Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REPORT

MK.FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PPB BK

FILSAFAT PENDIDIKAN
SKOR NILAI:

NAMA: NURUL FITRI HASIBUAN

NIM: 1193351009

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIMED

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha Esa karena telah memberikan
kesehatan dan karunianya yang melimpah kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan tugas
ini.Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Book Report”.Tujuan saya
menulis makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Filsafat Pendidikan”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan menjadi suatu evaluasi
dalam pembuatan makalah ini.Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi saya maupun bagi para pembaca.

Medan,23 September 2019

NURUL FITRI HASIBUAN

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….………....…..2

BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...4
A.Manfaat CBR ……………………………………….……………………………………….....4
B.Tujuan CBR ………………………………………….……………………………………........4
C.Identitas Buku …………………………………………………………………………………...4

BAB II.
Ringkasan Isi Buku……………………………………...…………………………………….......5
A. Buku Utama……………………………………………...………………………………...........5
B. Buku Pembanding……………………………………………………...………………..….....14

BAB III
Pembahasan
A. Isi Buku....................................................................................................................................17
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku.............................................................................................17

BAB IV
Penutup..........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..19

3
BAB I

Pendahuluan

A.Manfaat CBR
1. Dapat menguasai materi Filsafat Pendidka setelah membandingkan dua buku.
2. Menumbuhkan pola pikir yang kritis dalam membandingkan dua buku Filsafat Pendidikan.
3. Mampu berpikir kritis dalam mencari informasi dalam membandingkan kedua buku.

B. TUJUAN CBR
1. Memenuhi salah tugas mata kuliah yaitu filsafat pendidikan.
2. Menambah wawasan pembaca setelah memendingkan dua buku dengan pengarang yang
berbeda.
3. Mengetahui letak kelebihan dan kekurangan dari kedua buku setelah membandingkan kedua
buku.

4
C.IDENTITAS BUKU
Buku 1
1. Judul buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Pengarang : Drs. Edward Purba, M.Si.
3. Penerbit : UNIMED PRESS
4. Tahun terbit : 2017
5. Kota Terbit : Medan
6.Tebal Buku : 174 Halaman

Buku 2
1. Judul buku : FILSAFAT PENDIDIKAN
2. Pengarang : Prof.Imam Bernadib,M.A.,Ph.D
3. Penerbit : Ombak Tiga
4. Tahun terbit : 2017
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6.Tebal Buku : 121 Halaman

5
BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN BUKU 1
BAB I
I. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1) PENEGERTIAN FILSAFAT
1) Ditinjau dari segi etimologi berasal dari bahasa inggris philosophy, dan dari
bahasa arab falsafah, yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni
philosophia, yang berarti cinta (philien) dan kebijaksanaan (Sophia).
2) Dan dari segi terminologi filsafat terjadi karena adanya keragu-raguan yang
terjadi dan menimbulkan banyak hal yang dipertanyakan, seperti alasan
keberadaan manusia dan siapa kita sebenrnya. banyak kesimpulan yang di
paparkan oleh tokoh-tokoh terkenal, contohnhya Plato “ filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencari pengetahuan kebenaran yang asli. Ali
Mudhofir (surajiyo,2008, 4-6) memaparkan bahwa filsafat memiliki ragam yang
bermacam, yaitu:
o Filsafat sebagai suatu sikap
o Filsafat sebagai suatu metode
o Flsafat sebagai kelompok persoalan
o Filsafat sebagai sekolompok teori atau sistem pemikiran
o Filsafata sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjeasan dan penjelasan
makna selisih
o Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh

2). PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha


sadar dan penuh tanggung jawab orang dewasa dalam mebimbing, memimpipn, dan
mengarahkan peserta didik dengan problema atau persoalan.
Filsafat pendidikan dalam arti luas menurut Mudyaharjo (2004) dibedakan
menjadi dua macam yakini:
1) Filsafat pendidikan praktek
Yaiitu analisi kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya
pendidikan diselenggarakan.
2) Filsafat ilmu pendidikan
Yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang pendidikan dan konsep-konsep
psikologi pendidkan dan teori-teori belajar.

6
BAB II
I. FILSAFAT PENDIDIKAN
1) Filsafat pendidikan sebagai sistem
Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier antara filsafat dan pendidikan.
Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung ke dalam pendidikan
dengan maksud untuk menghasikan konsep pendidikan yang beerasal dari satu cabang
atau aliran filsafat, misalnya denagn idealism.
2) Substansi filsafat pendidikan
Kedudukan filsafat pendidikan dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari
fundasi-fundasi pendidikan.yang mengartikan bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan antara konsep dengan dasar pendidikan.
3) Hubungan filsafat dengan filsafat pendidkan.
Hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan adalah:
 Filsafat dalam arti fisisologis berarti satu cara pendekatan yang di gunakan untuk
memecahakan problematika.
 Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevan dengan hubungan yang nyata.
 Filsafat dalam hal filsafat pendidikan memberikan petunjuk dan arah dalam
mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.

BAB III

I. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


1) Filsafat pendidikan idealism
Idealisme berpendirian,kenyataan bahwa tersusun atas gagasan dan ide atau spirit.
Menurut paham idealism guru harus membingbingpeserta didik dengan berdiskusi
dengan buakan pronsip-prinsip eksternal.
2) Filsafat pendidikan realisme
Menurut Kattsoff (1996-126) realisme adaalah meanrik garis pemisah yang tajam antara
yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umunya cenderung keraaf dualism atau
monism matearilistik.
Beberapa prinsip belajar yang dikemukakan oleh Comenius Sadulloh, 2003:
 Pelajaran harus didasarkan pad minat peserta didik
 Setiap mata peljaran harus memiliki outline, belajar mengajar, silabus dan rencana
pembelajaran.
 Permulaan pertemuan guru harus menyampaikan informasi tentang garis besar
pelajaran.
 Kelas harus berwarna dalam makna tidak membosankan
 Pembelajaran berlangsung sikuens.
 Setiap aktivitas guru-murid membantu untuk mengembangkan hakikat manusia.
 Pelajaran diperuntukkan untuk semua murid.

7
3) Filsafat pendidikan materialism
Yaitu filsafat berisikan tentang ajaran kebenaran.pada fokusnya aliran materialism
mengutamakan benda sekitar dan segala kenyataan yang ada.
4) Filsafat pendidikan pragmatism
Dipandang sebagai filsafat amerika asli, pragmatsme berasal dari kata pragma yang
berarti praktek atau berbuat, filsafat ini berpendapat bahwa pengetahuan manusia adalah
apa yang mausia alami.
5) Filsafat pendidikan eksistensialisme.
Memfokuskan kepada pengalaman-pengalaman individu.
6) Filsafat pendidikan progresivisme
Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus menerus dalam
suatu arah yang positif, apa yang dipandang benarhari ini belum tentu benar untuk masa
depan.
Progresivisme pengikut Dewey (Sadulloh, 2003), mendasarkan pada asumsi berikut:
 Minat peserta didik sebaga dasar menentukan muatan kurikulum.
 Pembelajaran efektif apabila peserta didik memeperlakukan minat-minat sea
kebutuhannya dihubungkan dengan bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
 Pembelajaran harus aktif.
 Pendidikan bertujuan untuk membina peserta didik agar berpikir rasional,
 Peserta didik mempelajari nilai-nilai personal dan sosial.
 Pendidikan merupakan wahana yang masa depan yang lebih baik dari masa
sbelimnya.
7) Filsafat pendidikan perenialisme
Mengemukakakn bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacuan dan ketidak
pastian, dan krtidak teraturannya terutama dalam tatanan kehidupan moral.
8) Filsafat pendidikan esensialime
Aliran ini bukanlah suatu aliran tersendiri melainkan suatu gerakan dalam pendidikan
yang memprotes pendidikan aliran progrevisme. Faham ini berpendapat bahwa betul-
betul ada hal-hal esensial dari pengalaman peserta didik yang memiliki nilai esensial dan
perlu dipertahankan.
9) Filsafat pendidikan rekonstruksionalisme.
Suatu kelanjutan yang logis dari caraberpikir progresifisme dlam pendidikan. Individu
tidak hanya dari pengalaman-pengalamn disekolah tetapi juga haruslah mempelopori
peserta didik kepada masyarakat.

BAB IV
I. FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
Pandangan filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan, dan nilai.

8
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia,setiap Negara memiliki ideology masing-
masing,fungsi dari ideology atau dogma yaitu serangkaian nilai-nilai yang di jadikan
sebagai dasar atau sandaran bagi rakyat ataupun orgaisasi-organisasi di Negara tersebut.
1) Pandangan filsafat pancasila tentang manusia.
Pancasila sebagai dasar nilai yang dijunjung oleh masyarakat Negara Indonesia.
Paulus Wahana (dalam tilar. 2002: 191)mengemukakan gambaran manusia pancasila
sebagai berikut:
a. Manusia(mahkluk monopluralitas) yang melaksanakan sila-sila yang tercantum
dalam pancasila.
b. Manusia adalah ciptaan tuhan YME, yang dikaruniai kesadaran dan kebebasan
dalam memilih dan menentukan pilihannya.
c. Manusia yang dapat menetukan sikapnya dalam hubungannya dengan
penciptanya.
d. Manusia adalah makhluk otonom dan memiliki harkat dan martabat yang luhur.
e. Sila persatuan Indonesia berarti manusia indonesiaadalah makhluk sosial yang
berada di dalam dunia Indonesia bersama dengan makhluk Indonesia lainnya.
f. Manusia Indonesia harus mampu hidup bersama, menghargai satu sama lain dan
tetap membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
g. Manusia (makhluk dinamis) yang mampu melakukan kegiatan dengan manusia
Indonesia lainnya.
h. Manusia yang saling menghargai, memiliki kebutuhan yang sama dan
mengembangkannya bersama.
i. Manusia Indonesia dituntut untuk menghargai orang laindalam memanfaatkan
sarana unruk meningkatkan taraf kehidupan.
2) Pandangan filsafat pancasila tentang masyarakat.
Aktualisasi nilai filsafat pancasila didalam membangun diformulasikan dalam
konsep pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
manusia Indonesia mulai dari sabang sampai merauke yang tinggal di kota, pedalaman,
mendiami pulau-pulau besar dan kecil adalah satu yang diikat oleh nilai pancasila.
3) Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sada dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
metode pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhalk mulia dan serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa.
Pendidikan tiding berlangsun di sekolah saja tetapi juga dirumah, di masyarakat
dan lingkungan keluarga.
4) Pandangan filsafat pancasila tentang nilai.
Sila-sila dalam pancasila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek,
sebagai berikut:

9
a. Sila ketuhanan yang maha esa, menempatakan manusia di alam semesta bukanlah
sebuah pusat,melainkan bagian sistem sitematik yang diolahnya.
b. Sila kemanusiaan yang beradab, menekankan bahwa pembangunan dan
pelaksanaan pendidikan untuk menjaga keseimbangan antar daerah, keberadaan
masyarakat, warga Negara, letak dan jarak geografis sehingga tercapai berdiri
sama tinggi duduksam rendah dan saling bahu membahu untuk mebangun
pertahanan bangsa ini.
c. Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran bangsa Indonesia dalam
membangun bangsa seperti semboyan bersatu kita teguh berpisah kita runtuh.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, mendasari bahwa setiap warga Negara memiliki
kebebasan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensinya.
e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengandung nilai bahw amanusia Indonesia harus menjaga keseimbangan
keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, dengan tuhan, dan dengan
masyarakat.
5) Pandangan filsafat pendidikan pancasila terhadap sistem pendidikan nasional.
Pendidikan adlah sebagai suatu investasi bagi pengembangan sumber daya
manusia sebagai individu dan anggpta masyarakat.b bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai etnis dan budaya yang merupakan modal atau asset nasional untuk memajukan
bangsa,akan tetap dapat menjadi potensial sebagai sumber disintegrasi bangsa apabila
diabaikan pembentukan dan pengembangan sifat toleransi dan saling mengasihi bagi
setiap warga Negara.
Hafid Abbas (2002) menyebutkan sisdiknas belum dapat berfungsi untuk
mempersatukan manusia Indonesia. Agar dapat berfungsi seperti itu maka:
1. Pendidikan harus dikelola dengan prinsip keadilan
2. Pengelola pendidkan harus terbuka dalam rangka mengkordinir partisippasi
masyarakat banyak
3. Pengelola pendidikan harus bersifat inklusif dan hindari jauh-jauh sifat
eksklusif yang berlebihan.
4. Pengelola pendidikan di semua tingkatan hahrus professional
5. Pengelola pendidikan dengan melibatkan semua stakeholder dalam rangka
pengayaan dan demokratisme pendidikan
6. Pendidikan nasional hendaknya benar-benar mendorong tercapainya
pemerataan pendidikan.

10
BAB V

HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN

A. Hakekat Pendidikan.
I. Pengertian pendiidikan
Upaya belajajar untuk mampu menghadapi perubahan dan permasalahan, dalam kaitan
ini pengertian pendididkan adalah mempersiapkan seseorang agar dia dapat mandiri
mengatasi perubahan-perubahan dan masalah kehidupan yang akan dihadapinya.
Sejimlah pendapat tentang hakekat dan pengertian pendidikan:
 Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pelatihan dan pengajaran.(KBBI 1991)
 Dalam artian sempit pendidikan adalah perubahan atau proses perbuatan untutk
memperoleh pengetahuan. (McLeod, 1989)
II. Tujuan Pendidikan.
Tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pendidikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi anak agar mrnjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, cerdas, berakhlak mulia, berilmu cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi manusia yang berjiwa sosial , demokratis dan bertanggung jawab.
III. Aliran-aliran pendidikan.
 Nativisme
 Naturalism
 Empirisme
 Konvergensi
IV. Linkungan Pendidikan.
 Limgkungan keluarga
 Lingkungan sekolah
 Lingkungan masyarakat

B. PENDIDIKAN KARAKTER
I. Pengertian Karakter.
Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal baikdalam
kehidupan,sehingga seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang tinggiserta
kepedulian dan komitmen untuk mewujudkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
II. Pendidikan Karakter.
Membangun karakter merupakan proses yang berkelanjutan, karakter bunlah sesuatu
yang sudah tertempel pada jati seseorang, tetapi merupakan hasil dari pengaruh heredity
(warisan), dan lingkungan,
Lickona (1992), dalam Mulyasa(2012: 4-5), menjelaskan ada tiga komponen yang
diperhatikan dalam pendidikan karakter:
 Pengetahuan tentang moral.

11
Kesadaran moral,pengetahuan nilai moral, pertimbangan moral, keputusan dan
pemahaman diri,
 Perasaan tentang moral.
Kesadaran, empati, mencintai kebaikan, dan control diri.
 Tindakan moral.
Perpaduan dari pengetahuan nilai moralyang diwujudkan dalama kompetensi,
keinginan, dan kebiasaan.

C. HAKEKAT MANUSIA
a) Beberapa pandangan tentang manusia:
 manusia adlah makhluk berpikr (homo sapiens)
 manusia adalah makhluk yang suka berbuat, suka menciptakan dan suka
menghasilkan (homo faber)
 manusia adala animal eduscandum ( makhluk yang dapat dididik)
 manusia adalaha makhluk yang suka berkawan.
b) Eksistensi manusia.
 Manusia sebagai makhluk individu
 Manusia sebagai makhluk sosial
 Manusia sebagai makhluk susila
 Amanusia sebagai makhluk religious
c) pengembangan dimensi-dimensi manusia dalam proses pendidikan,
 pengembangan diri sebagai makhluk individu
 pengembangan diri sebgai makhluk sosial.
 Pengembangan manusia swbagai makhluk susila

D. HAKEKAT MASYARAKAT
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi didalam masyarakat Indonesia tidak dapat
diputar kembali jarum jamnya, semuanya diaarahkan kepada suatu tujuan untuk
membnagun suatu masyarakat Indonesia yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat tidak terlepas dan bahkan merupakan hasil dari proses
penyelenggaraan pendidikan.
E. HAKEKAT PESERTA DIDIK
Pendidikan adalah usaha membantu mengembangkan potensi anak seoptimal mungkin,
memberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivasi
untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman berguna, pendidikan sap membantu peserta
didik untuk mengembangkan potensi dan merangsang dan menjauhkan hal-hal yang
dapat mengganggu proses pendidikan.
F. HAKEKAT GURU
Guru disekolah dalam pelaksanaaan tugasnya berperan sebagai tenaga profesioanal, tentu
saja jelas berbeda dengan dengan pendidikan didalam keluarga.

12
G. HAKEKAT PEMBELAJARAN
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehinnga menimbulkan
perubahan perilaku.
H. LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN
 Landasan agama
 Landasan filsafat
 Landasan sosiologi
 Landasan hokum
I. ASAS-ASAS PENDIDIKAN
 Asas-asas pendidikan sepanjang hayat
 Asas kasih syang
 Asas demokrasi
 Asas keterbukaan
 Asas tanggung jawab
 Asas kualitas
 Panca darma taman siswa
 Dasar-dasar pendidikan M.Syafei

13
PEMBAHASAN BUKU 2

1. Filsafat Pendidikan Idealisme

Idealisme berpendirian,bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan(ide-ide) atau


spirit. Segala benda yang nampak berhubungan dengan kejiwaan dan segala aktivitas adalah
kreativitas kejiwaan. Dunia ini dipandang bukan hanya sebagai mekanisme,tetapi dipandang
sebagai sistem,dunia adalah keseluruhan(totalitas).

Seorang pengikut idealisme menurut Kattsoff(1996) :

 Hakekat terdalam pengalaman seseorang


 Ketertiban dan susunan alam semesta
 Adanya nilai di alam semesta,maka kita akan sampai pada pendirian penganut idealisme
berdasarkan atasa tuntutan akan ketuntutan dan akal kita.

Menurut Uyoh (2003) ;

Idealisme tidak menolok keberadaan dunia nyata yang ada disekitar kita seperti benda-benda
yang ada di dalam ini. Bahwa manusia adalah bebas dan ditentukan,bebas sepanjang sebagai
jiwa atau roh,terikat berarti manusia juga merupakan makhluk fisik yang tunduk kepada hukum
alam. Kaum idealis memandang bahwa anak merupakan bagian dari alam spritual yang mewarisi
pembawaan spritual sebagai potensinya.

2. Filsafat Pendidikan Realisme

Menurut Kattsoff (1996: 126), menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui
dan yang diketahui,dan pada umumnya cenderung ke arah dualisme atau monisme materialistik.

Menrut penganut realisme adalah ukuran kebenaran gagasan itu memberikan


pengetahuan keapada kita tentang mengenai barang sesuatu aitu sendiri ataukah tidak dengan
mengadakan pembedaan anatara apakah sesuatu itu yang kentyataan dan bagaimana dengan
dampaknya.

Menurut Johan Amos Comenius merupakan pemikiran pendidikan. Beliau


mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha untuk mencapai tujuan hidup
berupa,keselamatan dan kebahagiaan hidup yang abadi,kehidupan yang sejahtera dan damai.

3. Filsafat Pendidikan Materialisme

Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran
kebendaan,dimana benda merupakan sumber segalanya.

Menurut Noor Syam ( 1986:162-163) semuanya adalah materi,serba zat,serba


benda,manusia merupakan makhluk ilmiah yang tidak punya perbedaan dengan alam semesta

14
demikian juga wujudnya yang merupakan makrokosmos,dan tingkah manusia pada prosesnya
sejalan dengan sifat dan gerakan peristiwa alamiah.

Menurut Karl Marx,memberikan suatu pandangan bahwa kenyataan yang ada adalah
dunia materi,dan di dalam suatu susunan kehidupan masyarakat,pada muatannya terdapat
kesadaran yang menumbuhkan ide atau teori serta pandangan yang semuanya adalah suatu
gambaran yang nyata,sebabnya faktor yang mempunyai peran melahirkannya,yaitu adanya
pendorong atau daya yang dikatakan materi atau benda,dan prinsipnya kecenderungan manusia
untuk berbuat dan bertindak yang disebabkan oleh faktor materi yang ada di sekitarnya.

4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme bearsal dari kata “pragma” yang berarti praktik atau aku berbuat. Hal ini
mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa
yang dapat dilakukan.

Pendidikan menurut pandangan pragmatisme bukan merupakan suatu proses


pembentukan dari luar,dan juga bukan merupakan suatu pemerkahan kekuatan-kekuatan laten
dengan sendirinya melainkan merupakan suatu proses reorganisai dan rekonstruksi dari
pengalaman-pengalaman individu.

Menurut John Dewey (Sadulloh,2003),pendidikan didasarkan pada tiga pokok


pemikiran,yakni:

 Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup


 Pendidikan sebagi pertumbuhan
 Pendidikan sebagai fungsional

5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Ekstensi adalah cara


manusia ada di dunia. Cara behrada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda
materi. Cara beradanya manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya,ada kerjasama
dan komunikasi dan dengan penuh kesadaran akan dirinya sendiri tidak dapat berkomunikasi
antara satu dengan lainnya. Benda –benda materi,alam fisik,dunia yang berada di luar manusia
tidak akan bermakna dan tidak memilki tujuan apa-apa kalau terpisah dari manusia. Jadi dunia
bermakna karena manusia.

6. Filsafat Pendidikan Progresivisme

Menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia berkembang terus menurus dalam
suatu arah yang positif. Permasalahan hidup masa kini tidak akan sama dengan permasalhan
hidup masa yang akan datang. Untuk itu,peserta didik harus dilengkapi dengan starategi-startegi
menghadapi kehidupan masa mendatang dan pemecahan masaalh yang memungkinkan mereka

15
mengatasi permasalahan-permasalahan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran-
keenaran yang relevan pada masa itu.

7. Filsafat Pendidikan Perenialisme

Aliran ini berbeda dengan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang
baru. Perenialisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan dan
ketidakpastian,dan ketidak teraturan terutama dalam tatanan kehidupan moral,intelektual,dan
sosial-kultural. Ciri utama prensialisme

8. Filsafat Pendidikan Esensialisme

Esensialisme bukan merupaka suatu aliran filsafat tersendiri,yang mendirikan suatu


bangunan filsafat tersendiri,melainkan suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes
pendidikan progrevisme. Penganut faham ini berpendapat bahwa betul-betul ada hal-hal yang
esensial dari pengalaman peserta didik yang memiliki nilai esensial dan diperlukan
dipertahankan.

Menurut Sadulloh(2003) terjadi gerkana di sekolah untuk mengadakan perubahan dalam


praktek pelakasannaan pendidikan di sekolah,yakni bahwa peserta didik harus dilatih atau didik
untuk dapat berkomunikasi dengan jelas dan logis.

16
BAB III
PEMBAHASAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN


 Kelebihan
Buku 1 ini penjelasannya sangat jelas dan pembahasan lebh luas, dibahas
secara lengkap, mudah di pahami oleh pembaca dan bahasanya juga dapat di
mengerti.

Buku 2 ini penjelasannya sangat jelas, dibahas secara ringkas sehingga


mudah di pahami oleh pembaca.

 Kelemahan
Buku 1 pendapat para ahli atau falsafah llebih sedikit, tidak mencakup
seperti buku yang ke dua yang memilki banyak menurut para ahli sehingga
pembaca dapat mengambil kesimpulan setiap pendapat para ahli tersebut.

Buku 2 ini bahasanya ada yang kurang dipahamisehingga menyulitkan


atau membingungkan bagi para pembaca.

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam cbr tentang aliran-aliran filsafat pendidikan saya dapat menyimpulkan bahwa
setiap orang pasti memiliki pendapat yang berbeda –beda mengenai suatu hal seperti yang
terdapat dalam aliran-aliran filsafat pendidikan, yang memilki pbanyak pendapat para ahli
yang berbeda-beda untuk mengemukakan pendapatnya tentang aliran-aliran yang ada pada
filsafat pendidikan.

B. SARAN

Melalui buku ini pembaca diharapkan mampu memahami apa Filsafat Pendidikan dan dapat
mengaplikasikannya ketika dalam proses belajar-mengajar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Purba. Edward . Filsafat pendidikan : MEDAN. Unimed Press. 2017

Barnadib. Imam . Filsafat pendidikan : YOGYAKARTA. Prenademedia group. 2018

19

Anda mungkin juga menyukai