Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR 25 TAHUN 2014


TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN

BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATENI KOTA DAN DESA

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang a. bahwa dalam rangka rangka tertib administrasi, akuntabilitas, dan


transparansi pemberian Bantuan Keuangan yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat, telah
ditetapkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2012
tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Kepada
Kabupaten/Kota dan Desa;
b. bahwa untuk optimalisasi pelaksanaan pemberian Bantuan Keuangan
kepada Kabupaten/Kota dan Desa, perlu dilakukan peninjauan kembali
atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2012
sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a, yang ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi
Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 4 Juli 1950) jo.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan .Jakarta
Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang­
Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744)
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tailun 2000
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4010);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangall Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahall Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang­
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran . Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor- 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lemqaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalalll Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Serita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 310);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Sarat Nomor 10 Tahun 2003 tentang
Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Sarat (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Sarat Tahun 2008 Nomor 9 Seri 0, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Sarat Nomor 46);
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Sarat Nomor 12 tahun 200e tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Sarat Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Taillbahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Sarat Nomor 47);
14. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 108 Tahun 2009 tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi ~Iawa
Sarat (Serita Daerah Provinsi Jawa Sarat Tahun 2009 Nomor 181 Seri
E) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhlr dengan
Peraturan Gubernur Jawa Sarat Nomor 77 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Jawa Sarat Nomor 108
Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah Provinsi Jawa Sarat (Serita Daerah Provinsi Jawa Sarat
Tahun 2013 Nomor 77 Seri E);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN GUSERNUR TENTANG PEDOMAN PEfvlBERIAN


BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA DAN DESA.
3
BABI

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.
4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
5. BupatilWalikota adalah BupatilWalikota di Jawa Barat.
6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
7. Biro Keuangan adalah Biro Keuangan Sekretariat Daeral, Provinsi
Jawa Barat.
8. Biro Administrasi Pembangunan adalah Biro Adminlstrasi
Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
9. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan llama lain
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
11. Kepala Desa adalah Kepala Desa di Jawa Barat.
12. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban Daerah.
13. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Oesa
14. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporall,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan Daerah.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Oaerah Provinsi Jawa Barat yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tailunan
pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya dislngkat
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa
yang dibahas dan disetujui bersama aleh Pemerintah Oesa dan
Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan FJeraturan
Desa.
17. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Oaerah yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBO dan bertindak
sebagai Bendahara Umum Daerah.
4

18. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disirlgkat


SKPKD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Dael-ah yang
melaksanakan pengelolaan APBD.
19. Kuasa Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut Kuasa
PPKD adalah pejabat di lingkungan SKPKD yang diberi kUClsa untuk
melaksanakan sebagian tug as PPKD dan mempertanggungJawabkan
pelaksanaan tugasnye kepada PPKD, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
20. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya diseb'Jt Kuasa
BUD adalah pejabat di lingkungan SKPKD yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian tugas Bendahara Umum Daerah dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Bendahara
Umum Daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undallgan.
21. Rencana Kerja da'n Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat RKA­
PPKD adalah Rencana Kerja dan Anggaran PPKD Provinsl Jawa
Barat selaku Bendahara Umum Daerah.
22. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang selanjutnya disingkat
DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan anggarall selaku
Bendahara Umum Daerah.
23. Bantuan Keuangan adalah Bantuan Keuangan yang berslfat umum
dan khusus kepada Kabupaten/Kota dan Desa dalam rallgka
pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan
Kabupaten/Kota dan Desa melalui percepatan pembangunan, yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal2
Ruang lingkup Peraturan Gubernur Inl meliputi penganggaran,
pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan
serta monitoring, evaluasi, pengawasan, dan pengendalian Belanja
Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa, yang bersumber dari APBD.

BAB II
BENTUK BANTUAN KEUANGAN
Pasal 3
(1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa, meliputl:
a. Bantuan Keuangan yang bersifat umum; dan
b. Bantuan Keuangan yang bersifat khusus.
(2) Bantuan Keuangan yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, merupakan Bantuan Keuangan untuk mengatasi
kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan Pernerintahan
Daerah yang tidak tersedia alokasi dananya, serta peruntukan dan
penggunaannya di dasarkan atas permohonan Pemerintah
BupatilWalikota dan Pemerintah Kepala Desa.
(3) Bantuan Keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, merupakan Bantuan Keuangan untuk
membantu capaian kinerja program prioritas Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa penerima Bantuan Keuangan.
5
Pasal4
(1) Peruntukkan dan penggunaan Bantuan Keuangan yang bersifat
• khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
ditetapkan aleh Gubernur.
(2) Pemberian Bantuan Keuangan yang bersifat khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mensyaratkan penyediaan dana
pendamping dalam APBO Kabupaten/Kota atau APBDesa Penerima
Bantuan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

PENGANGGARAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal5

(1) Penganggaran Bantuan Keuangan dilaksanakan sesuai kemampuan


keuangan Daerah
(2) Penganggaran Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun berdasarkan permohonan Bantuan Keuan~Jan yang
diajukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa.

Pasal6
(1) Penganggaran Bantuan Keuangan yang bersifat umum dilaksanakan
berdasarkan formula variabel, meliputi pendapatan daerail, jumlah
penduduk, jumlah penduduk miskin, dan luas wilayah, serta formula
variabellainnya, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Bantuan Keuangan yang bersifat khusus dianggarkan berdasarkan
penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

Bagian Kedua
Permohonan
Pasal7
(1) Permohonan Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2), dilaksanakan secara tertulis kepada Gubernlll- dengan
tembusan disampaikan kepada SKPO sesual bidang
penyelenggaraan urusan pemerintahan, meliputi:
1. Urusan pendidikan, dilaksanakan oleh Oinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat;
2. Urusan kesehatan, dilaksanakan oleh Oinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat;
3. Urusan pekerjaan umum bidang jalan dan jembatan, dilaksanakan
oleh Oinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat;
4. Urusan pekerjaan umum bidang irigasi, dilaksanakan oleh Dinas
Pengelolaan Sumber Oaya Air Provinsi Jawa Barat;
5. Urusan permukiman, perumahan dan tata ruang, dilaksanakan
oleh Oinas Permukiman dan Peru mahan Provinsi Jawa Barat;
6. Urusan Iingkungan hidup, dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Oaerah Provinsi Jawa Barat;
7. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Pel-empuan,
Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat;
6
8. Urusan sosial, keagamaaniperibadatan dan pendidikan
keagamaan, dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
9. Urusan kesejahteraan sosial, dilaksanakan oleh Dinas Sosial
Provinsi Jawa Sarat dan/atau Biro Pengembangan Sosial
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Sarat;
10. Urusan ketenagakerjaan, dilaksanakan oleh Dinas Tenclga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat;
11. Urusan koperasi dan usaha kecil menengah, dilaksanakan oleh
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengall Provinsi
Jawa Sarat;
12. Urusan kebudayaan dan pariwisata, dilaksanakan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Sarat;
13. Urusan kepemudaan dan olahraga, dilaksanakan oleh Dillas Olah
Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Sarat;
14. Urusan politik dalam negeri, pertahanan, dan keamanan serta
urusan lainnya di luar urusan SKPD, dilaksanakan olell Badan
Kesatuan Sangsa dan Politik Provinsi Jawa Sarat dan/atau Biro
Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
15. Urusan otonomi daerah dan pemerintahan umum, dilai<sanakan
oleh Siro Otonomi Daerah dan Kerjasama Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Sarat dan Biro Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat;
16. Urusan Perusahaan Daerah/Perseroan, dilaksanakan oleil Biro
Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provilisi Jawa
Barat;
17. Urusan ketahanan pangan, dilaksanakan oleh Badan Ketahanan
Pang an Daerah Provinsi Jawa Barat;
18. Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, dilaksanakan oleh
Sadan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Provinsi Jawa Barat;
19. Urusan perpustakaan, dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Sarat;
20. Urusan pertanian, dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tallamall
Pangan Provinsi Jawa Barat;
21. Urusan peternakan, dilaksanakan oleh Dinas Peternakall Provinsi
Jawa Sarat;
22. Urusan kelautan dan perikanan, dilaksanakan oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat;
23. Urusan kehutanan, dilaksanakan oleh Dinas Kehutanall PIOViliSi
Jawa Sarat;
24. Urusan komunikasi dan informatika, dilaksanakan oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Sarat;
25. Urusan perindustrian dan perdagangan, dilaksanakan oleil Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat;
26. Urusan perkebunan, dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat;
27. Urusan perhubungan, dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Barat;
28. Urusan energi dan sumberdaya mineral, dilaksanakan alell Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat;
7
29. Urusan penelitian serta ilmu pengetahuan dan teknologi,
dilaksanakan oleh Sadan Perencanaan Pembangunal1 Daerah
Provinsi Jawa Sarat;
30. Urusan hukum dan hak asasi manusia, dilaksanakan oleh Biro
Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah ProvJnsi Jawa
Sarat;
31. Urusan pelayanan, dilaksanakan oleh Biro Humas, Protokol, dan
Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Sarat; dan
32. Urusan barang dan jasa, dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan
Sarang Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
(2) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi
cap dan ditandatangani oleh:
a. BupatiIWalikota; dan
b. Kepala Desa.
(3) Permohonan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) harus dilengkapi dengan dokumen proposal yang palil19 sedikit
memuat maksud dan tujuan serta rencana penggunaan Barltuan
Keuangan.

BAB IV
PENCAIRAN
Bagian Kesatu
Kabupaten/Kota
Pasal8
(1) BupatiIWalikota mengajukan permohonan pencairan Bantuan
Keuangan kepada Gubernur melalui SKPD terkait sesuai bidang
PE3nyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal7 ayat (1), dilengkapi persyaratan administrasi, me1lputi.
a. surat permohonan pencairan Bantuan Keuangan, dicap dan
ditandatangani oleh BupatilVValikota;
b. fotocopy DPA-SKPD Kabupaten/Kota kegiatan berkenaan;
c. fotocopy Dokumen Kontrak atau Surat Perjanjian Kontrak. (SPK)
kegiatan berkenaan;
d. Nomor Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten/Kota;
e. kuitansi dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, dlcap, dan
ditandatangani oleh BupatilVValikota; dan
f. surat pernyataan tanggungjawab.
(2) SKPD terkait melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan pencairan
atas permohonan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dan
menyampaikan hasilnya kepada Gubernur melalui Biro Keuangan.
(3) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kuasa PPKD menyampaikan Nota Dinas mengenai informasi
permohonan Bantuan Keuangan telah tercantum dalam APBD dan
Nota Persetujuan Pencairan Bantuan Keungan kepada Gubemur.
(4) Berdasarkan Persetujuan Gubernur, Kuasa PPKD memerrntahkan
Bendahara Belanja Bantuan Keuangan untuk membuat Surat
Permintaan Pembayaran Langsung (SPP:'LS).
(5) Dalam hal dokumen persyaratan pencairan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dinyatakan lengkap, maka PPK-PPKD menerbitkan
Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS).
(6) Kuasa BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),
setelah SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterbltkan.
8
(7) K.uasa PPKD dan Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ayat (4), dan ayat (6), ditetapkan oleh Gubernur sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerbitan SPP-LS, SPM-LS, dan SP2,D sebagaimana dlillaksud
pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal9
Pemerintah Kabupaten/Kota penerima Bantuan Keu3ngan
bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran dan keabsahan clokumen
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).

Pasal10
(1) Pencairan Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.
dapat dilakukan secara sekaligus atau secara bertahap.
(2) Pencairan Bantuan Keuangan secarq sekaligus sebagalrnana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melampirkan DPA-SKPD
Kabupaten/Kota dan dokumen kontrak/SPK kegiatan berkenaan;
(3) Pencairan Bantuan Keuangan secara bertahap sebagalrnana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan 'ketentuan:
a. Tahap I untuk biaya umum, dengan melampirkan DPA-SKPD
Kabupaten/Kota kegiatan berkenaan; dan
b. Tahap II dengan melampirkan dokumen kontrakl SPf<. Keglatan
berkenaan.
(4) Khusus Bantuan Keuangan untuk Ruang Kelas Baru (RKB), diiakukan
sekaligus dengan melampirkan DPA-SKPD kegiatan berkenaan

Bagian Kedua
Desa
Pasal 11
(1) Kepala Desa mengajukan permohonan pencairan Bantuan Keuangan
kepada Gubernur melalui SKPD terkait sesual bidang
penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana climaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), dengan dilengkapi persyaratan administrasi,
meliputi:
a. surat permohonan pencairan Bantuan Keuangan dicap dan
ditandatangani oleh Kepala Desa;
b. fotocopy APBDesa tahun berkenaan, dilengkapi dengall rincian
rencana penggunaan;
c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk atas nama Kepala Desa yang
masih berlaku;
d. fotokopy rekening bank yang masih aktif atas nama Pel11erintah
Desa;dan
e. Kuitansi dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, dlcap dan
ditandatangani oleh Kepala Desa.
f. Surat pernyataan tanggungjawab.
(2) Berdasarkan permohonan pencairan Bantuan Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan verifikasi
kelengkapan persyaratan, pengajuan Nota Dinas dan Nota
Persetujuan Pencairan Bantuan Keuangan, pembuatan SPF'_LS, serta
penerbitan SPM-LS dan SP2D Bantuan Keuangan.
9
(3) K~tentuan mengenai pelaksanaan verifikasi kelengkapan pel-syaratan,
pengajuan Nota Dinas dan Nota Persetujuan Pencairan Bantuan
Keuangan, pembuatan SPP-LS, serta penerbitan SPM-LS clan SP2D
Bantuan Keuangan, mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7),
dan ayat (8).

Pasal 12
Pemerintah Oesa penerima Bantuan Keuangan bertanggungjawab
sepenuhnya atas kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan
pencairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1).

BABV

PENGGUNAAN

Pasal13

(1) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa penerima Bantuan


Keuangan wajib menggunakan dana sesuai Ookumen Pelaksanaan
Anggaran Kabupaten/Kota atau proposal Oesa.
(2) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa penerima Bantuan
Keuangan dilarang mengalihkan dana untuk kegiatan lain di luar yang
telah ditetapkan.

BABVI

PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu

Pertanggun~awaban
Pasal14
(1) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa penerima Bantuan
Keuangan bertanggungjawab atas penggunaan Bantuan Keuangan
yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penggunaan Bantuan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi laporan penerimaan dan penggunaan
Bantuan Keuangan.
(3) Penerima Bantuan Keuangan bertanggungjawab atas kebenaran dan
keabsahan laporan penggunaan Bantuan Keuangan sebagaimana
dimaksud pad a ayat (2).

Bagian Kedua

Pelaporan

Pasal15

(1) Laporan penggunaan Bantuan Keuangan disampaikall oleh


BupatilWalikota dan Kepala Oesa kepada Gubernur melalui SKPD
terkait, 1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai atau paling iarnbat
tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya.
(2) SKPO menyampaikan rekapitulasi penerimaan laporan penggunaan
Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupatenif<ota dan
Pemerintah Oesa sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) kepada Biro
Administrasi Pembangunan.
(3) Biro Administrasi Pembangunan mengkoordinasikan dan mengendalikan
penerimaan, pengadministrasian dan penyimpanan dokumen laporan
penggunaan Bantuan Keuangan, serta menyampaikan rekapitulasi
laporan penggunaan Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa kepada PPKO.
(4) Oalam hal pencairan/penyaluran Bantuan Keuangan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa dilakukan pada
akhir tahun anggaran, maka BupatilWalikota dan Kepala Desa wajib
menganggarkan kembali pada tahun anggaran berikutnya.
10
Pasal16
Laporan penggunaan Bantuan Keuangan sebagaimana dimaks'Jd dalam
Pasal15 ayat (1) paling sedikit meliputi:
a. surat pengantar yang ditujukan kepada Gubernur yang ditancJatangani
oleh BupatilWalikota atau Kepala Desa; dan
b. laporan penerimaan dan penggunaan Bantuan Keuangan yang
ditandatangani serta dibubuhi cap oleh Kepala SKPD tel-kait di
Kabupaten/Kota atau Kepala Oesa.

Pasal 17
(1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa dicatat sebagai realisasi jenis Belanja Bantuan
Keuangan pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) PPKD melakukan pencatatan realisasi Bantuan Keuangan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, untuk selanjutnya
dicantumkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam
tahun anggaran berkenaan.
(3) Realisasi Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa dikonversikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada
catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.

BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PENGAWASAN
Pasal18
(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Bantuan
Keuangan, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Biro Administrasi
Pembangunan.
(2) Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat melakukan pengendaliall
dan merekapitulasi hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Rekapitulasi hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada Gubernur dengan temiJusall
disampaikan kepada PPKD dan Inspektorat Provinsi Jawa Barat.
(4) Inspektorat Provinsi Jawa Barat melakukan pengawasan terhadap
pemberian, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan
Bantuan Keuangan, sesuai ketentuan peraturan perundang­
undangan.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal19

Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan Gubernur Jawa

Barat Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan


kepada Kabupaten/Kota dan Desa (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2012 Nomor 5 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal20
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi
Jawa Barat.
'11

Pasal20
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pad a tanggal diundangkan,
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat.

Ditetapkan di Bandung
pad a tanggal 2 ..April 2014
" ~ ..
,
l JAWA BARAT,

Diundangkan di Bandung
Pada tangg al 2 APlli12014 .

~1.I1"I.'(MiJJ1d
RII)WAN, MMA

'-, mbiha Utama

NIP. 19561224 198203 1 012

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 NOMOR25 SERI B


.

, .
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

- -"
Nomor .. 25. .. T ahun ,", ;aO~,4. Seri E Nomor . 25.,,··

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR: 25 TlUIUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA

KABUPATEN/KOTA DAN DESA

Diundangkan dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Barat

Nomor ... 25 .... Tahun ...2014 .. :,

Seri E

Tanggal 2 April. 2014

Pembina Utama

Nip. 19561224 198203 1 012

Anda mungkin juga menyukai