Waham 4
Waham 4
B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam upaya asuhan keperawatan.
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensip
meliputi aspek biopsikososial.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan prose pikir waham
kebesaran akibat skizofrenia residual.
b. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan pada klien dengan
perubahan proses pikir waham kebesaran akibat skizofrenia residual.
c. Mampu melakukan rencana keperawatan sampai dengan evaluasi.
C. Metode Penulisan
Dalam laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi
kasus. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang ditujukan kepada klien,
keluarga dan tenaga yang terkait.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat secara langsung pada klien yang dikaji dan untuk
mengetahui perkembangan klien.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan semua
dokumentasi serta data yang ada kaitannya dengan diri klien, status dan kesehatan medis.
4. Studi literatur
Yaitu penulis mempelajari semua buku yang membahas permesalahan yang akan dibahas
dalam memperkuat teori.
D. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun secara sistematik yang terdiri dari empat bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teotitis yang mencakup pengertian, rentang respon, psikodinamika
dampak, pengkajian, rencana dan tindakan keperawatan serta evaluasi.
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup pengkajian rencana keperawatan, catatan
tindakan dan evaluasi Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir
Waham Kebesaran di Ruang Elang RSJP Cimahi.
Bab IV : Kesimpulan dan saran yang merupakan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dari formulasi saran yang bersifat membangun terhadap
kesenjangan pada pelaksanaan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn M
Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor perkembangan
Hal ini tidak terjadi ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang therapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas
berkepanjangan sehingga individu mengisolasi diri dari lingkungan eksternal.
c. Interaksi
Individu dalam berinteraksi dengan orang lain mengalami gangguan.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Merupakan serangkaian kejadian yang menimpa manusia di dalam menjalani hidupnya
dapat menjadi faktor pencetus timbulnya waham.
Adapun faktor pencetus meliputi :
a. faktor internal.
Karena merasa gagal kehilangan sesuatu yang bermakna.
b. Faktor eksternal
Ada trauma atau serangan fisik, kehilangan hubungan dengan orang lain yang berarti.
F. DIAGNOSA KEPARAWATAN
1. Potensial menarik diri dari orang lain atau lingkungan.
2. Gangguan hubungan sosial : bermusuhan, manipulasi, ketakutan.
3. Potensial gangguan nutrisi: pemasukan tidak sesuai kebutuhan.
4. Gangguan perawatan diri.
G. TUJUAN
1. Pasien tidak melukai diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
2. Pasien mampu membina dan mempertahankan hubungan akrab dengan orang lain
tanpa perasaan tertekan atau terancam.
3. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi, cairan dan eliminasi.
4. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
H. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Psikoterapeutik
a. Bina hubungan saling percaya
- Perhatikan pasien saat bicara tanpa meremehkan.
- Dengar pernyataan pasien tentang wahamnya, tanpa menyetujui atau
menentangnya.
- Bicara saat terbuka dan tidak berbisik-bisik, tidak menggunakan kata-kata
sindiran.
b. Bantu pasien meningkatkan harga dirinya.
- Libatkan pasien dalam kegiatan individu dan kelompok.
- Beri pasien kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
- Beri reinforcement atas keberhasilan yang dicapai klien.
c. Bantu pasien menemukan koping konstruktif dalam penyelesaian masalah.
- Bersama klien mengidentifikasikan masalah yang dihadapi.
- Tanyakan cara yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
- Bicarakan manfaat dari cara tersebut.
- Bersama pasien mencari alternatif cara penyelesaian masalah.
- Beri dorongan kepada pasien untuk memilih cara yang tepat.
2. Lingkungan terapeutik
a. Ciptakan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita.
b. Ciptakan lingkungan sosial
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Kegiatan hidup sehari-hari.
a. Bimbing pasien memenuhi mempertahankan kebutuhan nutrisi.
b. Bimbing pasien mempertahankan keseimbangan aktivitas istirahat tidur.
c. Bimbing pasien melakukan perawatan diri.
4. Somatik
Beri obat sesuai ketentuan.
a. Memberikan obat dengan mempertahankan lima benar dalam prinsip pemberian
obat.
b. Bujuk pasien bila menolak minum obat.
c. Ajak pasien berbicara menyakinkan bahwa obatnya sudah dimakan.
d. Beri pujian atas kerjasama klien.
5. Pendidikan kesehatan.
a. Bantu pasien mengenali wahamnya.
b. Ikutsertakan keluarga mengatasi masalah klien.
I. EVALUASI
1. a. Ekspresi wajah klien tampak tenang
b. Perilaku dan emosi pasien terkontrol.
c. Pasien berespon sesuai stimulus eksternal.
2. a. Pasien dapat berespon secara non verbal.
b. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
c. Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain.
d. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
3. a. Pasien dapat menghabiskan porsi makan / minum yang diberikan.
b. Berat badan pasien meningkat sesuai kriteria.
4. a. Pasien dapat mandi sendiri dua kali sehari.
b. Gigi, rambut, mulut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. M DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR :
WAHAM KEBESARAN DI RUANG ELANG
RUMAH SAKIT JIWA PUSAT
CIMAHI
I. Identitas.
a. Identitas klien.
Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SPMA
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Sukajadi Bandung
Status perkawinan : Belum kawin
Tgl masuk : 01 – 01 – 2003
Tgl pindahan : 07 – 03 – 2003
Tgl pengkajian : 4 Maret 2003
No. CM : 011803
Dx. Medis : Schizoprenia
1. Klien mengalami sakit jiwa sejak tahun 1999 dan dirawat di RSJP Cimahi
sebanyak 3 kali.
Masalah keperawatan : respon pasca trauma.
2. Pengobatan sebelumnya telah berhasil
3. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Klien tidak pernah mengalami riwayat aniaya fisik, seksual maupun
kekerasan dalam keluarga.
5. Klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan. Yaitu pada
usia 17 tahun pernah diberi narkoba oleh teman-temannya di Jakarta.
Masalah keperawatan : respon pasca trauma.
IV Pemeriksaan Fisik.
1. Tanda Vital
TD = 120/90 mmHg R = 22 x/mnt
N = 88 x/mnt S = 370 C
2. Ukuran
TB : 165 cm
BB : 50 Kg
3. Keluhan Fisik
Klien tidak pernah mempunyai keluhan dalam hal fisik
V Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
Klien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Orang yang terdekat dengan klien
selain orang tua adalah kekasihnya. Didalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit
jiwa selain klien. Hubungan klien dengan tetangganya terjalin dengan baik.
2. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa minderengan keadaan tubuhnya,
klien menyukai seluruh bagian tubuhnya
2) Identitas diri
Pada saat klien dikaji klien mengatakan bahwa status dan posisi klien sebelum
dirawat klien bekerja sebagai buruh di penggilingan padi. Klien puas dengan
kedudukannya sebagai anak karena dapat membantu ayahnya bekerja.
3) Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa diri klien sebagai anak kedua dari empat
bersaudara sehari-hari bekerja sebagai buruh dan klien merasa senang terhadap apa
yang telah dikerjakan.
4) Ideal Diri
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai keinginan untuk menjadi
seorang ustad dan klien sering menganggap dirinya hebat, mampu menyembuhkan segala
macam penyakit tanpa obat. Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan diterima di
masyarakat. Klien ingin menolong orang dengan menyembuhkan sakit setelah dia sembuh.
5) Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini.
Klien yakin cita-citanya akan berhasil
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri, ideal diri yang tidak realistis.
3. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya adalah
ayah, ibu, adik dan kekasihnya. Jika ada masalah klien mengadu dan meminta bantuan
pada kedua orang tuanya.
Sebelum sakit klien tidak pernah aktif dalam kegiatan dalam masyarakat, karena ada
hambatan yaitu klien terlalu meninggikan dirinya dan berbicara kacau.
Masalah keperawatan :
· Kerusakan komunikasi verbal
· Kerusakan interaksi sosial.
4. Spritual.
a. Nihil dan keyakinan
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam dan mempunyai
keyakinan bahwa penyakitnya akan sembuh.
b. Kegiatan /ibadah sebelum sakit
Pada saat dikaji klien mengatakan jarang sholat. Sebelum sakit klien jarang iktu
keagamaan di mesjid
Masalah keperawatan :
· Distress spiritual.
VI Status Mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien tampak rapi, klien selalu menyisir rambutnya. Klien ganti baju 2
hari sekali dan penggunaannya sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara agak cepat dan mampu memulai percakapan dengan
perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
Pada saat dikaji klien suka berbicara ngawu. Klien sering mendominasi pembicaraan.
Pembicaraan klien tidak realistis.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik.
Pada saat dikaji klien tidak tampak lesu dan kadang-kadang gelisah. Klien tidak tampak
adanya : agitas, tiki grimasen, tremor, kompulsif. Klien sering melakukan aktivitas yang
berlebihan/ hiperaktivitas.
Klien sering mengikuti kegiatan direhabilitasi psikomotor seperti : olahraga bulu
tangkis. Selain itu klien sering mengikuti kegiatan yang ada di ruangnya seperti
membereskan sehabis makan.
Masalah keperawatan : resiko tinggi cedera.
4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien tidak tampak : sedih, putus asa dan gembira yang berlebihan.
Klien juga tidak menunjukkan adanya ketakukan dan kekhawatiran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5. Afek
Pada saat dikaji, sesuai hasil observasi terlihat emosi yang sesuai dengan stimulus yang
ada. Seperti contoh: bila klien diberi stimulus yang menyenangkan. Seperti bercanda
klien memperlihatkan roman muka yang gembira.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
6. Interaksi selama diwawancarai
Pada saat dikaji klien dapat diajak bekerja sama oleh perawat. Kontak mata mau
menatapa alwan berbicara, tidak menunjukkan rasa curiga dan bermusuhan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
7. Persepsi
Pada saa dirumah klien sering mendengarkan suara bisikan almarhum kakeknya.
Pada saat dikaji suara-suara itu tidak muncul lagi
Masalah keperawatan : resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.
8. Proses pikir
Pada saat dikaji pembicaraan klien berbelit-belit tapi akhirnya sampai tujuan
pembicaraan/sirkumtansial.
Klien sering berbicara ngawaur dan jawaban yang diberikan sering tidak sesuai dengan
kenyataan dan pertanyaan. Klien selalu mengulang-ngulang pembicaraan dan
pembicaraan selalu meloncat dari suatu topik ke topik lain.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
9. Isi pikir
Pada saat dikaji klien tampak gejala obsesi. Klien selalu ingin pulang dan ingin bertemu
dengan keluarganya. Klien ingin dijenguk keluarganya. Dalam pikiran klien selalu bisa
menyembuhkan penyakit tanpa obat.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
Waham :
Pada saat dikaji klien selalu mendominasi pembicaraan. Klien mempunyai keyakinan
bahwa ia orang hebat. Mampu melakukan apa saja diantaranya menyembuhkan segala
penyakit tanpa obat
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir waham kebesaran.
10. Tingkat kesadaran
Pada saat dikaji klien tampak bingung dan kacau. Klien tidak mengalami stupporr.
Klien tidak mengalami disorientasi waktu dan tempat. Tetapi klien mengalami
disorientasi orang.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
11. Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi/daya ingat saat
ini. Dari hasil observasi klien tidak mampu mengingat kejadian yang lebih dari
seminggu/daya ingat jangka pendek dan klien juga tidak mengingat kejadian yang lebih
dari sebulan/daya ingat jangka panjang.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung saat wawancara dan kegiatan dilakukan.
Contohnya : saat diwawancara perhatian klien tidak mudah dialihkan. Saat diberi
pertanyaan [(5 x 5)+25]: 5 = berapa ? jawabannya 10.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
13. Kemampuan penilaian
Pada saat dikaji klien mampu mengambil keputusan sederhana.
Contohnya : bapak mau mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi ?
setelah diberi penjelasan klien mampu mengambil keputusan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
14. Daya tarik diri
Pada saat dikaji klien selalu mengingkari penyakit yang diderita. Klien tidak menyadari
gejala penyakit pada dirinya dan selalu berkeinginan untuk pulang.
X Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal. Effect
Core Problem
XI Diagnosa Keperawatan
K
l
i
e
n
m
e
n
g
a
t
a
k
a
n
s
e
l
a
l
u
m
i
n
u
m
o
b
a
t
s
e
t
i
a
p
h
a
b
i
s
m
a
k
a
n
p
a
g
i
s
i
a
n
g
s
o
r
e
.
O:
Klien
minu
m
obat
deng
an
benar
dan
teratu
r.
A:
Masa
lah
terata
si
P:
Perta
hank
an
Tuk
5.
-
No. Diagnosa Catatan Perkembangan
No Tgl Paraf
Keperawatan
1 6-3- DP I S : - Klien mengatakan tidak apa-apa
03 Tuk II - Klien mengatakan bersedia kontak
setiap hari
- Klien mengatakan bisa mengatsi
O masalahnya aendiri
: -
P Masalah belum teratasi
:
- Bersama klien memecahkan masalah
yang dihadapi
- Bertanya kepada klien cara yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah
- Bersama klien memecahkan msalah
unutk mencari alternatif cara lain untuk
mengatasi masalah
- Menganjurkan klien mengikuti t.a.k.
- Tidak memberikan dukungan dan tidak
I membantah wahamnya.
:
Berdiskudi dengan klien mengenai cara
E pemecahan masalah yang dihadapi klien ke
: alam realita.
3 DP I : - Lanjutkan Tuk 4
Tuk Iv O - Pertahankan Tuk 3
8-3-
03 : - Klien mengatakan bahwa itulah realitas
- Klien mengatakan mau diajak bulu
P tangkis
- Pertahankan t.u.k IV
- Lanjutkan tuk 5
BAB IV
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. M dengan perubahan
proses pikir : waham kebesaran di ruang Elang RSJP Cimahi, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Dalam pengkajian perlu kemampuan mengumpulkan data dan penganalisaan yang
tepat didasari teori yang ada sehingga dapat merumuskan masalah dan diagnosa
keperawatan yang tepat. Dari pengkajian didapatkan masalah utama perubahan proses
pikir waham kebesaran.
2. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah klien Tn M adalah :
a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir :
waham kebesaran.
b. Perubahan proses pikir : waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang
tidak realistis.
3. Pada tahap perencanaan, peran perawat sangat penting dalam menentukan rencana
tindakan sesuai dignosa keperawatan yang sesuai. Adapun perencanaan yang
dilakukan pada klien Tn. M meliputi : psikoterapeutik, lingkungan terapeutik,
kegiatan hidup sehari-hari, somatik, pendidikan kesehatan.
4. Pada pelaksanaan perawat dapat melaksanakan rencana yang disusun bila
memiliki kemampuan profesional dan interpersonal. Agar kebutuhan klien dapat
terpenuhi diperlukan dukungan fasilitas, partisipasi aktif klien dan keluarga.
5. Pada evaluasi, perawat dapat melakukan proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan perawat pada klien. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus
dalam bentuk SOAP.
B. Saran
Saran yang diajukan penulis berupa saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
pengembangan pelayanan keperawatan psikiatri di RSJP Cimahi sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang baik
antara perawat, klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling percaya.
2. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu diperhatikan masalah keperawatan
yang muncul.
3. Dalam menyusun rencana keperawatan, sebaiknya rencana dibuat sesuai kebutuhan
dan masalah yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan
yang muncul.
4. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, sebaiknya perawat berpedoman pada
standar asuhan keperawatan jiwa yang dibakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis W.F, 1990, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University, Press Surabaya
Maslim Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III,
Jakarta.
Tim Keperawatan Jiwa, 1999
Andri Widodo
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (3)
o ▼ Februari (3)
BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.