Anda di halaman 1dari 44

Asuahan Keperawatan pada pasien jiwa dengan waham

Senin, 10 Februari 2014


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Krisis multidimensi telah mengakibatkan tekanan berat pada sebagian masyarakat
dunia umumnya dan Indonesia khususnya. Masyarakat yang mengalami krisis ekonomi
tidak saja mengalami gangguan kesehatan fisik tapi mengalami gangguan kesehatan
mental psikiatri yang dapat menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan
nasional, pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang
diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
semua penduduk (Depkes RI 1992).
Skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan jiwa psikosa fungsional dengan
gejala pecahnya unsur-unsur kepribadian yang timbul pada usia kurang dari 45 tahun.
Dengan menerapkan asuhan keperawatan pada perubahan proses pikir
diintegrasikan secara komprehensip pada program asuhan klien diharapkan klien dan
keluarganya secara mungkin dapat berperan serta dalam “Self Care” dan “Family
Support”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis merasa tertantang untuk mengambil
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn M Dengan Perubahan
Proses Pikir Waham Kebesaran Di Ruang Elang RSJP Cimahi”.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam upaya asuhan keperawatan.
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensip
meliputi aspek biopsikososial.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan prose pikir waham
kebesaran akibat skizofrenia residual.
b. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan pada klien dengan
perubahan proses pikir waham kebesaran akibat skizofrenia residual.
c. Mampu melakukan rencana keperawatan sampai dengan evaluasi.
C. Metode Penulisan
Dalam laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi
kasus. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang ditujukan kepada klien,
keluarga dan tenaga yang terkait.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat secara langsung pada klien yang dikaji dan untuk
mengetahui perkembangan klien.
3. Studi Dokumentasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan semua
dokumentasi serta data yang ada kaitannya dengan diri klien, status dan kesehatan medis.
4. Studi literatur
Yaitu penulis mempelajari semua buku yang membahas permesalahan yang akan dibahas
dalam memperkuat teori.
D. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun secara sistematik yang terdiri dari empat bab yaitu:
Bab I : Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teotitis yang mencakup pengertian, rentang respon, psikodinamika
dampak, pengkajian, rencana dan tindakan keperawatan serta evaluasi.
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup pengkajian rencana keperawatan, catatan
tindakan dan evaluasi Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir
Waham Kebesaran di Ruang Elang RSJP Cimahi.
Bab IV : Kesimpulan dan saran yang merupakan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dari formulasi saran yang bersifat membangun terhadap
kesenjangan pada pelaksanaan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn M
Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PROSES TERJADINYA MASALAH


Orientasi realitas adalah ketidakmampuan individu membedakan rangsangan
internal : fikiran, perasaan, sensasi, somatic, dan rangsangan eksternal seperti bunyi situasi
alam sekitar (tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan) (Stuart and Sunden,
1995).
Gangguan orientasi realitas dibagi menjadi dua yaitu waham dan
halusinasi.Waham adalah kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir yang sesuai
dengan orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart and Sunden, tahun 1995
hal 146).
Waham adalah suatu kepercayaan yang salah atau bertentangan dengan kenyataan
dan tetap pada pemikiran seseorang dan latar belakang sosial budaya (Rowlis, tahun 1991,
hal 167).
Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pemikiran seseorang yaitu
dengan mencampuri kemampuan pikiran untuk diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith
Herber).
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan dan tidak cocok dengan intelegensia latar belakang biarpun dibuktikan
kemustahialn hal itu (WF Maramis, tahun 1991, hal 147).
Waham somatic dalah keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak benar,
contohnya ususnya sudah busuk, otak sudah cair dan ada seekor kua dalam perutnya
Tipe-tipe waham yaitu :
a. Menurut Haber (tahun 1997 hal 723) :
1. Ideas of referens seseorang merasa bahwa kejadian situasi atau interaksi secara
langsung berhubungan dengan dirinya.
2. Delusion of percution : keyakinan sesorang bahwa orang lain merusak berbuat
kerusakan pada dirinya.
3. Delusion of grandeus : keyakinan seseorang bahwa dia maha kuasa dan
mempunyai kekuatan super.
4. Somatik delusion.

b. Menurut Doengus (tahun 2000 hal 205) :


1. Eromati : waham tentang seseorang yang mencintai orang lain yang statusnya
lebih tinggi.
2. Grandues : waham tentang kekuatan pengetahuan diidentifikasikan khusus atau
hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
3. Jealous : seseorang merasa bahwa partner sexnya tidak setia.
4. Persecutori: keyakinan seseorang bahwa orang lain merusak atau berbuat jahat
pada dirinya.
5. Somatik : waham karena adanya beberapa penyakit fisik atau munculnya
keabnormalitas fisiknya.

c. Menurut Raulins (tahun 1993, hal 107) :


