Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah -B

Dosen/Instruktur : Juherah, SKM, M.Kes

LAPORAN PEMBUATAN BRIKET

OLEH :

KELOMPOK 8

NUR HUMAYRA M.S PO.71.4.221.17.1.001

FEBRIYANTI PO.71.4.221.17.1.010

RITA WAHYUNI PO.71.4.221.17.1.033

EVI NOVIANTI PO.71.4.221.17.1.009

AYU MEUTIA PO.71.4.221.17.1.021

TINGKAT II.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI D-IV

2019
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN BRIKET

Hari/Tanggal : Sen

Tempat : Kampus Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar

A. Dasar Teori
Bahan bakar adalah istilah popular media untuk menyalakan api.
Bahan bakar dapat bersifat alami (ditemukan langsung dari alam), tetapi
ada juga yang bersifat buatan (diolah dengan teknologi maju). Bahan bakar
alami misal kayu bakar, batu bara dan minyak bumi. Bahan bakar alami
misalnya gas alam cair dan listrik. Sebenarnya listrik tidak dapat disebut
sebagai bahan bakar karena langsung menghasilkan panas, panas inilah
yang sebenarnya dibutuhkan manusia dari proses pembakaran disamping
cahaya akibat nyalanya. Saat ini biaya yang dibutuhkan untuk
mendapatkan bahan bakar makin lam makin mahal. Makain tinggi
teknologi yang digunakan makin mahal harganya, demikian pula makin
langka bahan naku yang dipakai untuk menghasilkna bahan bakar maka
harganya akan semakin mahal. Akibat langsung jika menggunakan bahan
bakar semacam ini adalah biaya hidup yang tinggi sehingga tidak banyak
orang yang mampu memanfaatkannya. Gas alam yang dicairkan misalnya
LNG tidak banyak dijangkau masyarakat desa atau pedagang-pedagang
kecil yang memerlukan bahan bakar.
Briket biorang adalah gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan
arang yang terbuat dari bioarang (bahan lunak yang dengan bioarang
diolah menjadi bahan yang sebenarnya termasuk bahan lunak yang dengan
proses tertentu diolah menjadi bahan arang keras dengan bentuk tertentu.
Kualitas dari bioarang ini tidak kalah dengan batu bara atau bahan bakar
jenis arang lainnya. Pembuatan briket arang dari limbah pertanian dapat
dilakukan dengan menambah bahan perekat, dimana bahan baku arang
akan terlebih dahulu ditumbuk, dicampur perekat, dicetak dengan sistem
hidrolik maupun manual dan selanjutnnya dikeringkan. Pemnggunaan
bahan perekat dimaksudkan untuk menarik air dan membentuk tekstur
yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan dengan adanya
bahan perekat masa susun partikel semakin baik, teratur dan lebih padat
sehingga dalam proses pencetakan arang briket akan semakin baik. Dalam
menggunakan bahan perekat harus memperhatikan faktor ekonomis
maupun non ekonomisnya.
Bioarang ini memberikan keuntungan yaitu biayanya amat
murah.
Alat yang digunakan untuk pembuatan briket bioarang cukup
sederhana dan bahan baku yang digunakan pun sangat murah,
bahkan ada tidak perlu membeli karena berasal dari sampah limbah
pertanian tidak digunakan lagi. Bahan baku untuk pembuatan arang
yang umum yang telah tersedia disekitar kita. Briket bioarang
dalam penggunaannya menggunakan tungku yang relatif kecil
dibandingkan tunggu lainnya.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu membuat briket
2. Agar mahasiswa mengetahui Alat dan bahan dalam membuat briket

C. Alat dan Bahan


1. Alat
-Drum
-Minyaktanah
-Korekapi
-Pengaduk
-Kompor
-Penumbuk
-Ayakan
-Panci
-Pancetak briket
2. Bahan
-Bahan organik yang dapat terbakar (arang)

D. Prosedur Kerja
1. Memasukkan bahan-bahan organik (kayu bakar) dalam drum dan
memberi minyak tanah
2. Membakar bahan-bakar organik dan mengaduknya sampai rata
3. Menutup drum dengan rapat agar bahan organik tersebiut menjadi abu
dan tetap menjadi arang
4. Drum tersebut disiram air agar menjadi dingin dan kemudian
memindahkan arang ke penumbuk
5. Arang ditumbuk sampai halus lalu diayak (disaring)
6. Membuat bahan perekat dengan memanaskan air lalu diberi kanji
7. Lem atau perekat yang jadi dicampur dengan arang halus yang telah
diayak(disaring)
8. Perekat kanji dan arang terus diaduk dan dicampur sampai partikel
arang saling menempel satu sama lain
9. Memasukkan campuran perekat kanji dan arang tersebut ke cetakan
dan kemudian dikeringkan, dapat dijemur di bawah sinar matahari
langsung atau di oven.
10. Briket dikemas siap dipasarkan
11. Briket siap digunakan

E. Hasil

Briket yang dihasilkan yanitu 27 buah, 21 yang utuh 2 retak

F. Pembahasan
Pada pembuatan briket kami menggunakan bahan dasar kayu
bakar, selanjutnya kayu bakar dibakar untuk dijadikan arang. Setelah
menjadi arang lalu ditumbuk hingga halus lalu diayak untuk mendapatkan
butiran arang yang halus. Kita membuat lem atau perekat dari tepung kanji
dan air yang dipanaskan, campuran air dan tepung kanji dan air ini dibuat
sampai campuran encer namun tidak menggumpal. Arang yang sudah
diayak kemudian di campur dengan lem atau perekat yang telah dibuat
dengan perbandingan antara lem dan arang sebaiknya lebih banyak arang
karena hasilnya akan lebih bagus, Jika lem atau perekat yang digunakan
terlalu banyak maka briket akan menghasilkan banyak asap jika
digunakan. Cetak campuran briket dan lem yang telah homogen dengan
pipa(potongan pipa). Hasil cetakan selanjutnya dikeringkan di bawah sinar
matahari langsung, bisa 2-3 hari jika cuaca tidak mendukung bisa 5-7 hari
pengeringan atau bisa dengan teknik oven untuk mengurangi kadar air.

G. Kesimpulan
1. Briket dibuat dari campuran arang yang ditumbuk dengan lem kanji
(kanji + air). Lem digunakan senbagai perekat. Campuran lem dan juga
arang, lebih banyak arang untuk mendapatkan hasil briket yang baik
agar tidak menjadi campuran briket yang menimbulkan banyak asap
jika digunakan.
2. Briket dikatakan baik apabila setelah pengeringan briket memiliki
tekstur yang keras dan tidak kenyal atau hancur saat dipencet atau di
genggam dengan tangan.

H. Saran
Dengan dibuatnya laporan ini, diharapkan dapat menambah
wawasan bagi orang yang membacanya dan briket dapat dikenalkan
kepada masyarakat yang belum mengetahui tentang briket, dan juga
sebagai cara untuk mengurangi sampah misal batok kelapa dan sekam
dijadikan briket agar lebih bermanfaat.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai