Kebijakan Radiologi Ok
Kebijakan Radiologi Ok
KEPUTUSAN
DIREKTUR RS PRINCE NAYEF BIN ABDUL AZIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
NOMOR : .................................
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Radiologi RS Prince Nayef Bin Abdul Azis Universitas
Syiah Kuala sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Kebijakan Pelayanan Radiologi RS Prince Nayef Bin Abdul Azis Universitas
Syiah Kuala sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan
acuan dalam pemberian pelayanan kesehatan di RS Prince Nayef Bin Abdul
Azis Universitas Syiah Kuala
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Kebijakan Umum
1. Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing diselenggarakan memenuhi standar nasional,
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
2. Pelayanan Radiologi dilaksanakan 24 jam
3. Pelayanan radiologi diluar RS Prince Nayef Bin Abdul Azis Universitas Syiah Kuala harus mempunyai
rekam jejak dan tepat waktu sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku.
4. Proses pelayanan radiologi dalam melakukan tindakan penunjang medis harus sesuai dengan pedoman
pelayanan Radiologi dan diatur lebih lanjut dalam standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan.
5. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing harus tetap memperhatikan proses penanganan dan
pembuangan bahan infeksius dan berbahaya hasil dari pelayanan radiologi yang telah dilakukan.
6. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dankeselamatan pasien serta adanya
program keamanan radiasi dan antisipasi risiko dan bahaya yang dihadapi.
7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
8. Semua jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di bidang radiologi wajib
mendapatkan pendidikan formal radiologi dan mempunyai izin profesi sesuai dengan kompetensinya.
9. Pola ketenagaan radiologi disusun berdasarkan tingkat kebutuhan, kompetensi dan pengalaman staf.
10. Waktu pelaporan hasil expertise harus sesuai dengan standar mutu pelaporan yang telah ditetapkan.
11. Setiap permintaan pemeriksaan radiologi dan tindakan medik dengan penggunaan radiasi harus
berdasarkan surat permintaan tertulis dokter pengirim / merujuk yang dilengkapi dengan keterangan
klinis yang jelas.
12. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna kepentingan
medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat persetujuan pasien (inform concern)
setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan tentang risiko tindakan medik yang
akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras radiografi.
13. Peralatan radiologi harus selalu dilakukan inspeksi, testing, kalibrasi, perawatan/pemeliharaan dan
monitoring secara berkala/rutin dalam periode tertentu sesuai ketentuan yang ada.
14. Pemeriksaan dan tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi kecuali untuk kasus-kasus
tertentu yang karena sesuatu hal menurut keputusan secara medis tidak mungkin dilakukan di ruang
radiologi dengan tetap memperhatikan manfaat dan risiko serta keselamatannya terhadap pasien dan
pekerja disekitarnya.
15. Semua pekerja radiasi yang melakukan tindakan pemeriksaan medik radiologi dan atau dilingkungan
radiasi wajib menggunakan alat personal monitoring radiasi setiap melakukan pekerjaannya
16. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal unit radiologi wajib melaksanakan rapat rutin minimal
satu bulan sekali atau rapat insidentil (sewaktu-waktu) untuk membahas permasalahan yang bersifat
penting dan perlu keputusan segera.
17. Semua petugas radiologi wajib memiliki izin dan secara terus menerus dilakukan pembaharuan serta
lulus uji kompetensi seusai profesi dan keahliannya.
18. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
19. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib mengikuti pelatihan yang
dislenggarakan.
20. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari bahan kontras wajib disediakan obat dan
peralatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kebijakan Khusus
A. Kebijakan Dokter Spesialis Radiologi
1. Setiap tindakan pemeriksaan kepada pasien yang menggunakan kontras media dalam bentuk
cair, padat atau udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya baik ionik
maupun non ionik, dilakukan dan dilaksanakan oleh dokter Spesialis Radiologi
2. 2. Dokter Spesialis Radiologi bertanggungjawab terhadap keadaan, kesadaran serta keamanan
terhadap tindakan yang dilakukannya selama menggunakan kontras media.
3. 3. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna
kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat persetujuan
pasien (informed consent) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan
tentang risiko tindakan medik yang akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras
radiografi.
B. Kebijakan Radiografer
1. Radiografer sebagai pelaksana tindakan pemeriksaan radiologi tanpa bahan kontras.
2. Radiografer tidak diperbolehkan memasukkan kontras media dalam bentuk cair, padat atau
udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya kecuali ada perintah izin tertulis
dari dokter spesialis radiologi atau Direktur Rumah Sakit.
3. Radiografer tidak dibenarkan melakukan expertise (jawaban medis) dari hasil radiografi, dalam
keadaan dan kondisi tertentu apabila diminta dapat memberikan pendapatnya sebatas ruang
lingkup pengetahuan.
4. Segala tindakan yang berhubungan dengan penanganan pasien dengan indikasi tertentu atau
permintaan tertentu yang ada terkaitannya dengan hasil diagnosa agar berkonsultasi dengan
dokter spesialis Radiologi.