Anda di halaman 1dari 14

 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan
tidak dapat dimusnahkan dan dilepaskan dari kebutuhan sehari-hari. Hampir
semua pekerjaan manusia membutuhkan energi listrik. Kekurangan energi listrik
dapat mengganggu aktivitas manusia juga. Untuk itu kesinambungan dan
ketersediaan energi listrik harus dipertahankan. Di Indonesia sendiri kebutuhan
energi listrik semakin meningkat karena dilihat dari pertumbuhan jumlah
penduduk dan kemajuan informasi dan teknologi. Penggunaan tenaga listrik
biasanya lebih banyak digunakan di gedung-gedung besar seperti gedung
kantoran, pabrik, hotel, dan juga termasuk Universitas-universitas yang
menggunakann energi listrik berkapasitas besar.

Peningkatan penggunaan energi listrik dapat dijadikan sebagai indikator


meningkatnya kemakmuran suatu masyarakat. Namujn jika penggunaan tenaga
listrik yang sangat berlebihan juga dapat berdampak negatif bagi kita sendiri atau
masyarakat luas. Oleh karena itu kita harus melakukan penghematan energi listrik
karena dapat keuntungan juga seperti hematnya biaya, meningkatkan
nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan hidup.
Maka dengan melihat uraian di atas akan diangkat judul skripsi dengan judul “
Menyajikan hasil rancangan rangkaian hemat energi listrik DSUS (Dari Siswa
Untuk Siswa) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”

5 dampak buruk yang dapat terjadi akibat pemborosan listrik dan belum banyak diketahui,
antara lain:

 Terjadinya peningkatan suhu global akibat dari panasnya energi listrik yang terlalu lama
digunakan atau penggunaannya melebihi batas.
 Pemborosan energi listrik juga dapat menyebabkan kemungkinan cuaca ekstrim di suatu
wilayah tertentu.
 Cadangan listrik untuk generasi di masa mendatang yang semakin berkurang, sehingga
dapat menimbulkan kondisi darurat listrik.
 Terjadinya pemadaman bergilir yang diputuskan secara sepihak sebagai upaya
penghematan energi listrik.
 Dan dampak buruk yang terakhir yaitu pengeluaran yang semakin membengkak karena
tagihan akan meningkat.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pemborosan penggunaan energi
listrik, seperti kelalaian penggunanya, atau kualitas pemasangan beberapa komponen pada
listrik yang tidak tepat sehingga arus tidak dapat didistribusikan secara sempurna dan
menyebabkan aliran listrik menjadi boros meskipun Anda tidak memakainya.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik............................................................ 3
2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik.................... 4
2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik..................... 8
2.4 Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari....................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15
3.2 Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR RUJUKAN................................................................................. 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Fotokopi Buku Pembangkit Tenaga Listrik
Lampiran 2. Fotokopi Buku Rangkaian Listrik
Lampiran 3. Fotokopi Buku Pengantar Teknik Tenaga Listrik
Lampiran 4. Fotokopi Buku Teknik Pembangkit Tenaga Listrik 1 dan 2
Lampiran 5. Fotokopi Buku Dasar Pembangkit dan Pengukuran
Lampiran 6. Jurnal Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik
Lampiran 7. Jurnal Implementasi Thunderstorm Algorithm
Lampiran 8. Jurnal Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listrik ............................. 1
2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik............................................ 4
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air................................................................ 5
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap............................................................... 5
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel............................................................ 6
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas............................................................... 6
2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap................................................. 7
2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi................................................... 7
2.8 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir........................................................... 8
2.9 Proses Konversi Energi dalam PLTA....................................................... 9
3.0 Proses Konversi Energi dalam PLTU....................................................... 10
3.1 Proses Konversi Energi dalam PLTD....................................................... 10
3.2 Proses Konversi Energi dalam PLTGU.................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman dimana semakin berkembang pula
kehidupan manusia. Khususnya pada era modern saat ini dimana dalam setiap
aktivitas yang dilakukan diperlukan sumber energi yang bersumber dari alam
untuk menyokong kehidupan manusia. Salah satu dari meningkatnya kebutuhan
sumber daya alam ialah sumber energi listrik.

Gambar 1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap


Provinsi
Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862

Berdasarkan salah satu data dari Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan
dimana setiap tahun dari setiap provinsi di Indonesia khususnya, selalu
mengalami kenaikan penggunaan sumber energi listrik dari pengamatan beberapa
tahun terakhir. Oleh karena itu pentingnya bagi kita memahami darimana sumber
energi listrik yang telah kita gunakan agar dapat memanfaatkan listrik
sebagaimana mestinya. Karena pada dasarnya pertambahan penggunaan listrik
setiap tahunnya khususnya di Indonesia dikarenakan penggunaan terhadap barang
elektronik seperti telpon genggam serta kebutuhan listrik lainnya.
Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat
pemerintah beserta ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi
listrik yang masih digunakan tidak serta merta bersumber dari minyak.
Karena sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu
lama untuk dapat diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang
sering terjadi diwilayah Indonesia dapat diminimalisir dengan pemanfaatan listrik
yang baik bagi setiap masyarakat khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian dari pembangkit tenaga listrik?
2 Apa saja sumber dari pembangkit tenaga listrik?
3 Bagaimana proses dari beragam sumber pembangkit tenaga listrik?
4 Bagaimana pemanfaatan listrik seharusnya dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1 Makalah ini dimaksudkan agar menambah wawasan bagi pembaca khususnya
penulis
2 Makalah ini dimaksudkan agar dalam kehidupan sehari-hari kita mampu
memanfaatkan penggunaan listrik sebagaimana mestinya
3 Makalah ini dimaksudkan agar kiranya dalam diri kita menyadari akan pentingnya
terhadap peduli lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Setiap hari yang sering kita gunakan salah satunya merupakan energi listrik.
Hal itu digunakan baik dalam penerangan ruangan, sumber energi dari beberapa
alat elektronik rumah tangga termasuk telepon genggam pintar yang kita miliki.
Sebelum membahas maksud dari pembangkit tenaga listrik akan jauh lebih baik
jika kita memahami bagaimana maksud dari muatan listrik.
Muatan listrik didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada muatan.
Berdasarkan percobaan gaya bergantung pada muatan, kedudukan relatifnya dan
kecepatannya.Apabila gaya yang timbul karena adanya suatu kedudukan
muatan maka disebut gaya listrik serta apabila disebabkan oleh kecepatan
muatan maka disebut dengan gaya magnet. Segala gejala listrik dan magnet yang
menarik dalam teknik elektro dapat dijelaskan dengan gaya-gaya antar muatan
(Budiono, 1995:1).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa listrik merupakan suatu muatan-muatan
bergantung pada kedudukan relatifnya serta kecepatan yang dimiliki akibat
adanya gaya listrik dan gaya magnet. Pada dasarnya setiap energi listrik dapat
dirubah menjadi energi panas, energi mekanik serta energi lainnya. Sehingga
energi listrik sangat diperlukan untuk membantu manusia dalam aktivitas dan
sumber tenaga bagi peralatan elektroniknya.
Kini tenaga listrik merupakan landasan bagi kehidupan era modern
dan perlutersedianya dalam jumlah dan mutu yang cukup. sebagai syarat bagi
suatu masyarakat yang memiliki taraf kehidupan yang baik dan perkembangan
industri yang maju. Produksi dilakukan untuk pembangkitan berupa produksi
tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat tenaga listrik dengan menggunakan
penggerak mula dan generator. Selesai produksi dilakukan
penyaluran yang memindahkan tenaga listrik dari pusat tenaga listrik secara besar-
besaran ke gardu induk. Gardu induk terletak berdekatan dengan suatu pusat
pemakaian berupa kota atau industri besar. Kemudian dari gardu induk
didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para pengguna atau konsumen (Abdul,
1996:3).
Gambar 2.1 Skematis Prinsip Penyediaan Tenaga Listrik
Sumber: Buku Pembangkit Tenaga Listrik, 1996
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat
memproduksi dan membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan
dan digunakan masyarakat. Produksi dan pembangkitan energi listrik diperlukan
suatu sumber. Sumber tersebut digunakan sebagai tenaga pembangkitnya seperti
tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), tenaga diesel (PLTD), tenaga gas (PLTG),
tenaga panas bumi (PLTP) serta tenaga nuklir (PLTN).

2.2 Beragam Sumber Energi Pembangkit Tenaga Listrik


2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Sebagaimana yang tertulis pada kalimat diatas bahwa pembangkit jenis ini
bersumber dari tenaga air. Secara umum yang menjadi sumber energi ketika aliran
air mengalir dan jatuh dari ketinggian sekian yang peristiwa tersebut menjadi
suatu energi potensial yang akan mampu menggerakkan turbin air hingga
kemudian pergerakkan turbin air mampu membangkitkan energi listrik. Hal
tersebut dikarenakan pergerakkan turbin air mampu memutar generator yang
menjadi mesin utama dalam pembangkitan energi listrik.

Gambar 2.2 Gambar pembangkit listrik tenaga air


Sumber: https://www.google.com
2.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Menurut Djiteng Marsudi (2005:100) dalam PLTU, energi primer yang
dikonversikan menjadi eenrgi listrik adalah bahan bakar.bahan bakar yang dapat
digunakan dapat berupa (padat), minyak (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU
menggunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar. Sehingga berdasarkan
uraian diatas kita dapat mengetahui pada PLTU menggunakan uap hasil
pembakaran bahan bakar yang digunakan untuk dapat menggerakkan turbin yang
ada pada PLTU.

Gambar 2.3 Gambar pembangkit listrik tenaga uap


Sumber: https://www.google.com
2.2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Sebagaimana dengan namanya yaitu PLTD yang berarti pembangkit listrik
tenaga diesel. PLTD merupakan salah satu jenis dari pembangkit. Sumber
pembangkitnya berupa diesel. Namun PLTD biasanya digunakan untuk
menyalakan listrik di daerah baru. Apabila di daerah tersebut makin berkembang
dan penyediaan tenaga listrik maka PLTD menjadi kurang ekonomis.

Gambar 2.4 Gambar pembangkit listrik tenaga diesel


Sumber: https://www.google.com
2.2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Sumber pembangkit tenaga listrik ini berupa gas alam yang dicampurkan
dengan bahan bakar serta udara yang dinaikkan 13 kg/cm2. Sehingga sumber
pembangkit pada PLTG masih harus melalui beberapa proses. Perlunya
diperhatikan bahwa semua bagian tersebut kemudian akan dibakar melalui proses
pembakaran untuk dapat menggerakkan generator.
Gambar 2.5 Gambar pembangkit listrik tenaga gas
Sumber: https://www.google.com

2.2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGU)


Menurut Djiteng Marsudi (2005:116) PLTGU merupakan kombinasi dari
PLTG dan PLTU. Gas buang dari PLTG yang umumnya mempunyai auhu diatas
400ºC, dimanfaatkan (dialirkan) ke dalam ketel uap PLTU untuk menghasilkan
uap penggerak turbin uap. Sehingga melalui hal tersebut pembangkit jenis ini
menggunakan kombinasi sumber pembangkit berupa uap dan gas.

Gambar 2.6 Gambar pembangkit listrik tenaga gas dan uap


Sumber: https://www.google.com
2.2.6 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTP)
Menurut Djiteng Marsudi (2005:119) PLTP sesungguhnya adalah sebuah
PLTU, hanya saja uapnya didapat dari perut bumi. Oleh karena itu, PLTP
umumnya terletak di pegunungan dan di dekat dengan gunung berapi. Sesuai
dengan namanya, yaitu PLTP yang berarti pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Gambar 2.7 Gambar pembangkit listrik tenaga panas bumi
Sumber: https://www.google.com

2.2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTN)


Menurut Djiteng Marsudi (2005:129) PLTN pada dasarnya sama dengan
PLTU. Namu jika ruang bakar pada PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang
menghasilkan panas maka dalam reaktor nuklir terjadi proses fisi. Hal tersebut
berupa proses dimana bahan bakar nuklir uranium mengalami fisi menjadi unsur-
unsur lain. Pada proses fisi ini, timbul panas yang digunakan untuk menghasilkan
uap.

Gambar 2.8 Gambar pembangkit listrik tenaga nuklir


Sumber: https://www.google.com

2.3 Sistem kerja dari beragam pembangkit tenaga listrik


2.3.1 Sistem kerja PLTA
Memanfaatkan air yang mengalir pada sungai di daerah pegunungan
merupakan hal yang dilakukan agar didapatkan potensi tenaga air. Hal kemudian
perlu membendung sungai tersebut yang airnya akan disalurkan ke bangunan
PLTA. Membendung sungai dengan kolam tando dilakukan proses agar aliran
sungai terbendung dengan bendungan besar. Sehingga terjadi penimbunan air
sehingga terjadi kolam tando. Penimbunan air di kolam tando selanjutnya air di
kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA.
Adanya penimbunan terlebih dahulu pada kolam tando akan memberikan dua
manfaat sekalipun musim hujan dan musim kemarau. Ketika musim hujan debit
air sungai besarnya akan melibihi kapasitas penyaluran air bangunan PLTA.
Sehingga air dapat ditampung di kolam tando. Sementara pada musim kemarau
ketika air yang mengalir kepasitasnya kurang maka akan dialirkan air yang
terdapat di kolam tando.
Sehingga selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari
timbunan pada kolam tando. Inilah salah satu keuntungan menggunakan PLTA
bendungan kolam tando. Bendungan kolam tando dapat digunakan sekalipun
musim hujan dan musim kemarau (Marsudi, 2005:88).

Gambar 2.9 Proses konversi energi dalam PLTA


Sumber: Buku Pembangkit Energi Listrik, 2005
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa melalui potensi tenaga
air yang mengalir akan diubah menjadi tenaga mekanik dalam turbin air yang
mampu memutar generator yang akan menghasilkan tenaga listrik.
2.3.2 Sistem kerja PLTU
Sistem kerja dari PLTU memiliki beberapa proses perubahan bentuk energi.
Energi utama yang dirubah menjadi energi listrik berupa bahan bakar. Bahan
bakar yang digunakan dapat berupa batubara, minyak atau gas. Terkadang PLTU
mengkombinasikan beberapa bahan bakar.
Perubahan energi yang berlangsung pada tingkat awal berlangsung dalam
PLTU. Proses dimana energi utama dirubah menjadi energi panas. Hal tersebut
didapatkan melalui pembakaran di ruang pembakaran pada PLTU. Energi panas
yang didapatkan kemudian dipindahkan ke dalam air yang terdapat dalam pipa
ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Melalui
proses tersebut akan didapatkan uap yang kemudian dialirkan ke turbin uap.
Gambar 3.0 Pembangkit listrik tenaga uap
Sumber: https://www.google.com
Setelah sampai pada turbin uap maka energi akan dirubah menjadi energi
mekanis penggerak generator. Kemudian akan diubah kembali menjadi energi
listrik dari energi mekanik. Hinggga didapat hasil berupa energi listrik(Marsudi,
2005:100).
2.3.3 Sistem Kerja PLTD
Pada dasarnya PLTD digunakan untuk membangkitkan listrik pada daerah
baru. Namun apabila telah melebihi 100 MW maka penyediaan tenaga listrik
menggunakan PLTD tidak begitu ekonomis. Hal tersebut menjadikan PLTD
hanya mampu sebagai pembangkit listrik awal pada suatu daerah baru.

Gambar 3.1 Pembangkit listrik tenaga diesel


Sumber: https://www.google.com
Terdapat dua jenis prinsip kerja mesin diesel. Mesin diesel 4 langkah dan
mesin diesel 2 langkah. Sebagaimana mesin diesel 2 langkah dengan dimensi dan
jumlah putaran tiap detik sama dibandingkan dengan mesin 4 langkah dapat
menghasilkan daya 2 kali lebih besar. Hal tersebut dikarenakan pada mesin 2
langkah terdapat 1 kali langkah tenaga untuk setiap 1 putaran. Sementara pada
mesin diesel 4 langkah, langkah tenaga terjadi 1 kali setiap 2 putaran (Marsudi,
2005:121).
Sehingga dapat diketahui bahwa PLTD merupakan pembangkit listrik yang
pembangkitnya berupa mesin diesel sebagai energi utama juga berasal dari bahan
bakar. Mesin diesel yang merupakan peralatan utama memiliki kegunaan
menghasilkan energi mekanis yang dapat menggerakkan atau memutar motor
generator. Sehingga dapat dihasilkan tenaga listrik.
2.3.4 Sistem Kerja PLTG
Pada pusat listrik tenaga gas, energi utama berasal dari gas alam, bahan bakar
dan udara yang dinaikkan tekanannya menjadi 13 kg/cm2. Ketika udara
dimasukkan ke kompresor untuk dinaikkan tekanannya. Kemudian dialirkan
untuk dilakukan pembakaran pada ruang pembakaran. Udara yang telah dinaikkan
tekanannnya tadi dibakar dengan bahan bakar. Apabila menggunakan bahan bakar
gas maka dapat langsung dicampurkan.
Apabila tidak menggunakan bahan bakar gas seperti bahan bakar minyak maka
harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampurkan untuk dibakar.
Teknik dalam mencampur bahan bakar dengan udara sangat mempengaruhi
efisiensi pembakaran. Hasil pembakaran akan didapat bersuhu tinggi dengan nilai
tekanan yang telah dinaikkan 13 kg/cm2. Hasil tersebut akan dialirkan menuju
turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga akan dilakukan
pengubahan energi. Pengubahan energi mekanik dalam turbin penggerak
generator hingga menghasilkan energi listrik (Marsudi, 2005:114).
2.3.5 Sistem Kerja PLTGU
Pembangkit ini menggunakan dua perpaduan antara gas dan uap. Sehingga
pada sistem kerjanya menggunakan prinsip PLTG dan PLTU. Gas sisa pada
PLTG akan digunakan kembali melalui pipa ketel uap yang akan dilakukan sistem
kerja PLTU kembali sehingga didapat energi untuk menggerakkan generator yang
dapat menghasilkan energi listrik.

Gambar 3.2 Pembangkit listrik tenaga gas dan uap


Sumber: https://www.google.com
2.3.6 Sistem Kerja PLTP
Menurut H. Supari Muslim (2008:11) “pusat listrik tenaga panas bumi
merupakan pembangkit yang tidak memiliki ketel uap karena uap sebagai
penggerak turbin uap berasal dari dalam bumi”. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem kerja yang digunakan pada PLTP hampir sama dengan
PLTU hanya berbeda dari sumber energi yang mana pada PLTP digunakan panas
bumi. Sehingga bentuk dari PLTP hanya berbeda pada struktur tempat bagian uap.
2.3.7 Sistem Kerja PLTN
Marsudi (2005:129) “PLTN pada dasarnya sama dengan PLTU hanya saja
ruang bakar pada PLTU diganti dengan reaktor nuklir yang menghasilkan panas”.
Dapat diketahui bahwa proses kerja dari PLTN dimana hasil panas dari reaktor
nuklir melalui proses fisi yang berubah menjadi unsur-unsur lain. Hasil tersebut
menjadikan timbul panas dan berubah menjadi uap.
2.4 Pemanfaatan listrik dalam kehidupan sehari-hari
Pada dasarnya banyak hal yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui pemanfaatan listrik. Menurut H. Supari Muslim (2008:236) “energi listrik
yang dibangkitkan tidak dapat disimpan, melainkan langsung habis digunakan
oleh konsumen. Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus selalu sama
dengan daya yang digunakan oleh konsumen, maka hal ini akan ditandai oleh
turunnya frekuensi dalam sistem. Sebaliknya, apabila pembangkitan daya lebih
besar daripada kebutuhan konsumen, maka frekuensi sistem akan naik.
Menurut Agung Nugroho (2006:48) “Pengaturan pemakaian energi listrik pada
dasarnya adalah suatu kegiatan masyarakat pelanggan listrik untuk mengubah
perilaku agar menggunakan tenaga listrik secara efisien, baik besaran maupun
waktunya. Sehingga dapat memberikan manfaat bagi pelanggan itu sendiri,
perusahaan listrik, maupun masyarakat pengguna tenaga listrik pada
umumnya”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaturan penggunaan listrik
memiliki manfaat diantaranya mengurangi biaya bahan bakar, menunda
pembangkitan pembangkit listrik serta dapat menjaga pasokan energi listrik.
Menurut I Made Astra (2010:132) “Untuk memenuhi kebutuhan energi di kota
metropolitan biasanya dibangun pembangkit-pembangkit listrik dengan berbagai
sumber penggerak turbinnya seperti PLTN, PLTU, PLTD, PLTA. Sementara
PLTU biasanya menggunakan batubara untuk menghasilkan uap penggerak
turbin. Demikian pula PLTD menggunakan bahan bakar fosil sebagai penggerak
turbinnya. Keduanya ini menghasilkan gas buang yang dilepas ke udara, demikian
pula residu yang dibuang ke lingkungan”. Sehingga penting bagi kita masyarakat
untuk dapat memanfaatkan listrik sebaik dan efisien mungkin.
Menurut Arif Nur Afandi (2016:1) “Saat ini, operasi sistem tenaga listrik juga
dibatasi oleh proteksi lingkungan sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat
produksi polusi yang dihasilkan oleh thermal power plants yang menggu-nakan
bahan bakar fosil. Upaya pengenda-lian polusi ini dilakukan dengan tujuan untuk
menekan polusi-polusi di udara, terutama yang disebabkan oleh berbagai material
gas”.
Perlunya pertimbangan umum pada penggunaan tenaga listrik. Pada awalnya
tenaga listrik untuk rumah tangga hanya digunakan secara terbatas untuk
penerangan saja. Seiring waktu dan kemudahan yang diberikan maka perlahan
terbukanya kemungkinan-kemungkinan pemnfaatan penggunaan lain yang
mendorong rumah tangga menggunakan tenaga listrik. Sebagaimana pada
peralatan rumah tangga sekarang seperti setrika, telivisi, pengisap debu,
pemanggang roti hingga lainnya menggunakan tenaga listrik. Sehingga melihat
kondisi sekarang perlu bagi kita untuk memanfaatkan listrik dengan baik dan
efisien (Kadir, 1980:330).
Perlunya dipahami terkait tegangan arus serah dan arus bolak-balik yang ada
dikehidupan sehari-hari. Beberapa peralatan elektronik menggunakan arus bolak-
balik. Ternasuk pada trafo yang digunakan di kawasan lingkungan kita. Sebagai
masyarakat perlu memahami sumber tegangan tinggi arus bolak-balik yang sering
berkaitan dalam pemnfaatan energi listrik kehidupan (Abduh, 2001:8)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik merupakan suatu alat yang berskala besar untuk dapat
memproduksi dan membangkitkan energi listrik yang kemudian dapat disalurkan
dan digunakan masyarakat. Beragam pembangkit listrik yang dapat
membangkitkan sumber energi diantaranya PLTA, PLTU, PTLD, PLTG, PLTGU,
PLTP, dan PLTN. Setiap pembangkit tersebut memiliki sistem kerjanya masing-
masing. Terdapat beberapa prinsip yang hampir sama dalam kerjanya. Pada PLTU
dan PLTN yang hanya berbeda pada satu bagian yang menggunakan reaktor
nuklir dan yang lain menggunakan uap. Namun ada pula yang sistem kerjanya
menggunakan perpaduan seperti PLTGU.
Ketika telah mengetahui dan memahami secara sederhana mengenai beragam
pembangkit tentu perlunya pemahaman terhadap pemnfaatan tenaga listrik yang
baik dan efisien. Terutama bagi konsumen rumah tangga perlu dalam menghemat
serta memnfaatkan dengan efisien karena hal tersebut merupakan bagian dari
peduli lingkungan. Karena banyak hal yang akan dirugikan apabila konsumen
tidak menggunakan dengan baik serta efisien. Salah satu keuntungan yang didapat
saat terjadi penghematan energi listrik maka pembangkitan pembangkit listrik
tidak perlu dilakukan, mengurangi penggunaan bahan bakar yang juga berdampak
kurang baik tubuh manusia.
3.2 Saran
Demikianlah makalah mengenai Pentingnya Wawasan Terhadap Beragam
Pembangkit Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Listrik dalam Kehidupan yang
menjadi bahasan dalam makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pengetahuan bagi pembaca khususnya penulis. Mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam kepenulisan, kata dan kalimat yang kurang dimengerti.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar kedepannya makalah ini
dapat memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan.

DAFTAR RUJUKAN

1. Kadir, A. 1980. “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: LP3ES.


2. Mismail, B. 1995. “Rangkaian Listrik”. Bandung. Penerbit: ITB.
3. Marsudi, D. 2005. “Pembangkitan Energi Listrik”. Jakarta. Penerbit: Erlangga.
4. Kadir, A. 2010. “Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: UI-Press
5. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik”. Jakarta. Penerbit: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
6. Supari, M. 2008. “Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 2”. Jakarta. Penerbit:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
7. Nugroho, Agung. "Metode Pengaturan Penggunaan Tenaga Listrik Dalam
Upaya Penghematan Bahan Bakar Pembangkit Dan Energi." TRANSMISI 8.1
(2006): 45-51.
8. Astra, I. Made. "Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan". Jurnal
Meteorologi dan Geofisika 11.2 (2010).
9. Afandi, A.N."Implementasi Thunderstorm Algorithm untuk Minimasi Dinamika
Produksi Polusi pada Pembangkit Termal Tenaga Listrik”. Jurnal TEKNO 25
(2016).
10. Abduh, S. 2001. Dasar Pembangkit dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi.
Jakarta. Penerbit: Salemba Teknika.
11. BPS.2016.Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap
Provinsi.https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862. Diakses pada 19
Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai