Anda di halaman 1dari 10

PERAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL DAN POSITIF TERHADAP PRESTASI

BELAJAR EVALUASI PENDIDIKAN

Leonard
FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI
email: leoanova@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kemampuan berpikir terhadap prestasi
belajar mata kuliah evaluasi pendidikan. Penelitian ini adalah penelitian survei korelasional, dengan
populasi mahasiswa pendidikan matematika UNINDRA. Sampel diambil dengan teknik multistage
random sampling sejumlah 60 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket dan tes. Analisis data
menggunakan regresi berganda. Dari pengolahan data diperoleh hasil: (1) terdapat pengaruh
kemampuan berpikir lateral terhadap prestasi belajar evaluasi pendidikan; (2) terdapat pengaruh
kemampuan berpikir positif terhadap prestasi belajar evaluasi pendidikan; dan (3) terdapat pengaruh
kemampuan berpikir lateral dan kemampuan berpikir positif secara bersama-sama terhadap prestasi
belajar evaluasi pendidikan.

Kata Kunci: berpikir lateral, berpikir positif, prestasi belajar, evaluasi pendidikan

THE ROLE OF LATERAL AND POSITIVE THINKING ON LEARNING ACHIEVEMENT


OF EDUCATIONAL COURSES

Abstract: This research aimed at analyzing the role of the thinking ability on learning achievement.
The study applied a correlational survey research design. The population was the UNINDRA
Mathematics education students. The sample, taken by a multistage random sampling technique,
involved 60 students. The instruments were in the forms of questionnaires and tests. The data were
analyzed using multiple regression. The findings showed that (1) lateral thinking ability had a positive
and significant impact on learning achievement; (2) positive thinking ability had a positive and
significant impact on learning achievement; (3) lateral thinking and positive thinking abilities had
positive and significant simultaneous impact on learning achievement.

Keywords: lateral thinking, positive thinking, learning achievement

PENDAHULUAN kualitasnya secara terus menerus dan berke-


Pendidikan adalah upaya manusia untuk sinambungan (continuous quality improvement)
memanusiakan manusia, mengingat sasaran (Mulyasa, 2009:7). Pendidikan bermaksud
pendidikan adalah manusia. Pada dasarnya pen- membantu peserta didik untuk menumbuh-
didikan bertujuan mengembangkan kemampuan kembangkan potensi kemanusiaannya. Potensi
dan potensi manusia sehingga dapat hidup kemanusiaan merupakan benih kemungkinan
layak, baik sebagai pribadi maupun sebagai untuk menjadi manusia. Pendidikan juga
anggota masyarakat dan diharapkan mampu merupakan kebutuhan utama manusia untuk
menghasilkan SDM berkemauan dan berke- meningkatkan taraf kehidupannya.
mampuan untuk senantiasa meningkatkan

54
55

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan tidak biasa, yang biasa dikenal dengan kemam-
yang paling sempurna karena manusia telah puan berpikir lateral. Kemampuan berpikir ini
dibekali dengan akal pikiran dan kecerdasan tidak begitu saja datang, sekalipun ada bakat,
tinggi yang berasal dari otaknya yang mem- kalau tidak dilatih maka kemampuan ini tidak
bedakan manusia dengan makhluk lainnya. dapat berguna dengan baik.
Otak sebagai tempat berlangsungnya proses Sejak zaman Aristoteles, pola berpikir
berpikir merupakan aset berharga yang dimiliki logis telah dikenal sebagai salah satu cara
oleh manusia. Bahkan, ketika manusia mening- paling efektif didalam penggunaan kemampuan
gal, otaknya masih dapat digunakan sebagai berpikir manusia, akan tetapi gambaran tentang
bahan penelitian dengan catatan kondisinya lahirnya ide-ide baru nampaknya tidak selalu
masih dalam keadaan baik. Dari otak, manusia dihasilkan melalui proses berpikir secara logis.
dapat melakukan apapun melalui proses ber- Beberapa orang diantara kita telah menyadari
pikir. Berpikir adalah hak asasi yang dimiliki adanya suatu jenis pola berpikir yang lain, yang
oleh setiap orang. Siapapun tidak dapat mela- khususnya dengan amat mudah kita kenali
rang orang untuk berpikir apa dan dimana saja, ketika pola itu membawa kita kepada berbagai
sekalipun itu adalah seorang yang berkuasa. ide-ide sederhana, yang baru nampak jelas
Akan tetapi, tidak semua orang menya- setelah kita pikirkan kembali bagaimana kita
dari akan pentingnya aset berharga yang telah sampai pada hasil tersebut. Berpikir menurut
dibekali oleh Tuhan sehingga tidak sedikit Asmin (2005:529) adalah eksplorasi pengala-
orang yang melakukan sesuatu tanpa berpikir man yang dilakukan secara sadar dalam men-
terlebih dahulu yang dampaknya adalah ke- capai sesuatu tujuan. Tujuan itu mungkin ber-
rugian bagi dirinya sendiri maupun bagi orang bentuk pemahaman, pengambilan keputusan,
lain. Seperti yang dikatakan oleh Will Dauranti perencanaan, pemecahan masalah, penilaian,
(Madhi, 2009:38) bahwa masalah yang ada tindakan dan sebagainya.
pada sebagian besar manusia adalah mereka Ditinjau dari proses pemecahan masa-
berpikir dengan harapan, ketakutan, atau ke- lah yang dihadapi, maka fungsi gaya berpikir
inginan-keinginan mereka, bukan dengan akal dapat dibagi dalam tujuh bagian utama, yaitu:
sehat mereka. berpikir vertikal, berpikir lateral, berpikir kritis,
Setiap orang memiliki cara berpikir berpikir analitis, berpikir strategis, berpikir ten-
masing-masing sehingga dari cara mereka ber- tang hasil dan berpikir kreatif (Asmin, 2005:
pikir akan mempengaruhi keputusan mereka 532). Dari segi letaknya menurut Deporter dan
dan akan berbeda-beda pula hasilnya. Tetapi, Hernacki (Asmin, 2005: 532), semua gaya ber-
perbedaan dalam hal ini adalah sebuah keunik- pikir tersebut dikelompokkan seperti dalam
an dan bisa menjadi kesempurnaan ketika di- Tabel 1.
kombinasi antara pemikiran yang satu dengan
pemikiran yang lain. Cara berpikir juga di- Tabel 1. Gaya Pemikiran Berdasarkan
pengaruhi oleh kemampuan berpikir yang baik. Belahan Otak
Tidak heran orang-orang hebat dan sukses di
dunia ini memiliki kemampuan berpikir yang Proses Otak Kiri Proses Pemikiran Otak
Kanan
hebat pula. Mereka yang berpikir seadanya,
Vertikal Lateral
atau tidak mengasah kemampuan berpikirnya, Kritis Hasil
maka kehidupannya pun akan biasa-biasa saja. Strategis Kreatif
Analitis
Disadari atau tidak, sebagian besar orang hebat
Sumber: Asmin (2005:532)
tersebut memiliki kemampuan berpikir yang

Peran Kemampuan Berpikir Lateral dan Positif terhadap Prestasi Belajar Evaluasi Pendidikan
56

Pada dasarnya setiap tindakan yang di- kan pemikiran cara tradisional, dan membuang
lakukan oleh manusia merupakan buah dari ber- prasangka. Berpikir lateral adalah memecahkan
pikir, tetapi tidak semua orang mau mengguna- masalah melalui pendekatan langsung dan pen-
kan otaknya untuk berpikir hal-hal yang baik, dekatan kreatif, dengan menggunakan penalar-
bagi apa yang akan dilakukannya, apalagi harus an yang tidak segera jelas dan melibatkan ide-
mempelajari dan merubah pola berpikirnya, ide yang mungkin tidak diperoleh dengan hanya
agar memiliki kemampuan berpikir yang tidak menggunakan tradisional langkah-demi-langkah
biasa, yaitu berpikir lateral. Prinsip “air meng- logika. Asmin (2005: 538) mengemukakan bah-
alir” membuat semua orang menjadi santai, wa berpikir lateral merubah cara dari tra-
tanpa kendali, seperti benar-benar mengalir disionil, dan bekerja untuk persepsi-persepsi
mengikuti arus yang berjalan. Padahal, dengan baru pada objek yang sama. Selama berpikir
menguasai berpikir lateral, akan mempermudah vertikal meletakkan tekanan pada satu dimensi
orang untuk memecahkan dan menyelesaikan tunggal, maka berpikir lateral mencoba me-
masalah yang dihadapi. nangani masalah pembelajaran dari beberapa
Kemampuan berpikir lateral akan meng- arah dan sudut pandang beragam sehingga me-
asah sisi kreatif dalam diri seseorang untuk lahirkan potensi yang lebih baik dalam kreati-
mengatasi apapun yang dihadapi. Sudah jelas vitas.
bahwa kemampuan ini bukan mempersulit Secara alamiah, manusia merupakan
tetapi justru mempermudah, tetapi yang men- makhluk yang sangat berharga, akan tetapi
jadi masalah adalah kemauan untuk memulai- kondisi mental masing-masing individu, justru
nya. Asmin (2005:533) mengatakan, otak be- membuat individu tersebut tidak merasa
lahan kiri berfungsi untuk berpikir rasional, berharga. Sukmadinata (2007:148) mengatakan
analitis, berurutan linier, saintifik (seperti be- perasaan diri berharga merupakan hal yang
lajar, membaca, bahasa, aspek berhitung dari sangat penting dalam kesehatan mental, sebab
matematika), sedangkan otak belahan kanan mendasari kondisi dari komponen-komponen
berfungsi untuk berpikir holistik (berpikir ber- kesehatan mental lainnya. Perasaan diri ber-
hubungan dengan sistem sebagai suatu kese- harga akan memperkuat keberadaan dirinya,
luruhan), spasial (berkenaan dengn ruang dan dan sebaliknya, rasa diri tak berharga akan
tempat), metaphorik dan lebih banyak menye- menggoyahkan keberadaan dirinya dalam ke-
rap konsep matematika, sintesis, mengetahui hidupannya. Seorang yang memiliki perasaan
sesuatu secara intuitif, olaborasi dan variabel diri tak berharga, tidak akan memiliki ketenang-
serta dimensi humanistik mistik. an hidup, tidak akan memiliki harapan, banyak
Istilah lateral thinking atau berpikir la- diliputi perasaan cemas, ragu, hampa dan ben-
teral dikemukakan pertama kali oleh Edward de tuk-bentuk ketaktentuan lainnya. Berdasarkan
Bono, seorang psikolog asal Malta. Berpikir la- pernyataan Sukmadinata tersebut, maka dapat
teral, adalah kemampuan untuk berpikir kreatif, dikatakan bahwa dengan merasa diri berharga,
atau “di luar kotak” dengan menggunakan seseorang akan mampu memandang kehidupan
inspirasi dan imajinasi untuk memecahkan ma- secara positif.
salah dengan melihat mereka dari perspektif Dengan arti lain, tindakan, pikiran, dan
yang tak terduga. De Bono (2009: 45) mengata- perkataannya selalu dilandasi oleh pikiran posi-
kan, “the word ‘lateral” in relation to thinking tif dan jauh dari kekhawatiran serta selalu opti-
means moving across patterns instead of mis dalam segala aspek kehidupan. Kemampu-
moving along them- that is the nature and the an berpikir positif ini juga merupakan unsur
logic of creativity”. Berpikir lateral meninggal- yang penting dalam perkembangan psikologis

Cakrawala Pendidikan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1


57

seseorang, dengan berpikir positif seseorang METODE


dapat sukses menghadapi masa depan. Hal ini Penelitian ini menggunakan penelitian
senada dengan apa yang diucapkan oleh Des- survei terhadap 60 orang mahasiswa, Peneliti
crates (Amrin, 2009: 49) yang mengatakan, aku mengambil data menggunakan instrumen yang
berpikir maka aku ada. telah divalidasi tanpa melakukan perlakuan ter-
Tentama (2010: 68) mengatakan bahwa hadap subyek penelitian. Data yang terkumpul
berpikir positif membuat individu mampu me- dianalisis untuk menyelesaikan permasalahan
musatkan perhatian pada hal-hal positif dari yang dirumuskan dalam bentuk rumusan masa-
berbagai permasalahan yang dihadapi, atau da- lah. Konstelasi masalah penelitian digambarkan
lam arti lain. Dengan berpikir positif, seseorang dalam gambar hubungan antar variabel sebagai
dapat menghadapi setiap permasalahan dengan berikut.
semangat dan energi yang besar karena mampu
melihat hal positif di balik kondisi yang kurang
menyenangkan. Hal ini didukung pendapat Hill X1
& Ritt (Dwitantyanov, Hidayati, & Sawitri,
2010:137) yang mengatakan berpikir positif Y
juga membantu seseorang dalam memberikan
sugesti positif pada diri saat menghadapi kega- X2
galan, saat berperilaku tertentu, dan membang-
kitkan motivasi.
Kriteria individu yang cenderung berpikir
positif adalah pertama, percaya pada kuasa
Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, selalu menjauh Gambar 1. Desain Penelitian
dari perilaku negatif seperti berbohong, meng- Keterangan:
gunjing, mengadu domba, dan sebagainya. Ke- X1 = Kemampuan Berpikir Lateral
tiga, memiliki cara pandang, tujuan, dan alasan X2 = Kemampuan Berpikir Positif
menginginkan sesuatu, kapan, serta bagaimana Y = Prestasi belajar Matematika
cara mendapatkannya dengan mengerahkan
seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Sampel yang digunakan dalam penelitian
Keempat, memiliki keyakinan dan proyeksi ten- ini sebanyak 60 orang mahasiswa, yang diambil
tang sesuatu secara positif. Kelima, selalu men- dengan teknik multistage sampling, yaitu de-
cari jalan keluar dari berbagai masalah yang ngan purposive sampling untuk memilih rom-
dihadapi. Keenam, belajar dari masalah dan bongan belajar dan dengan random sampling
kesulitan. Ketujuh, tidak membiarkan masalah untuk memilih responden. Instrumen yang
atau kesulitan mepengaruhi hidupnya. Kedelap- digunakan adalah angket dengan skala likert
an, memiliki rasa percaya diri, menyukai per- untuk mengukur kemampuan berpikir lateral
ubahan, dan berani menghadapi tantangan. Ke- dan kemampuan berpikir positif. Data prestasi
sembilan, hidup dengan cita-cita, perjuangan, belajar dikumpulkan dengan tes yang dibuat
dan kesabaran. Terakhir, pandai bergaul dan oleh dosen. Instrumen terlebih dahulu divalidasi
suka membantu orang lain (Dwitantyanov, secara empiris. Uji coba instrumen dilakukan di
Hidayati, & Sawitri, 2010:138). kelas lain yang tidak dijadikan sampel. Data
dianalisis terlebih dahulu dengan uji persyarat-
an, yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji
multikolinieritas. Berdasarkan keterpenuhan

Peran Kemampuan Berpikir Lateral dan Positif terhadap Prestasi Belajar Evaluasi Pendidikan
58

kriteria dalam uji persyaratan analisis data, nyimpang dari kebenaran yang seharusnya
dilakukan analisis inferensial untuk pengujian (Tentama, 2010: 72).
hipotesis penelitian. Analisis inferensial meng- Pengujian normalitas dilakukan untuk
gunakan teknik analisis korelasi dan regresi mengetahui distribusi data untuk setiap variabel
berganda. yang diteliti normal atau tidak. Pengujian
dilakukan menggunakan software SPSS 15.0
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan kriteria pengujian adalah jika p > 0,05
Hasil maka distribusi data dinyatakan normal, dan
Secara deskriptif, data penelitian ini sebaliknya jika p < 0,05 maka distribusi data
dapat dinyatakan dalam Tabel 2. dinyatakan tidak normal. Dari tabel 3, terlihat
bahwa seluruh variabel yang diteliti memiliki p
Tabel 2. Keterkaitan antara Berpikir Late- > 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa
ral, Berpikir Positif, dan Prestasi seluruh variabel dalam penelitian ini berdistri-
Belajar busi normal.
Statistik Berpikir Berpikir Prestasi Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Deskriptif Lateral Positif belajar
Maksimum 115 146 98 Variabel Skor p Keterangan
Minimum 55 68 38 KS-Z
Rata-rata 81,77 107,88 71,2 Berpikir Lateral 0,661 0,775 Normal
Median 84,0 108,0 72,0 Berpikir Positif 0,397 0,997 Normal
Modus 85,0 97,0 78,0 Prestasi belajar 0,862 0,448 Normal
Simpangan 12,91 19,96 14,71 Sumber: Data primer yang diolah
Baku
Sumber: Data primer yang diolah Pengujian linieritas menggunakan tabel
bantuan ANOVA, yang dilihat dari hasil uji
Dari tabel 2, terlihat bahwa kemampuan deviation from linearity. Pengujian ini dimak-
berpikir lateral tergolong cukup tinggi, hal ini sudkan untuk melihat garis regresi yang terben-
terlihat dari nilai mean, median dan modus yang tuk antara variabel bebas dengan variabel ter-
nilainya mendekati skor maksimum yang ikat, berpola garis lurus (linier) atau tidak,
mungkin dicapai untuk variabel berpikir lateral, sehingga dapat dilakukan peramalan (fore-
yaitu 100. Kemampuan berpikir positif tergo- casting). Pengujian dilakukan menggunakan
long sedang, terlihat dari nilai mean, median software SPSS 15.0 dengan kriteria pengujian
dan modus yang nilainya masih agak jauh dari adalah jika p > 0,05 maka persamaan garis
skor maksimum yang mungkin dicapai untuk berbentuk linier, dan sebaliknya jika p < 0,05
variabel berpikir positif, yaitu 160. Terakhir, maka persamaan garis berbentuk non linier.
prestasi belajar dapat dikatakan cukup tinggi, Dari tabel 4, terlihat bahwa nilai p deviation
hal ini terlihat dari nilai mean, median dan mo- from liniearity untuk setiap variabel bebas
dus yang nilainya mendekati skor maksimum terhadap variabel terikat > 0,05; sehingga dapat
yang mungkin dicapai untuk variabel prestasi disimpulkan memenuhi kelinieran regresi. Atau
belajar, yaitu 100. dalam arti lain, persamaan regresi yang terben-
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, tuk dapat digunakan untuk meramalkan kondisi
terlebih dahulu harus dilakukan pengujian yang akan terjadi pada variabel terikat, untuk
asumsi, yaitu uji persyaratan analisis data, yang setiap perubahan pada variabel bebas.
meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji
multikolinieritas. Hal ini dilakukan untuk men-
jamin bahwa data yang dianalisis tidak me-

Cakrawala Pendidikan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1


59

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Linieritas belajar. Besar koefisien determinasi 66,1%
Garis yang Skor F p Keterangan yang berarti 66,1% variasi prestasi belajar di-
Diuji pengaruhi oleh kemampuan berpikir lateral dan
X1 atas Y 1,334 0,223 Linier berpikir positif, sedangkan sisanya dipengaruhi
X2 atas Y 0,757 0,760 Linier
oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam pe-
Sumber: Data primer yang diolah
nelitian ini.
Uji multikolinieritas menggunakan koefi- Secara individu, signifikansi setiap varia-
sien VIF (variance inflation factor), dimaksud- bel bebas terhadap variabel terikat ditunjukkan
kan untuk menguji hubungan antar variabel melalui nilai thitung atau signifikasinya. Hasil
bebas, yaitu ada atau tidaknya hubungan yang perhitungan menunjukkan bahwa untuk setiap
kuat antara variabel kemampuan berpikir lateral variabel bebas diperoleh p < 0,05; sehingga
dengan kemampuan berpikir positif. Kusnendi dapat disimpulkan secara individu setiap va-
(2008:148) mengatakan bahwa untuk dapat riabel bebas memberikan pengaruh positif dan
dianalisis, harus dipenuhi beberapa asumsi, signifikan terhadap variabel terikat.
yaitu: (1) hubungan antarvariabel linier; dan (2) Persamaan regresi yang terbentuk adalah
antarvariabel penyebab tidak terdapat problem Y = -12,565 + 0,479X1 + 0,414X2. Hal ini
multikolinieritas. Pengujian dilakukan meng- diartikan bahwa jika kemampuan berpikir
gunakan software SPSS 15.0 dengan kriteria diabaikan, maka prestasi belajar -12,565; setiap
pengujian adalah jika VIF > 10 atau Tolerance penambahan 1 point pada kemampuan berpikir
menjauhi angka 1, maka terdapat masalah mul- lateral akan menambah prestasi belajar sebesar
tikolinieritas, dan sebaliknya jika VIF < 10 atau 0,479; dan setiap penambahan 1 point pada
Tolerance mendekati angka 1 maka tidak ter- kemampuan berpikir positif akan menambah
dapat masalah multikolinieritas. Dari tabel 5 prestasi belajar sebesar 0,414. Hasil uji signi-
terlihat bahwa nilai VIF < 10 dan nilai tolerance fikansi koefisien regresi diperoleh nilai Fhitung =
mendekati angka 1, sehingga dapat disimpulkan 55,463 dengan p = 0,000; sehingga dapat
tidak terjadi masalah multikolinieritas. Atau disimpulkan bahwa koefisien regresi yang ter-
dengan kata lain, tidak terdapat hubungan kuat bentuk signifikan, atau dengan kata lain secara
antara variabel bebas. bersama-sama kemampuan berpikir memberi
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas pengaruh positif dan signifikan terhadap pres-
tasi belajar.
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Berpikir Tidak terjadi
Lateral & masalah Pembahasan
Berpikir
0,872 1,147 multikolinieritas
Penelitian ini telah menemukan dan
Positif
berhasil mengkorfimasi bahwa kemampuan
Sumber: Data primer yang diolah
berpikir lateral dan berpikir positif memberikan
Setelah semua asumsi persyaratan anali- dampak positif yang berarti bagi perkembangan
sis data terpenuhi, selanjutnya dilakukan per- peserta didik, khususnya dalam pembelajaran
hitungan pengujian hipotesis, yaitu dengan tek- evaluasi pendidikan. Pembelajaran yang baik
nik korelasi dan regresi ganda, yang proses merupakan pembelajaran yang memberikan
pengujiannya dilakukan menggunakan program kesempatan bagi peserta didik, untuk berkem-
SPSS 15.0. Dari pengolahan data diperoleh bang dan meningkatkan kompetensinya. Pe-
besar koefisien korelasi sebesar 0,813; nilai ini ningkatan kompetensi peserta didik, tentunya
mengindikasikan ada korelasi yang sangat kuat hanya bisa didapatkan melalui kegiatan pem-
antara kemampuan berpikir lateral dan berpikir belajaran yang kondusif dan menyenangkan
positif secara bersama-sama terhadap prestasi

Peran Kemampuan Berpikir Lateral dan Positif terhadap Prestasi Belajar Evaluasi Pendidikan
60

bagi peserta didik. Prihastuti (2009:37) menga- peserta maupun pelatih sehingga terdorong
takan bahwa pembelajaran menyenangkan ber- untuk bekerja keras mendukung tujuan menjadi
arti anak berada dalam keadaan yang sangat juara dunia dalam Olimpiade Fisika Internasio-
rileks, tidak ada sama sekali ketegangan yang nal ke-37 di Singapura. Kondisi ini juga di-
mengancam dirinya, baik fisik maupun non- dukung oleh Dwitantyanov, Hidayati, & Sawitri
fisik. Kondisi menyenangkan secara umum (2010) yang menemukan bahwa pelatihan
akan memberikan kenyamanan bagi peserta berpikir positif mampu meningkatkan efikasi
didik, dalam hal ini mahasiswa sehingga mem- diri, atau lebih dikenal dengan keyakinan
berikan kesempatan untuk mendayagunakan manusia akan kemampuan dirinya.
potensi yang dimilikinya. Berpikir positif bukan hanya berakibat
Akan tetapi, kondisi ideal seperti ini tidak pada kesehatan mental, tetapi juga berakibat
selalu terjadi dalam pembelajaran, justru proses pada kesehatan fisik seseorang. Senada dengan
pembelajaran menimbulkan kecemasan bagi pendapat Marcus Aurelius yang dikutip oleh
peserta didik, seperti pembelajaran yang penuh Seto (2010), yang mengatakan, “kehidupan kita
dengan ketegangan dan sikap otoriter para adalah apa yang pikiran-pikiran kita ciptakan”.
pengajar. Kecemasan ternyata memberikan efek Dari data yang telah dikumpulkan terlihat
negatif terhadap prestasi belajar. Untuk itulah bahwa sebagian besar siswa telah memiliki ke-
kemampuan berpikir menjadi penting, sehingga mampuan berpikir positif yang baik, hal ini
mahasiswa mampu mensiasati dan menemukan tentunya berdampak baik terhadap kondisi ke-
sikap, langkah atau tindakan terbaik untuk tetap jiwaan dan kesehatan siswa tersebut. Dengan
mendapatkan materi yang baik walaupun kon- berpikir positif kondisi kejiwaan kita menjadi
disi pembelajaran tidak atau kurang menye- lebih baik karena dapat menghalau datangnya
nangkan. Sikap yang diambil mahasiswa untuk pemikiran-pemikiran negatif yang dapat mengi-
menghadapi masalah tergantung dari seberapa kis kesehatan seseorang. Suatu hambatan mun-
positif mereka berpikir tentang masalah terse- cul ketika prasangka buruk dibiarkan mencekik
but, sedangkan langkah atau tindakan yang ide-ide dan peluang-peluang dalam hidup.
diambil mahasiswa sebagai cara memecahkan Biasanya hambatan dimulai dengan yang per-
masalah akan tergantung dari seberapa baik tama hadir dalam pikiran. Dan prasangka kita
kreatifitas dan kemampuan berpikir lateralnya. adalah yang menghalangi kita dalam menelaah
Dari data penelitian, terlihat bahwa sebagian perspektif unik yang masing-masing orang
besar responden memiliki kemampuan berpikir berikan pada dunia luar. Berawal dari pemikir-
yang cukup baik, yang faktanya secara empiris an yang positif dan selalu optimis akan mampu
berdampak positif pada prestasi belajarnya. membuat kehidupan bathin dan lahiriah men-
Membangun sikap atau cara pikir positif jadi lebih baik.
dapat dilakukan dengan cara-cara yang sederha- Berpikir sehat dalam memandang sesuatu
na, seperti memberikan jargon kata-kata positif, dari segala arah dapat menghasilkan suatu ke-
memberikan motivasi dan lain sebagainya. Hal putusan dan pemikiran yang terbaik tanpa harus
ini sama seperti yang dilakukan oleh Surya mengikutsertakan emosi. Dengan berpikir posi-
(2006), dengan konsep Mestakung (Semesta tif seseorang akan berusaha lebih memahami
Mendukung) berusaha meyakinkan bahwa dunia orang-orang di sekelilingnya. Dengan
Indonesia bisa menjadi juara dunia dalam rasa ingin tahu tentang sudut pandang yang
Olimpiade Fisika Internasional, dan akhirnya berbeda. Baik cara berpikir, bertindak, merasa,
dapat dicapai. Proses ini tentu saja dilakukan atau berintuisi, dapat melatih rasa ingin tahu.
untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar, baik Dan hal ini dapat membantu seseorang melihat

Cakrawala Pendidikan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1


61

berbagai kemungkinan dari dunia yang terbuka mengalami kebuntuan dan cepat menyerah. De
dan bukan keterbatasan dari dunia yang ter- Bono (Asmin, 2005: 539) menegaskan bahwa
tutup. Dengan rasa ingin tahu itulah yang dapat pembebasan dari gagasan lama dan rangsangan
mendorong seseorang untuk dapat mengatasi terhadap yang baru merupakan aspek kembar
hambatan-hambatan yang membatasi kemam- dari berpikir lateral.
puan, sehingga dapat menemukan langkah yang Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa
lebih besar dan lebih baik. Hal ini senada de- ternyata kemampuan berpikir setiap individu
ngan pendapat Abraham (2008: 46) yang berbeda, dan tidak dapat dilakukan pemaksana-
mengatakan berpikir sebagai tindakan pikiran an kemampuan berpikir, sehingga perlu ada
seseorang menghasilkan pemikiran. perlakuan berbeda terhadap masing-masing
Membangun langkah dan tindakan ter- individu. Senada dengan pendapat Hasratudin
baik untuk memecahkan masalah, seperti telah (2008: 47) yang mengatakan, “kualitas berpikir
diungkapkan sebelumnya, tergantung dari ke- manusia dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu
mampuan berpikir lateral. Menurut Asmin berpikir tingkat rendah, seperti mengingat,
(2005:539), berpikir lateral mempunyai peranan mengetahui dan memahami; berpikir tingkat
dalam melepaskan diri dari belenggu konsepsi sedang, seperti menerapkan, menggunakan dan
yang lama, dan menghasilkan perubahan sikap mempraktekkan; berpikir tingkat tinggi, seperti
serta pendekatan, untuk mengamati masalah analisis, sintesis, evaluasi, problem solving,
dengan cara berbeda, yang semula senantiasa berpikir kritis dan berpikir kreatif.”
diamati dengan cara yang sama. Ketika sese- Penelitian ini telah menemukan dan
orang memiliki kemampuan berpikir lateral, membuktikan bahwa kemampuan berpikir
maka orang tersebut memiliki kemampuan da- memberikan manfaat dan pengaruh yang besar
lam mencari ide dan persepsi yang baru, meng- terhadap pencapaian prestasi belajar mahasis-
ingat pola masalah tidak selalu simetris, maka wa, khususnya pada mata kuliah evaluasi pen-
diperlukan cara untuk memotong berbagai pola didikan. Di masa mendatang, diharapkan ada
ini (bergerak lateral). penelitian-penelitian yang bertujuan untuk
Kemampuan berpikir lateral menyedia- mengetahui dan mengembangkan peran ke-
kan cara dimana kita dapat memotong berbagai mampuan berpikir, sehingga prestasi belajar
pola, sekalipun tidak simetris. Maksudnya da- yang optimal dapat tercapai.
lam kemampuan berpikir lateral dapat timbul
sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin PENUTUP
untuk dipakai dalam menyelesaikan masalah. Kesimpulan
Kemampuan berpikir lateral akan mendorong Pertama, terdapat pengaruh kemampuan
penggunanya menjadi kreatif dalam berpikir. berpikir lateral terhadap prestasi belajar evalua-
Kemampuan berpikir lateral tidak hanya ter- si, yang diartikan semakin baik kemampuan
batas dalam dunia bisnis saja, belakangan ini berpikir lateral mahasiswa, maka semakin baik
dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. prestasi belajar evaluasinya. Kedua, terdapat
Contohnya saja dalam dunia pendidikan. De- pengaruh kemampuan berpikir positif terhadap
ngan memiliki kemampuan berpikir lateral, prestasi belajar evaluasi, yang diartikan sema-
peserta didik mampu mencari berbagai alter- kin baik kemampuan berpikir positif mahasis-
natif dalam mencari penyelesaian masalah yang wa, maka semakin baik prestasi belajar eva-
dihadapi dalam pembelajaran. Kemampuan luasinya. Ketiga, terdapat pengaruh kemampuan
seperti ini diharapkan akan memberi pengaruh berpikir lateral dan kemampuan berpikir positif
besar bagi peserta didik, sehingga tidak mudah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

Peran Kemampuan Berpikir Lateral dan Positif terhadap Prestasi Belajar Evaluasi Pendidikan
62

evaluasi, yang diartikan semakin baik kemam- untuk mempublikasikan hasil penelitian ini.
puan berpikir lateral dan kemampuan berpikir Kiranya Tuhan yang membalas setiap kebaikan
positif mahasiswa secara bersama-sama, maka yang telah diberikan kepada penulis.
semakin baik prestasi belajar evaluasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Saran Abraham, A. 2008. Developing Your Persona-
Dari hasil penelitian ini, maka penulis lity by Positive Thinking, Terjemahan:
berusaha beberapa saran sebagai berikut. Jasmine Amelia Putri. Yogyakarta: Quills
 Pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan Books Publisher.
dan Kebudayaan membuat kebijakan me-
ngenai pentingnya pelaksanaan kurikulum Amrin, A. M. 2009. Cara Belajar Cerdas dan
berbasis kemampuan berpikir, dan juga Efektif, Bukan Keras dan Melelahkan.
mengaktifkan penulisan-penulisan bahan Yogyakarta: Gerailmu.
ajar berbasis kemampuan berpikir.
Asmin. 2005. “Implementasi berpikir lateral
 Kampus, tentunya bekerjasama dengan dinas
dalam proses pembelajaran di sekolah”.
pendidikan atau instansi terkait mencoba
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 11
mengadakan pelatihan-pelatihan kepada para
(55), 525-553.
dosen mengenai pengembangan kemampuan
berpikir, sehingga dosen dapat mengimple- De Bono, E. 2009. Think! Before It’s Too Late.
mentasikan kemampuan tersebut kepada London: Vermilion.
mahasiswa.
 Mahasiswa, sebagai kaum intelektual men- Dwitantyanov, A., Hidayati, F., dan Sawitri,
coba melatih diri untuk berpikir, sehingga D.S. 2010. “Pengaruh Pelatihan Berpikir
dapat menemukan pemecahan terbaik di Positif pada Efikasi Diri Akademik Ma-
tengah kondisi terburuk sekalipun, dan dapat hasiswa (Studi Eksperimen pada Maha-
memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa Fakultas Psikologi UNDIP Sema-
pembangunan di Indonesia secara umum. rang)”. Jurnal Psikologi Undip, 8 (2),
 Perlu diadakan penelitian lanjutan, mungkin 135-144.
dilaksanakan dalam bentuk eksperimen,
sehingga temuan-temuan dalam penelitian Hasratudin. 2008. “Meningkatkan Keterampilan
ini dapat diverifikasi dan disempurnakan. Berpikir Kritis dan Kecerdasan Emosio-
nal melalui Pembelajaran Matematika
UCAPAN TERIMA KASIH Realistik”. Prosiding Seminar Nasional
Ucapan terima kasih penulis sampaikan Matematika Universitas Katolik Parah-
kepada pimpinan Universitas Indraprasta PGRI, yangan 3, 45-56.
terutama Dekan FTMIPA, Dr. Supardi U.S.,
Madhi, J. 2009. Kreatif Berpikir. Surakarta:
M.M., M.Pd., yang telah memberikan dukungan
Ziyad Visi Media.
kepada penulis. Juga kepada rekan-rekan dari
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyara-
Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan
kat (LP2M) Universitas Indraprasta PGRI, yang
Struktural. Bandung: Alfabeta.
menjadi tempat penulis bernaung selama ini.
Terakhir, penulis juga mengucapkan terima ka- Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional-
sih kepada Redaksi Jurnal Cakrawala Pendidik- Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
an yang memberi kesempatan kepada penulis

Cakrawala Pendidikan, Februari 2013, Th. XXXII, No. 1


63

Menyenangkan. Bandung: Remaja Ros- Sukmadinata, N. S. 2007. Landasan Psikologi


dakarya. Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Prihastuti. 2009. “Pengaruh Braingym terhadap
Peningkatan Kecakapan Berhitung Siswa Surya, Y. 2006. MESTAKUNG Rahasia Sukses
Sekolah Dasar”. Cakrawala Pendidikan, Juara Dunia Olimpiade Fisika. Jakarta:
28(1), 35-47. Hikmah.

Seto, M. 2010. Wisdom Of Positif Thinking. Tentama, F. 2010. “Berpikir Positif dan Peneri-
Yogyakarta: New Diglossia. maan Diri pada Remaja Penyandang
Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan”. Huma-
nitas, 7 (1), 66-75.

Peran Kemampuan Berpikir Lateral dan Positif terhadap Prestasi Belajar Evaluasi Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai