PENDAHULUAN
prolific, mampu bertumbuh secara cepat dan efisien dalam mengkonversi pakan
menjadi daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Hal
ini disebabkan ternak babi memiliki keunggulan, antara lain: pertumbuhan yang
cepat, konversi pakan yang sangat baik dan mampu beradaptasi pada kondisi
(Wahyuni 2012). Pakan merupakan hal yang paling penting karena biaya pakan
menelan porsi terbesar (±80%) dari total biaya peternakan. Masalah yang sering
dihadapi oleh peternak non ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik
Peternak umumnya memberikan pakan komersial pada ternak babi dari pada
optimal, dimana disusun berdasarkan nilai kebutuhan nutrisi yang lengkap dan
sebagai salah satu feed additive. Penggunaan antibiotik yang dimaksudkan untuk
oleh mikrobia (Chopra dan Robert, 2001). Namun antibiotik yang digunakan
1
terus-menerus telah dinyatakan menimbulkan efek negatif berupa residu dalam
karkas babi pedaging sehingga berbahaya bagi konsumen karena menjadi resisten
pertumbuhan No. 14/2017. Oleh sebab itu perlu adanya alternatif pengganti
antibiotik kimia, sintesis, salah satunya adalah daun anting-anting, salah satu
tanaman liar yang sering dijumpai dipinggir jalan, lapangan rumput yang tidak
diperoleh inilah yang memberikan peluang tanaman ini dapat ditingkatkan nilai
gunanya. Komponen yang terkandung dalam tanaman ini adalah β-sitosterol dan
radang kulit (Wei-Fang, 1994), disentri basiler dan disentri amuba, diare,
malnutrition, mimisan, muntah darah, berak darah, kencing darah, serta malaria
2
anting-anting (Acalypha indica l.) pada mencit dengan dosis 1000 mg/kg BB/hari
selama dua minggu mampu menurunkan kadar GDS mencit Balb/C sebanding
memberi dampak positif bagi pencernaan ternak babi, khususnya untuk kalsium
dan fosfor, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
ransum basal terhadap konsumsi dan kecernaan calsium dan pospor ternak
ransum basal terhadap konsumsi dan kecernaan calsium dan pospor ternak
1.3. Tujuan
ransum basal terhadap konsumsi dan kecernaan calsium dan pospor ternak
3
1.4. Manfaat
ternak babi
1.5. Hipotesis
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang berfungsi sebagai jalan makanan dalam tubuh dan mengeluarkanan bahan
sisa pencernaan. Alat pencernaan makanan dapat digolongkan menjadi dua yaitu
dibagi atas rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus dan anus. Alat
pelengkap lain yang dapat membantu pada pencernaan makanan adalah gigi,
lidah, kelenjar ludah (air liur), empedu pada hati dan pankreas
1993). Usus halus merupakan bagian terbesar dari pencernaan dan penyerapan
dari zat–zat makanan kemudian masuk ke usus besar. Pembususkan terjadi dalam
usus besar yang menghasilkan gas metan, selanjutnya dikeluarkan melalui anus
Pakan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan baik untuk
5
pakan yang imbang nutrisinya agar mampu mencapai tingkat reproduksi dan
produksi daging yang optimal. Ranjhan (1980), menyatakan bahwa ternak babi
Pakan adalah segala bahan yang dapat disiapkan untuk diberikan dan dapat
dikonsumsi oleh ternak serta berguna bagi tubuhnya Aritonang (1993). Sedangkan
menurut Sosroamidjojo (1975), pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan
(edible), dapat dicerna (digestible), dan tidak mengganggu kesehatan ternak yang
pakan yang dikonsumsi ternak secara baik dan juga dapat mensuplai zat-zat nutrisi
mensuplai zat-zat pakan ke dalam tubuh ternak dengan perbandingan jumlah dan
bentuk sedemikian rupa sehingga fungsi-fungsi fisiologis tubuh dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Ternak babi sangat membutuhkan pakan untuk hidup
yang diberikan pada ternak babi harus memenuhi zat-zat pakan yang dibutuhkan
Babi periode starter yaitu babi yang memiliki bobot rata-rata 20 kg hingga
mencapai bobot badan 40 kg. Periode starter merupakan periode yang harus
diperhatikan akan kebutuhan zat makanannya, dan ransum yang bermutu tinggi
6
adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi performans babi starter.
Ransum yang terdiri dari pakan yang bermutu tinggi dan disusun memenuhi
kebutuhan zat-zat makanan babi dan di campur baik adalah syarat untuk
terutama terdiri dari protein dan air akan tetapi setelah babi tersebut mempunyai
berat badan sekitar 40 kg, energi yang disimpan berupa protein telah konstan dan
mulailah energi tersebut dipakai untuk pembentukan jaringan lemak yang semakin
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiac
Genus : Acalypha
7
a) Sinonim
b) Deskripsi Tanaman
Herba anting-anting (Acalypha indica. l.) atau sering juga disebut Acalypha
indica tumbuh dalam bentuk semak. Tinggi pohon bisa mencapai 1.5 meter,
halus, berwarna hijau. daun tunggal, berbentuk belah ketupat, berwarna hijau,
panjang 3-4 cm, lebar 2-3 cm, berujung runcing, tepi bergerigi, terletak menyebar
di sepanjang pohon dan batang. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari
ketiak daun dan ujung cabang. Buah berbentuk bulat, warna hitam. Biji berbentuk
bulat panjang berwarna coklat dan memiliki akar tunggang. Akar tanaman ini
c) Nama Lokal
dan daucosterol (Wei-Fang, 1994), saponin, tannin, flavonoid dan minyak atsiri
8
Selain efek farmakologis tersebut, anting-anting dikenal memiliki efek
mg/kgBB/hari.
1963). Salah satu zat makanan yang efisien untuk pertumbuhan adalah zat-zat
oleh sifat dan kadar produksi, umur dan bentuknya dari unsur dalam bahan
makanan, hubungan dengan nutrisi lainnya, mineral tambahan akan dimakan oleh
bangsa dengan kemampuan adaptasi ternak (Rusita dkk, 2015). Lebih lanjut
dipengaruhi oleh faktor hormonal, makanan, usia dan jenis kelamin serta adanya
Rusita dkk (2015) penyerapan kalsium dan fosfor dalam tubuh dipengaruhi oleh
9
hewan serta senyawa kimia kalsium dan fosfor (Tillman dkk, 1989). Penyerapan
kalsium dalam saluran pencernaan hubungan dengan fosfor, asam oksalat, asam
membentuk jaringan kalsium dan fosfor yang baru dalam tubuh. Kebutuhan
mineral kalsium adalah dua bagian dan fosfor satu bagian hal ini didasarkan pada
ransum.
babi adalah kalsium (Ca), fosfor (P) dan natrium (Na) dinamakan ratio Ca:P
menurut Whitermore (1996), ratio Ca:P yang baik untuk ternak babi adalah 2:1
Tillman dkk, (1998) menyatakan bahwa kalsium diserap dalam bentuk Ca++
sitrat, sedangkan diserap dalam bentuk fosfat yang larut seperti garam-garam
Fungsi utama kalsium dan fosfor menurut Anggorodi (1985) dan Grace
(1983) adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah, pengaktifan
10
enzim, dan kontraksi urat daging serta mempertahankan kadar kalsium dan fosfor
dalam gigi, penting untuk kontraksi otot kerangka, jantung dan meningkatkan
kalsium dan natrium dalam darah, sebagai aktifator dan stabilisator enzim,
berperan dalam mengsekresi beberapa hormon tertentu dan penting dalam proses
sekresi air susu. Menurut Parakkasi (1990) ada beberapa faktor yang
ternak antara lain; bentuk ransum yang diberikan; perbandingan Ca dan P; umur
(hewan muda relatif membutuhkan lebih banyak dari hewan tua); jenis kelamin;
tingkat mineral dengan zat makan lain; besarnya partikel; tingkatan vitamin D dan
sumber-sumbser Ca dan P.
Menurut Mitak (2002) protein adalah zat makanan yang kritis, yang dibutuhkan
secara terus menerus oleh semua kelas dari ternak babi, terutama untuk babi
muda, babi yang sedang bertumbuh serta induk babi yang sedang bunting dan
laktasi dalam proses fisiologinya. Protein adalah zat esensial yang dibutuhkan
oleh tubuh ternak karena merupakan penyusun struktur sel-sel tubuh, antibodi,
hormon dan enzim-enzim. Fungsi protein ialah membentuk sel-sel atau jaringan
tubuh pada fase pertumbuhan anak babi dan babi muda, mengganti sel-sel yang
rusak pada babi yang sudah tua, memproduksi susu untuk induk babi dan sumber
11
Anggorodi (1984) menyatakan bahwa pengukuran daya cerna adalah usaha
untuk menghitung jumlah zat makanan yang diserap dalam saluran pencernaan,
diusus halus. Bamualim (1990) menyatakan bahwa daya cerna makanan adalah
daya cerna adalah bagian dari zat makanan yang tidak dieksresikan dalam feses.
Selisih antara zat makanan yang dikonsumsi dengan yang dieksresikan dalam
feses merupakan jumlah makanan yang dicerna. Jadi semakin tinggi nilai
kecernaan bahan pakan maka makin besar zat-zat makanan yang diserap.
mineral Ca dan P yang perlu dalam tubuh ternak. Anggorodi (1994), menyatakan
sejumlah mineral yang dibutuhkan ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
spesies, umur, jenis kelamin, laju pertumbuhan, sifat, laju produksi, keseimbangan
dan sejumlah makanan yang diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.
Pada umumnya setiap mineral mempunyai fungsi dari satu dalam proses
12
menyatakan bahwa semua ternak membutuhkan kalsium dan banyaknya dalam
tubuh ada sekitar 2% dari bobot tubuh. Kalsium adalah mineral yang terdapat
dalam tubuh. Kalsium dan fosfor dua-duanya mencakup sekitar 70% dari
kandungan mineral yang terdapat dalam tubuh dan 1/3 hingga 1/2 mineral yang
terdapat dalam air susu. Sekitar 99% kalsium dan 80% fosfor tubuh terdapat
dalam tulang dan gigi. Fungsi utama kalsium dan fosfor adalah membangun
2.5. Absorbsi, Metabolisme dan Ekskresi Calsium (Ca) dan Fosfor (P)
dalam Tubuh
Tillman dkk (1998) bahwa sebagian besar unsur-unsur mineral diserap dalam
terjadi pada usus halus bagian awal, sebab makanan yang berasal dari lambung
masih bersifat asam. Banyaknya kalsium yang terserap tergantung dari banyaknya
kalsium yang dimakan, kebutuhan dan tipe pakan. Pada umumnya kalsium yang
diserap hanya sekitar 20-30% dari dalam rongga usus dan masuk ke dalam aliran
darah. Sedangkan penyerapan fosfor lebih efisien dari kalsium, dimana fosfor
yang dicerna sebanyak 70% diserap 30% dan diekresikan dalam feses.
13
perubahan kimia dalam sel hidup dimana energi disediakan untuk fungsi-fungsi
dikembalikan dari darah untuk digunakan pada periode pertumbuhan tulang dan
gigi. Bila level Ca dan P dalam darah diatas level normal maka dapat disimpan
dalam tulang dan jaringan otot, terutama di spons tulang untuk kebutuhan
untuk hidup pokok dan pertumbuhan. Nilai retensi mineral Ca dan P dihitung
secara terpisah yang diperoleh dari jumlah mineral Ca dan P yang dikonsumsi
14
BAB III
Taebenu, Kabupaten Kupang menggunakan kandang babi milik Bapak Ir. I Made
yang terbagi dalam 2 minggu masa penyesuaian dan 6 minggu pengumpulan data.
Ternak yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ternak babi
peranakan landrace jantan kastrasi fase starter sebanyak 12 ekor. Kandang yang
3.2.2. Peralatan
Peralatan yang akan digunkan saat penelitian terdiri dari timbangan ternak
dengan kapasitas 110 kg, timbangan pakan dengan kapasitas 15000 gr, ember,
Pakan yang diberikan dalam penelitian terdiri dari dedak padi, tepung
penelitian didasarkan pada kebutuhan zat-zat makanan ternak babi fase starter
15
yaitu protein 18-20% dan energi metabolisme 3160-3400 kkal/kg (NRC, 1998).
Mineral -10C) - - - - - 43 10
Minyak kelapa - 9000 - 100 - - -
Tepung daun Anting-
30 131 17,50 5 18 422,60 220
antingd)
a) b)
Keterangan : NRC (1998), PT KGP, (2014). c) PT Medion, d)Marathe(2018)
Kandungan nutrisi
Bahan Komposisi
pakan % BK EM(kkal/ PK LK SK Ca P
(%) kg (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Tepung
37 32,93 1302,40 3,48 1,41 0,93 0,01 0,10
Jagung
Dedak Padi 29 25,38 928 3,92 2,38 3,77 0,01 0,03
Konsentrat
32 28,80 864 11,52 0,96 2,24 1,28 0,51
KGP 709
Mineral-10 0,50 0 0 0 0 0 0,22 0,05
Minyak
1,50 0 135,00 0 1,50 0 0 0
kelapa
Jumlah 100 87,11 3229,40 18,91 6,24 6,94 1,51 0,70
Keterangan : kandungan nutrisi dihitung berdasarkan tabel 2
16
3.3. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : timbangan duduk
menimbang bahan lebih banyak, dan menimbang feses, ember, karung, sekop,
Daun anting-anting yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun anting-
anting segar yang dipetik lalu dianginkan diatas terpal selama 7 hari, kemudian
penggilingan, tepung daun anting-anting diisi dalam karung dan siap digunakan
sebagai penggunaan dalam ransum basal untuk diberikan pada ternak babi
peranakan landrace.
komposisi yang tertera pada tabel 3, selanjutnya bahan pakan dicampur dimulai
anting-anting sesuai level pada R1, R2 dan R3 setelah rata bahan pakan dikemas
17
Sebelum memulai pengacakan terlebih dahulu ternak penelitian akan di
timbang agar di ketahui variasi berat badan awal, kemudian diberi nomor kandang
dari 1 sampai 12. Selanjutnya ternak diurutkan menurut berat badan, masing-
variasi berat badan untuk menentukan model rancangan yang sesuai. Jika KV ≤
15% maka akan digunakan RAL, tetapi jika KV ≥ 15% maka digunakan RAK.
Ransum diberi ad libitum dengan frekuensi pemberian 2 kali yaitu pada pagi
dan sore hari. Ransum selalu di tambahkan jika telah dihabiskan oleh ternak.
Ransum diberi dalam bentuk kering sedangkan air minum selalu ditambahkan
atau diganti dengan air bersih apabila air minum habis atau kotor. Pembersihan
kandang dilaksanakan 2 kali setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari dan ternak
hingga kering. Pengambilan feses akan dilakukan selama 14 hari (2 minggu) akhir
penelitian. Setelah penelitian selesai, feses dicampur secara merata dan di ambil
18
Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan setiap perlakuan
(%) x Ca ransum.
I−F
KCCa = X 100%
I
Keterangan:
x P ransum.
19
4. Kencernaan Fosfor (P)
I−F
KCP = X 100%
I
Keterangan:
Keterangan:
20
DAFTAR PUSTAKA
Rusita, Y. D. & Ardianti, I. (2015). Hubungan Pengetahuan dan Peran Orang Tua
Dengan Keberhasilan Toilet Training pada Anak Usia 5 Tahun di TK Desa
21
Suwaloh Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro, Jurnal Kebidanan
indonesia, 6(2).
Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Madah University Press.
Yogyakarta
Sosroamidjojo. 1975. Ternak potong dan kerja. Penerbit CV.Yasa Guna. Jakarta.
Wahyuni. R. 2012. Kajian Kualitas Umbi Ubi Jalar sebagai Subtitusi Susu Skim
dalam Pembuatan Es Krim. PKM. Pasuruan: Universitas
YudhartaPasuruan.
22