Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANASTESI

1. Trias anastesi
- 1. Analgesia ( Hilangnya nyeri )
2. Hipnotik ( Hilang kesadaran )
3. Relaksasi otot ( Muscle Relaxan )
2. Airway assesment
- Airway Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas
dengan bebas ? Jika ada obstruksi maka lakukan :
- • Chin lift / jaw thrust (lidah itu bertaut pada rahang bawah)
- • Suction / hisap (jika alat tersedia)
- • Guedel airway / nasopharyngeal airway
- • Intubasi trakhea dengan leher di tahan (imobilisasi) pada posisi netral
3. Macam macam cairan dan gangguan elektrolit
a. Macam macam cairan infus :

- 1.Cairan Hipotonik : Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum


(konsentrasi ion Na+ lebih rendah di bandingkan serum), maka larut dalam serum,
& menurunkan osmolaritas serum. Sehingga cairan ditarik dari dalam pembuluh
darah menuju ke luar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih tinggi), sampai akhirnya mengisi
sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel “mengalami” dehidrasi, contohnya
pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, serta pada pasien
hiperglikemia (dengan kadar gula darah tinggi) dengan gangguan ketoasidosis
diabetik. Komplikasi yg membahayakan ialah perpindahan tiba-tiba cairan dari
dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular & peningkatan
tekanan intrakranial (didalam otak) pada sebagian beberapa orang. Misalnya ialah
NaCl 45% & Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik : Osmolaritas (merupakan tingkat kepekatan) cairannya
mendekati serum (merupakan bagian cair dari komponen darah), maka terus
berada di dalam pembuluh darah. Berguna pada pasien yg mengalami hipovolemi
(kekurangan cairan tubuh, maka tekanan darah konsisten menurun). Mempunyai
risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif & hipertensi. Misalnya ialah cairan Ringer-Laktat (RL), &
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik : Osmolaritasnya lebih tinggi di bandingkan serum, maka
“menarik” cairan & elektrolit dari jaringan & sel ke dalam pembuluh darah.
Dapat mengurangi edema (bengkak), menstabilkan tekanan darah &
meningkatkan produksi urin . Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Contohnya NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-
Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, product darah (darah), & albumin.
4. Kristaloid :bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume
cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada
pasien yg memerlukan cairan segera. Contohnya Ringer-Laktat & garam
fisiologis.
5. Koloid :Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan
ke luar dari membran kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga
sifatnya hipertonik, & mampu menarik cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya
ialah albumin & steroid.

b. Komposisi cairan tubuh


- Komposisi Cairan Tubuh Secara garis besar, komposisi cairan tubuh yang utama
dalam plasma, interstitial dan intraseluler ditunjukkan pada tabel berikut:

c. Kebutuhan air dan elektrolit


- Kebutuhan Air dan Elektrolit
- Bayi dan anak:
- Pada bayi dan anak sesuai dengan perhitungan di bawah ini :
- Berat badan Kebutuhan air perhari
- Sampai 10 kg 100 ml/kgBB
- 11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB

( untuk tiap kg diatas 10 kg)

- >20 kg 1500 ml + 20 ml/kgBB

( untuk tiap kg diatas 20 kg)

- Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari


- Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari
- Orang dewasa:
- Pada orang dewasa kebutuhannya yaitu :
- Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari
- Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari
- Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari

d. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan


- Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan
- Yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan cairan harian
diantaranya :
Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap 10 C, jika suhu > 370 C )
Hiperventilasi
Suhu lingkungan yang tinggi
Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria
- Yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian
diantaranya yaitu :
Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10 C, jika suhu <370 C )
Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
Oliguria atau anuria
Hampir tidak ada aktivitas
Retensi cairan misal gagal jantung

e. Gangguan keseimbangan air dan elektrolit


Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit
- Gangguan keseimbangan air dan elektrolit dapat terjadi karena:
Gastroenteritis, demam tinggi ( DHF, difteri, tifoid )
Kasus pembedahan ( appendektomi, splenektomi, section cesarea, histerektomi
Penyakit lain yang menyebabkan pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang
( kehilangan cairan melalui muntah )
- Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya terjadi kekurangan jumlah
cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan, aasupan yang tidak memadai
atau
kombinasi keduanya. Menurut jenisnya dehidrasi dibagi atas ;
Dehidrasi hipotonik
Dehidrasi hipertonik
Dehidrasi isotonik
Sedangkan menurut derajat beratnya dehidrasi yang didasarkan pada tanda
interstitial dan tanda intravaskuler yaitu ;
Dehidrasi ringan ( defisit 4% dari BB)
Dehidrasi sedang ( defisit 8% dari BB)
Dehidrasi berat ( defisit 12% dari BB)
Syok ( defisit dari 12% dari BB)
- Defisit cairan interstitial dengan gejala sebagai berikut :
Turgor kulit yang jelek
Mata cekung
Ubun-ubun cekung
Mukosa bibir dan kornea kering
- Defisist cairan intravaskuler dengan gejala sebagai berikut :
Hipotensi, takikardi
Vena-vena kolaps
Capillary refill time memanjang
Oliguri
Syok ( renjatan)
- Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )
Pada anak yang diare yang banyak minum air atau cairan hipotonik atau diberi
infus glukosa 5%
Kadar natrium rendah ( <130 mEq/L)
Osmolaritas serum < 275 mOsm/L
Letargi, kadang- kadang kejang
- Dehidrasi hipertonik
Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik ( natrium, laktosa ) selama diare
Kehilangan air >> kehilangan natrium
Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L
Osmolaritas serum meningkat > 295 mOsm/L
Haus, irritable
Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L dapat terjadi kejang

Ion dan batas Terganggu Gejala-gejala penyebab


CES normal (mEq/L)
(mEq/L)
Natrium ( 136- Hipernatremia Haus, kulit kering Dehidrasi,
142) (>150) dan mengkerut, kehilangan cairan
penurunan hipotonik
tekanan dan
volume darah,
bahkan kolaps
sirkulasi.
Hiponatremia Gangguan fungsi Infuse atau ingesti
(<130) SSP (intoksikasi solusi hipotonik
air konfusi, dalam jumlah
halusinasi, kejang, besar.
koma, kematian
pada beberapa
kasus.
Kalium (3,8-5,0) Hiperkalemia (>8) Aritmia jantung Gagal ginjal,
berat penurunan diuretic,
asidosis kronik
Hipokalemia (<2) Kelemaham dan Diit rendah kalium,
paralysis otot diuretik dan
hipersekresi
aldosteron
Kalsium (4,5- Hiperkalsemia Konfusi, nyeri Hiperparatiroid,
5,3) (>11) otot, aritmia kanker, toksisitas
jantung, batu vitamin D,
ginjal, kalsifikasi suplemen kalsium.
pada jaringan
lunak.

Anda mungkin juga menyukai