Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUTANG JANGKA PANJANG : OBLIGASI

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Liabilitas dan Ekuitas
semester 3

Oleh :

Ghaniy Muharam B.231.17.0219


Emeraldin Dinnar K. B.231.17.0220
Resi Dwi Ramadhani B.231.17.0223
Winda Puspitasari B.231.17.0225
Endar Safitri B.231.17.0226
Anisa Fullu Azka B.231.17.0230
Laelatul Maulida R. B.231.17.0231
Tika Kurniati B.231.17.0247
Silviana Puryanti B.231.17.0250
Firda Annisa R. B.231.17.0251
Syehmiaji Angga N. B.231.17.0256
Mahta Ika Yunita B.231.17.0033
Aprilius Wahyu Adriadi B.231.18.0007

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Judul utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-
utang yangpelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau
akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari sumber aktiva lancar. utang
jangka panjang juga sering disebut sebagai debt-financing, artinya kegiatan
pendanaan yang dilakukan dengan cara meminjam atau berutang. Dan akan
dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti
peralatan, gedung, tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang,
dan sebagainya.
Utang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu utang hipotik dan
obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian, pemahan dan cara
mengerjakan yang berbeda satu sama lain. Utang jangka panjang biasanya timbul
karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikan
jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk
melunasi utang-utang yang lain.
Ada banyak instrument investasi yang tersedia di pasaran saat ini, namun
pada umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana dan Valuta
Asing. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu
lembaga dengan nilai nominal (nilai nominal/par value) dan waktu jatuh tempo
tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta, BUMN, atau pemerintah baik
pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan
di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat
bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi. Berinvestasi dalam obligasi
mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi,
Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala biasanya setiap 3
bulan, 6 bulan, atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai mekanisme serta hal – hal yang berkaitan dengan obligasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1) Mengapa obligasi diterbitkan?
2) Apa saja jenis – jenis obligasi?
3) Bagaimana posedur penerbitan obligasi dalam berbagai situasi?
4) Bagaimana prosedur dalam perdagangan obligasi dan menentukan nilai pasar?

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dituliskan tujuan dari makalah ini
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui alasan obligasi diterbitkan,
b. Untuk mengetahui jenis – jenis obligasi,
c. Untuk memahami bagaimana posedur penerbitan obligasi dalam berbagai
situasi, dan
d.Untuk memahami prosedur dalam perdagangan obligasi dan menentukan nilai
pasarnya.

1.4 Ruang Lingkup Masalah


Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dasar - dasar obligsi yang terdiri
dari alasan mengapa obligasi diterbitkan, jenis - jenis obligasi, prosedur
penerbitan obligasi, perdagangan dan nilai pasar obligasi. Selain itu juga akan
dibahas mengenai penerbitan obligasi pada nilai nominal, dengan diskonto, dan
dengan premi.
BAB II
PEMBAHASAN AKUNTANSI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
(OBLIGASI)
Kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban perusahaan yang jatuh
temponya lebih dari satu periode akuntansi, yang akan dilunasi dengan
menggunakan sumber-sumber yang bukan digolongkan sebagai aktiva lancar.
Utang jangka panjang ini, umumnya dibutuhkan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana strategis
perusahaan, misalnya ; penambahan modal kerja permanen, pembelian mesin-
mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi, afiliasi, pelunasan utang
jangka panjang lain yang segera jatuh tempo, dll.
Utang jangka panjang, dapat berupa :
a. Utang Obligasi (Bond Payable)
b. Utang Hipotik (Mortgage Notes Payable) suatu jenis pinjaman (utang)
jangka panjang dengan jaminan benda-bemda tidak bergerak
c. Wesel Bayar Jangka Panjang (Long Term Notes)
d. Utang Sewa (Rent Payable)
e. Perjanjian-perjanjian dengan pembayaran angsuran (Installment Payment
Contract)

2.1 Dasar – dasar Obligasi


Obligasi (bonds) merupakan bentuk wesel bayar berbunga. Obligasi
diterbitkan oleh perusahaan, universitas, dan lembaga pemerintah. Obligasi,
seperti saham biasa, dijual dalam satuan kecil (misalnya dalam hitungan lima
belas ribu rupiah atau kelipatan lima belas rupiah). Hal tersebut dilakukan untuk
menarik minat investor.
2.1.1 Mengapa Obligasi Diterbitkan?
Sebuah perusahaan dapat menggunakan pendanaan jangka panjang selain
obligasi, seperti wesel bayar dan sewa. Untuk pendanaan yang lain tersebut
perusahaan perlu menemukan seseorang, perusahaan, atau lembaga keuangan
yang berkenan memberikan dana yang dibutuhkan. Wesel bayar dan sewa jarang
dapat memenuhi kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan untuk pengembangan
pabrik dan beberapa proyek seperti pembangunan gedung baru. Untuk
memperoleh jumlah yang besar dari modal jangka panjang, menejemen
perusahaan biasanya memutuskan untuk menerbitkan saham biasa (pendanaan
ekuitas) atau obligasi.
Dari sudut pandang perusahaan, pendanaan jangka panjang melalui obligasi
memberikan keunggulan dibandingkan saham biasa.
Keunggulan pendanaan obligasi dibandingkan saham biasa yaitu sebagai
berikut.
a) Kendali pemegang saham tidak berpengaruh
Pemegang obligasi tidak memiliki hak suara, pemilik (pemegang saham) tetap
memiliki kendali penuh atas perusahaan.
b) Adanya penghematan dari sisi pajak
Bunga obligasi bias mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar, sedangkan
dividen pada saham tidak.
c) Laba per saham akan lebih tinggi
Meskipun beban bunga obligasi mengurangi laba bersih, laba per saham pada
saham biasa akan menjadi lebih besar dengan pendanaan melalui obligasi karena
tidak ada tambahan saham biasa yang diterbitkan.
Untuk mengilustrasikan pengaruh potensial terhadap laba per saham ,
asumsikan bahwa PT Makmur sedang mempertimbangkan dua rencana untuk
pendanaan konstruksi pabrik baru sebesar $ 5.000.000. Rencana A meliputi
penerbitan 200.000 lembar saham biasa dengan harga pasar saat ini sebesar $
25 per lembar.Rencana B meliputi penerbitan obligasi $ 5.000.000, nominal 8
%.Laba sebelum bunga dan pajak pada pabrik baru sebesar $ 1.500.000.Pajak
penghasilan diperkirakan sebesar 30%.Perusahaan tersebut saat ini memiliki
100.000 saham biasa yang beredar.Pengaruh alternatif terhadap laba per saham
ditunjukkan sebagai berikut.
Rencana A Rencana B Penerbitan
Penerbitan Obligasi
Saham
Laba sebelum bunga dan $ 1.500.000 $ 1.500.000
pajak --- 400.000
Bunga (8 % × $ 5.000.000)
Laba Sebelum Pajak 1.500.000 1.100.000

Beban pajak penghasilan 450.000 330.000

30%)
1.050.000 770.000
Laba Bersih
300.000 100.000
Saham Beredar
$3,50 $7,70
Laba per Saham

Perharikan bahwa laba bersih untuk penerbitan obligasi lebih kecil. Namun,
laba per saham untuk penerbitan obligasi akan lebih tinggi karena jumlah saham
yang beredar lebih sedikit.
Kelemahan utama akibat penggunaan obligasi adalah bunga harus dibayar
secara periodic dan nilai pokok (nilai nominal) dari obligasi harus dibayar pada
saat jatuh tempo.

2.1.2 Jenis- jenis Obligasi


· Obligasi dengan Jaminan dan Obligasi Tanpa Jaminan
Obligasi dengan jaminan (secured bond) memiliki asset khusus untuk
dijadikan jaminan atas penerbitan obligasi tersebut. Sebagai contoh, obligasi
dengan jaminan sebuah real estat disebut obligasi hipotek (mortgage
bond). Obligasi yang dijamin dengan asset khusus yang disisihkan untuk melunasi
obligasi itu disebut obligasi dana pelunasan(sinking fund bond). Obligasi tanpa
jaminan (unsecured bond) diterbitkan melalui kredit umum peminjam. Obligasi
tersebut, yang dinamakan obligasi debentur (debenture bond),digunakan oleh
perusahaan besar yang memiliki peringkat kredit yang baik. Sebagai contoh,
dalam laporan tahunan baru-baru ini, DuPont melaporkan lebih dari $2 miliar
obligasi debenture yang beredar.
· Obligasi Berjangka dan Obligasi Berseri
Obligasi yang jatuh tempo pada waktu yang bersamaan di masa mendatang
disebut obligasi berjangka (term bond). Sebaliknya, obligasi yang jatuh tempo
pada waktu yang berbeda (secara berangsur-angsur) disebut obligasi berseri (serial
bond). Sebagai contoh, obligasi debenture Caterpillar Inc. yang jatuh tempo dalam
tahun 2007 merupakan obligasi berjangka. Obligasi debenture Caterpillar Inc.
yang jatuh tempo dalam tahun 2004 dan 2007 merupakan obligasi berseri (jatuh
tempo secara tahunan).
Obligasi Atas Nama dan Obligasi Atas Unjuk
Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik disebut obligasi atas nama
(registered bond). Pembayaran bunga pada obligasi atas nama dilakukan dengan
memeriksa catatan pemegang obligasi. Obligasi yang bukan atas nama disebut
obligasi atas unjuk (bearer (coupon) bond). Pemegang obligasi atas unjuk harus
mengirim kupon untuk menerima pembayaran bunga. Kupon obligasi dapat
dipindahkan langsung ke pihak lain. Sebaliknya, pemindahan kepemilikan
obligasi atas nama mengharuskan pembatalan obligasi oleh perusahaan dan
penerbitan obligasi baru. Kebanyakan obligasi yang diterbitkan saat ini adalah
obligasi atas nama.
Obligasi Konvertibel dan Obligasi yang Dapat Ditarik
Obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham umum berdasarkan pilihan
dari pemegang obligasi disebut obligasi yang dapat
dikonversi (konvertibel) (convertible bond). Adanya fitur konversi inilah yang
secara umum dapat menarik pembeli obligasi. Obligasi yang dapat ditarik kembali
oleh perusahaan sebelum jatuh tempo disebut obligasi yang dapat ditarik (callable
bond).

2.1.3 Posedur Penerbitan Obligasi


Undang-undang menjamin kekuasaan perusahaan untuk menerbitkan
obligasi. Dalam perusahaan, diperlukan persetujuan baik dari pemegang saham
maupun dewan direksi. Dalam otorisasi penerbitan obligasi, dewan direksi harus
menetapkan jumlah obligasi yang akan diotorisasi, total nilai nominal, dan suku
bunga kontrak. Total obligasi yang diotorisasi sering kali melebihi jumlah obligasi
pada saat pertama kali diterbitkan. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas di masa depan.
Nilai nominal (face value) merupakan jumlah pokok yang harus dibayar
oleh pihak yang menerbitkan obligasi pada tanggal jatuh tempo. Suku bunga
kontrak(contractual interest rate), sering kali disebut sebagai suku bunga yang
dinyatakan(stated rate), merupakan suku bunga yang digunakan untuk
menentukan jumlah bunga tunai yang harus peminjam bayar dan investor terima.
Biasanya suku bunga kontrak ditetapkan sebagai suku bunga tahunan. Bunga
umumnya dibayar setiap enam bulan sekali.
Perusahaan yang menerbitkan obligasi harus menandatangani kontrak, yang
dikenal sebagai bond indenture. Dalam kontrak tersebut dijelaskan hak pemegang
obligasi dan wali amanatnya, serta disebutkan pula kewajiban dari perusahaan
yang menerbitkan obligasi tersebut. Wali amanat (umumnya lembaga keuangan)
menyimpan catatan dari masing-masing pemegang obligasi, menyimpan obligasi
yang belum diterbitkan, dan memegang hak tertentu dari property yang
dijaminkan.
Setelah bond indenture selesai dibuat, sertifikat obligasi (bond certificates)
dicetak. Bond indenture dan sertifikat merupakan dokumen yang terpisah.
Sertifikat obligasi memberikan informasi sepert: nama penerbit, nilai nominal,
suku bunga kontrak, dan tanggal jatuh tempo. Obligasi pada umumnya dijual
melalui perusahaan investasi yang memang khusus menjual sekuritas.

2.1.4 Perdagangan Obligasi


Obligasi perusahaan, seperti modal saham, diperdagangkan di bursa
efek. Oleh karena itu, pemegang obligasi memiliki peluang untuk mengonversi
(mengubah) kepemilikan mereka menjadi kas kapan pun dengan menjual
obligasinya pada harga pasar saat ini.
Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar
nominalnya. Besarnya harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi,
semakin besar bunganya, harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya. Misalnya
obligasi $ 1.000 dengan harga yang dinyatakan pada 97 berarti bahwa harga
penjualan obligasi adalah 97% dari nilai nominal atau seharga $970
Transaksi yang terjadi antara pemegang saham obligasi dan investor lainnya
tidak dijurnal dalam pembukuan perusahaan yang menerbitkan
obligasi.Pencatatan hanya dilakukan pada saat obligasi diterbitkan atau ditarik
kembali dan pada saat pemegang obligasi mengonversikan obligasi menjadi
saham biasa.

2.1.5 Menentukan Nilai Pasar Obligasi


Jika Anda seorang investor yang ingin membeli obligasi, bagaimana
menentukan berapa harga yang harus dibayar? Untuk lebih jelasnya, asumsikan
bahwa PT Merdeka menerbitkan obligasi berbunga nol (tidak ada bunga) dengan
nilai nominal Rp 12.000.000 dan jatung tempo 20 tahun. Untuk obligasi ini,
jumlah yang akan Anda terima adalah dua belas juta rupiah pada 20 tahun
kemudian. Maukah Anda membayar dua belas juta rupiah untuk obligasi ini?
Tentu saja tidak. Dua belas juta rupiah yang diterima 20 tahun dari sekarang tidak
akan sama dengan dua belas juta rupiah yang diterima hari ini. Hal ini berkaitan
dengan konsep nilai waktu dari uang. Jika Anda memiliki uang sebesar dua belas
juta rupiah hari ini kemudian Anda menginvestasikannya maka Anda akan
memperoleh bunga sehingga pada akhir 20 tahun mendatang , Anda akan
memiliki lebih dari dua belas juta rupiah. Dengan kata lain, Anda sebaiknya
menentukan berapa banyak yang harus diinvestasikan hari ini dengan suku bunga
yang berlaku untuk mendapatkan dua belas juta rupiah dalam 20 tahun ke depan.
Jumlah tersebut yang harus diinvestasikan hari ini dengan suku bunga yang
berlaku pada periode tertentu disebut nilai sekarang.Adapun suku bunga pasar
adalah suku bunga yang dikehendaki investor dalam meminjamkan dana.

2.2 Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi


Obligasi dapat diterbitkan pada nilai nominal, di bawah nilai nominal (dengan
diskonto atau disagio), atau di atas nilai nominal (dengan premi atau agio).
2.2.1 Penerbitan Obligasi Pada Nilai Nominal
Apabila obligasi diterbitkan pada tanggal pembayaran bunga nilai nominal
maka tidak ada bunga akrual dan premi yang diakui.Ayat jurnalpun dibuat untuk
mencatat hasil kas dan nilai nominal obligasi tersebut. Contoh:
Jika obligasi berjangka 10 tahun nilai nominal $8.000 sebanyak 100 lembar,
Tertanggal 1 januari 2011, dan membayar suku bunga tahunan sebesar 10% secara
setengah tahunan, tanggal 1 januari dan 1 juli. Diterbitkan pada tanggal 1 Januari
pada tanggal nilai nominal.
Ayat jurnalnya adalah:
1 Jan Kas 800.000
Utang Obligasi 800.000
(Mencatat penjualan obligasi pada nilai nominal)

Dalam kasus di atas, bunga yang harus dibayar pada tanggal 1 Juli yaitu
sebesar $40.000 ($800.000 × 10% ×6/12). Maka jurnal yang harus dibuat yaitu.
1 Juli Beban bunga Obligasi 40.000
Kas 40.000
(Mencatat pembayaran bunga obligasi)

Ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga pada tanggal 31


Desember adalah:
31 Des Beban bunga Obligasi 40.000
Utang Bunga Obligasi 40.000
(Mengakru bunga obligasi)

Utang bunga obligasi akan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka


pendek karena dijadwalkan untuk pembayaran dalam tahun berikutnya. Dengan
jurnal sebagai berikut.
1 jan Utang Bunga Obligasi 40.000
Kas 40.000
2.2.2 Diskonto atau Premi pada Obligasi
Dalam contoh sebelumnya, diasumsikan bahwa suku bunga kontrak
(dinyatakan) yang dibayarkan pada obligasi dan suku bungga pasar (efektif)
adalah sama. Suku bunga kontrak (contractual interest rate) merupakan tingkat
yang di aplikasikan kenilai nominal (pari) untuk menghitung berapa jumlah bunga
yang dibayarkan dalam satu tahun.Suku bunga pasar (market interest
rate) merupakan tingkat permintaan investor untuk meminjamkan dananya pada
perusahaan. Pada saat suku bunga kontrak dan suku bunga pasar sama, obligasi
dijual pada nilai nominal, seperti yang ditunjukkan diatas.
Bagaimanapun, setiap hari suku bunga pasar berubah. Suku bunga tersebut
dipengaruhi oleh jenis obligasi yang diterbitkan, keadaan ekonomi, kondisi
industry saat ini, dan kinerja perusahaan. Suku bunga pasar dan suku bunga
kontrak sering berbeda, sehingga obligasi dapat dijual di atas atau di bawah nilai
nominal.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa investor memiliki satu dari dua pilihan :
(1) membeli obligasi yang memiliki suku bunga kontrak 10%, atau (2) membeli
obligasi yang memiliki suku bunga kontrak 8%. Jika obligasi memiliki risiko yang
sama, investor akan memilih tingkat investasi 10%. Untuk membuat investasi
sama, investor akan meminta suku bunga yang lebih tinggi dari 8%. Namun
investor tidak bisa mengubah suku bunga kontrak. Apa yang mereka lakukan
adalah membayar lebih kecil dari nilainominal untuk obligasi tersebut. Dengan
membayar lebih kecil, investor dapat memperoleh suku bunga pasar. Dalam kasus
ini, obligasi dijual dengan diskonto.
Dilain pihak, suku bunga pasar mungkin bisa lebih rendah dari suku bunga
kontrak. Dalam hal ini investor akan membayar lebih dibandingkan nilai nominal
untuk obligasi tersebut. Misalkan suku bunga pasar adalah 8% dan suku bunga
kontrak adalah 9%, penerbit obligasi akanmembutuhkan lebih banyak dana dari
investor. Dalam kasus tersebut, obligasi dijual dengan premi. Hubungan antara
suku bunga pasar, suku bunga kontrak, dan harga obligasi ditunjukkan pada
gambar di samping.

2.2.3 Penerbitan Obligasi dengan Diskonto


Asumsikan bahwa tanggal 1 januari 2005, candlestick,Inc. menjual obligasi
dengan nilai nominal $100.000, berjangka waktu 5 tahun, berbunga 10%, seharga
$92.639 (92,639% dari nilai nominal). Utang bunga dibayar pada tanggal 1 Juli
dan 1 Januari . Jurnal untuk mencatat penerbitan obligasi tersebut adalah :
1 Januari 2005 Kas 92.639
Diskon Utang Obligasi 7.361
Utang Obligasi 100.000
(mencatat penjualan obligasi dengan diskonto)

Meskipun Diskon Utang Obligasi memiliki saldo di debit, akun ini bukanlah
melainkan akun kontra, yaitu pengurang dari utang obligasi di neraca.
CANDLESTICK, INC.
Neraca (sebagian)
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Obligasi $100.000
Dikurangi : Diskon utang obligasi 7.361 $92.639

Angka sebesar $92.639 menunjukkan nilai tercatat (atau nilai baku) dari
obligasi. Pada penerbitan jumlahini sama dengan harga pasar.
Penerbitan obligasi di bawah nilai nomina, dengan diskonto, menyebabkan
total biaya peminjaman berbeda dengan bunga obligasiyang dibayarkan. Hal ini
perusahaan penerbittidak harus membayar suku bunga kontrak selama jangka
waktu obligasi, tetapi juga nilainominal(bukan harga pada saat diterbitkan) pada
saat jatuh tempo. Oleh karena itu, selisih antara harga pada saat obligasi
diterbitkan dan nilai nominal obligasi-diskonto- merupakan tambahan biaya
pinjaman. Biaya tambahan tersebut seharusnya dicatat sebagai beban bunga
obligasi sepanjang umur obligasi.
Total biaya peminjaman $92.639 untuk Candlestick,Inc. adalah:
Penerbitan Obligasi dengan Diskonto
Nilai Pokok pada saat jatuh tempo $100.000
Pembayaran bunga setengah tahunan
($100.000Ð10%Ð1/2)= $5.000; $5.000Ð10) $50.000
Kas yang dibayarkan ke pemegang obligasi $150.000
Kas yang diterima dari pemegang obligasi $ 92.639
Total biaya
peminjaman $57.361

2.2.4 Penerbitan Obligasi dengan Premi


Sebagai contoh,penerbitan obligasi dengan premi, asumsikan bahwa
obligasi yang dicontohkan diatas sebesar $108.111 (108,111% dari nilai nominal)
bukan sebesar $92.639. Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut adalah :
1 Kas 108.111
Januari Utang Obligasi 100.000
2015 Premi Utang Obligasi 8.111
(mencatat penjualan obligasi dengan premi)

Premi utang obligasi ditambahkan dengan utang obligasi di neraca .


CANDLESTICK, INC.
Neraca (sebagian)
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Obligasi $100.000
Ditambah : Premi Utang Obligasi 8.111 $108.111
Penjualan obligasi di atas nilai nominal menyebabkan total biaya
peminjamanlebih kecil dari bunga yang dibayarkan pada oligasi
tersebut. Premi obligasi dianggap sebagai pengurang pada total biaya
peminjaman. Ini seharusnya di kredit ke Beban Bunga Obligasisepajang umur
obligasi. Prosedur pencatatannya sebagai berikut.
Penerbitan Obligasi dengan Premi
Nilai Pokok pada saat jatuh tempo $100.000
Pembayaran bunga setengah tahunan
($100.000Ð10%Ð1/2)= $5.000; $5.000Ð10) $50.000
Kas yang dibayarkan ke pemegang obligasi $150.000
Kas yang diterima dari pemegang obligasi $ 108.111
Total biaya peminjaman $41.889
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu dan
berdasarkan tujuan dari makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa obligasi
merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam
pasar modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu
memahami sifat-sifat atau karakteristik obligasi.
Adapun jenis – jenis obligasi yaitu obligasi dengan jaminan dan tanpa
jaminan, obligasi berjangka dan berseri, obligasi atas nama dan atas unjuk, serta
obligasi konvertibel dan dapat ditarik.Obligasi dapat diterbitkan pada nilai
nominal, di bawah nilai nominal (dengan diskonto atau disagio), dan di atas nilai
nominal (dengan premi atau agio).
3.2 Saran
Berdasarkan atas apa yang kami tulis dalam makalah yang berjudul
“Kewajiban Jangka Panjang (Obligasi)” ini kami selaku penulis berharap
memberi pemahaman bagi segenap pembaca sehingga dapat menambah wawasan
bagi para pembaca terlebih lagi pada penulis sendiri.
Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas makalah ini.
semogamakalah ini memberikan manfaat pada penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Adrian,Bibin,1998,Mengkaji Pasar Sekunder Obligasi di Indonesia,Jurnal Hukum


Bisnis Volume,3
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting.Yogyakarta: BPTE, 2004.

Fees, Warren. Pengantar Akuntansi Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat,2006


Gunawan Widjaja & Jono,”Penerbitan Obligasi dan Peran serta Tanggung Jawab wali
Amanat dalam Pasar Modal”,(Jakarta: Kencana Prenada Media .group,2006)
http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi#Pasar_obligasi
http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Juni2003/BAB%20III.pdf
Iskandar Z. Alwi,Pasar Modal teori dan Aplikasi, (Jakarta: Yayasan Pancur
Siwah,2003)
Junaidi,transaksi jual beli saham dan obligasi di pasar modal Indonesia ditinjau dari
hukum islam, kalam mulia, Jakarta, 1995
Nasarudin, Mohammad Irsan. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Cet.4. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007.
Republik Indonesia, Kepiutusan Ketua Badan Pembina dan Pengawas Pasar Modal
Nomor Kep-61/PM/1996.Tentang Persyaratan Surat Efek

Anda mungkin juga menyukai