Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EMBRIOLOGI TUMBUHAN

’’BUAH’’

Disusun oleh

KELOMPOK 6

CINDY C. DOODOH 17 502 039

LESLY 17 502 015

MASRIT TUWONDILA 17 502 035

PRODI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“BUAH”.

Makalah ini dibuat untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni untuk mengetahui mata kuliah ini yang sempurna .Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi
kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Tondano, Juni 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Buah

B. Klasifikasi Buah

C. Perkembangan Buah

D. Pemasakan Buah

E. Partenokapri

F. Buah Agregat

G. Buah Majemuk

H. Buah Yang Umum Dimakan

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi
satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu
dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk
sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari
berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.

Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi
persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal
biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan
baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni
persatuan inti sel keduanya.

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging
(pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah
geluk atau nux).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian buah?

2. Bagaimana karakteristik buah?

3. Bagaiman tipe-tipe buah?

4. Bagaiman pengertian bakal buah?

5. Bagaimana penggolongan buah?


C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian buah

2. Mengetahui karaktristik buah

3. Mengetahui tipe-tipe buah

4. Menegetahui pengertia bakal buah

5. Mengetahui penggolongan buah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BUAH

Buah adalah bakal buah yang telah dewasa, defenisi yang lebih luas adalah dengan
menganggap buah sebagai turunan dari ginesium dan jaringan di luar karpel yang turut serta dan
bersatu dalam buah yang akhirnya di bentuk (Estiti, 1995 ). Contoh jaringan tambahan seperti itu
adalah resepta kulum pada sirsak (Annona muricata) dan arbei ( Fragaria), priantpada nangka
( Artocarpus heterophyllus) dan murbei ( Morus alba ), tangkai bunga pada kacang mede
( (Anacardium occidentale), sisik pada perbungaan seperti pada nanas (Ananas comosus ).

Buah yang berkembang dari bunga epigin ( jambu ) atau yang memiliki bakal buah inferus(
mentimun ) akan menyertakan lapisan reseptakulum ataiu perhiasan bunga dalam buah yang
akhirnya di bentuk.

B. KLASIFIKASI BUAH

Secara morfologi biasanya di dasarkan pada nama jenis bunga dan jenis ginesium yang
mengembangkan nya dengan memperhatikan hubungan antara karpel dan bagian bunga lain nya.
Dengan demikian, dibedakan :

· bunga tunggal yakni hasil satu ginesium yang terdiri dari satu atau beberapa karpel ( seperti
pada buah polongan , tomat )

· buah berganda ( buah agregat ) yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap
karpel tetap dapat dikenali pada waktu buah dewasa ( Arbei, Fragaria )

· buah majemuk yakni buah yang berasal dari perbungaan, jadi berupa kumpulan ginesium
dari sejumlah kuntum bunga ( nanas ).

Salah satu klasifikasi buah menurut Winkler di tahun 1939 adalah dengan mengguanakan
empat sifat yaitu :

1. buah berganda, bila karpel suatu kuntum bunga tak saling bersatu
2. buah satuan, bila karpel bersatu

3. buah bebas, jika berasal dari bakal buah superus

4. buah piala, jika berasal dari bakal buah inferus yang tertanam dalam jaringan non karpel yang
berbentuk piala ( cangkir ) atau dari bakal buah superus yang berasosiasi dengan hipantium (
receptaculum datar tau cekung pada bunga perigin )yang berbentuk cangkir.

Klasifikasi yang dibuat berdasarkan kombinasi ke empat sifat itu menghasilkan 4 jenis
buah.

a. BUAH KERING

1. buah kering yang membuka

Buah yang berkembang dari satu karpel

a. buah bumbung : bentuk seperti polongan dan membuka biasanya disisi ventral,
misalnya Derpinium

b. buah polongan : buah membuka menjadi dua katub melalui alur ventral dan dorsal terdapat
pada leguminosae

c. buah sinkarp : berkembang dari bakal buah yang terdiri dari dua karpel atau lebih

d. silikua atau buah lobajk : buah mirip polongan terdiri dari dua karpel

e. kapsula atau buah kotak : buah di bentuk oleh dua karpel atau lebih

cara membuka yang berbeda – beda mempunyai kepentingan taksonomi :

a. lokulisidal : membuka dari ujung distal ke arah bawah melalui berkas pembuluh dorsal (
missalnya iris ) atau diantara karpel

b. septisidal : membuka memulai ujung buah ke pangkal dan terjadi dintara karpel seperti pada
Hypericum
c. septifragal : dinding luar buah memisahkan diri dari sekat pemisah yang tetap melekat pada
sumbu

d. berpori : melalui pori kecil dalam pericarp, seperti pada beberapa spesies papaver.

2. buah kering yang tak terbuka

a. buah akenium : buah berbiji satu yang dibentuk oleh satu karpel. Dinding buah dan dinding
biji lepas satu dari yang lain. Kadang – kadang di bentuk dari bakal buah beruang satu, namun bisa
juga dari bakal buah beruang lebih dari satu dengan satu bakal biji atau lebih, setiap ruang.
Contoh Asteraceae

b. kariopsis, atau buah padi – padian : buah berbiji satu yaqng dinding bijinya melekat pada
dinding buah. Contoh Gramineae

c. buah sizokarp : berkembang dari bakal buah berkapel banyak yang pada waktu masak
terpisah – pisah menjadi sejumlah akenium. Jumlah akenium sama dengan jumlah karpel
pembentuk buah. Bagian buah ( akenium ) di sebut merikarp, misalnya pada Malva.
3. BUAH BERDAGING

a. buah buni : perikarp biasanya tebal serta berair dan dapat dibedakan tiga lapisan, eksokarp
paling luar dan sering mengandung zat warna buah, mesokarp yakni lapisan tengah yang cukup
tebal dan endocarp yakni lapisan paling dalam berupa selaput, disebelah dalam buah yang perikarp
nya berdaging ini dapat ditemukan sebutir atau sejumlah besar biji, misalnya anggur dan tomat.
Buah jeruk juga tergolong buah buni. Buah kopi , mentimun, dan pisang misalnya juga tergolling
disini meskipun berkembang dari bakal buah inferus sehingga ada jaringan tambahan yang turut
membentuk buah

b. buah batu : perbedaannya dengan buah buni adalah bahwa endocarp nya tebal dan keras
misalnya pada buah mangga dan kelapa.

c. Struktur Anatomi

Pada buah berdaging, dinding terdiri dari perikarp atau bersatu dengan jaringan
tambahan. Bagian dalam atau luar dinding buah, atau keseluruhannya, bisa menjadi berdaging
dengan adanya diferensiasi menjadi parenkim lunak atau sekulen (tebal, berair). selain dinding,
plasenta dan sekat (dalam buah berlokulus banyak) juga bisa menjadi berdaging).

d. Buah dengan kulit yang jelas

Dalam kelompok ini, bagian berdaging terbatas pada bagian dalam seperti pada jeruk,
pisang, dan buahb Cucurbitceae. Buah jeruk yang umum disebut hesperidium berkembang dari
bakal buah superus dan terdiri darisekitar 10 karpel

Plasentanya aksilar. Eksokarp atau flavedo ( jaringan kuning ) terdiri dari epidermis luar
yang dilapisi kutikula dan parenkim sub epidermal yang merapat serta berisi kelenjar minyak dan
sel berkristal. Meksokarp atau albedo ( jaringan putih ) terdiri dari parenkim beruang antar sel
besar dan banyak. Jalinan ikatan pembuluh ditemukan disini endocarp terdiri dari epidermis dalam
dan beberpa lapis parenkim yang rapat selnya sekat diantara lokulus merupakan perluasan jaringan
endocarp dan meksokarp

e. Buah tanpa kulit jelas

Contoh Buah tanpa kulit jelas adalah tomat (Lycopersicon esculentum). Jumlah karpel
pada tomat adalah dua, namun dalam varietas yang dibudidayakan biasanya berjumlah lebih.
Bagian yang berdaging mencakup perikarp, sekat, dan plasenta \yang besar. Jenis plasentasinya
aksilar, namun plasenta yang besar itu memenuhi ruang lokulus. Jaringan plasenta juga memasuki
ruang diantar ruang bakal biji. Menjelang masak, jaringan plasenta berdegradasi serta bersifat
lender. Mungkin selulosa terlibat dalam proses itu. Perubahan warna sewaktu proses pemasakan
terjadi karena transformasi kloroplas menjadi kromoplas

C. PERKEMBANGAN BUAH

Perkembangan buah di atur oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu faktor internal
adalah Perkembangan biji. Ditemukan bahwa auksin dapat menggantikan biji dalam merangsang
pertumbuhan buah arbei. Penelitian terhadap buah partenokarp mengindikasikan bahwa bakal biji
muda amatg penting bagi Perkembangan buah, varietas buah tanpa bijio pada umumnya memang
mengandung konsentrasi auksin dan giberelin lebih rendah pada buah yang berbiji, pada
Perkembangan buah, mungkin sekali biji berpengaruh dalam memasok zat pengatur tumbuh itu
disaat tumbuhan berbunga. Kaitan antara zat pengatur tumbuh tertentu berkaitan dengan stadium
khusus dalam Perkembangan buah tampak dengan munculnya fenomena yang mengara ke
pendewasaan buah oleh etilen.

D. PEMASAKAN BUAH

Etilen adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air,
memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering digunakan sebagai
pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat
pemasak buah. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan
dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan
struktur kimianya sangat sederhana sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi
perubahan secarafisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses
pematangan buah dalam fase klimaterik.

Perlakuan pada buah mangga dengan menggunakan etilen pada konsentrasi yang berbeda
akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur
warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas. Kecepatan pemasakan buah terjadi karena
zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan
penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna,
tekstur dan bau buah.

Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal,
dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein
terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka
sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses
pematangan. Etilen akan mempertinggi sintesis RNA pada buah mangga yang hijau.

Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu
menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport, pada
kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga berpengaruh pada
pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun pada suhu di atas 30 0 C dan
berhenti pada suhu 40 0 C, sehingga pada penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob
akan merangsang pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah
memberi efek komulatif dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat.

Buah berdasarkan kandungan amilumnya, dibedakan menjadi buah klimaterik dan


buahnonklimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum,
seperti pisang, mangga, apel dan alpokat yang dapat dipacu kematangannya dengan etilen.
Etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu
pematangan pada sekumpulan buah yang diperam. Buah nonklimaterik adalah buah yang
kandungan amilumnya sedikit, seperti jeruk, anggur, semangka dan nanas. Pemberian etilen
pada jenis buah ini dapat memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen
endogen dan pematangan buah.

Proses Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya
aktivitas enzim piruvatdekanoksilase yang menyebabkan kenaikan
jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan pada
pematangan mangga akan meningkatkan proses respirasinya. Tahap dimana mangga masih dalam
kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari vakuola.

Perubahan fisiologi yang terjadi sealam proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi
kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik
melalui dua cara, yaitu:

1. Etilen mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar,


hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi dipercepat.

2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang
sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses
pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.
E. PARTENOKARPI

Dalam botani, partenokarpi (harafiah berarti "buah perawan") merupakan gejala


terbentuknya buah tanpa melalui proses pembuahan inti generatif terhadap sel telur. Gejala ini
menunjukkan bahwa pembuahan merupakan salah satu, namun bukanlah satu-satunya,
pemicu pembentukan buah. Bunga akan secara alami memproduksi hormon tumbuhan, yang
diperlukan untuk mengawali proses pembentukan buah.Gejala partenokarpi dapat diamati
pada pisang, ketimun, terong, nanas, pir, sukun, jambu-jambuan, dan sejumlah tumbuhan
budidaya lainnya. Semangka tanpa biji juga produk dari gejala ini. Partenokarpi biasanya disukai
di kalangan hortikultura karena menghasilkan buah tanpa biji atau berbiji lunak.

F. BUAH AGREGAT

Buah agregat adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal
buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya
menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah
penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda, di antaranya:

 Buah agregat dengan satuan buah kurung (achenecetum), terdiri atas buah kurung, contoh:
mawar (Rosa).

 Buah agregat dengan satuan buah buni (baccacetum), terdiri atas buah buni, contoh:
baneberry (Actaea, Ranunculaceae), buah pokeweed (Phytolacca, Phytolaccaceae).

 Buah agregat dengan satuan buah batu (drupecetum), terdiri atas buah batu, contoh
raspberry, blackberry (Rubus, Rosaceae).

 Buah agregat dengan satuan buah bumbung (follicetum),terdiri atas buah buah bumbung,
misalnya columbine (Aquilegia, Ranunculaceae), buah marsh marigold (Caltha,
Ranunculaceae), buah magnolia (Magnolia, Magnoliaceae).

 Buah agregat dengan satuan buah bersayap (samaracetum), terdiri atas buah bersayap,
contoh: tulip tree (Liriodendron, Magnoliaceae).
G. BUAH MAJEMUK

Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk sehingga buah berasal dari
banyak bunga (dan banyak bakal buah) yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-
akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa tipe buah majemuk, di antaranya:

 Bibaka (bibacca), terbentuk dari dua buah buni yang terbentuk dari dua putik yang bersatu
pada bagian pangkalnya, contoh: honeysuckle (Lonicera, Caprifoliaceae).

 Sorosis (sorosis). terbentuk dari hanya bagian putik dari banyak bunga uniseksual dalam
suatu perbungaan, contoh: buah batu majemuk, mulberry (Morus, Moraceae), Osage
orange (Maclura, Moraceae), sukun (Artocarpus, Moraceae), cherimoya (Annona,
Annonaceae).

 Sikonium (syconium), terbentuk dari banyak bakal buah yang terdapat di bagian dalam
dasar bunga berdaging dari suatu perbungaan, contoh: fig (Ficus, Moraceae). Juga
dikategorikan sebagai buah semu, bagian berdaging terbentuk dari tangkai perbungaan
yang berdaging.

 Koenokarpium (coenocarpium), terbentuk dari putik dan bagian-bagian bunga di


sekelilingnya dari suatu perbungaan, contoh buah buni majemuk buah nenas (Ananas,
Bromeliaceae). Juga dapat dikatehorikan sebagai buah semu
H. BUAH YANG UMUM DIMAKAN

Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena
di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai
dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu
yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.

Contoh buah yang dimakan

Buah Naga ( Hylocereus undatus ) Buah Anggur ( Vitis vinivera )

Buah Apel ( Malus domestica ) Buah Manggis ( Garcinia mangostana )


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Buah adalah bakal buah yang telah dewasa, defenisi yang lebih luas adalah dengan
menganggap buah sebagai turunan dari ginesium dan jaringan di luar karpel yang turut serta dan
bersatu dalam buah yang akhirnya di bentuk.

Klasifikasi buah meliputi:

1. Buah kering

-buah kering terbuka

-buah kering tak terbuka

2. Buah berdaging

-buah buni

-buah batu

3. Buah agregat

4. Buah majemuk

Kemudian dilanjutkan dengan perkembangan dan pemasakan buah. Lalu ada istilah yang
disebut partenokarpi dimana yaitu gejala terbentuknya buah tanpa melalui proses pembuahan inti
generatif terhadap sel telur

Terakhir yaitu buah yang umum dimakan contohnya buah naga, buah manggis, buah apel, buah
anggur, dll

SARAN

Dalam pembuataan makalah ini mungkin banyak yang masih kurang jelas,kami dari
kelompok atau pembuat menerima masukkan dari anda agar makalah ini lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.

Campbell, Reece, Mitchell. 2000. Biologi. Edisi ke 5 jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.Jakarta: Gajah Mada Uneversity Press

http://donloadmakalah.blogspot.com/2012/05/makalah-morfologi-tumbuhan-buah.html (Rabu,
12 Juni).

Anonimus. 2011. Bakal Buah (Ovarium). (online). http://id.shvoong.com/exact-


sciences/1897342-buah/#ixzz1MzahVUgY

Anonimus. 2010. Penyerbukan Dan Pembuahan. (online) . http://edukasi.kemd


iknas.go.id/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/view&id=12&uni
q=201

Anonimus. 2011.buah. (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Buah

Anonymous. 2012. partenokarpi


(online). http://biotechnologyofagriculturemustgogreen.blogspot.com/2011/04/ilmu-genetika-
partenokarpi.html

Anda mungkin juga menyukai