1. delusion of persicution : keyakinan seseorang bahwa orang lain akan berbuat
jahat pada dirinya.
2. Delusion of gerndeoues : keyakinan seseorang bahwa dirinya mempunyai
kekuatan luar biasa.
3. Delusion of control : keyakinan seseorang bahwa dirinya tindakan dan pikirannya
di kontrol oleh orang lain dan kekuatan eksternal.
4. Delusion of referens : keyakinan seseorang bahwa kejadian atau situasi secara
langsung yang berhubungan dengan diri dalam berinteraksi.
5. Somatik delusion : keyakinan seseorang bahwa tubuhnya berubah dan berespon
dengan cara yang tidak disadari dengan realita.
6. Thought brood costing : keyakinan seseorang bahwa pikirannya dapat di dengar
orang lain walau ia tidak membicarakannya.
d. Menurut W.F Maramis (tahun 1991, hal 117)
1. Waham kejar : pasien yakin bahwa ada komplotan yang sedang menggangu
bahwa ia ditipu, dimata-matai atau kejelekannya dibicarakan banyak orang.
2. Waham somatic: keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak benar,
contohnya usunya sudah membusuk, otak sudah cair, ada seekor kuda dalam
perutnya.
3. Waham kesabaran : yakin ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau
keyakinan yang luar biasa misalnya bahwa dialah ratu adil, dapat membaca fikiran
orang lain, mempunyai puluhan rumah dan mobil.
4. Waham keagamaan: waham dengan tema keagamaan.
5. Waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar
yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab dalam suatu kejadian
yan tidak baik misalnya kecelakaan keluarga, karena fikiran yang tidak baik.
6. Waham pengaruh : yakni bahwa fikiran emosi perbuatannya diawasi atau
dipengaruhi oleh orang lain suatu kekuatan yang aneh.
7. Waham nilistic : yakni bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri dan
orang lain sudah mati.
8. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham, karena waham maka ia berbuat
tingkah laku yang demikian.
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS

Respon adaptif Respon maladaptive


- Pikiran logis - pikiran kadang menyimpang - kelainan pikiran/delusi
- persepsi akurat - ilusi - waham
- emosi konsisten - reaksi emosional berlebihan - halusinasi
dengan berlebihan
- perilaku sesuai - perilaku ganjil/tidak lazim - ketidakmampuan untuk
mengalami emosi
- hubungan sosial - menarik diri - ketidakteraturan
perilaku

B. MEKANISME TERJADINYA WAHAM


Waham terbentuk atas dasar faktor emosi, maka waham takkan dapat diubah oleh alasan-
alasan akal fikiran untuk memenuhi kebutuhan jiwa tersebut. Gambaran waham terlihat
menurut kesulitan-kesulitan menurut individu sebelum sakit berupa harapan-harapan yang
mengecewakan perasaan inadekuat, perasaan dibenci orang lain dan sebagainya.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor perkembangan
Hal ini tidak terjadi ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang therapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas
berkepanjangan sehingga individu mengisolasi diri dari lingkungan eksternal.
c. Interaksi
Individu dalam berinteraksi dengan orang lain mengalami gangguan.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Merupakan serangkaian kejadian yang menimpa manusia di dalam menjalani hidupnya
dapat menjadi faktor pencetus timbulnya waham.
Adapun faktor pencetus meliputi :
a. faktor internal.
Karena merasa gagal kehilangan sesuatu yang bermakna.
b. Faktor eksternal
Ada trauma atau serangan fisik, kehilangan hubungan dengan orang lain yang berarti.

E. PENGKAJIAN / KARAKTERISTIK PERILAKU


- Menolak makan.
- Tidak ada perhatian terhadap perawatan diri.
- Ekspresi muka sedih / gembira, ketakutan.
- Gerakan tidak terkontrol.
- Mudah tersinggung.
- Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
- Tidak membedakan antara yang nyata dengan yang tidak nyata.
- Menghindar dari orang lain.
- Mendominasi pembicaraan.
- Berbicara kasar.
- Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali tidak
melaksanakan.

F. DIAGNOSA KEPARAWATAN
1. Potensial menarik diri dari orang lain atau lingkungan.
2. Gangguan hubungan sosial : bermusuhan, manipulasi, ketakutan.
3. Potensial gangguan nutrisi: pemasukan tidak sesuai kebutuhan.
4. Gangguan perawatan diri.

G. TUJUAN
1. Pasien tidak melukai diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
2. Pasien mampu membina dan mempertahankan hubungan akrab dengan orang lain
tanpa perasaan tertekan atau terancam.
3. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi, cairan dan eliminasi.
4. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

H. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Psikoterapeutik
a. Bina hubungan saling percaya
- Perhatikan pasien saat bicara tanpa meremehkan.
- Dengar pernyataan pasien tentang wahamnya, tanpa menyetujui atau
menentangnya.
- Bicara saat terbuka dan tidak berbisik-bisik, tidak menggunakan kata-kata
sindiran.
b. Bantu pasien meningkatkan harga dirinya.
- Libatkan pasien dalam kegiatan individu dan kelompok.
- Beri pasien kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
- Beri reinforcement atas keberhasilan yang dicapai klien.
c. Bantu pasien menemukan koping konstruktif dalam penyelesaian masalah.
- Bersama klien mengidentifikasikan masalah yang dihadapi.
- Tanyakan cara yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
- Bicarakan manfaat dari cara tersebut.
- Bersama pasien mencari alternatif cara penyelesaian masalah.
- Beri dorongan kepada pasien untuk memilih cara yang tepat.
2. Lingkungan terapeutik
a. Ciptakan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita.
b. Ciptakan lingkungan sosial
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Kegiatan hidup sehari-hari.
a. Bimbing pasien memenuhi mempertahankan kebutuhan nutrisi.
b. Bimbing pasien mempertahankan keseimbangan aktivitas istirahat tidur.
c. Bimbing pasien melakukan perawatan diri.
4. Somatik
Beri obat sesuai ketentuan.
a. Memberikan obat dengan mempertahankan lima benar dalam prinsip pemberian
obat.
b. Bujuk pasien bila menolak minum obat.
c. Ajak pasien berbicara menyakinkan bahwa obatnya sudah dimakan.
d. Beri pujian atas kerjasama klien.
5. Pendidikan kesehatan.
a. Bantu pasien mengenali wahamnya.
b. Ikutsertakan keluarga mengatasi masalah klien.

I. EVALUASI
1. a. Ekspresi wajah klien tampak tenang
b. Perilaku dan emosi pasien terkontrol.
c. Pasien berespon sesuai stimulus eksternal.
2. a. Pasien dapat berespon secara non verbal.
b. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
c. Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain.
d. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
3. a. Pasien dapat menghabiskan porsi makan / minum yang diberikan.
b. Berat badan pasien meningkat sesuai kriteria.
4. a. Pasien dapat mandi sendiri dua kali sehari.
b. Gigi, rambut, mulut.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. M DENGAN PERUBAHAN PROSES PIKIR :
WAHAM KEBESARAN DI RUANG ELANG
RUMAH SAKIT JIWA PUSAT
CIMAHI
I. Identitas.
a. Identitas klien.
Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SPMA
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Alamat : Sukajadi Bandung
Status perkawinan : Belum kawin
Tgl masuk : 01 – 01 – 2003
Tgl pindahan : 07 – 03 – 2003
Tgl pengkajian : 4 Maret 2003
No. CM : 011803
Dx. Medis : Schizoprenia

b. Identitas Penanggung Jawab.


Nama : Tn. H.D. Rojak
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Purnawirawan TNI-AD
Alamat : Sukajadi Bandung
Hub. dengan klien : Kakak klien
II Alasan Masuk Rumah Sakit.
Klien dibawa ke RSJP Cimahi dengan alasan klien berbicara kacau, bingung,
mudah lupa, keluyuran klien juga pernah membanting radio 1 kali, klien gelisah. Sulit
tidur dan berbicara sendiri. Pada saat dikaji : klien dapat diajak berbicara kooperatif.
Bila diajak bicara klien suka ngawur, mudah lupa pada hal-hal yang baru saja
dibicarakan. Pembicaraan ngawur dan tidak rasional. Klien selalu mengatakan bahwa
dirinya bisa melakukan apa saja, klien mampu menyembuhkan segala penyakit,
hiperaktivitas.
Masalah keperawatan :
§ Waham kebesaran
§ Gangguan komunitas verbal.

III Faktor Predisposisi.

1. Klien mengalami sakit jiwa sejak tahun 1999 dan dirawat di RSJP Cimahi

sebanyak 3 kali.
Masalah keperawatan : respon pasca trauma.
2. Pengobatan sebelumnya telah berhasil
3. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Klien tidak pernah mengalami riwayat aniaya fisik, seksual maupun
kekerasan dalam keluarga.
5. Klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan. Yaitu pada
usia 17 tahun pernah diberi narkoba oleh teman-temannya di Jakarta.
Masalah keperawatan : respon pasca trauma.

IV Pemeriksaan Fisik.
1. Tanda Vital
TD = 120/90 mmHg R = 22 x/mnt
N = 88 x/mnt S = 370 C
2. Ukuran
TB : 165 cm
BB : 50 Kg
3. Keluhan Fisik
Klien tidak pernah mempunyai keluhan dalam hal fisik

V Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah

Klien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Orang yang terdekat dengan klien
selain orang tua adalah kekasihnya. Didalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit
jiwa selain klien. Hubungan klien dengan tetangganya terjalin dengan baik.
2. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa minderengan keadaan tubuhnya,
klien menyukai seluruh bagian tubuhnya
2) Identitas diri
Pada saat klien dikaji klien mengatakan bahwa status dan posisi klien sebelum
dirawat klien bekerja sebagai buruh di penggilingan padi. Klien puas dengan
kedudukannya sebagai anak karena dapat membantu ayahnya bekerja.
3) Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa diri klien sebagai anak kedua dari empat
bersaudara sehari-hari bekerja sebagai buruh dan klien merasa senang terhadap apa
yang telah dikerjakan.
4) Ideal Diri
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai keinginan untuk menjadi
seorang ustad dan klien sering menganggap dirinya hebat, mampu menyembuhkan segala
macam penyakit tanpa obat. Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan diterima di
masyarakat. Klien ingin menolong orang dengan menyembuhkan sakit setelah dia sembuh.
5) Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini.
Klien yakin cita-citanya akan berhasil
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri, ideal diri yang tidak realistis.
3. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya adalah
ayah, ibu, adik dan kekasihnya. Jika ada masalah klien mengadu dan meminta bantuan
pada kedua orang tuanya.
Sebelum sakit klien tidak pernah aktif dalam kegiatan dalam masyarakat, karena ada
hambatan yaitu klien terlalu meninggikan dirinya dan berbicara kacau.
Masalah keperawatan :
· Kerusakan komunikasi verbal
· Kerusakan interaksi sosial.

4. Spritual.
a. Nihil dan keyakinan
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam dan mempunyai
keyakinan bahwa penyakitnya akan sembuh.
b. Kegiatan /ibadah sebelum sakit
Pada saat dikaji klien mengatakan jarang sholat. Sebelum sakit klien jarang iktu
keagamaan di mesjid
Masalah keperawatan :
· Distress spiritual.

VI Status Mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien tampak rapi, klien selalu menyisir rambutnya. Klien ganti baju 2
hari sekali dan penggunaannya sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara agak cepat dan mampu memulai percakapan dengan
perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
Pada saat dikaji klien suka berbicara ngawu. Klien sering mendominasi pembicaraan.
Pembicaraan klien tidak realistis.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik.
Pada saat dikaji klien tidak tampak lesu dan kadang-kadang gelisah. Klien tidak tampak
adanya : agitas, tiki grimasen, tremor, kompulsif. Klien sering melakukan aktivitas yang
berlebihan/ hiperaktivitas.
Klien sering mengikuti kegiatan direhabilitasi psikomotor seperti : olahraga bulu
tangkis. Selain itu klien sering mengikuti kegiatan yang ada di ruangnya seperti
membereskan sehabis makan.
Masalah keperawatan : resiko tinggi cedera.
4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien tidak tampak : sedih, putus asa dan gembira yang berlebihan.
Klien juga tidak menunjukkan adanya ketakukan dan kekhawatiran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5. Afek
Pada saat dikaji, sesuai hasil observasi terlihat emosi yang sesuai dengan stimulus yang
ada. Seperti contoh: bila klien diberi stimulus yang menyenangkan. Seperti bercanda
klien memperlihatkan roman muka yang gembira.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
6. Interaksi selama diwawancarai
Pada saat dikaji klien dapat diajak bekerja sama oleh perawat. Kontak mata mau
menatapa alwan berbicara, tidak menunjukkan rasa curiga dan bermusuhan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
7. Persepsi
Pada saa dirumah klien sering mendengarkan suara bisikan almarhum kakeknya.
Pada saat dikaji suara-suara itu tidak muncul lagi
Masalah keperawatan : resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.
8. Proses pikir
Pada saat dikaji pembicaraan klien berbelit-belit tapi akhirnya sampai tujuan
pembicaraan/sirkumtansial.
Klien sering berbicara ngawaur dan jawaban yang diberikan sering tidak sesuai dengan
kenyataan dan pertanyaan. Klien selalu mengulang-ngulang pembicaraan dan
pembicaraan selalu meloncat dari suatu topik ke topik lain.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.

9. Isi pikir
Pada saat dikaji klien tampak gejala obsesi. Klien selalu ingin pulang dan ingin bertemu
dengan keluarganya. Klien ingin dijenguk keluarganya. Dalam pikiran klien selalu bisa
menyembuhkan penyakit tanpa obat.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
Waham :
Pada saat dikaji klien selalu mendominasi pembicaraan. Klien mempunyai keyakinan
bahwa ia orang hebat. Mampu melakukan apa saja diantaranya menyembuhkan segala
penyakit tanpa obat
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir waham kebesaran.
10. Tingkat kesadaran
Pada saat dikaji klien tampak bingung dan kacau. Klien tidak mengalami stupporr.
Klien tidak mengalami disorientasi waktu dan tempat. Tetapi klien mengalami
disorientasi orang.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
11. Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi/daya ingat saat
ini. Dari hasil observasi klien tidak mampu mengingat kejadian yang lebih dari
seminggu/daya ingat jangka pendek dan klien juga tidak mengingat kejadian yang lebih
dari sebulan/daya ingat jangka panjang.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung saat wawancara dan kegiatan dilakukan.
Contohnya : saat diwawancara perhatian klien tidak mudah dialihkan. Saat diberi
pertanyaan [(5 x 5)+25]: 5 = berapa ? jawabannya 10.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
13. Kemampuan penilaian
Pada saat dikaji klien mampu mengambil keputusan sederhana.
Contohnya : bapak mau mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi ?
setelah diberi penjelasan klien mampu mengambil keputusan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
14. Daya tarik diri
Pada saat dikaji klien selalu mengingkari penyakit yang diderita. Klien tidak menyadari
gejala penyakit pada dirinya dan selalu berkeinginan untuk pulang.

VII.Kebutuhan Persiapan Pulang


1.Makan
a. Pada saat pengkajian frekuensi makan 3x/hari, jumlah 1 porsi.
Variasi : sayur + nasi + buah + lauk + snack
b. Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan petugas, makan disiapkan
petugas dan alat makan dibersihkan petugas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
2.BAB/ BAK
Pada saat pengkajian klien mampu untuk BAK/BAB secara mandiri tanpa bantuan
perawat. Klien mampu mengguankan WC dan membersihkan diri dan merapikan
pakaian. Setelah BAB/BAK.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
3.Mandi
Pada saat pengkajian, frekuensi 2x/hari, cara mandi memakai gayung, gosok gigi
2x/hari. Cuci rambut 1hari sekali.
Klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
4.Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri, tanpa bantuan perawat.
Penampilan dan dandanan rapi dan sesuai.
Frekuensi ganti : 2 hari sekali
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5.Istrahat tidur
· Tidur malam : 21.00 s/d 05.00 WIB
· Tidur siang : 14.00 s/d 16.00 WIB
· Kegiatan sebelum dan sesudah tidur.
05.00 WIB : klien bangun pagi
07.00 WIB : klien makan pagi
07.30 WIB : klien kerehabilitasi
11.00 WIB : mandi siang
12.00 WIB : makan siang
14.00 WIB : tidur siang
17.0 WIB : makan sore
21.00 WIB : tidur malam
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
6.Penggunaan obat
· Halloperidol 5 mg 3 x 1 tab
· Trihexyphenidil 2 mg 3 x 1 tab
· Persidal 1 x 1tab
· Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 tab
7.Pemeliharaan kesehatan
Dalam memelihara kesehatannya klien harus selalu minum obat secara teratur.
8.Aktivitas di rumah
Klien mampu mengolah dan menyajikan makanan, merapikan rumah (menyapu, mengepel)
9.Aktivitas di luar rumah
· Klien mampu berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
· Klien mampu mengendarai kenderaan bermotor

VIII. Masalah Keperawatan


1. Respon pasca trauma
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Gangguan konsep diri : ideal diri yang tidak realistis
4. Kerusakan interaksi sosial
5. Distress spritual
6. Perubahan proses pikir
7. Waham kebesaran
8. Resiko tinggi cedera
9. Resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.

IX. Analisa Data


No Data Senjang Masalah
1 DS : Klien mengatakan pernah diberi narkoba Respon pasca
oleh teman-temannya di Jakarta pada usia 17 trauma
tahun.
DO : Klien tampak berbicara kacau, linglung,
pelupa, bingung.

2 DS : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah Kerusakan


orang hebat. komunikasi verbal
Klien mengatakan bahwa dirinya mampu
melakukan apa saja termasuk
menyembuhkan segala macam penyakit
tanpa obat.
DO : - Pembicaraan klien ngawur
- Kalau berbicara mendominasi
pembicaraan
- Ungkapan klien tidak sesuai dengan
realita
3 DS : Gangguan konsep
- Klien mengatakan bahwa dirinya adalah diri ideal diri tidak
orang hebat realistis
DO : - Klien melakukan apa saja
Isi pembicaraan klien terlalu tinggi
Ungkapan klien tidak realistis
4 DS : Kerusakan
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak unteraksi sosial
pernah aktif dalam kegiatan di masyarakat
Klien tampak kurang berinteraksi dengan
DO : orang-orang di sekitarnya selama dirawat
Klien tampak kurang berinteraksi dengan
orang-orang di sekitarnya selama dirawat
5 DS : Distress spiritual
Klien mengatakan bahwa dirinya jarang
DO : dalam menjalankan sholat 5 waktu
Klien jarang sholat
6 DS : Perubahan proses
- Klien mengatakan “saya sudah sembuh, pikir
saya sudah boleh pulang”
- Klien mengatakan bahwa dirinya orang
hebat, mampu menyembuhkan segala
DO : penyakit
- Sirkumtansial
- Klien berbicara ngawur
- Jawaban klien tidak sesuai kenyataan dan
apa yang ditanyakan.
- Pembicaraan meloncat dari satu topk ke
satu topik lain.
- Obsesi
- Klien tampak bingung, mengalami
disorientasi orang.
- Klien tidak mengingat kejdian yang
terjadi minggu terakhir dan lebih dari 1
bulan.
- Klien sering mengingatkan penyakit yang
7 DS : dideritanya. Waham kebesaran

Klien mengatakan bahwa dirinya orang


DO : hebat, mampu menyenbuhkan semua
penyakit tanpa obat.
- Klien mendominasi pembicaraan
- Klien berbicara ngawur
8 DS : - Berbicara hal-hal yang tinggi Resiko tinggi
cedera
DO : - Klien mengatakan selalu ingin
melakukans semua aktivitas
- Kegiatan yang dilakukan klien berlebihan
9 DS : - Hiperaktivitas Resiko tinggi
perubahan sensori
DO : Klien mengatakan dulu pernah mendengar persepsi halusinasi
bisikan dari almarhum koleganya dengar
Klien tidak tampak melamun dan tidak
bicara sendiri

X Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal. Effect
Core Problem

Perubahan proses pikir : Waham Kebesaran

Gangguan Konsep Diri : Ideal diri yang tidak realistis Etiologi

XI Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran


2. Perubahan proses pikir : Waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang tidak
realistis
Ker TU
usak M :
1 an Klie
kem n
unik dapa
asi t
verb mela
al kuka Dal 1. Bi Keje 5 5
b/d. n am na lasa Maret Mare
Wha kom 2x hu n 2003 t
m unik pert bu tuju 1. M 2003
kebe asi em nga an em S:
sara verb uan n dan bin K
n al klie sali kont a li
yan deng n ng ak hub e
g an dap per men ung n
dita baik. at cay entu an m
ndai TU me a. kan sali e
den KI mbi a. rasa ng n
gan tang na S perc per g
: gal 4 hub a aya cay at
DS : Mar ung l dan a a
- et an a mer den k
2003 sali m upa gan a
Kl . ng kan car n
ie 1. per t dasa a: s
n Kl cay e r a. a
m ie a r hub n
en n den a ung S g
ga da gan p an a at
ta pa per e sela l s
ka t awa u njut a e
n m t ti nya. m n
ba e sep k a
h m erti . t n
wa bi me b. e g
dir na mb P r s
in hu alas e a e
ya bu sala r p k
ad ng m, k e al
ala an berj e u i
h sa abat n t b
or lin tan a i er
an g gan l k k
g pe me k , e
ya rc nye a “ n
ng ay but n S al
he a. kan d e a
ba na ir l n
t. ma i a d
- nya. c. m e
B a n
Kl u t g
ie a p a
n t a n
m k g p
en o i er
ga n b a
ta tr a w
ka aDen p at
n kgan a .
ba ykont k CO :
h aak , K
wa nyan n li
dir gg a e
in psing m n
ya ekat a m
m rt
dans e
a aerin b nj
m mg a a
pu aakan p w
m .me a a
ela d. mbe k b
ku B rika p
ka i n s er
n c stim i ta
ap a ulus a n
a r dan p y
saj a klie a a
a d n a
di e mer ? n
an n asa ” p
tar g dipe b. er
an a rhati a
ya n kan P w
m k sehi e at
a li ngg r .
m TU e a k -
pu K II Dal n klie e
m Tan am s n n
en ggal 3 x e perc a
ye 5 pert c aya. l
m Mar em a k R
bu et uan r a e
hk 2003 klie a n p
an 2. n j r
pe Kl dap u - d e
ny ie at j i s
ak n me u M r i
it da nge r, e i
ta pa nali s m , w
np t wah i ec “ a
a m am n ah n j
ob en keb g ka a a
at. ge esar k n m h
DO na ann a m a
: li/ ya. t, as g
- m m ala s e
en u h a m
Pe gi d se y b
m de a ca a i
bi nti h ra r
ca fi d be A a
ra ka i rsa g -
an si m m n
kli w e a- e
en ah n sa s
ng a g m ,
aw m e a b K
ur. ke rt m i l
- be i, er a i
sa j up s e
Ka ra e ak a n
la nn l an
u ya a ca d b
di . s ra i e
aja . un p r
k e. tu a b
bi P k n i
ca e m g c
ra r en g a
kli h e i r
en a m l a
ser ti uk I
in k an n t
g a ko e e
m n pi s r
en k ng ” b
do li ko . u
mi e nst c. k
na n ru a
si s kti
pe a f M t
m a da e e
bi t la m r
ca b m b h
ra i m u a
an. c en a d
- a ye t a
r les k p
U a ai o
ng t ka n p
ka a n t e
pa n m a r
n p as k a
kli a ala w
en m h y a
tid e ya a t
ak r ng n -
se e di g
su m ha
ai e da j
de h pi e
ng k - l K
an a a l
re n U s i
ali . nt , e
ta. f. uk “ n
D m S
Tuk e en a m
III n gg y e
Tan g ali a r
ggal a sej a
6 r au d s
Mar p h i a
et e m s
2003 r an i t
3. Kl h a n e
ien a kli i n
da ti en s a
pat a da a n
me n pa m g
ngi k t a A :
de li m p Masa
nti e e i lah
fik n m j terata
asi t ec a si
ke e ah m P :
but n ka Tuju
uh t n 2 an
an a m khus
ya n as s us 1
ng g ala i perta
tid w hn a hank
ak a ya. n an
ter h g lanjut
pe a - , anka
nu m k n ke
hi. n Pe e tujua
Dal y m b n
am a ec e khus
5 x t ah t us 2.
pert a an u
em n m l
uan p as a
klie a ala n
n m h
dap e da s
at n pa a
mel e t y
aku n dil a
kan t ak
hub a uk b
ung n an e
an g de r
den n ng t
gan y an u
real a ke g
itas . se a
g. pa s
C ka m 6
i ta e Mare
p n r t
t da a 2003
a n w S:
k ke a Kli
a rja t en
n sa b me
li m a ng
n a p ata
g ag a ka
k ar k n
u m . tid
n ud H ak
g ah a ap
a dil r a-
n ak i ap
Tuk y sa i a
IV a na n -
Tan n ka i
ggal g n. s Kli
6 t a en
Mar e - y me
et n a nga
2003 a M tak
4. Kl n en m an
ien g ga e ber
da Dal . lih n sed
pat am ka e ia
ber 2 x n m kon
hu pert pe a tak
bu em rh n tiap
ng uan ati i hari
an dap an b .
de at kli a -
ng me en p
an nge da a Kli
rea rti ri k en
lita ma wa me
s nfa ha s nga
at m e tak
oba 2. L ny l an
t ak a. a bis
dan uk m a
me an - a me
mat ko nga
uhi nta M 1 tasi
pe k en 0 ma
mb se ga sala
eria car lih m hny
n a ka e a
oba sin n n sen
t. gk pe i diri
at rh t .
da ati ”
n an . O:
ser kli d. K
in en M al
g. da e a
ri n u
wa d di
ha e ta
m n n
ny g y
a a a
r kl
k ie
Tuk a n
V n d
Tan 1. Be ef
ggal rsa u e
7 ma n n
mare kli g si
t en k f.
2003 me a -
5. K me - p
lie cah a Kli
n kan De n en
da ma ng bel
pat sal an k um
me ah m l dap
ng yan en i at
gu g go e me
na dih bs n nge
ka ada er . nali
n pin va wa
ob ya. si 2. M ha
at ke ela mn
de bu kuk ya.
ng tu an A:
an ha kon Masa
be n tak lah
nar kli seri belu
. en ng m
se dan terata
ha sin si.
ri- gka P:
2. Ta ha t, Lanj
nya ri “Be utkan
kan da rte inter
kep pa mu vensi
ada t klie .
kli di n -
en ke seti P
car ta ap erta
a hu hari han
yan i 2 kan
g pe kali tuk.
tela rk ” 2,
h e lanj
dil m utk
aku ba an
kan ng tuk
unt an 3
uk ke -
me se
nga ha 6 Bu
tasi ta Maret at
ma n 2003 cat
sal kli 1. M ata
ah en. eng n
ters - ide per
ebu ntif ke
t. De ika mb
ng si ang
an ma an
3. Be m sala
rsa en h
ma dis klie
kli ku n
en sik den
me an gan
me ke bert
cah bu any
kan tu a:
ma ha “ Apa
sal n yang
ah kli terjad
unt en i
uk di sehin
me ha gga
nca ra bapak
ri pk dibaw
alte an a
rna kli kemar
tif en i”
car m “masi
a a h
lai m ingat 7
n pu siapa Mare
unt m yang t
uk e memb 2003
me m awa
nga en bapak
tasi uh kemar
ma i i ?”
sal ke mena
ah bu nyaka
yan tu n cara
g ha klien
dih n meng
ada ya atasi S:
pi. ng masal K
be ah. li
lu “Apa e
m telah n
ter bapak m
4. A pe lakuk e
nju nu an n
rka hi. untuk y
n meng e
kli atasi b
en cara ut
seri terseb k
ng ut ? a
me “Kala n
ngi u b
kut menu e
i rut b
TA saya er
K. sebai a
knya p
- bapak a
5. Ti .... k
dak De Bagai e
me ng mana b
mb an apaka ut
eri ak h u
kan tiv bapak h
du ita setuju a
ku s ? n
nga kli y
n en a
dan da n
tid pa g
ak t b
me m el
mb en u
ant ga m
ah lih te
aka ka r
n n Meng p
wa wa anjur e
ha ha kan n
mn m klien u
ya. ny untuk hi
a sering .
de mengi O :
ng kuti K
an t.a.k. e
ke “Bera b
gi pa ut
ata kali u
n bapak h
ya perna a
ng h n
1– be mengi fi
O rm kuti si
b an t.a.k.” k
se fa “Baga kl
rv at imana ie
as se kalau n
i su mulai s
k ai sekar u
e ke ang d
b m bapak a
ut a sering h
u m mengi te
h pu kuti r
a an. kegiat p
n an e
kl t.a.k. n
ie u
n hi
se Ber k
h bica e
ar ra b
i- dala ut
h m u
ar kont 7 h
i eks Maret a
reali 2003 n
tas Meng s
dapa obser pi
t vasi ri
men kebut tu
gen uhan al
- dali klien b
kan sehari el
harg -hari u
D a m
is diri te
k yan r
u g p
si posi e
k tif n
a pada Berdi u
n klie skusi hi
k n. denga .
e n A:
b klien Masa
u denga lah
t n terata
u mena si
h nyaka sebag
a n ian
n “Bapa P:
k k P
li kebut er
e uhan ta
n apa h
y saja a
a yang n
n belum k
g terpen a
ti uhi n
d selam tu
a a k
k diraw 2
te at di la
r sini” nj
p mena ut
e yakan k
n kepad a
u a n
h Min klien tu
i um pikira k
b obat n 3
ai den yang -
k gan sering
d bena munc B
i r ul u
r dapa jika at
u t kebut c
m me uhann at
a mba ya at
h ntu tidak a
m pros terpen n
a es uhi. p
u pen “pikir er
p yem an k
u buh apa e
n an yang m
r Oba munc b
u t ul a
m yan jika n
a g kebut g
h sesu uhan a
s ai bapak n
a dapa tidak
k t terpen
it me uhi.
. mpe
- rkec
il
efek
M sam
e ping Meng
m yan ikutse
b g rtakan
u timb klien
n ul. dalam
g kegiat Tang
k an gal 7
a aktivi Mare
m tas t
direha 2003
k bilitas S:
e i Klien
b Mena meng
u yakan ataka
t kegiat n
u an bahw
h yang a
a disuk itulah
n ai realit
y sesuai as.
a hoby -
n :hoby
g bapak
b apa ?
el “
u K
m l
i
te e
r n
p Tang
e gal 7 m
n Maret e
u 2003 n
h 1. Me g
i nan a
d yak t
e an a
n jati k
g diri a
a klie n
n n
ti “Bapa m
m k a
b alama u
u tnya
l diman d
n a ?” i
y “apa a
a pekerj j
w aan a
a bapak k
h ?“
a “ b
m Bapa u
. k l
kerja u
diman t
a ?” a
2. Ter n
api g
akti k
vita i
s s
kelo .
mpo O:
k Pemb
2. tida icara
T k an
in dap klien
g at masi
k dila h
at ksa belu
k nak m
a an sesua
n kare i
na realit
a kete a.
kt rbat -
iv asan
it wak
as tu.
y 3. Me
a mbe K
n rika l
g n i
d puji e
a an n
p posi
at tif b
m seti e
e ap l
m klie u
e n m
n dap
u at i
hi mel k
k aku u
e kan t
b kegi
ut atan s
u posi e
h tif : r
a olah t
n raga a
kl ,
ie bant d
n u a
cuci l
piri a
ng. m
“Bag
us t
bapak .
dapat a
melak .
ukan” k
Meng -
ajak
1. Be klien
rbi berola
car h raga
a direha K
den bilitas l
gan i. i
kli :Baga e
en imana n
dal kalau
am main b
ko bulu e
nte tangki r
ks s? s
rea e
lita d
s i
(jat a
i 1. M
diri enj b
kli elas u
en) aka l
n u
tent
ang t
pen a
2. Li ting n
bat nya g
kan min k
kli um i
en oba s
dal t. A:
am 2. Me Masa
ter mbe lah
api rika belu
akt n m
ivit obat terata
as sesu si
kel ai P:
om advi Inter
po s vensi
k dokt dilanj
er. utkan
- -
P
agi
3. Be jam
rik 07.0
an 0 P
puj Ob e
ian at : r
pad · N t
a al a
seti op h
ap er a
keg id n
iata oi k
n 5 a
yan m n
g g
dil · T t
aku ri u
kan he j
kli ry u
en ph a
en n
ic
al k
2 h
m u
g s
· P u
er s
si
da 4
l ,
· C
hl l
or a
1. pr n
J o j
el m u
as a t
k 21 k
a ne a
n ko n
p m
e g t
nt - j
in S u
g iang a
n 12.0 n
y 0
a · H 5
m all -
in op
u er
m id
o al
b 5 B
at m u
d g a
e · T t
n ri
g he c
a xy a
n ph t
b en a
e id t
n il a
ar 3 n
. m
g p
- e
2. S r
ore k
B 17.0 e
er 0 m
ik · H b
a all a
n op n
o he g
b ri a
at do n
se l .
s 5
u m
ai g
d · T
e ri S :
n he K
g xy l
a ph i
n en e
a id n
d il
vi 2 m
s m e
d g n
o g
kt 3. Me a
er mas t
tika a
n k
obat a
yan n
g
dibe p
rika e
n n
dim j
inu e
m/ l
tida a
k. s
“Me a
mper n
hatika
n p
klien e
3. saat r
P minu a
er m w
ik obat” a
sa t
a 4. Me .
p mpe -
a rhat
k ikan
a efek
h sam
o ping K
b obat l
at yan i
y g e
a dibe n
n rika
g n. m
di “Bapa e
b k bila n
er meras g
ik a a
a tidak t
n enak a
di setela k
m h a
in minu n
u m
m obat, t
/ bapak i
ti seger d
d a a
a lapor k
k peraw
at”. a
d
a
4.
P e
er f
h e
at k
ik
a s
n a
ef m
e p
k i
sa n
m g
pi
n s
g e
d t
ar e
i l
o a
b h
at
y m
a i
n n
g u
di m
b
er o
ik b
a a
n t
. .
-

K
l
i
e
n

m
e
n
g
a
t
a
k
a
n

s
e
l
a
l
u

m
i
n
u
m
o
b
a
t

s
e
t
i
a
p

h
a
b
i
s

m
a
k
a
n

p
a
g
i

s
i
a
n
g

s
o
r
e
.
O:
Klien
minu
m
obat
deng
an
benar
dan
teratu
r.
A:
Masa
lah
terata
si
P:
Perta
hank
an
Tuk
5.
-
No. Diagnosa Catatan Perkembangan
No Tgl Paraf
Keperawatan
1 6-3- DP I S : - Klien mengatakan tidak apa-apa
03 Tuk II - Klien mengatakan bersedia kontak
setiap hari
- Klien mengatakan bisa mengatsi
O masalahnya aendiri
: -
P Masalah belum teratasi
:
- Bersama klien memecahkan masalah
yang dihadapi
- Bertanya kepada klien cara yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah
- Bersama klien memecahkan msalah
unutk mencari alternatif cara lain untuk
mengatasi masalah
- Menganjurkan klien mengikuti t.a.k.
- Tidak memberikan dukungan dan tidak
I membantah wahamnya.
:
Berdiskudi dengan klien mengenai cara
E pemecahan masalah yang dihadapi klien ke
: alam realita.

- Klien mau diajak diskudi


- Klien mau menerima wahamnya
- Klien menyadari bahwa dia sakit dan
R mau dibantu dalam mengatasi masalah.
: - Masalah telah teratasi

S Pertahankan t.u.k 2, lanjutkan t.u.k 3


2 DP II :
7-3- Tuk III
03 Klien menyebutkan beberapa kebutuhan
O yang belum terpenuhi, klien dapat
: mengidentifikasi kebutuhannya.

A Kebutuhan fisik klien belum terpenuhi,


: kebutuhan spiritual belum terpenuhi
P
: Masalah teratasi sebagian

- Diskusikan dengan klien mengenai :


kebutuhan yang belum terpenuhi.
I - Tingkatkan akivitas yang dapat
: memenuhi kebutuhan klien.

- Berdiskusi dengan klien mengenai cara-


cara agar kebutuhan klien terpenuhi.
- Mendampingi klien selama klien
mengikuti kegiatan di rehabilitasi.
E - Menjelaskan kepada klien mengenai
pentingnya sholat.
:

- Klien mau diajak diskusi


R - Klien mengikuti kegiatan di rehabilitasi
olah raga
: - Klien sudah mulai menjalankan sholat
S - Masalah teratasi

3 DP I : - Lanjutkan Tuk 4
Tuk Iv O - Pertahankan Tuk 3
8-3-
03 : - Klien mengatakan bahwa itulah realitas
- Klien mengatakan mau diajak bulu
P tangkis

: - Pembicaraan klien masih belum sesuai


realita
- Klien belum ikut dalam t.a.k
- Klien bersedia diajak realita

I - Berbicara dengan kien dalam konteks


realita/ jati diri klien
: - Libatkan klien dalam t.a.k
- Bawa klien ke alam realita
E - Beri pujian pada setiap kegiatan positif
yang dilakukan
:
- Mendiskusikan tentang jati diri klien
R - Memberikan pujian positif setiap klien
dapat menjawab pertanyaan dengan
: benar

- Klien mulai menyadari realita


- Klien mengungkapkan jati diri yang
sebenanya
- Masalah teratasi sebagian

- Pertahankan t.u.k IV
- Lanjutkan tuk 5

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. M dengan perubahan
proses pikir : waham kebesaran di ruang Elang RSJP Cimahi, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Dalam pengkajian perlu kemampuan mengumpulkan data dan penganalisaan yang
tepat didasari teori yang ada sehingga dapat merumuskan masalah dan diagnosa
keperawatan yang tepat. Dari pengkajian didapatkan masalah utama perubahan proses
pikir waham kebesaran.
2. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah klien Tn M adalah :
a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir :
waham kebesaran.
b. Perubahan proses pikir : waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang
tidak realistis.
3. Pada tahap perencanaan, peran perawat sangat penting dalam menentukan rencana
tindakan sesuai dignosa keperawatan yang sesuai. Adapun perencanaan yang
dilakukan pada klien Tn. M meliputi : psikoterapeutik, lingkungan terapeutik,
kegiatan hidup sehari-hari, somatik, pendidikan kesehatan.
4. Pada pelaksanaan perawat dapat melaksanakan rencana yang disusun bila
memiliki kemampuan profesional dan interpersonal. Agar kebutuhan klien dapat
terpenuhi diperlukan dukungan fasilitas, partisipasi aktif klien dan keluarga.
5. Pada evaluasi, perawat dapat melakukan proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan perawat pada klien. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus
dalam bentuk SOAP.

B. Saran
Saran yang diajukan penulis berupa saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
pengembangan pelayanan keperawatan psikiatri di RSJP Cimahi sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang baik
antara perawat, klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling percaya.
2. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan perlu diperhatikan masalah keperawatan
yang muncul.
3. Dalam menyusun rencana keperawatan, sebaiknya rencana dibuat sesuai kebutuhan
dan masalah yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan
yang muncul.
4. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, sebaiknya perawat berpedoman pada
standar asuhan keperawatan jiwa yang dibakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, BA, 1998, Proses keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta.

Maramis W.F, 1990, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University, Press Surabaya

Maslim Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III,
Jakarta.
Tim Keperawatan Jiwa, 1999

Diposkan oleh Andri Widodo di 17.33 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Posting LamaBeranda
Langganan: Entri (Atom)
Mengenai Saya

Andri Widodo
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼ 2014 (3)
o ▼ Februari (3)
 BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
 BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
 BAB IPENDAHULUAN <!--[if !supportLists]-->A. <...
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai