Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : suatu keadaan
dimana seseorang mengalami kerusakan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (
kegiatan hidup sendiri ).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan jiwa DPD
2. Untuk menentukan diagnosa pada pasien dengan gangguan jiwa DPD
3. Untuk menentukan intervensi pada pasien dengan gangguan jiwa DPD
4. Untuk melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa DPD

BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN. T
DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pengkajian dilakukan pada hari kamis pada tanggal 19 agustus 2010 pada pukul 16.00
WIB di RSUD Bandung, pada saat datang ke RS pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit
berpakaian, dan merasa depresi. pasien mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah seperti
orang yang depresi. tidak mau mandi selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor, tidak sikatt
gigi, rambut acak-acakan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a) Identitas pasien
Nama klien : Tn. T
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. S. NANO BANDUNG
b) Identitas penanggung jawab
Nama klien : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. S. NANO BANDUNG
Hubungan dengan klien : Istri
c) Identitas rumah sakit
Tanggal masuk : 19 Agustus 2010
Ruang : Kamboja
DX. Medis : Defisit Perawatan Diri
No. RM : 21089
2. Alasan masuk
Keluarga klien mengatakan pasien pendiam, terlihat depresi, sulit berpakaian, tidak mau mandi
selama 3 hari, badan bau.

3. Faktor predisposisi
a. Riwayat penyakit sekarang
pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa depresi. pasien
mengatakan sulit untuk berfikir dan bertingkah seperti orang yang depresi. tidak mau mandi
selama 3 hari, badan bau dan tampak kotor.
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat klien kelas 3 SMA
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
4. Pemeriksaan fisik
a. Survei umum
Tanda - tanda vital :
TD = 120/80 mmHg,
N = 70 x/mnt,
S = 37, 2 °C dan
RR = 18 x/mnt.
Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala, leher
Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada saat dipalpasi tidak
terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.
2) Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
3) Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. Y dapat menjawab pertanyaan perawat,
telinga kotor

4) Hidung
Hidung Tn. Y simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.
5) Mulut
Bibir Tn. Y simetris, gigi Tn. Y kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
6) Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor kulit kering
7) Dada
a. Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
b. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak ada luka memar
c. Ekstremitas:
Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,
Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk berjalan, terdapat luka di kaki
kiri pasien.
d. Genetalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang kateter
5. Psikososial

a. nogram
Keteran
gan :

Peremp
uan

Laki-
laki
garis keturunan

Meninggal tinggal serumah

b. Pola istirahat dan tidur


Sebelum masuk RS : pasien tidak mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur
sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00 WIB – 15.00 WIB dan 7 jam pada malam hari dari
jam 22.00 WIB – 05.00 WIB
Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri, pasien di RS tidur
sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB – 15.00 WIB dan 5 jam pada malam hari dari
jam 24.00 WIB – 05.00 WIB.
c. Pola Persepsi dan Kognitif
Pendengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan, pasien masih bisa mendengar
dan melihat dengan jelas, pasien kurang mampu berkomunikasi dengan lancar.
d. Pola persepsi dan konsep diri
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu halusinasi
pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu.
e. Pola Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung keluarga.
f. Pola reproduksi dan seksual
Selama pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai 1 orang anak. Selama di RS pasien tidak
pernah melakukan hubungan seksual lagi.
g. Pola Kooping Terhadap Strees
Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menyembunyikannya
h. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa melakuka shalat, setelah sakit,
klien tidak bisa shalat
6. Status Mental
a) Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b) Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah dimengerti. Namun klien
tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.
c) Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan sering menghabiskan
waktunya ditempat tidur.
d) Afek dan Emosi
 Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
 Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah lagi dijenguk
keluarganya.
e) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam menjawab pertanyaan
perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa pertanyaan kepada klien, tingkat
konsentrasi klien baik, ditandai dengan ketika wawancara, klien terfokus kepada perawat. Selain
itu klien tidak memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f) Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga mengatakan merasa
sedih dan marah karena gagal menikah.
g) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat, terbukti dengan
klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit. Orientasi waktu klien baik di buktikan
dengan klien mengetahui hari dan tanggal.
h) Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien mengalami gangguan
mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan dengan klien masih ingat ketika dibawa ke
rumah sakit dan nama perawat yang setiap hari merawatnya.

i) Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana dibuktikan dengan
klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan sebaliknya dari 10-1.
j) Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat diberi pilihan
mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien memilih makan setelah mandi.
k) Daya tilik diri
Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa saya diberi obat
yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mampu memenuhi kebutuhan mandi, ganti pakaian, personal hygine, makan dan minum
secara mandiri, sedangkan untuk kebutuhan lainnya seperti keamanan, perawatan kesehatan,
pakaian, transportasi, tempat tinggal, keuangan dan lain-lain belum dapat dipenuhi secara
mandiri.
8. Mekanisme Koping
Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah tersebut, dan
jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi dengan orang lain.
Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
10. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi obat yang
efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, klien juga mengatakan saat
dirumah pernah diberi obat, namun klien malas untuk meminum obat tersebut karena akan
membuatnya

B. ANALISA DATA
Hari/tgl/jam No. Masalah
Data Fokus Paraf
DX keperawatan
Kamis, 1. DS: Defisit perawatan
19 agustus  Klien mengatakan malas untuk mandi, diri
2010 DO:.
16.00 WIB  Keadaan pasien tampak bau
 Klien tampak rambut acak-acakan
 Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir
rambut dan sulit ganti pakaian
Kamis, 2. DS Penurunan
19 agustus  Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau kemampuan dan
2010 ganti baju motivasi merawat
16.00 WIB DO diri
 Apatis, ekspresi sedih, selalu menyendiri,
komunikasi kurang,

C. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial
D. POHON MASALAH
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Defisitperawatan diri E.

Isolasi sosial
F. INTERVENSI
Rencana tindakan
DX. Kep.
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep.
Defisit TUM: - Klien mampu menjaga SP I :
Perawatan Klien mampu melakukan kebersihan diri secara1. Identifikasi masalah pera-watan2.
Diri perawatan diri: higiene. mandiri diri: kebersihan diri, berdandan, t
TUK I : makan/minum, BAK/BAB 3.
- Klien mampu menyebut-
- Klien dapat menyebutkan
kan pengertian dan2. Jelaskan pentingnya kebersi-han k
pengertian dan
tanda-tanda kebersihan diri diri 4. M
tanda- tanda kebersihan
- Klien dapat mengetahui3. Jelaskan cara dan alat p
diri
pentingnya kebersihan diri kebersihan diri d
- Klien dapat mengetahui
4. Latih cara menjaga kebersihan5.
pentingnya kebersihan diri
diri: mandi dan ganti pakaian, k
- Klien dapat mengetahui
sikat gigi, cuci rambut, potong
bagaimana cara menjaga
kuku
kebersihan diri.
5. Masukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan mandi, sikat gigi
(2x sehari), cuci rambut (2x
perminggu), potong kuku (1x
perminggu).
TUK II : Klien dapat Klien mampu mengganti SP II :
berdandan secara mandiri baju secara rutin, menyisir1. Evaluasi kegiatan kebersi-han1.
rambut dan memotong diri. Beri pujian. d
kuku. r
2. Jelaskan cara dan alat untuk k
berdandan. 2. M
3. Latih cara berdandan setelah b
kebersihan diri: sisiran, rias d
muka untuk perempuan; sisiran,3.
cukuran untuk pria. m
4. Masukan pada jadwal kegiatan4.
untuk kebersihan diri dan k
berdandan.
G. CATATAN PERKEMBANGAN
SP I :
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Saat ditanya, klien mengatakan akan
- Klien mengatakan malas untuk mandi dan menjaga kebersihan dirinya.
berdandan, merasa lebih nyaman dengan kondisi
seperti ini ( tidak mau mandi). O : - Penampilan klien terlihat lebih rapi
- Klien menjawab pertanyaan perawat
- Bila diminta mandi klien marah-marah, klien
tentang cara menjaga kebersihan.
tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu,
kuku panjang dan hitam, kulit kotor, tampak
A : Defisit perawatan diri belum teratasi
malas untuk menyisir rambut dan ganti pakaian
harus disuruh petugas P : Anjurkan klien untuk menjaga
DIAGNOSA : kebersihan dirinya
Defisit perawatan diri
THERAPHY :
1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri:
kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAK/BAB.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga
kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.
5. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
RTL :
1. Bantu klien cara membersihkan dirinya
2. Ajarkan cara berdandan pada diri klien

SP II:

IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau mandi
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau sikat gigi, dan sikat gigi
tidak menyisir rambut, tidak mau ganti baju, tidak
mau memotong kuku. O : - Klien tampak lebih bersih
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak acak- - Rambut klien terlihat rapi, dan
tidak kotor
acakan, kuku klien panjang dan kotor.
DIAGNOSA : A : Gangguan berdandan pada diri
Defisit perawatan diri klien (-)
THERAPHY :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien P : - Menganjurkan klien untuk
2. Menjelaskan cara berdandan memasukkan dalam jadwal harian
3. Membantu klien mempraktekkan cara berdandan - Berikan reinforcement atas
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal usaha yang klien lakukan
kegiatan harian
RTL :
Ajarkan klien bagaiman cara memenuhi kebutuhan
makan minum yang baik

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. T dengan gangguan defisit perawatan
diri, maka dapat disimpulkan :
1. Pengkajian yang dilakukan tanggal 19 AGUSTUS 2010 klien dengan diagnosa keperawatan
defisit perawatan diri, diperoleh data subjektif klien mengatakan malas mandi dan keramas
jika rambutnya bau, jarang menyisir rambut
Data obyektifnya penampilan klien tidak terawat, rambut klien terlihat kotor dan tercium bau
kurang enak,
3. Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada klien adalah : defisit perawatan diri.
4. Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien dengan defisit
perawatan diri adalah membina hubungan saling percaya, klien mampu menjelaskan
pentingnya perawatan diri, klien dapat melaksanakan cara makan, mandi, berhias, toileting
dengan benar, mandiri dan memasukan dalam kegiatan harian klien.
5. Implementasi pada klien dengan defisit perawatan diri yaitu mendiskusikan pentingnya
perawatan diri, mengajarkan klien makan, mandi, berhias, toileting dengan benar dan
mandiri, mengajarkan klien untuk memasukan ke jadwal kegiatan harian.
6. Evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri adalah masalah teratasi sebagian, ini
dikarenakan klien masih belum mampu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri dan
teratur.

Anda mungkin juga menyukai