Bab 1 Dampak Pembangunan SUTET
Bab 1 Dampak Pembangunan SUTET
1 Latar Belakang
Segalanya fasilitas didukung oleh aliran listrik, dari mulai lampu ruangan, AC, mesin cuci,
kompor listrik dan lain sebagainya. Teori Marvin Harris mengenai energi barangkali dapat
digunakan dalam menjelaskan ini. Menurutnya, semakin modern suatu masyarakat, akan
dilihat dari energi yang digunakannya. Hal ini menjelaskan adanya pengaruh yang kuat antara
kebutuhan manusia dengan energi listrik. Dengan demikian, Perusahaan Listrik Negara
(PLN) berusaha memasok kebutuhan listrik ke setiap pelosok dengan mendirikan SUTET
(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi). PLN berkewajiban menyuplai listrik untuk
Untuk menghasilkan listrik PLN membuat beberapa pembangkit listrik yang tersebar di
berbagai daerah. Beberapa jenis pembangkit listrik milik PLN antara lain Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) serta beberapa sumber
pembangkit yang menggunakan energi alternatif lain seperti tenaga angin, tenaga sinar
matahari, bahkan kini dikembangkan agar sampah mampu diolah agar mampu menghasilkan
Menurut Wikipedia, SUTET adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
dengan kekuatan 500kV yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat
pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik dapat
Dalam beberapa artikel yang kami dapat, menurut beberapa peneliti yang mencurahkan
SUTET memberikan berbagai dampak negatif terutama terhadap kesehatan penduduk yang
tinggal di wilayah yang terlewati jalur SUTET namun masih dapat terbantahkan dengan
berbagai penelitian lain yang tidak menemukan korelasi antara beberapa penyakit seperti
Yang menarik dari pembangunan SUTET ini adalah penggunaan lahan yang dibangun
SUTET itu sendiri, karena sebagian wilayah memiliki bangunan SUTET yang dibawahnya
Dalam penelitian ini, kami ingin mengetahui dampak pembangunan SUTET bagi penduduk
yang tinggal di wilayah yang terlewati SUTET, untuk lebih jauh mengetahui pemahaman
Kekhawatiran akan pengaruh buruk medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan
dipicu oleh publikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper pada tahun
listrik tegangan tinggi. Banyak ahli yang meragukan hasil penelitian tersebut dengan
menunjuk berbagai kelemahannya, antara lain tidak adanya data hasil pengukuran kuat
medan listrik dan medan magnet yang mengenai kelompok anak-anak yang diteliti. Koreksi
yang dilakukan oleh peneliti lainnya seperti yang dilakukan oleh Savitz dan kawan-kawan
serta temuan studi Fulton dan kawan-kawan, ternyata hubungan tersebut tidak ada. Hasil
penelitian dengan metoda yang lebih disempurnakan pernah dilakukan oleh Maria Linett dan
kawan-kawan dari National Cancer Institute -Amerika tahun 1997. Penelitian yang
melibatkan lebih kurang 1200 anak ini melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara
kejadian leukemia pada anak yang terpajan medan listrik dan medan magnet dengan anak-
anak yang tidak terpajan. Temuan ini mengukuhkan penolakan terhadap hasil penelitian yang
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Gerald Draper dan koleganya dari Chilhood Cancer
Research Group di Oxford University dan Dr. John Swanson, penasehat sains di National
Grid Transco, menemukan bahwa anak-anak yang tinggal kurang dari 200 meter dari jalur
tegangan tinggi, saat dilahirkan memiliki resiko menderita leukimia sebesar 70 persen
daripada yang tinggal dari jarak 600 meter atau lebih. Ditemukan lima kali lipat lebih besar
kasus leukimia pada bayi yang dilahirkan di daerah sekitar SUTET atau sebesar 400 dalam
setahun dari 1 persen jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Secara keseluruhan,
anak-anak yang hidupnya dalam radius 200 meter dari tiang tegangan tinggi sekitar 70 persen
diantaranya terkena leukimia dan yang hidup antara 200-600 meter sekitar 20 persen
dibandingkan dengan yang tinggal lebih dari 600 meter. Walaupun demikian, peningkatan
resiko leukemia masih ditemukan pada jarak dimana besar medan listrik bernilai di bawah
kondisi di dalam rumah, sehingga disimpulkan bahwa peningkatan resiko leukemia tidak
diakibatkan oleh medan listrik atau medan magnet yang diakibatkan oleh SUTET.
Berdasarkan hasil penelitian Dr. dr. Anies, M.Kes. PKK, pada penduduk di bawah SUTET
menunjukkan bahwa besar risiko electrical sensitivity pada penduduk yang bertempat tinggal
di bawah SUTET 500 kV adalah 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang
tidak bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
pajanan medan elektromagnetik yang berasal dari SUTET 500 kV berisiko menimbulkan
gangguan kesehatan pada penduduk, yaitu sekumpulan gejala hipersensitivitas yang dikenal
dengan electrical sensitivity berupa keluhan sakit kepala (headache), pening (dizziness), dan
keletihan menahun (chronic fatigue syndrome). Hasil penemuan Anies menyimpulkan bahwa
ketiga gejala tersebut dapat dialami sekaligus oleh seseorang, sehingga penemuan baru ini
Hasilnya tidak ditemukan hubungan antara kanker leukemia dan SUTET. John Moulder
mencoba menarik kesimpulan dari ratusan penelitian tentang dampak SUTET terhadap
kesehatan. Moulder menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara medan
tegangan listrik dan kesehatan manusia (termasuk kanker). Walaupun demikian medan
tegangan listrik belum bisa dibuktikan benar-benar aman. Selain itu disepakati juga bahwa
jika ada bahaya kesehatan terhadap manusia, maka itu hanya terjadi pada sebagian kecil
kelompok.
Penelitian dengan menggunakan hewan percobaan pernah dilakukan sejak tahun 60-an
dengan hasilnya bervariasi mulai dari gambaran yang tidak berpengaruh, adanya perubahan
perilaku sampai pada pengaruh terjadinya cacat pada keturunan. Sesungguhnya hasil
penelitian pada hewan yang menunjukkan adanya pengaruh buruk tersebut diakibatkan oleh
penggunaan kuat medan listrik atau medan magnet yang sangat besar dalam percobaan
tersebut. Percobaan dengan kuat medan listrik dan medan magnet sampai pada tingkat yang
medan listrik dan medan magnet yang digunakan pada percobaan tersebut hampir mustahil
dapat dihasilkan dan terjadi di lingkungan sekitar kehidupan manusia. Pengaruh medan listrik
dan medan magnet terhadap kesehatan sangat tergantung pada dosis yang diterimanya. Dosis
yang kecil tentu tidak akan berpengaruh, bahkan penelitian yang dilakukan oleh Piekarsi dari
negara bekas Uni Sovyet menunjukkan efek positif terhadap penyambungan tulang yang
Para ahli telah sepakat bahwa medan listrik dan medan magnet yang berasal dari jaringan
memindahkan energi sangat kecil, sehingga tidak mampu mempengaruhi ikatan kimia
pembentuk sel-sel tubuh manusia. Disamping itu sel tubuh manusia mempunyai kuat medan
listrik sekitar 10 juta Volt/m yang jauh lebih kuat dari medan listrik luar. Medan listrik dan
medan magnet dengan frekuensi ekstrim rendah ini juga tidak mungkin menimbulkan efek
panas seperti yang dapat terjadi pada efek medan elektromagnet gelombang mikro, frekuensi
radio, dan frekuensi yang lebih tinggi seperti pada telepon seluler. Adanya sementara orang
yang tinggal dekat dengan jaringan transmisi listrik melaporkan keluhan-keluhan seperti sakit
kepala, pusing, berdebar dan susah tidur serta kelemahan seksual adalah bersifat subyektif,
WHO berkesimpulan bahwa tidak banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh medan listrik
sampai 20 kV/m pada manusia dan medan listrik sampai 100 kV/m tidak mempengaruhi
kesehatan hewan percobaan. Selain itu, percobaan beberapa sukarelawan pada medan magnet
5 mT hanya memiliki sedikit efek pada hasil uji klinis dan fisik.
Sampai sekarang masyarakat masih khawatir tinggal dibawah Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV. Ketakutan ini tampaknya berawal dari pernyataan ahli
Epidemiologi bahwa SUTET dapat membangkitkan medan listrik dan medan magnet yang
berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Masyarakat bahkan ada yang mengeluh
pusing-pusing walaupun belum dapat dibuktikan penyebabnya. Kehadiran medan listrik dan
medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat dirasakan oleh indera manusia,
kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi orang yang hipersensitif saja.
Medan listrik dan medan magnet termasuk kelompok radiasi non-pengion. Radiasi ini relatif
tidak berbahaya, berbeda sama sekali dengan radiasi jenis pengion seperti radiasi nuklir atau
Sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan aturan tentang pendirian sutet yaitu SNI 04-
6918-2002 tentang ”Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada SUTET”. SNI mempunyai
pendapat yang berbeda dengan kepmen ESDM di atas mengenai jarak runag aman, yang
1. Jarak bebas umum Vertikal dari konduktor dengan bangunan, yaitu 9 meter untuk
SUTET.
alasan keamanan maka pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.
01.P/47/MPE/1992 mengatur tentang syarat pembangunan SUTET, yaitu agar jarak
minimum titik tertinggi bangunan (pohon) terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET
500 kV harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Jarak minimum titik tertinggi bangunan tahan api terhadap titik terendah kawat
2. Jarak minimum titik tertinggi jembatan besi titik terendah kawat penghantar SUTET
3. Jarak minimum jalan kereta api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500
kV adalah 15 m.
4. Jarak minimum lapangan terbuka terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET
500 kV adalah 11 m.
5. Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat
6. Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat
7. Jarak minimum jalan raya terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV
adalah 15 m.
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas
500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi
terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower)
yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak,
sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV.
Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3
phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh
tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka
penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau
Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang menyalurkan energi
listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit
untuk pemasangan didalam kota, karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu
keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi
alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa pertimbangan
b. Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung
tinggi.
dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, oleh karena itu digunakan kawat penghantar
ACSR. Kawat penghantar alumunium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang sebagai
berikut :
sistem tenaga listrik Jawa Bali Tahun 2010 bertambah menjadi 5.052 kms. Transmisi
5.1 Penutup
5.1.1 Kesimpulan
5.1.2 Saran
Daftar Pustaka
George, M. Foster dan Barbara Gallatin Anderson. 2009. Antropologi Kesehatan. Jakarta :
Marzali, Amri. 2009. Antropologi & Pembangunan Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada
http://rizkhy-rizekipambudi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/376203892470714
http://finance.detik.com/read/2015/09/04/113033/3009942/4/rumah-dekat-sutet-berbahaya-ini-
jarak-amannya
http://klikdokter.com/tanyadokter/kanker/61428-jarak-aman-rumah-dan-sutet
http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454
http://ilmukesmas.com/dampak-sutet-terhadap-kesehatan-masyarakat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Saluran_udara_tegangan_ekstra_tinggi