Anda di halaman 1dari 6

50 Tahun Toyota Corolla, Kisah Dari Generasi Ke Generasi

Corolla Gen-1 (E10-1966-1970) ‘Uji Coba Resep’

Tahun 1966, mayoritas pabrikan menggunakan mesin 1.0 liter. Toyota ingin unjuk gigi dan
bertaruh dengan mengeluarkan mobil menggunakan resep baru, yakni bermesin 1.1 liter. Cukup
sulit bagi salesman kala itu untuk meyakinkan calon pembeli untuk meminang Corolla, pasalnya
pajak untuk mobil bermesin 1.1 liter lebih mahal dari 1.0 liter. Tapi ketakutan itu tak terbukti,
Corolla dan mesin 1.1 liternya diterima dunia. Mesin 1.1 liter berseri 2K itu menggunakan
karburator sebagai penyuplai bahan bakar.

Permasalahan yang sempat dihadapi insinyur Toyota ketika merancang Corolla adalah
mengaplikasikan resep suspensi baru bagi mobil jepang kala itu. Yakni mengaplikasikan
suspensi paling advanced (waktu itu), yakni MacPherson Strut untuk bagian depan. Ketika
pertama kali diuji, mobil hanya mampu berjalan 500 meter sebelum akhirnya terjadi insiden.
Namun, setelah pengujian terus menerus selama 2,5 tahun, Corolla berhasil dihadirkan dengan
resep tersebut berbasis suspensi ringan namun tetap andal.

Menurut Toyota Global, peluncuran Corolla pertama kali dari pabriknya kala itu dilakukan
besar-besaran. Perayaan yang luar biasa dilakukan sebagai ajang selebrasi menyambut tulang
punggung terbaru Toyota, sayangnya, di tengah keramaian tersebut, Corolla pertama yang
diproduksi tak berhasil tercatat keberadaannya dan hingga sekarang tak berhasil dimuseumkan.

Corolla Gen-2 E20 (1970-1974) ‘Corolla Menjelajah’

Infrastruktur Jepang yang kian memadai hingga hadirnya jalan tol sepanjang 500 km pada 1969
membuat Toyota tak mau ketinggalan menjelajah momen dan meluncurkan Corolla E20. Demi
kemampuan menjelajah jarak 500 km, Corolla dibenahi dan diberikan tangki dengan kapasitas
hingga 45 liter.

E20 disajikan dengan gaya yang lebih membulat. Corolla generasi kedua diproduksi dengan
beberapa tipe bodi, sedan, coupe, wagon. Namun di Indonesia, hanya model sedan (4-pintu) yang
dijual. Distribusinya pun kala itu sudah mulai menjelajahi banyak Negara mengikuti banyaknya
permintaan. Nigeria, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, Portugal, Denmark, Yunani,
FInlandia, Inggris, Perancis, Afrika Selatan, Paraguay, Jerman Barat, Guatemala, Kenya, Belgia,
Malaysia dan Indonesia adalah Negara-negara yang masuk dalam jalur distribusi Corolla Gen-2.
Di tahun 1972, Corolla pertama kali dijual di Indonesia dengan mesin 3K. Karenanya Corolla
seri ini sering disebut KE20 (K di depan aksara E merupakan seri mesin). Di setiap silinder
hanya ada 2 klep.

Corolla Gen-3 E30-E60 (1974–1979) ‘Fitur Baru’

Chief Engineer Toyota masa itu, Sasaki, ingin menghadirkan wagon sporti yang multi-fungsi.
Riset yang dilakukannya pun hingga mendatangi toko-toko peralatan olahraga dan mengukur
papan selancar pendek yang juga sedang booming ketika itu. Kabin dan bagasi Corolla pun
didesain sedemikian rupa agar tetap kompak namun memiliki kepraktisan tinggi. Alhasil model
Liftback pun dirilis melengkapi model sedan, coupe, dan wagon yang telah ada sebelumnya.

Di era ini pula, Sprinter, versi lain dari Corolla diberikan kode berbeda setelah sebelumnya pada
E20, Sprinter menggunakan kode sama. Sprinter akhirnya menggunakan seri E40. Tahun 1976,
dihadirkan versi Corolla facelift dengan kode E50. Sedangkan Sprinter dirilis dengan kode E60.
Pada generasi ketiga Corolla ini, pertama kalinya sistem seatbelt yang dapat menggulung sendiri
diaplikasikan.

Corolla Gen-4 E70 (1979-1983) ’10 Juta’

Mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan selera masyarakat, Corolla pun berubah desain
secara signifikan. Desainnya dirancang oleh Fumio Agetsuma.Dari sebelumnya dipenuhi
aksenbulat, lekukan lembut berganti aksen mengotak dengan garis tegas. Mesin pun mulai
berganti dari K-series menjadi A-series di beberapa model.

Di Indonesia, ia dikenal dengan Corolla DX karena varian DX-lah yang marak dimiliki saat itu.
Peredarannya dimulai pada 1980. Seri bodi dan mesinnya adalah KE70 dengan unit mesin 4K-U
OHV 8 valve 1.3 liter.Corolla generasi ini menghadirkan kenyamanan berkendara, bantingan
suspensi yang jauh lebih baik dan ruang kabin yang lebih lapang dari generasi sebelumnya.
Mesin 3K inipun terkenal bandel dan irit. Image inilah yang tertanam di benak masyarakat
Indonesia hingga beberapa dekade kemudian.

Di tahun 1983, 16 tahun setelah Corolla pertama dijual di Jepang, 10 juta unit Corolla telah
beredar di seluruh dunia. Ford Model T, dan Volkswagen Beetle yang sebelumnya mendunia,
disalip begitu saja oleh Corolla. Bahkan menurut Toyota, pencapaian 10 juta unit dalam rentang
16 tahun merupakan pencapaian tercepat yang pernah terjadi setelah mobil mulai diproduksi
pasca Perang Dunia ke2.
Corolla Gen-5 E80 (1983-1987) ‘Hachi-Roku’

Desain mengotak masih diterapkan. Namun pembenahan dilakukan agar bentuk lebih
aerodinamis. Di tahun ini, Corolla pertama kali dihadirkan dalam varian diesel dengan unit
mesin 1C 1.8L. Sistem distribusi bahan bakar dengan injeksi yang terkomputerisasi juga mulai
dikenalkan pada generasi ini namun hanya sebagai opsional. Dan hampir di seluruh dunia, sistem
mesin dan penggerak Corolla pun beralih drastis.

Setelah belasan tahun menggunakan penggerak roda belakang, pada generasi lima itu mulai
dikenalkan mesin penggerak depan dan bertahan hingga saat ini. Mesin penggerak belakang
tetap tersedia hanya untuk varian AE85 dan AE86. Karena peralihan ini, penerimaan Corolla
generasi ini kurang begitu sukses di Indonesia.

Corolla terakhir yang menggunakan penggerak roda belakang adalah model Coupe bernama
Corolla Levin/Sprinter. Bermesin 4A-GE 1.6 L 16-valve DOHC, mobil ini menjadi bintang
karena dikenal bukan hanya oleh pembeli mobil namun oleh pembaca manga (komik jepang) dan
anime (kartun jepang). Hachi-Roku, 86 dalam bahasa jepang, menjadi diksi yang tak asing bagi
siapapun dan meninggalkan image Corolla.

Bahkan, tergugah oleh kisah fiksi itu, para drifter pun menggunakan mobil ini untuk kompetisi
drifting internasional, hingga saat ini. Toyota pun beberapa tahun lalu merilis model bernama
Toyota 86, untuk meneruskan sejarah AE86.

Corolla Gen-6 E90 (1987-1991) ‘Twincam’

Saat ini, belasan tahun setelah Toyota Corolla Twincam dijual di Indonesia, Anda masih bisa
menemui mobil ini di jalan raya. Bahkan tak sedikit yang masih memilikinya dalam kondisi
orisinil tanpa modifikasi sedikitpun, baik itu hasil restorasi maupun memang dijaga kondisinya
sejak awal.

Nama Twincam sendiri sebenarnya bukan nama resmi model tersebut. Toyota menjualnya
dengan nama Toyota Corolla berseri E90. Namun aplikasi camshaft ganda bernama Twincam
yang menjadi fitur unggulannya dulu membuatnya dikenal sebagai Corolla Twincam.

Pengembangan di sektor kenyamanan kabin pun sudah ditingkatkan. Perangkat peredam kabin
diaplikasikan di kabin. Ada tiga varian yang dijual di Indonesia saat itu, semuanya berformat
sedan. Yakni EE90 SE bermesin 2E SOHC 12 valve 1.3 liter, AE90 SE Limited bermesin 4A-F
DOHC 16 valve dan AE92 GTi bermesin 4A-FE DOHC 16 valve bersistem injeksi.

Model liftback juga hadir resmi di Indonesia dengan seri AE90. Sedangkan model wagon, masuk
ke Tanah Air secara perorangan. Salah satu komunitas Corolla Twincam yang masih eksis
hingga saat ini adalah Corolla Twincam Indonesia (CTI). Komunitas ini tersebar di seluruh
Indonesia.

Corolla Gen-7 E100 (1991-1995) ‘Greco’

Penjualan Corolla yang saat itu lebih besar di Eropa dan Amerika menuntut prinsipal untuk
mengubah desain Corolla menjadi lebih lega, lebih mewah, dan lebih ramah lingkungan
membuat desain Corolla menjadi lebih dewasa. Sistem karburator pun ditanggalkan di seluruh
dunia, dan berganti injeksi elektronik.Untuk kepentingan balap dan harian, mesin 4A-GE yang
sebelumnya memiliki 16 katup pun dimodifikasi menjadi 20 katup agar mesin lebih bertenaga.

Teknologi 5 katup per silinder saat itu biasanya hanya digunakan mobil sport seperti Ferrari.
Alhasil mesin 4A-GE 20 valve hingga saat ini masih menjadi buruan para tuner mobil balap. Di
Indonesia, generasi ketujuh ini dijual dengan nama Great Corolla dengan kose sasis E100. Ada
dua varian yang tersedia dan dijual resmi oleh Toyota Astra saat itu. SE dan SE.G. varian SE
menggunakan unit mesin 4E-FE berkapasitas 1.3 liter, sedangkan varian SE.G menggunakan
mesin 1.6 liter. Dalam empat tahun peredarannya, Great Corolla mengalami empat kali
perubahan tampilan minor.

Corolla Gen-8 E11 0(1995-2001) Modernisasi Corolla

Desain Corolla generasi ini tak terlalu jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.
Namun,teknologi yang dikembangkan sudah sangat canggih,, misalnya saja sistem pengaturan
katup variable secara elektronik yang pertama hadir di Corolla (khusus Corolla Gen-8 Amerika
Serikat). Aplikasi material aluminium untuk mesin pun diperbanyak, sehingga memungkinkan
mesin Corolla E110 lebih bertenaga dan irit disbanding Corolla E100.

Di Amerika Serikat, Corolla generasi ke delapan mulai diedarkan tahun 2000. Kala itu mereka
dengan bangga merilis mesin baru berkode 1ZZ-FE. Sedangkan di Indonesia, mobil yang disebut
Toyota All New Corolla ini baru dirilis tahun 1996 dengan kode E110.

Untuk pasar Tanah Air, All New Corolla diedarkan dengan mesin A-Series. 4A 1.6 liter dan 7A
1.8 liter. Keduanya dihadirkan dalam beberapa varian yang juga membedakan fiturnya. Ada Xli,
SE.G dan S-Cruise.
Corolla Gen-9 E130 (2000-2006) The Altis

Era ini mungkin jati diri Corolla sebagai sedan kompak keluarga mulai meredup dan beralih
menjadi sedan mewah. Pasalnya Toyota pun kian gencar menjual sedan yang lebih kompak dan
lebih murah dengan nama Vios. Corolla pun diberi label tambahan ‘Altis.’ Ternyata di era
millennium baru itu Toyota memang sudah mengkonsepkan Corolla sebagai New Century
Value. Bahkan saat itu sempat diisukan nama Corolla akan hilang dan berganti nama lain pasca
dirilisnya mobil konsep tersebut namun dengan hilangnya logo Corolla.

Takeshi Yoshida, Chief Engineer Toyota kala itu pun angkat bicara dan mengambil keputusan
serius. Menurutnya, nama Corolla sudah menorah sejarah di seluruh dunia, karenanya ia ingin
nama tersebut tetap digunakan, walaupun modelnya sudah berubah jauh dari konsep awal.
“Corolla adalah kendaraan yang meraih reputasi kuat di seluruh dunia, nama sebagai mobil
kompak sudah merepresentasikan Jepang, karenanya nama tersebut harus tetap digunakan,” tegas
Yoshida. Di Tanah Air, generasi sembilan Corolla ini keluar pada 2002. Mesin yang digunakan
adalah 1ZZ-FE 1.8 liter. Baru satu tahun kemudian, penyegaran dilakukan sekalian dengan
mengganti mesin dengan unit yang sudah dilengkapi perangkat katup variable VVT-i.

Corolla Gen-10 E150 (2008-2013) Stagnan

Pembenahan lebih dilakukan pada tahun 2006 dimulai dari Jepang dan Amerika. Di Indonesia,
Corolla generasi kesepuluh baru hadir pada 2008. Nama Altis sendiri masih digunakan untuk
pasar Asia tenggara.

Kali ini ada dua pilihan mesin yang disediakan yakni 1.8 liter dan 2.0 liter. Pada tahun 2010
hadir versi facelift dengan sedikit ubahan di bagian eksterior. Masa inilah Altis menurun
pamornya di Indonesia, ditelan pamor low MPV yang menjadi idaman keluarga. Dan model
hatchback yang digemari anak muda. Nasibnya pun stagnan. Namun PT Toyota Astra Motor
tetap menjualnya.
Corolla gen-11 E170 (2013-sekarang) Corolla Return

Model inilah yang saat ini beredar di Indonesia. Pembenahan besar-besaran dilakukan, atau lebih
tepatnya perubahan model secara keseluruhan diterapkan. Garis desain dari generasi sebelumnya
berganti dengan sangat apik. Seolah mengembalikan sisi sporti dan kompak yang sejatinya
dimiliki Corolla sebagai jati dirinya.

Aplikasi mesin dengan teknologi katup variable ganda turut diterapkan pada mesin baru 2ZR-FE
berkapasitas 1.8 liter. Juga turut hadir pilihan mesin baru 2.0 liter berkode 3ZR-FE.

Anda mungkin juga menyukai