Anda di halaman 1dari 7

KONDISI KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA PADA SD DENGAN

UKGS SELEKTIF DAN UKGS INTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


ROWOSARI KOTA SEMARANG

Dessy Liestyadini*);Sulur Joyo Sukendro;Ani Subekti


Jurusan Keperawatan Gigi; poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung; Pedalangan; Banyumanik; Semarang

INTISARI
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan
untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik disekolah binaan
yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya promotif dan preventif bagi
peserta didik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencapaian program UKGS
Selektif dan UKGS Integrasi yang sedang berjalan di MI Nasrul Fajar dan MI Falahiyah.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen, dengan rancangan (Pre Post Test) With
Control Group. Populasi dalam penelitian ini MI dengan UKGS Selektif 164 siswa, MI dengan UKGS
Integrasi berjumlah 53 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini MI dengan UKGS Selektif
berjumlah 114 siswa, MI dengan UKGS Integrasi berjumlah 46 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan pada MI Nasrul Fajar yaitu OHI-S
36% responden dalam kategori baik, def-t yaitu 56% responden dalam kategori rendah, DMF-T 98%
responden dalam kategori rendah, CPITN 6 sekstan sehat dalam kategori baik. Sedangkan MI
Falahiyah yaitu OHI-S 100% responden dalam kategori baik, def-t yaitu 52% responden kategori
rendah, DMF-T yaitu 100% responden dalam kategori rendah, CPITN 6 sekstan sehat dalam kategori
baik. Disarankan pada pihak sekolah agar meningkatkan fasilitas dan pelayanan UKGS.
Kata Kunci ; UKGS Selektif, UKGS Integrasi

ABSTRACT
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) is community health efforts that are intended to
maintain, improve the health of teeth and mouth of all learners in target schools supported by
promotive and prefentive efforts for learners. This study aims to find out how the achievement of the
program UKGS Selektif and UKGS Integrasi wich is running on MI Nasrul Fajar and MI Falahiyah.
Type of research used is experiment, with design (Pre Post Test) With Control Group.
Population in this study MI with UKGS Selektif 164 students, MI with UKGS Integrasi numbered 46
students. While the sample in this study MI with UKGS Selektif numbered 114 students, MI with
UKGS Integrasi numbered 46 students.
The results showed that the results of the examination on MI Nasrul Fajar that is OHI-S 36%
respondents in good category, def-t that is 56% respondents in low category, DMF-T 98% respondents
in low category, CPITN 6 sextan healthy in good category. While the MI Falahiyah is OHI-S 100%
respondents in good category, def-t that is 52% respondents in low category, DMF-T 100%
respondents in low category, CPITN 6 sextan healthy in good category. Advised on the part of the
school to improve facilities and services UKGS.
Keywords: UKGS, Selektif, Integrasi.

PENDAHULUAN yang perlu diperhatikan selain kesehatan


Tujuan pembangunan kesehatan adalah tubuh secara umum, kesehatan gigi dan mulut
terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup juga perlu diperhatikan (Nurhidayat, dkk,
dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan 2012). Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
mampu menjangkau pelayanan kesehatan Indonesia masih merupakan hal yang perlu
yang bermutu. Di pihak lain pelayanan mendapat perhatian serius dari tenaga
kesehatan yang diberikan di seluruh wilayah kesehatan, baik dokter dan perawat gigi, hal
Indonesia harus dilakukan secara adil, merata, ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut
dan optimal (Depkes RI, 2012). Kesehatan masih diderita oleh 90 % penduduk Indonesia.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita 6 Sextan. Dan SD MI Falahiyah diperoleh data
di Indonesia adalah penyakit jaringan sebagai berikut : Rata-rata OHI-S = 1,1 , def-t =
penyangga gigi dan karies gigi (Depkes, 2014). 3,7 , DMF-T = 0,2 , CPITN = 6 Sextan.
Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut Pelaksanaan program UKGS di wilayah kerja
sering kali menjadi prioritas yang kesekian Puskesmas Rowosari sendiri dilaksanakan
bagi sebagian orang. Padahal, seperti kita hanya satu kali dalam setahun. Sehingga hasil
ketahui, gigi dan mulut merupakan “pintu survey yang di dapat menunjukan bahwa
gerbang” masuknya kuman dan bakteri kondisi kesehatan gigi dan mulut pada SD MI
sehingga dapat mengganggu kesehatan organ Nashrul Fajar dan SD MI Falahiyah menurut
tubuh lainnya (Depkes RI, 2014). Undang- RISKESDAS 2013 belum memenuhi syarat
undang Kesehatan No 36 tahun 2009 target nasional 2020.
menyebutkan bahwa Pelayanan kesehatan gigi Berdasarkan informasi yang di dapat
dan mulut dilakukan untuk memelihara dan mengenai program UKGS pada SD yang
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menggunakan UKGS Selektif dan SD yang
dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, menggunakan UKGS Integrasi di wilayah
pencegahan penyakit gigi, pengobatan kerja Puskesmas Rowosari Semarang yaitu SD
penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang menggunakan UKGS Selektif adalah SD
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ yang mendapatkan pelayanan UKGS tahap
atau masyarakat yang dilakukan secara tiga yaitu sampai dengan pelayanan
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. paripurna. Dan dimana SD yang
Indikator Global Goals For Oral Health menggunakan UKGS Selektif yang jarak
2020 yang seharusnya dicapai salah satunya antara sekolahan dengan puskesmas tidak
adalah berkurangnya rasa sakit yang dinilai jauh dan mudah di jangkau. Sehingga kondisi
dari berkurangnya hari absen disekolah kesehatan gigi dan mulut siswa pada SD yang
karena sakit.Upaya kesehatan gigi dan mulut menggunakan UKGS Selektif bisa terkontrol
pada anak sekolah dilaksanakan melalui oleh puskesmas. Sedangkan SD yang
kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di menggunakan UKGS Integrasi adalah SD yang
puskesmas yang diselenggarakan secara mendapatkan pelayanan UKGS tahap dua.
terpadu dengan kegiatan Usaha Kesehatan Namun pada puskesmas sendiri hanya
Sekolah (UKS) dalam bentuk program Usaha melaksanakan penjaringan saja setiap satu
Kesehatan Gigi Sekolah Sekolah (UKGS) yang tahun sekali pada saat tahun ajaran baru, dan
juga dilaksanakan oleh swasta. Program jarak antara sekolah dengan puskesmas jauh
UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status dan tidak mudah di jangkau. Sehingga kondisi
kesehatan anak usia 12 tahun masih belum kesehatan gigi dan mulut siswa pada SD yang
memuaskan(Pedoman UKGS, 2012). Usaha menggunakan UKGS Integrasi tidak dapat
Kesehatan Gigi Sekolah. (UKGS) adalah upaya terkontrol oleh puskesmas.
kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan METODE PENELITIAN
mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan Jenis penelitian ini menggunakan
yang ditunjang dengan upaya kesehatan metode penelitian eksperimen. Rancangan (pre
perorangan berupa upaya promotif dan post test).Pada penelitian ini populasi
preventif bagi peserta didik (Depkes RI, 2012). penelitian adalah seluruh murid SD MI
Untuk program UKGS pada Puskesmas Nashrul Fajar berjumlah 164 siswa dan murid
Rowosari sendiri tidak berjalan sesuai dengan SD MI Falahiyyah berjumlah 53 siswa.Jumlah
program pemerintah yang sudah ada. siswa dari SD MI Nashrul Fajar dan SD MI
Program UKGS tersebut tidak berjalan Falahiyyah berjumlah 217 siswa.Sampel dalam
dikarenakan kondisi wilayah untuk menuju ke penelitian ini adalah seluruh murid SD MI
sekolah binaan Puskesmas Rowosari tidak Nashrul Fajar berjumlah 114 siswa dan murid
mudah dijangkau. Sehingga program tersebut SD MI Falahiyyah berjumlah 46 siswa.Dengan
hanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali total sampel 160 siswa. Teknik pengambilan
pada saat tahun ajaran baru. sampel dengan random sampling.
Berdasarkan hasil dari survey studi
pendahuluan yang telah dilakukan di SD MI HASIL PENELITIAN
Nashrul Fajar pada tanggal 30 November 2016
diperoleh data sebagai berikut : Rata-rata
OHI-S = 1 , def-t = 2,5 , DMF-T = 0,3 , CPITN =
Telah dilakukan penelitian mengenai terjadi pada kriteria baik yang semakin
Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa pada meningkat setelah diberi perlakuan.
SD UKGS Selektif dan UKGS Integrasi di 2. def-t
Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Kota a. def-t MI Nasrul Fajar
Semarang. Hasil dari Cheklist mengenai Tabel 4.3Distribusi Frekuensi def-t
fasilitas UKGS didapatkan data bahwa fasilitas Sebelum dan Sesudah Perlakuan SD
pada MI Nasrul Fajar lebih lengkap dimana Dengan UKGS Selektif.
pada MI tersebut sudah memenuhi aspek- Berdasarkan data tabel 4.3dapat
aspek yang terdapat dalam cheklist. MI Nasrul disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan def-t
Fajar sudah memiliki dokter gigi dan perawat sebelum diberi perlakuan rata-rata
gigi, tempat dan lingkungan sudah lengkap, berkriteria rendah, setelah diberi perlakuan
adanya penjadwalan pemeriksaan perkelas, rata-rata def-t siswa yang paling tinggi
struktur organisasi UKS sudah ada, guru UKS adalah berkriteria rendah. Hal tersebut
yang sudah terlatih sudah ada, dan menunjukan bahwa terdapat perubahan
bekerjasama dengan puskesmas. Sedangkan
pada MI Falahiyah dari hasil cheklist masih n sebelu sesuda
ada beberapa aspek yang belum terpenuhi o def-t m h total
seperti ruang UKS yang kurang memadai, 1 Rendah 55% 56% 111%
penjadwalan pemeriksaan perkelas yang tidak 2 Sedang 25% 25% 50%
rutin, tidak adanya sikat gigi tiap kelas, dokter 3 Tinggi 12% 12% 25%
kecil tidak ada, guru UKS terlatih tidak ada, sangat
dan tidak adanya kerjasama dengan pihak
4 tinggi 8% 6% 14%
puskesmas.
1. OHIS Jumlah 100% 100% 200%
a. MI Nasrul Fajar yang baik karena def-t kriteria rendah
Tabel 4.1 Dristibusi Frekuensi OHI-S meningkat pada status kesehatan gigi susu
Sebelum dan Sesudahdilakukannya setelah perlakuan UKGS selektif di MI
Perlakuan Pada SD Dengan UKGS Nasrul Fajar.
Integrasi. b. MI Falahiyah
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi def-t
No OHI-S Sebelum Sesudah Total Sebelum dan Sesudahdilakukannya
1 Baik 54% 36% 90% perlakuan Pada SD Dengan UKGS
2 sedang 36% 60% 96% Selektif.
3 Buruk 10% 4% 14%
Jumlah 100% 100% 200% No def-t sebelum sesudah total
Berdasarkan data tabel 4.1 dapat 102
disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan OHI-S 1 rendah 50% 52% %
sebelum diberi perlakuan rata-rata berkriteria 2 sedang 26% 28% 54%
baik, namun setelah diberi perlakuan rata-rata 3 Tinggi 2% 0% 2%
OHI-S siswa yang paling tinggi adalah sangat
berkriteria sedang. Hal tersebut menunjukan
4 tinggi 22% 20% 41%
bahwa terdapat perubahan yang menurun
pada kebersihan gigi dan mulut setelah 200
perlakuan UKGS selektif di MI Nasrul Fajar. jumlah 100% 100% %
b. MI Falahiyah
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi OHI-S
Sebelum dan Sesudah dilakukannya Berdasarkan data tabel 4.4dapat
Perlakuan SD Dengan UKGS Integrasi. disimpulkan bahwa terdapat perubahan pada
def-t siswa di MI Falahiyah setelah diberi
Berdasarkan data tabel 4.2 dapat No OHI-S sebelum Sesudah Total
disimpulkan bahwa terdapat perubahan pada
1 Baik 70% 100% 170%
OHI-S atau status kebersihan gigi dan mulut
siswa di MI Falahiyah setelah diberi perlakuan 2 Sedang 30% 0% 30%
dalam kegiatan UKGS Integrasi. Peningkatan 3 Buruk 0% 0% 0%
OHI-S antara sebelum dan sesudah perlakuan Jumlah 100% 100% 200%
perlakuan dalam kegiatan UKGS Integrasi. perubahan yaitu kriteria sedang nilai awal
Peningkatan def-t antara sebelum dan sesudah 100% menjadi 100%. Hal tersebut
perlakuan terjadi pada kriteria baik yang menunjukan bahwa antara sebelum dan
semakin meningkat setelah diberi perlakuan. sesudah tetap dalam kondisi baik.
3. DMF-T b. MI Falahiyah
a. MI Nasrul Fajar Tabel 4.8Distribusi Frekunsi CPITN
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi DMF-T Sebelum dan Sesudah dilakukannya
Sebelum dan Sesudah dilakukannya Perlakuan Pada SD Dengan UKGS
Perlakuan Pada SD Dengan UKGS Selektif. Integrasi.

No DMF-T sebelum sesudah total No CPITN Sebelum Sesudah Total


1 Rendah 98% 98% 196% 1 Sehat 100% 100% 200%
2 Sedang 2% 2% 4% 2 Perdarahan 0% 0% 0%
3 Tinggi 0% 0% 0% 3 Kalkulus 0% 0% 0%
sangat Jumlah 100% 100% 200%
4 tinggi 0% 0% 0% Berdasarkan data tabel 4.8 diketahui
hasil pemeriksaan CPITN sebelum dan
Jumlah 100% 100% 200% sesudah, dapat disimpulkan bahwa CPITN
Berdasarkan data tabel 4.5 dapat dengan kriteria sehat tidak mengalami
disimpulkan bahwa tidak terdapat perubahan yaitu kriteria sedang nilai awal
perubahan pada DMF-T siswa di MI Nasrul 100% menjadi 100%. Hal tersebut
Fajar setelah diberi perlakuan dalam menunjukan bahwa antara sebelum dan
kegiatan UKGS Selektif. sesudah tetap dalam kondisi baik.
b. MI Falahiyah
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sebelum PEMBAHASAN
dan Sesudah dilakukannya Perlakuan A. Hasil Penelitian Pada MI UKGS Selektif
Pada SD Dengan UKGS Integrasi. (MI Nasrul Fajar)
No DMF- Sebel Sesud Total 1. OHI-S
T um ah OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified)
1 Rendah 98% 100% 198% berdasarkan hasil yang didapatkan OHI-S
2 Sedang 2% 0% 2% sebelum dilakukan perlakuan yaitu 54% rata-
rata berkriteria baik, namun setelah diberi
3 Tinggi 0% 0% 0%
perlakuan menjadi 60% rata-rata OHI-S siswa
4 Sangat 0% 0% 0% yang paling tinggi adalah berkriteria sedang.
Tinggi Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Jumlah 100 100% 200% perubahan yang menurun pada kebersihan
% gigi dan mulut siswa setelah diberikan
Berdasarkan data tabel 4.6 dapat perlakuan.
diketahui hasil pemeriksaan DMF-T sebelum
dan sesudah perlakuan kegiatan UKGS 2. def-t
Integrasi terdapat perubahan. Hasil Berdasarkan hasil yang didapatkan def-t
pemeriksaan DMF-T sebelum dilakukan hasil pemeriksaan def-t sebelum diberi
perlakuan rata-rata berkriteria rendah, perlakuan yaitu 55% rata-rata berkriteria
setelah diberi perlakuan hasil pemeriksaan rendah, setelah diberi perlakuan menjadi 56%
DMF-T menjadi 100% berkriteria rendah. rata-rata def-t siswa yang paling tinggi adalah
4. CPITN berkriteria rendah. Hal tersebut menunjukan
a. MI Nasrul Fajar bahwa terdapat perubahan yang baik karena
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi CPITN def-t kriteria rendah meningkat pada status
Sebelum dan Sesudahdilakukannya kesehatan gigi susu setelah diberikan
Perlakuan Pada SD Dengan UKGS perlakuan.
Selektif. 3. DMF-T
Berdasarkan data tabel 4.7 diketahui
No CPITN Sebelum Sesudah Total
hasil pemeriksaan CPITN sebelum dan
sesudah, dapat disimpulkan bahwa CPITN 1 Sehat 100% 100% 200%
dengan kriteria sehat tidak mengalami 2 Perdarahan 0% 0% 0%
3 Kalkulus 0% 0% 0%
Jumlah 100% 100% 200%
Berdasarkan hasil yang didapatkan Berdasarkan hasil pemeriksaan CPITN
pemeriksaan DMF-T disimpulkan sebelum sebelum sebelum diberi perlakuan yaitu 100%
diberi perlakuan yaitu 98% rata-rata dengan kriteria sedang. Setelah diberi
berkriteria rendah, setelah diberi perlakuan perlakuan menjadi 100% dapat disimpulkan
menjadi 98% rata-rata DMF-T siswa yang bahwa CPITN dengan kriteria sehat tidak
paling tinggi adalah berkriteria rendah. Dapat mengalami perubahan yaitu nilai awal 100%
disimpulakan bahwa tidak terdapat Berdasarkan Uji Statistik , terlihat perbedaan
perubahan pada DMF-T siswa di MI Nasrul yang signifikan antara fasilitas dan pelayanan
Fajar setelah diberikan perlakuan. UKGS MI UKGS Selektif dengan MI UKGS
4. CPITN Integrasi (p<0,05). Hal ini disebabkan MI
Berdasarkan hasil pemeriksaan CPITN Falahiyah menerapkan UKGS Integrasi, yang
sebelum sebelum diberi perlakuan yaitu 100% mana penerapan UKGS tersebut dilihat dari
dengan kriteria sedang. Setelah diberi berbagai aspek seperti jarak antara sekolah
perlakuan menjadi 100% dapat disimpulkan dengan puskesmas jauh, fasilitas yang tidak
bahwa CPITN dengan kriteria sehat tidak memadai. Sesuai dengan penelitian yang
mengalami perubahan yaitu nilai awal 100%. dilakukan oleh Femala, dkk (2012)
menjadi 100%. Hal tersebut menunjukan menyatakan bahwa sarana prasarana dengan
bahwa antara sebelum dan sesudah tetap pelaksanaan UKGS sangat berhubungan erat
dalam kondisi baik. sehingga pelaksanaan program dapat berjalan
sesuai harapan. Jika sarana dan prasarana
B. Hasil Penelitian Pada MI UKGS kurang lengkap maka pelaksanaan dan
Integrasi (MI Falahiyah) pelayanan UKGS tidak dapat berjalan secara
1. OHI-S optimal.Dari hasil penelitian yang sudah
OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified) dilaksanakan pada SD dengan UKGS Selektif,
berdasarkan hasil yang didapatkan OHI-S kondisi kesehatan gigi dan mulut siswa
sebelum dilakukan perlakuan yaitu 70% rata- dengan fasilitas yang memadai dengan
rata berkriteria baik, namun setelah diberi kondisi kesehatan gigi dan mulut sudah baik.
perlakuan menjadi 100% rata-rata OHI-S siswa Sedangkan pada SD dengan UKGS Integrasi,
yang paling tinggi adalah berkriteria baik. kondisi kesehatan gigi dan mulut siswa
Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan dengan fasilitas yang kurang memadai
terdapat perubahan yang meningkat pada dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut
kebersihan gigi dan mulut siswa setelah sudah baik, namun masih perlu mendapatkan
diberikan perlakuan. perhatian dari petugas kesehatan.
2. def-t Menurut (Setiawan, dkk. 2014) Siswa
Berdasarkan hasil yang didapatkan def-t yang mendapat pelayanan gigi dan mulut
hasil pemeriksaan def-t sebelum diberi yang baik dan benar berpengaruh terhadap
perlakuan yaitu 50% rata-rata berkriteria tingkat kebersihan gigi dan mulut. Status
rendah, setelah diberi perlakuan menjadi 52% kebersihan gigi dan mulut pada MI UKGS
rata-rata def-t siswa yang paling tinggi adalah Selektif mempunyai nilai OHI-S lebih rendah
berkriteria rendah. Hal tersebut menunjukan dari UKGS Integrasi dikarenakan program
bahwa terdapat perubahan yang baik karena UKGS Selektif lebih banyak bentuk dan
def-t kriteria rendah meningkat pada status jumlah pelayanan yang dilakukan, ditekankan
kesehatan gigi susu setelah diberikan pada pelayanan promotif dan preventif dalam
perlakuan. kegiatan UKGS seperti sikat gigi masal,
3. DMF-T penyuluhan, dan surface protection sehingga
Berdasarkan hasil yang didapatkan memiliki pengaruh yang baik pada kebersihan
pemeriksaan DMF-T disimpulkan sebelum gigi dan mulut. Sedangkan pada UKGS
diberi perlakuan yaitu 98% rata-rata Integrasi hanya dilakukan pelayanan yang
berkriteria rendah, setelah diberi perlakuan berupa pemeriksaan yang hanya dilakukan
menjadi 100% rata-rata DMF-T siswa yang setiap satu tahun sekali, sehingga untuk
paling tinggi adalah berkriteria rendah. Dapat deteksi dini terjadinya karies dini masih
disimpulakan bahwa tidak terdapat sangat kurang. Dan untuk pendidikan untuk
perubahan pada DMF-T siswa di MI Nasrul kesehatan gigi dan mulut masih belum
Fajar setelah diberikan perlakuan. dilakukan. Sehingga pengetahuan siswa pada
4. CPITN MI dengan UKGS Integrasi. Hal ini sesuai
dengan penelitian Ilyas, dkk (2012)
menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatan rendah, CPITN 6 sekstan sehat. Setelah
gigi dan mulut berpengaruh pada kebersihan dilakukannya perlakuan, didapatkan
gigi dan mulut siswa yang berarti proses hasil OHI-S 36% dengan kriteria baik,
belajar mereka melalui program penyuluhan def-t 56% dengan kriteria rendah, DMF-T
dan pelatihan UKGS dapat dimengerti dan 98% dengan kriteria rendah, CPITN 6
dipraktekkan dalam kehidupan keseharian sextan sehat. Dari hasil data sebelum dan
mereka. Penelitian yang dilakukan oleh sesudah pada MI Nasrul Fajar dapat
Prasko, dkk (2016) juga menyatakan bahwa disimpulkan bahwa status OHI-S
penyuluhan dapat meningkatkan mengalami perubahan yang menurun
pengetahuan untuk menjaga kebersihan pada kebersihan gigi dan mulut siswa
giginya yaitu melalui menyikat gigi. Hal ini dengan fasilitas UKGS memadai dan
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan pelayanan UKGS baik.
oleh Sari, dkk (2012) yang menyatakan bahwa 3. Pada SD UKGS Integrasi (MI Falahiyah)
pengalaman mendapatkan pendidikan di dapatkan hasil sebelum dilakukannya
kesehatan gigi mempengaruhi tingkat perlakuan yaitu OHI-S 70% dengan
kebersihan gigi dan mulutnya. kriteria baik, def-t 50% dengan kriteria
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi rendah, DMF-T 98% dengan kriteria
kondisi kebersihan gigi dan mulut dalam rendah, CPITN 6 sekstan sehat. status
pelaksanaan UKGS di wilayah kerja OHI-S 100% dengan kriteria baik, def-t
Puskesmas Rowosari Semarang adalah 52% dengan kriteria rendah, DMF-T 100%
kurangnya penyuluhan dan sikat gigi massal, dengan kriteria rendah, CPITN 6 sextan
pengetahuan, sikap dan perilaku memelihara sehat. Dari hasil data sebelum dan
kesehatan gigi dan mulut. Terutama di UKGS sesudah pada MI Falahiyah dapat
Integrasi hal ini disebabkan karena kondisi disimpulkan bahwa status OHI-S
jarak antara puskesmas dengan sekolah sulit mengalami perubahan yang meningkat
dijangkau dan untuk meningkatkan derajat pada kebersihan gigi dan mulut siswa
kesehatan gigi MI Falahiyah membutuhkan dengan fasilitas UKGS tidak memadai.
pelayanan kesehatan, terutama pelayanan 4. Alternatif penyelesaian masalah yang
kesehatan gigi. dapat dilakukan adalah dengan
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut,
KESIMPULAN DAN SARAN pemeriksaan rutin, gosok gigi bersama,
Berdasarkan hasil penelitian tentang pembinaan guru UKS.
Kondisi Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Pada
SD dengan UKGS Selektif dan UKGS Integrasi DAFTAR PUSTAKA
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Kota 1. Arikunto, S (2006).Prosedur Penelitian
Semarang, dapat disimpulkan bahwa : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta
1. Pencapaian program UKGS yang sedang :Rineka Cipta.
berjalan : 2. BassaniG.D., Silva C.M.D, Opperman
a. Pada SD UKGS Selektif (MI Nasrul R.V(2006). Validity of the Community
Fajar) program UKGS sudah berjalan Periodontal index of treatment needs
dengan baik, namun masih perlu (CPITN) Jor population periodontitis
lebih di tingkatkan lagi program screaning, Cad SaudePublica, 22 (2), 277-
UKGS yang sudah berjalan agar 283.
derajat kesehatan gigi dan mulut 3. Dahlan Sopiyudin, M (2011). Statisik
siswa dapat optimal. Untuk Kedokteran dan Kesehatan
b. Pada SD UKGS Integrasi (MI :Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat.
Falahiyah) belum ada program Edisi5.Jakarta :SalembaMedika.
UKGS, sehingga belum tercapainya 4. Departemen Kesehatan RI(2012).
program pemerintah tentang UKGS Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut.
di SD/MI agar kondisi kesehatan Jakarta Departemen Kesehatan RI.
gigi dan mulut siswa dapat optimal. 5. Femala. D, Shaluhiyah. Z, Cahyo. K, 2012,
2. Pada SD UKGS Selektif (MI Nasrul Fajar) Perilaku Perawat Gigi Dalam
di dapatkan hasil sebelum dilakukannya Pelaksanaan Program UKGS Di Kota
perlakuan yaitu OHI-S 54% dengan Pontianak, Jurnal Promosi Kesehatan
kriteria baik, def-t 55% dengan kriteria Indonesia Vol. 7No.2, hal :145-152
rendah, DMF-T 98% dengan kriteria
6. DA (2013). Penilaian indeks DMFT anak 18. Riskesdas (2013). Badan Penelitian dan
usia 12 tahun oleh dokter gigi dan bukan Pengembangan Kesehatan Kementrian
dokter gigi di Kabupaten Ketapang Kesehatan RI, Jakarta.
Propinsi Kalimantan Barat. Media 19. Ghozali, I (2011). Aplikasi Analisis
Litbangkes ; (23) : 42. Multivariate Dengan Program
7. Kementrian Kesehatan Republik SPSS.Semarang :BP Universitas
Indonesia (2014).Situasi Kesehatan Gigi Diponegoro.
dan Mulut.Pusat Data dan Informasi. 20. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S (ed)
8. Nurhidayat O, Eram T P, Bambang W (2012). Pendidikan Kesehatan Gigi.
(2012).Perbandingan Media Power Point Jakarta : EGC, p 98.
dengan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan 21. Ilyas, M., Putri, I.N., 2012, Efek
Mulut. UnnesJof pub Health. Penyuluhan Metode Demonstrasi
9. Nursalam (2008).Konsep dan Penerapan Menyikat Gigi Terhadap Penurunan
Metodologi Penelitian Ilmu Indeks Plak Gigi Pada Murid Sekolah
Keperawatan.Pedoman Skripsi, Tesis, dan Dasar. Dentofasial, Vol. 11, No.2, hal : 91-
Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 95.
2. Jakarta :Salemba Medika. 22. Sariyem (2011). Analisis Implementasi
10. Notoadmodjo, S (2010). Metodologi Program UKGS dalam Pelayanan
Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC. Promotif dan Preventif di Puskesmas
11. Notoadmodjo, S (2010). Promosi Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota
Kesehatan Teori dan Aplikasi.Penerbit Semarang tahun
:Rineka Cipta. Jakarta. 2011.http://www.Eprint.undip.ac.id. 14
12. Setiawan R., Adhani R., Sukmana B.I., Desember 2016.
Hadianto T., 2014, Hubungan Pelaksana 23. Sari,. S,. A., N, Ferry., E, Praba,. D. (2012),
UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode
Mulut Murid Sekolah Dasar dan Simulasi Menggosok Gigi Teknik
Sederajat Di Wilayah Kerja Puskesmas Modifikasi Bass Dengan Ketrampilan Dan
Cempaka Putih Kota Banjarmasin, Kebersihan Gigi Mulut Pada Anak MI
Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol. II, No. I, hal : AT-TAUFIQ Kelas V.
102-109 24. UU No 36 Tahun 2009 Tentang
13. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Kementrian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kesehatan Republik Indonesia.
Kualitatif, dan Metode R&D (Research and 25. Van Winkelhoff, A. J., Van der Weljden,
Development). Bandung :Alfabeta. G. A., Armand, S, Van der Welden ; U,
14. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. And De Graaf, J (1991). Indonesian
Kementrian Kesehatan RI (2012). Adolescents. III : Microbiological as pects
15. Prasko, Bambang., S, Bedjo., S., (2016), : Journal Dental Research ; 70 (750),
Penyuluhan Audio Visual Dan abstract : 87.
Demonstrasi Terhadap Pengetahuan
Menyikat Gigi Pada Anak Sekolah Dasar.
Jurnal Kesehatan Gigi, Vol. III. No.II
16. Putri, M. H (2011). Ilmu Pencegahan
Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi.Jakarta : EGC.
17. Riskesdas (2007).Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai