EMBRIOLOGI TUMBUHAN
’’BUAH’’
Disusun oleh
KELOMPOK 6
PRODI BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“BUAH”.
Makalah ini dibuat untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni untuk mengetahui mata kuliah ini yang sempurna .Selanjutnya dengan rendah hati kami
meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi
kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Buah
B. Klasifikasi Buah
C. Perkembangan Buah
D. Pemasakan Buah
E. Partenokapri
F. Buah Agregat
G. Buah Majemuk
KESIMPULAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi
satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu
dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk
sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari
berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi
persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal
biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan
baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni
persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging
(pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah
geluk atau nux).
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BUAH
Buah adalah bakal buah yang telah dewasa, defenisi yang lebih luas adalah dengan
menganggap buah sebagai turunan dari ginesium dan jaringan di luar karpel yang turut serta dan
bersatu dalam buah yang akhirnya di bentuk (Estiti, 1995 ). Contoh jaringan tambahan seperti itu
adalah resepta kulum pada sirsak (Annona muricata) dan arbei ( Fragaria), priantpada nangka
( Artocarpus heterophyllus) dan murbei ( Morus alba ), tangkai bunga pada kacang mede
( (Anacardium occidentale), sisik pada perbungaan seperti pada nanas (Ananas comosus ).
Buah yang berkembang dari bunga epigin ( jambu ) atau yang memiliki bakal buah inferus(
mentimun ) akan menyertakan lapisan reseptakulum ataiu perhiasan bunga dalam buah yang
akhirnya di bentuk.
B. KLASIFIKASI BUAH
Secara morfologi biasanya di dasarkan pada nama jenis bunga dan jenis ginesium yang
mengembangkan nya dengan memperhatikan hubungan antara karpel dan bagian bunga lain nya.
Dengan demikian, dibedakan :
· bunga tunggal yakni hasil satu ginesium yang terdiri dari satu atau beberapa karpel ( seperti
pada buah polongan , tomat )
· buah berganda ( buah agregat ) yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap
karpel tetap dapat dikenali pada waktu buah dewasa ( Arbei, Fragaria )
· buah majemuk yakni buah yang berasal dari perbungaan, jadi berupa kumpulan ginesium
dari sejumlah kuntum bunga ( nanas ).
Salah satu klasifikasi buah menurut Winkler di tahun 1939 adalah dengan mengguanakan
empat sifat yaitu :
1. buah berganda, bila karpel suatu kuntum bunga tak saling bersatu
2. buah satuan, bila karpel bersatu
4. buah piala, jika berasal dari bakal buah inferus yang tertanam dalam jaringan non karpel yang
berbentuk piala ( cangkir ) atau dari bakal buah superus yang berasosiasi dengan hipantium (
receptaculum datar tau cekung pada bunga perigin )yang berbentuk cangkir.
Klasifikasi yang dibuat berdasarkan kombinasi ke empat sifat itu menghasilkan 4 jenis
buah.
a. BUAH KERING
a. buah bumbung : bentuk seperti polongan dan membuka biasanya disisi ventral,
misalnya Derpinium
b. buah polongan : buah membuka menjadi dua katub melalui alur ventral dan dorsal terdapat
pada leguminosae
c. buah sinkarp : berkembang dari bakal buah yang terdiri dari dua karpel atau lebih
d. silikua atau buah lobajk : buah mirip polongan terdiri dari dua karpel
e. kapsula atau buah kotak : buah di bentuk oleh dua karpel atau lebih
a. lokulisidal : membuka dari ujung distal ke arah bawah melalui berkas pembuluh dorsal (
missalnya iris ) atau diantara karpel
b. septisidal : membuka memulai ujung buah ke pangkal dan terjadi dintara karpel seperti pada
Hypericum
c. septifragal : dinding luar buah memisahkan diri dari sekat pemisah yang tetap melekat pada
sumbu
d. berpori : melalui pori kecil dalam pericarp, seperti pada beberapa spesies papaver.
a. buah akenium : buah berbiji satu yang dibentuk oleh satu karpel. Dinding buah dan dinding
biji lepas satu dari yang lain. Kadang – kadang di bentuk dari bakal buah beruang satu, namun bisa
juga dari bakal buah beruang lebih dari satu dengan satu bakal biji atau lebih, setiap ruang.
Contoh Asteraceae
b. kariopsis, atau buah padi – padian : buah berbiji satu yaqng dinding bijinya melekat pada
dinding buah. Contoh Gramineae
c. buah sizokarp : berkembang dari bakal buah berkapel banyak yang pada waktu masak
terpisah – pisah menjadi sejumlah akenium. Jumlah akenium sama dengan jumlah karpel
pembentuk buah. Bagian buah ( akenium ) di sebut merikarp, misalnya pada Malva.
3. BUAH BERDAGING
a. buah buni : perikarp biasanya tebal serta berair dan dapat dibedakan tiga lapisan, eksokarp
paling luar dan sering mengandung zat warna buah, mesokarp yakni lapisan tengah yang cukup
tebal dan endocarp yakni lapisan paling dalam berupa selaput, disebelah dalam buah yang perikarp
nya berdaging ini dapat ditemukan sebutir atau sejumlah besar biji, misalnya anggur dan tomat.
Buah jeruk juga tergolong buah buni. Buah kopi , mentimun, dan pisang misalnya juga tergolling
disini meskipun berkembang dari bakal buah inferus sehingga ada jaringan tambahan yang turut
membentuk buah
b. buah batu : perbedaannya dengan buah buni adalah bahwa endocarp nya tebal dan keras
misalnya pada buah mangga dan kelapa.
c. Struktur Anatomi
Pada buah berdaging, dinding terdiri dari perikarp atau bersatu dengan jaringan
tambahan. Bagian dalam atau luar dinding buah, atau keseluruhannya, bisa menjadi berdaging
dengan adanya diferensiasi menjadi parenkim lunak atau sekulen (tebal, berair). selain dinding,
plasenta dan sekat (dalam buah berlokulus banyak) juga bisa menjadi berdaging).
Dalam kelompok ini, bagian berdaging terbatas pada bagian dalam seperti pada jeruk,
pisang, dan buahb Cucurbitceae. Buah jeruk yang umum disebut hesperidium berkembang dari
bakal buah superus dan terdiri darisekitar 10 karpel
Plasentanya aksilar. Eksokarp atau flavedo ( jaringan kuning ) terdiri dari epidermis luar
yang dilapisi kutikula dan parenkim sub epidermal yang merapat serta berisi kelenjar minyak dan
sel berkristal. Meksokarp atau albedo ( jaringan putih ) terdiri dari parenkim beruang antar sel
besar dan banyak. Jalinan ikatan pembuluh ditemukan disini endocarp terdiri dari epidermis dalam
dan beberpa lapis parenkim yang rapat selnya sekat diantara lokulus merupakan perluasan jaringan
endocarp dan meksokarp
Contoh Buah tanpa kulit jelas adalah tomat (Lycopersicon esculentum). Jumlah karpel
pada tomat adalah dua, namun dalam varietas yang dibudidayakan biasanya berjumlah lebih.
Bagian yang berdaging mencakup perikarp, sekat, dan plasenta \yang besar. Jenis plasentasinya
aksilar, namun plasenta yang besar itu memenuhi ruang lokulus. Jaringan plasenta juga memasuki
ruang diantar ruang bakal biji. Menjelang masak, jaringan plasenta berdegradasi serta bersifat
lender. Mungkin selulosa terlibat dalam proses itu. Perubahan warna sewaktu proses pemasakan
terjadi karena transformasi kloroplas menjadi kromoplas
C. PERKEMBANGAN BUAH
Perkembangan buah di atur oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu faktor internal
adalah Perkembangan biji. Ditemukan bahwa auksin dapat menggantikan biji dalam merangsang
pertumbuhan buah arbei. Penelitian terhadap buah partenokarp mengindikasikan bahwa bakal biji
muda amatg penting bagi Perkembangan buah, varietas buah tanpa bijio pada umumnya memang
mengandung konsentrasi auksin dan giberelin lebih rendah pada buah yang berbiji, pada
Perkembangan buah, mungkin sekali biji berpengaruh dalam memasok zat pengatur tumbuh itu
disaat tumbuhan berbunga. Kaitan antara zat pengatur tumbuh tertentu berkaitan dengan stadium
khusus dalam Perkembangan buah tampak dengan munculnya fenomena yang mengara ke
pendewasaan buah oleh etilen.
D. PEMASAKAN BUAH
Etilen adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air,
memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering digunakan sebagai
pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat
pemasak buah. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan
dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan
struktur kimianya sangat sederhana sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi
perubahan secarafisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses
pematangan buah dalam fase klimaterik.
Perlakuan pada buah mangga dengan menggunakan etilen pada konsentrasi yang berbeda
akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur
warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas. Kecepatan pemasakan buah terjadi karena
zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan
penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna,
tekstur dan bau buah.
Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal,
dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein
terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka
sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses
pematangan. Etilen akan mempertinggi sintesis RNA pada buah mangga yang hijau.
Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu
menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport, pada
kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga berpengaruh pada
pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun pada suhu di atas 30 0 C dan
berhenti pada suhu 40 0 C, sehingga pada penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob
akan merangsang pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah
memberi efek komulatif dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat.
Proses Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya
aktivitas enzim piruvatdekanoksilase yang menyebabkan kenaikan
jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan pada
pematangan mangga akan meningkatkan proses respirasinya. Tahap dimana mangga masih dalam
kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari vakuola.
Perubahan fisiologi yang terjadi sealam proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi
kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik
melalui dua cara, yaitu:
2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang
sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses
pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.
E. PARTENOKARPI
F. BUAH AGREGAT
Buah agregat adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal
buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya
menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah
penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda, di antaranya:
Buah agregat dengan satuan buah kurung (achenecetum), terdiri atas buah kurung, contoh:
mawar (Rosa).
Buah agregat dengan satuan buah buni (baccacetum), terdiri atas buah buni, contoh:
baneberry (Actaea, Ranunculaceae), buah pokeweed (Phytolacca, Phytolaccaceae).
Buah agregat dengan satuan buah batu (drupecetum), terdiri atas buah batu, contoh
raspberry, blackberry (Rubus, Rosaceae).
Buah agregat dengan satuan buah bumbung (follicetum),terdiri atas buah buah bumbung,
misalnya columbine (Aquilegia, Ranunculaceae), buah marsh marigold (Caltha,
Ranunculaceae), buah magnolia (Magnolia, Magnoliaceae).
Buah agregat dengan satuan buah bersayap (samaracetum), terdiri atas buah bersayap,
contoh: tulip tree (Liriodendron, Magnoliaceae).
G. BUAH MAJEMUK
Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk sehingga buah berasal dari
banyak bunga (dan banyak bakal buah) yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-
akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa tipe buah majemuk, di antaranya:
Bibaka (bibacca), terbentuk dari dua buah buni yang terbentuk dari dua putik yang bersatu
pada bagian pangkalnya, contoh: honeysuckle (Lonicera, Caprifoliaceae).
Sorosis (sorosis). terbentuk dari hanya bagian putik dari banyak bunga uniseksual dalam
suatu perbungaan, contoh: buah batu majemuk, mulberry (Morus, Moraceae), Osage
orange (Maclura, Moraceae), sukun (Artocarpus, Moraceae), cherimoya (Annona,
Annonaceae).
Sikonium (syconium), terbentuk dari banyak bakal buah yang terdapat di bagian dalam
dasar bunga berdaging dari suatu perbungaan, contoh: fig (Ficus, Moraceae). Juga
dikategorikan sebagai buah semu, bagian berdaging terbentuk dari tangkai perbungaan
yang berdaging.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena
di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai
dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu
yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Buah adalah bakal buah yang telah dewasa, defenisi yang lebih luas adalah dengan
menganggap buah sebagai turunan dari ginesium dan jaringan di luar karpel yang turut serta dan
bersatu dalam buah yang akhirnya di bentuk.
1. Buah kering
2. Buah berdaging
-buah buni
-buah batu
3. Buah agregat
4. Buah majemuk
Kemudian dilanjutkan dengan perkembangan dan pemasakan buah. Lalu ada istilah yang
disebut partenokarpi dimana yaitu gejala terbentuknya buah tanpa melalui proses pembuahan inti
generatif terhadap sel telur
Terakhir yaitu buah yang umum dimakan contohnya buah naga, buah manggis, buah apel, buah
anggur, dll
SARAN
Dalam pembuataan makalah ini mungkin banyak yang masih kurang jelas,kami dari
kelompok atau pembuat menerima masukkan dari anda agar makalah ini lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://donloadmakalah.blogspot.com/2012/05/makalah-morfologi-tumbuhan-buah.html (Rabu,
12 Juni).