Anda di halaman 1dari 16

REFARAT

TUMOR PARU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepanitraan Klinik


Stase Radiologi di RSUD Langsa

OLEH :

Agus Saputra, S.Ked


Nim: 17174009

PEMBIMBING :

dr. Alam H. Siregar, Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH


LEMBAR PENGESAHAN

Refarat Dengan Judul

TUMOR PARU

OLEH :

Agus Saputra, S.Ked

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Kepaniteraan


Klinik Ilmu Radiologi Di Rumah Sakit Umum Kota Langsa
Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh

Telah Disetujui Oleh Pembimbing


Langsa, 6 November 2017
Mengesahkan

PEMBIMBING :

dr. Alam H. Siregar, Sp. Rad


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan refarat dengan judul ‘Tumor Paru” rangkaian
kegiatan Kepaniteraan Klinik di bagian/ SMF ilmu Radiologi RSUD Langsa.

Dengan ketulusan hati penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. dr. Alam H. Siregar, Sp. Rad


2. Segenap Staf bagian/ SMF ilmu Radiologi RSUD Langsa.

Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak terlepas dari kekurangan karena

keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka penulis sangat mengharapkan

masukan dan saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua.

Langsa, 6 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………i
KATAR PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... …...iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 3
2.1 DEFINISI ..................................................................................... 3
2.2 ETIOLOGI ................................................................................... 3
2.3 PATOFISIOLOGI ........................................................................ 5
2.4 MANIFESTASI KLINIS ............................................................. 5
2.5 KLASIFIKASI ............................................................................. 6
2.6 DIAGNOSIS ................................................................................ 9
BAB III KESIMPULAN ........................................................................ 22
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN

Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas

atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.

Menurut data WHO tahun 2015, kanker paru termasuk salah satu penyebab kematian

terbesar selain kanker hati, lambung, kolorektal, payudara dan esofagus yang

menyumbang sekitar 1,59 juta kematian tiap tahunnya. Selanjutnya, hanya 25% dari pasien

kanker paru yang mampu bertahan hidup pada tahun pertama setelah di diagnosis dan 7%

pasien yang memiliki rerata angka tahan hidup 5 tahunan dalam 30 tahun kehidupan tanpa

ada perubahan (Hunt et al, 2009). The American Cancer Society memperkirakan pada tahun

2005 terdapat sekitar 12% kasus baru kanker paru berasal dari negara berkembang namun,

di Indonesia sendiri data epidemiologi pasti masih belum ada (Oemiati et al, 2011).

Tumor jinak paru jarang dijumpai, hanya sekitar 2 % dari seluruh tumor paru,

biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan rutin, karena tumor jinak tidak

memberikan keluhan dan tumbuh lambat sekali.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Secara normal, tubuh memelihara suatu sistim dari pemeriksaan-pemeriksaan (checks)


dan keseimbangan-keseimbangan (balances) pada pertumbuhan sel-sel sehingga sel-sel
membelah untuk menghasilkan sel-sel baru hanya jika diperlukan. Gangguan atau kekacauan
dari sistim checks dan balances ini pada pertumbuhan sel berakibat pada suatu pembelahan
dan perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol yang pada akhirnya membentuk suatu
massa yang dikenal sebagai suatu tumor.3
Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas. Kanker adalah tumor yang
dipertimbangkan sebagai ganas. Tumor-tumor jinak biasanya dapat diangkat dan tidak
menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas, akan tumbuh secara agresif dan
menyerang jaringan-jaringan lain dari tubuh. Masuknya sel-sel tumor kedalam aliran darah
atau sistim limfatik menyebabkan menyebarnya tumor ke tempat-tempat lain di tubuh. Proses
penyebaran ini disebut metastasis, area-area pertumbuhan tumor pada tempat-tempat yang
berjarak jauh disebut metastases. Karena kanker paru-paru cenderung untuk metastase, maka
tidak aneh bila kanker paru merupakan kanker yang sangat mengancam nyawa dan
merupakan satu dari kanker-kanker yang paling sulit dirawat. Kelenjar adrenal, hati, otak, dan
tulang adalah tempat-tempat yang paling sering menjadi tempat metastase untuk kanker
paru.3

2.2 ETIOLOGI

Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada
pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko
untuk menderita kanker paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15%
pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat
bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan
pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi
pada pekerja yang juga merokok. Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru
masih belum jelas.
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada
orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya,
seperti tuberkulosis dan fibrosis.

2.3 PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia
hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura,
biasanya akan timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra.8
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi
ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian
distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi.8
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.8

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Bila
sudah menampakan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.1
Gejala-gejala dapat bersifat 1:
1. Lokal (tumor tumbuh setempat)
a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
b. Batuk darah
c. Mengi karena ada obstruksi saluran napas
d. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
e. Atelektasis
2. Invasi lokal
a. Nyeri dada
b. Sesak karena cairan pada rongga pleura
c. Invasi ke perikardium  terjadi tamponade atau aritmia
d. Sindrom vena cara superior
e. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
f. Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
g. Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis
3. Gejala Penyakit Metastasis
a. Pada otak, tulang, hati, adrenal
b. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom Para neoplastik (10% pada Ca Paru), dengan gejala:
a. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
b. Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
c. Hipertrofi osteoartropati
d. Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
e. Neuromiopati
f. Endoktrin: sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)
g. Dermatologik : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
h. Renal: Syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologi

2.5 KLASIFIKASI

Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang
masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:

Karsinoma sel skuamosa


Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
Karsinoma sel besar
Adenokarsinoma.

Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker ini bisa
merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-
paru.
Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
Adenoma (bisa ganas atau jinak)
Hamartoma kondromatous (jinak)
Sarkoma (ganas)

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau
merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain
menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal,
tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.

2.6 DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Sesuaikan atau cocokkan dengan manifestasi dari Ca Paru yang dijelaskan
sebelumnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti.. Tumor paru
ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada
pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai
akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan memberikan
hasil yang lebih informatif,2 pada 50% pasien NSCLC dan 25% pasien SCLC
didapatkan adanya sindrom vena cava.10
Pemeriksaan ini juga dapat memberikan data untuk penentuan stage kanker,
seperti pembesaran KGB (kelenjar getah bening) atau tumor diluar paru. Metastasis ke
organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar, pemeriksaan funduskopi untuk
mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan terjadinya fraktur sebagai akibat
metastasis ke tulang. 2
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemerikasaan Radiologi
Untuk kanker paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat
bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung
keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit. Pada foto,
tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikard
dan metastasis intrapulmoner.2
- Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)

Tampak gambaran opasitas pada paru bagian kiri atas. Juga tampak gambaran nodul pada
paru kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas pada
paratracheal paru kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang
minimal dengan blunting sudut costiphrenicus.
Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan penebalan
garis paratracheal kanan. Pengurangan volume juga terlihat pada lobus bawah paru
kanan. SCLC sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.

- Gambaran radiologis Non Small Cell Lung Carcinoma

Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC pada
lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil maligna
dan lesi tidak dapat dioperasi
NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh carcinoma
endobronchial brokhogenik.

NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik pada
bronkus utama kiri.
b. Pemeriksaan CT-Scan

CT-Scan dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik daripada foto
toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm secara
lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar secara
lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial,
atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum
dan dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan CT-scan, keterlibatan
KGB yang sangat berperan untuk menentukan stage juga lebih baik karena
pembesaran KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya
mendeteksi kemungkinan metastasis intrapulmoner. USG abdomen dapat melihat
ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut.2

Kanan :CT scan posisi mediastinal pria 68 tahun dengan gejala batuk produktif dan
hemoptysis. Gambaran hiperdens, carcinoid endobonchial pada bronchus intermedius.
Kiri, CT scan potongan paru memperlihatkan kistik postobstuktif bronkiektasis yang
berat.
BAB III
KESIMPULAN

kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama
pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada
perempuan. Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances pada pertumbuhan sel
berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol yang
pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal sebagai suatu tumor. Kanker adalah
tumor yang dipertimbangkan sebagai ganas
Kanker paru memiliki 2 tipe utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-
small cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil (banyak) dimana
memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Tipe ini sangat erat
kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan kemoterapi
dan radioterapi. Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi
seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru, misalnya adenokarsinoma,
karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar (Large Cell Ca) dan karsinoma adenoskuamosa
.
Penatalaksanaan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti
terapi). Kemoterapi dengan gefitinib untuk lini pertama memberikan angka harapan hidup
yang cukup baik. Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek. Angka-angka
kelangsungan hidup untuk kanker paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk
kebanyakan kanker-kanker, dengan suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun
untuk kanker paru sebesar 16%.
Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat
mencegah kanker paru. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga adalah suatu tindakan
pencegahan yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kalantari Farhad, Sarami Abdollah, Shahba Nariman, Marashi seyed Kamal, Reza
Shafiezadeh. Prevalence of cancers in the National Oil Company employees referred
to Ahwaz health and industrial medicine in 5 years (Ministry of oil). Life Science
Journal. 2011;8(4):698-700] (ISSN:1097-8135).
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta
3. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 1998. Ca Cancer J Clin 1998;
48:6-29.
4. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 1995: 227
5. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 1998; 113:1-2.
6. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung
cancer. A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.
7. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N. Kanker
paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk diagnosis dan
penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta, 2005.
8. Price S.A, Wilson L.M., 1995. Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. EGC Jakarta. Hal. 1049
– 1051
9. National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis and
treatment of lung cancer. Clinical Effectiveness Unit, London, 2005.
10. Division of Thoracic Oncology. Focus on Lung Cancer. 2006.
11. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI,Jakarta
12. Practice Guidelines in Oncology Non-small Cell Lung Cancer. Version 1.2002.
National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2002.

Anda mungkin juga menyukai