Waham Kebesaran 1
Waham Kebesaran 1
ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN WAHAM
BAB I
PRE PLANNING
2. Tujuan khusus
2.1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2.2. Pasien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
pasien
2.3. Pasien dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus wahamnya
2.4. Pasien dapat mengidentifikasi wahamnya
2.5. Pasien dapat mengidentifikasi konsekuensi dari wahamnya
2.6. Pasien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang
terpusat pada wahamnya
2.7. Pasien mendapat dukungan keluarga
2.8. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
2.9. Pasien dapat menggunakan obat dengan sistem 5 benar
B. Manfaat
1.1. Dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah waham
1.2. Dapat mengurangi resiko terjadi waham kembali setelah pasien dibawa pulang
oleh keluarga
C. Pokok bahasan
Waham
E. Sasaran
Pasien dan keluarga
F. Metode
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Bermain peran, stimulus dan latihan
G. Waktu & Tempat
Hari : Kamis
Tanggal : 20 Mei 2010
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Sakit Marzuki Mahdi
H. Media
Levlet
I. Kegiatan
J. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
Strategi pelaksanaan dilakukan diruangan rawat klien sesuai dengan kontrak waktu
dan tempat yang sesuai dengan keinginan klien.
2. Evaluasi proses
SP 1 : Pada saat proses Strategi Pelaksanaan 1, respon klien kurang baik. Tampak
pandangan mata yang mencurigakan, memperlihatkan permusuhan dan memberi
kata-kata ancaman.
SP 2 : Pada saat proses Strategi Pelaksanaan 2, respon klien baik. Mulai mampu
mengidentifikasi kemampuan positifnya dan mempraktekannya dengan baik
pula.
SP 3 : Pada saat proses Strategi Pelaksanaan 3, respon klien sedikit bingung dalam hal
meminum obat dengan cara dan waktu yang tepat.
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan strategi pelaksanaan I,2,3 pada klien waham, tampak adanya
perubahan di diri klien. Klien mulai mampu berhubungan dengan realita, klien mulai
mampu membina hubungan saling percaya terhadap perawat maupun tim kesehatan
lainnya. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan positifnya dan mempraktekannya
dengan baik. Serta klien mampu mempraktekan cara minum obat dengan cara yang
benar dan waktu yang benar.
K. Referensi
1) Modul Pelatihan Asuhan Keperawatan Jiwa oleh Tim MPKP RSMM & FIK UI
2) Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa – I oleh DEPARTEMEN KESEHATAN RI
(2000)
3) Internet situs Google, WAHAM Rona Khatulistiwa
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak konsisten dengan
latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993)
Waham adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan
dengan realitas (Haber,1982).
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya
penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi
Anna Keliat,1999).
c. Fungsi emosi
Emosi digambarkan dalam istilah mood dan afek. Mood adalah suasana emosi
sedangkan afek mengaju kepada expresi emosi, yang dapat diamati dari
expresi wajah, gerakan tangan, tubuh dan nada suara ketika individu
menceritakan perasaannya.
Pada respons neurobiologis yang maladaptif terjadi gangguan emosi yang
dapat dikaji melalui perubahan afek :
Afek tumpul : kurangnya respon emosional terhadap pikiran, orang lain
atau pengalaman. Klien tampak apatis.
Afek datar : tidak tampak expresi aktif, suara monoton dan wajah datar,
tidak ada keterlibatan perasaan.
Afek tidak sesuai : afek tidak sesuai dengan isi pembicaraan.
Reaksi berlebihan : reaksi emosi yang berlebihan terhadap suatu kejadian.
Ambivalen : timbulnya dua perasaan yang bertentangan pada saat yang
bersamaan.
d. Fungsi motorik
Respon neurobiologis maladaptif menimbulkan perilaku yang aneh,
membingungkan dan kadang-kadang tampak tidak kenal dengan orang lain.
Perubahan tersebut adalah :
Impulsif : cenderung melakukan gerakan yang tiba-tiba dan spontan.
Manerisme : dikenal melalui gerakan dan ucapan seperti grimasentik.
Stereotipik : gerakan yang diulang-ulang tidak bertujuan dan tidak
dipengaruhi oleh stimulus yang jelas.
Katatonia
e. Fungsi social
Perilaku yang terkait dengan hubungan sosial sebagai akibat dari respon
neurobiologis yang maladaptive adalah sebagai berikut :
Kesepian
Perasaan terisolasi dan terasing, perasaan kosong dan merasa putus asa
sehingga kllien terpisah dengan orang lain.
Isolasi social
Terjadi ketika klien menarik diri secara fisik dan emosional dari lingkungan.
Isolasi diri klien tergantung pada tingkat kesedihan dan kecemasan yang
berkaitan dalam berhubungan dengan orang lain. Rasa tidak percaya pada
orang lain merupakan inti masalah pada klien. Pengalaman hubungan yang
tidak menyenangkan menyebabkan klien menganggap hubungan saat ini
membahayakan. Klien merasa terancam setiap ditemani orang lain karena ia
menganggap oran tersebut akan mengontrolnya , mengancam, menuntutnya.
Oleh karena itu klien memilih tetap mengisolasi diri dari pada pengalaman
yang menyedihkan terulang kembali.
3.3.3. Mekanisme koping
Mekanisme koping yamg sering digunakan klien adalah :
a. Regresi, merupakan usaha klien untuk menanggulangi ansietas.
b. Proyeksi, sebagai untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
2.9.1.2. Observasi
Tanda dan gejala waham yang dapat diobservasi:
a. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
b. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
c. Curiga
d. Bermusuhan
e. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
f. Takut, sangat waspada
g. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
h. Ekspresi wajah tegang
i. Mudah tersinggung
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor , sumber koping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
1. Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama,
tangggal masuk rumah sakit , informan, tangggal pengkajian, No rumah
klien dan alamat klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan biasanya sering berbicara diluar kenyataan,komunikasi kurang
atau tidak ada, menolak interaksi dengan orang lain ,tidak melakukan
kegiatan sehari – hari , dependen.
3. Faktor predisposisi
Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang
tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan
dicerai suami , putus sekolah , PHK, perasaan malu karena sesuatu yang
terjadi ( korban perkosaan , dituduh KKN, dipenjara tiba – tiba) perlakuan
orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek Psikososial
Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
6. Konsep diri
a. citra tubuh :
Menolak dilihat dan disentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak
menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatif tentang
tubuh. Mendekati orang lain dengan ancaman. Menyentuh orang lain
dengan menakutkan. Mempunyai rencana untuk melukai.
b. Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan.
c. Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putus sekolah, PHK.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
e. Harga diri
Perasaan marah terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, mencederai diri.
f. Status Mental
Kontak mata klien seperti mencurigai, kurang dapat memulai
pembicaraan, klien kurang mampu berhubungan dengan orang lain.
7. Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas
2.9.2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
2. kerusakan interaksi social, waham.
c. Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-bincang
tentang cara merawat R di rumah?”
“Setelah ini coba bapak/ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan
tadi setiap kali berkunjung ke rumah sakit.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak/ibu datang kembali
kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat R
sesuai dengan pembicaraan kita tadi”
“Jam berapa bapak/ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak/bu.”
3) Peran
Klien mengatakan sebelum Ayahnya meninggal, klien dapat berperan sebagai
anak yang penurut, tetapi saat Ayahnyasudah meninggal, klien merasa tidak
dapat menjalankan perannya lagi dengan baik. Ideal diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan dijemput oleh keluarganya untuk
pulang dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
4) Harga diri
Klien kecewa karena keluarganya tidak datang membesuknya dan klien juga
merasa tidak berguna dan diharapkan lagi oleh keluarganya.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri ; Harga diri rendah
b. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti dalam hidupnya adalah AlmarhumahAyahnya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat : klien mengatakan
kurang terlibat dalam kegiatan kelompok sosial masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain adalah klien mengatakan
malas bergaul dengan orang lain dan lebih banyak mengkhayal berbicara
kacau.
Masalah keperawatan : Halusinasi.
c. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Islam dan yakin dengan agama
yang dianutnya dan meyakini Allah yang Selalu memberikan Pertolongan.
2) Kegiatan ibadah : Klien mengatakan rajin pergi beribadah di Mesjid sebelum
di rumah sakit, namun setelah dirawat di rumah sakit klien lebih tekun dan giat
lagi untuk mengikuti terapi Agama.
VII. Status Mental
a. Penampilan
Klien nampak kotor, bau keringat, gigi kuning, cara berpakaian tidak sesuai,
rambut kusam, kuku hitam dan panjang, gatal-gatal pada kulit badan.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri.
b. Pembicaraan
Klien sering bicara diluar dari kenyataan dan selalu mengucapkan kalimat yang
sama berulang-ulang.
Masalah keperawatan : ketidakmampuan klien mengenal realita.
c. Aktivitas motorik
Klien selalu berteriak-teriak agresif, marah dan merasa dirinya adalah orang
yang terkenal di negri ini.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih jika ditanya tentang keluarganya, apalagi jika
klien menceritakan tentang Ayahnyayang sudah meninggal, ekspresi wajah klien
tampak sedih.
e. Afek
Afek klien tajam, klien bisa berespon dengan stimulus yangsedikit.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Interaksi selama wawancara
Kontak mata Klien seperti mencurigai dan sering berbicara diluar logis.
Masalah keperawatan : ketidakmampuan klien dalam BHSP dengan orang lain.
Persepsi
Saat Berinteraksi dengan Klien ditemukan Resiko Perubahan Persepsi Sensori ;
Halusinasi.
Masalah keperawatan : Halusinasi.
f. Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan yang ditanyakan dengan
respon cepat tetapi pembicaraan klienkacau.
g. Isi pikir
Saat berinteraksi dengan klien tidak waham dan obsesi.
Masalah keperawatan : Waham.
h. Tingkat kesadaran
Saat wawancara klien tidak sadar, klien mengalami disorientasi waktu, tempat,
dan orang. Klien tidak mampu mengenal waktu ( hari ini ) saat pagi, siang, sore,
dan malam hari, tempat dimana dia berada sekarang yaitu di rumah sakit
Marzuki Mahdi dan klien tidak mengenal yang merawat dia adalah dokter dan
suster
Masalah keperawatan : ketidakmampuan klien mengenal waktu, tempat dan
orang.
i. Memori
Klien tidak dapat mengingat kejadian masa lalu dan hal yang baru-baru terjadi.
Masalah keperawatan : kehilangan memori
j. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat berinteraksi klien tidak dapat berkonsentrasi dan klien tidak mampu
berhitung sederhana yaitu misalnya menghitung dari angka 1 sampai 10
Masalah keperawatan : Ketidakmampuan berkonsentrasi dan berhitung
k. Kemampuan penilaian
Klien mampu menentukan pilihan dengan baik ketika diberikan pilihan seperti
duluan mana mandi atau makan, klien menjawab mandi dulu karena kalau mandi
akan terasa segar baru makan
l. Daya tilik diri :
Klien tidak menyadari dirinya sakit dan dirawat di rumah sakit Dadi Makassar
Masalah keperawatan : ketidakmampuan klien mengenal tempat
VIII. Mekanisme Koping
Maladaptif
Klien mengatakan jika punya masalah klien memendamnya sendiri dan tidak mau
mengungkapkannya kepada orang lain
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
Prolog :
Sebut saja namanya Sara. Ya, begitulah panggilan akrabnya didesa tempat ia dan
keluarganya tinggal. Sara adalah seorang gadis muda berusia 21 tahun yang memilki
banyak talenta. Ia selalu berkecimpung didunia seni sejak ia berusia 5 tahun. Tak heran,
karena kedua orang tuanya pun adalah seorang seniman. Mulai dari dunia tarik suara,
hingga kedunia peran pun ia jalani. Namun sayangnya, ia menjadi seorang wanita yang
sombong karena kesohorannya tersebut..
Latar belakang terjadinya waham
Sara : ”Pokoknya Ibu tenang aja, aku ini adalah seorang wanita yang
cantik dan memiliki banyak keahlian. Kalau diibaratkan artis papan
atas Indonesia, aku ini seperti Agnes Monica. Dan aku yakin, aku
pasti bisa lulus casting dalam seleksi tokoh utama itu.”
Ibu Sara : “Tapi kamu harus ingat nak, diluar sana masih banyak orang-orang
yang lebih hebat dari kamu. Sebaiknya kamu belajar ikhlas kalau
terjadi hal yang tidak kita inginkan. Ibu hanya tidak mau kamu menjadi
sombong karena obsesi mu itu.”
Sara : “Ibu…aku ini adalah yang terbaik. Gak mungkin ada orang yang bisa
menyaingi kelebihanku. Ya udah, aku pergi dulu. Sebagai awal
ketenaranku, aku harus datang lebih awal dan gak boleh terlambat. Ibu
harus mendukung aku supaya aku bisa mewujudkan impianku.”
Tanpa menghiraukan perkataan Ibunya, Sara pun bergegas meninggalkan rumah
menuju tempat casting tokoh utama yang ia maksud. Sesampainya disana..
Siska : (sedang mengepel ruangan tunggu peserta casting)
Sara : “Aaawww…..aduh punya mata gak sih kamu!!! Begok banget sih
jadi orang. Kamu tau gak aku ini siapa??? Aku ini calon artis terkenal
tau!!!”
Siska : “Maaf mbak saya gak sengaja. Sini biar saya bantu membersihkan
baju mbak.”
Sara : “Gak usah!!!”
Indah : “Hai..ikut casting juga ya? Kenalin, aku Indah.”
Sara : (hanya tersenyum dan mengabaikan uluran tangan Indah)
Sutradara : “Selanjutnya..”
Sara : “Yes!! Akhirnya giliranku juga. Duluan ya.. jangan lupa nonton
filmku nanti.”
(Sara pun bergegas masuk keruangan casting)
Indah : “Sombong banget tuh orang. Mudah-mudahan dia gak lulus casting.”
Sutradara : “Sara…usia 21 tahun. Sering jadi juara difestival penyanyi solo.
Prestasi yang cukup membanggakan. Dan silakan tunjukan keahlian
acting kamu. Saya mau kamu beracting dengan salah satu figuran saya.
Anggap saja dia adalah kekasihmu dan kalian sedang bertengkar.”
Sara : “Bapak tenang aja. Saya ini serba bisa lho.”
(Proses casting pun selesai. Sara menunggu hasil casting diruangan tunggu peserta)
Sutradara : “Lanjut…”
(Kemudian giliran Indah yang mengikuti casting. Hingga tepat pukul 13.00 WIB, hasil
casting akan segera diumumkan)
Sutradara : “Oke…sesuai perjanjian kita tadi, sekarang sudah pukul satu siang.
Saatnya saya membacakan hasil casting kalian. Acting kalian cukup
memuaskan. Tapi saya harus memilih salah satu diantara kalian untuk
mengikuti syuting film Ketika Cinta Bertasbih. Sesuai dengan criteria
yang cocok untuk dijadikan tokoh utama, maka saya menyatakan Indah
Marda Berry adalah wanita yang tepat untuk memainkan tokoh
tersebut. Selamat Indah. Kembali lagi kesini besok pagi untuk
persiapan syuting. Dan untuk Sara, kamu jangan putus asa, masih
banyak ajang-ajang yang bisa kamu ikuti selain ajang ini. Oke??
Terima kasih atas partisipasinya.”
Wartawan : “Pemirsa seperti yang telah kita saksikan barusan. Sudah dipastikan
bahwa Indah Marda Berry wanita asal Kepulauan Riau berusia 23
tahun adalah pemenang casting pencarian tokoh utama dalam film layar
lebar Ketika Cinta Bertasbih. Jangan lewatkan berita selanjutnya pada
esok hari pukul 16.00 WIB hanya di AMB, Ajang Mencari Bakat
bersama saya Precysilla.”
(Dengan hati yang sangat kecewa, marah dan putus asa, akhirnya Sara kembali
kerumahnya. Sesampainya dirumah..)
Sara : (Masuk tanpa mengucapkan salam dan terduduk diruang tamu. Sara
terus melamun dan dalam hatinya sangat marah sekali. Tiba2 Sara
menjerit sambil mengamuk.)
“Gak mungkiiiiiinnnnnn…..!!!!”
Ibu Sara : “Ya Allah Sara. Kenapa dia??? (berlari keruang tamu dan mendapati
Sara sedang menangis) Sara kamu kenapa nak??? Kenapa kamu marah-
marah begini??? Ada apa???”
Sara : “(sambil memeluk Ibunya) Ibu…aku gak lulus casting itu. Padahal
Ibu tau kan aku ini yang terbaik, cantik dan serba bisa, tapi kenapa aku
bisa gak lulus??? Aku gak terima Bu..”
Ibu Sara : “Sudahlah nak..mungkin belum saatnya kamu mendapatkan apa yang
menjadi impianmu itu. Ikhlaskan apa yang terjadi. Allah pasti punya
rencana lain untuk kamu.”
(Sejak saat itu Sara terlihat aneh. Sering melamun dan terkadang ia tertawa-tawa
sendiri, kemudian ia menangis. Ia pun sering kali berbicara diluar kenyataan. Ia selalu
menganggap dirinya adalah artis terkenal dinegeri ini. Tak jarang ia juga sering
mengamuk apabila Ibunya mencoba bicara padanya tentang kehidupan dia yang
sebenarnya. Karena tidak tega melihat keadaan anaknya yang semakin hari semakin
memburuk, akhirnya Ibu Sara berinisiatif untuk membawa Sara kerumah sakit jiwa..)
Sara : “(berperan sebagai pasien waham kebesaran)”
Perawat Indah : “(berbicara pada perawat Siska) Aku kasihan deh melihat pasien kita
yang baru itu. Cantik, masih muda, punya banyak talenta. Tapi sayang
kejiwaannya jadi terganggu sejak dia gak lulus casting dalam acara
Ajang Mencari Bakat.”
Perawat Siska : “Oh..jadi dia salah satu finalis AMB yang mencari tokoh utama
untuk film KCB ya??? Ya ampun…gak nyangka ya Ndah. Ya udahlah
mendingan sekarang kita menjalankan tugas kita untuk merawat dia.
Yookkk..”
(berjalan menuju ruangan Sara dirawat)
SP 1 : Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan, mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Fase Orientasi
Perawat Indah : “Hai Sara…Selamat pagi…perkenalkan nama saya Indah dan ini
teman saya namanya Siska. Kami berdua perawat yang akan merawat
Sara selama Sara berada disini. Sara biasanya dipanggil apa kalau
dirumah? Mmmmm….boleh gak kalau kita ngobrol2 sebentar? Sara
mau?
Sara : “(tidak ada respon terhadap perawat, kemudian marah2 kepada
perawat)”
Perawat Indah : “(berbicara pada perawat Siska) Kayaknya dia belum mau
menanggapi kehadiran kita deh Sis. Gimana kalau kita coba 1 jam
lagi.”
Perawat Siska : “Mmm…boleh deh.”
Perawat Indah : “Oke Sara kalau kamu belum mau kenalan sama kami juga gak apa2.
Nanti kami kembali lagi mengunjungi Sara.”
(perawat Indah dan perawat Siska pun meninggalkan ruangan Sara. Setelah satu jam
berlalu, kedua perawat itu kembali mengunjungi Sara untuk mengulangi fase orientasi
namun Sara belum bisa untuk diajak berkomunikasi. Tiga hari sudah berlalu, kedua
perawat itu pun tidak kunjung menyerah untuk dapat membina hubungan baik dengan
Sara. Hingga pada hari keempat…)
Perawat Indah : “Hai Sara..masih ingat gak sama kita berdua? Saya Indah dan ini
teman saya Siska. Kami adalah perawat yang akan merawat Sara.
Gimana? Udah mau kenalan belum?”
Sara : “(mengulurkan tangannya)”
Perawat Siska : “Sara biasanya dipanggil apa kalau dirumah?”
Sara : “sara..”
Perawat Indah : “Gimana kalau kita ngobrol2 sebentar aja? Mau? 15 menit aja.”
Sara : “(menganggukkan kepala)”
Perawat Siska : “Sara maunya ngobrol dimana? Disini aja apa ditaman?”
Sara : “Disini.”
Fase Kerja
Perawat Indah : “Gimana perasaan Sara hari ini? Apa yang Sara rasakan selama
berada disini?”
Sara : “Biasa aja.”
Perawat Siska : “Keliatannya Sara gelisah ya? Apa ada sesuatu yang mau Sara
ceritakan sama kami?”
Sara : “Aku ini seorang artis terkenal dinegeri ini. Jadwal ku padat. Apalagi
sebentar lagi aku bakal syuting film layar lebar KCB. Dan aku juga
bakal konser diseluruh daerah Indonesia. Kalian tau gak??? Aku ini
artis yang serba bisa. Aku penyanyi, pemain film dan juga cantik.
Kalian pasti iri kan dengan kesuksesan aku???”
Perawat Indah : “Saya mengerti kalau Sara ini adalah artis yang terkenal dan
mempunyai jadwal yang padat. Kalau begitu, Sara pasti sudah bisa
mengatur waktu untuk diri sendiri dan juga untuk menjumpai fans-
fans Sara kan?”
Sara : “Ya iyalah…”
Perawat Siska : “Coba Sara ceritakan apa aja sih jadwal kegiatan Sara sebelum Sara
masuk kerumah sakit?”
Sara : “Ya biasalah! Artis itu kan sibuk banget. Syuting ini, syuting itu.
Apalagi aku ini mau syuting film KCB. Jadi aku pasti sibuk banget
deh pokoknya. Ada lagi yang mau ditanyain?? Aku gak punya waktu
untuk kalian ya!”
Perawat Siska : “Waahh…berarti setiap harinya kamu sibuk sekali ya. Lalu jadwal
apa saja yang ingin kamu lakukan setiap harinya selama dirumah sakit
ini?”
Sara : “Aku mau setiap hari aku latihan nyanyi tapi gak diruangan ini.”
Terminasi
Perawat Indah : “Nah, kita kan sudah berkenalan nih, terus bagaimana perasaan kamu
setelah kita berekenalan?”
Sara : “Biasa aja tuh! Gak ada yang istimewa.”
Perawat Siska : “Mmm...gimana kalau besok kita coba menjalankan jadwal kegiatan
yang Sara ingikan? Kita laksanakan ditaman aja. Sara mau?”
Sara : “Yaya..baiklah kalau begitu.”
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam BAB ini, penulis akan membahas dan membandingkan antara tinjauan teori
dan tinjauan kasus pada Nn.M dengan diagnosa Waham. Fokus pembahasan penulis
berdasarkan pada setiap tahap dalam proses keperawatan yang dimulai dengan tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3.1.1 Pengkajian
1. Identitas Klien.
Pada tinjauan teori dan kasus yang perlu dikaji dari identitas klien adalah nama,
jenis kelamin, pendidikan, umur, status, pekerjaan, alamat, agama, tanggal
masuk rumah sakit, ruangan, kamar klien, dan penanggung jawab dalam
perawatan. Hal ini berguna agar Asuhan Keperawatan yang tepat dapat
dilakukan sesuai dengan individu yang bersangkutan.
2. Riwayat Keperawatan
Pada tinjauan kasus ditemukan bahwa sebelumnya klien telah masuk rumah sakit
jiwa dengan diagnosa Depresi.
3. Pada saat melakukan pengkajian pada klien, tanda dan gejala yang ditemukan
sesuai dengan pada tinjauan teoriis yaitu kliensering berbicara kacau dan diluar
realita. Klien juga menganggap dirinya adalah orang yang terkenal di negeri ini
(waham kebesaran). Serta klien cenderung mengamuk dan mengancam akan
melukai dirinya dan orang lain.
3.2 Saran
Dalam kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan saran – saran sebagai
berikut :
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien denganwaham, perawat harus
memahami konsep dasar asuhan keperawatan pasien dengan waham sehingga asuhan
keperawatan dapat terlaksana dengan baik
2. Dalam melakukan tindakan keperawatan harus melibatkan pasien dan keluarganya
serta tim kesehatan lainnya. Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tindakan
yang dilakukan.
3. Dalam melakukan tindakan keperawatan disarankan untuk mengevaluasi tindakan
tersebut secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Pelatihan Asuhan Keperawatan Jiwa oleh Tim MPKP RSMM & FIK UI
2. Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa – I oleh DEPARTEMEN
KESEHATAN RI (2000)
3. Internet situs Google, WAHAM Rona Khatulistiwa
2 komentar:
1.
Balas
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
ai Saya
i priangga
aya adalah lulusan prog.s1 dari STIKes Hang Tuah Tanjungpinang dan melanjutkan Prog.Profesi Ners di stikes Alma Ata
ogyakarta, alamat saya jl.pramuka lr. pulau raja 3 no 44 tanjungpinang,kepulauan riau bagi saya kunci hidup adalah tekun,
abar, dan ikhlas
l lengkapku
Laman
Beranda
Label
► 2014 (3)
► 2013 (1)
► 2012 (6)
▼ 2011 (104)
o ► Desember (1)
o ▼ November (103)
Antibiotik (Ceftriaxon)
askep tonsilitis
BAYI BARU LAHIR NORMAL(CIRI-CIRI DAN REFLEKS)
(S.O.P) MEMBERIKAN TERAPI INJEKSI INSULIN ATAU INS...
(S.O.P) PEMERIKSAAN GULA DARAH KURVA HARIAN (KH)
(S.O.P) PEMERIKSAAN GULA DARAH NPP
(S.O.P) PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDA...
(S.O.P) MENGAMBIL SAMPEL URINE UNTUK PEMERIKASAAN
(S.O.P) MEMASANG KATETER URINE PADA PRIA
(S.O.P) PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDA...
(S.O.P) MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN CT SCAN...
(S.O.P) MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN USG ABD...
(S.O.P) MELAKUKAN PERAWATAN LUKA : MENGANGKAT JAHI...
(S.O.P) MERAWAT LUKA DENGAN DRAIN DAN MEMPERPENDEK...
(S.O.P) MELAKUKAN PERAWATAN LUKA : MENGGANTI BALUT...
(S.O.P) PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN PADA PEMERIK...
(S.O.P) PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN PADA PEMERIK...
(S.O.P) PERSIAPAN DAN PERAWATAN KLIEN PADA PEMERIK...
(S.O.P) MELAKUKAN HUKNAH / ENEMA / LAVAMENT
(S.O.P) PERAWATAN KLIEN DENGAN COLOSTOMY
(S.O.P) PEMBERIAN MAKANAN MELALUI NASO GASTRIC TUB...
(S.O.P) PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDA...
(S.O.P) PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDA...
(S.O.P) MELAKUKAN ASISTENSI PENGUKURAN TEKANAN VEN...
(S.O.P) MELAKUKAN ASISTENSI PEMASANGANCVP DAN MERA...
(S.O.P) MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKG
(S.O.P ) PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BED...
(SOP) Merawat Klien DENGAN TRAKHEOSTOMI
(SOP) Sampel sputum UNTUK MENGAMBIL PEMERIKSAAN
(S.O.P) PENGAMBILAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN AGD
(S.O.P) MELAKUKAN ASISTENSI PADA TINDAKAN TORASENT...
(S.O.P) MEMBANTU DALAM PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ARTE...
(S.O.P) MELAKUKAN TES MANTOUX / PPD TEST (TES KULI...
(S.O.P) MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA
(S.O.P) MEMBANTU KLIEN DENGAN TEKNIK NAFAS DALAM, ...
(S.O.P) MENGKAJI STATUS OKSIGENASI DENGAN OKSIMETR...
(S.O.P) MERAWAT KLIEN DENGAN WSD(Water Seal Draina...
(S.O.P) MELAKUKAN INHALASI DENGAN NEBULIZER
(S.O.P) suction
(S.O.P) PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDA...
askep hernia
askep katarak
askep pasien dengan luka bakar (COMBUSTIO)
(S.O.P) Pemeriksaan fisik prenatal
(S.O.P) Pengukuran pangul luar
PERAWATAN TALI PUSAT
SENAM HAMIL
PERAWATAN PERINEUM POST PARTUM
TEKNIK MENYUSUI BAYI
PERAWATAN PAYUDARA
PERTOLONGAN PERSALINAN
OBSERVASI HIS
PEMERIKSAAN DALAM (TOUCHE)
PEMERIKSAAN LEOPOLD
PENILAIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
PEMBERIAN SITOSTATIKA
MEMBERI OBAT SALEP TELINGA
MEMBERI OBAT TETES TELINGA
INJEKSI SUBCUTANEUS
INJEKSI INTRA MUSKULAR
INJEKSI INTRADERMAL/INTRACUTAN ...
UJI TORNIQUET (REMPLE LEED)
TEPID SPONGING
PERAWATAN TALI PUSAT
obstruksi laring
fraktur nasal
epistaksis
corpus alienum
Sindroma Distres Pernafasan Dewasa (SDPD)
Sindroma Distres Pernafasan Dewasa (SDPD)
FIBRILASI VENTRIKEL
ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN WAHAM
ASUHAN KEPERAWATAN DAN PRE PLANNING KLIEN DENGAN D...
masalah-masalah kesehatan jiwa masyarakat
askep resiko bunuh diri
ASUHAN KEPERAWATAN DAN PRE PLANNING KLIEN DENGAN D...
psikofarmaka
askep aritmia
askep pasien dengan isolasi sosial
asuhan keperawatan dan pre planning klien dengan d...
ASUHAN KEPERAWATAN DAN PRE PLANNING KLIEN DENGAN D...
asuhan keperawatan gangguan jiwa pada usia lanjut
Kedaruratan Psikiatrik
Ventilator mekanis
Resusitasi jantung paru
Basic Life Support
askep HIV
vibrilasi fentrikel
perdarahan pencernaan
askep trauma abdomen
askep tur syndrom
askep Sindroma TUR
kedaruratan endokrin dengan ketoasidosis dan hipog...
askep Diabetes ketoasidosis
kedaruratan endokrin dengan ketoasidosis dan hipog...
askep pangkreatitis
askep gastritis
askep Gastritis
askep gastritis
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.