Sop Klinis Gigi (Permendagri)
Sop Klinis Gigi (Permendagri)
No. Dokumen :
No. Revisi :
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Karies yang perkembangannya terhenti oleh karena peningkatan kebersihan rongga
mulut, peningkatan kapasitas buffer saliva, dan aktivitas pulpa melalui pembentukan
dentin reparatif.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus karies terhenti.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur 1. Melakukan pemeriksaan tes vitalitas gigi.
2. Melakukan tindakan preventif : bila masih mengenai email dengan pemberian
fluor untuk meningkatkan remineralisasi
3. Melakukan tindakan kuratif : bergantung lokasi dan keparahan, bila kavitas masih
pada email dilakukan ekskavasi debris, remineralisasi selama I bulan, kemudian
dilakukan penumpatan sesuai indikasi. Bila dentin yang menutup pulpa sudah tipis
dilakukan pulp capping indirek: Ekskavasi dentin lunak (zona infeksi), diberikan
pelapis dentin Cа(OH)2, dan dilakukan penumpatan.
4. Melakukan Dental Health Education (DHE): edukasi pasien tentang cara
menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya. Edukasi pasien untuk
pengaturan diet.
6. Diagram Alir
Periksa vitalitas gigi
Preventif Kuratif
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Lesi pada permukaan gigi berupa bercak/bintik putih kusam oleh karena proses
demineralisasi. Lesi ini dapat kembali normal apabila kadar kalsium, phosphate, ion
fluoride, dan kapasitas buffer saliva meningkat.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus karies email tanpa kavitas.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Lakukan pemeriksaan klinis gigi dengan alat pemeriksaan standar.
Lakukan pembersihan gigi dari debris dan kalkulus dengan alat skeling manual,
diakhiri dengan sikat.
Isolasi daerah sekitar gigi
Keringkan
Kumur atau diulas dengan bahan fluor atau bahan aplikatif yang mengandung fluor
Terapi remineralisasi sesuai dosis
Tunggu selama 2-3 menit
Makan, minum setelah 30 menit aplikasi
DHE : edukasi pasien tentang cara menggosok gigi, pemilihan sikat gigi dan
pastanya, serta pengaturan diet.
6. Diagram Alir
Pemeriksaan obyektif
Dental scalling
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini yang lapisan
permukaannya rusak.
Karies yang sudah berkembang mencapai dentin.
Karies yang umumnya terjadi pada individu yang disebabkan oleh resesi gigi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus karies dentin.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (Kemenkes
RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur 1. Melakukan pemeriksaan subyektif (anamnesa).
2. Melakukan pemeriksaan obyektif (sondasi, tes vitalitas gigi, perkusi, druk, palpasi).
3. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) : informasi penyebab, tata
laksana perawatan dan pencegahan).
4. Tindakan tergantung pada kondisi kedalaman dan bahan yang akan digunakan
(bergantung pada lokasi ).
Bila karies mengenai email :
Jika mengganggu estetika, ditumpat.
Jika tidak mengganggu, recontouring (diasah), poles, ulas fluor untuk
meningkatkan remineralisasi.
Bila dentin yang menutup pulpa telah tipis : Pulpcapping indirect, ekskavasi
jaringan karies, berikan pelapis dentin.
Karies dentin tanpa disertai keluhan ngilu yang mendalam : ditumpat dengan
Glass Ionomer Cement (GIC) atau Resin Komposit.
6. Diagram Alir
Anamnesa
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Ausnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh karena fungsinya, karena kebiasaan
buruk, cara menyikat gigi yang salah atau karena asam dan karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan disebabkan oleh karies atau
trauma dan merupakan akibat alamiah dari proses penuaan.
Atrisi : Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses
mekanis yang terjadi pada gigi yang saling berantagonis (sebab fisiologis
pengunyahan)
Abrasi : Hilangnya permukaan jaringan keras gigi disebabkan oleh faktor
mekanis dan kebiasaan buruk
Erosi : Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh proses
kimia dan tidak melibatkan bakteri.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus atrisi, abrasi, erosi.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (Kemenkes
RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
6. Diagram Alir
Anamnesa Kavitas Superfisial / Tumpat dengan GIC
Media
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Endapan atau pewarnaan yang terjadi pada dataran luar gigi disebabkan oleh berbagai
faktor
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus oral hygiene buruk.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (Kemenkes
RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Melakukan pemeriksaan klinis.
Melakukan pembersihan (scalling) debris dan kalkulus pada semua elemen gigi
dimulai dari yang supra gingiva, dilanjutkan pada subgingival apabila ada.
Setelah semua elemen selesai dibersihkan, lakukan finishing;
Lakukan polishing dilakukan menggunakan bahan polish yang dicampur dengan
pasta gigi untuk scalling.
Perawatan diakhiri dengan memberikan povidone iodine atau chlorhexidine untuk
mencegah infeksi.
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Peningkatan sensitivitas akibat terbukanya dentin.
6. Diagram Alir
Anamnesa
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Kondisi inflamasi pulpa yang menetap, dan simtomatik atau asimptomatik yang
disebabkan oleh suatu jejas, dimana pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang
terjadi sehingga pulpa tidak dapat kembali ke kondisi sehat.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus pulpitis ireversibel.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (Kemenkes
RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Lakukan pemeriksaan subyektif (anamnesa).
Lakukan pemeriksaan obyektif (inspeksi, palpasi, tes vitalitas, perkusi, druk).
KIE : informasi penyebab, tata laksana perawatan, pencegahan.
Prosedur perawatan : RUJUK PSA ke dpkter gigi
6. Diagram Alir
Rujuk ke DRG
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Inflamasi pulpa ringan dan jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan pulih kembali
dan pulpa akan kembali sehat.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus pulpitis reversibel.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas (Kemenkes
RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
6. Diagram Alir
Pemeriksaan Klinis Gigi :
Anamnesa Karies Profunda tanpa
Tes Vitalitas Gigi ( + )
perforasi pulpa
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang disebabkan oleh adanya jejas
bakteri, trauma dan iritasi kimiawi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus nekrosis pulpa.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Lakukan pemeriksaan subyektif (anamnesa)
Lakukan pemeriksaan obyektif.
KIE : informasi penyebab, tata laksana perawatan, pencegahan.
Terapi : Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan pendukung yang masih
ada. Pada dasarnya perlu penilaian prognosis yang baik untuk perawatan
mempertahankan gigi.
Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan.
Apabila jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat untuk dilakukan
penumpatan, nekrosis pulpa dapat ditangani dengan perawatan mortal
pulpotomi atau perawatan saluran akar (PSA).
Perawatan saluran akar ( PSA ) : Dalam hal ini Dokter Gigi harus merujuk
ke Dokter Spesialis Konservasi Gigi.
Gigi di indikasikan untuk dilakukan pencabutan.
Apabila pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi dianggap sudah tidak
layak untuk dipertahankan (dari segi biaya, waktu atau kesanggupan
pasien), maka tindakan pencabutan menjadi pilihan utama.
6. Diagram Alir
Anamnesa
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya,
biasanya berasal dari suatu infeksi.
Penyebab : Abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan (nanah) dialirkan ke gusi
sehingga gusi yang berada di dekat gigi tersebut membengkak.
6. Diagram Alir
Anamnesa
Premedikasi ( rujuk ke
DRG )
Belum
Obat dilanjutkan
Sembuh
Sembuh
Ekstraksi gigi
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Gingivitis (peradangan gingiva) akibat plak adalah inflamasi gingiva tanpa disertai
kehilangan pelekatan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus gingivitis akibat plak mikrobial.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Pasien dianjurkan untuk memperbaiki kebersihan mulut dan berkumur dengan 1
gelas air hangat ditambah 1 sendok teh garam, atau bila ada dengan obat kumur
povidon iodin setiap 8 jam selama 3 hari.
Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus supra dan subgingiva ( dental
scalling ).
KIE:
Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkan gejala,
mencegah komplikasi
Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi setiap
setelah makan pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke dokter gigi minimal
2x setahun, makan makanan yang berserat dan berair (sayur dan buah).
Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.
Alasan rujukan: bila kebersihan mulut sudah diperhatikan dan penyakit tidak
sembuh, perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan selanjutnya.
6. Diagram Alir
Anamnesa Pemeriksaan Intra Oral
Kontrol tiap 6
Dental Scalling
bulan
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Infeksi purulen lokal pada jaringan yang berbatasan/ berdekatan dengan poket
periodontal yang dapat memicu kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus abses periodontal.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Drainase dengan membersihkan poket periodontal.
Menyingkirkan plak, kalkulus, dan bahan iritan lainnya dan atau menginsisi abses.
Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yang terbatas, dan pemberian anti
mikroba dan pengelolaan kenyamanan pasien.
Tindakan bedah untuk akses dari proses pembersihan akar gigi perlu
dipertimbangkan.
Pada beberapa keadaan, ekstraksi gigi perlu dilakukan.
Evaluasi periodontal menyeluruh harus dilakukan setelah resolusi dari kondisi
akut.
Pemberian obat kumur, obat analgetik, antipiretik dan antibiotika. Drug of choice
(obat pilihan) Antibiotik yang diberikan antara lain:
Amoxicillin 3 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
Ciprofloxacin 2 x 500 mg (waktu paruh 12 jam)
Metronidazole 2 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
6. Diagram Alir
Anamnesa Pemeriksaan Intra Oral
Kontrol tiap 6
Dental Scalling
bulan
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Inflamasi gingiva yang meluas ke perlekatan jaringan di sekitarnya. Penyakit ini ditandai
dengan kehilangan perlekatan klinis akibat destruksi ligamen periodontal dan kehilangan
tulang pendukung di sekitarnya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus periodontitis marginalis kronis.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Karang gigi, saku gigi, impaksi makanan dan penyebab lokal lainnya harus
dibersihkan/diperbaiki ( dental scalling ).
Pemberian antibiotik : Amoksisilin 500 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
Analgesik jika diperlukan.
Pasien dianjurkan berkumur selama ½ - 1 menit dengan larutan povidon 1%.
Bila sudah sangat goyah, gigi harus dicabut.
KIE
Tujuan penatalaksanaan : menyembuhkan infeksi, menghilangkan gejala,
mencegah komplikasi.
Pencegahan : menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigi setelah makan
pagi dan sebelum tidur, memeriksakan ke dokter gigi minimal 2x setahun, makan
makanan yang berserat dan berair (sayur dan buah).
Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Sisa/ bagian akar yang ada / masih ada di dalam rongga mulut.
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Kelainan yang dikarakteristikan dengan ulser rekuren yang terbatas pada mukosa mulut
pada pasien tanpa tanda–tanda penyakit lainnya. Terjadi pada 20% populasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus stomatitis aftosa rekuren.
3. Kebijakan Untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Hilangkan faktor predisposisi
Simptomatik : topikal steroid, anastetik topikal, antiseptik kumur.
Suportif: multivitamin, imunomodulator
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Lesi ulkus pada mukosa/jaringan lunak mulut yang terjadi karenatrauma mekanis
akibat obyek yang tajam dan keras misalnya, kawat ortodonti, basis gigi tiruan, sisa
akar gigi, atau tergigit saat mengunyah, tertusuk sikat gigi atau duri ikan/tulang ayam
dan lain-lain.
Dapat akut dan kronis
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Gigi dengan mahkota patah karena sesuatu sebab..
Tidak ada gejala atau rasa sakit bila fraktur tidak mengenai pulpa.
Klasifikasi menurut Ellis (Finn):
Kelas I : Fraktur yang hanya mengenai email atau hanya melibatkan sedikit dentin
Kelas II : Fraktur mengenai dentin tetapi pulpa belum terbuka
Kelas III :
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Peradangan jaringan lunak sekitar mahkota gigi yang sedang erupsi, terjadi pada molar
ketiga yang sedang erupsi.
Penyebab : bengkak pada gusi di sekitar mahkota gigi akibat dari penumpukan plak dan
sisa makanan diantara gigi dan gusi.
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi.
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Proses mengeluarkan gigi susu anterior atau posterior krena gigi tidak dapat dirawat atau
karena penyebab lain (gigi goyang) dengan anastesi lokal non injeksi.
2. Tujuan Menimbulkan anastesi pada ujung saraf sebagai penghilang rasa sakit pada proses
pencabutan.
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan pencabutan gigi sulung dengan
anstesi topikal spray.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
Penatalaksanaan :
- Ucapkan salam dan perkenalkan diri
- Pastikan identitas pasien
- Lakukan anamnesa
- Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
- Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut EO dan IO
- Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
- Lakukan persetujuan tindakan (informed consent)
- Pakai masker
- Cuci tangan
- Pakai sarung tangan
- Siapkan alat-alat dan dekatkan ke pasien
- Lakukan asepsis area pencabutan dengan tampon povidine iodine 10%
- Siapkan kapas yang sudah dibasahi ethil chlor
- Tempelkan kapas ethil chlor pada gigi sulung yang akan dilakukan
pencabutan
- Lakukan luksasi pada gigi sulung menggunakan tang pencabutan gigi
sulung
- Instruksikan pasien menggigit tampon iodine pada bekas soket gigi yang
dicabut.
- Istruksi setelah pencabutan :
Gigit tampon selama 30 menit
Tidak boleh berkumur selama 24 jam
Makan makanan yang lunak dan dingin
Mengunyah menggunakan sisi sehat
Minum obat sesuai anjuran
- Bersihkan area kerja IO dan EO
- Berikan obat antibiotik dan analgesik
- Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya
- Buang sampah infeksius kedalam plastik
- Cuci tangan
- Berikan pendidikan kesehatan gigi ( DHE ) dan ucapkan terima kasih
- Dokumentasikan pada Rekam Medis pasien
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Tindakan pengulasan zat yang mengandung fluor pada seluruh permukaan gigi.
Umumnya dilakukan pada anak-anak atau gigi sulung.
2. Tujuan 1. Mengurangi kelarutan enamel terhadap asam
2. Mengurangi permebelitas permukaan enamel
3. Menghambat pembentukan asam dari karbohidrat oleh kuman rongga mulut
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan topikal aplikasi Fluor
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
Penatalaksanaan :
Ucapkan salam dan perkenalkan diri
Pastikan identitas pasien
Lakukan anamnesa
Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut EO dan IO
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
Pakai masker
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Siapkan alat-alat dan dekatkan ke pasien
Persilahkan pasien berkumur chlorheksidine 5%
Lakukan penyikatan dan pemolesan menggunakan brush nilorr yang telah
dibubuhi pimice
Lakukan isolasi area kerja menggunakan cotton roll
Aplikasikan Sodium Fluoride 2% per gigi dimulai dari arah distal bucal, mesial
palatal/lingual incisal biarkan selama 5 menit
Bersihkan sodium fluoride 2% pada permukaan gigi menggunakan cotton pelet
Bersihkan area kerja IO dan EO
Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya
Buang sampah infeksius kedalam plastik
Cuci tangan
Berikan pendidikan kesehatan gigi ( DHE ) dan ucapkan terima kasih
Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan/terapi gigi dan mulut.
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Tindakan mengambil atau mengangkat endapan/kotoran/plague yang dibiarkan lama
hingga mengalami mineralisasi dan melekat erat pada permukaan gigi baik supra/sub
ginggiva, berwarna kuning kecoklatan atau hijau hingga hitam.
2. Tujuan Mencegah terjadinya radang gusi
Mencegah bau mulut
Mencegah gigi goyang
Menambah kepercayaan diri
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan dental scalling.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
Penatalaksanaan :
Ucapkan salam dan perkenalkan diri
Pastikan identitas pasien
Lakukan anamnesa
Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut EO dan IO
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
Pakai masker
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Siapkan alat-alat dan dekatkan ke pasien
Lakukan pembersihan karang gigi per rahang dimulai dari rahang atas
kanan ke kiri terlebih dahulu utan rahan bawah kiri ke kanan
Lakukan propilaksis menggunakan brush nilor yan g telah dibubuhi
pumice
Pasien di minta berkumur menggunakan chlorheksidine 5%
Oleskan povidone iodine 10% pada seluruh permukaan ginggiva
Bersihkan area kerja IO dn EO
Rapikan peralatan kembali pada tempatnya
Cuci tangan
Ucapkan terima kasih
Dokumentasikan pada Rekam Medis.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak, Laboratorium, Apotek.
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Suatu tindakan mengembalikan struktur gigi yang hilang dengan mengaplikasi bahan
tambalan kedalam kavitas gigi, menggunakan bahan tambalan sewarna gigi berbasis
bahan polyacid dengan bubuk berbasis flouroaluminosilicate glass.
2. Tujuan 1. Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
2. Mengembalikan bentuk dan anatomi gigi seperti semula
3. Mengembalikan fungsi kunyah gigi sesuai anatomi
4. Mengembalikan bentuk estetik gigi
5. Mencegah infeksi lebih lanjut
6. Mempertahankan gigi selama mungkin dalam rahang
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan penambalan gigi dengan bahan
tambalan Glass Ionomer.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
Penatalaksanaan :
Ucapkan salam dan perkenalkan diri
Pastikan identitas pasien
Lakukan anamnesa
Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut EO dan IO
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
Pakai masker
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Siapkan alat-alat dan dekatkan ke pasien
Lakukan preparasi cavitas dengan round bur kemudian dilanjutkan
dengan fisure bur
Buat undercut dengan menggunakan inverted bur
Siapkan bahan tambalan GIC powder dan liquid dengan perbandingan
1:1 (ketentuan pabrik)
Keringkan kavitas dengan treeway syringe dan cotton pelet
Lakukan isolasi area kerja dari saliva menggunakan cotton roll dan
suction
Desinfeksi cavitas dengan alkohol 70%
Pengadukan bahan tambalan :
a) Letakkan jumlah powder dan liquid sesuai cavitas diatas mixingpad
b) Gunakan spatula plastik yang tersedia, untuk membagi powder
menjadi dua bagian yang sama
c) Aduk bagian pertama terlebih dahulu dengan seluruh bagian liqiud
yang ada selama 10 detik
d) Tambahan bagian kedua powder dan aduk selama 15-20 detik
e) Untuk mendapatkan campuran yang homogen total waktu
pengadukan tidak boleh lebih dari 30 detik
Penambalan :
a) Bahan tumpatan tersebut dimasukkan kedalam permukaan kavitas
dengan menggunakan plastis filling instrumen
b) Dilanjutkan menekan tumpatan dengan ibu jari segera setelah bahan
tumpatan tidak lagi mengkilat
c) Bersihkan sisa tumpatan yang berlebihan
d) Cek gigitan
e) Ulaskan varnish
Bersihkan area kerja IO dn EO
Rapikan peralatan kembali pada tempatnya
Cuci tangan
Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
Dokumentasikan pada Rekam Medis
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Setelah gigi ditambal tidak boleh digunakan mengunyah selama 1 jam
karena dalam proses pengerasan.
Besarnya tumpatan sesuai dengan besarnya cavitas dan dibentuk sesuai
anatomi gigi untuk menghindari kontak dini dengan gigi antagonis.
Lakukan pemeriksaan 6 bulan sekali.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak, Laboratorium, Apotek.
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Tindakan mengembalikan struktur gigi yang hilang dengan menaplikasi bahan tambalan
kedalam kavitas gigi, menggunkan bahan tambalan composite.
2. Tujuan Mengurangi / menghilangkan rasa sakit
Mengembalikan fungsi kunyah
Mengembalikan bentuk anatomi gigi
Mengemalikan estetik
Mempertahankan gigi selama mungkin didalam rahang
Mencegah infeksi lebih lanjut
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan penambalan gigi dengan bahan
tambalan Composite.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Persiapan alat dan bahan :
Alat :
Dental unit lengkap
Alat pemeriksaan standar
Preparasi set
Set konservasi
Alat poles composite
Light curing
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak, Laboratorium, Apotek.
PENCABUTAN GIGI TETAP
No. Dokumen :
No. Revisi :
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Tindakan pencabutan gigi anterior dan posterior yang terpaksa dilakukan karena gigi
tidak dapat dirawat, atau gigi tersebut perlu dicabut untuk kepentingan perawatan dan
pencegahan ( interceptive orthodontic).
2. Tujuan Mengeluarkan gigi tetap dari rongga mulut yang memang diindikasikan untuk dicabut
guna menghindari kelainan lebih lanjut.
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan pencabutan gigi tetap.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
6. Diagram Alir
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Proses mengeluarkan gigi tetap anterior atau posterior karena gigi tidak dapat dirawat
atau karena penyebab lain (gigi goyang ° 3 / ° 4) dengan anastesi lokal non injeksi.
2. Tujuan Menimbulkan anatesi pada ujung saraf sebagai penghilang rasa sakit pada proses
pencabutan.
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan pencabutan gigi tetap dengan
topikal anestesi spray.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur A. Persiapan alat :
Dental unit lengkap,
Alat pemeriksaan standar
Alat set pencabutan gigi tetap anterior / posterior RA
Alat set pencabutan gigi tetap anterior / posterior RB
C. Prosedur :
Ucapkan salam dan perkenalkan diri
Pastikan identitas pasien
Lakukan anamnesa
Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
Lakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut EO dan IO
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
Lakukan persetujuan tindakan (informed consent)
Pasang celemek pada pasien
Pakai masker
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Siapkan alat-alat dan dekatkan ke pasien
Lakukan asepsis area pencabutan dengan tampon povidine iodine 10%
Siapkan kapas yang sudah dibasahi ethil chlor
Tempelkan kapas ethil chlor pada gigi goyang yang akan dilakukan pencabutan
Lakukan luksasi pada gigi goyang menggunakan tang pencabutan yang sudah
disiapkan.
Bersihkan area kerja IO dan EO
Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya
Buang sampah
Cuci tangan
Berikan pendidikan kesehatan gigi dan ucapkan terima kasih
Dokumentasikan pada catatan asuhan kesehatan/terapi gigi dan mulut
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak, Laboratorium, Apotek.
STERILISASI ALAT DENGAN MESIN PANAS
KERING
No. Dokumen :
No. Revisi :
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Proses menghancurkan semua mikroorganisme, baik dalam bentuk vegetative maupun
spora dengan menggunakan oven bersuhu tinggi.
2. Tujuan Untuk mematikan mikroba termasuk endospora.
3. Kebijakan Penerapan standar pelayanan di Puskesmas pada tindakan sterilisasi alat dengan mesin
panas kering.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
5. Prosedur Petugas membersihkan terlebih dahulu mesin dari debu yang menempel di badan
mesin
Petugas menyiapkan alat –alat yang akan disterilkan
Petugas memasukkan alat yang akan disterilkan kedalam chamber mesin
Petugas menentukan waktu dan suhu yang diperlukan untuk pensterilan
Untuk pensterilan dengan suhu 180° butuh waktu 60 menit
Untuk pensterilan dengan suhu 160° butuh waktu selama 120 menit.
Untuk pensterilan dengan suhu 120° butuh waktu selama 10 menit
Petugas menekan tombol power/ start untuk sterilisasi dan mesin akan berjalan
secara otomatis sampai berhenti
Petugas mengeluarkan alat yang disterilkan dan menyimpan alat pada ruanagan
penyimpanan alat.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak, Laboratorium, Apotek.
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Mengukur tekanan darah dalam sistm peredaran darah, yang berkaitan erat dengan
kekuatan otot jantung, kecepatan detak jantung, diameter dan elastisitas dinding arteri.
2. Tujuan 1. Mendapatkan data dasar.
2. Menilai status hemodinamik
3. Menentukan diagnosa
4. Membantu memberikan terapi
5. Menilai respon terhadap pengobatan
3. Kebijakan Penerapan standar therapy di Puskesmas pada tindakan pengukuran tekanan darah.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
B. Prosedur :
1. Metode Auskultasi
Ucapkan salam dan perkenalkan diri
Pastikan identitas pasien
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan pengukuran tekanan
darah pada klien atau keluarga.
Cuci tangan
Siapkan alat alat dan dekatkan pada pasien
Ukur tekanan darah setelah 3-5 menit istirahat
Review tekanan darah klien sebelumnya
Analisisi diagnosis pasien dan pemberian obat terakhir yang berdampak
pada tekanan darah
Cuci tangan dan bersihkan bagian diafragma dari stetoskop
Letakan tensimeter ditempat yang man dan tegak lurus sehingga air raksa
mudah dibaca
Pilih tempat pengukuran tekanan darah ( brakhial, radial, popliteal, posterior
tibial dan dorsial pedis. Gunakan lengan kanan jika mungkin, ukur pada
tempat dan posisi yang sama dengan pengukuran sama sebelumnya jika
mungkin.
Pilih ukuran manset yang sesuai untuk klien.
Lebar manset kira – kira 40% dari panjang lengan ( antara sikut sampai bahu
).
Manset harus yang sesuai untuk klien
Pasang manset dengan tepat pada ekstremitas diatas arteri bagian
proksimal ( misalnya, pada brakialis, posisi sekitar 3-5cm diatas fossa
antecubital ) dan jangan pasang manset atas pakain.
Buka pegunci air raksa pada sphygmomanometer dan tutup pengunci pada
balon. Kembangkan manset dengan memompa balon karet sampai tekanan
30 mmHg diatas denyut arteri tidak teraba pada palpasi.
Palpasi arteri ( sesuai lokasi pengukuran ) dan letakan permukaan bell
stetoskop dibawah tepi manset
Kempeskan manset 2-3 mmHg perdetik dengan cara membuka pengunci
balon karet sampai air raksa turun perlahan – lahan dengan suara korotkoft:
suara pertama ( sistolik ) dan suara yang terakhir ( diastolik ) dengan
menggunakan stetoskop sambil melihat angka pada sphygmomanometer
ketika bunyi pertama dan terakhir.
Buka manset dan tutup pengunci air raksa bila air raksa sudah dibawa nol
Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya.
Ucapkan terimah kasih dan semoga lekas sembuh
Cuci tangan
Dokumentasikan catatan asuhan / terapi gilut
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli Anak, Laboratorium, Apotek.
PENGOPERASIAN KOMPRESOR
DENTAL UNIT
No. Dokumen :
No. Revisi :
PEMERINTAH
drg. Dian Sukmawati Arkiang
KOTA KUPANG NIP. 19770926 200604 2 022
1. Pengertian Tindakan mengoperasikan kompresor agar tetap dapat berfungsi sehingga pelayanan gigi
dapat berlangsung.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam mengoperasikan kompressor, agar alat dapat tetap berfungsi
dengan baik .
3. Kebijakan Penerapan standar pelayanan di Puskesmas pada tindakan pengoperasian kompresor
dental unit.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/MENKES/62/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi.
2. Standar Kompetensi Dokter Gigi (Konsil Kedokteran Indonesia ,2006).
3. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
(Kemenkes RI Th. 2012).
4. SPO Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut DPP PPGI Indonesia 2016.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait -