Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
INTISARI
Erupsi gigi setiap anak tidak selalu sama, ada yang terlampau cepat, ada yang tepat waktu dan
ada yang terlambat. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen pada anak, yaitu Faktor
keturunan, faktor ras, jenis kelamin, faktor lingkungan yaitu sosial ekonomi dan nutrisi, faktor
penyakit, dan faktor lokal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat sosial ekonomi anak normal
dan berkebutuhan khusus, mengetahui perbedaan masa erupsi gigi permanen incisivus pertama
rahang bawah pada anak normal dan berkebutuhan khusus dan untuk mengetahui perbedaan masa
erupsi gigi permanen incisivus pertama rahang bawah anak normal dan anak berkebutuhan khusus
berdasarkan tingkat sosial ekonomi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan crosssectional
dengan populasi 140 orang dan 58 orang sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik
random sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder mengenai pengahasilan orangtua dan
pemeriksaan gigi dengan cara observasi. Hasil penelitian di uji menggunakan uji statistik Mann
whitney untuk perbedaan masa erupsi gigi permanen incisivus pertama rahang bawah anak normal
dan anak berkebutuhan khusus berdasarkan tingkat sosial ekonomi.
Hasil penelitian ada perbedaan antara tingkat sosial ekonomi anak normal dengan anak
berkebutuhan khusus dengan p value 0,036 (p<0,05), dan ada perbedaan masa erupsi gigi permanen
insisivus pertama bawah anak normal dengan anak berkebutuhan khusus dengan p value 0,044
(p<0,05). Diharapkan kepada orang tua untuk lebih memperhatikan kebutuhan nutrisi anak agar
kesehatan gigi dan mulut terjamin sehingga menyebabkan ketepatan waktu pada saat erupsi gigi anak.
Kata kunci: tingkat sosial ekonomi, masa erupsi, anak berkebutuhan khusus.
ABSTRACT
Dental’s eruption of every child is different, some of them are fast, punctual or slow. Some
factors what affect the permanent teeth growth of children are gen factors such as race and gender,
environments factors are social economic and nutrition, disease and local.
The aim of this research is to know how the difference of social economic level of normal and
special need child and how that’s affect dental’s eruption of mandibular first permanent incisor, and
dental’s eruption of mandibular first permanent incisor based on socioeconomic level of normal and
special need child.
This research’s type is analytic observational with crosssectional approach with population of
140 and 58 people as sample. Sampling method that used is random sampling technique. This research’s
secondary data about parent’s income and dental examination got by observation. The datas were
tested using Mann whitney statistic test for the difference of permanent dental eruption of the
mandibular first incisor of normal children and special needs children based on socioeconomic level.
The research’s result is the different between socioeconomic level of normal children with the
special needs children is p value 0,036 (p <0,05), and permanent eruption of the first bottom incisor
normal children is p value 0,044 (p <0,05). It is expected that parents has to pay more attention of
children’s nutrition needs to ensure dental and oral health in order to timeliness of child's dental
eruption.
Gambar 4.1 Distribusi tingkat sosial d. Masa erupsi gigi permanen insisivus
ekonomi anak normal pertama bawah anak berkebutuhan
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa khusus
status sosial ekonomi anak normal sebagian
besar dalam kategori menengah keatas 17 ERUPSI GIGI ANAK
responden (58%) dan menengah kebawah 12 BERKEBUTUHAN KHUSUS
responden (42%).
7%
b. Tingkat Sosial Ekonomi Anak
41%
Berkebutuhan Khusus
52%
TINGKAT SOSIAL EKONOMI
ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
Lebih Cepat Tepat Terlambat
b. Perbedaan masa erupsi gigi permanen d. Tingkat sosial ekonomi dengan masa
insisivus pertama bawah anak normal dan erupsi gigi permanen insisivus pertama
anak berkebutuhan khusus rahang bawah anak berkebutuhan khusus
Tabel 4.6 Masa erupsi gigi permanen insisivus Tabel 4.8 Tingkat sosial ekonomi dengan
pertama bawah anak normal dan anak masa erupsi gigi permanen insisivus
berkebutuhan khusus pertama rahang bawah anak normal
p Tot
Lebih Terlam
Lebih Terlam val Masa erupsi cepat Tepat al
Tepat Total bat
Masa cepat bat ue
erupsi Sosial n
n n n
n n n n Ekonomi
Menengah 9
Anak 2 7 0
2 23 4 29 keatas
normal 0,044
Menengah 20
Abk 2 15 12 29 0 8 12
kebawah
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji statistik tingkat sosial ekonomi anak berkebutuhan
menunjukan bahwa nilai p = 0,044 (p < 0,05) khusus terhadap masa erupsi gigi permanen
dengan kata lain menerima Ha yaitu ada insisivus pertama rahang bawah paling banyak
perbedaan antara masa erupsi gigi permanen ditemukan kategori tingkat sosial ekonomi
insisivus pertama bawah anak normal dan menengah kebawah dengan erupsi terlambat
anak berkebutuhan khusus. sebesar 12 responden sedangkan kategori
tingkat sosial ekonomi menengah keatas
c. Tingkat sosial ekonomi dengan masa erupsi
dengan erupsi terlambat sebanyak 0 responden
gigi permanen insisivus pertama rahang
bawah anak normal
PEMBAHASAN
Tabel 4.7 Tingkat sosial ekonomi dengan masa Berdasarkan hasil penelitian perbedaan
erupsi gigi permanen insisivus pertama rahang masa erupsi gigi permanen insisivus pertama
bawah anak normal rahang bawah anak normal dan anak
berkebutuhan khusus menunjukkan anak
normal dengan erupsi tepat lebih banyak
daripada anak berkebutuhan khusus. Hasil uji
statistik yaitu uji beda Mann Whitney ada berkebutuhan khusus. Hasil uji statistik yaitu
perbedaan antara masa erupsi gigi insisvus uji beda Mann Whitney ada perbedaan antara
pertama rahang bawah anak normal dan anak tingkat sosial ekonomi anak normal dan anak
berkebutuhan khusus. berkebutuhan khusus.
Hal ini karena secara keseluruhan anak Hal ini karena tingkat sosial ekonomi
berkebutuhan khusus mengalami hambatan merupakan pembentuk gaya hidup keluarga
dan gangguan yang mengakibatkan terjadi sehingga pendapatan keluarga yang memadai
gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak
termasuk juga gangguan erupsi gigi sedangkan karena segala zat kebutuhan yang diperlukan
anak normal mengalami pertumbuhan dan oleh tubuh dapat tercukupi, kehidupan yang
perkembangan yang normal sehingga terjadi lebih baik dan pelayanan kesehatan yang lebih
ketepatan erupsi gigi. baik, sehingga menunjang tumbuh kembang
Faktor yang mempengaruhi anak. Maka dari itu kemiskinan merupakan
pertumbuhan gigi permanen pada anak, yaitu salah satu faktor yang menyebabkan anak
Faktor keturunan, faktor ras, jenis kelamin, mengalami gangguan kecacatan, karena
faktor lingkungan yaitu sosial ekonomi dan tingkat sosial ekonomi yang rendah dapat
nutrisi, faktor penyakit, dan faktor lokal mempengaruhi kurangnya pemenuhan zat gizi
(Moyers, 2001 dalam Indriyanti, dkk., 2006). sehingga pertumbuhan anak terganggu dan
Status gizi anak secara tidak langsung mengakibatkan kecacatan sedangkan anak
berkaitan dengan faktor sosial ekonomi normal terjadi pemenuhan zat nutrisi yang
keluarga. Jika status sosial ekonomi rendah cukup sehingga menyebabkan pertumbuhan
maka kebutuhan makanan keluarga akan dan perkembangan yang normal.
kurang terpenuhi sehingga anak akan memiliki Kemiskinan mungkin merupakan faktor
status gizi kurang (Sebataraja, 2014). yang secara signifikan telah menyebabkan
Pada masa usia sekolah, anak orang mengalami kecacatan. Bahkan
membutuhkan lebih banyak zat gizi untuk kemiskinan yang menjadi ruang hidup orang
pertumbuhan dan beraktivitas. Hal ini dengan kecacatan akan berpotensi
disebabkan karena pada masa ini terjadi meneruskan generasi penyandang cacat dan
pertumbuhan fisik, mental, intelektual, dan melanggengkan kemiskinan. Hal ini
sosial secara cepat, sehingga golongan ini perlu disebabkan adanya kesenjangan kemudahan
mendapat perhatian khusus. Faktor kecukupan dan ketersediaan fasilitas publik dan layanan
gizi ditentukan oleh kecukupan konsumsi dasar yang menjadi haknya seperti lembaga
pangan dan kondisi keluarga (Supriasa, 2001 pendidikan, air bersih, nutrisi, dan imunisasi
dalam Sebataraja, 2014). (Ahsinin, 2010).
Hal ini sesuai dengan pendapat Tingkat sosial ekonomi dapat
Almonaitiene, dkk., (2010) pertumbuhan dan mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan
perkembangan gigi dan mulut dipengaruhi zat seseorang dan faktor lainnya yang
gizi. Tahap dini pertumbuhan gigi dipengaruhi berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi
oleh sejumlah faktor, yaitu Ca, P, F, dan yang rendah cenderung menunjukkan waktu
vitamin dalam diet5. Nutrisi dan keadaan erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan
sosioekonomi memiliki pengaruh pada erupsi dengan anak dengan ekonomi menengah
gigi. Anak-anak dengan latar belakang (Moyers, 2001 dalam Indriyanti, dkk., 2006).
sosioekonomi yang lebih tinggi, kemunculan Jumlah dan kualitas makanan keluarga
giginya lebih cepat dibandingkan anak-anak ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga.
dengan latar belakang sosioekonomi yang Pada umumnya kemiskinan menduduki posisi
kurang. Hal ini diperkirakan bahwa anak yang pertama sebagai penyebab gizi kurang,
memiliki latar belakang sosioekonomi lebih sehingga perlu mendapat perhatian yang
tinggi mendapatkan pelayanan kesehatan dan serius karena kemiskinan berpengaruh besar
nutrisi yang lebih baik sehingga terhadap konsumsi makanan (Suhardjo, 2005).
mempengaruhi perkembangan gigi yang Kemiskinan atau pendapatan keluarga
terjadi lebih awal. yang rendah sangat berpengaruh kepada
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecukupan gizi keluarga. Kekurangan gizi
sosial ekonomi anak normal dan anak berhubungan dengan sindroma kemiskinan.
berkebutuhan khusus menunjukkan tingkat Tanda-tanda sindroma kemiskinan antara lain
sosial ekonomi menengah keatas pada anak berupa: penghasilan yang sangat rendah
normal lebih banyak daripada anak sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan,
sandang, pangan, dan perumahan; kuantitas SARAN
dan kualitas gizi makanan yang rendah; 1. Disarankan kepada orangtua untuk lebih
sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air memperhatikan kebutuhan nutrisi anak
bersih yang kurang, akses terhadap pelayanan agar kesehatan gigi dan mulut terjamin
yang sangat terbatas; jumlah anggota keluarga sehingga menyebabkan ketepatan waktu
yang banyak, dan tingkat pendidikan yang pada saat erupsi gigi anak.
rendah (Arlim, 2002). 2. Disarankan kepada peneliti lain untuk
Masyarakat yang tergolong miskin dan melanjutkan penelitian tentang hal yang
berpendidikan rendah merupakan kelompok membuat keterlambatan erupsi gigi
yang paling rawan gizi. Hal ini disebabkan oleh permanen anak berkebutuhan khusus.
rendahnya kemampuan untuk menjangkau
pangan yang baik secara fisik dan ekonomis
(Roedjito 1989 dalam Sebataraja, 2014) DAFTAR PUSTAKA
Faktor sosial ekonomi keluarga Ahmad, F. 2013. Hubungan Status Gizi Dengan
antaralain pendapatan, pekerjaan, dan Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua / Wali
pendidikan. Faktor sosial ekonomi keluarga Murid Siswa Kelas Atas Sekolah Dasar
turut menentukan hidangan yang disajikan Negeri 3 Jatiluhur Kecamatan Karanganyar
untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas Kabupaten Kebumen.
maupun jumlah makanan. Hal ini berkaitan Itjingningsih, W.H., 1991. Anatomi Gigi. Jakarta:
dengan kemampuan daya beli makanan yang EGC.
berperan untuk memperbaiki status gizi. Kemenkes. 2010. Pedoman Pelayanan Kesehatan
anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi
Terpenuhinya keanekaragaman bahan
Petugas Kesehatan.
makanan dan kecukupan jumlahnya dapat
Indriyanti, R., Pertiwi, A.S.P., dan Sasmita, I.,
berperan dalam mencapai status gizi yang baik
2006. Pola Erupsi Gigi Permanen Ditinjau
(Depkes RI, 2008).
Dari Usia Kronologi Pada Anak Usia 6
Penelitian yang dilakukan oleh
Sampai 12 tahun di Kabupaten Sumedang.
Clements dan Thomas, menyebutkan bahwa
Mujiyati dan Zainur, R.A., 2014. Hubungan
anak-anak yang berasal dari tingkat sosial
Berat Badan Dengan Erupsi Gigi Molar
ekonomi yang tinggi memperlihatkan erupsi
Pertama Permanen Rahang Bawah Anak
gigi lebih cepat dibandingkan dengan anak-
Usia 5-8 Tahun Di Kelurahan Bukit Lama
anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi
Palembang Tahun 2014.
yang rendah (Andreasen, 1998 dalam
Rahmawati, A.D., Retriasih, H., Medawati, A.
Indriyanti, dkk., 2006).
2014. Hubungan antara Status Gigi dengan
Status Erupsi Gigi Insisivus Sentralis
Permanen Mandibula.
KESIMPULAN Sebataraja LR.,Oenzil, F., Asterina. 2014.
Hasil penelitian tentang perbedaan masa Hubungan Status Gizi dengan Status
erupsi gigi permanen incisivus pertama rahang Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah
bawah anak normal dan anak berkebutuhan Dasar di Daerah Pusat dan Pinggiran Kota
khusus berdasarkan tingkat sosial ekonomi, Padang.
dapat disimpulkan bahwa: Soewondo, W., dan Effendi, S.H., 2014. Erupsi
1. Perbedaan tingkat sosial ekonomi anak Gigi Sulung pada Anak dengan Riwayat
normal dan anak berkebutuhan khusus Lahir Prematur, Berat Badan Lahir Rendah.
diperoleh nilai p = 0.036 (p < 0.05), Sukma, N., Medawati, A.,2012.Hubungan
diintrsprestasikan ada perbedaan antara Antara Status Gizi Dengan Status Erupsi
tingkat sosial ekonomi anak normal dan Gigi Molar Tiga.
anak berkebutuhan khusus. Rosyidie, A., Adelina, D., dan Adriani, Y., 2011.
2. Perbedaann masa erupsi gigi permanen Pola Rekreasi Anak Berkebutuhan Khusus
insisivus pertama bawah anak normal dan (ABK) di Kota Bandung.
anak berkebutuhan khusus diperoleh nilai Wiyani, N.A., 2014. Buku Ajar Penanganan Anak
p = 0.044 (p < 0.05), diintrsprestasikan Usia Dini Berkebutuhan Khusus.
ada perbedaan antaramasa erupsi gigi Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
permanen insisivus pertama bawah anak
normal dan anak berkebutuhan khusus.