Anda di halaman 1dari 3

Arti seorang sahabat

Fitri dan Dewi sudah lama bersahabat, tidak pernah sekalipun mereka bermusuhan
ataupun bertengkar. Fitri dan Dewi hanya dibedakan dari segi ekonomi. Fitri adalah anak orang
kaya, sedangkan Dewi hanya anak seorang petani, tapi Fitri tidak pernah mengejek Dewi.
Hari-hari berjalan dengan cepat, tidak terasa kini Fitri dan Dewi sudah menjadi dewasa.
Fitri berumur kurang lebih 20 tahunan dan Dewi berumur kurang lebih 19 tahun. Tapi sebentar
lagi Fitri ultah. Tapi akhir-akhir ini, Fitri sering menjauhi Dewi. Tapi Dewi tak menaruh curiga
sedikitpun pada Fitri. “Mungkin Fitri sangat sibuk dengan urusan kuliahnya” kata Dewi dalam
hati.
Ulang tahun Fitri tinggal satu hari lagi, Dewi sudah Mempersiapkan sebuah kado untuk
Fitri. Hari yang Ditunggu-tunggu Fitri sudah tiba, Fitri menyiapkan pesta untuk merayakan
ultahnya yang ke-21. Semua teman-teman Fitri diundang kecuali Dewi, tapi Dewi selalu berpikir
positif. “mungkin Fitri sangat sibuk menyiapkan pestanya sehingga dia lupa mengundangku”
batin Dewi.
“Bu, Dewi mau ke rumah Fitri dulu ya” kata Dewi “iya sayang, hati hati di jalan ya” kata
ibu Dewi. Dewi pun pergi ke rumah Fitri dengan membawa sebuah kado. Sebenarnya hati Dewi
berfirasat tidak baik tapi perasaan itu segera ditepisnya.

Sesampainya di rumah Fitri, Dewi melihat Fitri sedang bergembira bersama dengan
teman teman kampusnya. Dewi pun masuk mendatangi Fitri dan memeluknya. “selamat ulang
tahun Fitri, semoga sehat selalu” kata Dewi sambil memeluk Fitri. “lo, apa-apaan sih, norak
banget deh” kata Fitri sambil melepaskan pelukan Dewi. “siapa nih Fit?” tanya Verna, teman
kampus Fitri “ini Dewi, teman masa kecil gue” jawab Fitri. “temen? lo kayaknya udah hilang akal
deh, coba lo liat dia baik baik, dandanannya aja kayak anak gembel, gak pantes jadi teman lo,
usir aja dia” kata Verna. “Fitri ka… kamu tidak akan me.. mengusirku kan?” tanya Dewi dengan
berlinang air mata. “pergilah Dewi! pergi sana, dasar anak miskin!” kata Fitri dengan suara
lantang. “kau tega melakukan ini sama aku, padahal kau tidak pernah berkata seperti itu
padaku sebelumnya” kata Dewi Dengan berlinang air mata. “yaelah, udah miskin, budek lagi, lo
gak dengar apa yang dikatakan Fitri, pergi sana lo” Kata Verna. Dewi pun pergi dari rumah Fitri
sambil menangis, Dewi tak percaya kalau Fitri yang mengatakan itu.

Setelah kejadian itu Dewi tak pernah Menemui Fitri lagi karena sekarang Fitri sudah
pindah rumah.
Seorang wanita muda berhijab turun dari mobilnya bersama dengan suami dan
anaknya, pakaiannya begitu mewah dan gayanya sangat modern, dialah Dewi. kini Dewi sudah
menikah dengan seorang pengusaha, yang bernama Rio. Rio mau mengambil Dewi sebagai istri
karena sifat dan akhlaknya sangat terpuji.
Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Dewi Safitri,
dinamakan demikian karena Dewi ingin nama anaknya sama dengan sahabat yang
disayanginya, yang sekarang tidak diketahui kabarnya.
Dewi bersama suami dan anaknya kini sedang mendatangi rapat usaha di sebuah cafe
favorit. ketika mereka masuk ke cafe itu, mereka sudah ditunggu oleh klien bisnisnya.
“Assalammualaikum pak Rian, apa kabar?” sapa Rio. “Waalaikumsalam pak Rio, kabar saya baik,
bagaimana dengan kabar anda” tanya pak Rian. “Kabar saya baik, perkenalkan ini istri saya
Dewi dan anak saya, Dewi Safitri” kata Rio memperkenalkan Dewi. “Bisa kita mulai rapatnya pak
Rio?” tanya pak Rian. “Bisa pak” jawab Rio. Mereka pun memulai rapat.
Ketika rapat selesai, pak Rian pun memesan makanan. Ketika pelayan datang dengan
membawa makananan, darah Dewi terasa terhenti. “Betulkah itu Fitri, tapi bagaimana mungkin
Fitri jadi pelayan cafe, sedangkan orangtuanya Fitri orang kaya?” berbagai pertanyaan muncul
di hati Dewi. Ketika pelayan itu berlalu, Dewi pun mencegatnya dan bertanya “ka.. kau Fitri
kan?” tanya Dewi dengan jantung berdebar-debar “iya mbak, kok mbak tau nama saya ya?”
tanya pelayan itu yang tak lain Fitri “Fitri apakah kau tidak ingat lagi denganku” tanya Dewi yang
hampir menangis. “maaf mbak saya tidak kenal dengan mbak” jawab Fitri “Fitri aku ini teman
masa kecilmu, Dewi” kata Dewi “Dewi? ka… kau ini De….. Dewi” Tanya Fitri “Ya, aku adalah
Dewi” jawab Dewi “Hiks… Hiks… Dewi maafkan kesalahanku 3 tahun yang lalu, sungguh aku
sangat menyesal” Kata Fitri menyesali perbuatannya 3 tahun yang lalu “Hiks… hiks… hiks a.. aku
sudah memaafkanmu dari dulu Fitri” kata Dewi dengan sesegukan.

FLASHBACK
Setelah kejadian di pesta ultah Fitri, kelakuan Fitri menjadi sangat buruk karena
pengaruh dari teman-temannya. Ketika Fitri pindah rumah orangtua Fitri mengalami kecelakaan
dan meninggal, saat itu Fitri bersama teman temannya. Perasaan Fitri menjadi Sedih dan
gembira. Sedih karena kedua orang yang disayanginya telah tiada dan gembira karena tidak ada
yang mengatur hidupnya lagi.

Setelah orangtua Fitri meninggal, otomatis seluruh aset kekayaan orangtua Fitri jatuh ke
tangan Fitri sebagai ahli waris tunggal. Fitri menggunakan harta peninggalan orangtuanya untuk
berfoya-foya, sehingga lambat laun harta itu habis tak tersisa, rumah Fitri pun disita, Fitri
mencoba meminta bantuan pada teman temannya tapi tidak satupun yang mau menolongnya,
hingga Fitri pun mencari lowongan kerja ke cafe tersebut dan akhirnya Fitri diterima bekerja.
“Fitri maukah kau bekerja di perusahaan saya” tanya pak Rian “tapi pak saya tidak
punnya pengalaman kerja kantoran” jawab Fitri “tenang saja, nanti kau akan diajari oleh asisten
saya, apakah Fitri mau bekerja di perusahaan saya?” tanya pak Rian sekali lagi. “iya pak saya
mau” jawab Fitri “Fitri kenalkan ini anakku Dewi Safitri Dan ini Suamiku Rio” kata Dewi “kok ada
nama kamu sama nama aku sih?” tanya Fitri “itu karena aku ingin nama anakku campuran dari
nama kita” jawab Dewi, Fitri pun memeluk Dewi dengan erat “kau adalah sahabat sejatiku,
karena kau kini aku paham apa arti seorang sahabat” kata Fitri.

Anda mungkin juga menyukai