Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :Kebiasaan ke Sangkal Putung Pada Pasien Fraktur

Waktu :Pkl 08.00 WIB – 08.40 wib

Hari/Tanggal : Kamis / 15 Januari 2015

Sasaran : Masyarakat Dusun X

Tempat : Balai Desa X

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama tiga puluh(30) menit tentang pengertian


fraktur dan kebiasaan ke sangkal putung pada pasien fraktur maka anggota keluarga
dan masyarakat mampu memahami tentang pengertian fraktur dan kebiasaan ke
sangkal putung pada pasien fraktur.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan ini peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang pengertian fraktur (patah tulang)


2. Mejelaskan tentang terjadinya fraktur (patah tulang)
3. Menjelaskan komplikasi fraktur (patah tulang)
4. Menjelaskan bahaya ke sangkal putung
III. Materi

Terlampir
IV. Kegiatan Proses Penyuluhan

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan sasaran


08.00-08.10 1. Pembukaan
WIB
- Menjawab
 Perkenalan, Mengucapkan
salam
salam
 Menyampaikan tujuan
dilakukannya penyuluhan
 Menggali pengetahuan sasaran
08.10-08.30 2. Penyajian
WIB
 Menjelaskan pengertian fraktur
(patah tulang)
- Mendengarkan
 Menjelaskan komplikasi fraktur
(patah tulang)
 Menjelaskan tanda dan gejala
fraktur (patah tulang)
 Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebiasaan ke
sangkal putung

08.30-08.40 3. Penutup
WIB - Mendengarkan dan
 Membuka waktu untuk diskusi bertanya

 Mengevaluasi hasil penyuluhan


 Menjelaskan hasil penyuluhan
 Memberikan Umpan Balik
 Memberikan salam

V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab.

VI. Media
1. Leaflet
VII. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
 Masyarakat hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa X
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
 Masyarakat tdk meninggalkan tempat penyuluhan
 Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
 Masyarakat mengetahui tentang jenis penyakit jantung koroner dan hal
–hal apa saja yang dapat dilakukan dalam mencegah dan
menanggulangi penyakit jantung koroner
 Masyarakat hadir saat pertemuan
Materi

Kebiasaan ke sangkal putung pada pasien fraktur

1. Pengertian fraktur (patah tulang)


Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya hubungan suatu tulang atau tulng rawan yang
disebabkan oleh benturan yang keras atau kekerasan.
2. Komplikasi fraktur (patah tulang)
a. Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma yang ditandai dengan tidak adanya nadi, sianosis pada
bagian distal, hematoma melebar dan rasa dingain pada ekstermitas yang disebabkan
oleh tindakan darurat splinting, perubahan posisi pada daerah yang sakit, tindakan
reduksi dan pembedahan.
b. Sindrom kompartemen
Merupakan komplikasi yang serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf,
dan pembuluh darah
c. Infeksi
System pertahanan tubuh akan rusak bila ada trauma pada jaringan, misalnya trauma
ortopedi, infeksi dimulai pada kulit dan masuk ke dalam
d. Nekrosis faskuler
Terjadi karena alirah darah ke tulang rusak atau terganggu, sehingga menyebabkan
nekrosis tulang
e. Syok
Karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler, sehingga
menyebabkan oksigenasi turun
f. Delayed union
Adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan untuk anggota gerak
atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah. Hal ini merupakan kegagalanfraktur
berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung
karena supali darah ke tulang menurun.
g. Non-union
Adalah fraktur yang tidak sembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsilidasi
sehingga terdapat sendi palsu.
h. Mal-union
Adalah keadaan ketika fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas
yang berbentuk anggulasi, vagus/valgus, rotasi, pemendekan.

3. Tanda dan gejala fraktur (patah tulang)


1. Nyeri terus-menerus dan bertambahnya berat sampai fagmen tulang diimobilisasi.
Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alami yang dirancang
untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. hilangnya fungsi, karena bagian-bagian yang tidak dapat digunakan dan cenderung
bergerak secara tidak alami (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti
normalnya. Ekstermitas tidak berfungsi dengan abik karena fungsi otot bergantung
pada integritas tulang tempat melengketnya otot.
3. pemendekan ekstermitas, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah
tempat fraktur. Fragmensering saling melingkupi satu sama lain.
4. Krepitus (adanya derik tulang) terjadi karena akibat gesekan antara fragmen satu
dengan yang lainnya (Uji krepitus dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang
lebih berat).
5. pembengkakan local dan perubahan warna terjadi akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur. Tanda ini bias terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan ke sangkal putung
Seringkali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat dikarenakan kurangnya informasi yang
tersedia, misalnya ada seorang yang mengalami fraktur, tetapi karena kurangnya informasi
untuk menangaaninya ia pergi ke dukun pijat atau sangkal putung, mungkin karena
gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.
Factor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan masyarakat ke sangkal putung:
1. Faktor ekonomi yaitu adanya biaya yang relatif murah dengan pembayaran uang muka
serta dapat dicicil
2. Faktor budaya
a. Adanya “meeting of minds” antara penyembuh dengan pasiennya. Kedua belah
pihak sama-sama meyakini adanya kekuatan supranatural dan kemampuan yang
dimiliki oleh penyembuh, sehingga sakit yang diderita cepat sembuh.
b. Adanya rasa takut diamputasi kalau berobat ke rumah sakit
c. Tidak terikat waktu dan tanpa ada rasa sungkan.
3. Faktor psikologis yaitu suatu faktor yang berkenaan dengan pengalaman seseorang
terhadap berbagai sumber pengobatan yang dilakukan seperti pengobatan tanpa
gips.Faktor kemudahan yaitu pasien dapat segera ditangani tanpa harus menunggu
hasil rontgen dan periksa darah.
SATUAN ACARA PENYULUHUAN

“KEBIASAAN KE SANGKAL PUTUNG PADA PASIEN FRAKTUR”

Oleh :
SUCI OKTIA
NIM : 7314072

UNIVERSITAS PESANTREN DARUL ULUM


JOMBANG

Anda mungkin juga menyukai