BAB 2new
BAB 2new
BAB 2new
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis Tenaga Kesehatan yang dimaksud terdiri dari dokter atau dokter
layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarak, tenaga
kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medic, tenaga gizi dan tenaga
kefarmasian. Sedangkan tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain
di Puskesmas.
d. Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2
(dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016).
e. Laboratorium
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012).
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi: paradigma sehat, pertanggung
jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna serta
keterpaduan dan kemandirian (Rachmat, 2018). Saat ini pemerintah menjadikan
puskesmas sebagai ujung tombak utama pelayanan kesehatan pada masyarakat
sekaligus sebagai wadah isu strategis. Misalnya, isu strategis aksesibilitas layanan
dan penyediaan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana (Harnilawati, 2013).
Peran puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di
13
wilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat
dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri (Ismaniar, 2015).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(upaya pencegahan),promotif (peningkatan kesehatan) serta rehabilitatif atau
pemulihan kesehatan (Efendy dan Makhfudly, 2009). Dalam rangka pemenuhan
pelayanan kesehatan, puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik
wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan (Rachmat, 2018). Berdasarkan
karakteristik wilayah kerja, puskesmas dikategorikan menjadi puskesmas perkotaan,
puskespas pedesaan, puskesmas terpencil dan sangat terpencil. Berdasarkan
kemampuan penyelenggaraannya, puskesmas dikategorikan menjadi puskesmas non
rawat ianap dan puskesmas rawat inap (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014).
a) Pendekatan teknologi
Pendekatan ini adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk
mengelola dampak penting lingkungan hidup, contoh:
(1) Memasang sound barrier untuk mengurangi kebisingan.
(2) Mencegah timbulnya getaran dan gangguan terhadap bangunan sekitar
proyek maka tiang pancang tidak menggunakan sistem tumbuk
(Hammer Pile) melainkan sistem bor (Bor Pile).
(3)Bentuk rencana pengelolaan lingkungan hidup lainnya yang
menggunakan pendekatan teknologi.
b) Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa
dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan
yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintah,
contoh:
(1) Menjalin interaksi sosial yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi
proyek diantaranya dengan keterbukaan informasi dan sosialisasi
rencana kegiatan sebelum dilakukan pelaksanaan proyek.
(2) Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja daerah setempat sesuai
dengan keahlian dan pendidikan.
(3) Membentuk rencana pengelolaan lingkungan hidup lainnya yang
mengedepankan interaksi sosial ekonomi.
c) Pendekatan institusi
Pendekatan ini adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan
hidup, contoh :
(1) Membentuk suatu bagian atau unit dalam perusahaan sebagai
pemrakarsa yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan
lingkungan.
19
*) Harus ditulis dengan jelas identitas pemrakarsa, termasuk institusi dan orang
yang bertangggung jawab atas rencana kegiatan yang diajukannya. Jika tidak ada
nama badan usaha/instansi pemerintah, hanya ditulis nama pemrakarsa (untuk
perseorangan).
b. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1) Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
2) Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dan dilampirkan peta yang sesuai
dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala yang memadai.
3) Skala/Besaran rencana usaha dan/atau Kegiatan Keterangan: Tuliskan ukuran
luasan dan atau panjang dan/atau volume dan/atau kapasitas atau besaran lain
yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang skala kegiatan.
4) Garis besar komponen rencana usaha dan/atau kegiatan Pada bagian ini
pemrakarsa menjelaskan:
a) Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang. Bagian ini
menjelaskan mengenai Kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
dengan rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundangan.
Informasi kesesuaian lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dengan
rencana tata ruang seperti tersebut di atas dapat disajikan dalam bentuk
peta tumpang susun (overlay) antara peta batas tapak proyek rencana
usaha dan/atau kegiatan dengan peta RTRW yang berlaku dan sudah
ditetapkan (peta rancangan RTRW tidak dapat dipergunakan).
Berdasarkan hasil analisis spasial tersebut, pemrakarsa selanjutnya
menguraikan secara singkat dan menyimpulkan kesesuaian tapak proyek
dengan tata ruang apakah seluruh tapak proyek sesuai dengan tata ruang,
atau ada sebagian yang tidak sesuai, atau seluruhnya tidak sesuai. Dalam
hal masih ada hambatan atau keragu-raguan terkait informasi kesesuaian
dengan RTRW, maka pemrakarsa dapat meminta bukti formal/fatwa dari
instansi yang bertanggung jawab di bidang penataan ruang seperti
BKPTRN atau BKPRD. Bukti-bukti yang mendukung kesesuaian dengan
22
g. Lampiran Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain
yang dianggap perlu atau relevan, antara lain:
1) Bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara
prinsip dapat dilakukan.
2) Bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai
dengan rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan
dengan adanya surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang
Nasional (BKPTRN), atau instansi lain yang bertanggung jawab di bidang
penataan ruang).
3) Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu).
4) Peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan
skala yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan
hidup dan lokasi pemantauan lingkungan hidup.
5) Data dan informasi lain yang dianggap perlu.
a. Sumber dampak
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktifitas.
Aktifitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi
26
Selisih nilai skala kondisi atau kualitas lingkungan diatas dipergunakan untuk
menentukan besaran dampak, baik positif maupun negatif.
Skala besaran dampak ditetapkan sebagi berikut:
Skala Besaran dampak
1 Kecil
2 Sedang
3 besar
Memisahkan dampak yang terjadi dalam perbedaan kurun waktu yangd apat
dibagi ke dalam :
1) Dampak besar adalah dampak yang terjadi pada kurun waktu yang panjang
(long-term impact).
34
2) Dampak sedang adalah dampak yang terjadi pada periode waktu yang pendek
(short-term impact).
3) Dampak kecil adalah yang terjadi pada suatu fase tertentu contohnya
pembangunan dan setelah fase pembangunan selesai maka dampak tersebut
berhenti (Suratmo, 2004:102).
d. Upaya pengelolaan lingkungan hidup
1) Upaya pengelolaan limbah medis
a) Limbah padat
(1) Fasilitas pembuangan limbah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai
tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.