Anda di halaman 1dari 24

MEKANISME TRANSPORTASI DAN JENIS SRUKTUR SEDIMEN

Oleh:

WA ODE EMIRIA SRIKANDI NDANGI

Dosen Pengampu:

NOVIAR AKASE S.T, M.Sc

PRODI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
MEKANISME TRANSPORTASI SEDIMEN

1. Cara Pengangkutan Sedimen

Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke

tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di

bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya.

Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi,

jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja

yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini

adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak

mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang

buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah

menyentuh dasar aliran.

Bedload transport

Mekanisme transport dimana partikel yang lebih kasar dan padat bergerak
sepanjang dasar perairan baik secara menggelinding, bergeser maupun meloncat-
loncat akibat pengaruh tumbukan diantara partikel dan turbulensi tetapi partikel
tersebut selalu kembali ke dasar. Mekanisme transpor dapat berubah dari
suspended load menjadi bed load dan sebaliknya karena adanya perubahan
kecepatan aliran.

Pada mekanisme transport ini dibedakan berdasarkan tipe gerakan media


pembawanya, dibagi menjadi:

 endapan arus traksi

 endapan arus pekat (density current) dan

 endapan suspensi.
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya.

Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin

atau pasang-surut air laut.

Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang

berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:

 pemilahan baik

 tidak mengandung masa dasar

 ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah

(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus

traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan

campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur

silang-siur dan perlapisan bersusun.

Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density)

media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar

garam. Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah

media yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal

dengan nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan

nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi.

Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung

yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam.
Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya

dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat

saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan

dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa

sistem seperti itu dalah:

 sistem arus traksi dan suspensi

 sistem arus turbit dan pekat

 sistem suspensi dan kimiawi.

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik

berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung

(rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension)

Gambar 1. Mekanisme transportasi partikel di dalam aliran: rolling dan saltasi


(bedload); dan suspensi (suspended).
Pada kecepatan arus rendah hanya partikel halus (lempung) dan partikel
berdensitas rendah yang tetap tersuspensi, dengan partikel berukuran pasir
bergerak rolling dan beberapa tersaltasi. Pada tingkat aliran yang lebih tinggi
semua lanau dan beberapa pasir dapat tetap tersuspensi, dengan butiran (granules)
dan kerakal halus (fine pebble) tersaltasi dan material lebih kasar bergerak rolling.

2. Kasifikasi Transpor Sedimen

Transpor sedimen diklasifikasikan berdasarkan sumber asalnya dan mekanisme

transpornya. Transpor material dasar adalah transor (pergerakan) material yang

ditemukan di dasar sungai.

 Wash load: sedimen yang tidak ditemukan di dasar sungai karena

secara permanen tersuspensi.

 Bed load: sedimen yang secara kontinu berada di dasar sungai,

terangkut secara menggelinding, menggeser, melompat.

 Suspended load: Sedimen yang tersuspensi oleh turbulensi aliran dan

tidak berada di dasar sungai

Berdasarkan mekanisme transpornya sedimen suspense terbagi menjadi dua yaitu

wash load dan bed material transport. Wash load adalah material yang lebih

halus dibandingkan material dasar saluran. Biasanya ukuran butirannya rata-

rata D 50 = 60 mikrometer untuk mudah membedakan antara wash load

dan bed material load. Transport sedimen secara umum dinyatakan sebagai

berat / volume kering per waktu atau bulk volume yang memasukkan angka

pori kedalam volume tetap per unit waktu.Untuk pengukuran ketiga jenis transport

sedimen (wash load, bed load, suspended load) dibutuhkan alat dan metode

khusus. Sebelum mendiskripsikan metode pengambilan dan elaborasi data perlu

dipahami perbedaan ketiga jenis transport sedimen tersebut


a. Bed load

Sedimen dasar adalah transpor dari butiran sedimen secara menggelinding,

menggeser dan melompat yang terjadi di dasar saluran. Secara umum konfigurasi

dari pergerakan sedimen membentuk konfigurasi dasar seperti dunes, ripple,etc.

Banyak formulasi yang telah dikembangkan untuk mendiskripsikan mekanisme

dari sedimen dasar yang dilakukan dengan eksperimen di laboratorium atau pun

dengan memodelkan fenomena tersebut.

b. Suspended load

Sedimen layang (suspensi) adalah transpor butiran dasar yang tersuspensi

oleh gaya gravitasi yang diimbangi gaya angkat yang terjadi pada turbulensi

aliran. Itu berarti butiran dasar terangkat ke atas lebih besar atau kecil tapi

pada akhirnya akan mengendap dan kembali ke dasar sungai. Banyak

persamaan sedimen suspensi yangtelah dikembangkan seperti persamaan

Engelund dan Hansen namun persamaan ini tidak memberikan informasi

yang cukup terkait distribusi konsentrasi dari butiran pada arah vertical, besarnya

konsentrasi (C) ditentukan secara teoritik Dalam banyak kasus pengukuran

sedimen supensi dilakukan di lapangan agar diketahui distribusi konsentrasi arah

vertikal untuk berbagai jenis transport sedimen

c. Wash load

Wash load adalah transpor butiran sedimen yang berukuran kecil dan halus

dibanding dengan sedimen dasar juga sangat jarang ditemukan didasar sungai.

Besarnya wash load banyak ditentukan oleh karakteristik klimatologi dan

erosi dari daerah tangkapan (catchment area). Dalam perhitungan gerusan


lokal (local scouring) wash load tidak begitu penting sehingga diabaikan

namun untuk perhitungan sedimentasi di daerah dengan kecepatan aliran

yang rendah seperti: waduk, pelabuhan, cabangan sungai wash load

diperhitungkan.

Mekanisme Gerakan Sedimen

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa,


baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung
(rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti G ambar III.2.

2.5.3 Gravity

Sedimen yan g bergerak karena hanya pengaruh gaya gra vitasi ini, ada 3
macam sedimen :

 Debris flows (umumnya mud flows) 



 Grain flows 

 Fluidized flo ws 

Mud flows (interparticle interaction)

Ada 2 : di bawah air dan di darat


Ciri sedimen hasil m ud flows:

 dikuasai matrik (matrix-dominated sediment) 

 sortasi jelek 

 pejal (tak berlapis) 

Grain flows (grain interaction)

Ciri sedimen hasil grain flows:

 dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment) 



 terpilah baik dan bebas lempung 

Fluidized flows

Ciri sedimennya:

 tebal, non-graded clean sand 



 batas atas dan bawahnya kabur 

 umumnya terdapat struktur piring (dish structures). 

Transportasi sedimen oleh gravitasi dapat terjadi di lingkungan subaerial


maupun subaqueous (darat dan berair). Transport gravitasi pada lingkungan
bawah laut cukup umum terjadi. Karakteristik transport sedimen oleh gravitasi
adalah adanya pergerakan massa sedimen (bukan lagi per partikel seperti pada
fluida tapi massa besar!). Istilah pergerakan massa sedimen oleh gravitasi ini
dikenal sebagai gravity mass movement dan jenisnya macam-macam: ada rock
falls, slide, dan sediment gravity flow. Rock fall mencakup blok atau klastika yang
lepas jatuh bebas dari tebing atau lereng yang curam. Slide merpakan mekanisme
pergerakan massa dari batuan atau sedimen karena longsor atau shear failure yang
terjadi pada suatu massa batuan yang mengalami deformasi internal. Sediment
gravity flow merupakan tipe pergerakan ‘fluida’ dari suatu massa batuan yang
mengalami deformasi internal (longsoran pada lereng lingkungan berair).
Di lingkungan subaerial gravity flow juga terjadi contohnya longsoran
(avalanche), aliran piroklastik dan base surge flow yang dihasilkan oleh hasil
erupsi volkanik, grain flow dari pasir kering pada bidang sentuh gumuk pasir, dan
lingkungan volcanic dan non volcanic tempat tejradinya aliran debris dan aliran
lumpur (debris flow dan mud flow). Di lingkungan subaqu eous fenomena
sediment gravity flow yang umum berupa grain flow, debris flo w, turbidite flow
dan liquified sedime nt flow (atau dikenal juga sebagai liquifaction flow atau di
beberapa buku disebu t juga sebagai liquidized flow).

Sediment gravity flow terjadi jika dan hanya jika butira n terpisah dari
massanya dan sudut geser dalam meluas kemudian kosehifitas (kerekatan) batuan
dengan massa utuhnya berkuang akibat beban massa tidak stab il lagi menahan
beban yang akan ber gerak turun karena gaya gravitasi.

Empat jenis teoritis dari mekanisme dispersif dan support buti ran dalam aliran
yang sesuai dengan reduksi (pengurangan) internal strength yaitu: aliran turbulen,
upward escape dari fluida intergranular (pergerakan keatas karena goncangan),
grain interaction (dispersive pressure), dan support cohesive matr ix.

Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas, meliputi


penampakan dari perlapisan normal termasuk kenampakan kofigurasi perlapisan
dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang disebabkan proses baik selama
pengendapan berlangsung maupun setelah pengendapan berhenti. Oleh sebab itu
perlu kiranya dijelaskan dulu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
perlapisan (bedding) itu, sehingga selanjutnya akan memperjelas batasan struktur
sedimen.

1. Struktur Primer (sygenetic); struktur yang terbentuk bersama dengan


pembentukan batuan sedimen itu sendiri

a. Struktur Fisika: struktur yang terbentuk karena proses fisika (berupa


arus/gelombang)

1) Bedding, Cross-bedding, Graded-bedding, Inverted graded-bedding,


Lamination.
2) Tidak ada kenampakan struktur; Massif.
3) Berdasar kenampakannya di permukaan batuan; Ripple marks, Tool marks,
Flute cast, Mud cracks, Rain print.
4) Karena proses deformasi; Load cast, Convolute structure

b. Struktur Biologi: struktur yang terbentuk karena aktivitas organisme biologis.

1) Track, Trail (jejak)


2) Burrow (galian)
3) Cast, Mold (cetakan)

c. Struktur Kimia: struktur yang terbentuk karena aktivitas kimiawi.

1) Nodule, Konkresi.

1. Cross bedding
Cross bedding merupakan struktur primer yang membentuk sruktur
penyilangan suatu lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan
batuan yang lebih muda memotong lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding
didefinisikan oleh Pettijohn (1972) sebagao struktur yang membatasi suatu unit
sedimentasi dari jenis yang lain dan dicirikan dengan perlapisan dalam atau
laminasi disebut juga dengan foreset bedding miring ke permukaan bidang
akumulasi (deposisi).

2. Cross lamination
3. Perlapisan silang planar / planar cross stratification

4. Perlapisan silang melengkung / trough cross stratification

5. Gelembur/Ripple
6). Perlapisan Gradasi
Perlapisan gradasi ini memiliki cira adanya perubahan ukuran butir secara gradasi.
a. Gradasi normal (Graded-Bedding) : apabila menghalus ke atas

struktur Perlapisan Bergradasi (Graded-Bedding), memiliki ciri-ciri ukuran butir


penyusun batuan sedimen yang berubah secara gradual, yaitu makin ke atas
ukuran butir yang semakin halus, dimana pada proses pembentukkannya butiran
yang lebih besar terendapkan terlebih dahulu sedangkan yang lebih halus
terendapkan di atasnya.

b. Gradasi terbalik : mengkasar ke atas

Normalnya, struktur graded-bedding memperlihatkan perubahan gradual butiran


yang semakin ke atas semakin halus. Akan tetapi karena suatu pengaruh tertentu,
perubahan gradual butiran yang terbalik (makin ke bawah semakin halus) dapat
terbentuk pada suatu batuan sedimen dan menyebabkan suatu kenampakan
struktur Bergradasi Terbalik (Inverted Graded-Bedding).

7). Sole mark


Struktur sole mark merupakan struktur sedimen yang berbentuk cetakan positif.
Biasanya cetakan positif pada batupasir yang menindih batulempung.

Ada berbagai dua macam struktur sole mark yaitu groove cast dan flute
cast.
a. Groove cast
Groove cast merupakan bentukan parit memanjang pada lapisan batupasir karena
pengisian gerusan memanjang memotong pada batulempung.

b. Flute cast
Flute cast merupakan bentukan sole mark yang menyerupai cekungan memanjang
yang melebar ujungnya membentuk jilatan api.

8). Channel
Channel merupakan cetakan gerusan yang memotong bidang perlapisan dan
laminasi dengan ukuran hingga beberapa kilometer.
9). Scours
Scours ini mirip dengan channel namu ukurannya lebih kecil

10). Slide dan Slump


Slide ini terbemtuk karena ada luncuran perlapisan batuan berupa bidang lurus
Slump terbentuk karena ada luncuran pada lapisan batuan namun berupa bidang
lengkung
Slump

11). Load cast


Struktur ini terbentuk karena adanya pembebanan material suatu lapisan terhadap
lapisan lainnya sehingga membentuk lengkungan ke bawah

12). Dish dan Pillar


Struktur ini terbentuk karena lepasnya/keluarnya kandungan air dari dalam tubuh
batuan. Dish apabila bentukannya seperti mangkok dan pillar seperti tiang.
13). Mud cracks
Mud cracks ini terbentuk karena hilangnya kandungan air pada batulempung
sehingga timbul retakan.

14) Track : jejak kaki, terbentuk karena penjejakan organisme di permukaan


sedimen

15). Trail : seretan, terbentuk karena seretan suatu organisme di permukaan


sedimen
16) Burrow: galian, terbentuk karena adanya lubang-lubang galian oleh
organisme

17) Ichnofasies
Merupakan petunjuk paleontologi pada analisa kumpulan fosil jejak untuk
menafsirkan lingkungan pengendapan dan fasies sedimennya.
Macam-macam : Trypanites, Teredolites, Glossifungites, Psilonichnus, Skolithos,
Zoophycos, Nereites.
18) Stromatolit
Merupakan hasil aktivitas alga biru-hijau yang berbentuk lembaran, dijumpai di
dasar laut dan pelarutan kalsium karbonan serta pada prekambrian sampai
proterozoik.
2.2 Struktur Sekunder
Merupakan struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan sebelum
atau saat diagenesa. Hal ini juga menggambarkan keadaan lingkungan
pengendapannya atau struktur yang terjadi setelah batuan terbentuk, struktur ini
bisa biasanya dihasilkan oleh interaksi batuan dengan proses tektonik. Interaksi
batuan dengan tektonik (dalam hal ini pergerakan antar lempeng), akan
menyebabkan suatu batuan tersebut terdeformasi.
Deformasi : perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan.
Deformasi secara definisi dapat dibagi menjadi :
a. Distortion, yaitu perubahan bentuk.
b. Dilatation, yaitu perubahan volume.
c. Rotation, yaitu perubahan orientasi.
d. Translation, yaitu perubahan posisi.

Struktur sekunder yang dikenal secara umum yaitu kekar, lipatan, dan sesar.
1. Kekar (joint), adalah struktur rekahan pada batuan di mana tidak ada atau
relative sedikit sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur
yang paling umum pada batuan dan berdasarkan klasifikassinya secara genetic,
kekar terbagi atas:
a. Kekar gerus (shearjoint) yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang
menggelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan.
b.Kekar tarikan (tensional joint), yaitu kekar tang terbentuk dengan arah tegak
lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batun (gaya tension). Hal
ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara
menekanya pada arah yang berlawanan, sehingga dindingnya saling menjauh.
c. Kekar hibrid (hybrid joint), yaitu kekar yang merupakan gabungan dari kekar
gerus dan tarikan dan umumnya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.
2. Sesar/patahan (fault)
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang mengalami
pergeseran yang berarti dan suatu sesar dapat berupa bidang sesar atau rekahan
tunggal tetapi sesar juga sering di jumpai sebagai semacan jalur yang terdiri dari
beberapa sesar minor. Jalur sesar atau jalur pergeseran, mempunnyai dimensi
panjang dan lebar yang beragam dari skala minor sampai puluhan kilometer.
Unsur-unsur sesar adalah sebagai berikut:
a. Bidang sesar, yaitu bidang tempat terjadinya pergeseran yang kedudukanya
dinyatakan dengan jurus dan kemiringan.
b. Hanging-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang berada relative diatas
bidan sesar.
c. Foot-Wall, yaitu blok bagian terpatahkan yang relative berada di bawah
bidang sesar.
d. Throw, yaitu besarnya pergeseran vertical pada sesar.
e. Heave, yaitu besarnya pergeseran horizontal pada sesar.

Berdassarkan arah pergeserannya, sesar diklasifikasikan menjadi beberapa


bentuk yaitu:
a. Strike slip fault, yaitu sesar yang arah pergerakannya relative paralel
dengan strike bidang sesar. (pitch 00-100). Sesar ini di sebut juga sebaagai
sesar mendatar. Sesar mendatar ini juga dibedakan atas:
- Sesar mendatar sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya
lebih mendekati pengamat.
- Sesar mendatar dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya
lebih mendekati pengamat.
Gambar 2.2.1 Sesar Strike-Slip Fault
b. Dip-Slip Fault, yaitu sesar yang arah pergerakannya relative tegak lurus
strike bidang sesar dan berada pada dip bidang sesar (pitch 800-900). Dip-
slip fault terbagi atas:
- Sesar normal, yaitu sesar yang pergerakan Hangging-Wallnya relative
turun terhadapa Foot-Wallnya.
- Sesar naik, yaitu sesar yang pergerakan Hangging-Wallnya relative naik
naik terhadap Food-Wallnya.

Gambar 2.2.2 Dip-Silp Fault

c. Strike-Dip Slip Fault atau (oblique fault), yaitu sesar yang vector
pergerakannya terpengaruh arah strike dan dip bidang sesar (pitch 100-
800). Strike-dip slip fault terbagi lagi atas kombinasi-kombinasi strike slip
fault dan dip slip fault yaitu:
- Sesar normal sinistral, yaitu sesar yang pergerakan hanging-wallnya
relative turun dan sinistrak terhadap foot-wall.
- Sesar normal dextral, yaitu sesar yang pergerakan hanging-wallnya
relative turun dan dextral terhadap foot-wall.
- Sesar naik sinistral, yaitu sesar yang pergerakang hanging-wallnya relative
naik dan sinistral terhadap foot-wall.
- Sesar naik dextral, yaitu sesar yang pergerakan hanging-wallnya
relative naik dan dextral terhadap foot-wall.
3. Lipatan (Fold)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan oleh dua proses yaitu bending (melengkung)
dan bucking (melipat). Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya lipatan di
bedakan atas:
- Plunge yaitu sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada
bidang vertical.
- Picth atau rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada
poros.
- Limb (sayap) bagian yang terletak downdip (sayap yang di mulai dari
lengkungan maksimum antiklin sampai hinge singklin) updip (sayap
yang di mulai dari lengkungan maksimum singklin sampai hinge
antiklin). Sayap dapat beerupa bidan datar (planar), melengkung
(curve), atau bergelombang (wave).
- Hinge point titik yang merupakan kelengkunagan maksimum pada
suatu perlipatan.
- Hinge line garis yang menghubungkan hinge point pada suatu
perlapisan yang sama.
- Axial line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari
lengkungan maksimum pada tiap permukaan lapisan dari suatu
struktur lapisan.
- Axial plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar
antara sayap-sayap lipatan.

.
Gambar 2.2.3 Struktur unsur lipatan
Berdasarkan bentuknya lipatan (fold) dapat diklasifikasikan berdasarkan
unsur geometrinya sebagai berikut:
a. Upright Fold atau Simetrical Fold, yaitu lipatan tegak atau setengkup.
b.Asimetrical Fold, yaitu lipatan tak setengkup atau tak simetri.
c. Inclined Fold atau Over Fold yaitu lipatan miring atau menggantung.
d. Recumbent Fold yaitu lipatan rebah.
Referensi:

https://jhem90.wordpress.com/tag/sesar-naik/

http://radonkey.blogspot.com/2009/07/batuan-sedimen.html

https://www.academia.edu/28846811/STRUKTUR_BATUAN_SEDIMEN.do
cx

https://www.scribd.com/doc/301551188/MEKANISME-TRANSPORTASI-
SEDIMEN

https://caridokumen.com/queue/mekanisme-transportasi-sedimentasi-
_5a44b573b7d7bc7b7a7e2bd8_pdf?queue_id=-1

Sapiie, Benyamin.dkk.2001. Prinspip Dasar Geologi Struktur. ITB. Bandung

Anda mungkin juga menyukai