Anda di halaman 1dari 146

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI BALAI BESAR SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR

DENGAN VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASIONAL

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM

MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

DIAJUKAN OLEH

HARYO BRAMANTYO

NIM: 040810354

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya pada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen

Organisasi Sebagai Variabel Intervening, Terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Sungai Brantas

Jawa Timur” ini disusun oleh penulis sebagai salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

Pada kesempatan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof.Dr.H. Mushlich Anshori, SE.,M.Sc.,AK. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

2. Drs. Sri Gunawan, M.Com DBA selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

3. Dra. Ec. Nuri Herawati. M.si., M.Sc, Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya.

4. Prof.Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang berarti dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Program S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Airlangga Surabaya, yang telah membantu dalam kelancaran studi dan

memberikan banyak ilmu pengetahuan.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6. Ibu dan adik tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun

materiil, doa dan kasih sayangnya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan Sobat SR ; Andri Ebol, Alan, Andhika Depe, Angga, Arjom,

Buuldan, Bowo, Dino, Dion Parasdya, Dimas Komting, Dismas, Fairuz RR, Hastadi,

Jojo Aji, Mas Iphe, Rendra, Rival, Tommy, Vincent Sotorus, Yunus Suhariyadi serta

teman sekelas dan pernah sekelas ; Lukman Hakim, Willy Noble, Yoni, Yashinta,

Brigitta, Maria, Chusnul, Rara, Manda, Melinda, Ay Wibowo, Ayu Alif, Diah, Rerra Ori,

Salsabila, Ika Alif, Angela, Anggun, Feli, Miftahul, Vinanci, Joseph Krisna dan banyak

yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini, terima kasih atas doa dan kebaikannya

selama ini.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Surabaya, November 2013

Penulis

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Surabaya.............................

Skripsi telah selesai dan siap diuji

Dosen Pembimbing

Prof.Dr. ANIS ELIYANA, S.E, M.Si

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur is a goverment agency that moves on the
development and empowerment of water resources. It has development projects that
lies around Brantas River. The object of this study is PPK Pengembangan Air Baku
II. It is executor activities under Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur that holds
work area development program field in Pekalen Sampean Madura. It has Thirty
employees. This Study is examine three variables, they are; Work Motivation (X 1)
and Job Satisfaction (X2) as dependent variables, Organizational Commitment (Z) as
an intervening variable, and Employees Performance (Y) as an independent variable.
A total of 30 full time staff level employees participated in this study. The major
hypotheses of the study were assessed through Path Analysis uses SPSS 17.0
Version.
The result of this study showed that Work Motivation and Work Satisfaction have not
significant influence toward employees performance over Work Motivation and
Work Satisfaction have significant influence toward Organizational Commitment and
Organizational Commitment have significant influence toward Employees
Performance.It means that Organizational Commitment as a full mediation in this
model of conceptual framework.
Keywords : Work Motivation, Job Satisfaction, Emloyee Performance,
Organizational Commitment

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur adalah lembaga pemerintah yang bergerak
pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya air . Balai Besar Sungai Brantas
Jawa Timur memiliki proyek-proyek pembangunan yang terletak di sekitar Sungai
Brantas . Obyek dari penelitian ini adalah PPK Pengembangan Air Baku II . mereka
adalah pelaksana kegiatan di bawah Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur yang
memegang area kerja lapangan program pembangunan di Pekalen Sampean Madura .
Memiliki 30 pegawai . Studi ini meneliti tiga variabel , yaitu; Motivasi Kerja ( X1 )
dan Kepuasan Kerja ( X2 ) sebagai variabel dependen , Komitmen Organisasi ( Z )
sebagai variabel intervening , dan Kinerja Pegawai ( Y ) sebagai variabel independen.
Sebanyak 30 pegawai setingkat staf berpartisipasi dalam penelitian ini . Hipotesis
pada penelitian ini diukur dengan Path Analysis menggunakan SPSS 17.0 Version .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan sedangkan Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap Komitmen
Organisasional dan Komitmen Organisasional berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai. Bisa diartikan bahwa Komitmen Organisasi berfungsi sebagai
mediasi penuh dalam model dari kerangka konseptual ini.
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja Pegawai , Komitmen
Organisasional

iv
SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................iii

ABSTRAK ..........................................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................v

DAFTAR TABEL...............................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................7

1.3.Tujuan Penelitian .........................................................................................9

1.4.Manfaat penelitian .......................................................................................10

1.5.Sistematika Skripsi.......................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................12

2.1. Landasan Teori.............................................................................................12

2.1.1. Motivasi Kerja ...................................................................................12

2.1.2. Kepuasan Kerja ..................................................................................20

2.1.3. Komitmen Organisasional..................................................................26

2.1.4. Kinerja Karyawan ..............................................................................29

2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................................................39

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3. Kerangka Pikir .............................................................................................41

2.4. Hipotesis.......................................................................................................42

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................43

3.1.Pendekatan Penelitian ...................................................................................43

3.2. Identifikasi Variabel.....................................................................................43

3.3. Definisi Operasional Variabel......................................................................44

3.3.1 Kinerja Pegawai ...............................................................................44

3.3.2 Motivasi Kerja..................................................................................45

3.3.3 Kepuasan Kerja ................................................................................45

3.3.4 Komitmen Organisasional................................................................46

3.4. Jenis dan Sumber Data ................................................................................46

3.5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................47

3.5.1 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................47

3.5.2. Populasi dan Sampel ........................................................................47

3.5.3. Pengukuran Instrumen .....................................................................48

3.6. Metode Analisis Data...................................................................................49

3.6.1. Statistik Deskriptif Variabel...............................................................49

3.6.2. Uji Validitas .......................................................................................49

3.6.3. Uji Reliabilitas ...................................................................................50

3.6.4. Uji Asumsi Klasik..............................................................................50

3.7. Path Analysis................................................................................................53

3.8. Pengujian Hipotesis......................................................................................54

3.9. Koefisien Determinasi..................................................................................55

vi

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................56

4.1 Sejarah Ringkas Perusahaan ........................................................................56

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan..................................................................59

4.1.2 Maksud dan Tujuan...........................................................................59

4.1.3 Struktur Organisasi ...........................................................................60

4.2 Karakteristik Responden ..............................................................................60

4.2.1 Deskripsi Responden.........................................................................60

4.2.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas .................................................61

4.2.3 Statistik Deskriptif ............................................................................63

4.2.4 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X1)............................................65

4.2.5 Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja (X2)...........................................67

4.2.6 Deskripsi Variabel Komitmen Organisasional (Z)............................69

4.2.7 Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai (Y)...........................................71

4.3 Analisis Model dan Pengujian Hipotesis .....................................................71

4.3.1 Analisis Path .....................................................................................73

4.3.2.1 Analisis Tahap I ....................................................................74

4.3.2.2 Analisis Tahap II ...................................................................75

4.4 Pengujian Hipotesis......................................................................................78

4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama...........................................................78

4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua .............................................................79

4.4.3 Pengujian Hipotesis Ketiga .............................................................79

4.4.4 Pengujian Hipotesis Keempat .........................................................80

4.4.5 Pengujian Hipotesis Kelima............................................................80

4.4.6 Pengujian Hipotesis Keenam ..........................................................81

vii

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.4.7 Pengujian Hipotesis Ketujuh...........................................................82

4.5 Pembahasan.................................................................................................83

4.5.1 Pembahasan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Komitmen


Organisasional.............................................................................83

4.5.2 Pembahasan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai.......................................................................................85

4.5.3 Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen


Organisasional.............................................................................87

4.5.4 Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai.......................................................................................88

4.5.5 Pembahasan Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap


Kinerja Pegawai..........................................................................89

4.5.6 Pembahasan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai


Melalui Komitmen Organisasional Sebagai Variabel
Intervening..................................................................................91
4.5.7 Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Komitmen Organisasional Sebagai Variabel
Intervening...................................................................................93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................95

5.1 Simpulan .....................................................................................................95

5.2 Saran............................................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Karakteristik Responden ...................................................................60

4.2 Tabel Hasil Validitas dan Reliabilitas.........................................................62

4.3 Tabel Kategori Penilaian Berdasarkan Skala...............................................64

4.4 Tabel Statistik Deskriptif ............................................................................64

4.5 Tabel Deskripsi Variabel Motivasi Kerja ...................................................67

4.6 Tabel Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja..................................................68

4.7 Tabel Deskripsi Variabel Komitmen Organisasional .................................70

4.8 Tabel Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai..................................................72

4.9 Tabel Hasil Analisis Tahap I........................................................................74

4.10 Tabel Hasil Analisis Tahap II.....................................................................76

ix

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow...........................................................14

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.........................................................................42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi........................................................................60

Gambar 4.2 Hasil Analisis Path........................................................................78

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Crosstabs Data Responden dengan Jenis kelamin

Lampiran 3 Frequensi Table

Lampiran 4 Uji Reliabilitas dan Validitas

Lampiran 5 Regresi

xi

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pegawai Negeri Sipil adalah salah satu unsur aparatur pemerintah yang

memiliki peranan strategis dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan

dan pembangunan yang sesuai dengan tuntutan zaman terutama untuk menjawab

tantangan masa depan. Untuk mewujudkan tuntutan tersebut diperlukan adanya

Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas.

Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas adalah pegawai yang memiliki

kecakapan dan kemampuan untuk melaksanakan setiap tugas yang dibebankan

kepadanya dengan baik, serta mampu memelihara dan mengembangkan kecakapan

dan kemampuannya secara berkesinambungan. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas

pimpinan pada setiap organisasi untuk selalu memikirkan suatu upaya yang harus

dilakukan untuk senantiasa memelihara dan membina semua pegawai agar dapat

lebih berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan.

Sehubungan dengan peran, fungsi, dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil

(PNS), sangat menentukan sukses atau tidaknya program pembangunan. Perlu

diberikan motivasi demi mencapai kinerja yang tinggi demi suksesnya program

pembangunan nasional. Di samping itu, para pengelola pembangunan tidak hanya

memerlukan pengetahuan dan keahlian di bidang ekonomi, politik, sosial dan

teknologi, namun juga ditunjang administrasi yang baik dalam perencanaan maupun

1
SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

dalam pelaksanaannya. Rencana kebijaksanaan yang ideal, jika tidak disertai dengan

kemampuan dan keterampilan aparat, maka akan cenderung mengalami kegagalan.

Dengan dimikian, dapat dikatakan sukses atau tidaknya kegiatan pemerintahan dan

pembangunan, sangat ditentukan oleh kemampuan dan kinerja pegawai.

Akan tetapi potret PNS saat ini menunjukkan gambaran kinerja yang belum

terlalu menggembirakan. Saat ini, PNS digambarkan mempunyai tingkat

profesionalisme yang rendah, kemampuan pelayanan yang tidak optimal, tidak

memiliki tingkat integritas sebagai pegawai pemerintah sehingga tidak mempunyai

daya ikat emosional dengan instansi dan tugas-tugasnya, tingginya penyalahgunaan

wewenang (KKN), tingkat kesejahteraan yang rendah dan tidak terkait dengan tingkat

pendidikan, prestasi, produktivitas dan disiplin pegawai. Kondisi ini berdampak pada

rendahnya kinerja PNS dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melayani

masyarakat.

Sehubungan dengan Komitmen Organisasional, tingkat turnover yang sangat

rendah mengindikasikan bahwa kemauan kerja dan berkontribusi terhadap

pembangunan negara yang sangat tinggi ditunjukkan oleh para PNS kita yang bisa

saja diartikan sebaliknya yaitu rasa tidak mau tahu tentang apa yang terjadi dan apa

yang telah dilakukannya sehingga menimbulkan celah-celah yang bisa dimanfaatkan

untuk melakukan sejumlah kecurangan yang bisa merugikan negara di kemudian hari.

Pada dasarnya setiap instansi pemerintah, bukan saja mengharapkan pegawai

yang mampu, cakap, dan terampil tetapi yang terpenting untuk mau bekerja giat dan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

berkeinginan mencapai hasil kerja yang optimal.Untuk itu, pimpinan hendaknya

berusaha agar pegawai mempunyai motivasi untuk melaksanakan tugas atau

pekerjaannya. Disinilah pentingnya peranan motivasi untuk mendorong semangat

kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Motivasi pada suatu organisasi bertujuan untuk mendorong semangat kerja

para pegawai agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan

ketrampilan demi terwujudnya tujuan suatu organisasi. Pimpinan yang mengarahkan

pegawainya dengan memberikan motivasi akan menciptakan kondisi dimana pegawai

merasa mendapat inspirasi untuk bekerja keras. Pegawai yang mempunyai motivasi

tinggi merupakan salah satu syarat jika hasil-hasil kerja yang tinggi ingin dicapai

secara konsisten.

Robin dan Judge (2008:222) , mendefinisikan “motivasi sebagai suatu proses

yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai

tujuannya”. Dari definisi tersebut dapat dicermati bahwa motivasi menjadi bagian

yang sangat penting yang mendasari individu atau seseorang dalam melakukan

sesuatu atau mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.

Chung dan Megginson dalam Gomes (2001:180) menjelaskan, motivasi

melibatkan (1) faktor-faktor individual dan (2) faktor-faktor organisasional.

Faktor-faktor individual meliputi :


1. kebutuhan-kebutuhan (needs)
2. tujuan-tujuan (goals),
3. sikap (attitude), dan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

4. kemampuan-kemampuan (abilities).
Faktor-faktor organisasional meliputi
1. pembayaran atau gaji (pay),
2. keamanan pekerjaan (job security),
3. sesama pekerja (co-workers),
4. pengawasan (supervision),
5. pujian (praise), dan
6. pekerjaan itu sendiri (job itself).

Agar kinerja karyawan terus meningkat, maka penting juga untuk menjaga

agar kepuasan kerja karyawan tetap tinggi. Kepuasan kerja memiliki peran yang

penting dan menonjol bagi setiap organisasi, karena kepuasan kerja akan berperan

memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kinerja pegawai. Kepuasan

bawahan menunjukkan sikap dan perilaku bawahan pada pemimpin. Seseorang yang

puas akanmelakukan hal yang positif dan membantu pemimpin dalam mencapai

tujuan organisasi sedangkan jika tidak puas akan bersikap negatif dan tidak

membantu pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi.

Kepuasan kerja pegawai berhubungan dengan harapan pegawai terhadap

atasan, rekan kerja, dan juga terhadap pekerjaan itu sendiri. Bila dalam lingkungan

kerja pegawai tidak mendapatkan apa yang diinginkan seperti peluang promosi yang

adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang menyenangkan, serta

terhadap pekerjaan itu sendiri, maka dengan sendirinya kinerja pegawai tersebut akan

menjadi buruk. “Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat

individual, setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda

sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya”. (Handoko, 2000:192).

Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian

pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan

keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan

yang didapat.

Komitmen organisasional adalah loyalitas karyawan terhadap organisasi

melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, kesediaan atau kemauan

untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan di

dalam organisasi.Menurut Robbins (2001:140) “komitmen pada organisasi

merupakan suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi

dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara kenggotaannya dalam organisasi itu”.

Lebih lanjut menurut Robert dan Jackson (2001:99), komitmen organisasi

didefinisikan “sebagai tingkatan kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap

tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi

tersebut”.Bila seorang pegawai memiliki komitmen organisasi yang tinggi maka

berpengaruh dengan kinerja pegawai tersebut.

Kinerja bisa didefinisikan sebagai sebuah hasil kerja yang telah dicapai

seseorang sesuai dengan tugas dan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang

dihubungkan dengan standar kinerja tertentu dari perusahaan dimana individu

tersebut bekerja. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan

banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme dan komitmennya

terhadap bidang yang ditekuni.Mangkunegara (2001:67) yang menjelaskan bahwa

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Renudnew (1999) menyatakan agar tanggung jawab seseorang dapat

tumbuh dan berkembang maka perlu pembinaan hubungan kerja antara pegawai

dengan pimpinan melalui pemberian tugas-tugas tertentu disertai dengan pengawasan

yang tidak berlebihan sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik.

Komitmen organisasi mengacu pada beberapa format kesetiaan dan loyalitas

kepada organisasi itu. Meyer dan Allen (1996) membedakan tiga komponen

komitmen terpisah : Affective Commitment, Continuance Commitment dan Normative

Commitment. Affective commitment memiliki hubungan positif antara karyawan

dengan organisasinya untuk berkomitmen terhadap pekerjaannya. Continuance

commitment adalah imbalan atau balasan yang diterima karyawan atas kinerjanya

dalam organisasi sedangkan normative commitment merupakan perilaku loyal

karyawan terhadap organisasinya.

Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi

yang diteliti pada penelitian kali ini antara lain Need for Achievement, Need for

Affiliation, Need for Power yang merupakan komponen motivasi kerja yang ingin

diteliti. Dengan ini, diharapkan bahwa dengan adanya motivasi seorang karyawan yang

tinggi maka kinerjanya akan meningkat seiring dengan komitmen organisasional sebagai

variabel intervening sehingga hubungan antara motivasi dan kinerja karyawan termediasi

secara penuh. Hal tersebut didukung oleh penelitian Widyaningrum (2008) dengan

judul penelitian “Influence of Motivation and Culture on Organizational Commitment

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

and Performance of Employee of Medical Services” yang menunjukkan adanya

hubungan yang positif signifikan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan

melalui Komitmen Organisasional sebagai variabel intervening.

Sama halnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen

Organisasional lainnya yang berasal dari Kepuasan Kerja yaitu Kerja yang Secara

Mental Menantang, Upah, Kondisi Kerja yang mendukung, Rekan Kerja yang

Mendukung, Kesesuaian Pribadi terhadap Pekerjaan yang nantinya akan diteliti lebih

lanjut apakah berpengaruh secara segnifikan sehingga menimbulkan Komitmen

Organisasional yang tinggi hingga nantinya berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.

Didukung oleh penelitian Soegihartono (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh

Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di

PT Alam Kayu Jati Semarang)” yang menunjukkan adanya hubungan antara

Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasional sebagai

variabel intervening.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

kemampuan karyawan dalam mencapai kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.

Kinerja sangat penting untuk mencapai tujuan dan akan mendorong seseorang untuk

lebih baik lagi dalam pencapaian tujuan. Dengan banyaknya variabel yang

mempengaruhi kinerja karyawan, penulis membatasi dengan hanya mencantukan

motivasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasional sebagal variabel yang

mempengaruhi kinerja karyawan dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

dan Kepuasan Kerja, Terhadap Kinerja Pegawai Balai Besar Sungai Brantas

Jawa Timur dengan Variabel Intervening Komitmen Organisasional ”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional

pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur?

2. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Balai

Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur?

3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen

organisasional pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur?

4. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Balai

Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur?

5. Apakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja

pegawai bagian di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur?

6. Apakah komitmen organisasional menjadi mediasi pada hubungan

pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Balai Besar Wilayah

Sungai Brantas Jawa Timur?

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

7. Apakah komitmen organisasional menjadi mediasi pada hubungan

pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Balai Besar

Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap komitmen

organisasional pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja

pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

komitmen organisasional pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komitmen organisasional

terhadap kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

6. Untuk menguji dan menganalisis komitmen yang menjadi mediasi atau

tidak pada hubungan pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di Balai

Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

7. Untuk menguji dan menganalisis komitmen organisasional yang menjadi

mediasi atau tidak pada hubungan pengaruh kepuasan kerja terhadap

kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Untuk pimpinan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur, yakni

sebagai bahan pertimbangan dalam hal pemeliharaan motivasi kerja dan

kepuasan kerja dalam rangka peningkatan komitmen organisasi yang

berpengaruh kepada kinerja pegawai.

2. Bagi penelitian selanjutnya, yakni dapat dijadikan sebagai acuan atau

bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang relevan selanjutnya.

1.5 Sistematika Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan landasan teori berupa pengertian motivasi,

faktor yang mempengaruhi motivasi, teori motivasi, pengertian

kepuasan kerja, faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, teori

kepuasan kerja, pengertian komitmen organisasional, proses terjadinya

komitmen organisasional, jenis komitmen organisasional, pengertian

kinerja karyawan, faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan,

dimensi penilaian kinerja, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

dan hipotesis.

BAB III Metodelogi Penelitian

Dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi variabel - variabel

penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis, dan

sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan mengenai deskripsi objek penelitian serta

analisis data dan pembahasan atas hasil pengolahan data.

BAB V Simpulan dan Saran

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan serta sasaran – sasaran yang mungkin nantinya berguna bagi

organisasi maupun ilmu pengetahuan.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Motivasi Kerja

Motif atau dalam bahasa asing disebut motive adalah “sesuatu seperti

kebutuhan atau keinginan yang mendorong atau mempengaruhi seseorang untuk

melakukan gerak” (Pamudji, 2002:127). Dengan demikian motivasi berarti “suatu

kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu

perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar” (Nawawi,2004:87). Menurut

Manullang (1982; 150), “motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada

karyawan”.Dengan pemberian motivasi dimaksudkan pemberian daya perangsang

kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan segala

upayanya.

Menurut Mathis ( 2006; 114 ), motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang

yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Biasanya orang bertindak karena suatu

alasan untuk mencapai tujuan. Dengan pemberian motivasi dimaksudkan pemberian

daya perangsang kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja

dengan segala upayanya.

12

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

Luthans (1989:231) berpendapat bahwa “motivation is a process that starts

with a physiological or psychologigal deficiency or need that activates behaviour or

a drive that aimed at a goal or incentives”. Motivasi adalah suatu proses yang diawali

oleh kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis atau kebutuhan yang

diaktifkan oleh perilaku atau penggerak yang ditujukan pada sasaran. Memahami

motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan

sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan mempengaruhi motivasi. Pendekatan

untuk memahami motivasi berbeda - beda, karena teori yang berbeda

mengembangkan pandangan dan model mereka sendiri.

Nawawi (1996:359) bahwa fungsi motivasi terhadap manusia termasuk

pekerja adalah :

1. Motivasi berfungsi sebagai energi atau motor penggerak bagi


manusia layaknya bahan bakar pada mesin bermotor
2. Motivasi merupakan pengatur dalam memilih diantara dua atau
lebih kegiatan yang bertentangan. Dengan memperkuat suatu
motivasi, akan memperlemah motivasi yang lain, maka
seseorang hanya akan melakukan satu aktivitas dan
meninggalkan yang lainnya.
3. Motivasi merupakan pengatur arah dan tujuan dalam
melakukan aktivitas. Dengan kata lain setiap orang hanya
akanmemilih dan berusaha untuk mencapai tujuan, yaitu yang
motivasinya tinggi buakan mevujudkan tujuan yang tingkat
motivasinya lemah.

Teori motivasi perlu dipelajari dan dipahami agar pimpinan mampu

mengidentifikasi apa yang memotivasi karyawan bekerja, hubungan perilaku kerja

dengan motivasi, dan mengapa karyawan berprestasi tinggi. Teori motivasi manusia

yang dikembangkan oleh Abraham Maslow, mengelompokkan kebutuhan manusia

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

menjadi lima kategori yang naik dalam urutan tertentu. Kebutuhan tersebut

berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya

saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-

tingkatan tersebut dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya walaupun tidak

semua orang dapat mencapai hal tersebut.

Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:

Gambar 2.1.Hierarki Kebutuhan Maslow

1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnyalapar, haus, tempat

berteduh,tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya.

2. Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan

perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

3. Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki,

kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan.

4. Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti

harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status,

pengakuan, dan perhatian.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri

sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri

sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan

pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh

manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang

dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi

kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek

yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak

tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut

diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan

berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum

kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula

seterusnya.

Teori Kebutuhan dari Mc Clelland

Mc Clelland (1961) dalam Mangkunegara (2005:97) mengemukakan adanya

tiga macam kebutuhan manusia, yaitu berikut ini:

1. Need for Achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang


merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawabuntuk
pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan
akan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko.
Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan
pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan
mencapai prestasi lebih tinggi”.
2. Need for Affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang
lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
3. Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan
refleksi dari dorongan utnuk mencapai otoritas untuk memiliki
pengaruh terhadap orang lain.

Sedangkan menurut Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) yang mengemukakan

teori motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia

membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah

(fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi

diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah

dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.

Menurut Hezberg, faktor-faktor seperti kebijakan, administrasi perusahaan,

dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

faktor-faktor ini tidak memadai maka orang-orang tidak akan terpuaskan Robbins

(2001:170).

Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus

diperhatikan dalam memotivasi bawahan Hasibuan (1990 : 176) yaitu :

1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang

yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan,

dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas

semua itu.

2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor

yang bersifat embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan,

penerangan, istirahat dan lain-lain sejenisnya.

3. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas.

Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai

mencari-cari kesalahan.

Wahjosumidjo (1984:95) mengatakan “motivasi merupakan daya dorong

sebagai hasil proses interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi bawahan dari

seseorang dengan lingkungan, motivasi timbul diakibatkan faktor dalam dirinya

sendiri disebut faktor interinsik, dan faktor dari luar dirinya merupakan faktor

eksterinsik”.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

Menurut Nawawi dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia ( 2003 :

359 ) membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Motivasi intrinsik.

Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja

sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat akan

pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari

pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau

menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan, maupun karena

memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang

bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa memperoleh kesempatan

untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja

sebagai individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan

pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena

upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan yang

besar, pujian, hukuman dan lain-lain.

Di lingkungan suatu organisasi/ perusahaan terlihat kecenderungan

penggunaan motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi

itu terutama di sebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

pekerja, sementara kondisi kerja disekitar lebih banyak mengiringinya daripada

mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.

Dalam kondisi seperti tersebut di atas maka diperlukan usaha-usaha

mengintegrasikan teori-teori motivasi, untuk dipergunakan secara operasional di

lingkungan organisasi/ perusahaan. Bagi para manajer yang penting adalah

memberikan makna semua teori, agar dapat di pergunakan secara operasional/ praktis

dalam memotivasi para bawahannya.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2006:74) mengemukakan faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja karyawan meliputi :

1. Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan, minat, sikap dan

nilai.

2. Perbedaan karakteristik pekerjaan, hal ini berhubungan dengan

persyaratan jabatan untuk setiap pekerjaan, yang menuntut

penempatan pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya.

3. Perbedaan karakteristik organisasi (lingkungan kerja) yang meliputi

peraturan kerja, iklim kerja dan budaya kerja yang telah disepakati.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi yang rendah

tidak hanya disebabkan oleh faktor internal karyawan itu sendiri melainkan

dipengaruhi juga oleh lingkungan kerja sebagai faktor eksternal karyawan.Hal

tersebut sejalan dengan Siagian (2006:294) bahwa “motivasi seorang karyawan

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang internal maupun eksternal.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

David McClelland melalui riset empiris, telah menemukan bahwa “seseorang

dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan

untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain.” Oleh karena hal tersebut, peneliti

menjadikan pernyataan tersebut sebagai acuan penelitian di instansi pemerintah

seperti Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

2.1.2. Kepuasan Kerja

Robbins (2006:169) mendefinisikan kepuasan sebagai suatu sikap umum

seorang individu terhadap pekerjaannya.Definisi ini sangat luas mengingat pekerjaan

pegawai lebih daripada sekadar kegiatan yang jelas, misalnya seperti mengocok

kertas, menunggu pelanggan, atau lain sebagainya. Davis dan Newstrom (1985;105)

mendeskripsikan “kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang

menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka”.

Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai

segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan

konsep tunggal.Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan

tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya.Kepuasan Kerja merupakan sikap

(positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian

terhadap situasi kerja.Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu

pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan.Karyawan yang puas lebih menyukai situasi

kerjanya daripada tidak menyukainya.

Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam

melakukan tugas pekerjaan.Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang

dianggap penting oleh individu.Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan

harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar.Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja

yang berkaitan dengan motivasi kerja.

Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari

kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat pentingnya

aspek pekerjaan bagi individu. Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas

terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu tergantung

bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara

keinginan-keinginannya dengan hasil keluarannya (yang didapatnya).

Sehingga dapat disimpulkan pengertian kepuasan kerja adalah sikap yang

positif dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya

melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah

satu nilai-nilai penting pekerjaan.

Teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian

orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Teori ini juga

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada

beberapa teori tentang kepuasan kerja yaitu :

1. Value Theory
Kepuasan karyawan bergantung pada hasil yang didapatkan mereka
dari perusahaan dengan hasil yang karyawan inginkan. Semakin
banyaknya kesesuaian yang diinginkan dengan hasil yang didapatkan
maka karyawan akan merasa semakin puas.
2. Discrepancy Theory
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Teori ini mengukur
kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu
yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila
kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka sesorang
akan menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi
merupakan discreapancy yang positif. “Kepuasan kerja seseorang
tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan
dengan apa yang dicapai” (Porter;1961).
3. Need Fulfillment Theory
Kepuasan kerja tergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
karyawan. “Karyawan akan merasa puas apabila ia mendapatkan apa
yang dibutuhkan”. Makin besar kebutuhan karyawan terpenuhi, makin
puas pula karyawan tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila
kebutuhan karyawan tidak dapat terpenuhi, karyawan tersebut akan
merasa tidak puas (Lawler;1994).

Faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja menurut Kreitner dan

Kinicki (2001; 225) yaitu sebagai berikut :

1) Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)


Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan
memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi
kebutuhannya.
2) Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan
harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa
yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar
dari apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu
akan puas bila menerima manfaat diatas harapan.
3) Pencapaian nilai (Value attainment)

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan


pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
4) Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan
di tempat kerja.
5) Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal
ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting
untuk menjelaskan kepuasan kerja disampng karakteristik lingkungan
pekerjaan.

Robbins (1996) menyatakan bahwa terdapat beberapa variabel yang menentukan

kepuasan kerja. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kerja yang secara mental menantang


Karyawan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka
kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan beragam batas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa
baik mereka mengerjakan.
2. Ganjaran yang pantas
Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan segaris dengan pengharapan
mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan
pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar komunikasi,
kemungkinan besar akan menghasilkan kepuasan.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.
4. Rekan pekerja yang mendukung
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang
berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi
kebutuhan akan interaksi sosial. Rekan kerja yang ramah dan mendukung
menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat.
5. Kesesuaian kepribadian dan pekerjaan
Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seseorang akan menghasilkan
seorang individu yang lebih terpuaskan

Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu kepuasan kerja

(Levi;2002) sebagai berikut :

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

1) Pekerjaan itu sendiri (work it self)


Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan
serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam
melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan.
2) Hubungan dengan atasan (supervision)
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja
adalah tenggang rasa (consideration).Hubungan fungsional
mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk
memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.
Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi
yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya
keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama.Tingkat kepuasan
kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika kedua jenis
hubungan adalah positif. Atasan yang memiliki ciri pemimpin yang
transformasional, maka tenaga kerja akan meningkat motivasinya dan
sekaligus dapat merasa puas dengan pekerjaannya.
3) Teman sekerja (workers)
Teman kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang
sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4) Promosi (promotion)
Promosi merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5) Gaji atau upah (pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang
dianggap layak atau tidak.

Menurut As’ad (2004:104) ada 5 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:

1) Kedudukan (posisi)

2) Pangkat (golongan).

3) Umur.

4) Jaminan finansial dan jaminansosial.

5) Mutu pengawasan.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

Kepuasan kerja menjadi hal penting karena dapat memengaruhi produktivitas

karyawan Lawler (dalam Steers & Porter, 1983) sebab karyawan yang memiliki

kepuasan yang tinggi akan memandang pekerjaannya sebagai hal yang

menyenangkan, berbeda dengan karyawan yang memiliki kepuasan kerja rendah, ia

akan melihat pekerjaannya sebagai hal yang menjemukan dan membosankan

sehingga karyawan tersebut bekerja dalam keadaan terpaksa.

Karyawan yang bekerja dalam keadaan terpaksa akan memiliki hasil kerja

(performance) yang buruk dibanding dengan karyawan yang bekerja dengan

semangat yang tinggi. Apabila perusahaan memiliki karyawan yang mayoritas

kepuasannya rendah, dapat dibayangkan tingkat produktivitas perusahaan secara

keseluruhan, dan ini akan merugikan perusahaan. Itulah sebabnya perusahaan perlu

memperhatikan derajat kepuasan karyawannya dengan cara mengkaji ulang aspek-

aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

Faktor yang menentukan kepuasan kerja dari Robbins (1996) dirasa sebagai

sesuatu yang penting bagi peneliti sehingga dijadikan komponen penelitian. Dengan

mengetahui faktor apa saja yang dibutuhkan setiap pekerja agar kepuasan nya

tercapai, maka akan sangat baik bagi para pemimpin mengingat hal tersebut

mempengaruhi kinerja karyawan pada akhirnya. Selain itu juga, supaya bisa dijadikan

alat ukur apakah pegawai yang bekerja di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur sudah merasakan kepuasan tersebut dalam bekerja.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

2.1.3. Komitmen Organisasional

Komitmen adalah sebagai bentuk hubungan interorganisasional dan

merupakan inti kesuksesan hubungan jangka panjang yang secara implisit merupakan

perjanjian anggota organisasi dalam memberikan perannya pada perusahaan

(Martoyo, 2006:67). Komitmen kerja adalah “kesanggupan anggota organisasi dalam

memelihara sebuah nilai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi bersama”

(Hasibuan, 2002). Komitmen organisasional pada dasarnya berkaitan dengan

kedekatan para karyawan / pegawai terhadap organisasi.Komitmen organisasi dapat

merefleksikan kekuatan mengenai keterlibatan dan kesetiaan karyawan terhadap

organisasi.Keterlibatan dan kesetiaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh seberapa

besar pekerjaan yang dibebankan pada karyawan / bawahan sesuai dengan harapan

mereka.

Komitmen organisasional dapat didefinisikan dengan menentukan tiga sifat,

yaitu (Martoyo, 2006:67)

a. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi

b. Kemauan untuk melakukan usaha yang bermanfaat bagi kepentingan

organisasi

c. Keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

Komitmen karyawan terhadap organisasi dapat disamakan dengan motivasi

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu komitmen terhadap

organisasi dianggap sebagai suatu komponen yang berpengaruh terhadap efektivitas

suatu organisasi publik tersebut.Namun demikian, para pemimpin saat ini belum

begitu banyak memberikan perhatian bagi terwujudnya langkah-langkah strategis

dalam meningkatkan komitmen karyawan pada organisasi.Beberapa ahli

mengemukakan pandangan bahwa pembentukan suatu komitmen organisasional

merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan. “Peningkatan komitmen

organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi motivasi dan kualitas

pegawai yang bekerja pada organisasi publik” (Nitisemito 2001:66).

Komitmen organisasi memegang peranan penting bagi peningkatan kinerja

yang baik. Karenanya dikatakan bahwa pengabaian terhadap komitmen

organisasional akan menimbulkan suatu kerugian.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat dijelaskan bahwa komitmen adalah

kondisi yang dirasakan oleh pegawai yang dapat menimbulkan perilaku positif yang

kuat terhadap organisasi kerja yang dimilikinya sebagai bentuk hubungan

interorganisasional dan merupakan inti kesuksesan hubungan jangka panjang yang

secara implisit merupakan perjanjian anggota organisasi dalam memberikan perannya

pada perusahaan.

Menurut Luthans (2006: 249), “determinan komitmen organisasi adalah

(umur, masa jabatan dalam organisasi, dan pembagian seperti positif atau negatif,

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

atau kedudukan kontrol internal dan eksternal) dan organisasi (desain kerja dan gaya

kepemimpinan pengawas)”.

Umur karyawan menunjukkan catatan biografis lamanya masa hidup

seseorang yang digolongkan dalam dua dimensi yakni tua dan muda, sedangkan masa

jabatan merupakan lamanya seseorang bekerja atau menjabat suatu posisi di dalam

organisasi.Umumnya orang-orang yang umurnya lebih tua dan telah lama bekerja

memiliki komitmen organisasi yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang berusia

muda. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa masa hidup mereka baik kehidupan

biologis maupun usiakerja di perusahaan hanya tinggal sesaat, sehingga mencegah

mereka untuk keluar dari perusahaan, dalam arti mereka tetap komit terhadap

organisasi.

Sedangkan Minner (dalam Sopiah, 2008:156) menjelaskan bahwa “proses

terjadinya komitmen organisasi itu berbeda”. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Fase initial commitment, yaitu adanya faktor yang berpengaruh

terhadap komitmen karyawan pada tahap ini adalah:

a. Karakteristik individu

b. Harapan-harapan pada organisasi

c. Karakteristik pekerjaan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

2. Fase commitment during early employment yang terjadi pada

karyawan yang telah bekerja selama beberapa tahun. Faktor yang berpengaruh

terhadap komitmen karyawan pada tahap ini diantaranya:

a. Pengalaman kerja yang dirasakan pada tahap awal bekerja

b. Bagaimana pekerjaannya

c. Bagaimana sistem penggajiannya

d. Bagaimana gaya supervisinya

e. Bagaimana hubungan dia dengan rekan kerjanya ataupun

hubungan dia dengan pimpinannya.

Semua faktor diatas akan membentuk komitmen awal dan tanggung jawab

karyawan pada organisasi yang pada akhirnya akan menghasilkan komitmen

karyawan pada awal memasuki dunia kerja.

3. Fase commitment during later career. Faktor yang berpengaruh

terhadap komitmen karyawan pada tahap ini berkaitan dengan:

a. Investasi

b. Modal kerja

c. Hubungan sosial yang tercipta di organisasi

d. Pengalaman selama bekerja.

Faktor diatas akan berpengaruh pada kelangsungan keanggotaan seseorang

atau karyawan dalam organisasinya.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

Jenis Komitmen pada Organisasi

Komitmen organisasional sebagai suatu kondisi yang dirasakan oleh

karyawan yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi

kerja yang dimilikinya, dengan membagi tiga komponen dibawah ini (Allen dan

Meyer dalam Sarwoto, 2001, h. 44)

a. Affective Commitment, yaitu seberapa jauh seorang karyawan

secara emosional terikat, mengenal dan terlibat dalam organisasi;

b. Continuance Commitment, yaitu penilaian terhadap kerugian yang

terkait dengan meninggalkan organisasi;

c. Normative Commitment, yaitu perasaan karyawan tentang

kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi.

Berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di dalam

suatu organisasi, komitmen afektif merupakan proses perilaku dimana melalui hal

tersebut seseorang akan berfikir mengenai hubungan mereka dengan organisasi dalam

hal nilai dan kesatuan tujuan. Pada tingkat ini merupakan tingkat dimana tujuan

individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang diperkirakan secara langsung

mempengaruhi keinginan individu untuk tetap tinggal dalam organisasi. Sehingga

karyawan dengan afektif tinggi masih bergabung dengan organisasi karena keinginan

untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Penilaian komponen berdasarkan pandangan karyawan tentang kerugian yang

akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi pada komitmen kontinyu dapat

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

dilihat sebagai suatu keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi karena

pertimbangan biaya ketika mereka keluar.

Biaya tersebut ditunjukkan dalam dua cara yang berbeda:

a) Sebagai individu memperoleh kedudukan dalam organisasi, seiring dengan

bertambahnya masa jabatan mereka maka mereka telah memiliki keuntungan,

misalnya dalam bentuk rancangan pensiun, senioritas, spesialisasi keahlian,

rasa kesatuan, ikatan kekeluargaan, dan lain-lain.

b) Individu mungkin merasa mereka seharusnya tetap tinggal pada pekerjaannya

sekarang karena mereka tidak memiliki alternatif perkerjaan lain.

Komitmen normatif merupakan perasaan karyawan tentang kewajiban yang

harus diberikan kepada organisasi. Komponen normatif berkembang sebagai hasil

dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang

dimiliki karyawan. Keinginan karyawan untuk tinggal dalam organisasi berdasarkan

pada tugas, loyalitas, dan kewajiban moral. Perasaan loyalitas dan tugas mendasari

komitmen normatif yang mempengaruhi individu untuk tetap tinggal dalam

organisasi karena itu memang kewajiban mereka.

Karyawan yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar afektif memiliki

tingkah laku yang berbeda dengan pegawai dengan dasar kontinyu. Karyawan yang

memang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk berusaha yang sesuai

dengan tujuan organisasi. Sebaliknya karyawan yang terpaksa menjadi anggota

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

organisasi akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin

hanya melakukan usaha yang tidak maksimal.

Menurut Luthans (1998;148), mengatakan bahwa ada tiga aspek komitmen

organisasi, yaitu :

a. Kemauan yang kuat untuk memelihara organisasi.

b. Keinginan untuk berusaha keras demi kepentingan organisasi.

c. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan

organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kriteria penilaian komitmen organisasional

antara lain : komitmen afektif, yaitu keterikatan karyawan secara emosional kepada

perusahaan dan keterlibatannya dalam perusahaan, komitmen kontinyu, yaitu

keterikatan karyawan dalam suatu perusahaan dengan memperhitungkan untung

ruginya bila ia meninggalkan perusahaan, komitmen normatif, yaitu keterikatan

karyawan dalam suatu perusahaan karena ia memiliki kewajiban untuk terus bertahan

dalam perusahaan itu.

Berdasarkan uraian mengenai Komitmen Organisasional dan sesuai tujuan

penelitian, maka dipilih komitmen organisasional dari Allen dan Meyer sebagai

variabel terikat. Alasan dipilih teori Allen dan Meyer didasarkan bahwa komitmen

organisasional dari Allen dan Meyer merupakan konsep komitmen organisasi yang

dibentuk berdasarkan penelitian sebelumnya dan masih harus diteliti apakah

berpengaruh terhadap pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

2.1.4. Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual

Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya dicapai seseorang).Kinerja

(prestasi kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya” (Mangkunegara, 2005:9). Kinerja merupakan hasil kerja baik kualitas

maupun kuantitas yang dihasilkan karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Rivai (2005:15),

prestasi kerja adalah “hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan

karyawan dalam mencapai kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. Kinerja sangat

penting untuk mencapai tujuan dan akan mendorong seseorang untuk lebih baik lagi

dalam pencapaian tujuan.

Handoko (2001:135), mendefinisikan penilaian prestasi kerja (performance

appraisal) adalah “proses melalui nama organisasi-organisasi mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja karyawan”. Untuk mengukur tingkat kinerja karyawan biasanya

menggunakan performance system yang dikembangkan melalui pengamatan yang

dilakukan oleh atasan dari masing-masing unit kerja dengan beberapa alternatif cara

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

penilaian maupun dengan cara wawancara langsung dengan karyawan yang

bersangkutan. Informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja tersebut dapat

digunakan bagi penyelia atau manajer untuk mengelola kinerja karyawan, mengetahui

apa penyebab kelemahan maupun keberhasilan dari kinerja karyawan sehingga dapat

dipergunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan target maupun langkah

perbaikan selanjutnya dalam mencapai tujuan badan usaha.

Bernardin dan Russel (1993:383) dalam mengukur kinerja karyawan

dipergunakan sebuah daftar pertanyaan yang berisikan beberapa dimensi kriteria

tentang hasil kerja. Ada enam dimensi dalam menilai kinerja karyawan, yaitu :

a) Kualitas (Quality)
Merupakan hasil kerja keras dari para karyawan yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan sebelumnya.Jika
hasil yang dicapai oleh karyawan tersebut tinggi maka kinerja dari
karyawan tersebut dianggap baik oleh pihak perusahaan atau sesuai
dengan tujuannya. Ini berarti merupakan suatu tingkatan yang
menunjukkan proses pekerjaan atau hasil yang dicapai atas suatu
pekerjaan mendekati adanya kesempurnaan.
b) Kuantitas (Quantity)
Merupakan hasil kerja keras dari karyawan yang bisa mencapai skala
maksimal yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.Dengan hasil
yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut maka kinerja dari para
karyawan sudah baik.Jika Quantity merupakan jumlah yang
diproduksi yang dinyatakan dalam nilai mata uang, jumlah unit produk
atau jumlah siklus aktivitas yang telah diselesaikan.
c) Ketepatan Waktu (Timeliness)
Karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar waktu kerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Dengan bekerja yang sesuai dengan
standar waktu yang telah ditentukan maka kinerja dari karyawan
tersebut sudah baik. Dengan timeliness yang merupakan suatu
tingkatan yang menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dapat
terselesaikan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan maka
kinerja karyawan tersebut sudah baik.
d) Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

Merupakan penggunaan sumber daya dari karyawan yang digunakan


secara optimal dan efisien. Dengan penggunaan sumber daya yang
efisien dan efektif maka akan bisa mempengaruhi keefektifan biaya
yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan dan menghasilkan
keuntungan yang maksimum.
Dengan Cost effectiveness yang menunjukkan bahwa suatu tingkatan
yang paling maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimiliki
badan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.
e) Perlu Pengawasan (Need for Supervision)
Merupakan kemampuan karyawan dalam bekerja dengan baik, dengan
atau tanpa ada pengawasan dari pihak perusahaan. Dengan atau tanpa
ada pengawasan dari pihak perusahaan, para karyawan dapat bekerja
dengan baik sehingga kinerja dari karyawan akan mengalami
peningkatan.
f) Hubungan Rekan Sekerja (Interpersonal Impact)
Dengan adanya karyawan yang mempunyai rasa harga diri yang tinggi
terhadap pekerjaannya maka karyawan berusaha untuk mencapai hasil
terbaik dalam pekerjaan tersebut.Oleh karena itu dengan rasa harga diri
yang tinggi terhadap pekerjaannya diharapkan para karyawan dapat
meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.

Dengan Need for supervision yang merupakan tingkatan dari seorang

karyawan dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa harus meminta

bimbingan atau campur tangan penyelia maka akan dapat meningkatkan kinerja dari

karyawan itu sendiri. Pada penelitian ini tidak diikutsertakan indikator Need For

Supervision karena tingkat pendidikan responden yang sudah tinggi sehingga dirasa

hal tersebut tidak diperlukan lagi

Prawisentono (1999:221) berpendapat bahwa, “manfaat penilaian kinerja

karyawan yang dilakukan secara objektif, tepat dan didokumentasikan secara baik

cenderung menurun potensi penyimpangan yang dilakukan karyawan, sehingga

kinerjanya diharapkan harus bertambah baik sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan

perusahaan”.Disamping itu penilaian kinerja karyawan merupakan sarana untuk

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

memperbaiki karyawan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik dan membuat

karyawan mengetahui posisi dan perannya dalam menciptakan tercapainya tujuan

perusahaan. Hal tersebut akan menambah motivasi karyawan untuk berkinerja lebih

baik lagi, karena masing-masing dapat bekerja lebih baik dan benar sesuai dengan

tanggung jawabnya.

Kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak

faktor yang mempengaruhinya.Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor instrinsik dan

ekstrinsik. Uraian faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut (Mangkuprawira dan

Vitalaya, 2006:155).

a) Faktor personal, meliputi unsur pengetahuan,ketrampilan,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh tiap individu karyawan.

b) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer, dan team

leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan

kerja kepada karyawan.

c) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhdap sesama anggota tim,

kekompakan dan keeratan anggota tim.

d) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja

dalam organisasi.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

e) Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal.

“Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar kepada pengetahuan dan

keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan, motivasi kerja dan kepuasan

kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan prilaku yang dapat

mempengaruhi kinerjanya”. (Wibowo, 2007: 65)

Rivai (2004:190) menjelaskan, bahwa ”kekurangan disiplin dan sikap kerja

dalam sebuah manajemen perusahaan dapat mengakibatkan kerugian bahkan jatuhnya

perusahaan itu sendiri”. Disiplin, sikap kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa

tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Semakin

baik disiplin karyawan pada perusahaan, semakin tinggi prestasi kerja yang akan

dicapai. Sebaliknya tanpa disiplin dan sikap kerja yang baik, sulit untuk meraih

tujuan perusahaan yang optimal.

Bagi karyawan, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang

berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada

gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan

karir. Sedangkan Dan bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut

sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang

berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan,

rekruitment, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan

berbagai aspek lain dari proses dari manajemen sumber daya manusia secara efektif.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan pendapat Bernardin dan

Russel sebagai komponen dalam mengukur kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan

pendapat tersebut sudah mencakup semua keinginan penulis dalam melakukan

penelitian. Namun tidak dicantumkan Need for Supervision sebagai komponen

penelitian karena dirasa tidak cocok dengan kondisi tempat dilangsukannya

penelitian.

Hubungan Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional dan

Kinerja Karyawan

Seorang karyawan yang termotivasi akan berisifat energik dan bersemangat

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Sebaliknya para

karyawan yang memiliki motivasi yang rendah akan sering menampilkan rasa tidak

nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya. Akibatnya kinerja mereka menjadi

buruk dan tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Berkaitan dengan Komitmen

Organisasional, motivasi mempunyai hubungan yang penting dengan komitmen

organisasional, karena motivasi merupakan salah satu aspek proses terjadinya

komitmen organisasional.

“High job satisfaction contributes to organizational

commitment…”(Northercraft and Neale, 1993:281). Di samping itu ada juga pendapat

yang mengatakan bahwa “Common sense seems to suggest that high level of job

satisfaction,maintained overtime, should tend to generate feelings of organizational

commitment”. (Baron 1990: 174).

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39

Hal tersebut diatas mengungkapkan bahwa kepuasan kerja yang dipelihara

secara terus menerus akan menimbulkan perasaan komitmen terhadap organisasi.

Apalagi jika seorang karyawan merasa lebih puas dengan supervisornya, lebih puas

dengan penilaian prestasi kerja, dan juga mereka merasakan bahwa organisasi mereka

memperhatikan kesejahteraannya, maka semakin tinggi pula tingkat komitmennya

terhadap organisasi.

Dari uraian diatas, maka bisa disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja

bila dipelihara dengan baik maka akan menimbulkan komitmen yang tinggi terhadap

pekerjaannya. Semakin tinggi komitmen seseorang terhadap tugasnya maka akan

semakin tinggi kinerja yang akan dihasilkan, yang menuju pada tingkat penilaian

yang semakin tinggi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil studi empiris serupa dengan penelitian ini dilakukan oleh

Widyaningrum (2008) dengan judul penelitian “Influence of Motivation and Culture

on Organizational Commitment and Performance of Employee of Medical Services”.

Pada penelitan tersebut, motivasi kerja dan budaya organisasi berpengaruh terhadap

kinerja karyawan melalui komitmen organisasional sebagai variabel intervening. Hal

yang berbeda dengan penelitian saat ini adalah, dengan digantinya budaya organisasi

dengan kepuasan kerja. Hal tersebut dikarenakan budaya organisasi adalah sesuatu

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

yang kaku dan tidak fleksibel sedangkan kepuasan kerja bisa berubah-ubah sesuai

dengan situasi terkini.

Disimpulkan bahwa pengaruh Organizational Culture terhadap Organizational

Commitment mempunyai level signifikansi tertinggi dengan 0.430 (p<0.05).

sedangkan hipotesis ketiga yaitu pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

mempunyai nilai signifikasi yang terendah dengan hanya 0.171 (p<0.05). hasil

tersebut mengindikasikan bahwa komitmen organisasi dan motivasi kerja tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan

walaupun tidak mengkesampingkan variabel lainnya.

Penelitian berikutnya oleh Soegihartono (2012) dengan judul penelitian

“Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dengan Mediasi

Komitmen (di PT Alam Kayu Jati Semarang)” . Disimpulkan bahwa pengaruh Job

Satisfaction terhadap Job Performance memiliki level signifikansi 0, 370 (p<0.05)

hasil tersebut mengindikasikan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan.

Hal yang berbeda dari penelitian saat ini adalah digantinya kepemimpinan

dengan motivasi kerja. Hal yang berbeda dan yang paling penting dari dua penelitian

terdahulu dan saat ini adalah tempat dimana variabel-variabel tersebut diukur. Jika

kedua penelitian terdahulu diukur di perusahaan swasta, maka penelitian saat ini

dilakukan di sebuah instansi pemerintah, sehingga hal tersebut dirasa menarik,

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

apakah hal yang dicapai akan selalu sama dari perusahaan swasta dan instansi

pemerintah.

2.3 Kerangka Pikir

Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur adalah sebuah

organisasi/instansi pemerintah yang bergerak di bidang penyediaan air, dimana dalam

menjalankan aktivitasnya dituntut adanya kinerja bawahan/karyawan yang bagus

yaitu berupa perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja

karyawan dapat dilihat dari tingkat pencapaian hasil secara kuantitas dan kualitas,

efisien dan kriteria efektifitas kerja seseorang karyawan yang terkait dengan tujuan

organisasi meliputi kerjasama, kreatif, dan inovatif.

Selain itu untuk meningkatkan kinerja karyawan diperlukan adanya motivasi

dan kepuasan kerja yang merupakan prediktor komitmen organisasi. Karena kepuasan

dan perasaan sebagai bagian dari tuntutan hidup, maka perasaan puas terhadap tugas

atau pekerjaan, puas terhadap atasan dan puas terhadap rekan kerja, kepuasan

terhadap hasil yang seimbang dan kepuasan terhadap aturan yang jelas akan

mempengaruhi perasaan karyawan dan selanjutnya berdampak pada pelaksanaan

aktivitas.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

Untuk lebih jelasnya dapat disajikan mengenai kerangka pikir yaitu

sebagai berikut :

H2

Motivasi Kerja
H1 H6
X1 Komitmen
Kinerja Karyawan
Organisasional
H3 H5 Y
Kepuasan Kerja Z
H7
X2

H4

Gambar 2.2 Kerangka Pikir untuk Mencapai Tujuan Organisasi

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori

yang masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan pada masalah pokok dan tinjauan

pustaka, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap komitmen

organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

3. Terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur .

4. Terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

5. Terdapat pengaruh yang signifikan komitmen organisasional terhadap

kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

6. Motivasi Kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan

melalui variabel intervening komitmen organisasional di Balai Besar

Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

7. Kepuasan Kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja

karyawan melalui variabel intervening komitmen organisasional di

Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini serta mengacu pada perumusan masalah

dan hipotesis yang telah didefinisikan pada bab sebelumnya maka penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih mengukur suatu konsep

(variabel), sehingga mudah dipahami secara statistik. Pendekatan ini juga

menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data yang digunakan harus terukur, dan

akan menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.

3.2 Identifikasi Variabel

Berdasarkan rumusan permasalahan dan hipotesis, maka variabel dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Variabel eksogen (X) terdiri dari:

a. Motivasi Kerja (X1)

b. Kepuasan kerja (X2)

2. Variabel endogen, yaitu: Komitmen Organisasional

Veriabel Komitmen bisa menjadi variabel terikat apabila dihubungkan antara

variabel Motivasi dan Kepuasan Kerja. Variabel Komitmen menjadi variabel bebas

apabila dihubungkan dengan variabel kinerja:

a. Variabel endogen (Y): kinerja karyawan

44

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

b. Variabel komitmen menjadi mediasi akan dianalisis pengaruhnya hubungan

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.

c. Variabel komitmen menjadi mediasi akan dianalisis pengaruhnya hubungan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

3.3 Definisi Operasional Variabel

3.3.1. Kinerja Pegawai (Y)

Kinerja Pegawai didefinisikan sebagai suatu hasil atau prestasi yang telah

dicapai oleh pegawai Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan, ukuran atau standar yang

ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Indikator yang digunakan untuk

mengukur kinerja karyawan adalah Bernardin dan Russel (1993:383)

1. Kualitas (Quality)
Untuk menilai kualitas pekerjaan yang diselesaikan apakah sudah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan
2. Kuantitas (Quantity)
Untuk menilai jumlah pekerjaan yang diselesaikan apakah sudah sesuai
dengan target yang ditetapkan
3. Ketepatan Waktu (Timeliness)
Untuk menilai apakah pekerjaan yang telah dibebankan selesai dengan waktu
yang sudah ditentukan sebelumnya
4. Keefektifan Biaya (Cost Effectiveness)
Untuk menilai penggunaan anggaran negara apakah sudah sesuai dengan yang
disediakan pemerintah
5. Hubungan Rekan Sekerja (Interpersonal Impact)
Untuk menilai hubungan kerjasama antar pegawai dalam melaksanakan tugas
yang telah ditetapkan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

3.3.2. Motivasi Kerja (X1)

Motivasi didefinisikan sebagai hal yang menimbulkan dorongan pada

seseorang untuk melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan baik sesuai tanggung jawab

yang diberikan. Indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi Mc Clelland

(1961) dalam Mangkunegara (2005:97) yaitu:

1. Need for Achievement


Untuk mengukur seberapa besar motivasi untuk mendapatkan
penghargaan pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur.
Karena semakin tinggi kemauan untuk dihargai, berarti semakin besar
pula tingkat kinerjanya.
2. Need for Affiliation
Untuk mengukur seberapa besar hubungan antar pegawai di Balai Besar
Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur bisa mempengaruhi kinerjanya.
3. Need for Power
Untuk mengukur seberapa besar ambisi, kemauan untuk selalu selangkah
lebih maju dalam bekerja.

3.3.3. Kepuasan Kerja (X2)

Kepuasan kerja adalah sebagai sikap secara umum dan tingkat positif yang

dirasakan pegawai Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur terhadap pekerjaannya.

Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah (Robbins, 1996) yang menyatakan

adanya lima faktor yang mendukung terciptanya kepuasan kerja bagi karyawan suatu

organisasi yaitu

1. Kerja yang secara mental menantang


Untuk mengukur seberapa puas para pegawai Balai Besar Sungai Brantas
Wilayah Jawa Timur terhadap pekerjaannya sendiri.
2. Imbalan yang pantas
Untuk mengukur seberapa puas imbalan yang telah diberikan saat ini

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

3. Kondisi kerja yang mendukung


Untuk mengukur seberapa puas para pegawai Balai Besar Sungai Brantas
Wilayah Jawa timur terhadap lingungan kerjanya sehari-hari
4. Rekan sekerja yang mendukung
Untuk mengukur seberapa puas rekan-rekannya mendukung dalam setiap
pekerjaan yang diselesaikan
5. Adanya kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
Untuk mengukur tingkat kesesuaian pribadi dengan pekerjaan yang dilakukan
saat ini.

3.3.4. Komitmen Organisasional (Z)

Komitmen organisasional dapat dipandang sebagai suatu keadaan yang mana

seorang pegawai atau individu memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-

tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Dengan

demikian, komitmen organisasional yang tinggi menunjukkan tingkat kepemihakan

seorang pegawai terhadap organisasi yang mempekerjakannya. (Allen dan Meyer :

1993) mengajukan tiga bentuk komitmen organisasi yaitu:

1. Komitmen afektif, yaitu untuk mengukur keterikatan pegawai Balai


Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur secara emosional serta
keterlibatan karyawan dalam perusahaan.
2. Komitmen Kontinuan, yaitu keterikatan pegawai Balai Besar Sungai
Brantas Wilayah Jawa Timur terhadap perusahaan serta kerugian yang
diakibatkan bila meninggalkan perusahaan.
3. Komitmen Normatif, yaitu keterikatan Pegawai Balai Besar Sungai
Brantas Wilayah Jawa Timur terhadap perusahaan serta kewajiban
untuk terus bekerja dalam perusahaan itu.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Sumber Data

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian secara langsung

terhadap obyek yang diteliti yaitu pegawai bagian administrasi Balai Besar

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

Brantas Wilayah JawaTimur.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan berbagai sumber dokumen-

dokumen atau laporan tertulis lainnya yang ada pada pegawai Balai Besar

Brantas Wilayah JawaTimur.

2. Jenis Data

a. Data Kuantitatif, data yang dapat dihitung berupa angka-angka

b. Data Kualitatif, data yang tidak dapat dihitung atau data yang

berbentuk informasi, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

pimpinan perusahaan dan karyawan lain dalam perusahaan.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

3.5.1. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu-individu)

yang karakteristiknya hendak diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

pegawai tetap Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur pada PPK PAB 2

yang berjumlah 30 orang.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Balai Besar Brantas Wilayah

Jawa Timur, teknik yang digunakan yaitu Sampling Jenuh. Sampling jenuh ialah

teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan

dikenal juga dengan istilah sensus. Dalam penelitian ini jumlah Sample (S) sebanyak

30 orang. Dimana cara penarikan sampel dilakukan dengan memberikan kuisioner

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

yang ditujukan kepada bagian staf Pelaksana Administrasi Keuangan sebanyak 2

orang, Bendahara Pembantu 1 orang, Pelaksana Teknik dan Pengendalian sebanyak

17 orang serta Pengawas sebanyak 10 orang yang merupakan sampel homogen

karena mempunyai tingkat strata yang sama satu dengan yang lain .

3.5.2. Pengukuran Instrumen

Untuk memperoleh data yang diperlukan di dalam penelitian ini digunakan

teknik survei dengan angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan

untuk diisi dan dikembalikan di bawah pengawasan peneliti. Instrumen variabel

penelitian diperoleh melalui jawaban responden dengan memberikan tanda pada

setiap kategori pernyataan yang disusun berdasarkan skala Likert dengan 5 poin.

Setiap jawaban responden akan diberi skor dan jumlah skor menunjukkan tinggi

rendahnya masing-masing variabel yang diukur. Skor yang diberikan pada setiap

jawaban responden adalah:

1. Sangat Setuju (SS) dengan skor 5.

2. Setuju (S) dengan skor 4.

3. Cukup Setuju (CS) dengan skor 3.

4. Tidak Setuju (TS) dengan skor 2.

5. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

3.6 Metode Analisis Data

Untuk menganalisa data hasil penelitian mengenai kebijakan-kebijakan dalam

menetapkan kebijaksanaan manajemen yang digunakan untuk menganalisis statistik

antara variabel-variabel dengan metode yang akan dipergunakan adalah sebagai

berikut :

3.6.1 Statistik Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif yaitu analisis yang ditunjukkan pada perkembangan dan

pertumbuhan dari suatu keadaan dan hanya memberikan gambaran tentang keadaan

tertentu dengan cara menguraikan tentang sifat-sifat dari obyek penelitian tersebut

(Umar, 2001). dalam hal ini penulisan dilakukan dengan menggunakan analisa

deskriptif, yaitu dengan membaca tabel-tabel, angka-angka yang tersedia kemudian

dilakukan uraian dan penafsiran.

3.6.2. Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes (alat

ukur) melakukan fungsi ukurnya. Cara menguji validitas ini dilakukan dengan

mengkorelasikan antara skor konstruk dengan skor totalnya. Menurut Ghozali (2001)

uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah /

valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Kriteria

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

pengambilan keputusan untuk validitas adalah ditentukan apabila nilai r hitung yang

dinyatakan dengan nilai Corrected Item Total Correlation.

Menurut Leech et al. (2005:67), apabila nilai item-total correlation negatif

atau terlalu rendah (di bawah 0,30) maka item pernyataan dinyatakan tidak valid.

Apabila Corrected Item Total Correlation > r tabel maka indikator dikatakan valid /

sahih

3.6.3. Uji Reliabilitas

Analisis reliabilitas menunjukkan pada pengertian apakah instrumen dapat

mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas

adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu

variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran

reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran

sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan

dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,6

(Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001: 42).

k   sx 
2

Rumus: r xx = 1  
k  1  2
s y 

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

Keterangan:

r = Nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s

k = Jumlah item pertanyaan


2
sx = Varians masing-masing item

2
sy = Varians skor total

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya dari

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal (Santoso, 2001). Kriteria pengambilan keputusan adalah Jika

penyebaran data pada grafik normal P-P Plot mengikuti garis normal (45 derajat),

maka data berdistribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika

distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sebenarnya akan

mengikut garis normalnya (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan untuk uji

normalitas adalah :

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

a. Jika data menyebar disekitar garis-garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonalatau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasimaka

dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Pengujian ada tidaknya gejala

multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang

dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan

Tolerance-nya. Nilai dari VIF antara 0 sampai dengan 10 menandakan tidak adanya

gejala multikolinearitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut

tidak terdapat problem multikolinieritas (Santoso, 2001)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika varians tersebut berbeda, maka terjadi

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas

(Santoso, 2001). Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas memakai metode

grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel terikat,

dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan

begitu pula sebaliknya (Santoso, 2001).

3.7. Path Analysis

Model path analysis (analisis jalur) merupakan perluasan dari analisis regresi

linier berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel (causal model) yang telah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan (Ghozali, 2007: 174). Path analysis digunakan untuk menganalisis pola

hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun

tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat

(endogen). Manfaat dari path analisis adalah untuk penjelasan terhadap fenomena

yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti, prediksi dengan path analysis ini

bersifat kualitatif, faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas mana yang

berpengaruh dominan terhadap variabel terikat, serta dapat menelusuri mekanisme

pengaruh variable bebas terhadap variabel terikat. variabel intervening merupakan

variabel antara atau mediating, fungsinya memediasi antara variabel independen

dengan variabel dependen. Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis

regresi linear berganda, atau analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola

hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun

tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat

(endogen). Pada dasarnya koefisien jalur adalah koefisien regresi yang distandarkan

(standardized coefficient regresi). Adapun persamaan regresi dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Z = b1 X1 + b2 X2 + e1

Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 Z + e2

Dimana :

Z = Komitmen Organisasional

Y = Kinerja Pegawai

b1 = Koefisien untuk Motivasi Kerja

b2 = Koefisien untuk Kepuasan Kerja

b3 = Koefisien untuk variabel intervening Komitmen Organisasional

e = Eror

X1 = Motivasi Kerja

X2 = Kepuasan Kerja

3.8. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui signifikasi dari hasil penelitian maka perlu dilakukan

dengan uji) Uji t (Uji Parsial). Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai melalui Komitmen

Organisasional sebagai variabel intervening.

a. Jika nilai signifikansinya < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

3.9. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

dalam menerangkan variasi variabel dependen. nilai koefisien determinasi adalah di

antara nol dan satu. nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. nilai yang

mendekati satu berarti dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah

karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk

data runtut (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi

(ghozali, 2007). Untuk mengetahui besarnya variabel bebas dalam mempengaruhi

variabel terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh

nilai adjusted r square (R2). nilai adjusted r square dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Ringkas Perusahaan

Sumber Daya Air (SDA) mempunyai sifat mengalir dan dinamis serta

berinteraksi dengan sistem sumber daya lain dari berbagai sektor dengan berbagai

kepentingan dari para pemilik kepentingan sehingga membentuk suatu sistem yang

disebut sistem wilayah sungai yang tak jarang sangat kompleks, contohnya saja

sistem wilayah sungai Brantas.

Penyusunan pola pengelolaan sumber daya air pun harus dilakukan secara

terbuka dengan melibatkan semua pihak serta ditetapkan oleh pihak yang berwenang

agar pola pengelolaan sumber daya air mengikat berbagai pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan Pasal 87 Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,

proses pelaksanaan pengelolaan sumber daya air yang menyangkut kepentingan

banyak sektor dan daerah pengalirannya menembus batas-batas wilayah administrasi

serta merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan kehidupan masyarakat akan

dibentuk dalam sebuah wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air.

Keanggotaannya dari wakil pihak terkait, baik dari unsur pemerintah maupun non-

pemerintah. Wadah koordinasi tersebut dapat dibentuk pada tingkat nasional dan

provinsi. Sedangkan pada tingkat kabupaten/kota dan wilayah sungai dibentuk sesuai

dengan kebutuhan. Wadah koordinasi itu diharapkan mampu mengoordinasikan

56
SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

berbagai kepentingan instansi, lembaga, masyarakat, dan para pemilik kepentingan

(stakeholders) sumber daya air lainnya dalam pengelolaan sumber daya air, terutama

dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya air, serta

mendorong peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air.

Pembentukan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air pada tingkat provinsi,

kabupaten/kota dan wilayah sungai telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No.04/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pembentukan Wadah Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air Pada Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Wilayah

Sungai

Maka untuk mengelola SDA yang sangat kompleks karena menyentuh

berbagai sektor, Menteri Pekerjaan Umum telah membuat Surat Keputusan Menteri

Pekerjaan Umum No.248/KPTS/M/2009 sehingga dibentuklah Tim Koordinasi

Pengelolaan SDA (TKPSDA) Brantas yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal SDA

Departemen Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Brantas dalam

acara Sidang Perdana Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA)

sekaligus pengukuhan anggota TKPSDA Wilayah Sungai Brantas tahun 2009 di

Surabaya.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang

Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air/ PJPA menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan perencanaan teknis sarana dan prasarana irigasi, rawa, tambak,


air baku dan air tanah;

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

2. Penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana


irigasi, rawa, tambak, air baku dan air tanah;
3. Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana
irigasi, rawa, tambak, air baku dan air tanah;
4. Pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu dalam penyelenggaraan
pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana irigasi, rawa, tambak, air baku
dan air tanah;
5. Penyediaan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi
sarana dan prasarana irigasi, rawa, tambak, air baku dan air tanah yang
menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota; dan
6. Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelaksanaan konstruksi
sarana dan prasarana irigasi, rawa, tambak, air baku dan air tanah.

PPK Pengembangan Air Baku-II adalah pelaksana Kegiatan di bawah Balai

Besar Wilayah Sungai Brantas yang mempunyai wilayah kerja Bidang Program

Pengembangan Air baku wilayah Pekalen Sampean Madura.

Untuk memenuhi air baku di Kabupaten - kabupaten wilayah Pekalen

Sampean Madura perlu identifikasi daerah - daerah yang bisa dibuat bangunan

Embung yang punya banyak manfaatnya untuk keperluan masyarakat di sekitar

lokasi, yang sering dilanda banjir atau kekeringan. Untuk daerah – daerah yang sering

di landa banjir dan kekeringan, kondisi ini menyebabkan daya dukung alam terhadap

kehidupan masyarakat menjadi rendah, sehingga banyak masyarakat yang

meninggalkan daerahnya untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Penyebab ini

semua karena potensi Sumber Daya Air (SDA) yang ada diwilayah Pekalen Sampean

Madura belum dikembangkan secara memadai. Program-program ini semua harus

didukung oleh Pemerintah kabupaten untuk menyediakan lokasi lahan yang mau

dibangun embung.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

BBWS Brantas mempunyai visi “Terpenuhinya Layanan Sarana Prasarana

SDA di WS Brantas guna Terwujudnya Kemanfaatan Sumber Daya Air bagi

kesejahteraan Masyarakat”. BBWS Brantas selalu ingin untuk meningkatkan operasi

dan pemeliharaan sarana prasarana SDA guna mengoptimalkan manfaat dengan

melestarikan sumber air. Dalam keadaan iklim global yang tidak menentu, BBWS

Brantas selalu berusaha meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat dan

sarana prasarana SDA dari ancaman Daya Rusak Air serta mengembangkan sarana

dan prasarana SDA guna terpenuhinya kesejahteraan masyarakat dengan Prinsip

Pembangunan yang Berkelanjutan.

4.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Pengembangan Sumber Daya Air di Pekalen Sampean


Madura adalah sebagai berikut :
1. Mengurangi banjir pada musim hujan dan mencegah kekeringan dimusim
kemarau,
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan menyediakan air
baku untuk keperluan sehari-hari dan air untuk pertanian bagi petani
3. Mengurangi adanya urbanisasi / migrasi masyarakat di daerah rawan air
4. Mengurangi pengangguran bagi masyarakat ekonomi lemah dengan
adanya pekerjaan yang di swakelolakan
5. Memperbaiki struktur tanah di bagian hulu yang menjadikan daerah
konservasi menjadi terpelihara
6. Terpeliharanya sumber – sumber air dan kandungan air di bawah tanah di
sekitar daerah pengeboran air tanah.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

4.2 Karakteristik Responden

Hasil dari pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu kuesioner

menghasilkan karakteristik reponden sebagai berikut :

4.2.1. Deskripsi Responden

Pada penelitian ini responden yang merupakan karyawan BalaiBesar Wilayah

Sungai Brantas JawaTimur pada PPK PAB 2 dibagi menjadi beberapa karakteristik

menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan danmasa kerja. Untuk melihat secara jelas

uraian masing-masing karakteristik dari 30 responden penelitian maka dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Karakteristik Klasifikasi Jumlah Prosentase


Jenis Kelamin Laki-Laki 27 90%
Perempuan 3 10%
Tingkat Pendidikan SMA – D3 5 17%
S1 25 83%
S2 0 0%
S3 0 0%
Masa Kerja 2 – 10 tahun 29 97%
11 – 20 tahun 1 3%
21 – 30 tahun 0 0%
> 30 tahun 0 0%
Sumber: Hasil pengisian kuesioner

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

Menurut jenis kelamin responden laki-laki berjumlah 27 orang atau 90%, dan

responden perempuan berjumlah 3 orang atau 10%. Terlihat bahwa responden laki-

lakilebih besar jumlahnya daripada perempuan.

Menurut tingkat pendidikan, responden dengan pendidikan SMA – D3

berjumlah 5 orang atau 17%, responden berpendidikan S1 berjumlah 25 orang atau

83%, dan tidak ada responden dengan pendidikan S1 dan S2. Tampak bahwa

responden didominasi oleh tingkat pendidikan S1.

Menurut masa kerja, responden dengan masa kerja 2 – 10 tahun berjumlah 29

orang atau 97%, responden dengan masa kerja 11 – 20 tahun berjumlah 1 orang atau

3%, dan tidak ada responden yang memiliki masa kerja 21 – 30 tahun dan lebih dari

30 tahun.

4.2.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Dua konsep penting dalam measurement adalah validitas dan reliabilitas.

Kedua konsep ini menjadi penting karena dalam penelitian bekerja dengan

menggunakan instrumen-instrumen analisis lanjutan yang mempersyaratkan

pemenuhan kriteria validitas dan reliabilitas (Ferdinand, 2006:276).

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2009:49). Suatu kuesioner dikatakan valid, jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ferdinand (206:276), bahwa pada

dasarnya kata “valid” mengandung makna yang sinonim dengan kata “good”. Jadi

validitas dimaksudkan sebagai “to measure what should be measure”.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

Berkaitan dengan reliabilitas, Ferdinand (2006:278) menyatakan bahwa

sebuah scale atau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebut reliable

atau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama

setiap kali dilakukan pengukuran. Ghozali (2009:45) juga menyatakan bahwa suatu

kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Tabel 4.2
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Corected Item-Total Cronbach
Variabel Indikator
Correlation Alpha
Motivasi Kerja (X1) X1.1 0,607 0,835
X1.2 0,614
X1.3 0,621
X1.4 0,579
X1.5 0,614
X1.6 0,614
Kepuasan Kerja (X2) X2.1 0,627 0,844
X2.2 0,626
X2.3 0,647
X2.4 0,599
X2.5 0,628
X2.6 0,634
Komitmen Organisasional (Z) Z1 0,642 0,838
Z2 0,589
Z3 0,589
Z4 0,643
Z5 0,617
Z6 0,601
Kinerja Karyawan (Y) Y1 0,693 0,862
Y2 0,638
Y3 0,698
Y4 0,724
Y5 0,656
Sumber: Lampiran 4

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Menurut Leech et al. (2005:67), apabila nilai item-total correlation negatif

atau terlalu rendah (di bawah 0,30) maka item pernyataan dinyatakan tidak valid.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh indikator variabel motivasi kerja (X 1),

kepuasan kerja (X2), komitmen organisasional (Z), dan kinerja karyawan (Y)

dinyatakan valid, karena memiliki nilai item-total correlation diatas nilai cutoff 0,30.

Untuk uji reliabilitas, Ghozali (2009:46) menyatakan bahwa suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha di atas 0,60.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja (X 1) memiliki nilai

Cronbach Alpha sebesar 0,835, kepuasan kerja (X2) sebesar 0,844, komitmen

organisasional (Z) sebesar 0,838, dan kinerja karyawan sebesar 0,862. Karena

masing-masing memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar daripada nilai cutoff

0,60, maka dapat dinyatakan reliable.

4.2.3. Statistik Deskriptif

Untuk melakukan penilaian deskriptif atas masing-masing variabel penelitian

dilakukan pengkategorian berdasarkan skala interval menurut nilai rata-ratanya.

Perhitungan skala interval adalah sebagai berikut:

Skala interval = (Skor tertinggi –Skor terendah)/Jumlah skala

Skala interval = (5 – 1)/8 = 0,8

Kategori pemeringkatan penilaian untuk masing-masing variabel sesuai skala

interval dapat dilihat Tabel 4.3

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

Tabel 4.3
Kategori Penilaian Berdasarkan Skala

Skala Interval Penilaian


Variabel
1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
Motivasi Kerja (X1) Sangat Rendah Cukup Tinggi Sangat
rendah tinggi Tinggi
Kepuasan Kerja (X2) Sangat Tidak puas Cukup puas Puas Sangat puas
tidak puas
Komitmen Organisasional (Z) Sangat Rendah Cukup Tinggi Sangat
rendah tinggi Tinggi
Kinerja Karyawan (Y) Sangat Buruk Cukup baik Baik Sangat baik
buruk
Hasil statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian diperlihatkan pada Tabel

4.3.

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Standard Deviation


Motivasi Kerja (X1) 3,00 4,00 3,56 0,37
Kepuasan Kerja (X2) 2,83 4,17 3,39 0,40
Komitmen Organisasional (Z) 3,00 4,00 3,47 0,37
Kinerja Karyawan (Y) 3,00 4,40 3,57 0,43
Sumber: Lampiran 3

Mengacu pada Tabel 4.3 dan 4.4 maka dapat dilakukan penilaian atas masing-

masing variabel sebagai berikut:

1. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai skor minimum untuk motivasi

kerja(X1) adalah 3,00, sedangkan nilai skor maksimum adalah 4,00. Nilai rata-rata

sebesar 3,56 menunjukkan bahwa rata-rata karyawan memiliki motivasi kerja

yang tinggi.Nilai standar deviasi sebesar 0,37 menunjukkan adanya variasi tingkat

motivasi kerja karyawan sebesar 10,39% dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

2. Nilai skor minimum untuk kepuasan kerja(X2) adalah 2,83, sedangkan nilai skor

maksimum adalah 4,17. Nilai rata-rata sebesar 3,39 menunjukkan bahwa rata-rata

karyawan cukup puas terhadap pekerjaannya. Nilai standar deviasi sebesar 0,40

menunjukkan adanya variasi tingkat kepuasan kerja karyawan sebesar 11,80%

dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.

3. Nilai skor minimum untuk komitmen organisasional (Z) adalah 3,00, sedangkan

nilai skor maksimum adalah 4,00. Nilai rata-rata sebesar 3,47 menunjukkan

bahwa rata-rata karyawan memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan.

Nilai standar deviasi sebesar 0,37 menunjukkan adanya variasi tingkat komitmen

karyawan sebesar 10,66% dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.

4. Nilai skor minimum untuk kinerja karyawan (Y) adalah 3,00, sedangkan nilai

skor maksimum adalah 4,40. Nilai rata-rata sebesar 3,57 menunjukkan bahwa

rata-rata karyawan memiliki kinerja yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar

0,43 menunjukkan adanya variasi tingkat kinerja kerja karyawan sebesar 12,04%

dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.

4.2.4. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X1)

Untuk melihat frekuensi tanggapan atas masing-masing indikator motivasi

kerja dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada Tabel

4.4.Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut:

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

a. Indikator pernyataan suka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan yang realistis

memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,47, yang menunjukkan bahwa karyawan

termotivasi.

b. Indikator pernyataan selalu menuntut penghargaan yang pantas atas apa yang

telah dilakukan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,60, yang menunjukkan

bahwa karyawan termotivasi.

c. Indikator pernyataan menyampaikan langsung kepada orang yang menyatakan

sesuatu yang tidak disetujui memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,53, yang

menunjukkan bahwa karyawan termotivasi.

d. Indikator pernyataan cenderung membangun hubungan yang erat dengan para

rekan kerja memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,60, yang menunjukkan

bahwa karyawan termotivasi.

e. Indikator pernyataan lebih menikmati bekerja sama dengan orang lain daripada

bekerja sendiri memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,60, yang menunjukkan

bahwa karyawan termotivasi.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

Tabel 4.5

Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X1)

Distribusi Frekuensi Rata-


Item Indikator Penilaian
STS TS CS S SS Rata
X1.1 Saya selalu terdorong untuk 0 0 16 14 0 3,47 Tinggi
mencapai tujuan yang realistis
X1.2 Saya selalu terdorong untuk 0 0 12 18 0 3,60 Tinggi
menuntut penghargaan yang
pantas atas apa yang telah saya
lakukan
X1.3 Saya selalu terdorong untuk 0 0 14 16 0 3,53 Tinggi
menyampaikan langsung kepada
orang yang menyatakan sesuatu
yang tidak saya setujui
X1.4 Saya selalu terdorong untuk 0 0 14 16 0 3,53 Tinggi
sering bekerja untuk
mendapatkan lebih banyak
kendali atas peristiwa peristiwa
di sekitar saya
X1.5 Saya selalu terdorong untuk 0 0 12 18 0 3,60 Tinggi
cenderung membangun
hubungan yang erat dengan para
rekan sekerja
X1.6 Saya selalu terdorong untuk 0 0 12 18 0 3,60 Tinggi
lebih menikmati bekerja sama
dengan orang lain daripada
bekerja sendiri
3,55 Tinggi
Sumber: Lampiran 2

4.2.5. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja (X2)

Untuk melihat frekuensi tanggapan atas masing-masing indikator kepuasan

kerja dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada Tabel 4.6.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

Tabel 4.6

Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja (X2)

Distribusi Frekuensi Rata-


Item Indikator Penilaian
STS TS CS S SS Rata
X2.1 Saya puas dengan pekerjaan 0 0 22 7 1 3,30 Cukup puas
saya
X2.2 Saya puas dengan lingkungan 0 0 16 14 0 3,47 Puas
kerja saya yang nyaman
X2.3 Rekan kerja saya sangat 0 0 17 13 0 3,43 Puas
mendukung dan membantu
dalam proses bekerja
X2.4 Saya puas dan selalu 0 1 14 14 1 3,50 Puas
bersemangat dalam
menyelesaikan pekerjaan saya
X2.5 Saya merasa puas dibayar 0 0 19 11 0 3,37 Cukup puas
dengan gaji yang adil untuk
pekerjaan yang saya kerjakan
X2.6 Saya puas dengan tunjangan 0 1 20 9 0 3,27 Cukup puas
yang saya terima karena sesuai
dengan perkerjaan yang saya
kerjakan
3,39 Cukup Puas
Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Indikator pernyataan puas dengan pekerjaan memperlihatkan nilai rata-rata

sebesar 3,30, yang menunjukkan bahwa karyawan cukup puas.

b. Indikator pernyataan merasa nyaman dengan lingkungan kerja memperlihatkan

nilai rata-rata sebesar 3,47, yang menunjukkan bahwa karyawan puas.

c. Indikator pernyataan rekan kerja sangat mendukung dan membantu dalam proses

bekerja memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,43, yang menunjukkan bahwa

karyawan puas.

d. Indikator pernyataan selalu bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan

memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,50, yang menunjukkan bahwa karyawan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69

puas.

e. Indikator pernyataan merasa dibayar dengan gaji yang adil untuk pekerjaan yang

dikerjakan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,37, yang menunjukkan bahwa

karyawan cukup puas.

f. Indikator pernyataan tunjangan yang diterima sesuai dengan perkerjaan yang

dikerjakan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,27, yang menunjukkan bahwa

karyawan cukup puas.

4.2.6. Deskripsi Variabel Komitmen Organisasional (Z)

Untuk melihat frekuensi tanggapan atas masing-masing indikator komitmen

organisasional dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada

Tabel 4.7

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

Tabel 4.7

Deskripsi Variabel Komitmen Organisasional (Z)

Distribusi Frekuensi Rata-


Item Indikator Penilaian
STS TS CS S SS Rata
Z1 Perusahaan secara personal 0 0 19 11 0 3,37 Cukup tinggi
memiliki arti yang sangat besar
bagi karyawan
Z2 Merasa mempunyai rasa 0 0 18 12 0 3,40 Cukup tinggi
memiliki yang kuat pada
perusahaan
Z3 Sampai sekarang, menjadi 0 0 18 12 0 3,40 Cukup tinggi
anggota perusahaan tidak
sekedar kebutuhan saja, namun
juga keinginan
Z4 Alasan utama untuk melanjutkan 0 0 14 16 0 3,53 Tinggi
bekerja dalam perusahaan adalah
karena memutuskan untuk keluar
akan memerlukan pengorbanan
yang besar, misalnya perusahaan
lain mungkin tidak memiliki
kesesuaian dengan keseluruhan
manfaat yang didapatkan di
perusahaan
Z5 Jika terdapat tawaran lain untuk 0 0 13 17 0 3,57 Tinggi
pekerjaan yang lebih baik di
tempat lain, tidak merasa bahwa
harus meninggalkan tempat
karyawan sekarang bekerja
Z6 Berpikir bahwa menginginkan 0 0 14 16 0 3,53 Tinggi
menjadi orang penting dalam
organisasi adalah hal yang
berlebihan
3,46 Tinggi
Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Indikator pernyataan perusahaan secara personal memiliki arti yang sangat besar

bagi karyawan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,37, yang menunjukkan

kondisi bahwa karyawan cukup berkomitmen.

b. Indikator pernyataan merasa mempunyai rasa memiliki yang kuat pada

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

perusahaan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,40, yang menunjukkan

kondisi bahwa karyawan cukup berkomitmen.

c. Indikator pernyataan sampai sekarang, menjadi anggota perusahaan tidak sekedar

kebutuhan saja, namun juga keinginan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar

3,40, yang menunjukkan kondisi bahwa karyawan cukup berkomitmen.

d. Indikator pernyataan alasan utama untuk melanjutkan bekerja dalam perusahaan

adalah karena memutuskan untuk keluar akan memerlukan pengorbanan yang

besar, misalnya perusahaan lain mungkin tidak memiliki kesesuaian dengan

keseluruhan manfaat yang didapatkan di perusahaan memperlihatkan nilai rata-

rata sebesar 3,53, yang menunjukkan kondisi bahwa karyawan berkomitmen.

e. Indikator pernyataan jika terdapat tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di

tempat lain, tidak merasa bahwa harus meninggalkan tempat sekarang bekerja

memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,57, yang menunjukkan kondisi bahwa

karyawan berkomitmen.

f. Indikator pernyataan berpikir bahwa menginginkan menjadi orang penting dalam

organisasi adalah hal yang berlebihan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,53,

yang menunjukkan kondisi bahwa karyawan berkomitmen.

4.2.7. Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Untuk melihat frekuensi tanggapan atas masing-masing indikator kinerja

karyawan dapat dilihat distribusi frekuensi masing-masing skor indikator pada Tabel

4.8.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

Tabel 4.8

Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Distribusi Frekuensi Rata-


Item Indikator Penilaian
STS TS CS S SS Rata
Y1 Kualitas pekerjaan yang 0 0 14 16 0 3,53 Baik
diselesaikan sudah sesuai standar
yang telah ditetapkan
Y2 Jumlah pekerjaan yang 0 0 12 17 1 3,63 Baik
diselesaikan sesuai target yang
telah ditetapkan
Y3 Volume kerja yang dihasilkan 0 0 13 16 1 3,60 Baik
sesuai dengan waktu kerja yang
ditetapkan
Y4 Pemeliharaan dan pemakaian 0 0 16 14 0 3,47 Baik
alat-alat milik negara sudah
sesuai dengan dana yang
disediakan pemerintah
Y5 Pengembangan kerjasama antar 0 0 13 16 1 3,60 Baik
karyawan sudah baik
3,56 Baik
Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Indikator pernyataan kualitas pekerjaan yang diselesaikan sangat baik

memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,53, yang menunjukkan kondisi bahwa

kinerja pegawai adalah baik.

b. Indikator pernyataan jumlah pekerjaan yang diselesaikan sesuai target yang telah

ditetapkan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,63, yang menunjukkan

kondisi bahwa kinerja pegawai adalah baik.

c. Indikator pernyataan volume kerja yang dihasilkan sesuai dengan waktu kerja

yang ditetapkan memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,60, yang menunjukkan

kondisi bahwa kinerja pegawai adalah baik.

d. Indikator pernyataan pemeliharaan dan pemakaian alat-alat milik negara sudah

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

sesuai dengan dana yang disediakan pemerintah memperlihatkan nilai rata-rata

sebesar 3,47, yang menunjukkan kondisi bahwa kinerja pegawai adalah baik.

e. Indikator pernyataan pengembangan kerjasama antar karyawan sudah baik

memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 3,60, yang menunjukkan kondisi bahwa

kinerja pegawai adalah baik.

4.3. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Analisis Path

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Path Analysis,

dengan variabel eksogen motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2), dan variabel

endogen komitmen organisasional (Z) dan kinerja karyawan (Y). Variabel komitmen

organisasional (Z) juga merupakan variabel intervening (Z).Analisis model dapat

dilakukan dengan menggunakan dua tahap, yaitu meregresikan variabel motivasi

kerja (X1) dan kepuasan kerja(X2) terhadapkomitmen organisasional (Z), dan

kemudian meregresikan variabel motivasi kerja (X1),kepuasan kerja (X2), dan

komitmen organisasional (Z)terhadap variabel kinerja karyawan (Y).

Koefisien jalur adalah standardized beta (koefisien regresi standar).

Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural, yaitu persamaan

regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan seperti yang telah

dijelaskan. Dua persamaan strktural tersebut adalah sebagai berikut:

Z = b1 X1 + b2 X2 + e1

Y = b1 X1 + b2 X2 + b3 Z + e2

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

4.3.2.1. Analisis Tahap I (Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja

Terhadap Komitmen Organisasional)

Untuk melihat pengaruh motivasi kerja(X1) dan kepuasan kerja (X2)

terhadapkomitmen organisasional(Z) dapat dilakukan dengan melakukan analisis

regresi berganda variabel motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2)terhadap

komitmen organisasional (Z). Hasil ringkasan analisis tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Regresi Motivasi Kerja (X1) dan Kepuasan Kerja (X2) Terhadap
Komitmen Organisasional (Z)

Standardized Koefisien
Variabel P Value
Beta Determinasi (R2)
Motivasi kerja (X1) 0,584 0,000
0,682
Kepuasan kerja (X2) 0,347 0,013
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat diketahui bahwa:

1. Variabel motivasi kerja (X1) memiliki koefisien standardized beta positif, berarti

jika variabel motivasi kerja (X1) meningkat maka komitmen organisasional (Z)

mengalami peningkatan sebesar nilai standardized beta-nya yaitu 0,584.Motivasi

kerja (X1) memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional (Z),

karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,000, yang lebih kecil

dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05).

2. Variabel kepuasan kerja (X2) memiliki koefisien standardized beta positif, berarti

jika variabel kepuasan kerja (X2) meningkat maka komitmen organisasional (Z)

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

mengalami peningkatan sebesar nilai standardized beta-nya yaitu 0,347.Kepuasan

kerja (X2) memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional (Z),

karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,013, yang lebih kecil

dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05).

3. Besarnya kontribusi variabel motivasi kerja (X1) dan kepuasan kerja (X2)

terhadap variabel komitmen organisasional (Z), ditunjukkan dengan besarnya

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,682. Ini berarti 68,2% tingkat variasi

perubahan komitmen organisasional (Z) ditentukan oleh perubahan motivasi kerja

(X1) dan kepuasan kerja (X2), sedangkan sisanya sebesar 31,8% masih ditentukan

oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti.

4.3.2.2. Analisis Tahap II (Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,

Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan)

Untuk melihat pengaruh motivasi kerja(X1), kepuasan kerja (X2),komitmen

organisasional(Z) terhadap kinerja karyawan (Y) dapat dilakukan dengan melakukan

analisis regresi berganda variabel motivasi kerja (X1), kepuasan kerja

(X2),dankomitmen organisasional (Z) terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil ringkasan

analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.10.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Motivasi Kerja (X1), Kepuasan Kerja (X2),danKomitmen


Organisasional (Z) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Standardized Koefisien
Variabel P Value
Beta Determinasi (R2)
Motivasi kerja (X1) 0,228 0,309
Kepuasan kerja (X2) -0,228 0,233 0,495
Komitmen Organisasional (Z) 0,645 0,015
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat diketahui bahwa:

1. Variabel motivasi kerja (X1) memiliki koefisien standardized beta positif, berarti

jika variabel motivasi kerja (X1) meningkat maka kinerja karyawan (Y)

mengalami peningkatan sebesar nilai standardized beta-nya yaitu 0,228. Motivasi

kerja (X1) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y),

karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,309, yang lebih besar

dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05).

2. Variabel kepuasan kerja (X2) memiliki koefisien standardized beta negatif, berarti

jika variabel kepuasan kerja (X2) meningkat maka kinerja karyawan (Y)

mengalami penurunan sebesar nilai standardized beta-nya yaitu 0,228. Kepuasan

kerja (X2) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y),

karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar 0,233, yang lebih besar

dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05).

3. Variabel komitmen organisasional (Z) memiliki koefisien standardized beta

positif, berarti jika variabel komitmen organisasional (Z) meningkat maka kinerja

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77

karyawan (Y) mengalami peningkatan sebesar nilai standardized beta-nya yaitu

0,645. Komitmen organisasional (Z) memiliki pengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan (Y), karena memiliki nilai probabilitas kesalahan (P) sebesar

0,015, yang lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05).

4. Besarnya kontribusi variabel motivasi kerja (X1), kepuasan kerja (X2), dan

komitmen organisasional (Z) terhadap kinerja karyawan (Y), ditunjukkan dengan

besarnya koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,495. Ini berarti 49,5% tingkat

variasi perubahan kinerja karyawan (Y) ditentukan oleh perubahan motivasi kerja

(X1), kepuasan kerja (X2) dan komitmen organisasional, sedangkan sisanya

sebesar 50,5% masih ditentukan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti.

Keseluruhan hasil analisis tahap I dan tahap II dapat digambarkan ke dalam

analisis path seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.1. Besarnya nilai ei dapat

dihitung dengan rumus ei = √(1 − )

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

Gambar 4.2

Hasil Analisis Path

Motivasi Kerja
(X1) e1
e2

0,584 (S)
0,564 0,228 (TS) 0,711

Komitmen
0,645 (S) Kinerja Karyawan
Organisasional
(Y)
(Z)
[0,495]
[0,682]

0,347 (S)

-0,228 (TS)

Kepuasan Kerja
(X2)

4.4. Pengujian Hipotesis

4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara motivasi kerja dan komitmen organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai

Brantas Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas

adalah sebesar 0,000< tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan

bahwa variabel motivasi kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap komitmen

organisasional (Z). Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan komitmen

organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur, diterima.

4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

motivasi kerja dan kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar

0,309>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel

motivasi kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Oleh karena itu, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara motivasi kerja dan kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah Sungai

Brantas Jawa Timur, tidak diterima.

4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

kepuasan kerja dan komitmen organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah

sebesar 0,013<tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel kepuasan kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap komitmen

organisasional (Z). Oleh karena itu, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80

terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan komitmen

organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur, diterima.

4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara kepuasan kerja dan kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah

sebesar 0,233>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai

(Y). Oleh karena itu, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan di Balai Besar Wilayah

Sungai Brantas Jawa Timur, tidak diterima.

4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

komitmen organisasional dan kinerja pegawai di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah

sebesar 0,015<tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel komitmen organisasional (Z) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai (Y). Oleh karena itu, hipotesis kelima yang menyatakan bahwa terdapat

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasional dan kinerja pegawai di

Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur, diterima.

4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh tidak

langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel intervening komitmen

organisasionaldi Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.Menurut Baron

dan Kenny (1986), dalam Frazier et al. (2004), untuk membuktikan adanya pengaruh

mediasi (pengaruh tidak langsung) dilakukan evaluasi terhadap kriteria sebagai

berikut:

a. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan (tanpa variabel

mediator/intervening), atau signifikan dengan mengevaluasi ke kriteria

berikutnya.

b. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel intervening harus signifikan.

c. Pengaruh variabel intervening terhadap variabel terikat harus signifikan.

d. Jika pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan dengan adanya

variabel intervening maka disebut partial mediation, atau jika pengaruh variabel

bebas tidak signifikan dengan adanya variabel intervening maka disebut full

mediation.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,309

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82

> tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, akan tetapi berpengaruh signifikan terhadap

komitmen organisasional sebagai variabel intervening karena memiliki nilai

probabilitas sebesar 0,000 < tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, dan komitmen

organisasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, karena memiliki

nilai probabilitas sebesar 0,015 < tingkat signifikansi () 5% atau 0,05. Oleh karena

itu, merujuk pendapat Baron dan Kenny (1986), dalam Frazier et al. (2004), hal ini

menunjukkan kondisi full mediation, karena motivasi kerja tidak berpengaruh

langsung terhadap kinerja pegawai. Artinya hipotesis keenam yang menyatakan

bahwa motivasi kerja berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui

variabel intervening komitmen organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur, diterima.

4.4.7. Pengujian Hipotesis Ketujuh

Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh tidak

langsung terhadap kinerja karyawan melalui variabel intervening komitmen

organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,233 > tingkat signifikansi ()

5% atau 0,05, akan tetapi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional

sebagai variabel intervening karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,013 <

tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, dan komitmen organisasional berpengaruh

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83

signifikan terhadap kinerja karyawan karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,015

< tingkat signifikansi () 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan sifat full mediation,

karena kepuasan kerja tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai. Artinya

hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh tidak

langsung terhadap kinerja karyawan melalui variabel intervening komitmen

organisasional di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur, diterima.

4.5 Pembahasan

4.5.1. Pembahasan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Komitmen

Organisasional

Motivasi Kerja para pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur

tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari dari perolehan mean pada subjek penelitian

terhadap kuesioner motivasi kerja. Artinya para pegawai yang menjadi subjek

penelitian memiliki motivasi kerja yang tinggi. Dilihat dari nilai probabilitas yang

sebesar 0,000>tingkat signifikansi () 5%, Motivasi Kerja berpengaruh signifikan

terhadap Komitmen Organisasional. Berdasarkan hasil pada tabulasi data variabel

responden Motivasi Kerja didapat rata-rata tertinggi dengan mean sebesar 3,60 pada

pertanyaan kedua yaitu “Saya selalu terdorong untuk menuntut penghargaan yang

pantas atas apa yang telah saya lakukan”, pertanyaan kelima yaitu “Saya selalu

terdorong untuk cenderung membangun hubungan yang erat dengan para rekan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84

sekerja” dan pertanyaan keenam yaitu “Saya selalu terdorong untuk lebih menikmati

bekerja sama dengan orang lain daripada bekerja sendiri”.

Menurut McClelland (1987), ”seseorang dianggap memiliki motivasi untuk

berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi

lebih baik dari prestasi karya orang lain”. Hal tersebut terbukti dengan tingginya

kemauan pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur untuk

mendapatkan penghargaan atas apa yang telah dilakukan. Hal tersebut berpengaruh

secara langsung terhadap Komitmen Organisasional dengan mean tertinggi 3,57 pada

pertanyaan ”Jika terdapat tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di tempat lain,

saya tidak merasa bahwa saya harus meninggalkan tempat saya sekarang bekerja”

menunjukkan bahwa para pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur

masih memiliki kemauan yang tinggi untuk berprestasi di tempat tersebut. Hal

tersebut baik bagi instansi yang terkait karena dengan demikian mereka tidak perlu

khawatir akan kehilangan aset pegawainya yang berharga karena mereka selalu

termotivasi untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan layak bekerja di tempat

tersebut.

McClelland (1987) mengatakan bahwa ”kebanyakan orang memiliki

kombinasi karakteristik kebutuhan untuk berafiliasi, akibatnya akan mempengaruhi

perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi”. Dengan tingginya

mean pada pertanyaan kelima dan keenam yang merujuk pada indikator Need For

Affiliation menunjukkan bahwa kerjasama antar individu yang ada di Balai Besar

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85

Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur sudah sangat baik. Individu yang mempunyai

kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan

interaksi sosial yang tinggi. Hal tersebut berpengaruh secara langsung terhadap

Komitmen Organisasional dengan mean tertinggi 3,57 pada pertanyaan ”Jika terdapat

tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di tempat lain, saya tidak merasa bahwa

saya harus meninggalkan tempat saya sekarang bekerja”. Hal tersebut menunjukkan

bahwa pegawai telah merasa nyaman bekerja satu sama lain sehingga keinginan

untuk meninggalkan tempat kerja tidak terbesit sama sekali. Menjadikan hal yang

menguntungkan bagi instansi yang terkait karena dengan solidnya hubungan antar

pegawai, terjadinya gesekan antar pegawai menjadi sangat minim sehingga instansi

yang terkait bisa fokus untuk melaksanakan tugasnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Widyaningrum (2008) dengan judul penelitian “Influence of Motivation and Culture

on Organizational Commitment and Performance of Employee of Medical Services”

dengan nilai probabilitas 0,048 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasional.

4.5.2. Pembahasan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar

0,309>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel

motivasi kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).

Tingginya indikator Need For Achievement dengan pertanyaan ”Saya selalu

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86

terdorong untuk menuntut penghargaan yang pantas atas apa yang telah saya

lakukan” tidak serta merta berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai dengan

mean tertinggi sebesar 3,63 dengan pertanyaan “Jumlah pekerjaan yang diselesaikan

sesuai target yang telah ditetapkan”. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi

selalu mengharapkan umpan balik (feedback) atas tugas yang sudah dilakukan,

bersifat konkret atau nyata mengenai seberapa baik hasil kerja yang telah dilakukan.

Dengan minimnya gaji PNS yang ada saat ini, menunjukkan bahwa mereka belumlah

mendapatkan penghargaan yang sepantasnya walaupun sudah melakukan pekerjaan

yang sudah ditetapkan.

Dengan tingginya mean pada pertanyaan kelima dan keenam yang merujuk

pada indikator Need For Affiliation menunjukkan bahwa kerjasama antar individu

yang ada di Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur sudah sangat baik.

Namun hal tersebut tidak berpengaruh langsung terhadap terhadap kinerja pegawai

dengan mean tertinggi sebesar 3,63 dengan pertanyaan “Jumlah pekerjaan yang

diselesaikan sesuai target yang telah ditetapkan”. Kebutuhan akan Afiliasi adalah

hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Suasana yang akrab

satu sama lain mereka jadi tahu akan keadaan satu sama lain yang merasa belum

diberikan penghargaan secara layak atas apa yang dilakukan sehingga motivasi kerja

terhadap kinerja pegawai tidak berpengaruh signifikan.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Widyaningrum (2008) dengan hasil p(v) = 0.023 (p<0.05) yang menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja dan kinerja pegawai. Sehingga dapat

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87

diartikan bahwa pimpinan dijajaran Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur

belum mampu menerapkan pola pemberian motivasi yang tepat sesuai dengan situasi

dan kondisi serta lingkungan kerja yang ada, maka dengan demikian bisa

berpengaruh terhadap penurunan kinerja pegawai dan tidak optimal.

4.5.3. Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen

Organisasional

Kepuasan Kerja para pegawai tergolong cukup puas. Hal ini dapat dilihat dari

dari perolehan mean pada subjek penelitian terhadap kuesioner Kepuasan Kerja

dengan mean tertinggi 3,50 dan mean terendah 3,27. Artinya para pegawai yang

menjadi subjek penelitian memiliki Kepuasan Kerja yang cukup puas. Dengan nilai

probabilitas sebesar 0,013>tingkat signifikansi () 5%, Kepuasan Kerja berpengaruh

signifikan terhadap Komitmen Organisasional. Berdasarkan hasil pada tabulasi data

variabel responden Kepuasan Kerja didapat rata-rata tertinggi dengan mean sebesar

3,50 pada pertanyaan keempat yaitu “Saya puas dan selalu bersemangat dalam

menyelesaikan pekerjaan saya”.

Menurut Wexley dan Yulk (1977:89) yang disebut kepuasan kerja ialah

perasaan seseorang terhadap pekerjaan. Dengan tingginya kepuasan pegawai Balai

Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur atas pekerjaannya, hal tersebut

berpengaruh secara langsung terhadap Komitmen Organisasional dengan dengan

mean tertinggi 3,57 pada pertanyaan ”Jika terdapat tawaran lain untuk pekerjaan yang

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88

lebih baik di tempat lain, saya tidak merasa bahwa saya harus meninggalkan tempat

saya sekarang bekerja”. Hal tersebut menunjukkan bahwa pegawai telah nyaman

dengan pekerjaannya saat ini karena sesuai dengan kompetensinya masing-masing.

Dengan demikian, keinginan untuk pindah ke tempat lain menjadi sangat kecil seiring

dengan kecocokan para pegawai atas pekerjaannya masing-masing dimana hal ini

menguntungkan instansi yang terkait karena mereka tidak akan mudah kehilangan

tenaga yang berkualitas.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Soegihartono (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Kepemimpinan dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Jati

Semarang)” dimana Kepuasan Kerja memiliki nilai probabilitas 0,001 < 0,05

sehingga Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasional.

4.5.4 Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah sebesar

0,233>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel

kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y).

Tingginya kepuasan akan pekerjaan itu sendiri sesuai dengan mean tertinggi 3,50

pada pertanyaan keempat yaitu “Saya puas dan selalu bersemangat dalam

menyelesaikan pekerjaan saya” tidak berpengaruh langsung terhadap Kinerja

Pegawai yaitu dengan mean tertinggi sebesar 3,63 pada pertanyaan “Jumlah

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89

pekerjaan yang diselesaikan sesuai target yang telah ditetapkan”. Menurut Hulin

(1966) gaji merupakan faktor utama untuk mencapai kepuasan kerja. Hal tersebut

tidak bisa dikatakan salah karena dengan gaji yang layak, mereka dapat

melangsungkan hidup mereka. Dengan rendahnya gaji yang diterima PNS saat ini,

pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan pun tidak akan mampu untuk

meningkatkan kinerja pegawai secara langsung.

Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Soegihartono (2012) dengan hasil probabilitas 0,000 < 0,05 yang menyatakan bahwa

Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Bisa diartikan

bahwa pemerintah sebagai stakeholder belum mampu untuk memberikan kepuasan

terhadap pegawainya yang bisa berimbas pada tingkat kinerja mereka sendiri.

4.5.5. Pembahasan Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja

Pegawai

Komitmen Organisasional para pegawai tergolong cukup tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari dari perolehan mean pada subjek penelitian terhadap kuesioner Komitmen

Organisasional dengan mean tertinggi 3,57 dan mean terendah 3,37. Artinya para

pegawai yang menjadi subjek penelitian memiliki Komitmen Organisasional yang

cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai probabilitas adalah

sebesar 0,015<tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, hal ini menunjukkan bahwa

variabel komitmen organisasional (Z) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90

pegawai (Y). Terlihat dengan mean tertinggi 3,57 pada pertanyaan ”Jika terdapat

tawaran lain untuk pekerjaan yang lebih baik di tempat lain, saya tidak merasa bahwa

saya harus meninggalkan tempat saya sekarang bekerja”. Hal tersebut berpengaruh

secara langsung terhadap Kinerja Pegawai dengan nilai mean tertinggi sebesar 3,63

pada pertanyaan “Jumlah pekerjaan yang diselesaikan sesuai target yang telah

ditetapkan”.

Robbins dalam Sopiah (2008:155-156) mendefinisikan komitmen

organisasional sebagai “suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka

dari karyawan terhadap organisasi. Dengan tingginya indikator komitmen normatif,

menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib

untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar

dan berkaitan dengan moral sehingga kinerja pegawai akan meningkat seiring

loyalitas yang terbentuk tersebut. Para pegawai yang memiliki komitmen terhadap

organisasi akan memunculkan perilaku seperti menghindari tindakan atau sikap yang

merugikan nama baik organisasi, setia kepada pimpinan, rekan kerja maupun

bawahan serta bersedia menyelesaikan konflik melalui jalan musyawarah.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Widyaningrum (2008) dengan hasil p(v) = 0.000 yang bisa dikatakan bahwa

Komitmen Organisasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Disini

terbukti bahwa pegawai yang bekerja di organisasi publik memiliki komitmen dadn

dedikasi yang tinggi atas pekerjaannya.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91

4.5.6. Pembahasan Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Melalui Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai terlihat dari nilai

probabilitas adalah sebesar 0,309>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05 menunjukkan

bahwa variabel motivasi kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai (Y ),namun Motivasi Kerja signifikan terhadap Komitmen Organisasional

dan Komitmen Organisasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Oleh karena itu, kondisi tersebut menurut Baron dan Kenny (1986), dalam Frazier et

al. (2004), menunjukkan kondisi full mediation.

Kebutuhan akan penghargaan dan bekerja sama yang tinggi tidak berpengaruh

langsung kepada kinerja pegawai. Namun ketika kebutuhan akan penghargaan (Need

For Achievement) dan bekerja sama yang tinggi (Need For Affiliation) tersebut

berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional sehingga berdampak pada

komitmen normatif yang tinggi dan bisa meningkatkan kinerja pegawai, maka dirasa

hal tersebut patut untuk dipertahankan. Hal tersebut bisa dijelaskan dengan paling

rendahnya indikator Need For Power pada variabel Motivasi Kerja. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pegawai-pegawai yang bekerja di Balai Besar Sungai Brantas

Wilayah Jawa Timur cenderung mencari hal-hal yang bersifat aman dalam bekerja

dimana kita bisa menarik kesimpulan secara umum bahwa orang yang bekerja di

instansi pemerintahan adalah orang yang cenderung cari aman dengan pekerjaan yang

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92

biasa saja dengan bayaran yang tetap dan mereka tidak perlu melakukan hal yang luar

biasa dalam bekerja. Oleh karena itu walaupun motivasi kerja tinggi, hal tersebut

tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawai. Motivasi tersebut

akhirnya menimbulkan komitmen organisasional yang tinggi dalam hal ini indikator

komitmen normatif yang paling tinggi sehingga komitmen yang tinggi tersebut

mampu mempengaruhi kinerja pegawai Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa

Timur. Namun di masa mendatang, kesejahteraan pegawai menjadi salah satu hal

yang harus diperhitungkan oleh pemerintah agar motivasi yang tinggi dalam bekerja

bisa berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam bekerja.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

Widyaningrum (2008) dimana menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak sebagai

variabel mediasi atau intervening yang mampu untuk menjelaskan pengaruh secara

tidak langsung kepusan kerja terhadap kinerja pegawai. Hal berbeda tersebut

dikarenakan penelitian Widyaningrum (2008) dilakukan di salah satu rumah sakit

swasta yang ada di kota Gresik sehingga perlakuan atas pegawainya pasti berbeda

dengan pegawai di Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur sehingga hasil

yang didapatkan pastilah berbeda pula.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93

4.5.7. Pembahasan Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Melalui Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pegawai terlihat dari nilai

probabilitas adalah sebesar 0,233>tingkat signifikansi () 5% atau 0,05 menunjukkan

bahwa variabel kepuasan kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai (Y ),namun Kepuasan Kerja signifikan terhadap Komitmen Organisasional

dan Komitmen Organisasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Oleh karena itu, kondisi tersebut menurut Baron dan Kenny (1986), dalam Frazier et

al. (2004), menunjukkan kondisi full mediation. Hal tersebut dapat dilihat di tingkat

kepuasan terendah menurut hasil penelitian yaitu dalam hal tunjangan yang diberikan,

pegawai hanya merasa cukup puas. Hal tersebut dirasakan oleh para pegawai ketika

mereka merasa apa yang telah dilakukan selama ini belumlah mendapatkan tunjangan

yang semestinya ketika harga barang yang cenderung naik namun gaji dan tunjangan

cenderung stabil atau bahkan stagnan. Maka dari itu, kepuasan kerja tidak akan

berpengaruh secara langsung kepada kinerja pegawai walaupun kepuasan pegawai

cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan karena mereka cenderung puas dengan hal

yang itu-itu saja yang dilakukan rutin setiap hari dalam jangka waktu yang bertahun-

tahun sehingga hal tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja pegawai secara

langsung. Namun karena kepuasan yang tinggi tersebut menimbulkan suatu bentuk

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94

komitmen organisasional yang bersifat normatif, sehingga hal tersebut mampu

mempengaruhi kinerja pegawai di Balai Besar Sungai Brantas Wilayah Jawa Timur.

Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Soegihartono (2012) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak sebagai

variabel mediasi atau intervening yang mampu untuk menjelaskan pengaruh secara

tidak langsung kepusan kerja terhadap kinerja pegawai. Dengan kata lain disimpulkan

dari hasil pengujian di atas, penelitian di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur menunjukkan ketentuan dimana pengaruh tidak langsung lebih besar

dibandingkan pengaruh langsung.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka penulis memberikan kesimpulan dari hasil analisis secara

keseluruhan yaitu sebagai berikut :

1. Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasional

pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

2. Motivasi Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai Balai

Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

3. Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasional

pegawai Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

4. Kepuasan Kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap Kinerja Pegawai di

Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

5. Komitmen Organisasional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan

di Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

6. Motivasi Kerja bersifat full mediation karena berpengaruh tidak signifikan

terhadap Kinerja Karyawan namun berpengaruh signifikan terhadap

Komitmen Organisasional dan Komitmen Organisasional berpengaruh

95

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96

signifikan terhadap Kinerja Karyawan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur.

7. Kepuasan Kerja bersifat full mediation karena berpengaruh tidak signifikan

terhadap Kinerja Karyawan namun berpengaruh signifikan terhadap

Komitmen Organisasional dan Komitmen Organisasional berpengaruh

signifikan terhadap Kinerja Karyawan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Jawa Timur.

5.2 Saran

Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak instansi terkait berdasarkan hasil

analisis dan kesimpulan diatas, maka disarankan agar:

1. Sebaiknya mulai melakukan analisis atas tiap-tiap karyawan dan melakukan

identifikasi akan hal-hal yang dapat meningkatkan Motivasi Kerja dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan tersebut. Peningkatan Motivasi

Kerja dan Kepuasan Kerja karyawan akan berbanding lurus dengan

peningkatan keberhasilan instansi terkait yang tentunya akan diikuti juga

dengan peningkatan penghasilan. Menilik pada tingginya indikator menuntut

penghargaan atas apa yang telah dikerjakan, dan kerjasama antar rekan kerja

pada variabel Motivasi Kerja dan selalu bersemangat dalam setiap pekerjaan

pada variabel Kepuasan Kerja, sudah merupakan tugas pemimpin untuk

memanfaatkan semangat pegawai dalam bekerja guna mendapatkan energi

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97

positif yang dikemudian hari bisa dimaanfaatkan untuk mengembangkan

Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur ke arah yang lebih baik.

2. Disarankan kepada instansi terkait untuk selalu memperhatikan kualitas

penyelesaian pekerjaannya, mempertahankan kesejahteraan yang baik,

melakukan pelatihan motivasi secara berkala, dan memberikan kesempatan

yang lebih luas untuk promosi pada karyawannya agar karyawan lebih

meningkatkan kinerjanya dan menguntungkan bagi instansi terkait.

3. Untuk penelitian di masa yang akan datang sebaiknya memperluas variabel

dan pengukuran variabel penelitian sehingga dapat lebih meningkatkan

kinerja karyawan pada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa Timur.

4. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang

kepuasan kerja dan motivasi kerja yang pada penelitian ini berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Jawa

Timur agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan

hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna dari penelitian ini.

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daftar Pustaka

Allen NJ, & Meyer JP. 1990. The measurement and antecedents of affective,
continuance, and normative commitment to organization. Journal of
accupational psychology, 63; 1-8.
As’ad. M. 1987. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.
Baron, R.M. and Kenny, D.A. (1986), “The moderator mediator variable
distinction in social psychological-research – conceptual, strategic, and
statistical considerations”, Journal of Personality and Social Psychology,
Vol. 51 No. 6, pp. 1173-82.
Dessler, Garry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks
Gomes. F. Cardoso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan
Yogyakarta : Andi Offset.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi ke 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2009. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 16.0. Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Handoko, T. H. (2001), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE,
Yogjakarta.
Hasibuan. M. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta,
Jakarta.
Jaros, S. 2007. Meyer and Allen Model of Organizational Commitment:
Measurement Issues (online) http://www.stevejaros.com/wp-
content/uploads/2009/08/Jaros-ICFAI-2007-Meyer-and-Allen1.pdf,
diakses 11 Mei 2013.
Kreitner R, & Kinicki, A., (2001). Organizational behavior. Fith Edition,
International Edition, Mc graw-Hill Companies, Inc.
Luthans, Fred, (1989), Organizational Behavior, 5th edition,Singapore McGraw-
Hill,
International Edition.
McClelland, D.C. (1971), “Managing People at Work”, New York: Macmillan
Publishing House.
McClelland, D.C and Boyatzis, R.E (1982).”Leadership Motive Pattern and Long

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Term Success in Management”, Journal of Applied Psychology,67(6),737-743.


Nawawi, Hadari. 1996, Manajemen SDM, Gadjah Mada Universitas press, Jakarta
Porter, L.W. Steers, R.M., Mowday, R.T., 1983, “Organizational Commitment
Job Satisfaction, and Turnover Among Psychiatric Technicians”, Journal
of Applied Psycology.
Rivai, Veithzal.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari
teori ke praktek. edisi pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi, Alih bahasa Benyamin Molan,
Gramedia, Jakarta.
Simamora. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
YKPN (Edisi II Cetakan pertama).
Sekaran,Uma and Bougie Roger.2003. Research Method of Business, a Skill
Building Approach.5th Edition.John Wiley and Sons.
Soegihartono, 2012. “Pengaruh Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Jati Semarang)”.
Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.3, No. 1, April 2012,
123-140.
Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Widyaningrum, M.E, 2008. “Influence of Motivation and Culture on
Organizational Commitment and Performance of Employee of Medical
Services”. ISSN : 2223-9553, Volume 1, Issue 3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja, diakses 11 Mei 2013

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

4.1.3 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA PJPA BRANTAS


BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BRANTAS

SNVT PJPA BRANTAS


Ir. Frida Koerdiyati, MT
19670317 199203 2 009 / IV.a

SEKRETARIAT

PPK IRIGASI & RAWA I (BRANTAS) PPK IRIGASI & RAWA II (PEKSAMDUR) PPK PENYEDIAAN AIR BAKU I PPK PENYEDIAAN AIR BAKU II PPK PENDAYAGUNAAN AIR TANAH
Indah Kusuma Hidayati, ST, MT Ir. Achmad Fauzi, MT Ir. Gandes Sawitri, MT Saiful Arifin, ST Fauzi Rusli, ST
19761113 200502 2 001 / III.b 510087659 / IV.a 19671230 199703 2 006 / III.d 19601227 198403 1 003 / III.c 19570808 198703 1 003 / III.c

BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL. BENDAHARA PENGEL.
PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU PEMBANTU
Yulistiani, SE Martak, SE Sayono Henny Erminawaty, SE Muhlis
19720626 200701 2 001 / III.a 19690720 200701 1 001 19660317 200701 1 004 / II.a 19570507 198211 2 001 / III.c 19711009 200212 1 002 / II.b

PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK PELAKSANA ADMINISTRASI PELAKSANA TEKNIK
KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN KEUANGAN & BMN & PENGENDALIAN
Kasuwi LIs Purnomo, SP Sadikun, SE Margono, BE Suprihatin, SE Suwarno, ST Subali, SH Mokhamad Jainudin, ST Doto, SP Subagyo, ST
19570515 199003 1 005 19600829 198510 1 001 19640210 199803 1 001 / III.a 19591124 199103 1 001 19610131 200604 2 001 / III.a 19600704 199903 1 003 19590621 199301 1 001 / IV.a 19630603 199302 1 002 / III.a 19620411 200701 1 003 19620316 200701 1 001

PENGAWAS UTAMA I
Marsulikin, ST PENGAWAS UTAMA I PENGAWAS UTAMA I PENGAWAS UTAMA PENGAWAS UTAMA I
19571017 198103 1 006 Agus Siswantoro, A.Md Manfaadi, A.Md M. Yunus, ST Sugito, ST
19570101 199201 1 001 / III.a 19640414 200212 1 001 / II.c 19840126 201012 1 001 / III.a 19620409 200701 1 001 / III.a
PENGAWAS UTAMA II PENGAWAS UTAMA II
Purnomo, ST PENGAWAS UTAMA II PENGAWAS UTAMA II Mohammad
19600408 199012 1 001 Suparno, ST Wiyono, ST 19601231 200604 1 153 / II.b
19640703 199012 1 001 19610110 198501 1 001 / III.d
PENGAWAS UTAMA III
Agus Siswantoro, Sp PENGAWAS
PENGAWAS UTAMA III
19600810 199012 1 005 Harri Pranowo, ST
19780413 200912 1 001 PENGAWAS
PENGAWAS UTAMA IV
Sugeng Uman Nurtjahjo, ST
19571231 198403 1 052

PENGAWAS PENGAWAS PENGAWAS

Kepala
Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

Ir. Eko Subekti, Dipl.HE


NIP. 19550428 198111 1 001

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kuesioner Penelitian

Motivasi Kerja

Berilah tanda silang ( X ) :

STS : Sangat tidak setuju

TS : Tidak setuju

CS : Cukup setuju

S : Setuju

SS : Sangat setuju

Pertanyaan STS TS CS S SS
Need For Achievement
1. Saya selalu terdorong untuk mencapai
tujuan yang realistis
2. Saya selalu terdorong untuk menuntut
penghargaan yang pantas atas apa
yang telah saya lakukan
Need For Power
3. Saya selalu terdorong untuk
menyampaikan langsung kepada
orang yang menyatakan sesuatu yang
tidak saya setujui
4. Saya selalu terdorong untuk sering
bekerja untuk mendapatkan lebih
banyak kendali atas peristiwa
peristiwa di sekitar saya
Need For Affiliation
5. Saya selalu terdorong untuk
cenderung membangun hubungan
yang erat dengan para rekan sekerja
6. Saya selalu terdorong untuk lebih
menikmati bekerja sama dengan orang
lain daripada bekerja sendiri

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kuesioner Penelitian

Kepuasan Kerja

Berilah tanda silang ( X ) :

STS : Sangat tidak setuju

TS : Tidak setuju

CS : Cukup setuju

S : Setuju

SS : Sangat setuju

Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya puas dengan pekerjaan saya
2. Saya puas dengan lingkungan kerja
saya yang nyaman
3. Rekan kerja saya sangat mendukung
dan membantu dalam proses bekerja
4. Saya puas dan selalu bersemangat
dalam menyelesaikan pekerjaan saya
5. Saya merasa puas dibayar dengan
gaji yang adil untuk pekerjaan yang
saya kerjakan
6. Saya puas dengan tunjangan yang
saya terima karena sesuai dengan
perkerjaan yang saya kerjakan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kuesioner Penelitian

Komitmen Organisasional

Berilah tanda silang ( X ) :

STS : Sangat tidak setuju

TS : Tidak setuju

CS : Cukup setuju

S : Setuju

SS : Sangat setuju

Komitmen Afektif STS TS CS S SS


1. Perusahaan ini secara personal
memiliki arti yang sangat besar
bagi saya
2. Saya merasa mempunyai rasa
memiliki yang kuat pada
perusahaan ini
Komitmen Kontinyu
3. Sampai sekarang, menjadi
anggota perusahaan ini tidak
sekedar kebutuhan saja, namun
juga keinginan
4. Alasan utama saya untuk
melanjutkan bekerja dalam
perusahaan ini adalah karena
memutuskan untuk keluar akan
memerlukan pengorbanan yang
besar misalnya perusahaan lain
mungkin tidak memiliki
kesesuaian dengan keseluruhan
manfaat yang saya dapatkan di
perusahaan ini
Komitmen Normatif
5. Jika terdapat tawaran lain untuk
pekerjaan yang lebih baik di
tempat lain, saya tidak merasa

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bahwa saya harus meninggalkan


tempat saya sekarang bekerja
6. Saya berpikir bahwa
menginginkan menjadi orang
penting dalam organisasi adalah
hal yang berlebihan

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kuesioner Penelitian

Kinerja Karyawan

Berilah tanda silang ( X ) :

STS : Sangat tidak setuju

TS : Tidak setuju

CS : Cukup setuju

S : Setuju

SS : Sangat setuju

Kinerja Karyawan STS TS CS S SS


1. Kualitas pekerjaan yang
diselesaikan sudah sesuai standar
yang telah ditetapkan
2. Jumlah pekerjaan yang diselesaikan
sesuai target yang telah ditetapkan
3. Penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan waktu kerja yang ditetapkan
4. Pemeliharaan dan pemakaian alat-
alat milik negara sudah sesuai
dengan dana yang disediakan
pemerintah
5. Pengembangan kerjasama antar
karyawan sudah baik

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2

Karakteristik Responden

Responden Jenis Kelamin Pendidikan Masa Kerja


1 1 1 1
2 1 2 1
3 1 2 1
4 1 2 1
5 1 2 1
6 1 2 1
7 1 2 1
8 2 1 2
9 1 2 1
10 1 2 1
11 1 2 1
12 1 2 1
13 1 2 1
14 1 2 1
15 1 2 1
16 1 2 1
17 1 2 1
18 1 2 1
19 1 1 1
20 2 2 1
21 1 2 1
22 1 1 1
23 1 1 1
24 2 2 1
25 1 2 1
26 1 2 1
27 1 2 1
28 1 2 1
29 1 2 1
30 1 2 1

Page 1

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil Tabulasi Variabel Motivasi Kerja (X1)

Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5 6
1 4 3 4 3 3 4 21 3.50
2 3 4 4 3 4 3 21 3.50
3 4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 3 4 4 4 4 3 22 3.67
5 3 3 3 3 3 3 18 3.00
6 3 4 3 4 3 4 21 3.50
7 4 4 4 4 4 4 24 4.00
8 4 3 4 4 4 4 23 3.83
9 4 4 4 4 4 4 24 4.00
10 4 4 4 4 4 4 24 4.00
11 3 3 3 3 3 3 18 3.00
12 3 4 3 4 4 4 22 3.67
13 4 4 3 3 4 4 22 3.67
14 3 3 3 3 4 3 19 3.17
15 4 4 4 4 4 4 24 4.00
16 4 4 4 3 3 4 22 3.67
17 3 3 3 3 3 3 18 3.00
18 4 4 4 4 4 4 24 4.00
19 4 4 4 3 4 4 23 3.83
20 3 4 3 4 4 4 22 3.67
21 3 3 4 4 4 4 22 3.67
22 4 4 4 4 4 4 24 4.00
23 4 4 4 4 4 3 23 3.83
24 3 3 4 3 4 4 21 3.50
25 3 3 3 3 3 3 18 3.00
26 4 4 3 4 3 3 21 3.50
27 3 3 3 3 3 3 18 3.00
28 3 3 3 3 3 3 18 3.00
29 3 4 3 4 3 4 21 3.50
30 3 3 3 3 3 3 18 3.00
Rata-Rata 3.47 3.60 3.53 3.53 3.60 3.60

Page 2

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil Tabulasi Variabel Kepuasan Kerja (X2)

Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5 6
1 3 3 3 3 3 3 18 3.00
2 3 3 3 3 3 3 18 3.00
3 4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 3 4 4 3 3 3 20 3.33
5 3 3 3 3 3 3 18 3.00
6 3 3 3 4 3 3 19 3.17
7 3 4 4 3 3 2 19 3.17
8 3 4 3 4 4 3 21 3.50
9 5 4 4 4 4 4 25 4.17
10 4 4 4 4 4 4 24 4.00
11 3 4 4 4 3 3 21 3.50
12 4 4 4 5 4 4 25 4.17
13 3 3 3 3 3 3 18 3.00
14 4 3 3 4 3 3 20 3.33
15 4 4 4 4 4 4 24 4.00
16 3 3 4 3 4 3 20 3.33
17 3 3 3 3 3 4 19 3.17
18 3 4 3 3 3 3 19 3.17
19 3 4 4 3 3 4 21 3.50
20 3 4 4 4 3 3 21 3.50
21 3 4 4 4 4 4 23 3.83
22 4 3 3 4 3 3 20 3.33
23 4 4 4 4 4 4 24 4.00
24 3 3 3 3 3 3 18 3.00
25 3 3 3 4 4 3 20 3.33
26 3 3 3 4 3 3 19 3.17
27 3 3 3 3 4 3 19 3.17
28 3 3 3 3 3 3 18 3.00
29 3 3 3 3 3 3 18 3.00
30 3 3 3 2 3 3 17 2.83
Rata-Rata 3.30 3.47 3.43 3.50 3.37 3.27

Page 3

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil Tabulasi Variabel Komitmen Organisasional (Z)

Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5 6
1 3 3 3 4 4 4 21 3.50
2 3 3 3 3 3 3 18 3.00
3 4 4 3 4 4 4 23 3.83
4 4 3 3 3 3 3 19 3.17
5 3 3 3 3 3 4 19 3.17
6 3 4 3 4 4 3 21 3.50
7 3 3 4 4 4 3 21 3.50
8 4 3 4 4 4 4 23 3.83
9 4 4 4 4 4 4 24 4.00
10 4 4 4 4 4 4 24 4.00
11 3 3 3 3 3 3 18 3.00
12 4 4 4 4 4 4 24 4.00
13 3 3 3 3 4 4 20 3.33
14 3 3 3 3 3 3 18 3.00
15 4 4 4 4 4 4 24 4.00
16 3 3 3 3 3 3 18 3.00
17 3 3 3 4 4 3 20 3.33
18 4 4 4 4 4 4 24 4.00
19 3 3 4 3 4 4 21 3.50
20 4 3 3 4 4 4 22 3.67
21 3 4 3 4 3 4 21 3.50
22 3 3 4 4 4 3 21 3.50
23 4 4 4 4 4 4 24 4.00
24 3 4 4 3 3 4 21 3.50
25 3 3 3 3 3 3 18 3.00
26 4 4 4 3 3 4 22 3.67
27 3 3 3 3 3 3 18 3.00
28 3 3 3 3 3 3 18 3.00
29 3 4 3 4 4 3 21 3.50
30 3 3 3 3 3 3 18 3.00
Rata-Rata 3.37 3.40 3.40 3.53 3.57 3.53

Page 4

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hasil Tabulasi Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Pernyataan
Responden Total Rata-Rata
1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 4 19 3.80
2 4 4 4 4 4 20 4.00
3 4 4 4 4 4 20 4.00
4 3 3 3 3 3 15 3.00
5 3 3 3 3 3 15 3.00
6 4 4 4 4 4 20 4.00
7 4 3 4 4 3 18 3.60
8 4 4 4 4 5 21 4.20
9 4 4 4 4 4 20 4.00
10 4 4 4 4 4 20 4.00
11 3 4 3 3 3 16 3.20
12 4 4 4 4 4 20 4.00
13 3 3 3 3 3 15 3.00
14 3 4 3 3 3 16 3.20
15 4 4 4 3 3 18 3.60
16 3 4 3 3 3 16 3.20
17 3 3 3 3 4 16 3.20
18 3 4 4 4 4 19 3.80
19 3 4 4 3 4 18 3.60
20 4 4 4 3 4 19 3.80
21 3 3 4 3 4 17 3.40
22 4 4 4 4 4 20 4.00
23 4 3 3 4 3 17 3.40
24 4 4 4 4 4 20 4.00
25 3 3 3 3 3 15 3.00
26 4 5 5 4 4 22 4.40
27 3 3 4 3 3 16 3.20
28 3 3 3 3 3 15 3.00
29 4 3 3 3 4 17 3.40
30 3 3 3 3 3 15 3.00
Rata-Rata 3.53 3.63 3.60 3.47 3.60

Page 5

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabulasi Seluruh Variabel Penelitian

Responden X1 X2 Z Y
1 3.50 3.00 3.50 3.80
2 3.50 3.00 3.00 4.00
3 4.00 4.00 3.83 4.00
4 3.67 3.33 3.17 3.00
5 3.00 3.00 3.17 3.00
6 3.50 3.17 3.50 4.00
7 4.00 3.17 3.50 3.60
8 3.83 3.50 3.83 4.20
9 4.00 4.17 4.00 4.00
10 4.00 4.00 4.00 4.00
11 3.00 3.50 3.00 3.20
12 3.67 4.17 4.00 4.00
13 3.67 3.00 3.33 3.00
14 3.17 3.33 3.00 3.20
15 4.00 4.00 4.00 3.60
16 3.67 3.33 3.00 3.20
17 3.00 3.17 3.33 3.20
18 4.00 3.17 4.00 3.80
19 3.83 3.50 3.50 3.60
20 3.67 3.50 3.67 3.80
21 3.67 3.83 3.50 3.40
22 4.00 3.33 3.50 4.00
23 3.83 4.00 4.00 3.40
24 3.50 3.00 3.50 4.00
25 3.00 3.33 3.00 3.00
26 3.50 3.17 3.67 4.40
27 3.00 3.17 3.00 3.20
28 3.00 3.00 3.00 3.00
29 3.50 3.00 3.50 3.40
30 3.00 2.83 3.00 3.00

Page 6

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3

Descriptives
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


X1 30 3.00 4.00 3.5560 .37208
X2 30 2.83 4.17 3.3890 .39974
Z 30 3.00 4.00 3.4667 .37222
Y 30 3.00 4.40 3.5667 .43338
Valid N (listwise) 30

Page 1

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja (X1)

Statistics

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6


N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table
X1.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 16 53.3 53.3 53.3
Setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

X1.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

X1.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

X1.4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 2

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

X1.5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

X1.6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 3

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja (X2)

Statistics

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6


N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table
X2.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 22 73.3 73.3 73.3
Setuju 7 23.3 23.3 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

X2.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 16 53.3 53.3 53.3
Setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

X2.3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 17 56.7 56.7 56.7
Setuju 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

X2.4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 1 3.3 3.3 3.3
Cukup setuju 14 46.7 46.7 50.0
Setuju 14 46.7 46.7 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 4

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

X2.5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 19 63.3 63.3 63.3
Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

X2.6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak setuju 1 3.3 3.3 3.3
Cukup setuju 20 66.7 66.7 70.0
Setuju 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 5

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Distribusi Frekuensi Komitmen Organisasional (Z)

Statistics

Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6
N Valid 30 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table
Z1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 19 63.3 63.3 63.3
Setuju 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Z2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 18 60.0 60.0 60.0
Setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Z3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 18 60.0 60.0 60.0
Setuju 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Z4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 6

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Z5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 13 43.3 43.3 43.3
Setuju 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Z6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 7

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Distribusi Frekuensi Kinerja Karyawan (Y)

Statistics

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table
Y1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 14 46.7 46.7 46.7
Setuju 16 53.3 53.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Y2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 12 40.0 40.0 40.0
Setuju 17 56.7 56.7 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Y3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 13 43.3 43.3 43.3
Setuju 16 53.3 53.3 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Y4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 16 53.3 53.3 53.3
Setuju 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 8

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Y5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup setuju 13 43.3 43.3 43.3
Setuju 16 53.3 53.3 96.7
Sangat setuju 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Page 9

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (X1)

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.835 6

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1.1 17.8667 3.568 .607 .809
X1.2 17.7333 3.582 .614 .807
X1.3 17.8000 3.545 .621 .806
X1.4 17.8000 3.614 .579 .814
X1.5 17.7333 3.582 .614 .807
X1.6 17.7333 3.582 .614 .807

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


21.3333 4.989 2.23350 6

Page 1

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja (X2)

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.844 6

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X2.1 17.0333 4.102 .627 .817
X2.2 16.8667 4.189 .626 .818
X2.3 16.9000 4.162 .647 .814
X2.4 16.8333 3.868 .599 .827
X2.5 16.9667 4.240 .628 .818
X2.6 17.0667 4.133 .634 .816

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


20.3333 5.747 2.39732 6

Page 2

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Komitmen Organisasional (Z)

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.838 6

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Z1 17.4333 3.564 .642 .806
Z2 17.4000 3.628 .589 .817
Z3 17.4000 3.628 .589 .817
Z4 17.2667 3.513 .643 .806
Z5 17.2333 3.564 .617 .811
Z6 17.2667 3.582 .601 .814

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


20.8000 4.993 2.23453 6

Page 3

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.862 5

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y1 14.3000 3.183 .693 .830
Y2 14.2000 3.131 .638 .844
Y3 14.2333 3.013 .698 .828
Y4 14.3667 3.137 .724 .823
Y5 14.2333 3.082 .656 .839

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


17.8333 4.695 2.16689 5

Page 4

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 5

Regression - X1, X2 - Z
a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 X2, X1 . Enter
a. Dependent Variable: Z
b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
a
1 .826 .682 .658 .21770
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Z

a
ANOVA

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 2.738 2 1.369 28.887 .000
Residual 1.280 27 .047
Total 4.018 29
a. Dependent Variable: Z
b. Predictors: (Constant), X2, X1

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .297 .419 .709 .485
X1 .584 .130 .584 4.502 .000 .702 1.425
X2 .323 .121 .347 2.673 .013 .702 1.425
a. Dependent Variable: Z

Page 1

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

a
Collinearity Diagnostics

Condition Variance Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) X1 X2
1 1 2.988 1.000 .00 .00 .00
2 .007 21.177 .63 .00 .75
3 .005 24.699 .37 1.00 .25
a. Dependent Variable: Z

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 2.9617 3.9779 3.4667 .30728 30
Residual -.51418 .34480 .00000 .21006 30
Std. Predicted Value -1.643 1.664 .000 1.000 30
Std. Residual -2.362 1.584 .000 .965 30
a. Dependent Variable: Z

Page 2

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Regression - X1, X2, Z - Y


a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 Z, X2, X1 . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
a
1 .704 .495 .437 .32520
a. Predictors: (Constant), Z, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

a
ANOVA

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 2.697 3 .899 8.500 .000
Residual 2.750 26 .106
Total 5.447 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), Z, X2, X1

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .856 .632 1.355 .187
X1 .266 .256 .228 1.038 .309 .401 2.494
X2 -.247 .203 -.228 -1.220 .233 .555 1.802
Z .751 .287 .645 2.612 .015 .318 3.140
a. Dependent Variable: Y

Page 3

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

a
Collinearity Diagnostics

Condition Variance Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) X1 X2 Z
1 1 3.985 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .007 24.016 .84 .00 .30 .03
3 .006 26.769 .14 .27 .56 .08
4 .002 42.217 .02 .73 .13 .89

a. Dependent Variable: Y

a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 3.0409 4.1395 3.5667 .30496 30
Residual -.59061 .70244 .00000 .30792 30
Std. Predicted Value -1.724 1.878 .000 1.000 30
Std. Residual -1.816 2.160 .000 .947 30
a. Dependent Variable: Y

Page 4

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ... HARYO BRAMANTYO

Anda mungkin juga menyukai