Anda di halaman 1dari 3

Bab 2

Pembahasan
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan
dalam arti luar morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada
statistik atau ukuran tentang peristiwa- peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang mempengaruhinya
(determinant faktor seperti: faktor sosial, ekonomi dan budaya )
Morbiditas merupakan derajat sakit yang biasanya dinyatakan dalam angka prevalensi atau
insidensi yang umum. Angka kesakitan merupakan indikator penting dalam rangka penilaian dan
perencanaan program untuk menurunkan kesakitan dan kematian di suatu wilayah. Angka kesakitan
merupakan masalah kesehatan penting terutama bagi anak-anak dibawah umur 5 tahun (balita) karena
kesakitan paling sering ditemukan pada golongan anak usia dini dimana pada usia tersebut balita
sangatlah rentan terserang penyakit. Angka kesakitan ialah jumlah kejadian suatu penyakit yang
dirumuskan sebagai jumlah anak yang sakit per 1000 anak yang bisa terkena penyakit (Kardjati, 1985:32-
33).
Pada penentuan derajat kesehatan terdapat beberapa indikator yang digunakan yaitu angka
kematian bayi dan angka kesakitan bayi. Indikator tersebut merupakan indikator yang mencerminkan
derajat kesehatan bayi. Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat
kesehatan anak, sedangkan angka kesakitan bayi menjadi indikator yang kedua dalam menentukan derajat
kesehatan. Nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan balita. Tinggi
rendahnya frekuensi angka kematian dan angka kesakitan bayi di suatu wilayah merupakan suatu masalah
yang harus segera mendapatkan penanganan, dengan dilakukannya upaya-upaya berbentuk upaya
preventif, kuratif, dan rehabilitatif (WHO, 2012).
FAKTOR PENYEBAB MORBIDITAS
1. faktor lingkungan
kemiskinan, kurang gizi, penyakit infeksi, perumahan, air minum yang sehat, kebersihan
lingkungan dan pelayanan kesehatan (Kardjati, 1985:32).
2. Pendidikan
terutama pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertiannya terhadap perawatan
kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kemhamilan, dan pasca persalinan, serta
kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya (Kardjati, 1985:9). Sehingga
semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin tinggi pula pengertiannya terhadap
kesehatannya baik itu kesehatan dirinya maupun kesehtan lingkungan tempat ia tinggal.
Masyarakat di desa klampar khususnya para ibu sampai saat ini mayoritas hanya menempuh
bangku Sekolah Dasar (SD) saja sehingga tingkat keperdulian akan kesehatan terutama
kesehatan lingkungan sangat minim
3. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang tidak sehat juga merupakan faktor yang menyebabkan tingginya
morbiditas atau angka kesakitan di suatu wilayah. Lingkungan biofisik merupakan keadaan
rumah dengan segala sarana dan prasarana pendukung kebersihan dan kesehatan yang dimilki
oleh keluarga yang meliputi kondisi fisik rumah, MCK, sumber air bersih, tempat
pembuangan sampah dan tempat pembuangan limbah rumah tangga (Shobirin, 2012:20).
Lingkungan biofisik sangat mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat khusunya balita.
Lingkungan yang sehat dan bersih menjadikan orang yang tinggal dilingkungan tersebut
menjadi sehat
4. Karakteristik rumah
delapan persyaratan rumah sehat yang dikemukan oleh Komaruddin (1997:298) ada :
a. Kondisi lantai tidak berdebu dan licin
b. Dinding yang digunakan memiliki banyak ventilasi
c. Langit langit menutupi dari panas dan hujan dan tidak lembab
d. Pencahayaan agar tidak lembab dan berjamur, semakin banyak sinar matahari
semaikn baik
e. Suhu yang baik pada suatu ruangan adalah 18-30 derajat, sebisa mungkin 4 derajat
lebih rendah dari lingkungan luar
f. Kelembaban yang baik tidak menimbulkan tumuhnya organisme
g. Ventilasi harus bisa menyalurkan o2 ke dalam rumah
h. Kepadatan hunian dalam rumah menurut Kasjono (2011) satu orang minimal menempati
luas rumah 9 m2 agar dapat mencegah penularan penyakit termasuk penularan penyakit
ISPA dan juga dapat melancarkan aktivitas di dalamnya
5. Sumber air bersih
sumber air bersih juga menjadi faktor penyebab morbiditas balita. Pemanfaatan air sungai
yang sudah tercemar oleh limbah batik untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci,
dan untuk kebutuhan pertanian oleh masyarakat menyebabkan tingginya morbiditas balita.
Jenis penyakit yang diderita oleh balita yaitu: demam (panas), gatalgatal, diare,asma dan
alergi. Hal tersebut karena lingkungan memiliki hubungan yang sangat erat dengan keadaan
kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang dapat dijadikan indikasi keadaan suatu
lingkungan. Pada Jurnal yang ditulis oleh Tjetjep Syarif Hidayat pada tahun 2007 dengan
Judul “Hubungan Sanitasi Lingkungan, Morbiditas Dan Status Gizi Balita Di Indonesia”
menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sanitasi lingkungan yang sehat
dengan status gizi anak balita dengan berat badan menurut umur.

Daftar pustaka

Hidayat, TS, dkk.2007. Hubungan Sanitasi Lingkungan, Morbiditas Dan Status Gizi Balita Di
Indonesia, 34(2):104-113. (online)
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/3100 diakses tanggal 3
oktober 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MORBIDITAS BALITA DI DESA
KLAMPAR KEC.PROPPO KAB.PAMEKASAN Sri Ira Suharwati, Ach. Fatchan, dan
Budijanto Pendidikan Geografi FIS Universitas Negeri Malang
http://jurnal
online.um.ac.id/data/artikel/artikel2E7909369EE3352E0B35A8BF151B5B8F.pdf

Morbiditas dan Mortalitas Maternal serta Kesehatan ibu & anak


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/13907/Morbiditas%20dan%20Morta
litas%20Maternal%20serta%20Kesehatan%20ibu%20%26.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai