Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kejahatan jabatan


Kejahatan jabatan adalah kejahatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau
pejabat dalam masa pekerjaannya serta kejahatan yang termasuk dalam salah satu
perbuatan pidana yang tercantum dalam Bab XXVIII Buku Kedua KUHP (Djoko
Prakoso, 1992).
1. Menurut Qs an-nisa ayat 58.
‫َا‬
‫ِذ‬ ‫َإ‬
‫ها و‬ َِ َْ
‫هل‬ ‫َِلى‬
‫ٰ أ‬ َ ‫م‬
‫اناتِ إ‬ ََ‫اْل‬
ْ ‫دوا‬ َُّ
‫تؤ‬ُ َْ
‫ن‬ ‫ْ أ‬‫ُم‬
‫ُك‬ ُْ
‫مر‬ َ َ‫اَّلل‬
‫يأ‬ َّ ‫ن‬ َِّ
‫إ‬
‫َّا‬
‫ِم‬ ‫اَّللَ ن‬
‫ِع‬ َّ ‫ن‬ َِّ
‫ِ إ‬ ۚ‫د‬
‫ل‬ َْ ْ ‫ُوا ب‬
‫ِالع‬ ‫ُم‬‫ْك‬
‫تح‬َ ‫ن‬َْ‫أ‬ ‫َ الن‬
ِ‫َّاس‬ ‫ْن‬ َ ْ
‫بي‬ ‫ُم‬ ‫ْت‬‫َم‬
‫َك‬‫ح‬
َ‫َا‬
‫ن‬ ‫ك‬ َ‫اَّلل‬
َّ ‫ن‬ َِّ
‫ِ إ‬ ِۗ
‫ه‬ ‫ُم‬
‫ْ ب‬ ‫ُك‬
‫ِظ‬‫يع‬َ
‫ًا‬‫ِير‬
‫بص‬َ ‫ًا‬‫ِيع‬‫سَم‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat”
2. Menurut Qs al-ahzab ayat 72
‫َال‬
ِ ْ َ
‫الجِب‬ ِْ
‫ض و‬ ‫اْلَر‬
ْ َ ‫َاتِ و‬
‫َاو‬‫لى السَّم‬ ََ َ‫ان‬
‫ة ع‬ َ ‫م‬ََ‫اْل‬
ْ ‫َا‬ ‫ْن‬
‫َض‬‫َر‬
‫نا ع‬ َِّ
‫إ‬
ُ‫ن‬
‫ه‬ َِّ
‫ن إ‬ ُ‫نسَا‬
ۖ ِْ
ْ ‫ها‬
‫اْل‬ َ‫ل‬ََ‫َم‬‫َح‬
‫ها و‬َْ ‫َ م‬
‫ِن‬ ‫ْن‬
‫َق‬‫َشْف‬
‫َأ‬‫ها و‬ََ ْ‫ْم‬
‫ِلن‬ ‫يح‬ َْ
َ ‫ن‬ ‫َ أ‬
‫ْن‬ ََ
‫بي‬ ‫َأ‬‫ف‬
ً‫هو‬
‫ل‬ َُ‫ما ج‬ً‫لو‬َُ
‫ن ظ‬َ‫َا‬ ‫ك‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh”
3. Pengertian jabatan menurut para ahli sebagai berikut:
a. Menurut I gede Menurut I gede Menurut I gede astawa
Yaitu lingkungan kerja tetap yang berisi fungsi;fungsi tertentu yang
secara keseluruhan akan mencerminkan tujuan dan tata kerja suatu organisasi
b. Menurut E utrech
Yaitu, Sebagai pendukung hak dan kewajiban sebagai subjek hukum
(person) berwenang melakukan perbuatan hukum baik menurut hukum publik
maupun hukum privat.

c. Menurut W riawan tjandra


Yaitu, kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang pegawai negri dalam suatu organisasi negara.

Jabatan karier dilingkungan pemerintah terbagi atas dua macam yaitu :

1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi.
Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon
IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di PNS Pusat
adalah: Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli.
Sedangkan contoh jabatan struktural di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah,
kepala dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat,
sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah.
2. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur
organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam
pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional
Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti,
perencana, pranata komputer, statistisi, pranata laboratorium pendidikan, dan
penguji kendaraan bermotor.

B. Contoh kasus

Pria dengan nama lengkap Gayus Halomoan Partahanan Tambunan itu,


membuat geram banyak kalangan. Kasusnya menghancurkan citra aparat perpajakan
dan meruntuhkan semangat reformasi yang diusung Menteri Sri Mulyani kala itu.Tak
Heran, banyak kalangan yang ingin Gayus dihukum berat atas ulahnya
tersebut. Gayus Tambunan pun akhirnya memetik hasil ulahnya. Pria kelahiran
Jakarta, 9 Mei 1979 itu harus meringkuk di penjara atas sejumlah kasus pajak dan
pidana lain yang dilakukannya.

Tepat 19 Januari (2011), Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis


7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta atau subsider 3 bulan kurungan terkait kasus
mafia pajak terhadap Gayus.Hukuman Gayus ini jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa
yang menuntut Gayus dengan hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 500 juta.

Dalam sidang putusan yang dipimpin Hakim Albertina Ho, Gayus terbukti
bersalah melakukan tindak pidana korupsi dengan menguntungkan PT Surya Alam
Tunggal (SAT) dalam pembayaran pajak serta merugikan keuangan negara sebesar
Rp 570 juta.

Selain itu, Albertina Ho dkk juga menegaskan, sebagai peneliti pajak di


Direktorat Banding, Gayus juga terbukti menyalahi wewenangnya. Dia telah
menerima keberatan pembayaran pajak PT SAT.

"Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara


bersama-sama," kata Albertina, Rabu 19 Januari 2011.

Tak hanya itu, hakim juga menyatakan Gayus Tambunan terbukti telah
menyuap menyuap penyidik Direktur II Badan Reserse dan Kriminal Komisaris Polisi
Arafat Enanie. Hakim menyatakan Gayus memberikan uang melalui pengacaranya
Haposan Hutagalung agar tidak ditahan dan sejumlah harta bendanya tidak disita.

Gayus Tambunan juga dinyatakan bersalah menyuap hakim Muhtadi Asnun


sebesar Rp 50 juta. Uang ini untuk memuluskan perkara penggelapan pajak dan
pencucian uang senilai Rp 25 miliar. Vonis 7 tahun dari Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan menjadi hukuman pembuka buat Gayus Tambuyan. Tak lama usai putusan 7
tahun penjara, jaksa mengajukan banding. Pengadilan Tinggi Jakarta akhirnya
mengabulkan banding tersebut dan menjadikan hukuman Gayus jadi 8 tahun
penjara.Tak puas dengan putusan ini, Gayus mengajukan kasasi ke MA. Namun, MA
menolak dan justru memperberat hukuman Gayung menjadi 12 tahun penjara.Tak
puas, Gayus pun mengajukan Peninjauan Kembali atau PK. MA kembali menolak.
Gayus tetap divonis 12 tahun penjara terkait kasus menyuap penyidik, hakim dan
merekayasa pajak.

"Menolak permohonan kuasa pemohon Untung Sunaryo terhadap pemohon


Gayus Halomoan Partahanan Tambunan," tulis website MA pada Jumat 22 November
2013.Dengan ditolaknya PK tersebut, Gayus harus meringkuk di penjara selama 30
tahun. Pasalnya, selain kasus yang membuat dia dipenjara 12 tahun, Gayus juga
dihukum untuk tiga kasus lainnya.Tiga kasus itu adalah kasus penggelapan pajak PT
Megah Citra Raya dengan vonis 8 tahun penjara, kasus pemalsuan paspor dengan
vonis 2 tahun penjara dan hukuman 8 tahun penjara dalam kasus pencucian uang dan
penyuapan penjaga tahanan.Namun, dalam perjalanan MA kemudian 'menyunat'
hukuman Gayus menjadi 29 tahun penjara. MA menilai vonis yang dijatuhkan kepada
mantan pegawai Ditjen Pajak itu melebihi aturan yang ada.

Dilansir dari website MA pada Selasa 17 Januari 2017, MA menyebut total


kejahatan yang dilakukan Gayus ada empat kasus, tiga di antaranya tindak pidana
korupsi yang dituntut secara terpisah dengan total vonis 28 tahun penjara. Gayus tidak
terima dengan vonis Nomor 52 K/Pid.Sus/2013 itu karena total hukuman yang ia
terima dalam kasus korupsi tersebut selama 28 tahun penjara. MA kemudian
mengabulkan keberatan tersebut dengan menjadikan hukuman Gayus menjadi 26
tahun penjara untuk tiga kasus pidana korupsi. Di luar itu, MA memvonis Gayus 3
tahun dalam kasus pemalsuan paspor yang dia gunakan bepergian selama di dalam
tahanan. Dengan begitu total hukuman yang dijalani Gayus adalah 29 tahun penjara.

C. Dampak Dari Tindak kejahatan Jabatan

1. Dampak Positif : merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat


mempengaruhi dan mengubah oemikiran orag lain atau kelompok untuk
melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan
sungguh- sungguh atau bukan karna paksaan baik secara fisik maupun mental
untuk hasil yang baik .
2. Dampak negatif : Tindakan penyalahgunaan kewenangan/ wewenang yang bukan
seorang pejabat untuk kepentingan tertentu, baik untuk kepentingan diri sendiri,
orang lain atau korporasi. Biasanya kekuasaan bersifat Negatif hanya Mencari
keuntungan Pribadi atau golongan di atas kekuasaaan itu. Karena mereka tidak
memiliki kemampuan atau modal atau apapun selain kekuasaan untuk
menghasilkan.

D. Unsur-unsur tindak kejahatan jabatan

1. Tindakan seorang atau badan hukum melawan hukum


2. Tindakan tersebut menyalahgunakan wewenan
3. Dengan maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain
4. Tindakan tersebut merugikan Negara atau perekonomian Negara
5. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
Negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara Negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatanya yag bertentangan
dengan kewajibanya
6. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang bertenta ngan dengan kewajiban, dilakukan
atau tidak dilakukan dalam jabatanya.
7. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili
8. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan
peraturan perundangundangan ditentukan mejadi advokat untuk menghadiri siding
pengadilan dengan maksud untuk memberikan nasihat atau pendapat yang akan
diberikan sehubungan dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk
diadlii
9. Adanya perbuatan curang atau sengaja membiarkan terjadinya perbuatan curang
tersebut.
10. Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatanya,
atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh
orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut
11. Dengan sengaja menggelapkan, menghancurkan, meusakkann, atau membuat
tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk
meyakinkan atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang, yang dikuasai
karena jabatanya da membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan,
merusakkan, atau membuatidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar
tersebut serta membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan,
atau membua tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut
12. Pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima hadiah atau janji
padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatanya, atau
yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji trsebut ada
hubunganya dengan jabatanya.

Anda mungkin juga menyukai