FISIKA DASAR II
“ HUKUM OHM “
Oleh
NPM : A1E011062
Semester : II. B
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Hukum Ohm
Ketika suatu medan listrik diberikan kepada sebuah dielektrik, akan terjadi
polarisasi terhadap dielektrik tersebut. Tetapi jika medan tersebut diberikan ke
daerah yang mempunyai muatan bebas, muatan tersebut akan bergerak dan timbul
suatu arus listrik sebagai ganti polarisasi medium tersebut.
Untuk membuktikan hubungan ini, dapat ditinjau dengan hukum Ohm, yang
menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini
disebut tahanan listrik (hambatan) R dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum
Ohm bisa dinyatakan sebagai :
= R atau I=
Secara tegas, hukum ohm hanya berlaku untuk resistor karena pada resistor I
adalah sebanding dengan V untuk seluruh nilai I dan V. Komponen yang
memenuhi hukum kesebandingan I dan V disebut komponen ohmic, yang
dicirikan oleh grafik I– V berbentuk garis lurus condong ke atas melalui titik asal.
Dalam banyak komponen, hambatan yang didefinisikan oleh V = I.R tidaklah
konstan tetapi bergantung pada nilai-nilai V dan I. komponen-komponen seperti
ini sebut komponen non-ohmic grafik I terdapat V untuk komponen-komponen
seperti ini tidak linier.
Besarnya hambatan suatu penghantar ditentukan oleh panjang (I),
penampang (A) dan hambatan jenis (P) penghantar secara matematis hubangan
tesebut ditulis sebagai berikut :
L
R
A
Penampang kawat umumnya berbentuk lingkaran, sehingga luas penampang.
D 2
A r 2
4
Dengan r adalah jari-jari kawat dan D adalah diameter kawat keterangan :
R : hambatan penghantar (ohm)
: Hambatan jenis penghantar (ohm mm2/m atau ohm m)
P : panjang penghantar (m)
A : luas panjang (m2)
Hambatan jenis suatu bahan adalah hambatan suatu bahan yang panjang 1
m dan luas penampangnya 1 m2. misalnya hambatan jenis baja adalah 1,5 x 10-7
ohm m. Artinya kawat baja dengan panjang 1 m dan luas penampang 1 m2
mempunyai hambatan 0,15 ohm. Nilai hambatan jenis suatu penghantar
bergantung pada jenis penghantar dan suhu. Penghantar logam hambatan jenisnya
akan jika suhunya bertambah maka disesuaikan dengan perbesaran berikut :
t 1 T
Keterangan :
T : perubahan suhu
Pada umumnya hambatan kawat juga akan naik jika suhunya bertambah dalam
suatu batas perubahah suhu tertentu, perubahan fraksi hambatan /
dibandingkan dengan perubaha suhu ( T ) sehingga :
T
R
αΔT atau ΔR RααΔ
R
(http://www.scribd.com/doc/)
Hambatan listrik suatu penghantar dapat disusun secara seri atau paralel.
Dan dapat pula disusun dengan cara gabungan antara susunan seri dan paralel.
A. Susunan Seri
Hambatan pengganti dari n hambatan listrik yang disusun secara seri dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :
R5 = R1 + R2 + R3 + .. Rn
B. Susunan Paralel
Hambatan penganti dua komponen R1 dan R2 yang disusun secara paralel
dapat dihitung lebih cepat dengan persamaan khusus, yaitu :
hasil kali R1 xR2
Rp
jumlah R1 xR2
Secara umum untuk komponen-komponen yang disusun paralel, kebalikan atau
pengganti paralel sama dengan jumlah dari kebaikan tiap-tiap hambtan.
Penyerapan Daya
Beberapa kemasan resistor yang berbeda serta symbol rangkaian yang paling
umum digunakan untuk menggambarkan sebuah resistor. Perkalian antara v dan i
akan menghasilkan daya yang diserap oleh resistor. Jadi, v dan i dipilih untuk
memenuhi kesepakatan tanda pasif. Daya yang diserap secara fisika akan muncul
sebagai panas dan atau cahaya dan selalu berharga positif. Resistor (positif)
merupakan elemen pasif yang tidak dapat mengirimkan atau menyimpan daya.
Ungkapan lain untuk menunjukkan besarnya daya yang diserap adalah.
P= vi =i2 R = v2/R
P : daya (watt)
V : tegangan (volt)
I : arus (ampere)
Contoh resistor
Konduktansi
Untuk resistor linear, rasio antara arus dan tegangan merupakan sebuah
bilangan konstan yaitu,
METODOLOGI
Gambar alat
Gambar rangkaian
BAB III
3.1 Data
3.2 Perhitungan
Menghitung nilai hambatan R =
1. I= 6 mA = 6 x 10-3 A, V= 3 V
R= = = 500Ω
3.3 Ralat
Hukum Ohm adalah besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan
kepadanya. Praktikum kali ini yaitu Hukum Ohm yang bertujuan untuk
Mempelajari hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir dalam
sebuah rangkaian.
R=
Untuk sumber tegangan sebesar 3 volt nilai hambatan yang diperoleh adalah
500 Ω, sumber tegangan 6 volt nilai hambatannya 483 Ω dan nilai hambatan
untuk sumber tegangan 9 V adalah 467 Ω.
Nilai hambatan yang diperoleh dari 3 percobaan menunjukkan hasil yang tidak
terlalu berbeda jauh. Berdasarkan hasil perhitungan ralat nilai keseksamaan antara
ketiganya yaitu sebesar 98,04 %. Nilai hambatan biasanya bernilai konstan tetapi
dari percobaan keseksamaan tidak 100%, hal ini mungkin dikarenakan kesalahan
praktikan dalam percobaan atau dalam membaca ampermeter dan voltmeter.
Dari hasil yang diperoleh dari percobaan , maka dapat ditunjukkan bahwa
tegangan (V) berbanding dengan kuat arus listrik (I) di mana semakin besar
tegangan (V) maka semakin besar pula kuat arus (I) yang dihasilkan.. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan kurva yang menanjak ke kanan dari grafik hubungan
antara V dan I. Sehingga hipotesis yang dibuat terbukti benar sebagaimana hasil
yang ditunjukkan dari percobaan hukum ohm ini.
3.5 Grafik
20
18
16
I (kuat arus) mA
14
12
10
8
6
4
2
0
3 5.8 8.4
V (tegangan ) Volt
V∞ I =R
V = beda potensial antara kedua ujung hambatan (V)
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. tegangan (V) sebanding dengan kuat arus listrik (I) di mana semakin besar
tegangan (V) maka semakin besar pula kuat arus (I) yang dihasilkan
2. Hukum Ohm adalah Perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua
titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut
adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik (hambatan) R
3. Berdasarkan grafik diperoleh bahwa kuat arus (I) sebanding tegangan (V)
dimana grafiknya garis lurus condong ke atas,sehingga hipotesis terbukti
benar.
4.2 Saran
1. Hendaknya praktikan lebih menguasai langkah-langkah percobaan dan materi
yang diberi
2. Hendaknya praktikan tidak tergesa-gesa dalam mengambil/ memperoleh data
saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA