Anda di halaman 1dari 2

A.

Pentalaksanaan

Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang
hidup, dengan pengingkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat
melindungi terhadap demineralisasi skeletal. Terdiri dari tiga gelas vitamin D susu
skim atau susu penuh atau makanan lain yang tinggi kalsium (missal : keju swis,
brokoli kukus, salmon kaleng dengan tulangnya) setiap hari. Untuk meyakinkan
asupan kalsium yang mencukupi perlu di resepkan preparat kalsium.

Pada menopause, terapi pergantian hormone (HRT = hormone replacement


therapy) dengan estrogen dan progesterone apat diresepkan untuk memperlambat
kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang di akibatannya. Wanita
yang telah mengalami ppengangkatan ovarium atau menjalani menopause premature
dapat mengalami osteoporosis pada usia ckup muda ; penggantian hormone perlu di
pikirkan pada pasien ini estrogenya menurun resorpsi tulang tapi tidkatkan massa
tulang. Penggunaan hormone dalam jangka panjang masih di evaluasi. Estrogen tidak
akan mengurangi kecepatan kehilangan tulang dengan pasti. Maka selama HRT
pasien harus diperiksa payudaranya setiap bulan dan di periksa panggulnya termasuk
masukan papanicolaou dan biopsy endometrial (bila ada indikasi), sekali atau dua kali
setahun.

Obat-obat lain yang dapat diresepkan untuk menangani osteoporosistermasuk


kalsitonin, natrium flourida, dan natrium etidronat. Kalsitonin secara primer menekan
kehilangan tulang dan diberikan secara injeksi subkutan atau intra muscular. Efek
samping (missal gangguan gastro intestinal, aliran panas, frekuensi urin) biasanya
ringan dan kadang-kadang. Natrium flourida memperbaiki aktivitas osteoblastik dan
pembentukan tulang ; namun, kualitas tulang yang baru masih dalam pengkajian.
Natrium etidronat yang menghalangi resorpsi tulang osteoklastik, sedang dalam
penelitian untuk efisiensi penggunaanya sebagai terapi osteoporosis.

Tes diagnostic yang penting

1. Sinar X
Bagian tubuh yang akan di foto perlu diposisikan dengan baik untuk melihat
struktur tulang pokok, mengidentifiksai fraktur dan mendeteksin bagian-
bagian asing.
2. Arthrogram
Sinar X pada suatu area sendi diambil setelah menyuntikan medium kontras ke
dalam ruang sendi untuk memperbesar visibilitasinya.ini dapat dilakukan
untuk menilai dengan lebih baik kemungkinan chip tulang atau ligamen koyak
di dalam ruang sendi. Menentukan apakah Pasien mempenyuai alergi untuk
membandingkan sebelum tes.
3. Biopsi
Suatu contoh jaringan di ambil dari suatu bagian tubuh (tulang atau otot) untuk
menetukan setatus penyakit jaringan. Contoh mungkin diambil melalui biopsy
tertutup (jarum) atau biopsy terbuka (insisi)
4. Mylography
Injeksi medium kontras ke dalam ruang subarachnoid dari tulang belkang
untuk memungkinakna visualisasi yang lebih baik menyangkut tilang
belakang., piringan sendi tak berrtulang, dan sarf-sarf tulang belakang. Ini di
lakukan ketika pasien bukanlah calon untuk MRI atau CT scan.
5. Ultrasound
Gelombang suara digunkaan untuk menghasilkan gambar. Dilakukan untuk
menentukan kehadiran dan lokasi massa, cairan, atau perangkat keras
berhubungan denga pembdahan.

(SUMBER : LA Ode, Sharif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.


Nuha Medika : Yogjakarta)

(Mary digiulio, Donna jackson, Jim Keogh. 2007. Keperawatan


Medikal Bedah. Ed.1. Yogyakarta : Rahpha Publishing

Anda mungkin juga menyukai