Anda di halaman 1dari 16

BAB I

1. Latar Belakang

Dalam sejarah terdapat banyak pelajaran.jika kita membuka lembaran-lembarannya


untuk. Melihat sejarah umat Islam niscaya kita akan mengetahui bahwa umat Islam ketika
menempuh dalam perrmulaan sejarahnya metodologi Islam dalam segala aspek
kehidupannya,maka mereka hidup dalam kejayaannya,kecermelangan,dan mampu
merealisasikan banyak kemajuan dan penemuan.sebab sejarah merekam keagungan para
penakluk wilayah baru,berbagai kisah indah orang-orang yang adil,dan keutamaan orang-
orangb yang melakukan kebaikan dan perbaikan. Dimana umat Islam mampu
menebarkan keutamaan, menyingkirkan kenistaan, memupuskan keberhalaan,
menunjukkan manusia kepada jalan yang benar dan memberikan kepada mereka apa yang
mampu merealisasikan kebahagiaan dalam urusan dunia dan akhirat.Abu Bakar dan Umar
r.a adalah dua sahabat yang memiliki keistimaan yang besar. Sebab, Nabi SAW
memerintahkan kita untuk mengikutin sunnah khulafaurrasyidin, namun tidak
memerintahkan kita untuk mengikuti dalam perbuatan melainkan kepada Abu Bakar dan
Umar r.a.dimana beliau bersabda:”ikutilah dua orang setelahku: Abu Bakar Dan Umar

Sesungguhnya masa terbaik Islam setelah masa kenabian adalah masa
Khulafaurrasyidin. sebab masa mereka merupakan cermin pengaplikasian yang benar
terhadap metodologi Islam dan ijtihad mereka dinilai sebagai sunnah (jalan hidup) yang
dipegang teguh oleh generasi umat yang berikutnya sampai hari kiamat/

2. Rumusan Masalah
a. Dimanakah umar bim khatab dan abu bakar lahir?
b. Kapan pengangkatan kekhalifaan umar bin khatab dan abu bakar?
c. Bagaimana pemerintahan yang terjadi di masa khalifah umar dan abu
bakar?

1
BAB II

A. UMAR BIN KHATTAB

1. Kelahiran Umar Bin Khattab

Umar Ibn Al-Khaththab (583-644) yang memiliki nama lengkap Umar bin khaththab
bin Nufail bin Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin ka’aya
bin lu’ai adalah khalifah kedua yang menggantikan abu bakar as-siddiq. Dia adalah salah
seorang sahabat terbesar sepanjang sejarah setalah nabi Muhammad SAW. Kebesarannya
terletak pada keberhasilannya, baik sebaik negarawan yang bijak sana maupun sebagai
mujtahid yang ahli dalam membangun Negara besar yang di tegakkan atas prinsip-prinsip
keadilan,persamaan dan persaudaraan yang di ajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Dalam
banyak hal umar ibn al-khatab dikenal sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif
bahkan jenius. 1

Peranan umar dalam sejarah islam masa permulaan merupakan yang paling menonjol
karna perluasan wilayahnya,di samping kebijakan-kebijakan politiknya yang lain. Adanya
penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan umar merupakan fakta yang di akui
kebenarannya oleh para sejarawan, bahkan ada yang mengatakan,kalau tidak karena
penaklukan-penaklukan yang dilakukan pada masa umar, islam belum tersebar seperti
sekarang.

2. Latar Belakang Kehidupan Umar Ibn AL-khatab

Umar ibn al-khatab dilahirkan di mekah ,dan dari keturunan suku quraisyi yang
terpandang dan terhormat.Ia lahir empat tahun sebelumterjadinya fijat atau sebagaimana yang
ditulis oleh Muhammad Al-khodari Bek ,tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad
SAW.

Sebelum masuk islam Umar termasuk kaum kafir quraisy yang ditakuti oleh umat
islam. Dia adalah musuh dan penentang nabi Muhammad SAW yang paling ditakuti oleh

1
. DEDI SUPRIYADI M.AG, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (BANDUNG, PUSTAKA SETIA;
2008) hlm, 77

2
orang-orang yang sudah masuk islam. Dia adalah musuh dan penentang nabi Muhammad
SAW yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat besar keinginannya untuk membunuh
Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya. Dia sering menyebar fitnah dan menuduh Nabi
Muhammad sebagai penyair tukan.

Setelah Umar masuk agama islam pada bulan Dzulhijjah enam tahun setelah
kerasulan Nabi Muhammad SAW. Kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan
sebelumnya. Dia berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela agama islam.
Bahkan, dia termasuk seorang sahabat yang terkemuka dan yang paling dekat dengan nabi
Muhammad SAW.2

3. Pengangkatan Umar Ibn Al-Khaththab sebagai Khalifah

Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M/13 H menunjuk Umar Ibn Al-
khaththab sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang belum pernah
terjadi sebelumnya, tampaknya penunjukan ini bagi abu bakar merupakan hal yang wajar
untuk dilakukan. Ada beberapa factor yang mendorong abu bakar untuk menunjuk umar
menjadi khalifah. Pertama, kekhawatiran peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah
Bani Sa’idah yang nyaris menyeret umat islam ke jurang perpecahan akan terulang kembali.
Kedua, kaum Anshar dan Muhajirin salin mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi
khalifah. Ketiga, umat islam pada saat itu baru saja selesai menumpas kaum maitad dan
pembangkang.3 Sementara sebagian pasukan mujahidin sedang bertempat diluar kota
Madinah melawan tentara Persia di satu pihak dan tentara Romawi di pihak lain.

Berangkat dari kondisi politik demikian, tampaknya tidak memungkinkan apabila


pemilihan kalifah diserahkan sepenuhnya kepada umat secara langsung. Jika alternatif ini di
pilih, besar kemungkinan akan timbul kontroversi berkepanjangan di umat islam tentang
siapa yang lebih proporsional menggantikan abu bakar. Penunjukan abu bakar terhadap umar
yang dilakukan disaat ia mendadak jatuh sakit pada masa jabatannya merupakan bentuk
rekomendasi atau saran yang di serahkan pada persetujuan umat dan musyawarah dengan
beberapa orang sahabat senior antara lain Abdurrahman bin ‘auf ,utsman bin affan dan asid
bin khadir, seorang tokoh anshar. Setelah Abu bakar mendapat persetujuan kaum muslimin

2
Ibid hlm, 79
3
. Ibid hlm, 80

3
atas pilihannya, ia memanggil utsman bin affan untuk menuliskan teks pengangkatan umar
(bai’at umar).

Sebagaimana Abu Bakar, Umar bin Khattab begitu di bai’at atau di lantik menjadi
khalifah menyampaikan pidato penerimaan jabatannya di masjid Nabi dihadapan kaum
muslimin. Pidato itu menggambarkan pandangan Umar bahwa jabatan khalifah adalah tugas
yang berat sebagai amanah dan ujian. Antara pemimpin harus terjadi hubungan timbal balik
yang seimbang dalam melaksanakan tanggung jawab. Setiap urusan harus di urus dan
diselesaikan oleh khalifah dengan baik. Khalifah harus memilih orang-orang yang benar dan
bisa memegang amanah untuk membantunya. Hukum bisa di tegakkan terhadap pelaku tanpa
memandang dari pihak manapun.

4. EKSPANSI ISLAM MASA PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR IBN AL-


KHATTAB

Selama 10 tahun pemerintahan Umar (13H/634M) –(23H/644M), sebagian besar di


tandai oleh penaklukan-penaklukan untuk melebarkan pengaruh islam keluar arab .Sejarah
mencatat ,umar telah berhasil membebaskan negri-negri jajahan imperium, romawi dan persia
yang dimulai dari awal pemerintahannya, bahkan sejak pemerintahan sebelumnya. Segala
tindakan yang dilakukan untuk menghadapi dua kekuatan itu bukan hanya menyangkut
kepentingan keagamaan saja namun juga untuk kepentingan politik .

Faktor-faktor yang melatar belakangi timbulnya konflik antara umat islam dengan
bangsa romawi dan persia karna:

1. Bangsa romawi dan rusia tidak menaruh hormat terhadap maksud baik islam
2. Semenjak islam masih lemah, romawi dan persia selalu berusaha menghancurkan
islam.
3. Bangsa romawi dan persia sebagai negara yang subur dan terkenal kemakmurannya,
tidak berkenan menjalin hubungan perdagangan dengan negri-negri arab.
4. Bangsa romawi dan persia bersikap ceroboh menghasut suku-suku badui untuk
menentang masyarakat islam dan mendukung musuh-musuh islam
5. Letak geografis kekuasaan romawi dan persia sangat strategis untuk kepentigan
keamaan dan pertahanan islam4

4
. Ibid hlm, 83

4
Pada tahun 637 M./16 H. Persia bermaksud membalaskan kekalahannya, sehingga
terjadi perperangan di Jakilah. Namun tidak dapat terwujud karena kota Hulwan dikuasai
juga oleh pasukan Islam-Arab. Pertempurannya terjadi di Nahawan pada tahun 642 M./21 H
dan pasukan persia dapat ditundukkan secara mutlak.

Kota Damaskus, salah satu pusat Siria yang paling penting jatuh ditangan pasukan
Islam-Arab pada tahun 635 M./14 H. di bawah komando Abu Ubaidah. Dan pada tahun 16
H/631 M pasukan Abu Ubaidah mampu menghadapi Persia pada pertempuran Yarmuk.

Mesir secara keseluruhan berada di bawah kekuasaan Islam-Arab setelah penyerahan


Iskandariyah (Alexanderia), ibu kota Mesir dan ibu kota kedua bagi kekaisaran romawi timur
pada tahun 642 M./21 H.

Dengan begitu pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab kekuatan dua adikuasa
dapat diruntuhkan.Hal ini sangatbesar pengaruhnya pada perkembangan sejarah Islam.

5. Umar Ibn Al-Khaththab: Madinah sebagai Negara Adikuasa

Semenjak penaklukan Persia dan Romawi, pemerintahan Islam menjadi adikuasa


dunia yang memiliki wilayahkekuasaan luas, meliputi: Semenanjung Arabia, Palestina, Siria,
Irak, Persia dan Mesir.

Umar yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil dan pandai, dan
seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai pengelolaan wilayah kekuasaan
yang luas, ia menata struktur kekuasaan dan administrasi pemerintahan Negara Madinah
berdasarkan demokrasi.

Untuk menunjukkan kelancaran administrasi dan operasional tugas-tugas eksekutif,


Umar melengkapi dengan beberapa jawatan:

a. Dewan Al-Kharraj (Jawatan Pajak)


b. Dewan Al-Addats (Jawatan Kepolisian)
c. Nazar Al-Nafiat (Jawatan Pekerjaan Umum)
d. Dewan Al-Jund ( Jawatan Militer)

5
e. Bai’at Al-Mal (Lembaga Pembendaharaan Negara)5

Umar juga menanamkan semangat Demokrasi secara intensif di kalangan rakyat, di


kalangan pemuka masyarakat , dan di kalangan para pejabat atau para administrator
pemerintahan. Ia juga selalu mengadakan musyawarah dengan rakyat untuk memecahkan
masalah-masalah umum dan kenegaraan. Ia tidak sewenang-wenang dan memutuskan suatu
urusan tanpa mengikutsertakan warga negara, baik warga Negara muslim maupun non-
muslim.

6. Peradaban Pada Masa Khalifah

Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pada administrative
pemerintahan, peperangan adalah pedoman dalam peradilan.Pemikiran Umar khususnya
dalam peradilan yang masih berlaku sampai sekarang di kutip M.Fauzan.

Adapun pemikiran tentang Naskah Asas-asas Hukum Acara:

1. Kedudukan Lembaga Peradilan


Kedudukan lembaga peradilan di tengah-tengah masyarakat suatu Negara hukumnya
wajib (sangat urgen) dan sunah yang harus diikuti/dipatuhi.

2. Memahami Kasus Persoalan, Baru Memutuskannya


Pahami persoalan suatu kasus gugatan yang di ajukan kepada anda dan ambilah
keputusan setalah jelas peroalan mana yang benar dan mana yang salah. Karena
sesungguhnya, suatu kebenaran yang tidak memperoleh perhatian hakim akan menjadi
sia-sia.

3. Samakan Pandangan Anda dengan Kedua dan berlaku Adil

4. Kewajiban Pembuktian
Penggugat wajib membuktikan gugatannya, dan tergugat wajib membuktikan
bantahannya.

5
. Ibid hlm, 83

6
5. Lembaga Damai
Penyelesaian perkara secara damai dibenarkan,sepanjang tidak menghalalkan yang
haram dan menharamkan yang halal.

6. Penundaan persidangan

7. Kebenaran dan Keadilan adalah Masalah Universal

8. Kewajiban menggali Hukum yang Hidup dan melakukan Penalaran yang Logis

9. Orang Islam haruslah berlaku Adil

10. Larangan bersidang ketika sedang emosional.6

Dalam mempertimbangkan perkara, Umar selaku hakim yang bijaksana melakukan 2 hal
penting yang patut menjadi pelajaran berharga bagi para hakim di sepanjang zaman,yaitu:

1. Beliau sekalipun dikenal sebagai orang yang keras dan tegas menghadapi setiap
pelanggaran hokum ALLAH, dan orang-orang yang jahat , namun beliau mampu
menguasai dan mengendalikan suatu keputusan (vonis)
2. Beliau memanfaatkan tenaga ahli/ penasihat ahli dalam hal ini sahabat Nabi yang terkenal
dengan gelarnya Babul-ilm, yaitu ‘Ali bi Abi Thalib r.a.

Upaya yang dilakukan oleh Umar dengan meminta bantuan dari Ali r.a yang dinamakan
tahlil unshuril-jarimah (menganalisi unsur kejahatannya sendiri), seperti pemeriksaan darah,
sidik jari.

6
. Ibid hlm, 85

7
B. KEHIDUPAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ DI MEKAH

a. NAMA

Ia adalah Abdullah Bin Utsman Bin Amir Bin Amr Bin Ka’tab Bin Sa’ad Bin Taim Murrah
Bin Ka’ab Bin Ghalib Al-Qurasyiy At-Taimiy. Nasab nya bertemu dengan nabi pada kakek
ke enam, yaitu Murah Bin Ka’ab.

Ia mendapatkan julukan atau nama panggilan Abu Bakar, yang berasal dari kata “Al-Bikru”
yang berarti unta muda. Bentuk pluralnya adalah BAKARAH dan ABKUR. Orang-orang
arab menamai Bakar bila ia seorang ayah dari suatu kabilah yang besar.7

Abu bakar mendapatkan banyak gelar, yang semuanya menunjukkan keluhuran martabat dan
derajat, serta kemuliaan kedudukannya. Diantaranya adalah :

1). Al-Atiq artinya gelar ini diberikan kepadanya oleh nabi muhammad. Belia pernah
bersabda kepadanya yang artinya : “engkau adalah oramg yang dibebaskan allah dari api
neraka". Karena itulah Abu bakar dinamai Al-Atiq. Para ahli sejarah telah meneyebutkan
banyak alasan pemberian gelar ini.

2). Ash Shiddiq artinya gelar ini juga diberikan rasulullah muhammad kepadanya. Dalam
hadis Anas disebutkan bahwa ia berkata “nabi muhammad pernah naik kebukit Uhud
bersama Abu bakar,Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung itu mengguncang mereka.
Rasulullah bersabda “tenanglah wahai Uhud, karena diatas mu sekarang ada seorang
Nabi,seorang Shiddiq (Abu Bakar), dan 2 orang syahid (Umar dan Utsman)”. Abu bakar
mendapat gelar tersebut karena ia sangat percaya terhadap berita dari nabi muhammad.

3). Ash-Shahib artinya gelar ini diberikan oleh Allah didalam Al-Qur’an yang artinya:“jika
kalian tidak menolongnya (Muhammad), sesengguhnya Allah telah menolongnya (yaitu)
ketika orang-orang (musyrikin mekkah) mengeluarkannya (dari mekkah), sedangkan dia
salah seorang dari 2 orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada
temannya, ‘janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’. Maka Allah
menurunkan ketenangannya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang
kamu tidak melihatnya, dan Al-Qur’an menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah,

7
. Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, (ummul qura), hlm,
29

8
sedangkan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah maha perkasa lagi maha bijaksana (At-
Taubah:40)”.

4). Al-Atqa artinya gelar ini juga diberikan oleh Allah didalam Al-Qur’an, yaitu dalam
firmannya yang Artinya : “Dan orang yang paling bertaqwa kelak akandijauhkan dari
neraka itu (Al-Lail: 17)”.Persoalan ini dijelaskan dalam hadits tentang orang-orang yang
disiksa di jalan Aallah dan dibebaskan oleh Abu bakar.

5). Al-Awwah artinya abu bakar mendapat gelar Al-Awwah, yakni gelar yang menunjukkan
rasa takut oleh kelemahan diri di hadapan Allah, hati yang bergetar, dan takut yang timbul
karena kebesarannya. Ibrahim An-Nakha’i berkata “Abu bakar digelari Al-Awwah karena
kelembutan hati dan kasih sayang nya”.8

b. KELAHIRAN DAN CIRI FISIK ABU BAKAR

Para ulama sepakat bahwa Abu Bakar dilahirkan setelah Tahun Gajah. Namun,
mereka berbeda pendapat mengenai kapan tepatnya setelah tahun gajah tersebut. Sebagian
mengatakan, ia dilahirkan 2 tahun 3 tahun setelah itu, sebagian lainmenyebutkan bahwa lebih
6 bulan setelah tahun gajahh, sedangkan sebagian lain lagi mengatakan, 2 tahun lalu lebih
beberapa bulan namun tidak memastikan beberapa bulan.9

Abu Bakar dibesarkan dalam perkembangan yang mulia lagi baik dibawah didikan
kedua orang tuanya yang memiliki kedudukan terhormat di tengah-tengah kaumnya. Hal ini
membuat Abu bakar tumbuh sebagai orang yang berjiwa mulia dan berkedudukan terhormat
di tengah-tengah kaumnya.

Adapun mengenai ciri-ciri fisik, Abu bakar berkulit putih dan berperawakan kuru.
Mengenai hal ini, Qais bin Abi Hazim berkata “aku pernah menemui Abu Bakar, ternyata
ia berperawakan kurus dan berkulit putih”.10

c. KELUARGA ABU BAKAR

Ayahnya ialah Utsman Bin Amr, yang dijuluki Abu Quhafah dan masuk islam pada
saat pembukaan kota mekkah. Pada waktu itu Abu Bakar membawa nya menghadap
Rasulullah, lantas beliau bersabda “wahai Abu Bakar, mengapa engkau tidak membiarkannya

8
Ibid hlm, 32
9
Ibid hlm, 34
10
Ibid hlm, 37

9
ditempat, dan kita yang mendatanginya?” Abu Bakar menjawab “ia lebih pantas untuk
mendatangimu wahai rasulullah.

Ibunda Abu Bakar Ash-Shiddiq ialah Salma Binti Shakhr Bin Amr Bin Ka’ab Bin
Sa’ad Bin Taim. Julukannya iala Ummul Khair. Dia termasuk wanita yang lebih dahulu
masuk islam.

Adapun mengenai istri, Abu Bakar menikahi 4 wanita, dan mereka melahirkan 3 anak
laki-laki dan 3 anak perempuan. Secara berurutan. Istri-istri Abu Bakar tersebut adalah :

1). Qatilah Binti Abdul Uzza Bin As’ad Bin Jabir Bin Malik dialah ibu yang melahirkan
Abdullah dan Asma’. Abu Bakar telah menceraikannya pada masa jahiliyah.

2). Ummu Ruman Binti Amir Bin Uwaimir Ummu Ruman berasala dari Bani Kinanah Bin
Khuzaimah. Dia ditinggal mati oleh suaminya. Al-Harits Bin Sakhbarah, di mekkah dan
setelah itu dinikahi oleh Abu Bakar, ia masuk islam lebih awal. Dia melahirkan Abdurrahman
dan Aisyah, dan meninggal dunia pada masa nabi Muhammad di madinah pada tahun keenam
hijrah.

3). Asma’ Binti Umais Bin Ma’bad Al-Harits Ia dikenal dengan panggilan Ummu Abdullah
dan termasuk perempuan pertama yang ikut hijrah, masuk islam sebelum kaum muslimin
masuk ke Darul Arqam, dan telah berbaiat kepada Rasulullah. Ia turut berhijrah bersama sang
suami, Jakfar Bin Abi Thalib ke Habasya, kemudian hijrah bersamanya pula ke Madinah.
Jakfar Bin Abi Thalib gugur syahid pada perang Mu’tah. Setelah itu Asma’ dinikahi oleh
Abu Bakar Ash-Shiddiq dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama
Muhammad.

4). Habibah Binti Kharijah Bin Zaid Bin Abu Zuhair Ia dalah wanita Anshar dari Bani
Khazraj, yang melahirkan putri Abu Bakar yang bernama Ummu Kultsum saat Abu Bakar
telah meninggal. Adapun anak-anak Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah :

1). Abdurrahman Bin Abu Bakar dialah putra bu Bakar yang tertua. Masuk islam pada
perjanjian Hudaibiyah dan baik keislamannya. Dia adalah sahabat Rasulullah yang terkenal
dengan keberaniannya, memiliki posisi yang mulia dan mengesankan sesudah keislamannya.

2).Abdullah Bin Abu Bakar dialah orang yang memiliki peran besar hijrah Rasulullah. Pada
siang hari dia berada di tengah-tengah penduduk Mekkah untuk mendengarkan berita dari
mereka. Sedangkan malam harinya dia menyelinap menuju gua untuk menyampaikan berita

10
tersebut kepada Rasulullah dan Ayahnya. Bila waktu subuh telah tiba, dia pun kembali ke
mekkah. Pada saat hijrah ke Thaif dia terkenal panah, namun nyawanya masih ditangguhkan
hingga akhirnya meraih ke syahidan akibat luka itu di madinah pada masa kekhilafahan Abu
Bakar Ash-Shiddiq.

3).Muhammad Bin Abu Bakar ibunya ialah Asma’ Binti Umais. Dia dilahirkan pada tahun
Haji Wadda’. Dia seorang pemuda Quraisy dan hidup dibawah asuhan Ali Bin Abi Thalib.
Pada masa akhir hidupnya, ia memerintah Mesir dan gugur disana.

4). Asma’ Binti Abu Bakar dialah wanita yang mendapatkan julukan Nithaqain (pemilik Dua
Ikat Pinggang), dan lebih tua dari pada Aisyah. Rasulullah memberikan julukan itu
kepadanya karena waktu itu ia menyiapkan makanan untuk perjalanan hijrah Rasulullah dan
Ayahnya. Ia pun membelah ikat pinggang nya untuk mengikat makanan itu. Maka,
Rasulullah menjulukinya dengan sebutan tersebut. Ia diperistri oleh Zubair Bin Al-Awwam,
berhijrah ke Madinah saat mengandung Abdullah Bin Zubair, dan melahirkannya setelah
hijrah. Asma’ merupakan wanita yang dermawan dan gemar berinfak. Dia wafat di Mekkah
pada 73 H.

5). Aisyah, Ummul Mukmin dialah Ash-Shiddiq (wanita yang benar putri laki-laki yang
benar). Ia dinikahi oleh Rasulullah saat berusia 6 tahun, dan baru digauli saat berusia 9 tahun.
Pesta pernikahannya diadakan pada bulan syawal. Dialah wanita yang paling berilmu.
Rasulullahmemberikannya julukn Ummu Abdillah. Kecintaan Rasulullah kepadanya
merupakan contoh pernikahan yang saleh. Aisyah hidup selama 63 tahun lebih beberapa
bulan. Wafat pada 57 Hijriah. Dan tidak memiliki keturunan.

6). Ummu Kultsum Binti Abu Bakar ibunya bernama Habibah Binti Kharijah. Ummu
Kultsum dinikahi oleh Thalhah Bin Ubadillah. Thalhah terbunuh pada perang Jmal. Aisyah
mengajaknya beribadah Haji pada masa idahnya, lalu ia mengeluarkannya ke Mekkah.11

d. KEUNGGULAN AKHLAK ASH-SHIDDIQ DI TENGAH-TENGAH MASYARAT


JAHILIYAH

Abu Bakar Ash-Shiddiq pada masa jahiliyah ialah orang terhormat dan terpilih dari kalangan
para bangsawan Quraisy. Mereka biasa meminta bantuannya dalam persoalan yang sedang

11
Ibid hlm, 39

11
mereka hadapi. Di Mekkah, ia suka memberikan jamuan-jamuan makan untuk tamu yang
tidak pernah dilakukan oleh seorang pun.

Abu Bakar dikenal ulung dalam beberapa hal, diantaranya :

1). ILMU SILSILAH

Abu Bakar merupakan salah seorang dari ahli ilmu silsilah atau ginealogi serta cerita-cerita
bangsa arab. Ia memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ini. Banyak ahli silsilah yang
berguru kepada Abu Bakar. Seperti Uqail Bin Abi Thalib dan selainnya. Abu Bakar memiliki
keunggulan yang disukai oleh orang-orang Arab, yaitu tidak pernah mencela ataupun
menyebutkan aib keturunan tertentu, berbeda dengan selainnya.

2). PERNIAGAAN

Pada masa jahiliyah Abu Bakar adalah seorang pedagang. Ia memasuki kota Bashrah dari
negeri Syam untuk berdagang dan telah menjelajahi banyak negeri untukkeperluan bisnis.
Modal yang ia miliki adalah empat ribu dirham. Selain itu, pada masa jahhiliyah ia juga
dikenal suka menginfakkan hartanya dengan penuh kemurahan dan kedermawanan.

3). MENJADI SUBJEK KEINTIMAN DAN KECENDERUNGAN HATI KAUMNYA

Ibnu Ishaq telah menyebutkan didalam kitab As-Sirah bahwa orang-orang Quraisy sangat
menyukai dan akrab dengan Abu Bakar. Mereka mengakui keutamaan yang agungdan
kemuliaan akhlak pada dirinya. Mereka biasa mendatangi dan dekat dengannya dalam banyak
urusan : Ilmu silsilah,perniagaan dan pergaulannya yang baik.

4). TIDAK PERNAH MEMINUM KHAMER PADA MASA JAHILIYAH

Abu Bakar adalah orang yang paling menjaga kesucian dirinya pada masa jahiliyah, hingga
mengharamkan khamer untuk dirinya sendiri sebelum datangnya islam.

5). TIDAK PERNAH BERSUJUD KEPADA BERHALA

Abu Bakar tidak pernah sekali pun bersujud kepada berhala. Ia pernah berkata di tengah-
tengah kumpulan para sahabat Rasulullah ‘aku tidak pernah sekali pun bersujud kepada
berhala. Hal karena ketika aku telah mencapai usia balig, Abu Quhafah mengajakku menuju
kesebuah ruangan yang didalamnya terdapat banyak berhala. Dia berkata kepadaku ‘ini

12
adalah sesembahanmu yang terhormat dan mulia’.Dia lalu perg imeninggalkanku sendirian
.Aku pun mendekati satu berhala dan kuucapkan “sesungguhnya aku sedang lapar maka
berilah aku makan”,namun ia tidak menjawabku. Aku pun berucaplagi “sesungguhnya aku
telanjang maka berilah aku pakaian”, namun ia tetap tidak menjawabku. Lantasaku pun
melemparinya dengan batu besar, hingga tersungkur”.12

e. KEHIDUPAN ABU BAKAR SEJAK MASUK ISLAM HINGGA HIJRAH NYA


YANG PERTAMA

1). KEISLAMAN ABU BAKAR

Keislaman Abu Bakar rmerupakan hasil perjalanan keimanan yang panjang dalam
mencari agama yang benar dan selaras sekaligus memenuhi kebutuhan fitrah yang sehat,
sesuai dengan akal yang kuat dan nurani yang tajam. Karena pekerjaan beliau ialah
berdagang, ia banyak melakukan perjalanan melewati gurun pasir,perkotaan, dan perdesaan
di jazirah Arab. Ia berpindah-pindah dari ujung utara hingga ujung selatan, dan dari ujung
timur hingga ujung barat. Ia sering berhubungan dengan para pemeluk berbagai agama,
terutama orang-orang Nasrani. Ia banyak mendengarkan ucapan orang-orang yang membawa
panji tauhid; panji pencaharian tentang agama yang lurus.

2). DAKWAH ABU BAKAR

Abu Bakar Ash-Shiddiq masuk islam dan langsung mengemban misi dakwah bersama
dengan Nabi. Ia belajar dari Rasulullah, bahwa iman tidak akan sempurna hingga seorang
muslim mau merelakan jiwa dan segala yang ia miliki untuk Allah, Rabb semesta alam.
Aktivitas Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mendakwahkan Agama Allah ini jelas merupakan
gambaran keimanan terhadap agama islam serta penerimaan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga menaruh perhatian kepada keluarganya sehingga Asma’,
Aisyah, Abdullah, istrinya yang bernama Ummu Ruman dan pelayanannya yang bernama
Amir Bin Fuhairah masuk islam.

3). UJIAN YANG DIALAMI ABU BAKAR

Ujian tersebut meruapakan Sanatullah yang berlaku sejak dahulu pada individu,
kelompok, suku, bangsa, dan negara. Ujian ini juga berlaku pada para sahabat yang mulia.
Mereka telah mengalami ujian yang yang tak mampu ditahan oleh gunung-gunung yang

12
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan kebudayaan Islam, ( Jakarta, Kalam Mulia, 2002) hlm 393

13
tinggi. Mereka telah mengorbankan Harta dan darah demi Allah, serta mengerahkan jerih
payah yang tiada terkira. Orang-orang yang memiliki kedudukan terhormat di kalangan kaum
muslimin pun tidak selamat dari ujian ini. AbuBakar Ash-Shiddiq pernah di sakiti, kepalanya
pernah ditumpahi pasir, serta dipukuli dengan sandal di Masjidil Haram hingga tak dapat
dikenali wajahnya. Ia digotong kerumahnya dengan kainnya dalam keadaan antara hidup dan
mati. Orang-orang musyrik marah kepada Abu Bakar dan kaum Muslimin. Mereka pun
memukuli Abu Bakar disalah satu Masjid, tanpa kenal ampuh. Abu Bakar diinjak-injak dan
dipukuli sekeras-kerasnya. Seorang fasik yang bernama Utbah Bin Rabi’ah mendekati Abu
Bakar lalu memukulinya dengan kedua terompahnya. Ia merusak wajah Abu Bakar dengan
terompah itu, lalu melompat keatas perutnya hingga wajah tidak dikenali lagi. Bani Taim
akhirnya datang untuk mencegah dan menjauhkan orang-orang musyrik dari Abu Bakar. Bani
Taim menggotong Abu Bakar dan membawanya masuk kerumahnya.

f. PEMBELAAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ TERHADAP NABI

Salah satu sifat istimewa yang dimiliki oleh Ash-Shiddiq adalah berani dan tak kenal
gentar. Ia tidak takut kepada siapapun dalam hal kebenaran. Celaan orang tidak membuatnya
tunduk untuk terus menegakkan dan memperjuangkan agama Allah, serta membela
Rasulullah.13

13
Dr. M. Yakub, M.A, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Perdana Publishing; Medan, 2015) hlm,
44

14
BAB III

KESIMPULAN

Umar Ibn Al-Khaththab (583-644) yang memiliki nama lengkap Umar bin khaththab bin
Nufail bin Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin Razail bin ‘adi bin ka’aya bin
lu’ai adalah khalifah kedua yang menggantikan abu bakar as-siddiq. Dia adalah salah seorang
sahabat terbesar sepanjang sejarah setalah nabi Muhammad SAW.

Abu bakar dilahirkan tahun gajah, ada yang berpendapat beliau lahir, ia dilahirkan 2 tahun 3
tahun setelah itu, sebagian lainmenyebutkan bahwa lebih 6 bulan setelah tahun gajahh,
sedangkan sebagian lain lagi mengatakan, 2 tahun lalu lebih beberapa bulan namun tidak
memastikan beberapa bulan.

15
DAFTAR PUSTAKA

DEDI SUPRIYADI M.AG, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (BANDUNG, PUSTAKA


SETIA; 2008)

Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, (ummul qura)

Dr. M. Yakub, M.A, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Perdana Publishing; Medan, 2015)

Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan kebudayaan Islam, ( Jakarta, Kalam Mulia, 2002)

16

Anda mungkin juga menyukai