri dari peletakan pipa bawah laut dan Tie-in/ Riser
Installation. Pemasangan ini dapat menimbulkan sejumlah tantangan, terutama jika
pemasangan pipa dilakukan pada perairan yang dalam. Terdapat tiga cara dalam
peletakan pipa bawah laut, yaitu metode tow-in, metode S-lay, metode J-lay, dan metode
reel barge [Guo,et al. 2005].
Dalam metode ini pipa yang panjang telah dilas, diperiksa, dan dilapisi. Pekerjaan
tersebut dilakukan di darat, kemudian pipa tersebut ditarik ke dalam air dengan
Hal - 245
Konsep Buku Putih
menggunakan kapal. Selain lebih murah metode konstruksi ini sangat baik untuk
pengaplikasian seperti shore approaches, pipa yang memiliki yang pendek,
kumpulan beberapa jaringan pipa, pengoperasian pipa pada perairan dalam, dan
daerah eksplorasi yang memiliki musim instalasi yang pendek.
Pipa yang akan dipasang tersuspensi di dalam air melalui prinsip daya apung dengan
menggunakan pelampung, dan satu atau dua kapal akan menarik pipa tersebut ke
tempat dimana pipa tersebut akan dipasang. Pada saat sudah sampai di lokasi
pemasangan pipa, pelampung yang dipasang akan dilepas dan pipa akan terapung
ke dasar laut.
Metode tow-in installation ini dibagi menjadi 4 (empat) berdasarkan dari posisi pipa
saat ditarik, yang pertama ialah surface tow yaitu metode dimana posisi pipa saat
ditarik terletak pada permukaan air laut, pada metode ini kapal menarik pipa pada
permukaan air laut dan modul buoy membantu agar posisi pipa tetap terletak pada
permukaan laut.
Menggunakan modul daya apung yang lebih kecil dibandingkan dengan metode
surface tow, metode mid-depth tow memanfaatkan kecepatan dari kapal penarik
untuk mempertahankan posisi pipa yang ditarik tetap pada posisi terendam di dalam
laut, pada saat kapal berhenti melaju maka pipa yang ditarik akan langsung
mengendap ke dasar laut, sedangkan untuk metode off-bottom tow menggunakan
modul daya apung dan rantai untuk menambah beban pada pipa yang ditarik, dan
untuk menjaga agar posisi pipa tetap berada diatas dasar laut, ketika kapal telah
sampai pada lokasi penempatan pipa maka modul daya apung dilepas dan pipa akan
mengendap di dasar laut, dan yang terakhir ialah bottom tow pada cara ini pipa ditarik
dengan posisi pipa berada pada dasar laut dan tidak menggunakan modul daya
apung, cara ini hanya dilakukan pada instalasi pipa di perairan dangkal dan pada
dasar laut harus dipastikan rata dan lembut untuk menggunakan cara ini.
Metode ini ialah metode yang paling umum untuk konstruksi pipa lepas pantai.Pipa
yang akan dipasang dilas, diperiksa, dan dilapisi di atas kapal, setelah selesai pipa
akan dikeluarkan melalui bagian belakang kapal. Pipa tersebut melengkung
kebawah keluar dari buritan kapal menuju bawah air hingga mencapai touchdown
point, atau tujuan dari pipa tersebut di dasar laut.dan pipa akan membentuk huruf “S”
di dalam air.
Hal - 246
Konsep Buku Putih
Stringers memanjang dari buritan kapal untuk menopang pipa pada saat bergerak
menuju air laut, serta mengontrol kelengkungan dari instalasi pipa. Beberapa kapal
memiliki stringer yang dapat disesuaikan, dapat dijadikan panjang atau pun dapat
dijadikan pendek disesuaikan dengan kedalaman air laut. Tensioner adalah
perangkat yang berfungsi untuk mempertahankan tegangan pada pipa saat pipa
tersebut didorong ke dalam air. Pemasangan pipa dengan metode S-lay ini dapat
dilakukan pada perairan hingga kedalaman 6500 kaki (1.981 meter) dengan pipa
yang dapat dipasang per hari mencapai 4 mil (6 kilometer) per hari.
Mengatasi beberapa kendala yang terdapat pada proses pemasangan pipa dengan
menggunakan metode S-lay, pemasangan pipa menggunakan metode J-Lay
mengurangi tekanan pada pipa dengan menempatkan pipa dalam posisi yang hampir
vertikal. Dalam kasus ini pipa diangkat melalui sebuah crane pada kapal dan
dimasukkan ke dalam laut. Berbeda dengan kelengkungan ganda yang terdapat
pada metode pemasangan S-Lay, pipa hanya melengkung satu kali pada
pemasangan dengan metode J-Lay ini, dengan pipa membentuk huruf “J” di dalam
air.
Kurangnya tekanan yang dihasilkan pada metode pemasangan pipa J-Lay ini
memungkinkan metode ini untuk diaplikasikan pada kedalaman air yang lebih dalam.
Selain itu metode pemasangan pipa J-Lay ini memungkinkan pipa untuk menahan
gerakan dan arus bawah air lebih baik daripada pipa yang dipasang dengan
menggunakan metode S-Lay.
Pemasangan pipa bawah laut dengan metode Reel Barge ini menggunakan
gulungan yang berdiameter besar dengan pipa yang telah dilas sebelumnya.
Pengelasan, pelapisan dan pemeriksaan terhadap pipa telah dilakukan di darat pada
pusat perakitan pipa itu sendiri, dan kemudian pipa yang telah selesai melalui proses
yang telah disebutkan sebelumnya dilingkari atau di gulung pada gulungan besar itu
sendiri. Kapal tongkang yang telah dilengkapi dengan gulungan pipa ini bergerak
menuju lokasi konstruksi, pada lokasi peletakan pipa, salah satu ujung dari pipa yang
telah di siapkan ini dikaitkan ke salah satu ujung pipa yang telah diletakkan
sebelumnya, dan kapal tongkang ini akan bergerak sesuai dengan jalur rute pipa
yang telah ditentukan. Straightening rollers digunakan untuk pipa yang akan
diletakkan ke dasar laut.
Hal - 247
Konsep Buku Putih
Reel barge dapat memasang pipa lebih cepat daripada kapal tongkang yang biasa,
tetapi terbatas pada pemasangan pipa dengan diameter 400 mm (16 inci). Panjang
pipa maksimum yang dapat dipasang bergantung pada ukuran dari pipa tersebut,
tetapi kapasitas dari gulungan dan kemampuan dari barges itu sendiri mencapai 22
km dengan diameter pipa 250 mm (10 inci). Gambar 2.8 menunjukkan gambar dari
kapal reel barge.Di sisi lain reel barge dapat memiliki gulungan pipa vertikal atau
gulungan pipa horizontal. Reel Barge dapat memasang pipa yang berukuran kecil
dan juga fleksibel. Kapal dengan gulungan pipa horizontal dapat memasang pipa
dengan metode S-Lay, sedangkan untuk gulungan vertikal dapat memasang
pipa dengan metode S-Lay dan juga metode J-Lay.
Penyebrangan pipa pada sungai dan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana. Bagi penyebrangan sungai dan gorong-gorong, biaya pemasangan dari
pipa selubung (bila diperlukan), pelat-pelat pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan
penyesuaian terhadap dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian
tambahan dan sebagainya dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Hal - 248
Konsep Buku Putih
kereta api harus dilaksanakan sesuai gambar rencana dan instruksi-instruksi yang diberikan
oleh PPK, Tim Teknis dan atau oleh PJKA.
Umum
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
”flexible” dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment
jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai
dengan perintah PPK sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan PPK.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi
pekerjaan.
Hal - 249
Konsep Buku Putih
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang
lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh
Kontraktor dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung
pipa di bor.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka
harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak menbandung Khlorida
yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode
kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang me-
ngandung klorin di atas, Kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis dari PPK
dan Tenaga Ahli untuk menggunakannya.
Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka
terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada
dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larut-an
desinfektan.
Perancah
Hal - 250
Konsep Buku Putih
a. Pondasi
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
diperoleh persetujuan dari PPK, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti
dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh PPK dan Tim Teknis.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
PPK, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas tidak sesuai untuk pondasi,
Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai
kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan PPK, Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui PPK,
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian
selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
c. Pemasangan Pipa
Hal - 251
Konsep Buku Putih
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
PPK atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
Pengujian
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus dilakukan uji hidrostatis.
Setelah disetujui oleh PPK, semua permukaan bagian dalam (interior),
sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan
dan digunakan oleh Kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Hal - 252
Konsep Buku Putih
Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada PPK dan
Tim Teknis. PPK dan Tim Teknis harus menetapkan perbaikan atau penolakan
bahan yang rusak tersebut.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari
retakan dan kerusakan.
Ujung ”Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau ”Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh PPK dan Tim Teknis.
Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus dsingkirkan dari
”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa
dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari
lemak
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pencegahan harus berupa penggunaan kain pembersih selama
pemasangan dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir
pekerjaan setiap hari.
Pemasangan Pipa
Hal - 253
Konsep Buku Putih
menempatkan pipa ke posisinya alinyemen dan gradien akhir harus dicek dengan
peralatan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan,
tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang
diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah
tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh PPK dan Tim Teknis.
Pemotongan Pipa
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan
serong harus sama dengan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi keperluan
pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai denga
rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat
diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
Jenis sambungan pipa yang dipakai dalam proyek adalah sebagai berikut :
Hal - 254
Konsep Buku Putih
Setelah lobang horisontal selesai dibuat, dilakukan pemasangan pipa sesuai dengan
panjang pipa yang dapat masuk ke dalam pit.
Pipa yang dimasukkan ke dalam lobang horisontal tersebut didorong dari pit boring
ke dalam lobang horisontal dan ditarik dari arriving pit atau manhole eksisting yang
berada pada jalan. Pemasangan pipa dilakukan per bagian panjang pipa (1 – 4) m
dan dilakukan penyambungan-penyambungan.
Apabila pipa sulit didorong dan ditarik (berat) maka pipa terlebih dahulu dilumuri
dengan gemuk / pelumas.
Pemasangan pipa dengan cara di atas, terus menerus dilakukan sehingga pipa
mencapai Manhole yang dituju.
(1). Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa
dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut
petunjuk PPK selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua
lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang
Hal - 255
Konsep Buku Putih
ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan
alinyemen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti
dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat –
shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.
Peralatan Perkakas, dan fasilitas PPK yang memuaskan PPK harus disediakan
dan digunakan oleh Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa “fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian,
satu persatu, dengan batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan
mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian
rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (Lining). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa, “valve” atau perlengkapan pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada PPK. PPK akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
Hal - 256
Konsep Buku Putih
Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan,
pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan
oleh PPK yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
Perletakkan Pipa
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui
oleh PPK.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih
dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
Hal - 257
Konsep Buku Putih
dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap
sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang
diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang
diberikan kepada Kontraktor dari PPK.
Umum
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
Pengelasan yang diminta oleh PPK harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI
LAPANGAN” DALAM 9.2.4 atau cara yang diterima oleh PPK.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Hal - 258
Konsep Buku Putih
Juru Las
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan PPK.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212
atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan
pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam
JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh PPK.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh PPK.
Pengelasan
Hal - 259
Konsep Buku Putih
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
Hal - 260
Konsep Buku Putih
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Kontraktor sendiri.
PPK dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen
(1) Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa ”Valve” dan ”Fitting”.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari PPK.
Peralatan Perkakas, dan fasilitas PPK yang memuaskan PPK harus disediakan
dan digunakan oleh Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa “fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian,
satu persatu, dengan batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan
mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian
rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
Hal - 261
Konsep Buku Putih
coating) serta lapisan pelindung dalam (Lining). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa, “valve” atau perlengkapan pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada PPK. PPK akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
Sambungan Mekanis
- Saddle welding
Elektro welding
- Butt Welding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Hal - 262
Konsep Buku Putih
Kemudia plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.
- Socket Welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit
bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah
ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
- Saddle Welding
(1) Umum
Hal - 263
Konsep Buku Putih
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk PPK
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang
ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan
alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan
survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan PPK harus disediakan dan
digunakan oleh Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua
pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu
persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating)
serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak
diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dari retak dan kerusakan lainnya
pada saat benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan dalam posisi
akhir.
Hal - 264
Konsep Buku Putih
Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganan.
Pipa atau fitting yang rusak harus diletakan terpisah untuk diperiksa oleh PPK yang
akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menoaknya.
Pemasangan Pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan
pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar. Pipa
dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang
kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah pencegahan harus
dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk kedalam ruang
sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh PPK.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain
harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan
tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap
sumbu pipa.
Hal - 265
Konsep Buku Putih
Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pula fitting dari jenis
sambungan yang sama/sejenis.
Pemasangan Perlengkapan
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan
mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar
bebas dari kotoran.
Gland (bis tekan) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung spigot
dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket.
Pembautan Sambungan
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk
pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua
sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian agar
diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan
bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah
ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar
pabriknya tetapi secara umum disajikan pada table
16 75 6
20 100 – 600 10
24 700 – 800 14
30 900 atau lebih besar 20
Sudut belokan yang diperbolehkan untuk pipa dengan sambungan mekanik
Hal - 266
Konsep Buku Putih
harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
PPK.
- Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang
lebih kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus
dan fitting atau fittingnya itu sendiri disambungkan.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada
PPK sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya
dalam waktu yang cukup bagi PPK untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri
harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya
dimana PPK menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba
disambungkan dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus
dibersihkan dengan kain bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet
harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah
ditunjukkan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui
oleh PPK. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin
karet sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan
jika cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus
dilepas dan pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Hal - 267
Konsep Buku Putih
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus dikencangkan
bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata.
Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan
menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :
16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
30 700 - 1200 33
36 1350 - 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70
Penyambungan Dengan Sambungan Penahan (Restraint Joint)
- Umum
- Pemasangan
Hal - 268
Konsep Buku Putih
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan
reducer pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak
mengurangi pengarah sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur
sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan
dipasang, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tetapi
tidak terbatas pada:
Tee 3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung
spigot dan brach’s socket end.
Bend 2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada
socket dan ujung spigot.
Blow off 1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung
cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot
harus dipasang hanya bila memang diperintahkan PPK.
- Umum
Hal - 269
Konsep Buku Putih
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada
jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
- Sambungan Flexible
- Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau
sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh
sambungan tersebut.
(1) Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve.
Jenis pipa yang dapat digunakan untuk pemasangan pipa di tanah rawa adalah pipa
HDPE dan pipa Three Layer Polyethylene (3LPE). Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Hal - 270
Konsep Buku Putih
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk PPK
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang
ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan
alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan
survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan PPK harus disediakan dan
digunakan oleh Kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua
pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu
persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar
mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective
coating).Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dari retak dan kerusakan lainnya
pada saat benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan dalam posisi
akhir.
Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganan.
Pipa atau fitting yang rusak harus diletakan terpisah untuk diperiksa oleh PPK yang
akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menoaknya.
Hal - 271
Konsep Buku Putih
Pemasangan Pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan
pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar. Pipa
dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang
kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah pencegahan harus
dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk kedalam ruang
sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh PPK.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain
harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan
tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap
sumbu pipa.
Umum
Hal - 272
Konsep Buku Putih
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Juru Las
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan PPK.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212
atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan
pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam
JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh PPK.
Hal - 273
Konsep Buku Putih
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh PPK.
Pengelasan
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
Hal - 274
Konsep Buku Putih
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Kontraktor sendiri.
PPK dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen
1.8.1 Umum
Pekerjaan mekanikal dalam pekerjaan spam antara lain, pompa-pompa, genset, blower,
peunematic dll, Penyedia jasa harus mengikuti cara-cara sebagai berikut.
Hal - 275
Konsep Buku Putih
1. Referensi dan standar pekerjaan Sipil intake mengacu kepada Pekerjaan sipil Umum,
pada sub bab 4.3.1. dan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal ini mengacu kepada
acuan normatif yang telah ada, antara lain :
2. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar sebagai
berikut :
BS - British Standard
Hal - 276
Konsep Buku Putih
Pekerjaan mekanikal dalam pekerjaan spam antara lain, pompa-pompa, genset, blower,
peunematic dll, Penyedia jasa harus mengikuti cara-cara sebagai berikut.
(3) Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan kondisi lapangan, baik lokasi penempatan
peralatan maupun keamanan peralatan apabila pekerjaan mechanical di install.
2. Mesin Diesel yang disediakan harus mempunyai spesifikasi dan alat alat
proteksi terhadap parameter kelainan seperti yang disebutkan dibawah ini :
Hal - 277
Konsep Buku Putih
Hal - 278
Konsep Buku Putih
Hal - 279
Konsep Buku Putih
Kawasan rumah genset Jalan ke rumah genset harus memiliki lebar minimal 3 m
agar dapat dilalui truk untuk bahan bakar yang
berkapasitas 8 m³ dan dapat dilalui mobil pemadam
kebakaran yang dapat memutar langsung untuk pergi
keluar kawasan ( tidak mundur)
Jumlah Genset Untuk daerah yang tidak terjangkau layanan listrik PLN
maka harus diadakan 2 (dua) buah Genset 1(satu)
untuk sumber listrik utama dan 1 (satu) nya lagi sebagai
sumber listrik cadangan.
Kawasan rumah genset Jalan ke rumah genset harus memiliki lebar minimal 3 m
agar dapat dilalui truk untuk bahan bakar yang
berkapasitas 8 m³ dan dapat dilalui mobil pemadam
kebakaran yang dapat memutar langsung untuk pergi
keluar kawasan ( tidak mundur)
Wiring diagram panel genset harus dibuat sekaligus dihubungkan dengan wiring
diagram dari panel tegangan tinggi (ubukel) dan panel utama tegangan rendah
yang dilengkapi dengan semua besaran kabel dan pengamannya.
Hal - 280
Konsep Buku Putih
Tangki solar (bahan bakar) dihitung berdasarkan 0,2 liter/kVA/jam untuk genset
yang harus dapat beroperasi minimal 2x24 jam bahan bakar tersebut mencukupi.
Pompa Intake
1. Pompa Centrifugal
Type Non Clogging
Flow ( liter/detik ) Bervariasi dari 5, 10,20,30,40,50,100,150,200
Head/Horsepower Dihitung dengan tepat, khusus untuk Head/tekanan
melebihi 40 meter, pompa centrifugal bisa menggunakan
sistem multi stage. Horse power pompa harus dihitung
terlebih dahulu yang merupakan fungsi dari tekanan dan
Debitnya.
NPSH NPSH, Net Positive Suction Head Required harus
disebutkan dalam name plate pompa, sedemikian rupa
sehingga suction mampu menghisap air , jarak dari sumbu
pompa terhadap muka air terendah harus lebih kecil dari
NPSH yang tersedia (net positif suction head).
Diameter Diameter susction harus dibuat sebesar mungkin agar
tidak terjadi kavitasi
Casing Terbuat dari cast iron atau bronze
Impeler Terbuat dari cast iron atau bronze
Shaft Terbuat dari cast iron atau bronze
Valve dan peralatan 1. Suction Valve: pada sisi pipa air masuk ke pompa.
yang harus dipasang di 2. Discharge Valve: pada sisi pipa air menuju ke luar
sisi suction dan pompa.
discharge 3. Check or Non-Return Valve: pada discharge line
untuk menghindari aliran balik dari discharge ke
suction.
4. Vent (priming) Valve: ini diperlukan untuk
mengeluarkan gas/udara dari pompa sebelum start.
5. Pressure Gauge di sisi suction dan discharge
6. Gauge Isolation Valves: Valve untuk penggantian
pressure gauge pada suction dan discharge.
Hal - 281
Konsep Buku Putih
Hal - 282
Konsep Buku Putih
Hal - 283
Konsep Buku Putih
Hal - 284
Konsep Buku Putih
Penyedia jasa harus menyediakan kebutuhan tenaga listrik untuk sumber energi listrik
selama konstruksi dan operasional SPAM yang diperlukan untuk penerangan, daya,
kendali, pemanasan, sinyal, telekomunikasi sesuai dengan acuan normative diatas antara
lain:
1. Merancang instalasi listrik dengan membuat gambar wiring, menyediakan barang dan
memasang instalasi tenaga listrik sekaligus menguji operasi nya sehingga berfungsi
sesuai kebutuhan dengan menjamin keselamatan manusia, keselamatan fasilitas, dan
lingkungan.
Hal - 285
Konsep Buku Putih
3 N᷉ 50 Hz, TN-S Yaitu Arus bolak balik , fase 3, 50 Hz, sistem mempunyai satu titik
yang dibumikan langsung dan netral serta penghantar pengaman terpisah sepanjang
jaringan.
Sistem TN-S
3. Semua peralatan listrik, diantaranya penghantar, papan pembagi (panel listrik) dan
isinya, transformator dan peralatan lainnya, tidak boleh dibebani melebihi batas
kemampuannya sehingga harus dihitung kapasitas daya yang dibutuhkan dengan
toleransi yang sesuai dengan PUIL 2000.
4. Instalasi penerangan mengacu pada standar SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara
perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Tingkat
pencahayaan minimum dan renderasi warna yang berlaku untuk setiap fungsi ruangan,
diperinci pada Tabel 4.1.2. didalam standar tersebut.
5. Dalam menentukan tipe peralatan yang dipakai untuk instalasi listrik arus kuat harus
diperhatikan bahaya kebakaran yang mungkin dapat terjadi dan kerusakan yang
mungkin terjadi akibat kebakaran.
Hal - 286
Konsep Buku Putih
breaker interrupting capacity) disisi intake yang menjadi acuan untuk kapasitas interupsi
pemutus tenaga pada sisi downstream.
C. Perhitungan Arus hubung singkat ini harus dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa dan
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Jaringan tegangan rendah PLN adalah 220/380
volt AC, 50 Hz, 3 fasa sedangkan jaringan menegah PLN adalah 11,5 kilo volt/20 kilo
volt, 3 fasa. Oleh karena itu penyedia barang/jasa harus menentukan lebih dahulu
berapa beban keseluruhan termasuk beban untuk waktu yang akan datang (minimum
20 % dari keseluruhan beban sekarang) dari intake, agar pembatas tenaga (Circuit
Breaker) dari PLN bisa ditentukan dengan tepat baik arus dan tegangannya.
D. Bila di daerah intake tidak terdapat sumber listrik PLN, maka Penyedia Barang/Jasa
harus menyiapkan 2 x 100 % capacity Diesel Engine Generator, dengan kata lain, 1 x
100 % Capacity Diesel Engine Generator yang akan bekerja terus menerus sedangkan
yang 1 x 100 % Capacity Diesel Engine Generator lainnya berlaku sebagai standby.
Kapasitas tegangan dari kedua Diesel Engine Generator ini harus mengacu kepada
ketentuan seperti yang diterangkan diatas pada butir 4.4.6.1.
(1) Sistem Jaringan Listrik lazim menggunakan sistem TNS, yaitu titik netral ditanahkan
langsung dan perangkat beban ditanahkan melalui kabel grounding seperti yang
diterangkan di SNI 04-0225 2000 halaman 46. Oleh karena itu semua Panel
Pembagi Listrik harus mengacu kepada ketentuan tersebut diatas.
(2) Panel Listrik Pembagi harus dilengkapi dengan circuit breaker utama dan circuit
breaker cabang yang mempunyai jumlah circuit breaker cadangan minimal 20% dari
seluruh circuit breaker cabang.
(3) Semua Panel Pembagi harus dilengkapi dengan Kabel/Plat Ground untuk
keamanan, Circuit Breaker Utama harus mempunyai kapasitas arus dan tegangan
yang sesuai dengan pemakaiannya baik untuk tegangan rendah dan tegangan
menengah.
(4) Kapasitas arus harus mengacu kepada beban yang harus dihitung terlebih dahulu,
Circuit breaker harus mempunyai kapasitas pemutusan hubung singkat
(Interrupting Capacity) dalam kilo amper (kA), Interrupting Capacity harus
ditentukan besarnya yang mengacu kepada perhitungan arus hubung singkat yang
harus dilakukan oleh Penyedia Brang/Jasa sebelumnya.
(5) Penyedia barang/jasa harus menyertakan semua kurva arus terhadap waktu dari
Hal - 287
Konsep Buku Putih
circuit breaker, Fuse mulai dari sisi atas (upstream) dan sisi bawah (downstream)
sedemikian rupa sehingga relay coordination semua circuit breaker dan fuse
koordinasi yang benar dapat ditetapkan, dengan kata lain downstream circuit
breaker atau fuse akan selalu trip terlebih dahulu bila terjadi hubung singkat di sisi
bawah atau down stream dan begitu seterusnya.
(6) Khusus circuit breaker untuk feeder cable yang menuju stop kontak harus dilengkapi
dengan Earth Leakage Circuit Breaker dengan sensitivitas maksimal 30 miliampere.
Ini perlu untuk keamanan terhadap manusia bila terjadi hubung singkat.
(7) Panel Listrik Pembagi sebisa mungkin diletakan didalam bangunan/Rumah Genset
dan ruangan Panel Pembagi, bila Panel Pembagi diletakkan di luar bangunan, maka
Panel Listrik Pembagi harus mempunyai keamanan.
(8) Rumah Panel Pembagi Listrik harus terbuat dari besi logam dengan ketebalan
minimum 2 mm dengan pintu dicat dengan menggunakan powder coating. Khusus
Rumah Panel Pembagi yang diletakan diluar (outdoor) harus dibuat tahan terhadap
cuaca atau disebut weatherproof, dilengkapi seal di pintu Panel Pembagi Listrik.
Panel Pembagi Listrik harus dilengkapi plat tembaga sistem
pentanahan/Grounding, cable gland pada incoming.
Panel Listrik Utama Tegangan Rendah adalah Panel Listrik yang menerima
pasokan listrik dari sumber PLN atau Diesel Engine Generator. Panel Listrik dan
diteruskan ke beban lainnya melalui Circuit Breaker Utama dan Circuit Breaker
Cabang Panel Pembagi Listrik Utama harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Hal - 288
Konsep Buku Putih
3. Frekuensi : 50 Hz
4. Jumlah kutub :4
6. Motor Starter Direct on Line dari Motor Listrik dibawah 7,5 HP harus mempunyai
minimal Fuse dan Circuit Breaker khusus untuk motor listrik yang bisa menahan
arus start motor yang tinggi, Fuse dan Circuit Breaker harus mempunyai kapasitas
pemutusan arus hubung singkat yang mengacu kepada arus hubung singkat yang
Hal - 289
Konsep Buku Putih
7. Sedangkan untuk motor listrik diatas 7,5 HP harus menggunakan Star Delta atau
Soft Starter. Walau demikian spesifikasi dari Circuit Breaker dan Fuse serta
Pengaman Arus Lebih harus ditetapkan sesuai dengan tenaga motor listrik yang
akan disediakan seperti yang disebutkan pada Motor Starter Direct On Line,
Tenaga motor listrik harus lebih besar 110 % dari kapasitas pompa.
8. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan motor listrik dengan merek yang diakui
dan lulus uji dari SNI atau standard internasional yang berlaku.
1. Kabel tegangan rendah dan tegangan menengah untuk hantaran udara dan
didalam tanah dari tembaga harus mengacu kepada Peraturan SNI 04-0225-2000,
baik dalam jumlah konduktor, kuat hantaran arus, koreksi terhadap temperatur
ruang.
2. Kabel yang dipakai untuk hantaran udara dan hantaran didalam tanah harus
berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC seperti yang tercantum
dalam SNI 04-0225-2000 halaman 304 dan 306.
3. Kabel yang dipakai harus mempunyai kapasitas minimal 30 % lebih tinggi dari rating
circuit breaker yang melindungi kabel itu dan mempunyai ketahanan terhadap arus
hubung singkat apabila terjadi di kabel itu.
4. Kabel harus mempunyai tahanan isolasi dalam tegangan pengenal seperti yang
tercantum dibawah ini :
Tegangan Pengenal
Hal - 290
Konsep Buku Putih
a. Ukuran kabel untuk semua beban harus mempunyai tegangan jatuh (Voltage
Drop) seperti yang ditunjukkan didalam tabel dibawah ini
Apabila tegangan jatuh seperti pada tabel tersebut diatas tidak tercapai,
maka ukuran kabel harus diperbesar satu tingkat diatasnya, dan kalau
usaha ini gagal, maka sistem tegangan listrik harus dinaikan ke tegangan
menengah.
Khusus untuk kabel pompa submersible, konstruksi dan kuat hantaran arus
nya harus mengacu kepada rekomendasi pabrikan. Walau demikian kabel
penyambung dari kabel pompa submersible ke panel listrik pembagi harus
mengacu kepada ketentuan SNI 04-0225 2000.
Oleh karena jaringan listrik yang lazim digunakan dalam system adalah TNS, maka
elektroda pentanahan harus mempunyai tahanan pentanahan sekecil mungkin, tidak
lebih dari 2,5 ohm, Semua kabel pentanahan dari peralatan harus disambung ke
elektrode pentanahan.
1) Ground adalah sambungan antara rangkaian listrik atau peralatan listrik ke bumi
atau penyalur arus bocor pada badan peralatan ke bumi.
Hal - 291
Konsep Buku Putih
sehingga arus listrik karena gangguan maupun arus petir tidak menyebabkan
kenaikan tegangan yang membahayakan. Fungsi yang kedua mengamankan
Bangunan dan Peralatan karena impedansi rendah antara saluran listrik dan
peralatan akan segera mendisipasi arus gangguan dan arus petir ke tanah
sehingga tidak menghasilkan tegangan berbahaya atau meratakan gradien
tegangan yang timbul pada permukaan tanah akibat arus gangguan yang
mengalir dalam tanah.
5) Resistansi total sistem tidak boleh lebih dari atau grounding perumahan hunian
sebesar 2 Ω. Untuk daerah yang resistansi jenis tanahnya sangat tinggi,
resistansi total seluruh sistem boleh sampai dengan 5 Ω. Sistim Pentanahan
netral sisi trafo maksimal 5 Ω, Telekomunikasi < 1 Ω
6) Jenis elektroda grounding antara lain elektroda batang yaitu elektroda dari
batang pejal tembaga, pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam
tanah.Elektroda jenis ini digunakan jika kondisi tanah adalah jenis lempung atau
tanah merah lunak sehingga mudah untuk menancapkan batang elektroda
sampai dalam.
Hal - 292
Konsep Buku Putih
7) Jika kondisi tanah bukan tanah lunak bisa menggunakan elektroda jenis pita
dengan menggali lubang yang lebar namun dangkal. Elektroda pita ialah
elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat
atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal
8) Elektroda grounding yang lain adalah jenis plat. Elektroda dari bahan pelat
logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini
ditanam dalam.
Hal - 293
Konsep Buku Putih
9) Untuk mencapai resistans jenis pembumian sebesar 5 W pada tanah liat atau
tanah ladang dengan resistans jenis 100 W meter diperlukan empat buah
elektrode batang yang panjangnya masing-masing 5 meter, Jarak antara
elektrode-elektrode tersebut minimum harus dua kali panjangnya.
H. Lampu Penerangan
1. Lampu didalam (indoor) bisa jenis downlight atau TL, 220 Volt, satu fasa;50 Hz
yang hemat energi atau LED (Light Emiting Diode) dengan watt yang dihitung
sesuai dengan kebutuhan lumen jenis ruangnya.
2. Lampu diluar ruangan (outdoor) bisa jenis halogen, mercury, atau lampu LED
dengan watt yang dihitung sesuai dengan kebutuhan lumen kawasan dan rumah
lampu harus tahan terhadap cuaca (weatherproof);
I. Testing Commisioning
1. Semua peralatan Mekanikal dan Elektrikal harus melewati uji fungsi dan harus
mempunyai sertifikat layak pakai dan keselamatan dari Pabrikan, sebelum
dipasang di intake.
a. Diesel Generator : uji kerja dengan beban dan tanpa beban dengan mengikuti
format yang dikeluarkan oleh Pabrikan.
b. Pompa : Kurva Pompa antara tekanan dan debit (Head dan Flow) dan Daya
dari Pabrikan harus dibuktikan didalam uji lapangan apakah ketentuan
tersebut dipenuhi.
c. Motor Listrik dan Motor Starter : sertifikat layak uji dari Pabrikan harus
dilampirkan saat uji fungsi termasuk uji tahanan isolasi fasa ke tanah dan uji
Hal - 294
Konsep Buku Putih
d. Kabel : Semua kabel harus mempunyai sertifikat lulus uji dari PLN dan SNI
dan harus diserahkan kepada pemilik proyek, Uji tahanan isolasi (megger) dan
uji kontinuitas harus dilakukan di lapangan untuk meyakinkan kabel layak
untuk dibebani.
J. Dokumentasi
Penyedia Barang/ Jasa harus menyerahkan semua dokumen teknis, baik spesifikasi,
manual operasi, manual pemeliharaan semua material Mekanikal dan Elektrikal dalam
berita acara serah terima kepada Direksi Teknis/Lapangan.
1. Referensi dan standar pekerjaan Sipil Unit Produksi mengacu kepada Pekerjaan sipil
Umum, pada sub bab 4.3.1. dan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal ini mengacu
kepada acuan normatif yang telah ada, antara lain :
2. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar
sebagai berikut :
BS - British Standard
Hal - 295
Konsep Buku Putih
Pekerjaan mekanikal dalam pekerjaan spam antara lain, pompa-pompa, genset, blower,
peunematic dll, Penyedia jasa harus mengikuti cara cara sebagai berikut.
Penyedia jasa harus menyediakan kebutuhan tenaga listrik untuk sumber energi listrik
selama konstruksi dan operasional SPAM yang diperlukan untuk penerangan, daya,
kendali, pemanasan, sinyal, telekomunikasi sesuai dengan acuan normative diatas antara
lain:
1. Merancang instalasi listrik dengan membuat gambar wiring, menyediakan barang dan
memasang instalasi tenaga listrik sekaligus menguji operasi nya sehingga berfungsi
sesuai kebutuhannya dengan menjamin keselamatan manusia, keselamatan fasilitas,
dan lingkungan.
3 N᷉ 50 Hz, TN-S Yaitu Arus bolak balik , fase 3, 50 Hz, sistem mempunyai satu titik
yang dibumikan langsung dan netral serta penghantar pengaman terpisah sepanjang
jaringan.
Hal - 296
Konsep Buku Putih
Sistem TN-S
3. Semua peralatan listrik, diantaranya penghantar, papan pembagi (panel listrik) dan
isinya, transformator dan peralatan lainnya, tidak boleh dibebani melebihi batas
kemampuannya sehingga harus dihitung kapasitas daya yang dibutuhkan dengan
toleransi yang sesuai dengan PUIL 2000.
4. Instalasi penerangan mengacu pada standar SNI 03-6575-2001 tentang Tata cara
perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung. Tingkat
pencahayaan minimum dan renderasi warna yang berlaku untuk setiap fungsi
ruangan, diperinci pada Tabel 4.1.2. didalam standar tersebut.
5. Dalam menentukan tipe peralatan yang dipakai untuk instalasi listrik arus kuat harus
diperhatikan bahaya kebakaran yang mungkin dapat terjadi dan kerusakan yang
mungkin terjadi akibat kebakaran.
6. Spesifikasi Grounding antara lain Kawat BCC , ukuran penampang nya disesuaikan
dengan kebutuhan diantaranya : 6mm2, 10mm2, 16mm2, 25mm2, 35mm2 dan
50mm2, 70mm2 dll.
No Uraian Besaran
1. Bahan Elektroda : Batang Tembaga
Plat Tembaga
Pita Tembaga
Pipa Tembaga
Hal - 297
Konsep Buku Putih
No Uraian Besaran
Pipa Galvanis
2 Penghantar Grounding Kawat Tembaga Pilin
3 Ukuran Penghantar Grounding 16 mm², 25 mm², 50
mm², 70 mm²
4 Bar Grounding Penyambung Pita batang tembaga
20 x 3 x 200 mm
5 Powder peningkat mutu tahanan Campuran :Bentonit+
tanah garam dapur+ air
Grounding
Enhanchement Material
Sand Earth
Pasir Kwarsa
Penyedia, harus menyediakan pompa pembubuh, (dosing) yaitu sesuai dengan acuan
normative diatas.
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan sebagai berikut:
(2) Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai dengan bahan kimia
yang dipompakan;
(3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
Hal - 298
Konsep Buku Putih
PumpHousing PVC - Le
Motor pompa
Min.Efficiency 40%
Voltage/Phase/Hz220-380/3 phase/ 50 Hz
Enclossure IP 54
InsulationClass F
Penyedia jasa harus melaksanakan pengadaan dan pemasangan Pompa Pencucian Filter
(Backwash) dengan mengacu ketentuan acuan normatif diatas,dan mempunyai
karakteristik seperti dibawah ini :
1. Pompa Pencucian Filter (Backwash) harus dipilih dari jenis centrifugal horizontal/vertical
2. Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi tuang (cast
iron) dan kipas dari kuningan atau baja tahan karat/stainless steel;
4. Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3 phase, 60 Hz;
Hal - 299
Konsep Buku Putih
8. Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan mampu bekerja selama
15 jam per hari dengan temperatur ambien 50ºC.
10. Perlengkapan :
Satu set pressure gauge, sampai 4 sd 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan three way
valve;
Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa discharge;
Fitting pipa terrmasuk steel bend untuk pipa discharge dan support kabel;
Brosur/ buku mengenai: Petunjuk operasi dan pemeliharaan serta Kurva Kinerja
Penyedia jasa harus melaksanakan pengadaan dan pemasangan Blower untuk Pencucian
Filter (Backwash) dengan mengacu ketentuan acuan normatif diatas, dan mempunyai
karakteristik seperti dibawah ini.
1. Pompa Blower Backwash harus dipilih dari jenis Root Blower yang ditentukan
kapasitasnya dengan cara menghitung kapasitas filter yang akan di Blower.
2. Dapat dipakai jenis piston ataupun Reciprocating dengan casing dari besi tuang (cast
iron) atau baja tahan karat/stainless steel;
3. Pelumasan memakai bahan pelumas yang ditentukan SAE nya atau yang setara.
4. Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3 phase, 50 Hz;
6. Efisiensi minimal : 80 %
Hal - 300
Konsep Buku Putih
8. Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistem Start Delta dan mampu bekerja selama
15 jam per hari dengan temperatur ambien 50ºC.
9. Mesin listrik dlengkapi thermistor untuk sensor over heated sehingga motor listrik akan
mati jika temperatur berlebih dari normal.
10. Perlengkapan :
Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan three way valve;
Pressure switch;
Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa discharge;
Fitting pipa terrmasuk steel bend untuk pipa discharge dan support kabel;
Brosur/ buku mengenai: Petunjuk operasi dan pemeliharaan serta Kurva test pabrikan.
(1) Penyedia jasa harus melaksanakan pengadaan dan pemasangan Pompa Pencucian
Filter (Backwash) dengan mengacu ketentuan acuan normatif diatas,dan mempunyai
karakteristik seperti dibawah ini :
Sistem ini dihidupkan dengan motor starter yang mendapat power supply dari batere
12 - 24 Volt;
Suara yang keluar dari peredaman, suara tidak boleh melebihi 70 dB pada jarak 1
meter di luar dinding;
Hal - 301
Konsep Buku Putih
(2) Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar 10% selama 2
jam dalam setiap periode 24 jam , tanpa ada gangguan mekanik dan kenaikan
temperatur yang tinggi.
d. Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air pendingin naik,
tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran naik;
a. Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi PVC, ketentuan acuan
normative PUIL atau SPLN :
Hal - 302
Konsep Buku Putih
b. Jenis kabel terdiri dari NYA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi
PVC;
d. Perlengkapan Listrik :
• Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel
genset diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger,
dialirkan ke panel EC2, box lampu penerangan luar, box lampu penerangan
dalam dan sekaligus untuk panel penggerak pompa air bersih.
• Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk
under voltage, under frequency, theonal dan single phasing. Resisting
dilakukan dengan manual. Panel free standing box yang berisi bus bar.
• Ampere meter
• Volt meter
• On/Off swicth
• 20 watt heater
Hal - 303
Konsep Buku Putih
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta intake
harus disediakan lampu luar dengan tiang lampu, masing-masing tiang dibuat dari
steel pipe. Lampu yang dipasang dari jenis yang tahan terhadap pengaruh panas dan
hujan
(10) Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi acuan normatif dan pemasangannya harus dilindungi
dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung harus dari jenis NYF GBY
sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submerine. Rekanan harus
menghitung sendiri ukuran kabel yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada
persetujuan terlebih dahulu dari petugas proyek.
a. Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa penopang, dengan
penghantar bagi daya jenis penampang persegi empat (bush bar);
c. Frekuensi : 50 Hz;
d. Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama: 600 V AC; dan untuk Voltage
penghantar kontrol :250 V AC;
e. Voltage kerja untuk penghantar utama: 380 V AC; dan untuk penghantar kontrol:
220 V AC dan 100 V DC;
g. Tebal pelat baja, 2,0 mm untuk dinding dan 3,0 mm untuk pintu;
h. Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman arus yang
tidak kurang dari arus nominal penghantar masuk tersebut dan minimal 10 A;
Hal - 304
Konsep Buku Putih
i. Sakelar masuk pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi tanda pengenal
khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari sakelar lain;
j. Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana mensuplai 3
buah atau lebih MDP : atau 3 atau iebih motor-motor yang dayanya lebih dari1,5 KW
: atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontak-kontak yang masing- masing
mempunyai arus nominal lebih dari I6 A; atau mempunyai arus nominal 100 A atau
lebih;
m. Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan agar
tidak terjadi panas yang berlebihan;
n. Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi tidak
termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau phase
berbeda atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5 cm;
p. Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukan;
a. Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik;
b. Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak akan
menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C menurut Table 6.6-
1, Tabel pembebanan penghantar yang diperbolehkan untuk tembaga, PUIL 2000,
SNI 04-0225-2000;
c. Komponen kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar magnit dan kawat
penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai dengan penggunaannya
dan harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator untuk
melayaninya
b. Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus motor macet;
Hal - 305
Konsep Buku Putih
c. Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta
kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga tidak ada kutub
yang dapat dioperasikan tersendiri;
1. Referensi dan standar pekerjaan Sipil intake mengacu kepada Pekerjaan sipil Umum,
pada sub bab 4.3.1. dan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal ini mengacu kepada acuan
normatif yang telah ada, antara lain :
2. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar
sebagai berikut :
BS - British Standard
Hal - 306
Konsep Buku Putih
(1) Penyedia Barang dan Jasa sebaiknya mengevaluasi ulang hitungan pemakaian
kompresor
(2) Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan kondisi lapangan, baik lokasi penempatan
Unit Pneumatic.
No Uraian Besaran
1. Kompresor
Maximum Pressure 7 - 9 bar
Air Input 311- 160 l/mnt
Tank Capacity 100 – 200 Liter
Daya Mesin 2 – 7 Hp / 1,5-3,75 KW
Kecepatan Kompresor 650 – 830 rpm
2 Tanki
Kapasitas 2000 – 3000 liter
Material perlakuan anti karat Plat Baja / SS 304
3 Air Dryer
Maximum Pressure 4 - 10 bar
Drying Capacity 20 – 85 Cfm
Minimum output Dew - 30 ⁰ C
Daya 2 – 3 Hp
Voltage 220V/1Phase/50 HZ
4 Pemipaan
Galvaniz (GIP) ½ Inc
Polyurithane 6 mm
5 Filter Udara Bertekanan/Filt Regulator
Presure 10 – 20 Bar
Max Flow 400 - 520 l/mnt
Hal - 307
Konsep Buku Putih
No Uraian Besaran
Drain Capacity manual 160 – 350 ml
Operating range temp 5 - 80 ⁰ C
ND Pipa ¾ - 1 Inch
(6) Penyedia Barang dan Jasa harus memasang minimal 1 (satu) Unit Air Filter untuk setiap
Group maximal 5 Actuator.
1. Referensi dan standar pekerjaan Sipil intake mengacu kepada Pekerjaan sipil Umum,
pada sub bab 4.3.1. dan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal ini mengacu
kepada acuan normatif yang telah ada, antara lain :
2. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar sebagai
berikut :
BS - British Standard
Pekerjaan ECL dalam pekerjaan Unit IPA sebagai alternative yang aman, handal dan
effisien untuk pembubuhan Chlorine.
Hal - 308
Konsep Buku Putih
(3) Penyedia harus melaksanakan spesifikasi teknik ketentuan Umum ( Pelayanan dan
Purna Jual).
(4) Penyedia harus melaksanakan pembangunan Gudang garam murni jika belum
tersedia.
b. Tangki air asin/Brine Tank ( Biasa Terbuat PVC/ Bahan Anti Karat sesuai dengan
kapasitas tempat menuang Garam Murni ( 1 Unit ) 1000 sd 2000 liter.
c. Tangki Penampung Air garam (1) yang sudah jenuh, Anti karat ( 1 Unit ),
1000 – 2000 liter
Hal - 309
Konsep Buku Putih
o. Pengkabelan.
p. Grounding 0 – 5 Ohm.
q. Exhaust Fan
r. Blower Penipis H2
x. Test Commisioning
Penjedia Jasa harus mengacu kepada Spesifikasi pekerjaan Sipil/acuan Normatif, dan
mendapat persetujuan direksi teknis/lapangan dalam Pengerjaan, tanah, pondasi, dinding,
atap, pekerjaan plat baja, tangga, plesteran, beton, pasangan bata, pekerjaan besi.
Penyedia harus mengikuti acuan normative diatas, dan mendapat persetujuan direksi
teknis/lapangan apabila tidak ada standar SNI Pekerjaan Mecanical terutama pemasangan
pompa, pemasangan ECS, Pemasangan Ekhaust Fan, Pemipaan, pemasangan Pendingin,
filter dan softener, dan isolasi.
Penjedia Jasa harus mengacu kepada acuan Normatif diatas, dan mendapat persetujuan
direksi teknis/lapangan, Pekerjaan elektical antara lain penentuan Kabel dan instalasi NYY,
NYFGBY, truncking cable ke alat alat pendukung ecs seperti pompa softener, Panel-panel,
PLC, Instrumen.
Hal - 310
Konsep Buku Putih
Pengambilan air dari reservoar biasa dengan pemompaan sebagai bahan pengencer
garam murni dan dialirkan ke Brine Loanding tank apabila sudah jenuh.
Dengan Dosing Pump dialirkan baik untuk Free Chlor maupun Post Chlor.
Tampilan teks yang jelas dari semua kondisi operasi dan kontrol
Setiap set pelunak harus mempunyai satu tangki air garam untuk fungsi regenerasi
3) Sistem Filtrasi.
Hal - 311
Konsep Buku Putih
4) Pompa.
Setiap pemasangan pompa harus Terpasang 2 Unit satu operasi utama dan satu
sebagai cadangan ( 1 On, 1 Stanbye ).
5) Tangki Produk.
Tangki tahan karat terbuat dari FRP (Polyester dengan Serat Kaca) atau HDPE
dengan kapasitas masing-masing minimal 9.80 m³. Tangki harus terbuat dari Vinyl
Esther (tahan bahan kimia) dengan tiga lapisan kaca – polyester.
Semua tangki harus memiliki sambungan dengan katup union uPVC dengan
sambungan yang fleksibel.
Semua tangki harus mempunyai ventilasi udara, indikator level dan lubang akses
manusia dengan penutup. Semua tangki harus mempunyai minimal 3 unit flange
outlet
6) Aspek Kontrol.
Akses jarak jauh bisa menggunakan saluran panggil atau modem nirkabel
melalui laptop.
Sistem kontrol jarak jauh harus mempunyai kapasitas kontrol waktu sebenarnya
dari sistem
Elektroklorinasi.
Hal - 312
Konsep Buku Putih
1. Referensi dan standar pekerjaan Sipil intake mengacu kepada Pekerjaan sipil Umum,
pada bab 5. dan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal ini mengacu kepada
acuan normatif yang telah ada, antara lain :
2. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar
sebagai berikut :
BS - British Standard
Pekerjaan Electrikal adalah seluruh pekerjaan dari penghasil dan penggunaan listrik serta
acsesorienya dalam pelaksanaanya penyedia harus memperhatikan langkah langkah
sebagai berikut.
(1) Penyedia harus melaksanakan spesifikasi teknik ketentuan Umum ( Pelayanan dan
Purna Jual), SDM dan K3.
(4) Penyedia harus mempunyai teknisi yang berpengalaman dalam instalasi listrik;
(5) Penyedia Jasa harus mengikti Spek Tek Electrical dibawa ini.
Hal - 313
Konsep Buku Putih
Penyedia barang/Jasa harus menyediakan panel-panel daya mulai dari LVMDP (Low
Voltage Main Distribution Panel) sampai dengan panel penerangan lengkap dengan
komponennya dengan persetujuan direksi/lapangan. Panel-panel yang dimaksud untuk
beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus
dibuat mengikuti standard IEC dan acuan normative diatas.
Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing
untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang
ada:
SDP
Panel-panel penerangan
Individual panel
a. Panel-panel adalah type tertutup (metal enclosed) untuk pasangan luar (Outdoor Use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada.
b. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum
dalam gambar rencana.
Karakteristik Panel
Tegangan kerja
Tegangan uji
3 indicator lamp :
Hal - 314
Konsep Buku Putih
Merah : Stop
Hijau : Start
Orange: Fault
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/ interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
Semua bagian dari baja harus bersih dan sand blasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau
Chromium Plating, atau dengan , Zinc Chromate Primer. Pengecatan finish •
dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang
disetujui Direksi.
e. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB)
dengan kapasitas mininal 2 - 10 A. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case
Circuits Breaker (MCCB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan
breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Circuit Breaker harus dari
type automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main
CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan kabel control
harus tahan api.
Dan lain-lain.
g. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah sebagai berikut :
Gambar-gambar kubikel, susunan peralatan switchgear, layout peralatan (equipment),
detail-detail pemasa- ngan dan detail-detail pekerjaan sipil yang berhubu- ngan dengan
pemasangan.
Hal - 315
Konsep Buku Putih
h. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalamai
kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan diatas, maka pabrik bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi
syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang, dan sertifikat pengujian telah
diterima dan disetujui oleh direksi.
i. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang
diakui oleh SNI :
Untuk 5 (lima) orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan perawatan
lengkap dengan 5 Copy Operating/Mainterance dan Repair manual, segala
sesuatunya atas biaya Kontraktor.
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type
yang sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, NYM, NYA, 06/1KV) kabel daya
tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SNI atau S.P.L.N.
Hal - 316
Konsep Buku Putih
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUlL
2000 SNI 04-0255-2000. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai
dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan
panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian
remote control. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit PCV High Impact.
b. “Splice”/ Pencabangan
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara electric, dengan cara-cara Solderless Connector Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat Splice konector harus dihubungkan pada
konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tiang lampu harus
mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen
atau Bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui,
untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai
cara yang disetujui menurut Peraturan dan Code/Standard berlaku atau Manufacturer.
d. Penggunaan kabel
Besarnya penampang kabel yang akan digunakan harus dihitung kapasitas ampere nya
berdasarkan beban tertinggi operasional ditambah toleransi arus kerja minimal 10
persen. Perhitungan kapasitas ampere juga diperhitungkan dengan drop tegangan
Hal - 317
Konsep Buku Putih
yang akan timbul sesuai jarak penyambungan sehingga jika drop tegangannya besar
harus diambil penampang kabel setingkat lebih tinggi diatasnya.
e. Ketentuan Penyambungan
Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna phasa atau nomor kabel
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan
oleh Pengawas.
Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa galvadnezed ingan tebal minimal 2,5 mm.
Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8"
diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus
Hal - 318
Konsep Buku Putih
menggunakanjunction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam junction box. Junction box yang terlihat dipakai
junction box dengan tutup blank plate galvanized.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak
ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai
dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan
pada setiap jarak 50 cm
Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah,
dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 em.
Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan di beripelindung pipa
Galvanized.
Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10
cm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya ditutup dengan
tanah urug.
1. Factory Test
2. Pengetesan Individual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan
sebagai berikut:
Hal - 319
Konsep Buku Putih
Pengetesan dielektrik
3. Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
Mekanikal test
Pengetesan dielektrik
4. Site Test
i. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus disertakan pada penyerahan
kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam pengetesan, maka
pabrik pembuat kabel dan Kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut, sampai
kabel tersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik oleh
Pengawas.
NFPA 780
Permanaker 02/MEN/1989
Hal - 320
Konsep Buku Putih
Untuk mengamankan sambaran petir di kawasan SPAM, Penyedia jasa harus memasang
sistem pengaman petir sesuai dengan peraturan PUIL 2000.
a. Konsep pengaman petir terhadap kawasan, terhadap manusia dan peralatan terdiri dari
dua jenis yaitu sistem pengaman petir eksternal dan sistem pengaman petir internal.
Pengaman Petir eksternal yaitu air termination (tombak tembaga), Penghantar
turun(down conductor), dan elektroda grounding. Pengaman Petir internal yaitu Arester,
shielding (pembungkusan), dan Bonding (penyambungan).
b. Air termination merupakan bagian runcing (tombak tembaga) yang dipasang pada
bangunan bagian atas terluar yang dipakai untuk menangkap sambaran petir. Air
terminal ini dapat berupa batang tembaga, Jaringan penghantar diatas atap
bangunan,jaringan kawat, komponen struktur bangunan.Air termination tingginya 25 cm
atau 50 cm yang harus dipasang sedekat mungkin dengan bagian runcing bangunan.
No Uraian Besaran
1 Air termination (tombak penangkap petir)
Batang tembaga Panjang 25 cm atau 50 cm
Pipa galvanis Diameter ND 25 mm
2 Penghantar turun (down conductor)
BC ( Bar Coper) 50 mm²
Coaxial cable 50 mm²
Insulation coax/XLPE
3 Bahan Elektroda : Batang Tembaga
ND 350 mm
Panjang 5 m
Plat Tembaga
1000 mmx 1000 mm x 3
mm
Pita Tembaga
Pipa Tembaga
Pipa Galvanis
4 Klem dudukan Plat galvanis
Hal - 321
Konsep Buku Putih
No Uraian Besaran
5 Bak Kontrol Concrate, 40 x 40 x 30 cm
Penutup concrate dan
pegangan
6 Pipa casing down conductor ND 25 mm, galvanis
7 Lightning counter dan dudukan Counter digit
Klem baut
8 Penghantar Grounding Kawat Tembaga Pilin
9 Ukuran Penghantar Grounding 16 mm², 25 mm², 50 mm²,
70 mm²
10 Bar Grounding terminal Pita batang tembaga
20 x 3 x 200 mm
11 Powder peningkat mutu tahanan tanah Campuran :Bentonit+
garam dapur+ air
Grounding Enhanchement
Material
Sand Earth
Pasir Kwarsa
c. Metode proteksi jala jala dapat digunakan untuk perlindungan permukaan yang datar
karena bisa melindungi seluruh permukaan bangunan. Daerah yang diproteksi adalah
keseluruhan daerah yang ada di dalam jala-jala. Pemasangan jala-jala pada seluruh
sudut permukaan bangunan. Proteksi ini juga direkomendasikan pada sisi-sisi bangunan
tinggi untuk proteksi sambaran dari samping
Hal - 322
Konsep Buku Putih
Hal - 323
Konsep Buku Putih
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan Pompa sesuai yang tertuang dalam kontrak
dan sesuai dengan petunjuk pemakai/pengawas berupa pompa centrifugal atau Pompa
Submersible, dan harus mengacu kepada ketentuan umum dibawah ini :
1. Pompa Distribusi
1. Pompa Centrifugal
Type Non Clogging
Flow ( liter/detik ) Bervariasi dari 5, 10,20,30,40,50,100,150,200
Head/Horsepower Dihitung dengan tepat, khusus untuk Head/tekanan
melebihi 40 meter, pompa centrifugal bisa menggunakan
sistem multi stage. Horse power pompa harus dihitung
terlebih dahulu yang merupakan fungsi dari tekanan dan
Debitnya.
NPSH NPSH, Net Positive Suction Head Required harus
disebutkan dalam name plate pompa, sedemikian rupa
sehingga suction mampu menghisap air , jarak dari sumbu
pompa terhadap muka air terendah harus lebih kecil dari
NPSH yang tersedia (net positif suction head).
Diameter Diameter susction harus dibuat sebesar mungkin agar
tidak terjadi kavitasi
Casing Terbuat dari cast iron atau bronze
Impeler Terbuat dari cast iron atau bronze
Shaft Terbuat dari cast iron atau bronze
Valve dan peralatan 1. 1Suction Valve: pada sisi pipa air masuk ke pompa.
yang harus dipasang di 2. Discharge Valve: pada sisi pipa air menuju ke luar
sisi suction dan pompa.
discharge 3. Check or Non-Return Valve: pada discharge line
untuk menghindari aliran balik dari discharge ke
suction.
4. Vent (priming) Valve: ini diperlukan untuk
mengeluarkan gas/udara dari pompa sebelum start.
5. Pressure Gauge di sisi suction dan discharge
6. Gauge Isolation Valves: Valve untuk penggantian
pressure gauge pada suction dan discharge.
7. Recycle Valve: Ini adalah sebuah katup aliran yang
digunakan untuk mendaur ulang kembali cairan
Hal - 324
Konsep Buku Putih
Panel pompa distribusi menggunakan panel MCC jenis cubicle dengan konstruksi
besi plat tebal 3 mm dengan dicat powder coating dengan ketebalan min 80 micron
dengan standar warna ( RAL) yang seragam untuk semua panel listrik.
3. Pompa Booster
Hal - 325
Konsep Buku Putih
Pompa booster menggunakan pompa jenis centrifugal end suction atau centrifugal
split casing dengan pemasangan satu level dengan dasar reservoir sehingga
diperoleh positif suction.
Pompa Centrifugal
Type End suction atau split casing
Flow ( liter/detik ) Bervariasi dari 5, 10,20,30,40,50,100,150,200
Head/Horsepower Dihitung dengan tepat, khusus untuk Head/tekanan melebihi
40 meter, pompa centrifugal bisa menggunakan sistem multi
stage. Horse power pompa harus dihitung terlebih dahulu yang
merupakan fungsi dari tekanan dan Debitnya.
NPSH NPSH, Net Positive Suction Head Required harus disebutkan
dalam name plate pompa, sedemikian rupa sehingga suction
mampu menghisap air , jarak dari sumbu pompa terhadap
muka air terendah harus lebih kecil dari NPSH yang tersedia
(net positif suction head).
Diameter Diameter suction harus dibuat sebesar mungkin agar tidak
terjadi kavitasi
Casing Besi cor
Impeler Terbuat dari besi cor atau bronze
Shaft Stainless stell
Valve dan peralatan 1.Suction Valve: pada sisi pipa air masuk ke pompa.
yang harus dipasang di 2.Discharge Valve: pada sisi pipa air menuju ke luar pompa.
sisi suction dan 3.Check or Non-Return Valve: pada discharge line untuk
discharge menghindari aliran balik dari discharge ke suction.
4.Vent (priming) Valve: ini diperlukan untuk mengeluarkan
gas/udara dari pompa sebelum start.
5.Pressure Gauge di sisi suction dan discharge
6.Gauge Isolation Valves: Valve untuk penggantian pressure
gauge pada suction dan discharge.
7.Recycle Valve: Ini adalah sebuah katup aliran yang
digunakan untuk mendaur ulang kembali cairan dengan cara
dipompa ke sisi penghisapan atau ke mesin isap, untuk
mempertahankan aliran melalui pompa bila kran pembuangan,
(dan/atau FCV), ditutup.
8.Drain Valve: dipasang di bagian bawah pompa, dipakai
untuk menguras pompa sebelum melakukan perawatan.
4. Pneumatic Actuator
Hal - 326
Konsep Buku Putih
Untuk single acting actuator harus dipasang Per (Spring) dengan dicoating standar,
tahan terhadap karat jangka lama dan dipasang dengan skrup panjang agar
memudahkan dan aman untuk perawatan
5. Electric Actuator
Sudut Buka 90 º ± 5 º
Penanda Lampu tanda terus menerus pada posisi buka penuh atau
tutup penuh
Putar secara manual Menggunakan kunci Allen (6mm)
Roda gigi Pelumasan permanen dan mengunci sendiri
Pemanas ruang bodi Elemen 2W (110/230VAC & 24VDC), anti lembab
Hal - 327
Konsep Buku Putih
a) Acuan Normatif
Yang menjadi pegangan untuk pengusahaan pembangkitan tenaga listrik adalah Peraturan
Direksi PT PLN NOMOR 0011.p/dir/2017 tahun 2017 tentang pedoman pelayanan
penyambungan konsumen bisnis dan industri daya 100 s.d 200 kVA dan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 24. Tahun 2017 dan Pembangkitan PT
Perusahaan Listrik Negara Tahun 2017
Sistem Tegangan distribusi yang digunakan PT PLN Persero di Indonesia adalah berkisar
3 KV, 6 KV, 7 KV, 9 KV, 11,5 KV, 20 KV dan 24 KV. Namun yang umum digunakan pada
sistem tegangan distribusi PLN adalah 6 KV, 12 KV 20 KV dan 24 KV, dan sisanya adalah
tegangan yang bersumber dari transformator yang khusus digunakan beberapa industri
tertentu.
Gardu induk distribusi primer PLN, memasok daya listrik kekonsumennya dengan dua jalur
distribusi yang dibedakan pemakaiannya. Yaitu konsumen besar (Kawasan Industri) dan
konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik dengan level tegangan rendah
(380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri kecil, perkantoran, pertokoan dan sebagainya.
Untuk konsumen besar yang menggunakan energi listrik yang besar, PLN memasok
kebutuhan listriknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV atau 24KV dengan
jalur distribusi kawat penghantar udara atau Penghantar bawah tanah ke Gardu Induk (GI)
konsumen untuk pemakaian sendiri.
Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran dan industri kecil, PLN
memasoknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV ke gardu distribusi
Sekunder yang dibangun pada lokasi-lokasi tertentu. Dan disalurkan kembali ke trafo tiang
step down didekat pusat-pusat pelanggan, untuk selanjutnya penyaluran distribusi daya
listrik tersebut diteruskan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke meter-
meter pelanggan.
Hal - 328
Konsep Buku Putih
Daya
PembatasMCB/MCCB
No. Terpasang
(Ampere)
(Volt Ampere)
1 250 1 X 1,2
2 450 1X2
3 900 1X4
4 1,300 1X6
5 2,200 1 X 10
6 3,500 1 X 16
7 4,400 1 X 20
8 5,500 1 X 25
9 7,700 1 X 35
10 11,000 1 X 50
11 13,900 1 X 63
12 17,000 1 X 80
13 22,000 1 X 100
14 3,900 3X6
15 6,600 3 X 10
16 10,600 3 X 16
17 13,200 3 X 20
18 16,500 3 X 25
19 23,000 3 X 35
20 33,000 3 X 50
21 41,500 3 X 63
22 53,000 3 X 80
23 66,000 3 X 100
24 82,500 3 X 125
25 105,000 3 X 160
26 131,000 3 X 200
27 147,000 3 X 225
28 164,000 3 X 250
29 197,000 3 X 300
30 233,000 3 X 335
31 279,000 3 X 425
32 329,000 3 X 500
33 414,000 3 X 630
34 526,000 3 X 800
35 630,000 3 X 1000
Hal - 329
Konsep Buku Putih
Khusus pada pemakaian listrik industri (umumnya 3 phasa), PLN menerapkan penambahan
penghitungan pemakaian daya listriknya dengan kVarh meter (kilo Volt ampere reactive per
hours) selain kWh meter (kilo Watt per hours).
Sebagai ilustrasi apabila pelanggan menggunakan kVarh sebesar 6701 kVarh, sedangkan
pelanggan dalam pemakaian kVarh~nya perhari adalah 8 jam kerja, maka digunakan rumus
kVarh : 8 x 30 = kVar
Angka 27.92 kVar bisa dibulatkan menjadi 30 untuk menetapkan jumlah pembagian step
dipanel kapasitor bank agar sesuai dengan kebutuhan maksimal penggunaannya.
Apabila panel kapasitor menggunakan Power Factor Controller 6 step maka kita hanya
tinggal membagi angka 30 dengan 6, dan hasil kVar dari kapasitor yang akan digunakan
adalah sebesar 5 kVar dari setiap stepnya. Begitupun bila menggunakan Power Factor
Controller 12 step, maka angka 30 dibagi dengan 12, dan didapatkan hasil 2,5 kVar dari
setiap stepnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), yaitu alat yang menghasilkan listrik
dengan menggunakan sumber tenaga air.Mikro menunjukkan ukuran kapasitas
pembangkit, yaitu antara 5 kW sampai 100 kW. Jika disuatu daerah memiliki potensi air
terjun, PLTMH dapat dibangun disini karena memiliki beberapa keunggulan yaitu:
menghasilkan energi yang terbarui, tidak konsumtif terhadap air, Bersih lingkungannya,
mudah operasinya, biaya operasi rendah dan konstruksinya tahan lama, pada saat ini biaya
pembangunan berkisar $1500 s/d $6500 per kW
1. Mengajak ahli untuk melakukan survey lapangan tentang potensi aliran air untuk
PLTMH termasuk mengukur debit dan ketinggian air (sering disebut head).
Hal - 330
Konsep Buku Putih
4. Menghitung kebutuhan listrik yang bisa dimanfaatkan. Hal ini penting dilakukan
karena kapasitas PLTMH tak terlalu besar, sehingga perlu perhitungan yang cermat
untuk menghindari kerugian biayanya.
Spesifikasi PLTMH
Daya Keluaran
Large Hidro Diatas 100 MW (Mega Watt)
Medium Hidro 15-100 MW
Small Hidro 1-15 MW
Mini Hidro 100 kW - 1 MW
Mikro Hidro 5 kW - 100 MW
Piko Hidro 100 W - 5 kW
Aliran Air (Q) Ketersediaan aliran air yang konstan dalam ukuran debit
tertentu. .... l/det. atau m³/menit
INSTALASI FISIK
Hal - 331
Konsep Buku Putih
1. Panel Surya
Solar panel atau panel surya mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip
kerja pembangkit listrik tenaga surya, hal ini dikarenakan panel surya mempunyai fungsi
untuk mengubah sinar matahari menjadi tenaga listrik. Bentuk dari panel surya ini adalah
sel silikon yang mampu membuat photon dari panas matahari menjadi arus
listrik. Sebagai ilustrasi Satu sel silikon mampu menghasilkan tegangan 0,5 volt.
Sehingga dibutuhkan 36 sel untuk membuat tegangan menjadi 12 volt.
Hal - 332
Konsep Buku Putih
Karakteristik Kelistrikan
Kapasitas 10 watt
Ukuran P(400)mm x L(290)mm x T(25)mm
Maksimum Power (Vmp) 17Volt
Maksimum Current (Imp) 0,58 Ampere
Open Circuit Volatge 21,6 Volt
(Voc)
Short Circuit Current (Isc) 0,68 Ampere
Power Tolerance +/- 5%
Equalization Voltage 14,2 Volt (PWM) - 5VDC USB port output at 3A
Karakteristik Mekanis
Hal - 333
Konsep Buku Putih
Alat ini mendapatkan input dari Solar Panel atau Panel Surya yang akan mencharge AKI
dan akan otomatis memutus jika AKI sudah penuh atau kelebihan beban.Solar charge
controller berfugsi mengatur atau mengendalikan arus listrik yang dibangkitkan panel
surya untuk disimpan dibatere sebelum disalurkan ke pemakai tenaga listrik atau
beban.Rangkaian Electronic digital PWM (Pulse Width Madulation)12 volt 100 – 120
watt 10 Ampere atau 24 volt 200 – 240 watt 10 Ampere digunakan sebagai SCC .
Display LCD monitor sebagai tampilan baca dengan Build in Industrial Microcontroller.
One key setting, digital displayDisplay dalam digital dengan fungsi memory auto operasi
setingnya menggunakan satu tombol. Memiliki beberapa tingkatan pengisisan.
KARAKTERISTIK KELISTRIKAN
Berat (.....)kg
Jangan terbalik pasang kabel (+) dan (-). Pasang sesuai petunjuk Tanda nya.
Pemasangan terbalik bisa merusak.
b) Inverter
Hal - 334
Konsep Buku Putih
KARAKTERISTIK KELISTRIKAN
Phase Shift 2%
Effiensi Puncak 88
Effisiensi rata-rata 87
Temperature Kerja -25 ºC s.d +65 ºC
Kelembapan 0% - 90%
Tingkat kedap air Untuk dalam ruangan
Tampilan (Display) LED
Pendinginan kipas
Daya Stand by 1 watt
Standar Gangguan Jaringan EN 50178+EN 62109-1+VDE0126-1-12
Standar Deteksi Ganguan Jaringan DIN VDE 1026 UL1741
SISTEM PENYAMBUNGAN
Penyambungan Disambung langsung ke solar panel ( tanpa
disambung batere)
Hal - 335
Konsep Buku Putih
Baterai mempunyai fungsi untuk menyimpan listrik DC (Direct Current) yang dihasilkan
oleh panel surya.
Jenis
Berat ...kg
Hal - 336
Konsep Buku Putih
Ukuran Panjang:.....mm
Lebar:......mm
Tinggi: .....mm
Hal - 337
Konsep Buku Putih
1. Komponen
penting didalam
turbin
Anemometer Alat pengukur kecepatan angin dan memberikan sinyal sensor ke
peralatan kontrol
Blade Bilah atau Sirip – sirip yang menangkap energi angin secara langsung
Brake (Rem) Digunakan untuk menjaga putaran poros turbin agar bekerja pada
kecepatan aman saat terjadi angin kencang.
Gera box Mengkonversi putaran kecepatan rendah poros baling-baling ke
kecepatan tinggi poros generator.Gear box pada turbin
angin menggunakan roda gigi dengan sistem perbandingan sesuai
kecepatan yang dibutuhkan.
Poros kecepatan Mentransmisikan putaran baling baling ke gearbox dan dari gearbox ke
tinggi dan rendah generator.
Generator Generator jenis induksi dengan putaran 1500 rpm
Nacelle Brada diatas menara yang berisi gear box, porors kecepatan tinggi dan
rendah, Generator, kontroler dan Rem.
Tower Terbuat dari tabung baja , tabung beton, atau kisi-kisi baja.
Konstruksinya tinggi agar mnapatkan jalur angin yang paling optimal
Yaw drive Digunakan untuk mengarahkan rotor agar menghadap ke arah angin.
batere Untuk menyimpan energy listrik yang dihasilkan
Hal - 338