Anda di halaman 1dari 30

RANCANGAN AKTUALISASI

ALUR KERJA PEMANTAUAN TINDAK LANJUT


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI

Disusun Oleh:

Nama : ZELKA SEVRINA


NIP : 199409082019032002
Jabatan : Calon Penyusun Bahan Kebijakan

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN III


SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

ALUR KERJA PEMANTAUAN TINDAK LANJUT


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI

Disusun Oleh:

Nama : ZELKA SEVRINA


NIP : 199409082019032002
Jabatan : Calon Penyusun Bahan Kebijakan

Peserta Diklat,

Zelka Sevrina, S.E


NIP 199409082019032002

Menyetujui, Menyetujui,
Mentor Coach

Afniwaty Tanjung, S.E. M.E Heny Widyaningsih, S.Psi. M.Si


NIP 196901201998032003 NIP 197212031998032003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Puji Syukur


kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan
aktualisasi ini. Rancangan aktualisasi ini tentang pembuatan
Digitalisasi Dokumen Laporan Pertanggungjawaban di Pusat Kajian
Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI.
Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya
bantuan, bimbingan, dorongan, saran dan nasehat dari berbagai
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi ini,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Rahayu Setya Wardani, selaku Kepala Pusat Pendidikan dan


Pelatihan.

2. Drs. Helmizar, selaku Kepala Pusat Kajian Akuntabiilitas Keuangan


Negara.

3. Ageng Wardoyo, S.H. selaku Kepala Subbagian Tata Usaha PKAKN

4. Sylvia Febrina, S.I.A., selaku mentor.

5. Ria Veriani, S.IP., MPA selaku penguji.

6. Heny Widyaningsih, S.Psi., M.Si selaku coach.

Laporan ini menyajikan tentang rencana kegiatan aktualisasi


yang akan dilakukan oleh penulis sebagai ASN di Pusat Kajian
Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI dalam mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi serta Peran dan kedudukan ASN. Laporan ini diharapkan
dapat memberi sumbangan pemikiran, memperkaya referensi dan
literatur bagi pihak yang membutuhkan dan dapat menjadi bekal

ii
penulis dalam menapaki amanah mulia sebagai Pegawai Negeri Sipil
di kemudian hari nanti sehingga nantinya dapat menjadi ASN yang
memiliki integritas tinggi, adil, jujur dan mulia.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga apa


yang penulis susun dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Bogor, 26 September 2019

Winner Nainggolan

ii
i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL/GAMBAR .................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Dasar Hukum ............................................................................... 2
BAB II PROFIL ORGANISASI ............................................................... 3
A. Visi Misi Inspektorat Utama ......................................................... 3
B. Struktur Organisasi Inspektorat Utama ....................................... 3
C. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................. 4
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .................................................... 6
A. Identifikasi Isu.............................................................................. 6
B. Pemilihan Isu Prioritas ................................................................. 9
C. Gagasan Pemecahan Isu .......................................................... 11
D. Rancangan Aktualisasi .............................................................. 11
E. Stakeholder ............................................................................... 18
F. Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala ................................. 18
G. Analisis Dampak........................................................................ 19
H. Rencana Jadwal Kegiatan ......................................................... 21

iii
DAFTAR TABEL/GAMBAR

A. Struktur Organisasi Inspektorat Utama .......................................... 4


B. Jumlah Temuan yang Belum Ditindaklanjuti .................................. 9
C. Matrik Pemilihan Isu Prioritas ...................................................... 10
D. Matrik Rancangan Aktualisasi...................................................... 12
E. Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala .................................... 18
F. Matrik Jadwal Kegiatan Rencana Aktualisasi .............................. 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara memiliki fungsi sebagai pelaksana


kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa. Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan
kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor
pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan peranan
tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang
mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara (Puskaji AKN)
merupakan lembaga baru sebagai pengembangan dari unit yaitu
Bagian Analisa Pemeriksaan BPK dan Pengawasan DPD dibawah
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN, Sekretariat Jenderal
DPR RI. Keberadaan unit tersebut berdasarkan Peraturan Sekretaris
Jenderal DPR RI No.400/Sekjen/2005, didukung oleh analis yang
memiliki tugas memberikan dukungan keahlian kepada DPR RI dalam
bidang pengawasan dengan melakukan analisis, ringkasan dan
telaahan terhadap hasil pemeriksaan BPK RI dan terhadap
pengawasan serta pertimbangan DPD RI. Berdasarkan UU No. 27
Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) bahwa
terdapat alat kelengkapan DPR baru yang bersifat tetap, yakni Badan
Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), yang memiliki tugas yaitu;
1. Melakukan penelaahan terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK
yang disampaikan kepada DPR;
2. Menyampaikan hasil penelaahannya kepada komisi; menindak
lanjuti hasil pembahasan komisi terhadap temuan hasil
pemeriksaan BPK atas permintaan komisi; dan
3. Memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja
pemeriksaan tahunan, hambatan pemeriksaan,
5
4. Serta penyajian dan kualitas laporan.

Puskaji AKN bertugas memberikan dukungan keahlian kepada


DPR RI dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Pelaksanaan kegiatan dukungan
keahlian tersebut dilakukan oleh fungsional APBN, yaitu berupa
analisis/kajian, referensi & telaahan terhadap Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) BPK RI terhadap Laporan Keuangan,
Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu dan Kinerja
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD,
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) serta analisis terhadap
hasil pengawasan DPD RI atas penindakan lanjutan rekomendasi
BPK RI dan pertimbangan DPD RI terhadap tindak lanjut hasil
pemeriksaan BPK RI.
Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2014 tentang MD3,
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas UU No. 17 Tahun 2014 tentang MD3, BAKN sebagai
alat kelengkapan dewan ditiadakan, tetapi secara fungsi dikembalikan
kepada komisi-komisi.
Namun dalam rangka mengoptimalkan fungsi pengawasan
terkait APBN, DPR RI melalui Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, membentuk Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).
BAKN DPR RI merupakan salah satu alat kelengkapan DPR RI yang
bersifat tetap.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan


dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

6
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (PNS);

4. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang Sekretariat


Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia;

5. Peraturan Sekretariat Jenderal Nomor 7 Tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2016;

6. Peraturan LAN No. 10 Tahun 2018 Tentang Pengembangan


Kompetensi Pegawai Negeri Sipil;

7. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia


Nomor 12 Tahun 2018 Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.

7
BAB II
PROFIL ORGANISASI

A. Visi Misi Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara

Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara memiliki visi


menjadi Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara yang
Profesional, Andal dan Akuntabel. Untuk mewujudkan visi tersebut,
Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara memiliki misi sebagai
berikut :
1. Memberikan dukungan keahlian berupa kajian terhadap hasil
pemeriksaan atas Laporan Keuanga Pemerintah Pusat (LKPP);
2. Memberikan dukungan keahlian berupa kajian hasil pemeriksaan
atas laporan keuangan;
3. Memberikan dukungan keahlian berupa kajian hasil pemeriksaan
kinerja;
4. Memberikan dukungan keahlian berupa kajian hasil pemeriksaan
dengan tujuan tertentu;
5. Memberikan dukungan keahlian berupa kajian Ihtisar Hasil
Pemeriksaan Semester (IHPS);
6. Memberikan dukungan keahlian berupa kajian Ihtisar Hasil
Pemeriksaan 5 (lima) Tahunan;
7. Memberikan dukungan keahlian berupa hasil kajian evaluasi BPK
atas Laporan Hasil Pemeriksaan akuntan Publik.

B. Struktur Organisasi

Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara merupakan unit


eselon dua yang dipimpin oleh Kepala Pusat. Pusat Kajian
Akuntabilitas Keuangan Negara terdiri atas:

a. Subagian Tata Usaha; dan


b. Kelompok Jabatan Fungsional

8
Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan


dan mengkordinasikan dukungan tata usaha untuk kelancaran tugas
dan fungsi Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara.

Adapun penulis ditempatkan di Subbagian Tata Usaha sebagai


Pengelola Data langsung dibawah Kepala Subbagian, demi
menunjang visi, misi dan tujuan organisasi Pusat Kajian Akuntabilitas
Keuangan Negara.Struktur organisasi Inspektorat Utama dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Struktur Organisasi Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara


C. Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai kelompok jabatan struktural di bawah Pusat Kajian


9
Akuntabilitas Keuangan Negara, pengelola data memiliki tugas dan
fungsi yang dapat mendukung terwujudnya visi, misi, serta tugas
Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan negara.
Sesuai yang tertulis dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018
yaitu menyelenggarakan dan mengkordinasikan dukungan tata usaha
untuk kelancaran tugas dan fungsi Pusat Kajian Akuntabilitas
Keuangan Negara dirinci sebagai berikut:
a. Menyusun pertanggungjawaban penggunaan anggaran,
b. Menyusun konsep surat,
c. Mengumpulkan bahan data dan informasi,
d. Melaksanakan tugas lain terkait yang diberikan oleh atasan.

Dari tugas dan fungsi tersebut, penulis mengkerucutkan tugas


dan fungsi berdasarkan kontrak kerja pada Formulir Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) yang dibuat di awal tahun dengan persetujuan atasan
langsung. Tugas dan fungsi penulis yang telah dituangkan dalam
Formulir Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil yang telah
ditandatangani oleh atasan langsung yaitu Bapak Ageng Wardoyo,
S.H. Kepala Subbagian Tata Usaha Pusat Kajian Akuntabilitas
Keuangan Negara. Adapun tugas dan fungsi yang tertulis adalah:
1. Menyusun pertanggungjawaban penggunaan anggaran;
Uraian rinci:

 Pertanggungjawaban penggunaan anggaran konsinyering

 Pertanggungjawaban penggunaan anggaran perjalanan dinas

 Pertanggungjawaban penggunaan anggaran narasumber

 Pertanggungjawaban penggunaan anggaran buku


2. Menyusun konsep surat;
Uraian rinci:
 Konsep nota dinas
 Konsep surat keluar
3. Mengumpulkan bahan data dan informasi;
10
Uraian rinci:

 Data dan informasi arsip


 Data dan informasi dokumen
4. Melaksanakan tugas lain terkait yang diberikan oleh atasan;

Uraian rinci:

 Tugas membuat power point


 Tugas menginput data dan dokumentasi hasil rapat ke
website Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara

11
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Berdasarkan kondisi terkini dan kondisi yang diharapkan, maka
dipilihlah tiga isu yang akan di analisisa dengan menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth)

1. Belum adanya Pengelolaan Pengarsipan Laporan Kegiatan yang


Berkala.
Laporan pertanggungjawab digunakan matriks yang memuat
seluruh kegiatan Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara baik
kegiatan Perjalanan Dinas, Konsinyering, Seminar, dan Diskusi
Pakar. Pengarsipan dokumen yang tidak terintegrasi menyebabkan
sulitnya menemukan laporan kegiatan yang terdahulu, dimana data
tersebut dibutuhkan sebagai referensi pembuatan laporan kinerja
pada bulan atau semester berjalan.
Dampak dari masalah tersebut yakni, pertama, sulitnya
menemukan dokumen yang dibutuhkan jika sewaktu-waktu dicari.
Yang kedua, dokumen-dokumen yang disimpan di dalam rak tidak
sesuai dengan jenis kegiatannya atau masih tergabung-gabung
dengan dokumen lainnya atau masih belum beraturan. Yang
ketiga, dokumen-dokumen yang disimpan di dalam rak tidak sesuai
dengan urutan waktu, sehingga dokumen yang dicari
membutuhkan waktu lama untuk ditemukan kembali.
Diperlukan sentralisasi data menggunakan server internal yakni
folder sharing menggunakan LAN yang hanya dapat diakses oleh

12
pegawai di Subbagian Tata Usaha PKAKN. Folder sharing tersebut
nantinya akan memuat laporan kegiatan dari tahun-tahun
sebelumnya, serta memuat dokumen master dan penyusunan
laporan menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem pengarsipan yang
terintegrasi merupakan upaya untuk menerapkan sistem whole of
government. Perbaikan kinerja dalam penyusunan laporan
kegiatan akan meningkatkan mutu dari unit kerja.

2. Dokumentasi hasil rapat yang kurang optimal.


Tata Usaha Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara
memiliki tugas untuk mengarsipkan seluruh dokumen kegiatan
rapat baik rapat yang bersifat tertutup maupun rapat yang bersifat
terbuka. Seorang Pengelola data dan Penyusun Bahan Kebijakan
akan merangkum kegiatan rapat tersebut melalui laporan singkat
rapat. Saat ini dokumentasi hasil rapat yang di publikasi pada
website Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara hanya
berupa foto kegiatan, sedangkan laporan singkat rapat yang
memuat hasil rapat tersebut belum terpublikasikan.
Ruang rapat Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara
tidak bisa mencakup seluruh pegawai apabila diadakan rapat
bersama dengan unit kerja lainnya atau dengan pihak eksternal
yang berjumlah banyak dikarenakan ruangan rapat yang relatif
sempit. Hal ini menyebabkan adanya beberapa pegawai yang tidak
bisa mengikuti rapat koordinasi, Agenda yang dibahas dalam rapat
dan hasil keputusan rapat dirangkum ke dalam laporan singkat
rapat, namun laporan singkat rapat tersebut tidak dipublikasikan
pada website Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara.
Dengan mempublikasikan laporan singkat rapat yang bersifat
terbuka, diharapkan hasil keputusan rapat dapat ditindaklanjuti
secara optimal oleh seluruh pegawai terkait.
Optimalisasi dari publikasi dokumen rapat akan meningkatkan
transparansi dalam kinerja Inspektorat Utama dan merupakan

13
bentuk dari penerapan nilai akuntabilitas. Dokumen hasil rapat yang
terintegrasi dengan baik mencerminkan penerapan sistem whole of
government.

3. Telaahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK belum ditindaklanjuti.

Laporan Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat LHP


adalah laporan yang memuat seluruh hasil
pengawasan/pemeriksaan berupa data temuan, simpulan hasil
pengawasan/pemeriksaan dan rekomendasi yang bersifat formal,
lengkap dan final
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK yang belum ditindaklanjuti
berjumlah 13 temuan yang dijabarkan ke dalam tabel berikut.

14
Tabel 1. Jumlah Temuan yang Belum Ditindaklanjuti

No Judul Laporan Jumlah Temuan


1 Laporan Hasil Pemeriksaan PDTT T.A 9
2003/2004
2 Laporan Hasil Pemeriksaan PDTT T.A 2013 1
3 Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan 1
Keuangan T.A 2013
4 Laporan Hasil Pemeriksaan PDTT T.A 1
2007/2008
5 Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan 1
Keuangan T.A 2008

Tindak lanjut LHP BPK tersebut tertunda dikarenakan belum


adanya sistem pengawasan secara berkala terkait tindak lanjut hasil
rekomendasi BPK. Penyelesaian tindak lanjut rekomendasi yang
tertunda mengakibatkan kinerja Inspektorat Utama dalam hal
pengawasan kurang optimal. Hal tersebut akan mempengaruhi
penilaian kinerja oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
Untuk mengoptimalkan Tindak Lanjut LHP BPK RI, dibutuhkan
alur kerja mengenai proses pengawasan tindak lanjut rekomendasi
LHP BPK RI yang mengatur secara rinci alur pengawasan oleh
bagian Evaluasi dan Pelaporan Inspektorat Utama sesuai dengan
batas waktu yang ditentukan dalam Persekjen no 14 tahun 2017.
Perbaikan alur pengawasan tindak lanjut LHP BPK akan
meningkatkan nilai akuntabilitas dalam unit kerja.

B. Pemilihan Isu Prioritas

Ketiga isu yang telah diidentifikasi akan dianalisa kembali


menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Untuk lebih
jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

15
Tabel 2. Matrik Pemilihan Isu Prioritas

NILAI
No ISU TOTAL RANKING
U S G
1 Pengelolaan Pengarsipan
3 4 2 9 2
Belum Terintegrasi
2 Dokumentasi hasil rapat
2 2 2 6 3
yang kurang optimal
3 Rekomendasi Laporan
Hasil Pemeriksaan BPK 5 4 4 13 1
belum ditindaklanjuti

Keterangan :
Penghitungan atau analisis menggunakan skala Likert (skor 1-5):
1 : Sangat kecil / sangat rendah pengaruhnya
5 : Sangat besar / sangat besar pengaruhnya
U : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas dan ditindaklanjuti
S : Seberapa serius isu harus dibahas, dikaitkan dengan dampaknya
G : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu bila tidak ditangani

Berdasarkan metode USG, terlihat bahwa rekomendasi laporan hasil


pemeriksaan BPK belum ditindaklanjuti merupakan isu prioritas. Isu
pertama yakni pengelolaan pengarsipan belum terintegrasi tidak begitu
mendesak, dikarenakan masih bisa berkoordinasi antar sesama rekan kerja
pada subbagian untuk pengumpulan laporan dan pembaharuan matrik
kegiatan. Pengelolaan pengarsipan yang belum terintegrasi hanya
berpengaruh pada penilaian internal sehingga dampak dari hal tersebut
tidak terlalu serius. Isu yang kedua yakni dokumentasi hasil rapat yang
kurang optimal tidak terlalu mendesak, dikarenakan laporan singkat rapat
dapat diminta pada bagian Tata Usaha apabila ada pegawai yang
membutuhkan laporan tersebut. Dampak apabila laporan singkat rapat
tersebut tidak dipublikasikan tidak terlalu serius, mengingat tindak lanjut dari
hasil rapat hanya berpengaruh pada unit kerja internal Inspektorat Utama.

16
Isu prioritas berdasarkan metode analisis USG adalah laporan hasil
pemeriksaan BPK belum ditindaklanjuti. Isu tersebut sangat mendesak
dikarenakan berhubungan dengan pihak eksternal yakni BPK. Tindak lanjut
rekomendasi LHP BPK seharusnya diselesaikan dalam waktu 60 hari sejak
LHP diberikan sesuai dengan Persekjen no 14 tahun 2017. Pemantauan
tindak lanjut LHP BPK memiliki dampak serius terhadap penilaian kinerja
dari entitas yang diperiksa.

C. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan isu prioritas yang dipilih yakni laporan hasil pemeriksaan
BPK belum ditindaklanjuti, diusulkan perlu adanya alur kerja terhadap
pemantauan tindak lanjut hasil temuan BPK. Alur kerja tersebut diharapkan
membantu bagian Evaluasi dan Pelaporan dalam proses pemantauan
tindak lanjut dan pengumpulan evidence, agar hasil tindak lanjut dari
rekomendasi LHP BPK dapat diserahkan ke BPK sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

D. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Tata Usaha Inspektorat Utama Bagian


Evaluasi dan Pelaporan
Identifikasi Isu : 1. Pengelolaan Pengarsipan Belum
Terintegrasi
2. Dokumentasi hasil rapat yang kurang
optimal
3. Rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan
BPK belum ditindaklanjuti
Isu yang Diangkat : Rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan
BPK belum ditindaklanjuti
Gagasan Pemecahan Isu: Alur kerja terhadap pemantauan tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan BPK R

17
Tabel 3. Matrik Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Rapat Koordinasi a. Membuat undangan a. Undangan rapat  Rapat diadakan untuk Koordinasi dengan atasan Koordinasi dengan atasan
dengan Sub Bagian rapat dan daftar dan daftar hadir berkoordinasi dengan dan rekan kerja dapat dan rekan kerja dapat
Evaluasi dan hadir. b. Laporan singkat rekan kerja pada bagian mewujudkan lingkungan mewujudkan lingkungan
Pelaporan b. Konsultasi mengenai rapat evaluasi dan pelaporan kerja yang profesional dan kerja yang profesional dan
rancangan c. Dokumentasi terkait rancangan meningkatkan integritas meningkatkan integritas.
aktualisasi. aktualisasi yang akan organisasi yang Koordinasi juga
c. Pembuatan laporan dilakukan (Whole of merupakan misi mencerminkan
singkat rapat. Government). Inspektorat Utama. transparansi dalam bekerja
 Hasil dari rapat yang merupakan nilai
dituangkan ke dalam akuntabilitas
laporan singkat rapat
sebagai penerapan nilai
akuntabilitas.
 Koordinasi dengan rekan
kerja pada bagian
evaluasi dan pelaporan
merupakan bentuk
kerjasama dengan
tujuan kepentingan
Bersama
(Nasionalisme).
 Dalam kegiatan rapat
terdapat musyawarah
dan mufakat dalam
pengambilan keputusan.
Nilai etika publik
diterapkan dalam

12
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
penyampaian saran dan
pendapat dengan sopan,
dan juga menghormati
pendapat orang lain.
 Dengan adanya rapat
koordinasi membuat
proses penyusunan alur
kerja pemantauan tindak
lanjut laporan hasil
pemeriksaan BPK
menjadi lebh efektif dan
efisien (komitmen
mutu).
 Transparansi dalam
bekerja tercermin dalam
koordinasi dengan rekan
kerja (anti korupsi).
2 Pengumpulan data a. Mengumpulkan a. Peraturan-  Data dan referensi yang Pengumpulan data dan Pengumpulan data dan
dan bahan referensi peraturan-peraturan peraturan yang dikumpulkan berasal dari bahan referensi terkait bahan referensi terkait
terkait penyususnan terkait tindak lanjut berlaku terkait berbagai sumber (whole penyususnan alur kerja penyususnan alur kerja
alur kerja hasil pemeriksaan alur kerja tindak of government) bertujuan untuk bertujuan agar alur kerja
pemantauan tindak BPK. lanjut hasil  Dalam penyusunan alur mewujudkan unit kerja tersebut sesuai dengan
lanjut laporan hasil b. Mengumpulkan data pemeriksaan kerja pemantauan tindak yang akuntabel dan peraturan yang berlaku dan
pemeriksaan BPK dan referensi terkait BPK lanjut laporan hasil berintegritas dalam rangka dapat
RI. penyusunan alur b. Data dan pemeriksaan BPK RI mendukung peningkatan dipertanggungjawabkan
kerja tindak lanjut referensi terkait dibutuhkan data dan Kinerja Sekretariat untuk menciptakan unit
hasil pemeriksaan alur kerja tindak referensi agar hasil dari Jenderal dan Badan kerja yang akuntabel dan
BPK. lanjut hasil penyusunan alur kerja Keahlian DPR RI dimana berintegritas
pemeriksaan valid dan dapat hal tersebut merupakan
BPK misi Inspektorat Utama.

13
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
dipertanggungjawabkan
(akuntabilitas)
 Data dan referensi
dibutuhkan untuk
membuat alur kerja yang
adil dan tidak
diskriminatif
(nasionalisme).
 Pada tahap
pengumpulan referensi,
saya akan berkonsultasi
dengan Kasubag
Evaluasi dan Pelaporan
dan meminta masukan
terkait penggunaan
referensi yang relevan
dan berkualitas (etika
publik).
 Peraturan-peraturan
dan referensi yang
mendasari penyusunan
alur kerja menentukan
kualitas dari kinerja
Inspektorat Utama
(komitmen mutu).
 Penyusunan alur kerja
berdasarkan data yang
valid mencerminkan nilai
jujur dan tanggung jawab
(anti korupsi)

14
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi

3 Pembimbingan a.Pembimbingan a. Draft revisi  Pada tahap ini saya Pembimbingan dalam Pembimbingan dalam
teknik penyusunan dengan Kepala Sub rancangan akan melakukan penyusunan alur kerja penyusunan alur kerja
alur kerja Bagian Evaluasi dan aktualisasi pembimbingan dengan pemantauan tindak lanjut diperlukan untuk
pemantauan tindak Pelaporan. b. Dokumentasi Kasubag dan konsultasi laporan hasil pemeriksaan mewujudkan unit kerja yang
lanjut laporan hasil b.Menghubungi rekan- dengan rekan-rekan BPK RI bertujuan untuk profesional.
pemeriksaan BPK rekan pada bagian pada bagian Evaluasi membina
RI evaluasi dan dan Pelaporan (whole of penyelenggaraan sistem
pelaporan untuk government) pengendalian intern dan
melakukan konsultasi  Pembimbingan yang mengembangkan
dan pembimbingan menghasilkan draft revisi kapasitas inspektorat
mengenai metode rancangan aktualisasi utama yang profesional
pemantauan tindak merupakan terapan nilai dan kompeten dimana hal
lanjut LHP BPK. akuntabilitas. tersebut merupakan visi
 Dalam pembimbingan Inspektorat Utama.
terdapat musyawarah
dan nilai saling
menghormati keputusan
(nasionalisme)
 Pada saat
pembimbingan saya
akan menghormati
atasan dan taat pada
perintah atasan (etika
publik)
 Pembimbingan dalam
penyusunan alur kerja
akan memperbaiki mutu
atas alur kerja tersebut
(komitmen mutu)

15
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
4 Penyusunan alur a.Menyusun alur kerja a. Draft alur kerja a. Di dalam alur kerja Penyusunan alur kerja Alur kerja pemantauan
kerja pemantauan pemantauan tindak pemantauan pemantauan tindak lanjut pemantauan tindak lanjut tindak lanjut laporan hasil
tindak lanjut laporan lanjut laporan hasil tindak lanjut laporan hasil laporan hasil pemeriksaan pemeriksaan BPK RI
hasil pemeriksaan pemeriksaan BPK RI. laporan hasil pemeriksaan BPK RI BPK RI bertujuan untuk disusun agar auditee dapat
BPK RI b.Melaporkan hasil pemeriksaan terdapat cara membina mempertanggungjawabkan
penyusunan alur BPK RI berkoordinasi dengan penyelenggaraan sistem temuan BPK dengan baik
kerja pemantauan b. Dokumentasi auditee (whole of pengendalian intern agar (akuntabel), serta pegawai
tindak lanjut laporan government) menciptakan Inspektorat pada unit kerja evaluasi dan
hasil pemeriksaan b. Alur kerja pemantauan Utama yang profesional, pelaporan dapat bekerja
BPK RI kepada tindak lanjut laporan akuntabel, dan secara profesional.
Kasubag Evaluasi hasil pemeriksaan BPK berintegritas, sesuai
dan Pelaporan. RI disusun agar temuan dengan visi dan misi
BPK dapat organisasi.
dipertanggungjawabkan
dengan baik
(akuntabilitas)
c. Penyusunan alur kerja
dapat membuat
penyelesaian tindak
lanjut rekomendasi BPK
lebih efektif dan efisien
(komitmen mutu)
d. Penyusunan alur kerja
bertujuan agar proses
tindak lanjut sesuai
dengan norma dan
peraturan yang berlaku
di lingkungan kerja
(etika publik)

16
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Penguatan Nilai Organisasi
Mata Pelatihan Misi Organisasi
5 Sosialisasi alur a.Membuat undangan a. Undangan dan a. Dalam kegiatan Sosialisasi alur kerja Sosialisasi alur kerja
kerja pemantauan dan daftar hadir daftar hadir sosialisasi saya akan pemantauan tindak lanjut pemantauan tindak lanjut
tindak lanjut laporan kegiatan sosialisasi b. Laporan singkat berkomunikasi dengan laporan hasil pemeriksaan laporan hasil pemeriksaan
hasil pemeriksaan b.Sosialisasi alur kerja kegiatan baik agar rekan kerja BPK RI bertujuan untuk BPK RI dapat menciptakan
BPK RI pemantauan tindak sosialisasi pada bagian evaluasi membina lingkungan kerja yang
lanjut laporan hasil c. Dokumentasi dan pelaporan penyelenggaraan sistem akuntabel, profesional dan
pemeriksaan BPK RI memahami alur kerja pengendalian intern agar berintegritas.
dengan rekan kerja pemantauan tindak lanjut tercipta lingkungan kerja
di subagian evaluasi laporan hasil yang profesional,
dan pelaporan. pemeriksaan BPK akuntabel, dan
dengan baik (etika berintegritas, sesuai
publik) dengan visi dan misi
b. Sosialisasi tersebut akan organisasi.
meningkatkan integritas,
dan kualitas kerja pada
pemantauan tindak lanjut
laporan hasil
pemeriksaan BPK RI.
(akuntabilitas dan
komitmen mutu)
c. Sosialisasi diadakan
untuk kepentingan
Bersama dan kemajuan
organisasi
(nasionalisme)

17
E. Stakeholder
Stakeholder dalam isu yang diangkat pada rancangan aktualisasi
ini adalah sebagai berikut:

1. Inspektur Utama, sebagai pejabat yang memantau pengawasan


dan pemeriksaan di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI.

2. Kepala Bagian Tata Usaha Inspektorat Utama, sebagai pejabat


yang memantau kinerja Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan

3. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan, sebagai pejabat


yang memiliki tugas untuk memantau pelaksanaan tindak lanjut
rekomendasi Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI.

4. Pegawai pada unit kerja Evaluasi dan Pelaporan Inspektorat


Utama, yang berperan untuk pengumpulan dan pengelolaan
evidence tindaklanjut rekomendasi Laporan Hasil Temuan BPK.

5. Badan Pemeriksa Keuangan, sebagai pihak eksternal yang


melakukan pengawasan pada Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI.

F. Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala

Kendala yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan rancangan


aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Kendala dan Strategi Mengatasi Kendala

No Kendala Strategi Mengatasi Kendala

Rancangan aktualisasi yang


dilaksanakan dalam waktu yang relatif
singkat yakni 30 hari kerja. Namun hal
1 Waktu yang terbatas
tersebut dapat diatasi dengan
menerapkan manajemen waktu yang
baik.

18
Koordinasi antar unit Komunikasi yang baik antar pegawai di
2
Inspektorat Utama unit kerja Inspektorat Utama
Memberikan pemahaman bagi pegawai
3 Resistance to change di Inspektorat Utama mengenai
pentingnya alur kerja yang baik.

G. Analisis Dampak

1. Hasil Inisiatif
a. Level Individu
Penyusunan alur kerja pemantauan tindak lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan BPK dapat memberikan pemahaman bagi
pegawai pada unit kerja evaluasi dan pelaporan untuk memantau
tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan BPK secara sistematis
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Level unit kerja dan Organisasi


Penyusunan alur kerja pemantauan tindak lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan BPK menjadikan kinerja bagian evaluasi dan
pelaporan menjadi lebih efektif dan efisien, hal tersebut akan
meningkatkan kualitas kinerja Inspektorat utama.

2. Nilai Dasar Aneka

Nilai-nilai dasar PNS yakni akuntabilitas, nasionalisme, etika


publik, komitmen mutu dan anti korupsi menjadi hal yang penting
untuk diterapkan dalam setiap kegiatan baik di dalam maupun diluar
lingkungan kerja. Alur kerja pemantauan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan BPK disusun berdasarkan peraturan yang berlaku
dengan menggunakan data yang telah di validasi agar sesuai dengan
nilai akuntabilitas. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka hasil
kerja akan sulit untuk di pertanggungjawabkan. Nilai anti korupsi juga
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan rancangan aktualisasi agar

19
penyusunan alur kerja tidak disalahgunakan untuk keuntungan
pribadi maupun golongan.
Dalam pelaksanaan kegiatan rancangan aktualisasi diperlukan
nilai etika publik yakni komunikasi yang baik, sopan dan ramah dalam
berkoordinasi dengan atasan maupun rekan kerja. Apabila
komunikasi tidak dilakukan sesuai nilai etika publik, maka
pembimbingan penyusunan hingga sosialisasi alur kerja pemantauan
tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan BPK tidak berjalan dengan
baik. Komitmen mutu harus diterapkan dalam pelaksanaan
rancangan aktualisasi agar proyek perubahan tersebut memiliki
kualitas yang baik, dan berguna bagi organisasi.

20
H. Rencana Jadwal Kegiatan

Tabel 5. Matrik Jadwal Kegiatan Rencana Aktualisasi

AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER


Check
No Kegiatan/Tahapan Kegiatan week week week List
V I II III IV I
1 Rapat Koordinasi dengan Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
a. Membuat undangan rapat dan daftar hadir
b. Konsultasi mengenai rancangan aktualisasi
c. Pembuatan laporan singkat rapat
2 Pengumpulan data dan bahan referensi
a. Mengumpulkan peraturan-peraturan terkait tindak lanjut hasil
pemeriksaan BPK RI
b. Mengumpulkan data dan referensi terkait penyusunan alur kerja
tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI
3 Pembimbingan teknik penyusunan alur kerja pemantauan tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan BPK RI
a. Pembimbingan dengan Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
b. Menghubungi rekan-rekan pada bagian evaluasi dan pelaporan untuk
melakukan konsultasi dan pembimbingan
4 Penyusunan alur kerja
a. Menyusun alur kerja pemantauan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan BPK RI

21
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
Check
No Kegiatan/Tahapan Kegiatan week week week List
V I II III IV I
b. Melaporkan hasil penyusunan alur kerja kepada Kasubag Evaluasi
dan Pelaporan.
5 Sosialisasi alur kerja pemantauan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan
BPK RI
a. Membuat undangan dan daftar hadir kegiatan sosialisasi
b. Sosialisasi alur kerja pemantauan tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan BPK RI dengan rekan kerja di subagian evaluasi dan
pelaporan.

22

Anda mungkin juga menyukai