Anda di halaman 1dari 1

Komplikasi Fraktur

 Non-union adalah keadaan dimana tidak terjadi penyambungan tulang atau


proses penyembuhan patah tulang terhenti sama sekali. Terkadang pada
kondisi non-union bisa terbentuk sendi palsu sehingga bisa terjadi pergerakan
berlebih di sisi yang patah dan bisa terasa nyeri meskipun sudah beberapa
bulan.
 Delayed union adalah penyambungan tulang yang tertunda.
 Mal-union adalah tulang tersambung namun tidak dengan tepat, dapat terjadi
bengkok, lebih panjang/pendek, ada benjolan, kaku, fungsinya tidak kembali,
dan lain sebagainya.
 Sindrom kompartemen dapat terjadi. Sindrom kompartemen ditandai oleh
kerusakan atau destruksi saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh
pembengkakan dan edema di daerah fraktur. Dengan pembengkakan
interstisial yang intens, tekanan pada pembuluh darah yang menyuplai darah
tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah tersebut kolaps. Hal ini
menimbulkan hipoksia jaringan dan dapat menyebabkan kematian syaraf yang
mempersyarafi daerah tersebut. Biasanya timbul nyeri hebat. Individu mungkin
tidak dapat menggerakkan jari tangan atau jari kakinya. Sindrom kompartemen
biasanya terjadi pada ekstremitas yang memiliki restriksi volume yang ketat,
seperti lengan. Risiko terjadinya sindrom kompartemen paling besar apabila
terjadi trauma otot dengan patah tulang karena pembengkakan yang terjadi
akan hebat. Pemasangan gips pada ekstremitas yang fraktur yang terlalu dini
atau terlalu ketat dapat menyebabkan peningkatan tekanan di kompartemen
ekstremitas, dan hilangnya fungsi secara permanen atau hilangnya
ekstremitas dapat terjadi. Gips harus segera dilepas dan kadang-kadang kulit
ekstremitas harus dirobek. Untuk memeriksa sindrom kompartemen, hal
berikut ini dievaluasi dengan sering pada tulang yang cedera atau digips: nyeri,
pucat, parestesia, dan paralisis. Denyut nadi mungkin teraba atau mungkin
tidak.
 Embolus lemak dapat timbul setelah patah tulang, terutama tulang panjang.
Embolus lemak dapat timbul akibat pajanan sumsum tulang, atau dapat terjadi
akibat aktivasi sistem saraf simpatis yang menimbulkan stimulasi mobilisasi
asam lemak bebas setelah trauma. Embolus lemak yang timbul setelah patah
tulang panjang sering tersangkut di sirkulasi paru dan dapat menimbulkan
gawat napas dan gagal napas.

Sumber : Elizabeth, JC. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai