DEPARTEMEN MANAJEMEN
DIAJUKAN OLEH
HARYO BRAMANTYO
NIM: 040810354
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya pada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Intervening, Terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Sungai Brantas
Jawa Timur” ini disusun oleh penulis sebagai salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pada
Pada kesempatan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
2. Drs. Sri Gunawan, M.Com DBA selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas
3. Dra. Ec. Nuri Herawati. M.si., M.Sc, Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
4. Prof.Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang berarti dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Program S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Airlangga Surabaya, yang telah membantu dalam kelancaran studi dan
6. Ibu dan adik tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun
7. Teman-teman seperjuangan Sobat SR ; Andri Ebol, Alan, Andhika Depe, Angga, Arjom,
Buuldan, Bowo, Dino, Dion Parasdya, Dimas Komting, Dismas, Fairuz RR, Hastadi,
Jojo Aji, Mas Iphe, Rendra, Rival, Tommy, Vincent Sotorus, Yunus Suhariyadi serta
teman sekelas dan pernah sekelas ; Lukman Hakim, Willy Noble, Yoni, Yashinta,
Brigitta, Maria, Chusnul, Rara, Manda, Melinda, Ay Wibowo, Ayu Alif, Diah, Rerra Ori,
Salsabila, Ika Alif, Angela, Anggun, Feli, Miftahul, Vinanci, Joseph Krisna dan banyak
yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini, terima kasih atas doa dan kebaikannya
selama ini.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
Penulis
Surabaya.............................
Dosen Pembimbing
ABSTRACT
Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur is a goverment agency that moves on the
development and empowerment of water resources. It has development projects that
lies around Brantas River. The object of this study is PPK Pengembangan Air Baku
II. It is executor activities under Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur that holds
work area development program field in Pekalen Sampean Madura. It has Thirty
employees. This Study is examine three variables, they are; Work Motivation (X 1)
and Job Satisfaction (X2) as dependent variables, Organizational Commitment (Z) as
an intervening variable, and Employees Performance (Y) as an independent variable.
A total of 30 full time staff level employees participated in this study. The major
hypotheses of the study were assessed through Path Analysis uses SPSS 17.0
Version.
The result of this study showed that Work Motivation and Work Satisfaction have not
significant influence toward employees performance over Work Motivation and
Work Satisfaction have significant influence toward Organizational Commitment and
Organizational Commitment have significant influence toward Employees
Performance.It means that Organizational Commitment as a full mediation in this
model of conceptual framework.
Keywords : Work Motivation, Job Satisfaction, Emloyee Performance,
Organizational Commitment
ABSTRAK
Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur adalah lembaga pemerintah yang bergerak
pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya air . Balai Besar Sungai Brantas
Jawa Timur memiliki proyek-proyek pembangunan yang terletak di sekitar Sungai
Brantas . Obyek dari penelitian ini adalah PPK Pengembangan Air Baku II . mereka
adalah pelaksana kegiatan di bawah Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur yang
memegang area kerja lapangan program pembangunan di Pekalen Sampean Madura .
Memiliki 30 pegawai . Studi ini meneliti tiga variabel , yaitu; Motivasi Kerja ( X1 )
dan Kepuasan Kerja ( X2 ) sebagai variabel dependen , Komitmen Organisasi ( Z )
sebagai variabel intervening , dan Kinerja Pegawai ( Y ) sebagai variabel independen.
Sebanyak 30 pegawai setingkat staf berpartisipasi dalam penelitian ini . Hipotesis
pada penelitian ini diukur dengan Path Analysis menggunakan SPSS 17.0 Version .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan sedangkan Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasional dan Komitmen Organisasional berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai. Bisa diartikan bahwa Komitmen Organisasi berfungsi sebagai
mediasi penuh dalam model dari kerangka konseptual ini.
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja Pegawai , Komitmen
Organisasional
iv
SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
1.5.Sistematika Skripsi.......................................................................................10
2.4. Hipotesis.......................................................................................................42
vi
vii
4.5 Pembahasan.................................................................................................83
Pegawai.......................................................................................85
Pegawai.......................................................................................88
5.2 Saran............................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Regresi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil adalah salah satu unsur aparatur pemerintah yang
dan pembangunan yang sesuai dengan tuntutan zaman terutama untuk menjawab
dan kemampuannya secara berkesinambungan. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas
pimpinan pada setiap organisasi untuk selalu memikirkan suatu upaya yang harus
dilakukan untuk senantiasa memelihara dan membina semua pegawai agar dapat
diberikan motivasi demi mencapai kinerja yang tinggi demi suksesnya program
teknologi, namun juga ditunjang administrasi yang baik dalam perencanaan maupun
1
SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
dalam pelaksanaannya. Rencana kebijaksanaan yang ideal, jika tidak disertai dengan
Dengan dimikian, dapat dikatakan sukses atau tidaknya kegiatan pemerintahan dan
Akan tetapi potret PNS saat ini menunjukkan gambaran kinerja yang belum
wewenang (KKN), tingkat kesejahteraan yang rendah dan tidak terkait dengan tingkat
pendidikan, prestasi, produktivitas dan disiplin pegawai. Kondisi ini berdampak pada
rendahnya kinerja PNS dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melayani
masyarakat.
pembangunan negara yang sangat tinggi ditunjukkan oleh para PNS kita yang bisa
saja diartikan sebaliknya yaitu rasa tidak mau tahu tentang apa yang terjadi dan apa
untuk melakukan sejumlah kecurangan yang bisa merugikan negara di kemudian hari.
yang mampu, cakap, dan terampil tetapi yang terpenting untuk mau bekerja giat dan
para pegawai agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
merasa mendapat inspirasi untuk bekerja keras. Pegawai yang mempunyai motivasi
tinggi merupakan salah satu syarat jika hasil-hasil kerja yang tinggi ingin dicapai
secara konsisten.
yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya”. Dari definisi tersebut dapat dicermati bahwa motivasi menjadi bagian
yang sangat penting yang mendasari individu atau seseorang dalam melakukan
4. kemampuan-kemampuan (abilities).
Faktor-faktor organisasional meliputi
1. pembayaran atau gaji (pay),
2. keamanan pekerjaan (job security),
3. sesama pekerja (co-workers),
4. pengawasan (supervision),
5. pujian (praise), dan
6. pekerjaan itu sendiri (job itself).
Agar kinerja karyawan terus meningkat, maka penting juga untuk menjaga
agar kepuasan kerja karyawan tetap tinggi. Kepuasan kerja memiliki peran yang
penting dan menonjol bagi setiap organisasi, karena kepuasan kerja akan berperan
bawahan menunjukkan sikap dan perilaku bawahan pada pemimpin. Seseorang yang
puas akanmelakukan hal yang positif dan membantu pemimpin dalam mencapai
tujuan organisasi sedangkan jika tidak puas akan bersikap negatif dan tidak
atasan, rekan kerja, dan juga terhadap pekerjaan itu sendiri. Bila dalam lingkungan
kerja pegawai tidak mendapatkan apa yang diinginkan seperti peluang promosi yang
adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan, serta
terhadap pekerjaan itu sendiri, maka dengan sendirinya kinerja pegawai tersebut akan
menjadi buruk. “Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat
individual, setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda
sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya”. (Handoko, 2000:192).
Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem
nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian
pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan
keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan
yang didapat.
untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan di
merupakan suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi
tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi
Kinerja bisa didefinisikan sebagai sebuah hasil kerja yang telah dicapai
seseorang sesuai dengan tugas dan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang
tersebut bekerja. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
tumbuh dan berkembang maka perlu pembinaan hubungan kerja antara pegawai
kepada organisasi itu. Meyer dan Allen (1996) membedakan tiga komponen
commitment adalah imbalan atau balasan yang diterima karyawan atas kinerjanya
yang diteliti pada penelitian kali ini antara lain Need for Achievement, Need for
Affiliation, Need for Power yang merupakan komponen motivasi kerja yang ingin
diteliti. Dengan ini, diharapkan bahwa dengan adanya motivasi seorang karyawan yang
tinggi maka kinerjanya akan meningkat seiring dengan komitmen organisasional sebagai
variabel intervening sehingga hubungan antara motivasi dan kinerja karyawan termediasi
secara penuh. Hal tersebut didukung oleh penelitian Widyaningrum (2008) dengan
hubungan yang positif signifikan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan
Organisasional lainnya yang berasal dari Kepuasan Kerja yaitu Kerja yang Secara
Mental Menantang, Upah, Kondisi Kerja yang mendukung, Rekan Kerja yang
Mendukung, Kesesuaian Pribadi terhadap Pekerjaan yang nantinya akan diteliti lebih
Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di
variabel intervening.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
Kinerja sangat penting untuk mencapai tujuan dan akan mendorong seseorang untuk
lebih baik lagi dalam pencapaian tujuan. Dengan banyaknya variabel yang
dan Kepuasan Kerja, Terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Sungai Brantas
Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
Timur?
Timur
Jawa Timur
Timur
1. Untuk pimpinan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur, yakni
Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
dan hipotesis.
Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motif atau dalam bahasa asing disebut motive adalah “sesuatu seperti
kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan segala
upayanya.
Menurut Mathis ( 2006; 114 ), motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang
yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang bertindak karena suatu
daya perangsang kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja
12
a drive that aimed at a goal or incentives”. Motivasi adalah suatu proses yang diawali
oleh kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis atau kebutuhan yang
diaktifkan oleh perilaku atau penggerak yang ditujukan pada sasaran. Memahami
motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan
sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan
pekerja adalah :
dengan motivasi, dan mengapa karyawan berprestasi tinggi. Teori motivasi manusia
menjadi lima kategori yang naik dalam urutan tertentu. Kebutuhan tersebut
berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya
saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-
tingkatan tersebut dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya walaupun tidak
harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status,
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri
Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak
tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut
berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum
kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga
tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula
seterusnya.
teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia
membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah
(fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi
diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah
dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila
faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan Robbins
(2001:170).
Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus
semua itu.
mencari-cari kesalahan.
sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi bawahan dari
sendiri disebut faktor interinsik, dan faktor dari luar dirinya merupakan faktor
eksterinsik”.
359 ) membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Motivasi intrinsik.
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja
pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari
memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja
upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan yang
itu terutama di sebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri
mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.
memberikan makna semua teori, agar dapat di pergunakan secara operasional/ praktis
nilai.
peraturan kerja, iklim kerja dan budaya kerja yang telah disepakati.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi yang rendah
tidak hanya disebabkan oleh faktor internal karyawan itu sendiri melainkan
dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan
untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain.” Oleh karena hal tersebut, peneliti
pegawai lebih daripada sekadar kegiatan yang jelas, misalnya seperti mengocok
kertas, menunggu pelanggan, atau lain sebagainya. Davis dan Newstrom (1985;105)
segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan
konsep tunggal.Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan
tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.Kepuasan Kerja merupakan sikap
satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan.Karyawan yang puas lebih menyukai situasi
demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari
kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat pentingnya
aspek pekerjaan bagi individu. Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas
positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya
melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah
orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Teori ini juga
mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada
1. Value Theory
Kepuasan karyawan bergantung pada hasil yang didapatkan mereka
dari perusahaan dengan hasil yang karyawan inginkan. Semakin
banyaknya kesesuaian yang diinginkan dengan hasil yang didapatkan
maka karyawan akan merasa semakin puas.
2. Discrepancy Theory
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Teori ini mengukur
kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu
yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila
kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka sesorang
akan menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi
merupakan discreapancy yang positif. “Kepuasan kerja seseorang
tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan
dengan apa yang dicapai” (Porter;1961).
3. Need Fulfillment Theory
Kepuasan kerja tergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
karyawan. “Karyawan akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa
yang dibutuhkan”. Makin besar kebutuhan karyawan terpenuhi, makin
puas pula karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila
kebutuhan karyawan tidak dapat terpenuhi, karyawan tersebut akan
merasa tidak puas (Lawler;1994).
Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu kepuasan kerja
Menurut As’ad (2004:104) ada 5 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:
1) Kedudukan (posisi)
2) Pangkat (golongan).
3) Umur.
5) Mutu pengawasan.
karyawan Lawler (dalam Steers & Porter, 1983) sebab karyawan yang memiliki
Karyawan yang bekerja dalam keadaan terpaksa akan memiliki hasil kerja
keseluruhan, dan ini akan merugikan perusahaan. Itulah sebabnya perusahaan perlu
Faktor yang menentukan kepuasan kerja dari Robbins (1996) dirasa sebagai
sesuatu yang penting bagi peneliti sehingga dijadikan komponen penelitian. Dengan
mengetahui faktor apa saja yang dibutuhkan setiap pekerja agar kepuasan nya
tercapai, maka akan sangat baik bagi para pemimpin mengingat hal tersebut
mempengaruhi kinerja karyawan pada akhirnya. Selain itu juga, supaya bisa dijadikan
alat ukur apakah pegawai yang bekerja di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa
merupakan inti kesuksesan hubungan jangka panjang yang secara implisit merupakan
besar pekerjaan yang dibebankan pada karyawan / bawahan sesuai dengan harapan
mereka.
a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi
organisasi
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu komitmen terhadap
suatu organisasi publik tersebut.Namun demikian, para pemimpin saat ini belum
organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi motivasi dan kualitas
kondisi yang dirasakan oleh pegawai yang dapat menimbulkan perilaku positif yang
pada perusahaan.
(umur, masa jabatan dalam organisasi, dan pembagian seperti positif atau negatif,
atau kedudukan kontrol internal dan eksternal) dan organisasi (desain kerja dan gaya
kepemimpinan pengawas)”.
seseorang yang digolongkan dalam dua dimensi yakni tua dan muda, sedangkan masa
jabatan merupakan lamanya seseorang bekerja atau menjabat suatu posisi di dalam
organisasi.Umumnya orang-orang yang umurnya lebih tua dan telah lama bekerja
memiliki komitmen organisasi yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang berusia
muda. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa masa hidup mereka baik kehidupan
mereka untuk keluar dari perusahaan, dalam arti mereka tetap komit terhadap
organisasi.
terjadinya komitmen organisasi itu berbeda”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Karakteristik individu
c. Karakteristik pekerjaan
karyawan yang telah bekerja selama beberapa tahun. Faktor yang berpengaruh
b. Bagaimana pekerjaannya
Semua faktor diatas akan membentuk komitmen awal dan tanggung jawab
a. Investasi
b. Modal kerja
karyawan yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi
kerja yang dimilikinya, dengan membagi tiga komponen dibawah ini (Allen dan
suatu organisasi, komitmen afektif merupakan proses perilaku dimana melalui hal
tersebut seseorang akan berfikir mengenai hubungan mereka dengan organisasi dalam
hal nilai dan kesatuan tujuan. Pada tingkat ini merupakan tingkat dimana tujuan
individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang diperkirakan secara langsung
karyawan dengan afektif tinggi masih bergabung dengan organisasi karena keinginan
dilihat sebagai suatu keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi karena
dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang
pada tugas, loyalitas, dan kewajiban moral. Perasaan loyalitas dan tugas mendasari
tingkah laku yang berbeda dengan pegawai dengan dasar kontinyu. Karyawan yang
memang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk berusaha yang sesuai
organisasi akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin
organisasi, yaitu :
organisasi.
antara lain : komitmen afektif, yaitu keterikatan karyawan secara emosional kepada
karyawan dalam suatu perusahaan karena ia memiliki kewajiban untuk terus bertahan
penelitian, maka dipilih komitmen organisasional dari Allen dan Meyer sebagai
variabel terikat. Alasan dipilih teori Allen dan Meyer didasarkan bahwa komitmen
organisasional dari Allen dan Meyer merupakan konsep komitmen organisasi yang
berpengaruh terhadap pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.
Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual
(prestasi kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
maupun kuantitas yang dihasilkan karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Rivai (2005:15),
prestasi kerja adalah “hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
penting untuk mencapai tujuan dan akan mendorong seseorang untuk lebih baik lagi
menilai prestasi kerja karyawan”. Untuk mengukur tingkat kinerja karyawan biasanya
dilakukan oleh atasan dari masing-masing unit kerja dengan beberapa alternatif cara
digunakan bagi penyelia atau manajer untuk mengelola kinerja karyawan, mengetahui
apa penyebab kelemahan maupun keberhasilan dari kinerja karyawan sehingga dapat
tentang hasil kerja. Ada enam dimensi dalam menilai kinerja karyawan, yaitu :
a) Kualitas (Quality)
Merupakan hasil kerja keras dari para karyawan yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan sebelumnya.Jika
hasil yang dicapai oleh karyawan tersebut tinggi maka kinerja dari
karyawan tersebut dianggap baik oleh pihak perusahaan atau sesuai
dengan tujuannya. Ini berarti merupakan suatu tingkatan yang
menunjukkan proses pekerjaan atau hasil yang dicapai atas suatu
pekerjaan mendekati adanya kesempurnaan.
b) Kuantitas (Quantity)
Merupakan hasil kerja keras dari karyawan yang bisa mencapai skala
maksimal yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.Dengan hasil
yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut maka kinerja dari para
karyawan sudah baik.Jika Quantity merupakan jumlah yang
diproduksi yang dinyatakan dalam nilai mata uang, jumlah unit produk
atau jumlah siklus aktivitas yang telah diselesaikan.
c) Ketepatan Waktu (Timeliness)
Karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar waktu kerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Dengan bekerja yang sesuai dengan
standar waktu yang telah ditentukan maka kinerja dari karyawan
tersebut sudah baik. Dengan timeliness yang merupakan suatu
tingkatan yang menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dapat
terselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan maka
kinerja karyawan tersebut sudah baik.
d) Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)
bimbingan atau campur tangan penyelia maka akan dapat meningkatkan kinerja dari
karyawan itu sendiri. Pada penelitian ini tidak diikutsertakan indikator Need For
Supervision karena tingkat pendidikan responden yang sudah tinggi sehingga dirasa
karyawan yang dilakukan secara objektif, tepat dan didokumentasikan secara baik
kinerjanya diharapkan harus bertambah baik sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan
memperbaiki karyawan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik dan membuat
perusahaan. Hal tersebut akan menambah motivasi karyawan untuk berkinerja lebih
baik lagi, karena masing-masing dapat bekerja lebih baik dan benar sesuai dengan
tanggung jawabnya.
Vitalaya, 2006:155).
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhdap sesama anggota tim,
dalam organisasi.
keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan, motivasi kerja dan kepuasan
kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan prilaku yang dapat
perusahaan itu sendiri”. Disiplin, sikap kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa
baik disiplin karyawan pada perusahaan, semakin tinggi prestasi kerja yang akan
dicapai. Sebaliknya tanpa disiplin dan sikap kerja yang baik, sulit untuk meraih
berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada
karir. Sedangkan Dan bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut
berbagai aspek lain dari proses dari manajemen sumber daya manusia secara efektif.
Russel sebagai komponen dalam mengukur kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan
penelitian.
Kinerja Karyawan
karyawan yang memiliki motivasi yang rendah akan sering menampilkan rasa tidak
nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya. Akibatnya kinerja mereka menjadi
buruk dan tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Berkaitan dengan Komitmen
komitmen organisasional.
yang mengatakan bahwa “Common sense seems to suggest that high level of job
Apalagi jika seorang karyawan merasa lebih puas dengan supervisornya, lebih puas
dengan penilaian prestasi kerja, dan juga mereka merasakan bahwa organisasi mereka
terhadap organisasi.
Dari uraian diatas, maka bisa disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja
bila dipelihara dengan baik maka akan menimbulkan komitmen yang tinggi terhadap
semakin tinggi kinerja yang akan dihasilkan, yang menuju pada tingkat penilaian
Pada penelitan tersebut, motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh terhadap
yang berbeda dengan penelitian saat ini adalah, dengan digantinya budaya organisasi
dengan kepuasan kerja. Hal tersebut dikarenakan budaya organisasi adalah sesuatu
yang kaku dan tidak fleksibel sedangkan kepuasan kerja bisa berubah-ubah sesuai
sedangkan hipotesis ketiga yaitu pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
mempunyai nilai signifikasi yang terendah dengan hanya 0.171 (p<0.05). hasil
Komitmen (di PT Alam Kayu Jati Semarang)” . Disimpulkan bahwa pengaruh Job
Hal yang berbeda dari penelitian saat ini adalah digantinya kepemimpinan
dengan motivasi kerja. Hal yang berbeda dan yang paling penting dari dua penelitian
terdahulu dan saat ini adalah tempat dimana variabel-variabel tersebut diukur. Jika
kedua penelitian terdahulu diukur di perusahaan swasta, maka penelitian saat ini
apakah hal yang dicapai akan selalu sama dari perusahaan swasta dan instansi
pemerintah.
yaitu berupa perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja
karyawan dapat dilihat dari tingkat pencapaian hasil secara kuantitas dan kualitas,
efisien dan kriteria efektifitas kerja seseorang karyawan yang terkait dengan tujuan
dan kepuasan kerja yang merupakan prediktor komitmen organisasi. Karena kepuasan
dan perasaan sebagai bagian dari tuntutan hidup, maka perasaan puas terhadap tugas
atau pekerjaan, puas terhadap atasan dan puas terhadap rekan kerja, kepuasan
terhadap hasil yang seimbang dan kepuasan terhadap aturan yang jelas akan
aktivitas.
sebagai berikut :
H2
Motivasi Kerja
H1 H6
X1 Komitmen
Kinerja Karyawan
Organisasional
H3 H5 Y
Kepuasan Kerja Z
H7
X2
H4
2.4 Hipotesis
yang masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan pada masalah pokok dan tinjauan
BAB III
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian ini serta mengacu pada perumusan masalah
dan hipotesis yang telah didefinisikan pada bab sebelumnya maka penelitian ini
menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data yang digunakan harus terukur, dan
variabel Motivasi dan Kepuasan Kerja. Variabel Komitmen menjadi variabel bebas
44
Kinerja Pegawai didefinisikan sebagai suatu hasil atau prestasi yang telah
dicapai oleh pegawai Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan, ukuran atau standar yang
ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Indikator yang digunakan untuk
1. Kualitas (Quality)
Untuk menilai kualitas pekerjaan yang diselesaikan apakah sudah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan
2. Kuantitas (Quantity)
Untuk menilai jumlah pekerjaan yang diselesaikan apakah sudah sesuai
dengan target yang ditetapkan
3. Ketepatan Waktu (Timeliness)
Untuk menilai apakah pekerjaan yang telah dibebankan selesai dengan waktu
yang sudah ditentukan sebelumnya
4. Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)
Untuk menilai penggunaan anggaran negara apakah sudah sesuai dengan yang
disediakan pemerintah
5. Hubungan Rekan Sekerja (Interpersonal Impact)
Untuk menilai hubungan kerjasama antar pegawai dalam melaksanakan tugas
yang telah ditetapkan
seseorang untuk melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan baik sesuai tanggung jawab
Kepuasan kerja adalah sebagai sikap secara umum dan tingkat positif yang
dirasakan pegawai Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur terhadap pekerjaannya.
Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah (Robbins, 1996) yang menyatakan
adanya lima faktor yang mendukung terciptanya kepuasan kerja bagi karyawan suatu
organisasi yaitu
seorang pegawai atau individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-
1. Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara langsung
terhadap obyek yang diteliti yaitu pegawai bagian administrasi Balai Besar
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan berbagai sumber dokumen-
dokumen atau laporan tertulis lainnya yang ada pada pegawai Balai Besar
2. Jenis Data
b. Data Kualitatif, data yang tidak dapat dihitung atau data yang
yang karakteristiknya hendak diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai tetap Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur pada PPK PAB 2
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Balai Besar Brantas Wilayah
Jawa Timur, teknik yang digunakan yaitu Sampling Jenuh. Sampling jenuh ialah
teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan
dikenal juga dengan istilah sensus. Dalam penelitian ini jumlah Sample (S) sebanyak
karena mempunyai tingkat strata yang sama satu dengan yang lain .
teknik survei dengan angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan
setiap kategori pernyataan yang disusun berdasarkan skala Likert dengan 5 poin.
Setiap jawaban responden akan diberi skor dan jumlah skor menunjukkan tinggi
rendahnya masing-masing variabel yang diukur. Skor yang diberikan pada setiap
berikut :
pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang keadaan
tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari obyek penelitian tersebut
(Umar, 2001). dalam hal ini penulisan dilakukan dengan menggunakan analisa
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes (alat
ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas ini dilakukan dengan
mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Menurut Ghozali (2001)
uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah /
valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Kriteria
pengambilan keputusan untuk validitas adalah ditentukan apabila nilai r hitung yang
atau terlalu rendah (di bawah 0,30) maka item pernyataan dinyatakan tidak valid.
Apabila Corrected Item Total Correlation > r tabel maka indikator dikatakan valid /
sahih
mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu
variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran
sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6
k sx
2
Rumus: r xx = 1
k 1 2
s y
Keterangan:
2
sy = Varians skor total
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya dari
normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
penyebaran data pada grafik normal P-P Plot mengikuti garis normal (45 derajat),
maka data berdistribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika
distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sebenarnya akan
mengikut garis normalnya (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan untuk uji
normalitas adalah :
a. Jika data menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis
b. Uji Multikolinearitas
dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance-nya. Nilai dari VIF antara 0 sampai dengan 10 menandakan tidak adanya
c. Uji Heteroskedastisitas
yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika varians tersebut berbeda, maka terjadi
grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel terikat,
dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan
Model path analysis (analisis jalur) merupakan perluasan dari analisis regresi
linier berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (causal model) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan (Ghozali, 2007: 174). Path analysis digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun
(endogen). Manfaat dari path analisis adalah untuk penjelasan terhadap fenomena
yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti, prediksi dengan path analysis ini
bersifat kualitatif, faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas mana yang
metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis
regresi linear berganda, atau analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun
(endogen). Pada dasarnya koefisien jalur adalah koefisien regresi yang distandarkan
sebagai berikut:
Z = b1 X1 + b2 X2 + e1
Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 Z + e2
Dimana :
Z = Komitmen Organisasional
Y = Kinerja Pegawai
e = Eror
X1 = Motivasi Kerja
X2 = Kepuasan Kerja
dengan uji) Uji t (Uji Parsial). Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh
a. Jika nilai signifikansinya < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
b. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
antara nol dan satu. nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. nilai yang
secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah
karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk
data runtut (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi
variabel terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh
nilai adjusted r square (R2). nilai adjusted r square dapat naik atau turun apabila satu
BAB IV
Sumber Daya Air (SDA) mempunyai sifat mengalir dan dinamis serta
berinteraksi dengan sistem sumber daya lain dari berbagai sektor dengan berbagai
kepentingan dari para pemilik kepentingan sehingga membentuk suatu sistem yang
disebut sistem wilayah sungai yang tak jarang sangat kompleks, contohnya saja
Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air pun harus dilakukan secara
terbuka dengan melibatkan semua pihak serta ditetapkan oleh pihak yang berwenang
agar pola pengelolaan sumber daya air mengikat berbagai pihak yang berkepentingan.
Keanggotaannya dari wakil pihak terkait, baik dari unsur pemerintah maupun non-
pemerintah. Wadah koordinasi tersebut dapat dibentuk pada tingkat nasional dan
provinsi. Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota dan wilayah sungai dibentuk sesuai
56
SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
(stakeholders) sumber daya air lainnya dalam pengelolaan sumber daya air, terutama
dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya air, serta
Pembentukan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi,
kabupaten/kota dan wilayah sungai telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Pengelolaan Sumber Daya Air Pada Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Wilayah
Sungai
berbagai sektor, Menteri Pekerjaan Umum telah membuat Surat Keputusan Menteri
Pengelolaan SDA (TKPSDA) Brantas yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal SDA
Departemen Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dalam
acara Sidang Perdana Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)
Surabaya.
Besar Wilayah Sungai Brantas yang mempunyai wilayah kerja Bidang Program
Sampean Madura perlu identifikasi daerah - daerah yang bisa dibuat bangunan
lokasi, yang sering dilanda banjir atau kekeringan. Untuk daerah – daerah yang sering
di landa banjir dan kekeringan, kondisi ini menyebabkan daya dukung alam terhadap
meninggalkan daerahnya untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Penyebab ini
semua karena potensi Sumber Daya Air (SDA) yang ada diwilayah Pekalen Sampean
didukung oleh Pemerintah kabupaten untuk menyediakan lokasi lahan yang mau
dibangun embung.
melestarikan sumber air. Dalam keadaan iklim global yang tidak menentu, BBWS
sarana prasarana SDA dari ancaman Daya Rusak Air serta mengembangkan sarana
Sungai Brantas JawaTimur pada PPK PAB 2 dibagi menjadi beberapa karakteristik
menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan danmasa kerja. Untuk melihat secara jelas
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Menurut jenis kelamin responden laki-laki berjumlah 27 orang atau 90%, dan
responden perempuan berjumlah 3 orang atau 10%. Terlihat bahwa responden laki-
83%, dan tidak ada responden dengan pendidikan S1 dan S2. Tampak bahwa
orang atau 97%, responden dengan masa kerja 11 – 20 tahun berjumlah 1 orang atau
3%, dan tidak ada responden yang memiliki masa kerja 21 – 30 tahun dan lebih dari
30 tahun.
Kedua konsep ini menjadi penting karena dalam penelitian bekerja dengan
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2009:49). Suatu kuesioner dikatakan valid, jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ferdinand (206:276), bahwa pada
dasarnya kata “valid” mengandung makna yang sinonim dengan kata “good”. Jadi
sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable
atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama
setiap kali dilakukan pengukuran. Ghozali (2009:45) juga menyatakan bahwa suatu
kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Corected Item-Total Cronbach
Variabel Indikator
Correlation Alpha
Motivasi Kerja (X1) X1.1 0,607 0,835
X1.2 0,614
X1.3 0,621
X1.4 0,579
X1.5 0,614
X1.6 0,614
Kepuasan Kerja (X2) X2.1 0,627 0,844
X2.2 0,626
X2.3 0,647
X2.4 0,599
X2.5 0,628
X2.6 0,634
Komitmen Organisasional (Z) Z1 0,642 0,838
Z2 0,589
Z3 0,589
Z4 0,643
Z5 0,617
Z6 0,601
Kinerja Karyawan (Y) Y1 0,693 0,862
Y2 0,638
Y3 0,698
Y4 0,724
Y5 0,656
Sumber: Lampiran 4
atau terlalu rendah (di bawah 0,30) maka item pernyataan dinyatakan tidak valid.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh indikator variabel motivasi kerja (X 1),
kepuasan kerja (X2), komitmen organisasional (Z), dan kinerja karyawan (Y)
dinyatakan valid, karena memiliki nilai item-total correlation diatas nilai cutoff 0,30.
atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha di atas 0,60.
Cronbach Alpha sebesar 0,835, kepuasan kerja (X2) sebesar 0,844, komitmen
organisasional (Z) sebesar 0,838, dan kinerja karyawan sebesar 0,862. Karena
masing-masing memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar daripada nilai cutoff
Tabel 4.3
Kategori Penilaian Berdasarkan Skala
4.3.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif
Mengacu pada Tabel 4.3 dan 4.4 maka dapat dilakukan penilaian atas masing-
1. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai skor minimum untuk motivasi
kerja(X1) adalah 3,00, sedangkan nilai skor maksimum adalah 4,00. Nilai rata-rata
yang tinggi.Nilai standar deviasi sebesar 0,37 menunjukkan adanya variasi tingkat
2. Nilai skor minimum untuk kepuasan kerja(X2) adalah 2,83, sedangkan nilai skor
maksimum adalah 4,17. Nilai rata-rata sebesar 3,39 menunjukkan bahwa rata-rata
karyawan cukup puas terhadap pekerjaannya. Nilai standar deviasi sebesar 0,40
3. Nilai skor minimum untuk komitmen organisasional (Z) adalah 3,00, sedangkan
nilai skor maksimum adalah 4,00. Nilai rata-rata sebesar 3,47 menunjukkan
Nilai standar deviasi sebesar 0,37 menunjukkan adanya variasi tingkat komitmen
4. Nilai skor minimum untuk kinerja karyawan (Y) adalah 3,00, sedangkan nilai
skor maksimum adalah 4,40. Nilai rata-rata sebesar 3,57 menunjukkan bahwa
rata-rata karyawan memiliki kinerja yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar
0,43 menunjukkan adanya variasi tingkat kinerja kerja karyawan sebesar 12,04%
kerja dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada Tabel
a. Indikator pernyataan suka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan yang realistis
termotivasi.
b. Indikator pernyataan selalu menuntut penghargaan yang pantas atas apa yang
sesuatu yang tidak disetujui memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,53, yang
e. Indikator pernyataan lebih menikmati bekerja sama dengan orang lain daripada
Tabel 4.5
kerja dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
c. Indikator pernyataan rekan kerja sangat mendukung dan membantu dalam proses
karyawan puas.
puas.
e. Indikator pernyataan merasa dibayar dengan gaji yang adil untuk pekerjaan yang
Tabel 4.7
Tabel 4.7
a. Indikator pernyataan perusahaan secara personal memiliki arti yang sangat besar
e. Indikator pernyataan jika terdapat tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di
tempat lain, tidak merasa bahwa harus meninggalkan tempat sekarang bekerja
karyawan berkomitmen.
organisasi adalah hal yang berlebihan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,53,
karyawan dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada Tabel
4.8.
Tabel 4.8
b. Indikator pernyataan jumlah pekerjaan yang diselesaikan sesuai target yang telah
c. Indikator pernyataan volume kerja yang dihasilkan sesuai dengan waktu kerja
sebesar 3,47, yang menunjukkan kondisi bahwa kinerja pegawai adalah baik.
dengan variabel eksogen motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2), dan variabel
endogen komitmen organisasional (Z) dan kinerja karyawan (Y). Variabel komitmen
Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural, yaitu persamaan
Z = b1 X1 + b2 X2 + e1
Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 Z + e2
regresi berganda variabel motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2)terhadap
komitmen organisasional (Z). Hasil ringkasan analisis tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Motivasi Kerja (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) Terhadap
Komitmen Organisasional (Z)
Standardized Koefisien
Variabel P Value
Beta Determinasi (R2)
Motivasi kerja (X1) 0,584 0,000
0,682
Kepuasan kerja (X2) 0,347 0,013
Sumber: Lampiran 5
1. Variabel motivasi kerja (X1) memiliki koefisien standardized beta positif, berarti
jika variabel motivasi kerja (X1) meningkat maka komitmen organisasional (Z)
karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,000, yang lebih kecil
2. Variabel kepuasan kerja (X2) memiliki koefisien standardized beta positif, berarti
jika variabel kepuasan kerja (X2) meningkat maka komitmen organisasional (Z)
karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,013, yang lebih kecil
3. Besarnya kontribusi variabel motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2)
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,682. Ini berarti 68,2% tingkat variasi
(X1) dan kepuasan kerja (X2), sedangkan sisanya sebesar 31,8% masih ditentukan
Tabel 4.10
Standardized Koefisien
Variabel P Value
Beta Determinasi (R2)
Motivasi kerja (X1) 0,228 0,309
Kepuasan kerja (X2) -0,228 0,233 0,495
Komitmen Organisasional (Z) 0,645 0,015
Sumber: Lampiran 5
1. Variabel motivasi kerja (X1) memiliki koefisien standardized beta positif, berarti
jika variabel motivasi kerja (X1) meningkat maka kinerja karyawan (Y)
kerja (X1) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y),
karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,309, yang lebih besar
2. Variabel kepuasan kerja (X2) memiliki koefisien standardized beta negatif, berarti
jika variabel kepuasan kerja (X2) meningkat maka kinerja karyawan (Y)
kerja (X2) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y),
karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,233, yang lebih besar
positif, berarti jika variabel komitmen organisasional (Z) meningkat maka kinerja
kinerja karyawan (Y), karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar
4. Besarnya kontribusi variabel motivasi kerja (X1), kepuasan kerja (X2), dan
variasi perubahan kinerja karyawan (Y) ditentukan oleh perubahan motivasi kerja
sebesar 50,5% masih ditentukan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti.
analisis path seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.1. Besarnya nilai ei dapat
Gambar 4.2
Motivasi Kerja
(X1) e1
e2
0,584 (S)
0,564 0,228 (TS) 0,711
Komitmen
0,645 (S) Kinerja Karyawan
Organisasional
(Y)
(Z)
[0,495]
[0,682]
0,347 (S)
-0,228 (TS)
Kepuasan Kerja
(X2)
antara motivasi kerja dan komitmen organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai
Brantas Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas
adalah sebesar 0,000< tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan
organisasional (Z). Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
motivasi kerja dan kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa
Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar
0,309>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel
motivasi kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Oleh karena itu, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi kerja dan kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai
kepuasan kerja dan komitmen organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas
Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
sebesar 0,013<tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
organisasional (Z). Oleh karena itu, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
antara kepuasan kerja dan kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas
Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
sebesar 0,233>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
variabel kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
(Y). Oleh karena itu, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah
komitmen organisasional dan kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas
Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
sebesar 0,015<tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
pegawai (Y). Oleh karena itu, hipotesis kelima yang menyatakan bahwa terdapat
dan Kenny (1986), dalam Frazier et al. (2004), untuk membuktikan adanya pengaruh
berikut:
a. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan (tanpa variabel
berikutnya.
d. Jika pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan dengan adanya
variabel intervening maka disebut partial mediation, atau jika pengaruh variabel
bebas tidak signifikan dengan adanya variabel intervening maka disebut full
mediation.
signifikan terhadap kinerja karyawan karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,309
> tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, akan tetapi berpengaruh signifikan terhadap
probabilitas sebesar 0,000 < tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, dan komitmen
nilai probabilitas sebesar 0,015 < tingkat signifikansi () 5% atau 0,05. Oleh karena
itu, merujuk pendapat Baron dan Kenny (1986), dalam Frazier et al. (2004), hal ini
bahwa motivasi kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui
karyawan karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,233 > tingkat signifikansi ()
sebagai variabel intervening karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,013 <
signifikan terhadap kinerja karyawan karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,015
< tingkat signifikansi () 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan sifat full mediation,
karena kepuasan kerja tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai. Artinya
4.5 Pembahasan
Organisasional
Motivasi Kerja para pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur
tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari dari perolehan mean pada subjek penelitian
terhadap kuesioner motivasi kerja. Artinya para pegawai yang menjadi subjek
penelitian memiliki motivasi kerja yang tinggi. Dilihat dari nilai probabilitas yang
responden Motivasi Kerja didapat rata-rata tertinggi dengan mean sebesar 3,60 pada
pertanyaan kedua yaitu “Saya selalu terdorong untuk menuntut penghargaan yang
pantas atas apa yang telah saya lakukan”, pertanyaan kelima yaitu “Saya selalu
terdorong untuk cenderung membangun hubungan yang erat dengan para rekan
sekerja” dan pertanyaan keenam yaitu “Saya selalu terdorong untuk lebih menikmati
lebih baik dari prestasi karya orang lain”. Hal tersebut terbukti dengan tingginya
kemauan pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur untuk
mendapatkan penghargaan atas apa yang telah dilakukan. Hal tersebut berpengaruh
secara langsung terhadap Komitmen Organisasional dengan mean tertinggi 3,57 pada
pertanyaan ”Jika terdapat tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di tempat lain,
saya tidak merasa bahwa saya harus meninggalkan tempat saya sekarang bekerja”
menunjukkan bahwa para pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur
masih memiliki kemauan yang tinggi untuk berprestasi di tempat tersebut. Hal
tersebut baik bagi instansi yang terkait karena dengan demikian mereka tidak perlu
khawatir akan kehilangan aset pegawainya yang berharga karena mereka selalu
termotivasi untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan layak bekerja di tempat
tersebut.
mean pada pertanyaan kelima dan keenam yang merujuk pada indikator Need For
Affiliation menunjukkan bahwa kerjasama antar individu yang ada di Balai Besar
Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur sudah sangat baik. Individu yang mempunyai
kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan
interaksi sosial yang tinggi. Hal tersebut berpengaruh secara langsung terhadap
Komitmen Organisasional dengan mean tertinggi 3,57 pada pertanyaan ”Jika terdapat
tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di tempat lain, saya tidak merasa bahwa
saya harus meninggalkan tempat saya sekarang bekerja”. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pegawai telah merasa nyaman bekerja satu sama lain sehingga keinginan
untuk meninggalkan tempat kerja tidak terbesit sama sekali. Menjadikan hal yang
menguntungkan bagi instansi yang terkait karena dengan solidnya hubungan antar
pegawai, terjadinya gesekan antar pegawai menjadi sangat minim sehingga instansi
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
dengan nilai probabilitas 0,048 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
0,309>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel
motivasi kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
terdorong untuk menuntut penghargaan yang pantas atas apa yang telah saya
lakukan” tidak serta merta berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai dengan
mean tertinggi sebesar 3,63 dengan pertanyaan “Jumlah pekerjaan yang diselesaikan
sesuai target yang telah ditetapkan”. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi
selalu mengharapkan umpan balik (feedback) atas tugas yang sudah dilakukan,
bersifat konkret atau nyata mengenai seberapa baik hasil kerja yang telah dilakukan.
Dengan minimnya gaji PNS yang ada saat ini, menunjukkan bahwa mereka belumlah
Dengan tingginya mean pada pertanyaan kelima dan keenam yang merujuk
pada indikator Need For Affiliation menunjukkan bahwa kerjasama antar individu
yang ada di Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur sudah sangat baik.
Namun hal tersebut tidak berpengaruh langsung terhadap terhadap kinerja pegawai
dengan mean tertinggi sebesar 3,63 dengan pertanyaan “Jumlah pekerjaan yang
diselesaikan sesuai target yang telah ditetapkan”. Kebutuhan akan Afiliasi adalah
hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Suasana yang akrab
satu sama lain mereka jadi tahu akan keadaan satu sama lain yang merasa belum
diberikan penghargaan secara layak atas apa yang dilakukan sehingga motivasi kerja
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Widyaningrum (2008) dengan hasil p(v) = 0.023 (p<0.05) yang menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan kinerja pegawai. Sehingga dapat
diartikan bahwa pimpinan dijajaran Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur
belum mampu menerapkan pola pemberian motivasi yang tepat sesuai dengan situasi
dan kondisi serta lingkungan kerja yang ada, maka dengan demikian bisa
Organisasional
Kepuasan Kerja para pegawai tergolong cukup puas. Hal ini dapat dilihat dari
dari perolehan mean pada subjek penelitian terhadap kuesioner Kepuasan Kerja
dengan mean tertinggi 3,50 dan mean terendah 3,27. Artinya para pegawai yang
menjadi subjek penelitian memiliki Kepuasan Kerja yang cukup puas. Dengan nilai
variabel responden Kepuasan Kerja didapat rata-rata tertinggi dengan mean sebesar
3,50 pada pertanyaan keempat yaitu “Saya puas dan selalu bersemangat dalam
Menurut Wexley dan Yulk (1977:89) yang disebut kepuasan kerja ialah
Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur atas pekerjaannya, hal tersebut
mean tertinggi 3,57 pada pertanyaan ”Jika terdapat tawaran lain untuk pekerjaan yang
lebih baik di tempat lain, saya tidak merasa bahwa saya harus meninggalkan tempat
saya sekarang bekerja”. Hal tersebut menunjukkan bahwa pegawai telah nyaman
Dengan demikian, keinginan untuk pindah ke tempat lain menjadi sangat kecil seiring
dengan kecocokan para pegawai atas pekerjaannya masing-masing dimana hal ini
menguntungkan instansi yang terkait karena mereka tidak akan mudah kehilangan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Jati
Semarang)” dimana Kepuasan Kerja memiliki nilai probabilitas 0,001 < 0,05
0,233>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel
kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y).
Tingginya kepuasan akan pekerjaan itu sendiri sesuai dengan mean tertinggi 3,50
pada pertanyaan keempat yaitu “Saya puas dan selalu bersemangat dalam
Pegawai yaitu dengan mean tertinggi sebesar 3,63 pada pertanyaan “Jumlah
pekerjaan yang diselesaikan sesuai target yang telah ditetapkan”. Menurut Hulin
(1966) gaji merupakan faktor utama untuk mencapai kepuasan kerja. Hal tersebut
tidak bisa dikatakan salah karena dengan gaji yang layak, mereka dapat
melangsungkan hidup mereka. Dengan rendahnya gaji yang diterima PNS saat ini,
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan pun tidak akan mampu untuk
Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Soegihartono (2012) dengan hasil probabilitas 0,000 < 0,05 yang menyatakan bahwa
terhadap pegawainya yang bisa berimbas pada tingkat kinerja mereka sendiri.
Pegawai
Komitmen Organisasional para pegawai tergolong cukup tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari dari perolehan mean pada subjek penelitian terhadap kuesioner Komitmen
Organisasional dengan mean tertinggi 3,57 dan mean terendah 3,37. Artinya para
cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah
sebesar 0,015<tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
pegawai (Y). Terlihat dengan mean tertinggi 3,57 pada pertanyaan ”Jika terdapat
tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di tempat lain, saya tidak merasa bahwa
saya harus meninggalkan tempat saya sekarang bekerja”. Hal tersebut berpengaruh
secara langsung terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai mean tertinggi sebesar 3,63
pada pertanyaan “Jumlah pekerjaan yang diselesaikan sesuai target yang telah
ditetapkan”.
organisasional sebagai “suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka
menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib
untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar
dan berkaitan dengan moral sehingga kinerja pegawai akan meningkat seiring
loyalitas yang terbentuk tersebut. Para pegawai yang memiliki komitmen terhadap
organisasi akan memunculkan perilaku seperti menghindari tindakan atau sikap yang
merugikan nama baik organisasi, setia kepada pimpinan, rekan kerja maupun
Widyaningrum (2008) dengan hasil p(v) = 0.000 yang bisa dikatakan bahwa
terbukti bahwa pegawai yang bekerja di organisasi publik memiliki komitmen dadn
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja tidak
bahwa variabel motivasi kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Oleh karena itu, kondisi tersebut menurut Baron dan Kenny (1986), dalam Frazier et
Kebutuhan akan penghargaan dan bekerja sama yang tinggi tidak berpengaruh
langsung kepada kinerja pegawai. Namun ketika kebutuhan akan penghargaan (Need
For Achievement) dan bekerja sama yang tinggi (Need For Affiliation) tersebut
komitmen normatif yang tinggi dan bisa meningkatkan kinerja pegawai, maka dirasa
hal tersebut patut untuk dipertahankan. Hal tersebut bisa dijelaskan dengan paling
rendahnya indikator Need For Power pada variabel Motivasi Kerja. Hal tersebut
Wilayah Jawa Timur cenderung mencari hal-hal yang bersifat aman dalam bekerja
dimana kita bisa menarik kesimpulan secara umum bahwa orang yang bekerja di
instansi pemerintahan adalah orang yang cenderung cari aman dengan pekerjaan yang
biasa saja dengan bayaran yang tetap dan mereka tidak perlu melakukan hal yang luar
biasa dalam bekerja. Oleh karena itu walaupun motivasi kerja tinggi, hal tersebut
akhirnya menimbulkan komitmen organisasional yang tinggi dalam hal ini indikator
komitmen normatif yang paling tinggi sehingga komitmen yang tinggi tersebut
mampu mempengaruhi kinerja pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa
Timur. Namun di masa mendatang, kesejahteraan pegawai menjadi salah satu hal
yang harus diperhitungkan oleh pemerintah agar motivasi yang tinggi dalam bekerja
variabel mediasi atau intervening yang mampu untuk menjelaskan pengaruh secara
tidak langsung kepusan kerja terhadap kinerja pegawai. Hal berbeda tersebut
swasta yang ada di kota Gresik sehingga perlakuan atas pegawainya pasti berbeda
dengan pegawai di Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur sehingga hasil
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai terlihat dari nilai
bahwa variabel kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Oleh karena itu, kondisi tersebut menurut Baron dan Kenny (1986), dalam Frazier et
al. (2004), menunjukkan kondisi full mediation. Hal tersebut dapat dilihat di tingkat
kepuasan terendah menurut hasil penelitian yaitu dalam hal tunjangan yang diberikan,
pegawai hanya merasa cukup puas. Hal tersebut dirasakan oleh para pegawai ketika
mereka merasa apa yang telah dilakukan selama ini belumlah mendapatkan tunjangan
yang semestinya ketika harga barang yang cenderung naik namun gaji dan tunjangan
cenderung stabil atau bahkan stagnan. Maka dari itu, kepuasan kerja tidak akan
cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan karena mereka cenderung puas dengan hal
yang itu-itu saja yang dilakukan rutin setiap hari dalam jangka waktu yang bertahun-
tahun sehingga hal tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja pegawai secara
langsung. Namun karena kepuasan yang tinggi tersebut menimbulkan suatu bentuk
mempengaruhi kinerja pegawai di Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur.
Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
variabel mediasi atau intervening yang mampu untuk menjelaskan pengaruh secara
tidak langsung kepusan kerja terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain disimpulkan
dari hasil pengujian di atas, penelitian di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa
BAB V
5.1 Simpulan
95
Jawa Timur.
Jawa Timur.
5.2 Saran
penghargaan atas apa yang telah dikerjakan, dan kerjasama antar rekan kerja
pada variabel Motivasi Kerja dan selalu bersemangat dalam setiap pekerjaan
Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur ke arah yang lebih baik.
yang lebih luas untuk promosi pada karyawannya agar karyawan lebih
kinerja karyawan pada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.
kepuasan kerja dan motivasi kerja yang pada penelitian ini berpengaruh
terhadap kinerja karyawan pada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa
Timur agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan
hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna dari penelitian ini.
Daftar Pustaka
Allen NJ, & Meyer JP. 1990. The measurement and antecedents of affective,
continuance, and normative commitment to organization. Journal of
accupational psychology, 63; 1-8.
As’ad. M. 1987. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.
Baron, R.M. and Kenny, D.A. (1986), “The moderator mediator variable
distinction in social psychological-research – conceptual, strategic, and
statistical considerations”, Journal of Personality and Social Psychology,
Vol. 51 No. 6, pp. 1173-82.
Dessler, Garry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks
Gomes. F. Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan
Yogyakarta : Andi Offset.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi ke 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2009. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 16.0. Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE,
Yogjakarta.
Hasibuan. M. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta,
Jakarta.
Jaros, S. 2007. Meyer and Allen Model of Organizational Commitment:
Measurement Issues (online) http://www.stevejaros.com/wp-
content/uploads/2009/08/Jaros-ICFAI-2007-Meyer-and-Allen1.pdf,
diakses 11 Mei 2013.
Kreitner R, & Kinicki, A., (2001). Organizational behavior. Fith Edition,
International Edition, Mc graw-Hill Companies, Inc.
Luthans, Fred, (1989), Organizational Behavior, 5th edition,Singapore McGraw-
Hill,
International Edition.
McClelland, D.C. (1971), “Managing People at Work”, New York: Macmillan
Publishing House.
McClelland, D.C and Boyatzis, R.E (1982).”Leadership Motive Pattern and Long
SEKRETARIAT
PPK IRIGASI & RAWA I (BRANTAS) PPK IRIGASI & RAWA II (PEKSAMDUR) PPK PENYEDIAAN AIR BAKU I PPK PENYEDIAAN AIR BAKU II PPK PENDAYAGUNAAN AIR TANAH
Indah Kusuma Hidayati, ST, MT Ir. Achmad Fauzi, MT Ir. Gandes Sawitri, MT Saiful Arifin, ST Fauzi Rusli, ST
19761113 200502 2 001 / III.b 510087659 / IV.a 19671230 199703 2 006 / III.d 19601227 198403 1 003 / III.c 19570808 198703 1 003 / III.c
BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL.
PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU
Yulistiani, SE Martak, SE Sayono Henny Erminawaty, SE Muhlis
19720626 200701 2 001 / III.a 19690720 200701 1 001 19660317 200701 1 004 / II.a 19570507 198211 2 001 / III.c 19711009 200212 1 002 / II.b
PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK
KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN
Kasuwi LIs Purnomo, SP Sadikun, SE Margono, BE Suprihatin, SE Suwarno, ST Subali, SH Mokhamad Jainudin, ST Doto, SP Subagyo, ST
19570515 199003 1 005 19600829 198510 1 001 19640210 199803 1 001 / III.a 19591124 199103 1 001 19610131 200604 2 001 / III.a 19600704 199903 1 003 19590621 199301 1 001 / IV.a 19630603 199302 1 002 / III.a 19620411 200701 1 003 19620316 200701 1 001
PENGAWAS UTAMA I
Marsulikin, ST PENGAWAS UTAMA I PENGAWAS UTAMA I PENGAWAS UTAMA PENGAWAS UTAMA I
19571017 198103 1 006 Agus Siswantoro, A.Md Manfaadi, A.Md M. Yunus, ST Sugito, ST
19570101 199201 1 001 / III.a 19640414 200212 1 001 / II.c 19840126 201012 1 001 / III.a 19620409 200701 1 001 / III.a
PENGAWAS UTAMA II PENGAWAS UTAMA II
Purnomo, ST PENGAWAS UTAMA II PENGAWAS UTAMA II Mohammad
19600408 199012 1 001 Suparno, ST Wiyono, ST 19601231 200604 1 153 / II.b
19640703 199012 1 001 19610110 198501 1 001 / III.d
PENGAWAS UTAMA III
Agus Siswantoro, Sp PENGAWAS
PENGAWAS UTAMA III
19600810 199012 1 005 Harri Pranowo, ST
19780413 200912 1 001 PENGAWAS
PENGAWAS UTAMA IV
Sugeng Uman Nurtjahjo, ST
19571231 198403 1 052
Kepala
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas
Kuesioner Penelitian
Motivasi Kerja
TS : Tidak setuju
CS : Cukup setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
Pertanyaan STS TS CS S SS
Need For Achievement
1. Saya selalu terdorong untuk mencapai
tujuan yang realistis
2. Saya selalu terdorong untuk menuntut
penghargaan yang pantas atas apa
yang telah saya lakukan
Need For Power
3. Saya selalu terdorong untuk
menyampaikan langsung kepada
orang yang menyatakan sesuatu yang
tidak saya setujui
4. Saya selalu terdorong untuk sering
bekerja untuk mendapatkan lebih
banyak kendali atas peristiwa
peristiwa di sekitar saya
Need For Affiliation
5. Saya selalu terdorong untuk
cenderung membangun hubungan
yang erat dengan para rekan sekerja
6. Saya selalu terdorong untuk lebih
menikmati bekerja sama dengan orang
lain daripada bekerja sendiri
Kuesioner Penelitian
Kepuasan Kerja
TS : Tidak setuju
CS : Cukup setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya puas dengan pekerjaan saya
2. Saya puas dengan lingkungan kerja
saya yang nyaman
3. Rekan kerja saya sangat mendukung
dan membantu dalam proses bekerja
4. Saya puas dan selalu bersemangat
dalam menyelesaikan pekerjaan saya
5. Saya merasa puas dibayar dengan
gaji yang adil untuk pekerjaan yang
saya kerjakan
6. Saya puas dengan tunjangan yang
saya terima karena sesuai dengan
perkerjaan yang saya kerjakan
Kuesioner Penelitian
Komitmen Organisasional
TS : Tidak setuju
CS : Cukup setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
Kuesioner Penelitian
Kinerja Karyawan
TS : Tidak setuju
CS : Cukup setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
Lampiran 2
Karakteristik Responden
Page 1
Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5 6
1 4 3 4 3 3 4 21 3.50
2 3 4 4 3 4 3 21 3.50
3 4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 3 4 4 4 4 3 22 3.67
5 3 3 3 3 3 3 18 3.00
6 3 4 3 4 3 4 21 3.50
7 4 4 4 4 4 4 24 4.00
8 4 3 4 4 4 4 23 3.83
9 4 4 4 4 4 4 24 4.00
10 4 4 4 4 4 4 24 4.00
11 3 3 3 3 3 3 18 3.00
12 3 4 3 4 4 4 22 3.67
13 4 4 3 3 4 4 22 3.67
14 3 3 3 3 4 3 19 3.17
15 4 4 4 4 4 4 24 4.00
16 4 4 4 3 3 4 22 3.67
17 3 3 3 3 3 3 18 3.00
18 4 4 4 4 4 4 24 4.00
19 4 4 4 3 4 4 23 3.83
20 3 4 3 4 4 4 22 3.67
21 3 3 4 4 4 4 22 3.67
22 4 4 4 4 4 4 24 4.00
23 4 4 4 4 4 3 23 3.83
24 3 3 4 3 4 4 21 3.50
25 3 3 3 3 3 3 18 3.00
26 4 4 3 4 3 3 21 3.50
27 3 3 3 3 3 3 18 3.00
28 3 3 3 3 3 3 18 3.00
29 3 4 3 4 3 4 21 3.50
30 3 3 3 3 3 3 18 3.00
Rata-Rata 3.47 3.60 3.53 3.53 3.60 3.60
Page 2
Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5 6
1 3 3 3 3 3 3 18 3.00
2 3 3 3 3 3 3 18 3.00
3 4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 3 4 4 3 3 3 20 3.33
5 3 3 3 3 3 3 18 3.00
6 3 3 3 4 3 3 19 3.17
7 3 4 4 3 3 2 19 3.17
8 3 4 3 4 4 3 21 3.50
9 5 4 4 4 4 4 25 4.17
10 4 4 4 4 4 4 24 4.00
11 3 4 4 4 3 3 21 3.50
12 4 4 4 5 4 4 25 4.17
13 3 3 3 3 3 3 18 3.00
14 4 3 3 4 3 3 20 3.33
15 4 4 4 4 4 4 24 4.00
16 3 3 4 3 4 3 20 3.33
17 3 3 3 3 3 4 19 3.17
18 3 4 3 3 3 3 19 3.17
19 3 4 4 3 3 4 21 3.50
20 3 4 4 4 3 3 21 3.50
21 3 4 4 4 4 4 23 3.83
22 4 3 3 4 3 3 20 3.33
23 4 4 4 4 4 4 24 4.00
24 3 3 3 3 3 3 18 3.00
25 3 3 3 4 4 3 20 3.33
26 3 3 3 4 3 3 19 3.17
27 3 3 3 3 4 3 19 3.17
28 3 3 3 3 3 3 18 3.00
29 3 3 3 3 3 3 18 3.00
30 3 3 3 2 3 3 17 2.83
Rata-Rata 3.30 3.47 3.43 3.50 3.37 3.27
Page 3
Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5 6
1 3 3 3 4 4 4 21 3.50
2 3 3 3 3 3 3 18 3.00
3 4 4 3 4 4 4 23 3.83
4 4 3 3 3 3 3 19 3.17
5 3 3 3 3 3 4 19 3.17
6 3 4 3 4 4 3 21 3.50
7 3 3 4 4 4 3 21 3.50
8 4 3 4 4 4 4 23 3.83
9 4 4 4 4 4 4 24 4.00
10 4 4 4 4 4 4 24 4.00
11 3 3 3 3 3 3 18 3.00
12 4 4 4 4 4 4 24 4.00
13 3 3 3 3 4 4 20 3.33
14 3 3 3 3 3 3 18 3.00
15 4 4 4 4 4 4 24 4.00
16 3 3 3 3 3 3 18 3.00
17 3 3 3 4 4 3 20 3.33
18 4 4 4 4 4 4 24 4.00
19 3 3 4 3 4 4 21 3.50
20 4 3 3 4 4 4 22 3.67
21 3 4 3 4 3 4 21 3.50
22 3 3 4 4 4 3 21 3.50
23 4 4 4 4 4 4 24 4.00
24 3 4 4 3 3 4 21 3.50
25 3 3 3 3 3 3 18 3.00
26 4 4 4 3 3 4 22 3.67
27 3 3 3 3 3 3 18 3.00
28 3 3 3 3 3 3 18 3.00
29 3 4 3 4 4 3 21 3.50
30 3 3 3 3 3 3 18 3.00
Rata-Rata 3.37 3.40 3.40 3.53 3.57 3.53
Page 4
Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 4 19 3.80
2 4 4 4 4 4 20 4.00
3 4 4 4 4 4 20 4.00
4 3 3 3 3 3 15 3.00
5 3 3 3 3 3 15 3.00
6 4 4 4 4 4 20 4.00
7 4 3 4 4 3 18 3.60
8 4 4 4 4 5 21 4.20
9 4 4 4 4 4 20 4.00
10 4 4 4 4 4 20 4.00
11 3 4 3 3 3 16 3.20
12 4 4 4 4 4 20 4.00
13 3 3 3 3 3 15 3.00
14 3 4 3 3 3 16 3.20
15 4 4 4 3 3 18 3.60
16 3 4 3 3 3 16 3.20
17 3 3 3 3 4 16 3.20
18 3 4 4 4 4 19 3.80
19 3 4 4 3 4 18 3.60
20 4 4 4 3 4 19 3.80
21 3 3 4 3 4 17 3.40
22 4 4 4 4 4 20 4.00
23 4 3 3 4 3 17 3.40
24 4 4 4 4 4 20 4.00
25 3 3 3 3 3 15 3.00
26 4 5 5 4 4 22 4.40
27 3 3 4 3 3 16 3.20
28 3 3 3 3 3 15 3.00
29 4 3 3 3 4 17 3.40
30 3 3 3 3 3 15 3.00
Rata-Rata 3.53 3.63 3.60 3.47 3.60
Page 5
Responden X1 X2 Z Y
1 3.50 3.00 3.50 3.80
2 3.50 3.00 3.00 4.00
3 4.00 4.00 3.83 4.00
4 3.67 3.33 3.17 3.00
5 3.00 3.00 3.17 3.00
6 3.50 3.17 3.50 4.00
7 4.00 3.17 3.50 3.60
8 3.83 3.50 3.83 4.20
9 4.00 4.17 4.00 4.00
10 4.00 4.00 4.00 4.00
11 3.00 3.50 3.00 3.20
12 3.67 4.17 4.00 4.00
13 3.67 3.00 3.33 3.00
14 3.17 3.33 3.00 3.20
15 4.00 4.00 4.00 3.60
16 3.67 3.33 3.00 3.20
17 3.00 3.17 3.33 3.20
18 4.00 3.17 4.00 3.80
19 3.83 3.50 3.50 3.60
20 3.67 3.50 3.67 3.80
21 3.67 3.83 3.50 3.40
22 4.00 3.33 3.50 4.00
23 3.83 4.00 4.00 3.40
24 3.50 3.00 3.50 4.00
25 3.00 3.33 3.00 3.00
26 3.50 3.17 3.67 4.40
27 3.00 3.17 3.00 3.20
28 3.00 3.00 3.00 3.00
29 3.50 3.00 3.50 3.40
30 3.00 2.83 3.00 3.00
Page 6
Lampiran 3
Descriptives
Descriptive Statistics
Page 1
Statistics
Frequency Table
X1.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 16 53.3 53.3 53.3
Setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
X1.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
X1.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
X1.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 2
X1.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
X1.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 3
Statistics
Frequency Table
X2.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 22 73.3 73.3 73.3
Setuju 7 23.3 23.3 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
X2.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 16 53.3 53.3 53.3
Setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
X2.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 17 56.7 56.7 56.7
Setuju 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
X2.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 1 3.3 3.3 3.3
Cukup setuju 14 46.7 46.7 50.0
Setuju 14 46.7 46.7 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 4
X2.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 19 63.3 63.3 63.3
Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
X2.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 1 3.3 3.3 3.3
Cukup setuju 20 66.7 66.7 70.0
Setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 5
Statistics
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Z1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 19 63.3 63.3 63.3
Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Z2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 18 60.0 60.0 60.0
Setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Z3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 18 60.0 60.0 60.0
Setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Z4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 6
Z5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 13 43.3 43.3 43.3
Setuju 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Z6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 7
Statistics
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Y1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 17 56.7 56.7 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Y3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 13 43.3 43.3 43.3
Setuju 16 53.3 53.3 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Y4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 16 53.3 53.3 53.3
Setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 8
Y5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 13 43.3 43.3 43.3
Setuju 16 53.3 53.3 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Page 9
Lampiran 4
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.835 6
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Page 1
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.844 6
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Page 2
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.838 6
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Page 3
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.862 5
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Page 4
Lampiran 5
Regression - X1, X2 - Z
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 X2, X1 . Enter
a. Dependent Variable: Z
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
a
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 2.738 2 1.369 28.887 .000
Residual 1.280 27 .047
Total 4.018 29
a. Dependent Variable: Z
b. Predictors: (Constant), X2, X1
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .297 .419 .709 .485
X1 .584 .130 .584 4.502 .000 .702 1.425
X2 .323 .121 .347 2.673 .013 .702 1.425
a. Dependent Variable: Z
Page 1
a
Collinearity Diagnostics
a
Residuals Statistics
Page 2
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 Z, X2, X1 . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
a
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 2.697 3 .899 8.500 .000
Residual 2.750 26 .106
Total 5.447 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), Z, X2, X1
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .856 .632 1.355 .187
X1 .266 .256 .228 1.038 .309 .401 2.494
X2 -.247 .203 -.228 -1.220 .233 .555 1.802
Z .751 .287 .645 2.612 .015 .318 3.140
a. Dependent Variable: Y
Page 3
a
Collinearity Diagnostics
a. Dependent Variable: Y
a
Residuals Statistics
Page 4