Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
dr. Aldila Pratiwi
Pendamping:
dr. H. Moch. Husnan
PUSKESMAS RAMBIPUJI
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dokter Internsip Indonesia 2015
Penyusun :
Pendamping
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANJUDUL ................................................................................................................. 1
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………..…… 2
3
3.1.5. Cara Pengumpulan Data ................................................................................... 29
3.2. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi.............................................................. 29
3.2.1. Pemilihan Prioritas Intervensi ............................................................................ 29
3.2.2. Metode Intervensi .............................................................................................. 29
3.2.3. Petugas Penyuluhan........................................................................................ 299
3.2.4. Lokasi dan Waktu Penyuluhan........................................................................... 29
3.2.5. Sasaran Penyuluhan ......................................................................................... 29
BAB 4 HASIL INTERVENSI ................................................................................................ 30
4.1. Hasil Pengumpulan Data ................................................................................... 30
4.1.1. Data Demografik ................................................................................................ 30
4.1.2 Sumber Daya Kesehatan ................................................................................... 30
4.1.3. Sarana Pelayanan Kesehatan ........................................................................... 30
4.1.4. Profil Posyandu ................................................................................................. 31
BAB 5 DISKUSI .................................................................................................................. 34
5.1. Identifikasi Masalah Kesehatan di Puskesmas Rambipuji .................................. 34
5.2. Intervensi ........................................................................................................... 36
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 38
6.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 38
6.2. Saran ................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 39
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 40
Soal Pretest-Posttest ...................................................................................................... 40
Foto Kegiatan.................................................................................................................. 41
Materi Penyuluhan………………………………………………………………………………. 42
4
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Masalah pada Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Tahun 2014 35
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB 1
PENDAHULUAN
7
generasi penerus di masa depan. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan
penggunaan ASI termasik ASI EKSKLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh
Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang bertemakan "Dengan ASI,
kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia". Dalam pidatonya presiden
menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia
enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain ini disebut dengan menyusui
secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian
pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.
ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi.
Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari
jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup
untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan selama enam bulan pertama.
Bahkan ibu yang gizinya kurang baik pun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-
akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu menyusui melupakan manfaat menyusui.
Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya
sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari
peningkatan penggunaan ASI.
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003,
didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya
mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan
bertambahnya usia bayi yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5
bulan. Fakta yang memprihatinkan lagi bahwa 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu
formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam
menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk
disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah
anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI.
8
Berdasarkan Data laporan tahunan Puskesmas Rambipuji tahun 2014, didapatkan
angka pencapaian pemberian ASI eksklusif masih sekitar 59% dimana masih jauh dari target
nasional yaitu 80%. Salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji yaitu Desa Pecoro,
masih jauh dari target pencapaian Puskemas dengan presentase 26% pada tahun 2014 dimana
sasaran ASI eksklusif sejumlah 106 orang dan hanya 28 orang yang memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap pemberian ASI eksklusif dengan judul Penyuluhan ASI Eksklusif Ibu Hamil sebagai
Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusifdi Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji,Jember.
1) Dapat menjadi masukan bagi puskesmas Rambipuji untuk evaluasi dalam promosi
kesehatan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif di desa-desa lain sehingga
dapat dijadikan sebagai pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan
pencapaian pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji.
9
2) Sebagai informasi tambahan untuk instansi kesehatan akan pentingnya
pengetahuan para ibu tentang ASI eksklusif terkait sikap terhadap pemberian ASI.
1) Sebagai acuan bagi dokter internship yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
11
mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak sangat
bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar
hanya mengandung sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan
membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
“Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan
agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Tabel 2.1Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk Setiap 100 ml
Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g) 2,3 0,9 3,4
- Kasein/whey 140 1 : 1,5 1 : 1,2
- Kasein (mg) 218 187 -
- Laktamil bumil (mg) 330 161 -
- Laktoferin (mg) 364 167 -
- Ig A (mg) 5,3 142 -
Laktosa (g) 2,9 7,3 4,8
Lemak (g) 151 4,2 3,9
Vitamin
- Vit A (mg) 1,9 75 41
- Vit B1 (mg) 30 14 43
- Vit B2 (mg) 75 40 145
- Asam Nikotinmik (mg) - 160 82
- Vit B6 (mg) 183 12-15 64
- Asam pantotenik 0,06 246 340
- Biotin 0,05 0,6 2,8
- Asam folat 0,05 0,1 ,13
- Vit B12 5,9 0,1 0,6
- Vit C - 5 1,1
- Vit D (mg) 1,5 0,04 0,02
- Vit Z - 0,25 0,07
- Vit K (mg) 39 1,5 6
Mineral 130
- Kalsium (mg) 85 35 108
12
- Klorin (mg) 40 40 14
- Tembaga (mg) 70 40 70
- Zat besi (ferrum) (mg) 4 100 12
- Magnesium (mg) 14 4 120
- Fosfor (mg) 74 15 145
- Potassium (mg) 48 57 58
- Sodium (mg) 22 15 30
- Sulfur (mg) 14
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air susu
murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak dibandingkan
dengan susu sapi.
Di samping fungsinya sebagai sumber energi, juga di dalam usus sebagian laktosa akan
diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta
mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah diserap,
jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya. ASI juga
mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan susu sapi,
tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan bayi
selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Hanya
sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi pada anak yang
diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah
ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap
vitamin D yang terlarut lemak.
13
merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat
mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu
sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti
pohon tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju
saluran ke dalam puting. Secara visual payudara dapat digambarkan sebagai setangkai buah
anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu
memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur
tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang
lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk sinus
lactiferous. Pusat dari areola (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku
letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
A. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan
ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah.
Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih
kuning dibandingkan ASI Matur.
Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekonium usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima
makanan selanjutnya.
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Matur, tetapi berlainan
dengan ASI Matur dimana protein yang utama adalah casein sedangkan pada
kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Matur yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Matur.
Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Maturyaitu 58 kalori/100 ml kolostrum.
14
Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih
tinggi atau lebih rendah.
Bila dipanaskan menggumpal, ASI Matur tidak.
PH lebih alkalis dibandingkan ASI Matur.
Lemaknya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitin di bandingkan ASI
Matur.
Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi
kurang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
15
Antibodi terhadap bakteri dan virus.
Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
Faktor resisten terhadap staphylococcus.
Complement ( C3 dan C4)
16
peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air
susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan
akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-
daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan “marasmus” pada bayi-bayi
berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
17
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu
dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk
ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah:
Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap
payudara ibu, terjadi rangsangan neurohormonal pada puting susu dan aerola
ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus ke
lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke
peredaran darah dan sampai pada kelenjar–kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini
akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
Let-down Reflex (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuantu melancarkan keluarnya ASI. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu. Refleks
memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut: ”rooting reflex” (refleks
menoleh). Bayi secara otomatis menghisap puting susu ibu dengan bantuan
lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang
mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa, dan gangguan pikiran. Gangguan
terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup
mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih
gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan
memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin
lebih menitikberatkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu
dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemberian ASI kurang
mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan
atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu
selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin
buruk apabila disekitar kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang
memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
18
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil
yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah
produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan. Oleh
karena itu, alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR), yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus
ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin,
yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan
mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut
diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan
sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
19
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada
bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
c. Dengan menyusui, bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian keukuran sebelum hamil.
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan
sehingga dapat menjarangkan kehamilan.
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan.
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya.
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat
besisebanyak ketika mengalami menstruasi.
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih
langsing setengah kilogram dibanding ibu yang menyusui empat bulan.
Selain itu, pemberian ASI juga bermanfaat bagi keluarga, yaitu :
a. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak
untuk merebus air, susu atau peralatan.
b. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam
perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
c. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif.
d. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
e. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab
ASI selalu siap tersedia.
f. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
20
Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI,
manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, di samping bahaya pemberian
susu botol.
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan puting susu, apakah
ada kelainan atau tidak. Di samping itu, perlu dipantau kenaikan berat badan ibu
hamil.
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trimester kedua
sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
a. Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui
yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melekatkan bayi pada payudara
ibu.
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar
menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
c. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) dalam waktu dua
minggu setelah melahirkan.
Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
a. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya
memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
b. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari
biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
f. Menghubungi kelompok pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari
ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
g. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASI
yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
21
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat diberikan
oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan
bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 6 bulan. Hal ini
sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2 tahun dan baru pada usia 4
bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi pada 6 bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-6 bulan adalah sebagai berikut:
Susui bayi segera dalam 30 menit setelah lahir (Inisiasi Menyusu Dini)
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini, ASI
saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
Berikan Kolostrum
Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap kali sampai
payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong merangsang produksi
ASI yang cukup.
o Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
o Berikan ASI 8-12 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
22
Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan beradadalam satu garis
dengan leher dan lengan bayi.
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekanpantat bayi
dengan lengan ibu bagian dalam.
23
Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah areola.
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi.
Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat
bayidengan lengan ibu.
Dianjurkan tangan ibu yang bebas digunakan untukmengelus-elus bayi.
3. Kasih
Ibu memeluk dan memandang bayi saat menyusui.
24
b) Stroke
Tekanlah daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar putting dan tekan
dengan lembut, dengan jari seperti menggelitik.
c) Shake
Gunjang payudara dengan arah memutar, gerakan seperti ini dapat
membantu pengeluaran ASI.
2) Memerah dengan menggunakan pompa
Pemerahan ASI denga pompa lebih mudah dan cepat dilakukan. Kendurkan otot
dan saluran ASI dalam payudara dengan menaruh handuk hangat di atas
payudara ibu atau diurut sebelumnya dan pastikan pompa telah steril sebelum
dipakai. Lamanya pemerahan ASI dengan pompa bisa sampai 15-45 menit dan
tidak bisa menimbulkan rasa sakit tergantung jenis pompa yang digunakan.
b. jika ASI disimpan di dalam lemari es 2 pintu, dimana ASI diletakkan terpisah dari
bahan makanan lain yang ada di dalam lemari es, maka ASI bisa bertahan sampai 8
hari. Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah, maka ASI jangan disimpan lebih dari
72 jam.
c. jika ASI disimpan di dalam lemari es dengan suhu 4oc, dapat disimpan selama 72 jam
jika disimpan pada freezerdengan suhu -20oc, maka ASI dapat disimpan selama3-6
bulan.
25
2.9 Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalahpemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berusia 0 – 6 bulan. Makanan lain termasuk pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, tim. Minuman lain termasuk susu formula, madu, air putih, air jeruk kecuali obat.
ASI eksklusif diberikan kepada bayi sesering mungkin minimal 8 kali dalam 24 jam.
Apabila bayi telah tertidur selama 2-3 jam, maka ibu harus membangunkan bayi untuk disusui.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan pemberian ASI secara eksklusif yaitu:
26
b) Upaya meningkatkan produksi ASI
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan gizi dan kesehatan ibu selama hamil.
Setelah melahirkan ibu segera melakukan inisiasi menyusu dini yang dilakukan
dalam 30 menit-1 jam pertama setelah bayi lahir.
27
BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
28
3.1.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada mini project ini adalah data laporan program tahunan
Plan of ActionPuskesmas Rambipuji tahun 2014 serta laporan tahunan dari bidang gizi perihal
pencapaian ASI eksklusif di tiap-tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji.
Semua jenis data yang dikumpulkan pada mini project ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer berupa profil responden dan hasil intervensi. Sedangkan data sekunder
berupa profil desa Pecoro kecamatan Rambipuji, Jember.
Sasaran kegiatan mini project ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke posyandu
di desa Pecoro.
29
BAB 4
HASIL INTERVENSI
30
4.2 Profil Posyandu
4.2.1 Letak/Lokasi
Posyandu yang berada di desa Pecoro tersebar di seluruh desa Pecoro. Terdapat 6
Posyandu yang berada di desa Pecoro, antara lain :
Posyandu Bougenville 53Mencakupi daerah Krajan.
Posyandu Bougenville 54Mencakupi daerah Kebonan.
Posyandu Bougenville 55Mencakupi daerah Bindung.
Posyandu Bougenville 56Mencakupi daerah Tembelang.
Posyandu Bougenville 57Mencakupi daerah Dawuhan.
Posyandu Bougenville 58Mencakupi daerah Kandangan.
4 Bougenville 56 purnama 55 1 12 3 2 9 45 30 5 5 0
31
Tabel 4.2 Pertanyaan Pre Test dan Post Test
Pre Test Pos Test
No. Pertanyaan
B S B S
1. ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan 100% 0% 36 0
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi (40) (0)
sehingga dapat mencapai tumbuh kembang
yang optimal.
2. ASI dan kolostrum merupakan air susu 80% 20% 31 5
yang keluar pada saat 1 minggu setelah (32) (8)
persalinan.
3. ASI eksklusif adalah pemberian ASI 40% 60% 30 6
beserta makanan dan minuman tambahan (16) (24)
lain pada bayi berusia 0 – 6 bulan.
4. Manfaat pemberian ASI bagi ibu salah 92,5% 7,5% 34 2
satunya adalah dapat mengurangi resiko (37) (3)
kanker payudara.
5. ASI mengandung anti infeksi yang dapat 80% 20% 32 4
mencegah penyakit pada bayi seperti diare (32) (8)
dan infeksi saluran pernapasan.
6. Ibu yang memberikan ASI tidak perlu 82,5% 17,5% 31 5
mengonsumsi makanan seperti ikan, telur, (33) (7)
dan kacang-kacangan.
7. Menyusui bayi dapat diberikan hanya jika 82,5% 17,5% 34 2
bayi menangis, rewel, dan nampak gelisah (33) (7)
saja.
8. ASI dapat dikeluarkan/diperah dengan 82,5% 17,5% 33 3
menggunakan tangan dan pompa. (33) (7)
9. ASI yang sudah diperah dapat disimpan di 50% 50% 20 16
dalam lemari es selama 10 hari. (20) (20)
10. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif 67,5% 32,5% 27 9
lebih jarang sakit daripada bayi yang (27) (13)
mendapat ASI eksklusif.
11. Cara memperbanyak ASI adalah dengan 95% 5% 34 2
menyusui bayi sesering mungkin serta (38) (2)
asupan makanan yang bergizi dan banyak
mengandung cairan.
32
12. ASI yang keluar setelah kolostrum sampai 87,5% 12,5% 33 3
sebelum menjadi ASI matang disebut ASI (35) (5)
transisi.
13. ASI dapat digantikan dengan susu formula 90% 10% 34 2
yang mahal karena kandungannya lebih (36) (4)
lengkap.
14. ASI dapat meningkatkan daya penglihatan 100% 0% 36 0
33
BAB 5
DISKUSI
b. Program Gizi
Tabel 5.2 Masalah pada Program Gizi Tahun 2014
NO. IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN MASALAH
1. ASI eksklusif Puskesmas - Pengetahuan ibu kurang - Pendampingan ibu
Rambipuji tidak mencapai - Promosi susu formula di bersalin
target (< 80%) yaitu 39,5% media - Pembentukan KP-ASI
- Penyuluhan tentang
IMD ASI Eksklusif,
MP ASI terintegrasi
dengan kelas ibu
hamil dan kelas Balita
34
3. N/D = 73.06 < 85% - Protap 10 langkah Pembinaan dan supervisi
penimbangan kurang kader secara berkala di
dijalankan tiap posyandu
- Banyak kader belum
terlatih
4. T/D = 18.38 kurang dari - Keterampilan kader - Pembinaan dan
target kurang supervisi kader
- 10 langkah - Penyuluhan dan
penimbangan kurang praktek pola makan
tepat dijalankan serta MP ASI di
- Pola asuh dan makan posyandu dengan T/D
anak kurang tertinggi
c. Program Imunisasi
Tabel 5.3 Masalah pada Program Imunisasi Tahun 2014
NO. IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN
MASALAH
1. Desa UCI = 4 - Adanya penduduk tidak Validasi data sasaran
Tidak UCI = 1 menetap untuk luar wilayah
(Rambigundam) - Masih ada penolakan untuk
imunisasi
2. DO Konseling (KIE)
D1 – D3 = 93% tentang imunisasi
D1 - Campak = =16% pada keluarga
tentang pentingnya
imunisasi
35
dan dana sehingga perlu ditentukan prioritas masalah yang merupakan masalah utama yang
memang benar-benar bisa dilakukan intervensi.
5.2 Intervensi
Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan pentingnya ASI eksklusif pada ibu hamil,
yang dilaksanakan selama 6 hari mulai tanggal06-14Januari 2015.Penyuluhan dilakukan di
masing-masing posyandu yang ada di desa Pecoro. Materi disampaikan dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh ibu hamil. Dengan memanfaatkan multimedia berupa
slide, lembar balik ASI Eksklusif, dan leaflet, membuat ibu nampak lebih antusias dalam
mengikuti kegiatan. Penyuluhan diakhiri dengan sesi tanya-jawab.
Proses evaluasi dilakukan dengan pretest dan posttest. Pretest dan posttest yang
diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Secara umum, seluruh hasil posttest mengalami
peningkatan dibandingkan hasil prestest.
Penyuluhan dilakukan terkait dengan materi mengenai ASI eksklusif dimulai dari
pentingnya menyusui, manfaat menyusui, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui,
serta pemberian ASI eksklusif. Soal pre test dan post test merupakan pernyataan yang harus
dijawab dengan jawaban benar/salah. Pada pengisisan soal pre test ibu masih dapat
terkondisikan sehingga didapatkan hasil jawaban soal pretest ada 40 responden akan tetapi
pada proses pelaksanaan post test, banyak ibu yang sudah terburu-buru pulang sehingga
hanya didapatkan 36 responden. Dari data pre test yang ada, pada bahasan pengertian ASI
eksklusif, masih banyak ibu yang tidak mengetahui pengertian ASI eksklusif yaitu dimana
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lainnya pada bayi berusia 0 – 6
bulan.Makanan lain yang dimaksud termasuk pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
tim. Minuman lain termasuk susu formula, madu, air putih, air jeruk kecuali obat.Sebanyak 60%
36
responden masih menjawab salah. Hal ini membuktikan bahwa ibu hamil masih belum paham
sepenuhnya tentang ASI eksklusif. Setelah dilakukan penyuluhan, pemahaman ibu mengenai
ASI eksklusif menjadi meningkat.
Mengenai manfaat pemberian ASI, sekitar 20% ibu masih belum mengetahui bahwa
pemberian ASI bagi ibu dapat mengurangi resiko kanker payudara. Manfaat lain ASI bagi ibu
adalah dapat mengurangi resiko perdarahan setelah melahirkan, sebagai metode amenore
laktasi (MAL) sehingga ibu dapat menunda kehamilan berikutnya, dan berat badan ibu akan
lebih cepat kembali normal.
Pernyataan mengenai ASI dapat digantikan dengan susu formula yang mahal karena
kandungannya lebih lengkap, sekitar empat orang atau 10% ibu menjawab benar.Berdasar
hasil di atas masih didapatkan ibu-ibu yang belum paham mengenai pentingnya ASI. Hal ini
disebabkan gencarnya promosi susu formula yang ada di media.Susu formula yang
dipromosikan di media elektronik salah satunya memaparkan kandungannya yang seolah-
olah lebih lengkap daripada ASI saja karena komposisi yang terdapat di dalam ASI sendiri
telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi sehingga selengkap apapun kandungan susu
formula tidak dapat menggantikan kandungan dari ASI. Bahaya pemberian susu formula pada
anak antara lain lebih mudah terkena diare dan infeksi saluran nafas, kurang gizi dan vitamin
A, lebih mudah alergi dan intoleransi, meningkatkan resiko terserang penyakit kronis, nilai tes
kecerdasan lebih rendah dibanding yang diberi ASI, dan meningkatan resiko kematian.
Keberhasilan dari penyuluhan masih belum dapat dievaluasi, karena metode evaluasi
post test dan pre test masih belum berjalan maksimal, khususnya saat post test. Saat
pelaksanaan pre testdan penyuluhan, para ibu hamil masih kooperatif dan kondusif akan
tetapi saat post test, banyak yang terburu-buru untuk pulang sehingga hanya didapatkan 36
responden.
Pelaksana kegiatan memiliki harapan agar para ibu hamil yang mengikuti penyuluhan ini
dapat memiliki sikap positif mengenai pemberian ASI sehingga ibu dapat mempersiapkan
kelahirannya dengan baik serta ibu dapat melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayinya
sampai berusia 6 bulan. Selain itu diperlukan pula dukungan keluarga terutama suami dan
orangtua agar tercipta rasa percaya diri ibu dalam memberikan ASI eksklusif sehingga dapat
tercipta kesadaran yang tinggi di masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif
sehingga berbagai masalah kesehatan yang terjadi padabayi dan balita bisa dicegah.
37
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari mini project adalah sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan
mengenai ASI eksklusif.
2. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan belum dapat dievaluasi keberhasilannya
karena proses pengerjaan post test keadaan ibu sudah tidak terkondisikan, sudah banyak
yang terburu-buru pulang.
6.2. Saran
Perlu digunakan metode yang berbeda agar lebih valid dalam mengumpulkan data
terkait dengan masalah pemberian ASI eksklusif khususnya di desa Pecoro. Pengumpulan
berdasarkan laporan data yang ada mungkin masih belum bisa mencakup masalah tentang
pemberian ASI eksklusif terutama di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji sehingga kami
menyarankan agar menggunakan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner maupun
pendekatan personal (konseling) pada ibu hamil dan menyusui. Diperlukan juga sosialisasi
yang berkelanjutan dan berkesinambungan tentang ASI eksklusif baik kepada ibu hamil dan ibu
menyusui pada kelas ibu hamil dan balita serta pembentukan Kelompok Pendukung ASI di tiap
desa.Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai ASI eksklusif.
38
DAFTAR PUSTAKA
Emilia, Rika Candra. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten
Simeulue (NAD) Tahun 2008 (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.Medan.
Kesehatan, Dinas. Jember. Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Tatalaksana Gizi Buruk Di
Kabupaten Jember. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. (online).
http://dinkes.jemberkab.go.id/index.php/regulasi/berita-kesehatan/167-peningkatan-
kapasitas-petugas-dalam-tatalaksana-gizi-buruk-di-kabupaten-jember
Yuliarti, Iin Dwi. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian Asi
Eksklusif (Tesis). Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
39
LAMPIRAN
Soal Pretest-Postest
40
Foto Kegiatan
41
Materi Penyuluhan
42
43
44