MEMUTUSKAN:
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal1
Bagian Kedua
Ruang Lingkup
Pasal2
Ruang lingkup Peraturan Gubernur Inl meliputi penganggaran,
pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan
serta monitoring, evaluasi, pengawasan, dan pengendalian Belanja
Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa, yang bersumber dari APBD.
BAB II
BENTUK BANTUAN KEUANGAN
Pasal 3
(1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa, meliputl:
a. Bantuan Keuangan yang bersifat umum; dan
b. Bantuan Keuangan yang bersifat khusus.
(2) Bantuan Keuangan yang bersifat umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, merupakan Bantuan Keuangan untuk mengatasi
kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan Pernerintahan
Daerah yang tidak tersedia alokasi dananya, serta peruntukan dan
penggunaannya di dasarkan atas permohonan Pemerintah
BupatilWalikota dan Pemerintah Kepala Desa.
(3) Bantuan Keuangan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, merupakan Bantuan Keuangan untuk
membantu capaian kinerja program prioritas Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa penerima Bantuan Keuangan.
5
Pasal4
(1) Peruntukkan dan penggunaan Bantuan Keuangan yang bersifat
• khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
ditetapkan aleh Gubernur.
(2) Pemberian Bantuan Keuangan yang bersifat khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mensyaratkan penyediaan dana
pendamping dalam APBO Kabupaten/Kota atau APBDesa Penerima
Bantuan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENGANGGARAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal5
Pasal6
(1) Penganggaran Bantuan Keuangan yang bersifat umum dilaksanakan
berdasarkan formula variabel, meliputi pendapatan daerail, jumlah
penduduk, jumlah penduduk miskin, dan luas wilayah, serta formula
variabellainnya, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Bantuan Keuangan yang bersifat khusus dianggarkan berdasarkan
penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Bagian Kedua
Permohonan
Pasal7
(1) Permohonan Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 ayat (2), dilaksanakan secara tertulis kepada Gubernlll- dengan
tembusan disampaikan kepada SKPO sesual bidang
penyelenggaraan urusan pemerintahan, meliputi:
1. Urusan pendidikan, dilaksanakan oleh Oinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat;
2. Urusan kesehatan, dilaksanakan oleh Oinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat;
3. Urusan pekerjaan umum bidang jalan dan jembatan, dilaksanakan
oleh Oinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat;
4. Urusan pekerjaan umum bidang irigasi, dilaksanakan oleh Dinas
Pengelolaan Sumber Oaya Air Provinsi Jawa Barat;
5. Urusan permukiman, perumahan dan tata ruang, dilaksanakan
oleh Oinas Permukiman dan Peru mahan Provinsi Jawa Barat;
6. Urusan Iingkungan hidup, dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Oaerah Provinsi Jawa Barat;
7. Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,
dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Pel-empuan,
Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Barat;
6
8. Urusan sosial, keagamaaniperibadatan dan pendidikan
keagamaan, dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
9. Urusan kesejahteraan sosial, dilaksanakan oleh Dinas Sosial
Provinsi Jawa Sarat dan/atau Biro Pengembangan Sosial
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Sarat;
10. Urusan ketenagakerjaan, dilaksanakan oleh Dinas Tenclga Kerja
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat;
11. Urusan koperasi dan usaha kecil menengah, dilaksanakan oleh
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengall Provinsi
Jawa Sarat;
12. Urusan kebudayaan dan pariwisata, dilaksanakan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Sarat;
13. Urusan kepemudaan dan olahraga, dilaksanakan oleh Dillas Olah
Raga dan Pemuda Provinsi Jawa Sarat;
14. Urusan politik dalam negeri, pertahanan, dan keamanan serta
urusan lainnya di luar urusan SKPD, dilaksanakan olell Badan
Kesatuan Sangsa dan Politik Provinsi Jawa Sarat dan/atau Biro
Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
15. Urusan otonomi daerah dan pemerintahan umum, dilai<sanakan
oleh Siro Otonomi Daerah dan Kerjasama Sekretariat Daerah
Provinsi Jawa Sarat dan Biro Pemerintahan Umum Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat;
16. Urusan Perusahaan Daerah/Perseroan, dilaksanakan oleil Biro
Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provilisi Jawa
Barat;
17. Urusan ketahanan pangan, dilaksanakan oleh Badan Ketahanan
Pang an Daerah Provinsi Jawa Barat;
18. Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, dilaksanakan oleh
Sadan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Provinsi Jawa Barat;
19. Urusan perpustakaan, dilaksanakan oleh Badan Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Sarat;
20. Urusan pertanian, dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tallamall
Pangan Provinsi Jawa Barat;
21. Urusan peternakan, dilaksanakan oleh Dinas Peternakall Provinsi
Jawa Sarat;
22. Urusan kelautan dan perikanan, dilaksanakan oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat;
23. Urusan kehutanan, dilaksanakan oleh Dinas Kehutanall PIOViliSi
Jawa Sarat;
24. Urusan komunikasi dan informatika, dilaksanakan oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Sarat;
25. Urusan perindustrian dan perdagangan, dilaksanakan oleil Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat;
26. Urusan perkebunan, dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat;
27. Urusan perhubungan, dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Barat;
28. Urusan energi dan sumberdaya mineral, dilaksanakan alell Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat;
7
29. Urusan penelitian serta ilmu pengetahuan dan teknologi,
dilaksanakan oleh Sadan Perencanaan Pembangunal1 Daerah
Provinsi Jawa Sarat;
30. Urusan hukum dan hak asasi manusia, dilaksanakan oleh Biro
Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah ProvJnsi Jawa
Sarat;
31. Urusan pelayanan, dilaksanakan oleh Biro Humas, Protokol, dan
Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Sarat; dan
32. Urusan barang dan jasa, dilaksanakan oleh Biro Pengelolaan
Sarang Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
(2) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibubuhi
cap dan ditandatangani oleh:
a. BupatiIWalikota; dan
b. Kepala Desa.
(3) Permohonan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) harus dilengkapi dengan dokumen proposal yang palil19 sedikit
memuat maksud dan tujuan serta rencana penggunaan Barltuan
Keuangan.
BAB IV
PENCAIRAN
Bagian Kesatu
Kabupaten/Kota
Pasal8
(1) BupatiIWalikota mengajukan permohonan pencairan Bantuan
Keuangan kepada Gubernur melalui SKPD terkait sesuai bidang
PE3nyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal7 ayat (1), dilengkapi persyaratan administrasi, me1lputi.
a. surat permohonan pencairan Bantuan Keuangan, dicap dan
ditandatangani oleh BupatilVValikota;
b. fotocopy DPA-SKPD Kabupaten/Kota kegiatan berkenaan;
c. fotocopy Dokumen Kontrak atau Surat Perjanjian Kontrak. (SPK)
kegiatan berkenaan;
d. Nomor Rekening Kas Umum Daerah Kabupaten/Kota;
e. kuitansi dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, dlcap, dan
ditandatangani oleh BupatilVValikota; dan
f. surat pernyataan tanggungjawab.
(2) SKPD terkait melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan pencairan
atas permohonan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dan
menyampaikan hasilnya kepada Gubernur melalui Biro Keuangan.
(3) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kuasa PPKD menyampaikan Nota Dinas mengenai informasi
permohonan Bantuan Keuangan telah tercantum dalam APBD dan
Nota Persetujuan Pencairan Bantuan Keungan kepada Gubemur.
(4) Berdasarkan Persetujuan Gubernur, Kuasa PPKD memerrntahkan
Bendahara Belanja Bantuan Keuangan untuk membuat Surat
Permintaan Pembayaran Langsung (SPP:'LS).
(5) Dalam hal dokumen persyaratan pencairan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dinyatakan lengkap, maka PPK-PPKD menerbitkan
Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS).
(6) Kuasa BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),
setelah SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterbltkan.
8
(7) K.uasa PPKD dan Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ayat (4), dan ayat (6), ditetapkan oleh Gubernur sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Penerbitan SPP-LS, SPM-LS, dan SP2,D sebagaimana dlillaksud
pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6), dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal9
Pemerintah Kabupaten/Kota penerima Bantuan Keu3ngan
bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran dan keabsahan clokumen
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1).
Pasal10
(1) Pencairan Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.
dapat dilakukan secara sekaligus atau secara bertahap.
(2) Pencairan Bantuan Keuangan secarq sekaligus sebagalrnana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melampirkan DPA-SKPD
Kabupaten/Kota dan dokumen kontrak/SPK kegiatan berkenaan;
(3) Pencairan Bantuan Keuangan secara bertahap sebagalrnana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan 'ketentuan:
a. Tahap I untuk biaya umum, dengan melampirkan DPA-SKPD
Kabupaten/Kota kegiatan berkenaan; dan
b. Tahap II dengan melampirkan dokumen kontrakl SPf<. Keglatan
berkenaan.
(4) Khusus Bantuan Keuangan untuk Ruang Kelas Baru (RKB), diiakukan
sekaligus dengan melampirkan DPA-SKPD kegiatan berkenaan
Bagian Kedua
Desa
Pasal 11
(1) Kepala Desa mengajukan permohonan pencairan Bantuan Keuangan
kepada Gubernur melalui SKPD terkait sesual bidang
penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana climaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), dengan dilengkapi persyaratan administrasi,
meliputi:
a. surat permohonan pencairan Bantuan Keuangan dicap dan
ditandatangani oleh Kepala Desa;
b. fotocopy APBDesa tahun berkenaan, dilengkapi dengall rincian
rencana penggunaan;
c. fotocopy Kartu Tanda Penduduk atas nama Kepala Desa yang
masih berlaku;
d. fotokopy rekening bank yang masih aktif atas nama Pel11erintah
Desa;dan
e. Kuitansi dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, dlcap dan
ditandatangani oleh Kepala Desa.
f. Surat pernyataan tanggungjawab.
(2) Berdasarkan permohonan pencairan Bantuan Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan verifikasi
kelengkapan persyaratan, pengajuan Nota Dinas dan Nota
Persetujuan Pencairan Bantuan Keuangan, pembuatan SPF'_LS, serta
penerbitan SPM-LS dan SP2D Bantuan Keuangan.
9
(3) K~tentuan mengenai pelaksanaan verifikasi kelengkapan pel-syaratan,
pengajuan Nota Dinas dan Nota Persetujuan Pencairan Bantuan
Keuangan, pembuatan SPP-LS, serta penerbitan SPM-LS clan SP2D
Bantuan Keuangan, mengacu pada ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7),
dan ayat (8).
Pasal 12
Pemerintah Oesa penerima Bantuan Keuangan bertanggungjawab
sepenuhnya atas kebenaran dan keabsahan dokumen persyaratan
pencairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1).
BABV
PENGGUNAAN
Pasal13
BABVI
Bagian Kesatu
Pertanggun~awaban
Pasal14
(1) Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Oesa penerima Bantuan
Keuangan bertanggungjawab atas penggunaan Bantuan Keuangan
yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penggunaan Bantuan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi laporan penerimaan dan penggunaan
Bantuan Keuangan.
(3) Penerima Bantuan Keuangan bertanggungjawab atas kebenaran dan
keabsahan laporan penggunaan Bantuan Keuangan sebagaimana
dimaksud pad a ayat (2).
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal15
Pasal 17
(1) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa dicatat sebagai realisasi jenis Belanja Bantuan
Keuangan pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) PPKD melakukan pencatatan realisasi Bantuan Keuangan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, untuk selanjutnya
dicantumkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam
tahun anggaran berkenaan.
(3) Realisasi Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa dikonversikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada
catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PENGAWASAN
Pasal18
(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian,
pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Bantuan
Keuangan, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Biro Administrasi
Pembangunan.
(2) Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat melakukan pengendaliall
dan merekapitulasi hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Rekapitulasi hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada Gubernur dengan temiJusall
disampaikan kepada PPKD dan Inspektorat Provinsi Jawa Barat.
(4) Inspektorat Provinsi Jawa Barat melakukan pengawasan terhadap
pemberian, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan
Bantuan Keuangan, sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal19
Pasal20
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi
Jawa Barat.
'11
Pasal20
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pad a tanggal diundangkan,
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat.
Ditetapkan di Bandung
pad a tanggal 2 ..April 2014
" ~ ..
,
l JAWA BARAT,
Diundangkan di Bandung
Pada tangg al 2 APlli12014 .
~1.I1"I.'(MiJJ1d
RII)WAN, MMA
, .
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
- -"
Nomor .. 25. .. T ahun ,", ;aO~,4. Seri E Nomor . 25.,,··
TENTANG
Seri E
Pembina Utama