Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ade Miftahudin
NIM 1811013000013
Nim : 1811013000013
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Ade Miftghudin
NIM. 1811013000013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi
Oleh
Ade Miftahudin
NIM: 1811013000013
Sekretaris
t flnuorri 2nl5
Penguji I
Nurlena Kifa'i.
M,A.. Ph.D.
NrP 19591020 198603 2 001
ABSTRAK
Ade Miftahudin, NIM 181101300009, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi
“Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan
Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta Semester Genap
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan kata baku pada
laporan perjalanan wisata Jakarta-Bandung yang dibuat oleh siswa kelas VIII semester
genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Hidayah Lebak
Bulus Jakarta. Pada bulan April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah karya ilmiah siswa yang
berupa laporan perjalanan yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak
Bulus Jakarta tahun pelajaran 2013/204.
Dari dua puluh empat laporan perjalanan yang dianalisis, terdapat dua puluh laporan
perjalanan siswa penulisan kata bakunya tidak tepat. Kesalahan yang paling banyak
dilakukan dalam laporan perjalanan siswa yaitu ketidakbakuan kata yang diakibatkan
oleh pembeda yang berkaitan dengan ejaan, seperti penggunaan kata depan ‘di-’dan ‘ke-
’. Paling banyak dilakukan oleh siswa kelas 8.2 yaitu 8.39%. kesalahan yang sama juga
dilakukan oleh siswa kelas 8.3 dengan perolehan kesalahan yang berkaitan dengan
ketidakbakuan kata karena yang berkaitan dengan ejaan mencapai 6.62%. Kesalahan ini
dilakukan siswa karena siswa kurang memperhatikan dan bahkan menyepelekan kaidah-
kaidah penulisan. Ketidakbakuan kata yang diakibatkan oleh penghilangan,
pembubuhan, dan pergantian huruf konsonan maupun vokal ini cukup sedikit sekali,
tetapi yang berkaitan dengan pergantian huruf vokal terutama dalam kata “Bis” ini
cukup banyak sekali kesalahannya. Ini dikarenakan siswa sudah terbiasa mengucapkan
kata “Bus” dengan kata “Bis”, sehingga dalam penulisan siswa terbawa ke dalam
pengucapannya.
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
kemudahan, kelancaran, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini tepat waktu.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir yang telah
disyaratkan dalam memperoleh gelar S-1 di UIN (Universitas Negeri Islam) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan skripsi ini diantaranya kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Hindun, M.Pd., Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta sekaligus
sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini.
3. Dona Aji Karunia Putra, M.A., Sekretaris Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
4. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Al-Hidayah
Lebak Bulus Jakarta, yang telah membantu peneliti dalam melakukan
penelitian ini.
6. Ibunda tercinta, Juriah binti Rukiah yang telah memberikan banyak
dukungan moril dan materil serta do’a restu dalam masa perkuliahan.
7. Bapak Mertua dan Ibu Mertua, yang selalu memberikan bantuan semangat
untuk cepatnya terselesaikan penelitian ini.
8. Istriku tercinta Lia Septiani dan putraku yang tersayang Khillany Rafiq
Aiyman pengobat lelah dan penyemangat hidupku.
9. Kakakku tercinta Sa’diayah, Abdul Gofar, dan adik-adikku yang tercinta
semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua.
v
10. Didi Suryadi, Edisal, Muftiatun, dan Fitri Astuti yang selalu mengingatkan
ketika waktunya bimbingan. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, sahabat-sahabatku sukses selalu untuk kalian dan terima
kasih kalian selalu memberikan semangat kepada saya.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang terbaik dari
apa yang telah diberikan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
Jakarta, ........................2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
vii
E. Teknik Keabsahan Data................................................................. 39
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah ................................................................................. 41
B. Deskripsi Data ................................................................................ 44
C. Persentase Kesalahan Penulisan Kata Baku ................................... 65
D. Sistematika Laporan ....................................................................... 67
E. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan ....................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 76
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.3.4 : Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan
Huruf Konsonan
x
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam
penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku
salah satunya meliputi penggunaan kata dan EYD yang sesuai dengan kaidah
baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa
Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh pemerintah pada
tahun 1972 dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Sementara itu, kaidah
1
Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia Berbahasa dengan Pemahaman dan
Pendalaman, (Ciputat: Jelajah Nusa, 2012) Cet. Pertama. h. 41
1
2
ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, identifikasi
masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu:
1. Kesalahan siswa dalam menuliskan kata baku yang tidak mengikuti kaidah
bahasa Indonesia.
2. Ketidakcermatan siswa dalam menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
3. Ketidakseriusan siswa dalam mengerjakan karya ilmiah laporan perjalanan.
4. Banyak siswa yang dalam berbahasa baik berbicara maupun menulis masih
terpengarus oleh bahasa ibu atasu bahasa asing.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan masalah
dimaksud, dengan ini penulis membatasi pada permasahan kesalahan penulisan
kata baku dalam bab dua yaitu isi laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-
Hidayah Lebak Bulus Jakarta.
4
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan siswa
kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta?
2. Apa saja sumber-sumber penyebab kesalahan penulisan kata baku dalam
laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan kata baku
dan faktor-faktor penyebab kesalahannya dalam laporan perjalanan siswa kelas
VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Secara
umum manfaat penelitian dapat dikelompokan menjadi dua yaitu manfaat teoretis
dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
membantu pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, menambah
pengetahuan tentang bagaimana cara menulis sebuah laporan perjalanan yang baik
dan benar, serta memberi sumbangan pemikiran bagi penelitian-penelitian yang
berkaitan selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam
penulisan kata baku.
b. Manfaat bagi guru yaitu menambah pemahaman serta ilmu pengetahuan
pada guru mengenai penggunaan kata baku dan teknik-teknik penulisan
laporan yang baik dan benar.
c. Manfaat bagi sekolah dapat memberi sumbangan bagi sekolah dalam
upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh di dalam
5
berbahasa terutama dalam aspek menulis sehingga hasil belajar para siswa
di sekolah akan lebih meningkat.
d. Manfaat bagi peneliti lanjutan yaitu agar menambah khazanah tentang
ilmu kebahasaan karena peneliti lanjutan bisa mengembangkan secara
lebih luas tentang kesalahan berbahasa.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Menulis
Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau
perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan.1 Menulis juga salah satu kegiatan
yang sering dilakukan di dunia pendidikan. Karena, hal ini menjadi salah satu
bagian dari keterampilan berbahasa baik itu dalam keterampilan berbahasa bahasa
asing maupun bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia tahapan pembelajaran
keterampilan berbahasa menulis ini menempati urutan terakhir dari keterampilan
berbahasa yaitu; menyimak, berbicara, dan membaca. Sebagaimana dikemukakan
oleh Nurgiyantoro “aktivitas menulis merupakan suatu bentuk kompetensi
berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi
mendengarkan, berbicara, dan membaca.”2
Pembelajaran menulis ini sangat penting dikuasai oleh setiap orang tak
terkecuali bagi kalangan pembelajar (siswa) mapun mahasiswa. Sebagaimana
dikemukan Tarigan “keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang
terpelajar atau bangsa terpelajar”.3 Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa
kompetensi menulis, menulis laporan pun dapat dimanfaatkan untuk melatih dan
mengungkapkan kemampuan menulis peserta didik, seperti halnya penulisan
sebuah laporan kegiatan perjalanan (darmawisata) bagi siswa yang telah
melaksanakan kunjungan ke objek-objek wisata tertentu misalnya, gedung
bersejarah dan museum.
1
Sri Wahyuni, dan Abd. Syukur Ibrahim, Asesemen Pembelajaran Bahasa, (Bandung:
Refika Aditama, 2012) Cet. Ke-1 h. 36
2
Burhanudin Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BFEE, 2012) Cet. Ke-3 h. 422
3
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008) Ed. Revisi h. 4
6
7
B. Laporan Perjalanan
1. Pengertian Laporan
Laporan adalah karangan yang dibuat oleh seorang atau sekelompok
orang yang melakukan eksperimen, peninjauan atau survei, observasi,
pembacaan dan penelaahan buku, penelitian, dan lain-lain.4 Laporan
mempunyai fungsi informasi yaitu laporan dapat dijadikan sebagai sumber
pengalaman orang lain jika melakukan hal serupa. Artinya laporan tersebut
dapat dijadikan bahan studi dan bahan perbandingan.
2. Dasar-Dasar Laporan
Laporan mempunyai beberapa dasar sebagaimana dikemukakan oleh
Gorys Keraf “sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar yaitu orang yang
memberi laporan, pihak yang menerima laporan, dan sifat dan tujuan umum
laporan.”5 Orang yang memberi laporan adalah orang atau pihak yang memberi
laporan baik perseorangan atau sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud
tertentu. Misalnya, seorang siswa ditugaskan untuk berdarmawisata
mengunjungi objek-objek tertentu, seperti museum, gedung bersejarah atau
yang lainnya. Setelah melakukan kunjungan siswa tersebut diberi tugas untuk
membuat sebuah laporan kunjungan wisata, untuk melaporkan apa saja yang
telah mereka lihat dalam kegiatan tersebut. Pihak yang menerima laporan itu
adalah orang atau badan yang menugaskan, atau orang atau badan yang
dianggap perlu mendapatkan laporan itu.6 Seperti dalam kasus atau contoh
pemberi laporan di atas, penerima laporan ini adalah guru atau sekolah yang
meberikan tugas tersebut.
Tujuan dan sifat laporan itu sendiri adalah tujuan sebuah laporan
tergantung dari situasi yang ada antara pemberi laporan dan penerima laporan,
tetapi pada umumnya tujuan laporan berkisar pada, 1) untuk mengatasi suatu
4
Khaerudin Kurniawan, Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi”, (Bandung:
Refika Aditama, 2012) Cet. I, h. 31
5
Gorys Keraf, Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende: Nusa Indah,
1993) Cet. Ke-10, h. 284
6
Ibid. h. 285
8
3. Macam-Macam Laporan
Gorys Keraf membagi bentuk dan maksud laporan menjadi tujuh yaitu:9
a. Laporan berbentuk formulir isian
b. Laporan berbentuk Surat
c. Laporan berbentuk Memorandum
d. Laporan perkembangan dan laporan keadaan
e. Laporan berkala
f. Laporan laboratoris
g. Laporan formal dan semiformal
Dari pengertian laporan di atas bahwa laporan perjalanan ini masuk ke
dalam laporan semiformal, walaupun pada dasarnya dibuat oleh siswa tidak
akan berujung kepada pengambilan kebijakan, namun dalam hal ini adalah
untuk pembelajaran kompetensi menulis, bagaimana membuat laporan
perjalanan yang baik dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
7
Ibid. h. 285 - 286
8
Ibid. h. 286
9
Ibid. h. 287 - 290
10
op.cit. h. 31
9
menggunakan bahasa yang baku dan bentuk standar penulisan ilmiah. Yang
paling pokok laporan formal maupun semiformal harus harus menggunakan
bahasa yang baku. Pola penyajian laporan dapat disajikan dengan pola
penyajian narasi, deskripsi, dan eksposisi. Laporan perjalanan itu sendiri
memakai pola penyajian narasi, narasi merupakan bentuk percakapan atau
tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.11
Laporan perjalanan ini termasuk ke dalam jenis laporan semiformal,
laporan semiformal adalah laporan yang sistematika penyusunannya tidak
memenuhi persyaratan laporan penelitian formal. Sistematika penulisannya
lebih sederhana atau memiliki model sistematika sendiri dan tidak bersifat
standar. Seperti di bawah ini:
a. Judul
b. Nama kegiatan
c. Latar belakang
d. Tujuan pengamatan
e. Waktu pelaksanaan
f. Tempat/lokasi pengamatan/kunjungan
g. Hasil
h. Penutup (kesimpulan dan saran)
Dari unsur-unsur tersebut, tidak menutup kemungkinan adanya unsur
lain, seperti kendala-kendala kegiatan dan pendanaan. Dalam penulisan laporan,
unsur-unsur di atas dapat dijadikan sebagai kerangka laporan sebelum
dikembangkan menjadi sebuah laporan yang utuh.
C. Kesalahan Berbahasa
1. Pengertian Kesalahan Bahasa
Kesalahan bahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu komunikasi atau
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata
11
M. Atar Semi. Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya Padang, 1990) Cet. Ke-1, h. 32
10
12
Henry Guntur Tarigan dan Jago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2011) Ed. Revisi, h. 59
13
Ibid. h. 60
11
14
Loe Indra Ardiana dan Yonohudiyono, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2001) Cet. 4, h. 2.7
15
Loc.cit. h. 178
12
1) Kesalahan Ucapan
Kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku
atau bahkan menimbulkan perbedaan makna.16 Misalnya:
Kata Tidak Baku
Kata Baku
(diucapkan)
enam anam; anem
saudara sudara, sodara
Rabu Rebo
telur Telor
alasan alesan
tangkap tangkep
2) Kesalahan Ejaan
Kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.17
Misalnya:
Kata Baku Tidak Baku (ditulis)
Tuhan Yang Mahakuasa Tuhan yang Maha Kuasa
Tuhan Yang Mahapemurah Tuhan Yang Mahapemurah
Melihat-lihat Me-lihat2
Mempertanggungjawabkan Mempertanggung jawabkan
b. Kesalahan Morfologi
Kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah
menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih
bentuk kata.
Contoh:
Kesalahan Pembenaran
- Banyak pelajar-pelajar baris- - Banyak pelajar berbaris di
baris di tanah lapang itu. tanah lapang itu
- Gerakan tanganmu dengan - Gerakkan tanganmu
gerakkan silat! dengan gerakan silat!
16
Loc.cit. h. 179
17
Op.cit. h. 179
13
c. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta
ketidaktepatan pemakaian partikel.18
Misalanya:
Kesalahan Pembenaran
- Kami rela berkorbang demi - Kami rela berkorban demi
untuk negara negara
- Mengapa kamu pergi dengan - Mengapa kamu pergi
tanpa pamit? tanpa pamit?
d. Kesalahan Leksikon
Kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat. Contoh dalam
tabel berikut:
Kesalahan Pembenaran
- Demikianlah agar Anda
- Demikian agar Anda maklum,
maklum, dan atas
dan atas perhatiannya saya
perhatian Anda saya
ucapkan terima kasih.
ucapkan terima kasih.
- Saudara-saudara, sebelum kita
- Saudara-saudara, sebelum
makan marilah kami berdoa
kita makan marilah kita
bersama-sama
berdoa bersama-sama.
18
Op.cit, h. 181
19
Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996) Cet. 1, h. 625
20
Ibid. h. 114
21
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Cet.
Pertama, h. 6
14
22
Diana Nababan, Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2008)
Cet. 1, h. 44
23
Dirgo Sabariyanto. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku?, (Yogyakarta: Mitra
Gama Widya, 1997) Cet. Kedua, h. 367
15
24
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009)
Ed. Revisi, h. 2
16
25
Op.cit. h. 334 - 359
17
museum musium
sirene sirine
6) Penggantian huruf vokal i dengan huruf vokal e
Baku Tidak Baku
nasihat nasehat
pengantin penganten
pistol pestol
7) Penggantian huruf vokal o dengan huruf vokal u
Baku Tidak Baku
marmot marmut
pastor pastur
tolong tulung
8) Penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal e
Baku Tidak Baku
plus ples
produk prodek
siklus sikles
9) Penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal i
Baku Tidak Baku
bus bis
komunis kominis
kostum kostim
10) Penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal o
Contoh:
Baku Tidak Baku
mabuk mabok
mangkuk mangkok
saus saos
b. Pembubuhan Huruf Vokal
Pembubuhan huruf vokal dapat mengakibatkan kata-kata baku
menjadi tidak baku, misalanya:
18
murid murit
syahid sahit
sujud sujut
tekad tekat
3) Penggantian huruf konsonan f dengan huruf konsonan p
Contoh:
Baku Tidak Baku
motif motip
mufakat mupakat
nafsu napsu
negatif negatip
positif positip
4) Penggantian huruf konsonan g dengan huruf konsonan j
Contoh:
Baku Tidak Baku
regional rejional
religius relijius
5) Penggantian huruf konsonan g dengan huruf konsonan h
Contoh:
Baku Tidak Baku
pragmatis prahmatis
pragmatisme prahmatisme
6) Penggantian huruf konsonan j dengan huruf konsonan g
Contoh:
Baku Tidak Baku
manajer manager
manajemen managemen
7) Penggantian huruf konsonan j dengan huruf konsonan y
Contoh:
Baku Tidak Baku
objek obyek
22
subjek subyek
subjektif subyektif
8) Penggantian huruf konsonan k dengan huruf konsonan c
Contoh:
Baku Tidak Baku
maskulin masculin
vokal vocal
9) Penggantian huruf konsonan k dengan huruf konsonan h
Contoh:
Baku Tidak Baku
teknisi tehnisi
teknik tehnik
teknologi tehnologi
teknokrat tehnokrat
10) Penggantian huruf konsonan n dengan huruf konsonan ng
Contoh:
Baku Tidak Baku
ransum rangsum
ransel rangsel
sanksi sangsi (hukuman)
11) Penggantian huruf konsonan p dengan huruf konsonan f
Contoh:
Baku Tidak Baku
napas nafas
paham faham
pihak fihak
pasal fasal
topan tofan
23
yuris juris
17) Penggantian huruf konsonan z dengan huruf konsonan d
Contoh:
Baku Tidak Baku
mazhab madhab
mubazir mubadir
nazar nadar
18) Penggantian huruf konsonan z dengan huruf konsonan j
Contoh:
Baku Tidak Baku
rezeki rejeki
rezim rejim
zaitun jaitun
zaman jaman
19) Penggantian huruf konsonan z dengan huruf konsonan s
Contoh:
Baku Tidak Baku
maizena maisena
mazhab mashab
ozon oson
razia rasia
20) Penggantian huruf konsonan k dengan huruf konsonan ain (yang
dilambangkan ‘)
Contoh:
Baku Tidak Baku
makna ma’na
makmur ma’mur
maksiat ma’siat
nikmat ni’mat
rukyat ru’yat
25
silakan silahkan
wudu wudhu
3) Pembubuhan huruf konsonan ain (yang dilambangkan ‘)
Contoh:
Baku Tidak Baku
maaf ma’af
manfaat manfa’at
rakaat raka’at
syair sya’ir
saat sa’at
taat ta’at
taawud ta’awud
ulama ‘ulama
4) Pembubuhan huruf konsonan n
Contoh:
Baku Tidak Baku
medali mendali
pijak pinjak
rajungan ranjungan
rente renten
sajak sanjak
5) Pembubuhan huruf konsonan hamzah (yang dilambangkan ‘)
Contoh:
Baku Tidak Baku
qariah qari’ah
quran qur’an
soal so’al
6) Pembubuhan huruf konsonan ng
Contoh:
Baku Tidak Baku
makanya mangkanya
27
makin mangkin
semakin semangkin
ransum rangsum
7) Pembubuhan huruf konsonan r
Contoh:
Baku Tidak Baku
peduli perduli
tenggiling trenggiling
ubah rubah
8) Pembubuhan huruf konsonan s
Contoh:
Baku Tidak Baku
publistik publisistiks
traktor trakstor
triplek tripleks
9) Pembubuhan huruf konsonan t
Contoh:
Baku Tidak Baku
misal mitsal
rapor raport
transpor transport
10) Pembubuhan huruf konsonan w
Contoh:
Baku Tidak Baku
tua tuwa
uang uwang
11) Pembubuhan huruf konsonan y
Contoh:
Baku Tidak Baku
naluriah naluriyah
piama pyama
28
priayi priyayi
satria satriya
j. Penghilangan Huruf Konsonan
Ketidakbakuan kata dapat disebabkan oleh adanya penghilangan
huruf konsonan yang variasinya cukup banyak.
1) Penghilangan huruf konsonan h
Contoh:
Baku Tidak Baku
mahkota makota
pahit pait
perahu perau
lihat liat
tahun taun
2) Penghilangan huruf konsonan k
Contoh:
Baku Tidak Baku
takbir tabir
teknisi tenisi
3) Penghilangan huruf konsonan s
Contoh:
Baku Tidak Baku
ons on
respons respon
revans revan
spons spon
transfer tranfer
transportasi transfortasi
tuts tut
29
wasalam wassalam
4) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan sy
Contoh:
Baku Tidak Baku
muskil musykil
permaisuri permaisyuri
sah syah
setan syaitan
5) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan dz
Contoh:
Baku Tidak Baku
mazhab madzhab
uzur udzur
zikir dzikir
l. Penyederhanaan Gabungan atau Gugus Huruf Konsonan
Kata-kata baku dapat menjadi tidak baku karena adanya
penyederhanaan gabungan atau gugus huruf konsonan menjadi konsonan
tertentu. Yaitu:
1) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan kh menjadi huruf
konsonan h
Contoh:
Baku Tidak Baku
makhluk mahluk
takhayul tahayul
takhta tahta
tarikh tarih
2) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan kh menjadi huruf
konsonan k
Contoh:
Baku Tidak baku
makhluk makluk
31
mukhalaf mukalaf
nakhoda nakoda
ukhuwah ukuwah
3) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan ks menjadi huruf
konsonan k
Contoh:
Baku Tidak Baku
matriks matrik
ortodoks ortodok
paradoks paradok
prefiks prefik
seks sek
4) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan sy menjadi huruf
konsonan h
Contoh:
Baku Tidak Baku
masyarakat masarakat
masyhur mashur
musyrik musrik
syahadat sahadat
syawal sawal
tamasya tamasa
m. Pembeda yang berkaitan dengan dengan Pembentukan Kata
Kebakuan dan ketidakbakuan kata dapat disebabkan oleh bunyi yang
merupakan bagian dari bentuknya atau pembentuknya. Yaitu:
1) Bentuk yang tidak baku mengandung bunyi –ir
Contoh:
Baku Tidak Baku
melegalisasi melegalisir
memanipulasi memanipulir
mengklasifikasi mengklasifisir
32
nasionalisasi nasionalisir
normalisasi normalisir
organisasi organisir
2) Bentuk yang tidak baku mengandung akhiran –isasi
Contoh:
Baku Tidak Baku
pemotoran motorisasi
pemipaan pipanisasi
pemilitikan politisasi
penurian turinisasi
3) Pembentukan kata dengan awalan me-
Contoh:
Baku Tidak Baku
mewaswas mawas
mewejang mejang
mewiru miru
4) Pembentukan kata dengan awalan meN-
Contoh:
Baku Tidak Baku
mengebom membom
mengebor membor
mengecat mengcat
memfitnah mengfitnah
memihak memfihak
menyuplai mensuplai
menatar mentatar
mengundang ngundang
memvonis mengvonis
33
26
http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=158&barcode=
01509501204 Selasa, 1April 2014 jam 11.00 WIB
36
disimpulkan bahwa penggunaan kata baku dan makna kata dalam menulis karangan
pengalaman pribadi pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Kota Tanjungpinang adalah 53,2 tergolong kurang. Penggunaan kata baku pada
siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 96, sudah tergolong amat
baik. Penggunaan makna denotatif pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota
Tanjungpinang rata-rata 61, tergolong sedang. Penggunaan makna konotatif pada
siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 2,8, tergolong kurang sekali.
Dalam kesalahan penggunaan kata baku dan makna kata seluruhnya pada siswa
kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang dalam menulis karangan pengalaman
pribadi adalah 53,2 tergolong kurang.
Adapun perbedaan dengan penelitan yang peneliti teliti adalah tempat,
sumber penelitian, dan makna kata. Peneliti dalam penelitian ini tidak meneliti
makna kata, hanya meneliti ketidakbakuan kata yang digunakan siswa dalam
menulis karya ilmiah berupa laporan perjalanan. Objek penelitian pun berbeda yaitu
penelitian yang sudah dilakukan adalah siswa kelas VII, sementara peneliti objek
penelitiannya adalah laporan perjalanan siswa kelas VIII.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode
penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan
pengetahuan terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif
berasal dari bahasa Latin “deskcriptivus” yang berarti ‘uraian’. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu
metode tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh
1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
Ed. Rev. h. 6
37
38
gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.2
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.3 Menurut Lofland dan Lofland “sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain”.4 Walaupun dikatakan bahwa sumber data di luar kata dan
tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal ini tidak bisa diabaikan. Dilihat dari
segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi
atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan
dokumen resmi.5 Pendapat J. Moleong ini diperkuat pendapat lain yaitu: data
adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang diperoleh di lapangan
sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah dan akademis.6
Dari pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa data adalah hasil
pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta kata-kata ataupun tindakan, dan atau
sumber lain yang berbentuk tulisan. Semua itu bisa dijadikan sebagai kajian
penelitian. Wujud data dalam penelitian ini adalah arsip karya ilmiah berupa
laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta tahun
pelajaran 2013/2014.
2
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskrpftif Kualitatif, (Ciputat: Referensi (GP Press
Group, 2013) Cet. Pertama, h. 10 - 11
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) Ed. Revisi Cet. 14, h. 172
4
Lofland dan Lofland, dalam J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya, 2013) Ed. Revisi, h. 157
5
Ibid. h. 159
6
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Ciputat: Referensi (GP Press
Group, 2013) Cet. Pertama, h. 99
39
7
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Ed.
Rev. h. 93
8
Ibid. h. 332
40
9
Ibid. h. 333
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
Berdirinya SMP Al-Hidayah Lestari mengungkapkan kisah perjuangan dan
perjalanan umat ketika Madrasah Al-Hidayah dibangun oleh H. Muhammad
Shaleh sebagai jawaban dari pertanyaan berbagai lembaga masyarakat. Tepatnya
pada tahun 1965 didirikan sekolah agama (Madrasah Al-Hidayah) menjadi
teramat penting, sejalan dengan tuntutan zaman.
Atas dasar hal tersebut didorong oleh motivasi dan tuntutan dari berbagai
pihak, maka pada tahun 1995 berdirilah SMP Al-Hidayah Lestari yang merupakan
program jangka pendek Yayasan Pendidikan Islam Al- Hidayah Lestari.
Harapan dan cita-cita pendidikan SMP Al-Hidayah Lestari terus
diaktualisasikan sebagai respons langsung terhadap perkembangan, tantangan
perencanaan sistematis dan sistemik serta terpadu melalui perumusan kembali visi
dan misi. Tujuan tersebut, SMP Al-Hidayah Lestari telah melakukan kolaborasi
dan pathnershif dengan lembaga-lembaga lain yang kompeten pada bidangnya.
NIS/NSS/NPSN : 200230/2040163073/20106922
Nama Sekolah : SMP Al-Hidayah
Status : Swasta
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah Lestari
Alamat : Jl. Kana Lestari Blok K/I Lebak Bulus Cilandak Jakarta
Selatan 12440
Akte Yayasan : Nomor : 8 Tahun 2008
Tanggal : 11 Desember 2008
Notaris : NY. TOETY JUNIARTO, SH
Tahun Didirikan : 1985
Tahun Beroperasi : 1986
Akreditasi Sekolah : Jenjang : B
Tanggal : 29 November 2011
41
42
V I S I
Menjadikan Peserta Didik yang Mampu Mengatasi Perubahan Zaman
M I S I
1) Menyelenggarakan pendidikan yang melahirkan lulusan terbaik, beriman,
bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan
komparatif;
2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik dan psikhis agar seimbang antara
kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
yang pada akhirnya dapat melahirkan lulusan terbaik nusa, bangsa, dan
agama;
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan ke-islaman,
teknologi, dan sain serta apresiatif pada kecendrungan globalisasi namun tetap
berpijak pada kepribadian adat ke-Indonesia;
4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik baik dalam bidang keilmuan, skil,
maupun komunikasi global;
5) Senantiasa berusaha melengkapi sumber belajar yang dapat memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk dapat belajar dengan baik, sehingga
sekolah benar-benar merupakan sebagai center for learning;
6) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktivitas
belajar intra maupun ekstrakurikuler.
43
Keadaan Guru
Keadaan Siswa
DATA SISWA
B. Deskripsi Data
Sebelum membuat sebuah laporan perjalanan, siswa terlebih dahulu
melakukan studi wisata ke Bandung dengan tempat wisata atau objek wisatanya
adalah Pusat Penelitian Geologi, Gedung Konferensi Asia Afrika, dan yang
terakhir Bosscha.
Setelah melaksanakan studi wisata siswa diminta untuk membuat sebuah
laporan perjalanan, tetapi sebelum itu siswa terlebih dahulu diingatkan tentang
bagaimana cara membuat sebuah laporan perjalanan. Di dalam pembuatan laporan
tentunya setiap siswa berbeda-beda dalam menyusun kerangka laporan, atau
memaparkan isi laporan tersebut dengan bahasa atau kata-kata yang berbeda pula.
Berdasarkan hasil penelitian, banyak siswa yang belum mengerti dan paham
tentang pembuatan sebuah laporan perjalanan. Banyak dari siswa yang membuat
laporan perjalanan seperti hanya membuat catatan buku harian.
Pada bagian deskripsi data ini, penulis akan menguraikan tentang bagaimana
kesalahan penggunaan kata baku dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa.
Setelah diketahui kesalahannya, data-data tersebut kemudian dianalisis. Hasil
analisis disajikan dalam bentuk wacana deskripsi. Untuk lebih jelasnya mengenai
data kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa
dapat diuraikan satu per satu di bawah ini:
45
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 5 Paragraf Setelah diberi Kata bis seharusnya
pengarahan kami bus.
berangkat menuju bis.
Diperjalanan menuju Kata bis seharusnya
Bosscha bis kami.... bus.
III 5 Paragraf Setelah di beri Kata bis seharusnya
pengarahan kami bus.
berangkat menuju bis.
Diperjalanan menuju Kata bis seharusnya
Bosccha bis kami bus.
berhenti....
IV 6 Paragraf Di perjalanan menuju Kata bis seharusnya
Bosscha bis kami bus.
berhenti di sebuah
rumah makan
V 13 Paragraf Musium ini merupakan Kata Musium
memorabilia seharusnya Museum
Konferensi Asia Afrika.
VI 7 Paragraf Sebelum berangkat Kata bis seharusnya
menuju bis kami bus
berkumpul terlebih
dahulu untuk diberi
bimbingan oleh Kepala
Sekolah.
VII 7 Paragraf Kami berangkat pukul Kata bis seharusnya
06.00, kami berada di bus
bis 3 bersama bapak
Tasrifin sebagai guru
pembimbing
VIII 8 Paragraf Sebelum berangkat Kata bis seharusnya
menuju bis kami bus
berkumpul terlebih
dahulu dilapangan
Jumlah temuan kesalahan 9
46
Tabel 4.1.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
5 Paragraf ...menonton filem
I Kata filem
terjadinya pembentukan
seharusnya film
bumi
III 5 Paragraf ...dan menonton filem Kata filem
terjadinya pembentukan seharusnya film
bumi.
IV 6 Paragraf ...dan menonton filem Kata filem
terjadinya pembentukan seharusnya film
bumi.
Jumlah temuan kesalahan 3
Tabel 4.1.3
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 7 Paragraf ...tempat ini rusak dan Kata direnovasi
harus direnopasi ulang. seaharusnya
direnovasi
V 13 Paragraf Obyek wisata yang Kata obyek
ditawarkan terdiri dari seharusnya objek
wisata belanja, wisata
hiburan, dan wisata
budaya
VI 7 Paragraf ...dan menjadi bagian Kata tehnologi
dari ITB (Institut seharusnya teknologi
Tehnologi Bandung)
Jumlah temuan kesalahan 3
47
Tabel 4.1.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 7 Paragraf Setelah itu kami Kata dipersilahkan
dipersilahkan melihat seharusnya
foto-foto.... dipersilakan
IV 6 Paragraf Saat memasuki ruangan Kata dipersilahkan
kami dipersilahkan seharusnya
duduk.... dipersilakan
Setelah selesai Kata dipersilahkan
mendengarkan seharusnya
penjelasan tentang dipersilakan
sejarah dan fungsi
museum kami
dipersilahkan menuju
ruangan lain
VI 7 Paragraf ...setelah itu kami Kata dipersilahkan
dipersilahkan melihat seharusnya
foto-foto,.... dipersilakan
VIII 8 Paragraf Kami memasuki sebuah Kata dipersilahkan
ruangan disini kami seharusnya
dipersilahkan melihat dipersilakan
tayangan proses terjadi
bumi yang terpampang
didinding dengan layar
bermacam-macam layar
LCD
Kami di sini Kata dipersilahkan
dipersilahkan mencoba seharusnya
alat peraga simulasi dipersilakan
gempa bumi.
Jumlah temuan kesalahan 6
48
Tabel 4.1.5
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 7 Paragraf Setelah puas meliat Kata meliat
museum KAA.... seharusnya melihat
IV 6 Paragraf ...untuk meliat batu Kata meliat
alam dan menonton seharusnya melihat
film terjadinya
pembentukan bumi
Didalam ruangan kami Kata Didalam
meliat bendera-bendera seharusnya di dalam
negara-negara yang (kesalahan yang
tergabung dalam KAA berkaitan dengan
ejaan)
Kata meliat
seharusnya melihat
Setelah puas meliat Kata meliat
museum KAA tepat seharusnya melihat
pukul 13.00 kami
melanjutkan perjalan
menuju Bosscha
V 13 Paragraf Setelah puas meliat Kata meliat
museum KAA tepat seharusnya melihat
pukul 14.00 kami
melanjutkan perjalan
menuju Bosscha.
Jumlah temuan kesalahan 5
Tabel 4.1.6
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan
dengan Ejaan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 5 Paragraf Kegiatan ini di ikuti Kata di ikuti
oleh.... seharusnya diikuti
49
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
Setelah di beri Kata di beri
pengarahan kami seharusnya diberi
berangkat menuju bis Kata bis seharusnya
bus (kesalahan
penggantian huruf
vokal)
...kami melihat benda- Kata disana
benda yang bersejarah seharusnya di sana
disana, seperti patung Kata didinding
dan dokumen-dokumen seharunya di
yang terpajang dinding
didinding museum
Diperjalanan menuju Kata diperjalanan
Bosscha bis kami seharusnya di
berhenti disebuah perjalanan
rumah makan Kata bis seharusnya
Pengkolah untuk makan bus (kesalahan
siang penggantian huruf
vokal)
Kata disebuah
seharusnya di
sebuah
Pusat teropong bintang Kata diatas
itu terletak diatas bukit seharusnya di atas
II 7 Paragraf ...sejarah maupun Kata dikota
rekreasi dikota seharusnya di kota
Bandung
Perang dunia ke II Kata di renovasi
menyebabkan tempat seharusnya
ini rusak dan harus di direnovasi
renovasi
III 5 Paragraf Kami berkumpul Kata disekolah
disekolah pukul seharusnya di
06.00,.... sekolah
Kami menuju ketempat Kata ketempat
wisata yang kedua.... seharusnya ke
tempat
Dimuseum Geologi Kata Dimuseum
kami mengamati benda- seharusnya di
benda seperti,.... museum
...patung-patung dan Kata didinding
dokumen-dokumen seharusnya di
50
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
yang terpajang dinding
didinding museum.
Diperjalanan menju - Kata
Bosccha bis kami Diperjalanan
berhenti disebuah.... seharusnya Di
perjalanan
- Kata disebuah
seharusnya di
sebuah
...dan dijelaskan pula Kata dilangit
benda-benda yang ada seharusnya di langit
dilangit
IV 6 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat pada seharusnya di dalam
buku catatan yang
diberikan panitia
Disana kami diberi Kata disana
waktu 20 menit seharusnya di sana
Disana kami diberi Kata disana
penjelasan tentang seharusnya di sana
dokumen-dokumen
Di museum KAA Kata didepan
banyak sekali tentara seharusnya di depan
yang berjaga didepan
museum
V 13 Paragraf Setelah itu kami Kata disana
menuju ruangan Sayap seharusnya di sana
Timur Lantai 1 disana
diperagakan bagaimana
gempa itu terjadi
...disini adalah salah Kata disini
satu pusat oleh-oleh seharusnya di sini
bagi wisatwan yang
berkunjung ke Bandung
VI 7 Paragraf Proses belajar bagi Kata didalam
siswa/i tidak hanya seharusnya di dalam
dilakukan didalam kelas Kata diluar
saja tetapi dapat juga seharusya di luar
diluar kelas
Disana kami diberi Kata Disana
waktu 20 menit.... seharusnya Di sana
Disana kami Kata Disana
51
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
mendengarkan proses seharusnya di sana
terbentuknya
Konferensi Asia Afrika
Namun setibanya Kata disana
disana ternyata seharusnya di sana
Bosccha sudah tutup
VII 7 Paragraf Kami mampir disini Kata disini
untuk berbelanja oleh- seharusnya di sini
oleh
VIII 8 Paragraf Sebelum berangkat Kata bis seharusnya
menuju bis kami busi
berkumpul terlebih Kata dilapangan
dahulu dilapangan.... seharusnya di
lapangan
Kami memasuki sebuah Kata disini
ruangan disini kami seharusnya di sini
dipersilahkan melihat
tanyangan proses terjadi Kata dipersilahkan
bumi yang terpampang seharusnya
didinding dengan layar dipersilakan
bermacam-macam layar (kesalahan
LCD pembubuhan huruf
konsonan)
Kata didinding
seharusnya di
dinding
Kami disini Kata disini
dipersilahkan mencoba seharusnya di sini
alat peraga simulasi
gempa bumi
Jumlah temuan kesalahan 31
52
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Setelah semuanya rapih Kata rapih
kami berangkat menuju seharusnya rapi
bis. (kesalahan
pembubuhan huruf
konsonan)
Kata bis seharusnya
bus
IV 7 Paragraf Setelah diberi Kata bisnya
pengarahan siswa dan seharusnya busnya
siswi kelas VIII
langsung menuju bisnya
masing-masing.
VIII 7 Paragraf Tepat pukul 06.30 kami Kata bis seharusnya
memasuki bis... bus
Jumlah temuan kesalahan 3
Tabel 4.2.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf ...gedung pertemuan Kata moderen
moderen.... seharusnya modern
Jumlah temuan kesalahan 1
53
Tabel 4.2.3
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
VII 4 Paragraf ...ini telah berdiri sejak kata jaman
jaman penjajahan seharusnya zaman
belanda
VIII 7 Paragraf Obserpatorium Bosscha Kata Obserpatorium
ini berada diatas seharusnya
bukit.... observatorium
Jumlah temuan kesalahan 2
Tabel 4.2.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Kami memasuki salah Kata dipersilahkan
satu ruangan dan seharunya
dipersilahkan duduk.... dipersilakan
...kami dipersilahkan Kata dipersilahkan
menuju ruangan lain.... seharunya
dipersilakan
III 5 Paragraf Kami memasuki salah Kata dipersilahkan
satu ruangan dan seharunya
dipersilahkan duduk.... dipersilakan
VI 4 Paragraf Kami memasuki salah Kata dipersilahkan
satu ruangan dan seharunya
dipersilahkan duduk.... dipersilakan
...kami dipersilahkan Kata dipersilahkan
menuju ruangan lain.... seharunya
dipersilakan
VIII 7 Paragraf Setelak masuk kedalam Kata dipersilahkan
ruangan kami seharunya
dipersilahkan dipersilakan
memasuki....
Jumlah temuan kesalahan 6
54
Tabel 4.2.5
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 7 Paragraf Selesai meliat museum Kata meliat
KAA.... seharunya melihat
VII 7 Paragraf Disana kami diberi Kata meliat
waktu 20 menit untuk seharunya melihat
meliat batu alam....
Selesai meliat museum Kata meliat
KAA tepat pukul 13.00 seharunya melihat
kami melajutkan
perjalan menuju
Bosscha
VIII 7 Paragraf kami diberi waktu 20 Kata meliat
menit untuk meliat batu seharunya melihat
alam dan menonton
film terjadinya gempa
Jumlah temuan kesalahan 4
Tabel 4.2.6
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan
dengan Ejaan
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
I 7 Paragraf Disana kami diberi Kata Disana
waktu 20 menit seharunya Di sana
Disana kami diberi - Kata Disana
penjelasan tentang foto- seharunya Di
foto yang terpampang sana
didinding - Kata didinding
seharusnya di
dinding
...banyak sekali tentara Kata didepan
yang berjaga didepan seharusnya di depan
museum....
55
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
Disana kami diberi Kata Disana
penjelasan tentang seharunya Di sana
dokumen-dokumen,
foto-foto yang Kata didinding
terpampang didinding seharusnya di
museum dinding
Observatorium Bosscha Kata diatas
ini berada diatas seharusnya di atas
bukit....
II 7 Paragraf Tujuan pertama kami Kata disana
yaitu museum Bosccha seharunya di sana
sampai disana pukul
11.35.
Disana kami melihat Kata Disana
macam-macam seharunya Di sana
bintang....
Sampai dirumah makan Kata seharusnya di
pukul 12.55 rumah
Tujuan kedua kami Kata disana
adalah museum seharunya di sana
Geologi, sampai disana
pukul 13.15
...kami dibariskan Kata didepan
didepan museum.... seharusnya di depan
Setelah mendapatkan Kata kedalam
tiket kami masuk seharusnya ke dalam
kedalam museum
Disana kami diberi Kata Disana
pengarahan tentang.... seharunya Di sana
...dan bendera negara Kata didunia
yang ada didunia seharusnya di dunia
III 5 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat pada seharusnya di dalam
buku catatan
Disana kami diberi Kata Disana
penjelasan tentang foto- seharunya Di sana
foto....
... yang terpampang Kata didinding
didinding museum. seharusnya di
dinding.
IV 7 Paragraf Dimuseum ini juga Kata dimuseum
terdapat informasi seharunya di
56
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
mengenai gempa bumi, museum
proses terbentuknya
bumi.
Dimuseum geologi Kata dimuseum
kami melihat-lihat seharunya di
benda-benda seperti, museum
batu granit,
Kurang lebih satu jam Kata ketempat
berlalu kami seharunya ke tempat
melanjutkan perjalanan
ketempat wisata yang
kedua yaitu:
Dimuseum KAA Kata dimuseum
(Konferensi Asia seharunya di
Afrika) kami museum
mendengarkan sejarah
tentang KAA
...kami melihat benda- Kata disana
benda yang bersejarah seharunya di sana
disana seperti foto-
foto....
Di perjalanan menuju Kata disebuah
Bosscha bis kami seharunya di sebuah
berhenti disebuah
rumah makan
Pengkolan
V 15 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat seharusnya di dalam
informasi....
Disana kami diberi Kata disana
waktu.... seharunya di sana
VI 4 Paragraf Sesampainya didalam Kata didalam
kami mencatat.... seharusnya di dalam
Disana kami diberi Kata disana
waktu 20 menit seharunya di sana
Disana kami diberi Kata Disana
penjelasan tentang foto- seharusnya Di sana
foto yang terpampang Kata didinding
didinding seharusnya di
dinding
VII 15 Paragraf ...museum yang Kata dimasa
menyimpan benda- seharunya di masa
57
Jumlah
Paragraf
Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Kelompok dalam
Laporan
benda dimasa purba
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 6 Paragraf Setibanya di musium Kata musium
kami menunggu tiket seharusnya museum
diberikan
58
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
Setalah itu kami Kata bis seharunya
berangkat menuju bis bus
IV 13 Paragraf Setalah itu kami Kata bis seharunya
berangkat menuju bis bus
Tempat yang pertama Kata musium
kali kami kujungi seharusnya museum
musium Geologi
VII 8 Paragraf Teleskup tersebut kata teleskup
memiliki diameter 60 seharusnya teleskop
cm....
Jumlah temuan kesalahan 5
Tabel 4.3.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
II 8 Paragraf ...dan menonton filem Kata filem
terjadinya pembentukan seharusnya film
bumi.
Jumlah temuan kesalahan 1
Tabel 4.3.3
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Laporan
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Perjalanan
I 6 Paragraf Museum ini telah Kata direnopasi
direnopasi dengan dana seharusnya
bantuan dari JICA... direnovasi
Setelah mengalami Kata renopasi
renopasi,.... seharusnya renovasi
III 13 Paragraf Produk lain yang Kata trapo
diekspor adalah alat seharusnya trafo
elektronika seperti
kotak amplifier, trapo,
59
Laporan
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
Perjalanan
dan parabola
...karena pada jaman kata jaman
dulu kota.... seharusnya zaman
V 9 Paragraf Karena pada jaman kata jaman
dulu kota ini dinilai seharusnya zaman
sangat cantik
Jumlah temuan kesalahan 5
Tabel 4.3.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
III 13 Paragraf Kami dipersilahkan Kata dipersilahkan
masuk ke sebuah seharusnya
ruangan yang cukup dipersilakan
luas, didalamnya
banyak sekali kursi.
Kami dipersilahkan
duduk untuk
mendengarkan sejarah
museum ini.
Tabel 4.3.5
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf
Konsonan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
III 13 Paragraf Kami disana hanya bisa Kata meliat-liat
meliat-liat museum dari seharusnya melihat-
luar saja lihat
Didalam ruangan kami Kata meliat
meliat.... seharusnya
melihat....
Jumlah temuan kesalahan 2
Tabel 4.3.6
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan
dengan Ejaan
Jumlah
Paragraf
Kelompok Temuan Kesalahan Hasil Analisis
dalam
Laporan
I 6 Paragraf Pukul 05.30 WIB kami Kata disekolah
berkumpul disekolah seharusnya di
sekolah
museum berada Kata dibawah
dibawah perlindungan seharusnya di bawah
pemerintah....
Digedung ini kami Kata Digedung
dipandu leh seorangg seharusnya Di
petugas dari gedung gedung
KAA
II 8 Paragraf Digedung ini kami Kata Digedung
dipandu oleh seorang seharusnya di
petugas dari gedung gedung
KAA memasuki sebuah
ruangan yang cukup
luas
Tidak banyak aktivitas Kata disini
yang kami lakukan seharusnya di sini
disini....
...maklum pada waktu Kata kesana
61
konsonan h lihat
tebel 4.3.4)
Kata didinding
seharusnya di
dinding
Jumlah temuan kesalahan 18
D. Sistematika Laporan
Laporan merupakan satu bentuk informasi, yang diberikan oleh seseorang
untuk mempertanggungjawabkan sesuatu atau sebuah kegiatan yang
dilakukannya.
Dalam penyusunan laporan aspek isi tercermin dalam penjabaran topik
menjadi subtopik yang terangkum dalam kerangka atau tubuh laporan, sedangkan
aspek kebahasaan tercermin dalam penggunaan diksi, pemakaian kalimat,
penyusunan paragraf, dan aspek simbol tulisan yang meliputi penggunaan ejaan
dan pungtuasi (tanda baca).
Sistematika penulisan laporan perjalanan yang dibuat oleh siswa/siswi SMP
Al-Hidayah hampir seluruhnya (setiap kelompok) sudah memenuhi unsur
sistematika penulisan laporan secara sederhana. Namun untuk sistematika
penulisan laporan secara formal hanya ada beberapa saja yang memenuhi unsur
tersebut.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Guru pembimbing dalam membimbing siswa dalam pembuatan karya tulis
ilmiah hendaknya sungguh-sungguh.
2. Guru bahasa Indonesia di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
dalam keterampilan menulis hendaknya selalu menkoreksi tulisan siswa.
69
70
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2003.
Azman, Nur. dkk. Kamus Standar Bahasa ndonesia. Jakarta: Fokus Media, 2013.
Badudu, J.S. dan Sutan Muhamad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,
2000.
Nababan, Diana. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Kawan Pustaka,
2008.
Sabariyanto, Dirgo. Mengapa Disebut Baku dan Tidak Baku?. Yogyakarta: Mitra
Gama Widya, 1996.
72
Tim Penyusun Pusat kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=158&barcode=01
509501204 Selasa. 1April 2014 jam 11.00 WIB
LAPORAN
PERJALANAN WISATA JAKARTA - BANDUNG
Disusun oleh:
Kelompok III Kelas 8.2
1. Farhan Ramadhan
2. Aliya Putriyanah
3. Andika Aprian
4, Jesicca Utami Dewi
5. Delia Dwi Yulianti
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan Study Tour ini.
Study Touer tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2014 yang
diikuiti oleh kelas VII dan kelas VIII
Kami juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada bapak/ibu Jaenal
Abidin selaku pembimbing, orang tua, BapaMbu guru SMP Al Hidayah Lestari,
dan Raffa Tour yang ikut serta terlibat dalam study tour tersebut, serta semua
pihak yang telah membantu kami sehingga kegiatan Study Tour ini dapat berjalan
dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN ruDUL
KATA PENGANTAR............ ii
DAFTAR ISI............ ..................... iii
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuang Kegiatan I
C. Peserta I
D. Tempat Wisata I
E. Manfaat Laporan Perjalanan 1
B. SARAN a
J
BAB I
PENDAHULUAN
study tour ke Bandung. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas VII dan kelas
VIII dan kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan keinginan siswa SMP Al-
Hidayah khususnya kelas VIII yang ingin mengetahui tempat-tempat atau
obyek wisata yang ada di Bandrurg.
B. Tujuan Kegiatan
Pentingnya diadakan kegiatan study tour ke Bandung untuk menambah
pengetahuan siswa tentang sejarah, teknologi, dan ilmu pengetahuan lain yang
secara ril tidak didapatkan di sekolah.
C. Peserta
Peserta study tour iti adalah kelas VII dan kelas VIII, serta beberapa guru
pembimbing.
D. Tempat Wisata
1. Museum Geologi
2. Museum KAA (Konferensi AsiaAfrika)
3. Pusat Teropong Bintang Boscha
4. Cihampelas
E. Manfaat Laporan Perjalanan
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Mengenalkan siswa dengan kota Bandung.
3. Memberi pengalaman berkunjung ke Bandung.
4. Menambah erat ukhuwah islamiyah antar siswa dan guru.
BAB II
ISI LAPORAN
Pada hari Selasa, l3 Februari 2014 pukul 05.30 kami sudah berkumpul di
sekolah. Sebelum berangkat ke tujuan kami berkumpul untuk berdoa bersama,
dan pemberian arahan dari bapak Kepala Sekolah.
Sekitar pukkul 09.30 kami peserta studi wisata tiba di kota Bandung,
tempat yang pertama kali larqiungi museum Geologk
Sebelum memasuki museum Geologi kami menunggu tiket masuk diberikan
oleh pemandu wisata. Setelah tiket diberikan akhirnya kami masuk ke dalam
museum Geologi. Sesampainyu@*u- kami menc atat padabuku catakn yang
diberikan panitia tentang apa saja informasi yang ada di museum Geologi.@ana
kami diberi waktu 20 menit untuk melihat batu alam dan menonton film
terj adinya pembentukan bumi.
Setelah puas melihat museum KAA tepat pukul 13.00 kami rnelanjutkan
perjalan menuju Boscha. Di perjalanan menuju Boscha bus kami berhenti di
sebuah rumah makan. Kami beristirahat sambil makan siang. Selesai makan kami
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumny a dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
l. Study Tour atau Karya Wisata ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
Disusun oleh:
Kelompok III Kelas 8.1
1. Amelia Eka Putri
2. Daffa Nabila Desiana
3. Fatzal Nur Alim
4. Julia Maliha
5. Muhammad Fathur Rahman
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuniaNya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan Study Tour Kelas
VIII ke Bandung Tahun Pelajaran 201312014.
Dalam laporan ini kami akan menjelaskan tentang perjalanan dan kegiatan
serta tempat yang menjadi tujuan Study Tour. Melalui laporan ini juga kami akan
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN ruDUL
KATA PENGANTAR............
DAFTAR ISI ............
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalatr
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Laporan Perjalanan Wisata
E. Manfaat Laporan Perjalanan Wisata
C. Boscha 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB I
PENDAHULUAN
B. Museum KAA
Setelah dari muesum Geologi, kami melanjutkan perjalan menujuplempatlwisata
yang kedua yaitu rruseum KAA (Konferensi Asia Afrika). Saat tiballggleuml
KAA kami langsung masuk museum. Di sana kamilmehatlsebuah patung
Soekarno yang sedang berpidato. Kami mendengarkan sejarah tentang KAA di
sebuah numgan yang disampaikan oleh pemandu museum KAA. Museum KAA
adalah tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika yang dulu dikenal dengan
Gedung Merdeka Bandung. Di sinilah sebanyak 29 negara melaksanakan
konferensi tersebut dengan membentuk tiga komite, yaitu Komite Politik, Komite
Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Dalam konferensi ini menghasilkan Dasasila
Bandung, yang kemudian menjadi pedornan bagi bangsa-bangsa Asia Afrika
daiam menggalang solidaritas dan kerjasama internasional.
Setelah mendengarkan sejarah tentang KAA kami melihat benda-benda yang
bersejarah di sana seperti foto-foto, patung-patung dan dokumen-dokumen yang
terpaj ang[i dirullgg[museum.
C. Boscha
Setelah dari museum KAA kami melanjutkan perjalan menuju Boscha pusat
teropong bintang.
Pg!@ggtmenuju noscha[is fcami berhenti disebuah rumah
makan Pengkolan untuk makan
siang. selesai makan kami melanjutkan
perjalaan
kembali menuju Boscha. Pusat teropong
bintang tertua di Indonesia, letaknya
di
atas bukit. Di sana kami dibawa
ke daram ruangan yang sederhana dan
di sana
terdapat monitor. Kami mendapatkan
penjerasan mengenai teropong
cara menggunakannya, dan dijelaskan
, bagaimana
pura benda_benda yang ada
setelah mendapatkan penjelasan lailangitJ
mengenai Bosch4 kami keruar ruangan
unhrk
berfoto-foto sambil melepaskan lelah
setelah berjalan dengan jalanan yang
menanjak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan Karya wisata ini peserta dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
4
Daftar Pustaka
Disusun oleh:
KelompoklV Kelas 8.3
1. Ayu Canita
2, Azrzah Suriyah Ningsih
3. Dzaki Indra Saputra
4. Djunaidi Abdullah
5. Fadhli Dzil Ikram
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karenaberkat nhmat dan
karunia-Nya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan ke Bandung Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Melalui laporan ini kami akan menjelaskan hasil perjalanan study tour
Jakarta-Bandung yang telah kami laksanakan dengan baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.........
MOTTO ........ ii
KATA PENGANTAR............ ....... iii
DAFTAR ISI............ ..................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan Kegiatan I
C. Peserta I
D. Tempat 1
E. Wakfu I
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
D. Waktu
Kunjungan dilaksanakan hanya satu hari yaitu hari Selasa, 18 Februari 2014.
E. Tempat
Tempat yang dikunjungi berwisata adalah:
l. Museum Geologi
2. Gedung KAA (Konferensi Asia Afrika)
3. Teropong Bintang Bosccha
BAB II
ISI LAPORAN
Museum KAA Konferensi Asia Afrika). Gedung Merdeka yangg terletak di Jalan
Asia Afrika Bandung. Museum KAA pertama kali digunakan oleh perkumpulan
orang-orang Eropa pada tahun 1895 dengan nama Societeit Concordia. Pada tahun
lgzl,gedung tersebut dibangun menjacii gedung pertemuan modern oleh perancang
c.P. wolff Schoemaker dengan gaya Art Deco, yang berfungsi sebagai tempat
rekreasi' Tahun 7940, dilakukan pembenahan agar lebih menarik oleh perancang
A.F. Albers dengan gaya arsitetur intemasional.
/^/\
(ni/"@
\-'i---..-.----
ini kami dipandu oleh seorang perugas dari gedung KAA memasuki
sebuah ruangan yang cukup luas. Di sana kami diberi pengarahan tentang sejarah
terbentuknya KAA. Kurang lebih 30 menit kami diberi pengarahan, setelah itu kami
dipersilakan melihat foto-foto, dokumen-dokumen yang ada di museum.
C. Boscha
Tepat pukul 13.00 kami melanjutkan perjalan menuju Boscha. Di perjalanan
menuju Boscha bus kami berhenti di sebuah rumah makan. Kami beristirahat
sambil makan. Selesai makan kami melanjutkan perjalaan kembali menuju Boscha.
Boscha adalah teropong bintang yang ada di Bandung tepatrya di sebelatr
utara Lembang sekitar 15 km dari pusat kota Bandung. Teropong bintang Boscha
sering dikenal juga dengan Teropong bintang Lembang.
Tempat ini memiliki hawa yang sejuk, lokasinya yang cukup tinggi dengan luas
area 6 hektar berada di ketinggian 1310 m dari permukaan laut menjadikan tempat
cocok sebagai tempat untuk mengamati benda langit. Sejak tahun 2004 teropong
bintang Bosccha resmi dijadikan cagar budaya berdasar UU Nomor 211992 tentang
Benda Cagar Budaya oleh pemerintah. Pada tahun 2008 tempat ini ditetapkan
pemerintah sebagai salah satu objek pital nasional yang perlu diamankan.
satu pusat oleh-oleh bagi wisatawair yang berkunjung ke Bandung. Kami mampir
di sini diberi waktu sekitar satu jam untuk berbelanja. Setelah kami puas
berbelanj4 kami melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Tiba kembali di jakarta
kurang lebih pukul 21.30 wib.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapar ditarik dmi laporan ini adalah setiap siswa itu
membutuhkan rekreasi, siswa tidak bisa ditekankan rmtuk terus menerus
belajar karena naati dapat membuat siswa shess- study Tour ini memang
cocok untuk anak anak kelas VIII disamping sebagai wahana rekreasi rlan
menambahpengalaman, siswa jnga bisa mengetahui hal-hal yang baru tentang
i}nu pengetahuan.
B. Saran
saran yang dapat saya sampaikan adalah s€moga obyek wisata pada
Study Tour tahun depan itu ditambah agar para siswa memperoleh lebih
banyak lagi pengalaman dan juga pengetahuan.
Daftar Pustaka
http:i/id.wikipedia.org/wiki/I(ota Bandung
http :/iid.wikipedia. org/wikilGedung_Merdeka
ADE MIFTAHUDIN, nama kecil Ade, lahir di Saketi
Kabupaten Pandenglang, 18 Agustus 1975 dari pasangan
Suprani dan Juriah binti Rukiah. Lulus Sekolah Dasar
Negeri Talun (1998), melanjutkan sekolah di MTs. Miftahul
Afkar Cisata (1992), kemudian mengenyam pendidikan di
Pesantren Salafiah dari tahun 1992 sampai dengan 1994
lebih kurang selama dua tahun. Pemuda berusia 38 tahun ini
merantau ke Jakarta tahun 1995 dengan pekerjaan tidak
tetap, sampai akhirnya bekerja di SMK YANUSA, yang pada waktu itu masih SMEA
YANUSA. Setelah itu menyelesaikan sekolah jenjang SLTA di SMK YANUSA (2002).
Menikah tahun 2009 dengan LIA SEPTIANI, mempunyai buah hati KHILLANY
RAFIQ AYIMAN (2 Tahun).
Pengalaman bekerja, Bekerja di SMK YANUSA dari tahun 1995 sampai dengan
sekarang sebagai Tata Usaha, menjadi guru di MTs. dan SMP YANUSA dari tahun
2004 sampai dengan sekarang, mengajar di SMP AL HIDAYAH dari tahun 2012
sampai dengan sekarang, Sebagai Kepala Laboratorium Komputer di SMP Pelita
Harapan 2013 sampai sekarang.
Anak ke-3 dari tujuh bersaudara ini berminat terhadap dunia pendidikan
memang sudah dari kecil, karena orang tua terutama bapak adalah seorang guru.
Ketertarikannya ke dalam dunia pendidikan pemuda ini melanjutkan setudinya di
Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta, sampai akhirnya pemuda ini
menyelesaikan studinya meraih gelar S-1 dengan judul skripsi “Analisis Kesalahan
Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas
VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta diselesaikan pada tahun 2014 ini.