Anda di halaman 1dari 8

Aeromonas hydrophyla

Dipublikasi pada Desember 4, 2012 oleh heni14UB

1. 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan budidaya ikan terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan daya tahan organisme
budidaya terhadap serangan bakteri patogen. Salah satu bakteri yang umum dijumpai pada
ekosistem perairan dan mempunyai peranan sebagai microbial flora bagi organisme air pada kondisi
lingkungan yang stabil yaitu bakteri Aeromonas hydrophila. Dimana bakteri tersebut bersifat patogen
pada ikan air tawar seperti ikan nila pada kondisi kualitas air yang buruk. Selain itu
bakteri Aeromonas hydrophila memiliki kemampuan osmoregulasi yang tinggi dimana mampu
bertahan hidup pada perairan tawar, perairan payau dan laut yang memiliki kadar garam tinggi
dengan penyebaran melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan hewan darat dan hewan amfibi
serta reptil (Mangunwardoyo et al., 2010).

Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif adalah penyakit ikan. Dimana
menimbulkan kerugian ekonomi bagi para pembudidaya ikan. Salah satu jenis penyakit yang sering
dijumpai pada organisme budidaya adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh
bakteri Aeromonas hydrophilla, dimana merupakan bakteri patogen penyebab penyakit “Motil
Aeromonas Septicemia” (MAS), terutama untuk spesies ikan air tawar di perairan tropis
(Rahmaningsih, 2012).

Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit yang
berbahaya pada budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut banyak menyerang ikan mas yang
merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar dan dapat menginfeksi ikan pada semua ukuran
yang dapat menyebabkan kematian hingga mencapai 80%, sehingga mengakibatkan kerugian yang
sangat besar baik dalam usaha budidaya ikan air tawar (Sanoesi, 2008).

1. 2. Epidemilogi

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada ikan khususnya yang disebabkan oleh A.
hydrophila mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980, dimana bakteri ini menyebabkan wabah
penyakit pada ikan karper di wilayah Jawa Barat dan menyebabkan kematian sebanyak 125 ton. Di
tahun yang sama kejadian serupa juga terjadi dan menyerang spesies ikan mas, penyakit tersebut
dikenal dengan penyakit `Ulcerative disease` atau penyakit borok/penyakit merah yang
mengakibatkan kematian sekitar kurang lebih
173 ton jenis ikan mas termasuk didalamnya 30 % ikan-ikan kecil/benih mati disebabkan oleh
bakteri Aeromonas sp dan Pseudomonas sp, mengakibatkan kerugian sekitar Rp. 126 juta. Penyakit
ini dapat menyebabkan sistemik yang menimbulkan kematian ikan yang tinggi, menyerang ikan-ikan
budidaya dan dalam waktu singkat menyebar kedaerah lain
(Lukistyowati dan Kurniasih, 2011).

Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk bakteri gram negatif, dimana mempunyai karakteristik
berbentuk batang pendek, bersifat aerob dan fakultatif anaerob, tidak berspora, motil, mempunyai
satu flagel, hidup pada kisaran suhu 25-30 0C. Jika organisme terkena serangan bakteri maka akan
mengakibatkan gejala penyakit hemorhagi septicaemia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
terdapat luka dipermukaan tubuh, insang, ulser, abses, dan perut gembung. Tidak hanya menyerang
organisme budidaya seperti ikan, tetapi penyakit ini juga menyerang manusia dimana menyebabkan
infeksi pada gastroenteristis, diare dan extra intestinal pada manusia. Bakteri Aeromonas
hydrophyla sangat mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar dan seringkali menimbulkan wabah
penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi (80 – 100 %) dalam kurun waktu yang singkat (1 – 2
minggu). Sehingga sangat merugikan petani ikan dalam usaha budidaya ikan. Tingkat virulensi dari
bakteri
A. hydrophila dapat menyebabkan kematian ikan tergantung dari racun yang dihasilkan. Didalam
tubuh bakteri Aeromonas hidrophyla terdapat Gen Aero dan hlyA yang bertanggung jawab dalam
memproduksi racun aerolysin dan hemolysin dimana Aerolisin merupakan protein extraseluler yang
diproduksi oleh beberapa strain A. hydrophila yang bisa larut, bersifat hydrofilik dan mempunyai
sifat hemolitik serta sitolitik. Mekanisme racun Aerolysin pada bakteri Aeromonas hidrophyla dalam
menyerang dan menginfeksi racun pada ikan yaitu dengan mengikat reseptor glikoprotein spesifik
pada permukaan sel eukariot sebelum masuk ke dalam lapisan lemak dan membentuk lubang. Racun
aerolysin yang membentuk lubang melintas masuk ke dalam membran bakteri sebagai suatu
preprotoksin yang mengandung peptida. Racun tersebut dapat menyerang sel-sel epithelia dan
menyebabkan gastroenteristis (Lukistyowati dan Kurniasih, 2012).

Proses invasi bakteri patogen Aeromonas hydrophila kedalam tubuh host adalah diawali dengan
melekatnya bakteri pada permukaan kulit dengan memanfaatkan pili, flagela dan kait untuk bergerak
dan melekat kuat pada lapisan terluar tubuh ikan yaitu sisik yang dilindungi oleh zat kitin. Selama
proses berlangsung bakteri Aeromonas hydrophila memproduksi enzim kitinase yang berperan
dalam mendegradasi lapisan kitin sehingga bakteri dapat dengan mudah masuk kedalam host. Selain
memanfaatkan kitinase bakteri Aeromonas hydrophila juga mengeluarkan enzim lainnya seperti
lesitinase dalam upaya masuk kedalam aliran darah (Mangunwardoyo et al., 2010).

Bakteri Aeromonas hidrophyla termasuk patogen oportunistik yang hampir selalu terdapat di
air dan seringkali menimbulkan penyakit apabila ikan dalam kondisi yang kurang baik. Penyakit yang
disebabkan oleh Aeromonas hydrophilla ditandai dengan adanya bercak merah pada ikan dan
menimbulkan kerusakan pada kulit, insang dan organ dalam. Penyebaran penyakit bakterial pada
ikan umumnya sangat cepat serta dapat menyebabkan kematian yang sangat tinggi pada ikan-ikan
yang diserangnya. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang terserang infeksi bakteri Aeromonas
hidrophyla adalah gerakan ikan menjadi lamban, ikan cenderung diam di dasar akuarium; luka/borok
pada daerah yang terinfeksi; perdarahan pada bagian pangkal sirip ekor dan sirip punggung, dan
pada perut bagian bawah terlihat buncit dan terjadi pembengkakan. Ikan sebelum mati naik ke
permukaan air dengan sikap berenang yang labil (Rahmaningsih, 2012).

Menurut (Tanjung et al., 2011), tanda-tanda sekunder serangan bakteri Aeromonas


hydrophila terlihat dengan tumbuhnya jamur berwarna putih pada bagian ujung sirip ikan dan pada
bagian tubuh yang mengalami luka memar. Sekresi lendir tampak berlebihan menyeliputi tubuh ikan,
dengan warna tubuh yang memucat. Nafsu makan berkurang mulai pada hari ke dua. Indikasi ikan
mendapat serangan bakteri dari mata pucat umumnya tampak setelah hari ke lima, sedangkan
kerusakan sisik dan tumbuhnya jamur sudah muncul mulai dari hari pertama. Warna tubuh pucat
umumnya tampak setelah hari ke tiga. Adapun beberapa analisis yang digunakan untuk mengetahui
serangan dari bakteri Aeromonas hydrophila antara lain:
– Analisis morfologis

Indikasi-indikasi serangan bakteri terhadap berbagai strain ikan Gurami cukup beragam, baik ciri
maupun waktunya. Serangan bakteri tersebut dicirikan oleh perubahan warna mata menjadi abu-abu
dan terjadi penonjolan bola mata atau exophthalmia, luka memar yang bisa meliputi sekujur
tubuh, warna tubuh menjadi pucat, dan sirip rusak, dengan waktu (hari) serangan yang bervariasi.
Tanda-tanda yang paling peka terhadap serangan bakteri, ditandai waktu munculnya serangan
umumnya sudah tampak pada hari pertama. Jenis yang paling tahan adalah strain Padang dengan
indikasi serangan umumnya setelah dua hari. Hal ini sesuai dengan tingkat ketahanan hidupnya yang
paling tinggi (8-10 hari). Indikasi kerusakan pada sirip tidak selalu muncul, dalam hal ini ikan yang
tidak menunjukkan sisik atau sirip rusak (ta), boleh jadi ikan tersebut sudah terserang bakteri.

– Analisis histologis intestin dan hati

Pada ikan yang sehat irisan hati berwarna cerah serta sel-sel hepatosit mengandung nukleus dan
heterokromatin. Ikan yang terkena serangan A. hydrophila menunjukkan kondisi sel hati yang rusak
karena mengalami infeksi, tetapi tidak mengeluarkan nanah (non purulent multifocal hepatitis).
Kantung empedu dan sel hati mengalami peradangan atau infeksi (cholangiohepatitis), yang pada
kondisi parah infeksi ini dapat mencapai jaringan parenkim hati. Ditemukan juga vakuola dan sel-sel
darah karena terjadi pendarahan dalam (internal haemoragy). Kematian sel-sel hati (focal nekrosis)
merupakan manifestasi yang umum terjadi pada ikan yang terserang A. hydrophila. Intestin ikan
Gurami yang terpapar A. hydrophilamenunjukkan kondisi yang mengalami deplesi pada sel lamina
intestin tersebut sehingga terkikis habis. Mukosa intestin juga mengalami kematian sel (nekrosis)
yang disebabkan oleh degradasi enzimatik yang dikeluarkan oleh A. hydrophila .

1. 3. Habitat

Bakteri aeromonas hydrophila memiliki kemampuan osmoregulasi yang tinggi dimana mampu
bertahan hidup pada perairan tawar, perairan payau dan laut yang memiliki kadar garam tingg
dengan penyebaran melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan hewan darat dan hewan amfibi
serta reptil (Mangunwardoyo et al., 2010).

Lingkungan dengan yang mempunyai konsentrasi kadar garam tertentu memiliki kerapatan A.
hydrophila yang jauh lebih tinggi dibandingkan lingkungan air tawar, meskipun variasi dalam
kepadatan antara habitat dengan kadar garam tertentu jauh lebih besar daripada habitat air tawar,
umumnya,
A. hydrophila tidak dianggap sebagai bakteri laut, namun, studi ini menunjukkan bahwa itu
ditemukan secara alami bakteri Aeromonas hydrophila hidup dilingkungan yang mempunyai kadar
garam air laut, air payau sampai dengan air tawar dan dapat ditemukan di semua salinitas, kecuali
(paling ekstrim> 100%o). Baru-baru ini, bakteri A. hydrophila menyebabkan penyakit borok pada ikan
cod (Gadus morhua), dan ikan laut lainnya. A. hydrophila dapat diisolasi dari perairan yang memiliki
kekeruhan 0-395 unit turbidity Jackson. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan bakteri A.
hydrophila adalah 35°C, dan suhu maksimum yaitu mendekati suhu 45 0C. Dalam studi ini,
A. hydrophila diisolasi dari air yang memiliki suhu antara 4 0 dan 45.00C.
A. Hydrophila tidak dapat diisolasi pada suhu lebih besar dari 45 0C, kepadatan tertinggi terjadi pada
350C, sepanjang gradien termal mulai dari
200 sampai 720C. PH air tampaknya tidak memainkan peran penting dalam distribusi A. hydrophila,
karena bakteri dapat diisolasi selama rentang pH seluruh sampel (5,2-9,8). Bakteri Aeromonas
hydrophila tidak mampu tumbuh pada pH lebih rendah dari 4 atau lebih tinggi dari 10 (Hazen et al.,
2011).

Bakteri Aeromonashydrophila, merupakan bakteri negatif, dianggap sebagai salah satu bakteri
patogen yang paling penting pada hewan air di daerah beriklim sedang, seperti ikan yang sakit, belut,
katak, dan kura-kura. Selain itu bakteri A.hydrophila dilaporkan sebagai salah satu
spesies Aeromonaspaling umum yang terkait dengan penyakit usus pada manusia
(Esteve et al., 2004).

1. 4. Ikan atau udang yang diserang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang
mempunyai nilai ekonomis penting dan telah dibudidayakan secara intensif. Salah satu kendala yang
dihadapi dalam budidaya intensif ikan nila adalah penyakit ikan. Salah satu jenis penyakit ikan yang
sering dijumpai adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophilla, yang
menyerang spesies ikan air tawar di perairan tropis (Rahmaningsih, 2012).

Bakteri Aeromonas hidrophyla merupakan bakteri patogen yang menyerang ikan lele, dimana
menyebabkan penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Bakteri ini dapat menyebabkan
kematian pada ikan lele mencapai 80% bahkan dapat mencapai 100% dalam kurun waktu 1 minggu
(Mulia, 2012).

Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) telah umum dibudidayakan dan menjadi andalan
sebagai salah satu sumber protein hewani. Kawasan pengembangan budidaya ikan Gurami juga
sudah terbentuk di beberapa daerah, seperti di Jawa Barat (Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, Garut), Jawa
Tengah (Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Purbalingga), Walaupun ikan Gurami sudah lama
dibudidayakan secara komersial namun masih menghadapi kendala dalam hal pertumbuhan yang
lambat dan ketahanan hidup yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah serangan penyakit oleh
bakteri Aeromonas hydrophila. Selain ikan, berbagai spesies Aeromonas juga dapat menyerang
amfibi dan hewan reptil. Pada amfibi, bakteri ini dapat menyebabkan pendarahan dalam yang bisa
berakibat fatal. Pada manusia, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan,
septisemia (keracunan darah), infeksi pada luka dan pembengkakan pada lambung dan usus yang
disertai muntah dan diare atau gastroenteritis (Tanjung et al., 2011).

Bakteri Aeromonashydrophila diketahui sebagai patogen pada amfibi, reptil, ikan, siput, sapi
dan, baru-baru ini, bakteri Aeromonas hydrophila menyerang manusia. Beberapa kasus
penyakit septicemias yang menyerang manusia yang dapat berakibat fatal yang disebabkan oleh
bakteri A.hydrophila, tetapi penyakit tersebut menyerang pada manusia yang mempunyai daya tahan
tubuh yang lemah dan terpapar oleh penyakit laiinya, misalnya leukemia.
hanya A.hydrophila dilaporkan menyerang dan menjadi patogen pada manusia ketika terdapat luka
dan kontak langsung dengan air dimana air tersebut mengandung strain bakteri A.hydrophila.
Bakteri Aeromonas hydrophila menyebabakan kerugian yang besar dibidang perikanan, misalnya,
pada tahun 1973, 37.500 ekor ikan mati selama dalam kurun waktu 13 hari dalam satu periode di
Danau North Carolina (Hazen et al., 1978).
1. 5. Cara pencegahan dan pengobatan

Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi baik pencegahan maupun pengobatan penyakit yang
disebabkan bakteri A. hydrophila adalah dengan pemberian bahan-bahan kimia maupun pemberian
antibiotik sintetis seperti tetracycline. Pemberian bahan kimia ini memang dapat mencegah
maupun mengobati penyakit pada ikan bila digunakan dengan dosis yang tepat, akan tetapi bila
digunakan tidak terkontrol maka dapat menimbulkan beberapa efek negatif. Residu antibiotik dapat
mencemari lingkungan dan juga dapat dijumpai di tubuh ikan, sehingga ikan tidak aman untuk
dikonsumsi oleh manusia (Lukistyowati dan Kurniasih, 2011).

Salah satu alternatif dalam mengobati penyakit bakterial pada ikan adalah menggunakan
bahan-bahan alami yang mempunyai kemampuan anti bakteri antara lain ekstrak bawang putih
untuk mengobati benih ikan lele yang terinfeksi A.hydrophilla; ekstrak air kunyit untuk
mengobati Pseudomonas aeruginosa pada ikan gurame (Rahmaningsih, 2012).

Vaksinasi merupakan suatu metode alternatif yang efektid dan efisien untuk mencegah
penyakit yangn disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Vaksinasi dilakukan dengan
merangsang kekebalan spesifik ikan terhadap penyakit tersebut. Metode vaksinasi tidak
menimbulkan dampak negatif, baik pada ikan, lingkungan maupun konsumen. Tingkat perlindungan
dari metode vaksinasi terhadap serangan bakteri bakteri Aeromonas hydrophila tergantung pada
jenis dan kualitas vaksin, cara vaksinasi, kondisi ikan dan lingkungan hiidupnya. Dari hasil penelitian
pemberian vaksin dari debris sel Aeromonas hydrophila pada ikan lele menunjukkan peningkatan
produksi titer antibodi dimana dapat meningkatkan produksi antibodi ikan lele dumbo. Perlakuan
vaksinasi, baik yang dibooster maupun yang tidak meningkatkan titer antibodi ikan lele setelah ikan
divaksinasi (Mulia, 2012).

Upaya penanganan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh


A. hydrophila adalah dengan menggunakan ektraks tumbuhan alami seperti ekstrak daun pepaya.
Sebagai tanaman obat, pepaya (C. Papaya L) juga mengandung zat atau senyawa bioaktif yang yang
dapat meningkatkan ketahanan dan tanggap kebal ikan. Zat aktif yang terdapat pada daun pepaya
antara lain alkaloid, flavonoid, dan saponin, selain zat bioaktif daun pepaya juga memiliki
kemampuan antagonis dalam melawan bakteri patogen sehingga mempunyai sifat imunostimulan.
Semakin banyak kosentrasi ekstrak daun pepaya yang diberikan pada ikan seraca oral jumlah sel
macrofagh pada ikan mas meningkat, dimana dosis pemberian ekstrak daun pepaya pada konsentrasi
65% (Sanoesi, 2008).

1. 6. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu

– Bakteri Aeromonas hydrophila termasuk bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek,
bersifat aerob dan fakultatif anaerob, tidak berspora, motil, mempunyai satu flagel, hidup pada
kisaran suhu 25-300C.

– mengakibatkan penyakit hemorhagi septicaemia pada ikan dan menyebabkan infeksi pada
gastroenteristis, diare dan extra intestinal pada manusia.
– Bakteri Aeromonas hydrophyla sangat mempengaruhi usaha budidaya ikan air tawar dengan
tingkat kematian yang tinggi (80 – 100 %) dalam waktu yang singkat (1 – 2 minggu).

– penyebaran bakteri Aeromonas hydrophila melalui air, kotoran burung, saluran pencernaan
hewan darat dan hewan amfibi serta reptil

– bakteri Aeromonas hydrophila banyak menyerang spesies ikan air tawar seperti, ikan mas, ikan
gurami, ikan lele dan juga menyerang ikan air laut seperti ikan cod serta amfibi dan reptil. Selain ikan
bakteri ini juga menyerang manusia

– Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi baik pencegahan maupun pengobatan penyakit
yang disebabkan bakteri A. hydrophila adalah dengan pemberian bahan-bahan kimia maupun
pemberian antibiotik sintetis seperti tetracycline), menggunakan bahan-bahan alami yang
mempunyai kemampuan anti bakteri antara lain ekstrak bawang putih; ekstrak air kunyit, ekstrak
daun pepaya dan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi

Daftar pustaka

Esteve, C., E. Alcaide., R, Canals., S. Merino., D, Blasco., M.J Figueras., J.M Tomas. 2004.
Pathogenic Aeromonas hydrophila iSerogroup ):14 and O:81 Strains with an S Layer. Appl. Environ.
Microbiol. 2004, 70(10): 5898.

Hazen, T.C., C.B.Fliermans., R.P. Hirsch., G.W. Esch. 1978. Prevalence and Distribution of Aeromonas
hydrophila in the United Stated. Apliied aand Environmental Microbiology, Nov. 1978, p. 731-738.

Mulia, D.S. 2012. Penggunaan Vaksin Debris Sel Aeromonas hydrophila dengan Interval
Waktu Booster Berbeda terhadap Respons Imun Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burchell). Sains
Aquatic 10 (2): 86-95.

Lukistyowati, I dan Kurniasih. 2011. Kelangsungan Hidup Ikan Mas (Cyprinus carpio L) yang diberi
Pakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) dan di Infeksi Aeromonas hydrophila. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, 16,1 (2011) : 144-160.

Lukistyowati, I dan Kurniasih. 2012. Pelacakan Gen Aerolysisn dari Aeromonas hidrophyla pada Ikan
Mas yang diberi Pakan Ekstrak Bawang Putih. Jurnal Veteriner, Vol. 13 No. 1 : 43-50.

Mangunwardoyo, W., R. Ismayasari., E. Riani. 2010. Uji Patogenisitas dan Virulensi Aeromonas
hydrophila Stanier pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus Lin.) melalui Postulat Koch. J. Ris. Akuakultur
Vol. 5 Tahun 2010: 245-255.

Rahmaningsih, S. 2012. Penagruh Ekstrak Sidawayah dengan Konsentrasi yang Berbeda untuk
Mengatasi Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophyla pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmu
Perikanan dan Sumberdaya Perairan.
Sanoesi, E. 2008. Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya Linn) terhadap Jumlah Sel
Makrofag pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal
Penelitian Perikanan, Vol 11, No. 2, Desember 2008.

Tanjung, L. R., Triyanto., N. H. Sadi., G. D. Haryani., D. S. Said. 2011. Uji Ketahanan Beberapa Strain
Ikan terhadap Penyakit Aeromonas. Lomnotek (2011) 18(1) : 58-71

Iklan

Report this ad

Report this ad

https://susantiheni.wordpress.com/2012/12/04/aeromonas-hydrophyla/

Klasifikasi Aeromonas Hydrophila

Klasifikasi Aeromonas hydrophila

Domain Bacteria

Kingdom Proteobacteria

Phylum Gammaproteobacteria

Class Aeromonadales

Genus Aeromonas

Spesies Aeromonas hydrophila

Bacillus hydrophilus fuscus Sanarelli 1871

Bacillus hydrophilus Chester 1901

Proteus hydrophilus (Chester 1901) Bergey et al. 1


923
Synonyms
Bacterium hydrophilum (Chester 1901) Weldin and
Levine 1923

Pseudomonas hydrophila (Chester 1901) Breed et a


l. 1948

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Aeromonas_hy
drophila
Morfologi Aeromonas Hydrophila
Ciri utama bakteri aeromonas adalah bentuknya seperti batang, ukurannya 1–4,4 x 0,4–1
mikron, bersifat gram negatif, fakultatif aerobik (bias hidup dengan atau tanpa oksigen), tidak
berspora, bersifat motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu flagel (monotrichous flagella)
yang keluar dari salah satu kutubnya, senang hidup di lingkungan bersuhu 15-30ºC dan pH 5,5–
9 (Liviawaty dan Afrianto 1992).

Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan suatu bakteri berbentuk batang, gram negatif,
motil/bergerak dengan flagella polar, yang pada umumnya terdapat pada perairan dengan bahan
organik yang tinggi. Bakteri gram negatif adalah organisme yang tidak dapat menahan zat
pewarna setelah dicuci dengan alkohol 95% (Kabata 1985). Dinding sel bakteri gram negatif
mengandung lebih sedikit peptidoglikan tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur membran
kedua yang tersusun dari protein, fosfolipida, dan lipopolisakarida (Volk & Wheeler 1988). Selain
menyerang ikan air tawar, bakteri Aeromonas hydrophila juga dapat menyerang manusia (Hiroko
dan Aoki 1991 dalam Anoraga 2012) yaitu yang bersifat enterotoksigenik dan cukup potensial
terhadap patogenitas di saluran pencernaan manusia.

Aeromonas hydrophila adalah jenis bakteri yang bersifat metropolitan, oksidatif, anaerobik
fakultatif, dapat memfermentasi gula, gram negatif, tidak membentuk spora, bentuk akar, dan
merupakan penghuni asli lingkungan perairan. Bakteri ini ditemukan air tawar dan pada badan
air yang terklorinasi maupun tidak terklorinasi, dengan jumlah terbanyak ditemukan pada musim
hangat. Upaya isolasi aeromonas pada penyakit yang menyerang hewan berdarah panas dan
berdarah dingin telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu, sedangkan isolasi dari manusia
dilakukan sejak awal tahun 1950-an (Hayes 2000)

Aeromonas hydrophila merupakan bakteri heterotrof uniselular yang dicirikan dengan adanya
membrane yang memisahkan inti dengan sitoplasma. Bakteri ini biasanya berukuran 0,7–1,8 x
1,0–1,5 μm dan bergerak menggunakan sebuah polar flagel. Bakteri ini berbentuk batang
sampai dengan kokus dengan ujung membulat dan bersifat mesofilik dengan suhu optimum 20-
30ºC (Kabata 1985).
https://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2016/11/klasifikasi-dan-morfologi-bakteri_26.html

Anda mungkin juga menyukai