Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. Identitas Novel Bumi Manusia
Identitas buku yang dilaporkan terdiri atas judul buku, nama pengarang, tahun
terbit, kota terbit, penerbit, penyunting, cetakan, desain sampul, tebal buku, nomor
ISBN, dan gambaran kulit luar. Berikut identitas buku secara rinci.
1. Judul buku : Bumi Manusia
2. Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
3. Tahun terbit : Juni 2018
4. Kota terbit : Jakarta
5. Penerbit : Lentera Dipantara
6. Penyunting : Astuti Ananta Toer
7. Cetakan : ke 27
8. Desain sampul : Nadia
9. Tebal buku : 551 halaman
10. Nomor ISBN : 978-979-97312-3-4
11. Kulit luar
Novel ini merupakan cetakan ke 27. Novel ini didominasi oleh warna hijau dan
kuning gading. Pada bagian atas kulit luar terdapat jenis novel dan dibawahnya tertulis
nama penulis, yaitu Pramoedya Ananta Toer. Pada bagian tengah terdapat
penggambaran tokoh dalam novel ini dan dibawahnya tertulis judul dari novel ini. Di
akhir kulit luar terdapat nama penerbit, yaitu Lentera Dipantara.

1
B. Identitas Novel Cinta di Dalam Gelas
Identitas buku yang dilaporkan terdiri atas judul buku, pengarang,tahun terbit,
kota terbit, penerbit, penyunting, cetakan, desain cover, tebal buku, nomor ISBN, dan
gambaran kulit luar. Berikut identitas buku secara rinci.
1. Judul Buku : Cinta di Dalam Gelas
2. Pengarang : Andrea Hirata
3. Tahun terbit : 2011
4. Kota terbit : Yogyakarta
5. Penerbit : Bentang Pustaka
6. Penyuting : Imam Risdiyanto
7. Cetakan : Cetakan kesebelas
8. Desain cover : Dini Berry
9. Tebal buku : xx + 316 hlm.; 20,5 cm
10. Nomor ISBN : 978-602-8811-31-6
11. Kulit luar
Buku yang dilaporkan ini adalah buku kopian. Buku kopian ini didominasi oleh
warna merah. Pada cover bagian depan buku terdapat gambar dari tokoh-tokoh novel,
serta terdapat nama penulis pada bagian atas cover buku yaitu Andrea Hirata. Judul
buku Cinta di Dalam Gelas terletak pada bagian tengah cover depan buku.

BAB II

2
ULASAN ISI BUKU
A. Novel Bumi Manusia
Bagian buku ini terdiri atas 20 bab yang mengisahkan kehidupan setelah
pemerintahan Belanda di Indonesia dimana budaya dan peradaban Eropa disanjung
sedangkan Pribumi hanya dianggap sebelah mata, diremehkan, dan ditindas. Dalam
novel ini terdapat tiga tokoh utama yaitu Minke, Annelies, dan Nyai Ontosoroh.
Bab satu berisi tentang pengenalan tokoh utama dan sudut pandang dalam
novel. Tokoh utama dalam cerita ini bernama “Minke”.
Bab dua berisi tentang pengenalan karakter dari Minke. Ia merupakan siswa
H.B.S Surabaya yang seorang pribumi. Minke sangat mengagumi ilmu pengetahuan
dan kemajuan teknologi dan tidak mempunyai kepercayaan lagi pada budaya leluhur
dan ilmu-ilmu yang tidak bisa diukur dengan nalar. Kisah dimulai pada hari naik
tahtanya Ratu Wilhelmina. Pada hari itu seorang teman Minke bernama Robert
Suurhof berkunjung ke pemondokannya dan mengajak Minke ke rumah kenalannya
yang bernama Robert Mellema. Robert Mellema memiliki seorang adik perempuan
yang bernama Annelies Mellema, mereka berdua adalah anak dari Herman Mellema-
pemilik sebuah perusahaan pertanian besar di Wonokromo dengan seorang wanita
pribumi yang dikenal dengan sebutan “Nyai Ontosoroh”. Dari perkenalan singkat dan
berdiskusi serta berkeliling rumah Keluarga Mellema bersama, Minke langsung jatuh
hati pada Annelies, gadis yang mandiri tetapi juga memiliki sisi polos. Nyai Ontosoroh
juga menyatakan ketertarikannya pada Minke. Pada saat makan malam bersama,
tiba-tiba Herman Mellema pulang dan memaki-maki Minke yang merupakan seorang
pribumi. Dari kondisinya yang acak-acakan Minke berfikir bahwa ada sesuatu yang
tidak beres dengan kepala rumah tangga Keluarga Mellema ini. Bab ini berakhir saat
Minke yang pulang secara terpaksa tiba-tiba mendapat kiriman paket dan sepucuk
surat dari Nyai Ontosoroh.
Bab tiga berisi tentang surat permintaan maaf dan undangan dari Nyai
Ontosoroh agar Minke mau kembali berkunjung dan jika Minke berkenan ia juga
dipersilahkan untuk tinggal di rumah beliau. Nyai Ontosoroh menyatakan bahwa
Annelies membutuhkan kehadiran Minke. Ia langsung mendiskusikan hal ini dengan
pemilik pemondokan tempat ia tinggal, yaitu Mevrouw Telinga. Mingke mendapatkan
peringatan sebaiknya lebih berhati-hati sebab seorang Nyai pada masa itu dipandang
buruk. Karena belum puas mendapatkan jawaban dari Mevrouw Telinga, pada sore
harinya Minke berkunjung ke pemondokan sahabatnya, seorang mantan tentara
3
Belanda berdarah Perancis yang bernama Jean Marais untuk mendiskusikan hal yang
sama. Pada saat Mingke datang Jean sedang membuat sebuah lukisan dimana
seorang tentara Belanda berada dalam posisi siap untuk menembak dengan
bayangan seorang perempuan pribumi yang terkapar di tanah dengan mata
terbelalak. Jean menceritakan kisah dibalik lukisan yang dibuatnya dan ternyata pria
dalam lukisan itu merupakan dirinya sendiri dan seorang perempuan yang ada dalam
lukisan tersebut merupakan seorang pribumi berdarah Aceh yang merupakan ibu dari
anaknya yang bernama May. Namun ia menjelaskan kepada Minke bahwa akhirnya
yang membunuh wanita itu bukanlah dirinya, melainkan kakak kandung dari wanita itu
sendiri dan itu membuat Minke kaget dan juga merasa iba kepada anak dari Jean dan
wanita itu, May yang dari pertama membuka mata belum pernah melihat wajah dari
ibu kandungnya. Setelah becerita, berdiskusi dan menerima nasihat dari Jean, Minke
akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran dari Nyai Ontosoroh untuk kembali
berkunjung kerumahnya.
Bab empat berisi tentang Minke yang akhirnya berkunjung kembali ke rumah
keluarga Mellema diantar oleh Darsam. Annelies menyambut kedatangan Minke di
tangga depan rumahnya dengan wajah yang masih pucat, namun mata Annelies mulai
bersinar-sinar setelah kedatangan Minke. Setelahnya Annelies mengantar Minke
kamar dan membantu memasukan pakaiannya ke dalam lemari. Semakin lama
hubungan Minke dan Annelies menjadi lebih dekat. Minke juga mempelajari
bagaimana hubungan antara anggota keluarga Mellema. Herman Mellema bukanlah
kepala keluarga yang baik karena seluruh urusan perusahaan dikelola oleh Nyai
Ontosoroh. Annelies sudah berhenti sekolah sejak klas dua E.L.S sedangkan Robert
sudah tamat dari sekolah tetapi ia tidak ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Setiap hari Annelies membantu ibunya mengurus perusahaan, sedangkan Robert
hanya menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang disukainya seperti berburu,
berkuda, dan sepakbola. Setelah mendengar cerita dari Annelies, Minke mulai yakin
bahwa Nyai Ontosoroh merupakan wanita yang cerdas, anggun, dan elegan. Minke
yang merupakan seorang penulis lepas mulai tertarik untuk mencoba menulis kisah
tentang keluarga Mellema terutama mengenai Nyai Ontosoroh.
Bab lima berisi tentang cerita yang diungkapkan Annelies. Setelah
mendengarnya dari Annelies, Minke akhirnya mengetahui lebih jauh mengenai Nyai
Ontosoroh. Beliau merupakan anak dari seorang jurutulis bernama Sastrotomo.
Meskipun terkenal sangat rajin dan pandai, Sastrotomo berambisi untuk memiliki
4
jabatan yang lebih tinggi dalam pemerintahan. Demi jabatan yang diinginkannya, ia
rela menjual anak perempuannya yaitu Nyai Ontosoroh kepada seorang tuan tanah
yang bernama Herman Mellema. Meskipun awalnya Nyai Ontosoroh begitu takut
menatap Herman Mellema namun karena Herman Mellema memperlakukan Nyai
Ontosoroh sangat baik dan tidak semena-mena membuat Nyai nyaman dan mulai
menghormati tuan Mellema. Selain itu tuan Mellema juga mengajarkan Nyai hal-hal
yang bahkan jarang dimiliki oleh wanita pada zaman itu, mulai dari membaca dan
menulis, berdandan, sampai cara berperilaku layaknya seorang wanita terpelajar.
Namun karena kedatangan anak kandungnya dari perkawinan yang sah, seorang
insinyur muda yang bernama Maurits Mellema. Maksud kedatangannya adalah untuk
menuntut Herman Mellema yang menurutnya sudah bertindak semena-mena
terhadap sang Ibu, Amelia Mellema. Pada masa lampau Herman Mellema pernah
menuduh Amelia berbuat serong dan langsung menceraikannya. Selain itu, Maurits
juga menuntut hak waris terhadap semua harta kekayaan Herman Mellema.
Mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari sang anak membuat Herman Mellema bingung
dan kaget sampai-sampai membuat sikapnya menjadi aneh. Selain itu karena
peristiwa tersebut Herman Mellema sering menghilang, mengabaikan pekerjaannya,
jarang berada dirumah, dan sering mabuk. Mengetahui bahwa tuannya sudah tidak
bisa diandalkan, Nyai Ontosoroh mulai tidak menghormati Herman Mellema seperti
sebelumnya karena beliau menganggap bahwa Herman Mellema seperti kedua orang
tuanya yang tidak bisa diharapkan kehadirannya dalam kehidupannya yang
menderita. Setelah peristiwa itu keluarga Mellema menjadi berantakan dan tidak ada
seorang pun yang berani datang berkunjung ke rumah besar milik mereka sampai
akhirnya setelah lima tahun berlalu datang dua orang tamu yaitu Robert Suurhof dan
Minke.
Bab enam berisi tentang Minke yang sudah lima hari tinggal di rumah mewah
Wonokromo, diundang oleh Robert Mellema ke kamarnya untuk sekedar berbincang.
Dalam percakapannya, Minke menjadi tahu apa yang diinginkan oleh Robert. Yaitu
menjadi awak kapal yang berlayar dengan kapal Karibou. Robert terlihat tak suka
dengan Minke yang merupakan seorang Pribumi. Minke merasa was-was akan gerak-
gerik Robert. Ia berpikir akan melompat lewat jendela apabila sewaktu-waktu Robert
ingin menerkamnya. Minke pun tahu akan kondisi hubungan antara Robert dengan
keluarganya, tidak baik. Minke tidak ingin mencampuri urusan keluarga Robert, ia
hanya ingin Robert berbicara pada mamanya, barangkali ketegangan diantara mereka
5
mereda. Sewaktu Minke berbincang pada Nyai dan Annelies, Nyai menunjukkan
sebuah cerpen berjudul " Een Buitengewoon Gewoone Nyai Di Ik Ken ", yang
merupakan karya tulis Minke.Nyai merasa bahwa cerita dalam cerpen tersebut seperti
menceritakan kisah hidupnya. Sampai akhirnya Minke berbicara jujur pada Nyai
bahwa dialah yang menulis cerpen tersebut. Minke juga menjelaskan bahwa ia tidak
mengambil kehidupan Nyai sebagai bahan cerpen tersebut, melainkan hanya sebuah
fantasi Minke. Oleh karena itu, Nyai meminta Minke untuk membuat cerpen yang
mengambil kisah hidup Robert. Nyai bermaksud agar robert dapat membacanya dan
berkaca pada dirinya sendiri. Dengan itu, mungkin saja Robert dapat merubah
sikapnya. Minke tidak bisa menolak, ia menuruti permintaan Nyai. Pengawasan Nyai
terhadap tulisan Minke atas cerpen kisah Robert membuat Minke kesulitan dalam
mengerjakannya. Nyai tidak ingin ada kata-kata yang dapat merusak keluarganya. Hal
tersebut cukup membuat fantasi seorang Minke rusak.
Bab tujuh berisi tentang Minke yang terbangun dari tidur nyenyaknya. Jam
menunjukkan pukul empat subuh, Nyai membangunkan Minke dengan wajah
kebingungan. Pasalnya, agen polisi data ke rumah Nyai mencari sosok Minke. Agen
polisi itu menunjukkan surat perintah untuk membawa Minke pergi. Minke meyakinkan
Nyai bahwa ia tidak melakukan suatu pelanggaran hingga dibawa oleh polisi. Setelah
sarapan, Minke segera dibawa pergi oleh polisi menggunakan Dokar. Mereka naik
dan berangkat ke jurusan Surabaya lalu kembali dilanjut dengan menaiki dokar
menuju stasiun. Minke tertidur selama perjalanan menuju kota B. Menjelang pukul
lima sore, tibalah mereka di kota B. Sesampai di kota B, Minke tidak dibawa ke Kantor
Polisi melainkan ke Kantor Kabupaten. Minke pun diantar ke Pendopo, ia sadar kalau
dia akan bertemu dengan Bupati B. Dalam hati, Minke telah mengutuk menggunakan
beberapa bahasa karena harus merangkak dan menyembah. Walaupun demikian,
Minke tetap melakukan adat kebiasaan tersebut untuk menghormati orang yang
sedang duduk di kursi goyang. Minke segera tersadar, bahwa bupati tersebut adalah
ayahnya. Ayahnya sangat kecewa dengan Minke, karena ia tak lagi membalas surat-
suratnya. Minke dinilai telah meninggalkan budaya Jawa. Ayah Minke memintanya
untuk menjadi penerjemah, di upacara peresmian ayahnya sebagai bupati. Minke
segera bertemu dengan ibunya. Bunda Minke sangat mendukung Minke dan merasa
bangga akan kemajuan Minke di sekolah. Selain bertemu dengan bundanya, Minke
juga bertemu dengan abangnya, yang seorang calon Ambtenar Hindia-Belanda.
Sempat ada sedikit pertengkaran antara Minke dengan abangnya yang membaca
6
buku harian catatan Minke. Namun, kejadian tersebut segera diatasi oleh bunda
mereka. Keesokan harinya acara peresmian dimulai. Minke menerjemahkan pidato
ayahnya dan juga Tuan Residen B. Banyak pihak yang memuji kelancaran Minke
dalam berbahasa Belanda. Bahkan ia diundang oleh Tuan Asisten Residen B ke
rumahnya, oleh karena undangan itu, Minke menjadi tenar dan mendapatkan lebih
banyak undangan.
Bab delapan berisi tentang Ayah dan bunda Minke sangat bangga atas
undangan yang didapatkan Minke dari Tuan Asisten Residen, Herbert de la Croix.
Sepertinya undangan yang didapatkan Minke membuat kegusaran ayahnya
menghilang. Setelah tugasnya selesai, Minke segera pamit pulang kepada ayah dan
bundanya. Saat di kereta cepat, Minke menyadari bahwa ada seseorang yang
mengawasinya. Ia melihat seseorang yang bertubuh gendut dan agak sipit
mengawasinya. DI Surabaya, Minke dijemput oleh Annelies dan Darsam. Darsam
tidak melewati jalan seperti biasa, dia beralasan bahwa ia ada urusan. Rupanya Si
Gendut juga menaiki dokar yang mengikuti dokar Darsam dari belakang. Minke mulai
mencurigai tingkah aneh Darsam, ia segera duduk di kursi panjang sebelah Darsam.
Di warung kopi, Darsam memberitahu Minke untuk sementara tidak tinggal di
Wonokromo. Minke bertanya-tanya atas larangan yang diucapkan Darsam, namun
ternyata Robert Mellema memerintahkan Darsam untuk membunuh Minke. Ia
langsung diantar ke Kranggan, kosan Minke. Dengan alasan ingin belajar. Annelies
pun harus menahan rasa rindunya selama seminggu pada Minke. Suara seraknya
yang terdengar seperti hampir menangis. Minke dilanda kebingungan, ia seperti
sedang berpikir keras. Pertama, ia tak menyangka bahwa Robert begitu
membencinya, dan kedua, ia curiga bahwa Si Gendut yang mengikuti Dokarnya
adalah seorang pembunuh bayaran yang ingin merampas nyawa serta harta anak
Mellema.
Bab sembilan berisi tentang kejadian yang terjadi di kediaman Wonokromo
saat Minke dibawa oleh agen polisi ke kota B., Annelies tidak merelakan kepergian
Minke yang mendadak, terlebih ia tidak tahu penyebab dibawanya Minke oleh polisi.
Annelies bereaksi berlebihan, bahkan ia berniat untuk menunggu Minke kembali ke
Wonokromo. Nyai khawatir akan kesehatan Annelies, sementara itu Annelies tetap
ingin Minke kembali. Oleh karena itu, Nyai memerintahkan Robert untuk pergi ke
kantor polisi Surabaya dengan tujuan meminta penjelasan akan penjemputan Minke
di kediamannya. Robert, merasa berat hati saat mengetahui perintah mamanya. Ia
7
seakan sangat membenci Minke pada saat itu. Dengan paksaan Darsam, Robert pun
segera berangkat menggunakan kuda. Robert rupanya tidak sepenuhnya melakukan
perintah sang Nyai. Bukannya ke kantor polisi, ia malah tergoda menuju ke sebuah
tempat yang terkenal sebagai rumah bordil. Rumah itu dimiliki oleh seorang
berketurunan Tionghoa, namanya Babah Ah Tjong. Robert disambut hangat olehnya,
bahkan Robert ditawari 3 wanita beretnis Asia. Wanita itu adalah Min Hwa dari Hong
Kong, Sie-sie, dan Maiko dari Jepang. Entah apa yang dipikirkan oleh Robert,
meskipun ragu ia memilih Maiko untuk menemani dirinya. Robert dipersilahkan untuk
memakai “kamar raja” milik seorang pelanggannya yang sedang berada di luar negeri.
Bab sepuluh merupakan lanjutan dari bab 9, namun menceritakan sisi Maiko.
Ia berasal dari Nagoya lalu pergi ke Hong Kong untuk menjadi PSK. Setelah beberapa
kali berganti majikan akhirnya Maiko dibeli oleh Babah Ah Tjong dan langsung dibawa
ke Betawi. Setelah seharian berada di “rumah barunya” rupanya majikan Maiko belum
mengetahui kabar penyakit yang dimiliki Maiko. Sebelumnya, Maiko sudah di vonis
mengidap sipilis Birma sebuah penyakit menular seksual yang sangat berbahaya dan
lebih merusak terhadap lelaki. Setelah tiga bulan kemudian, Babah Ah Tjong tahu
akan penyakit Maiko. Ia sudah meminta sinsei penotok untuk meredakan penyakitnya,
tapi dianggap terlalu mahal oleh Ah Tjong. Setelah tertular sipilis Birma yang tidak ia
ketahui, Ah Tjong tidak mencurigainya sama sekali karena wanita Jepang terkenal
paling steril di dunia plesiran. Ia malah menyiksa perempuan-perempuan lain dengan
cara mencambuk lalu menjualnya ke seorang tengkulak di Medan, sedangkan Maiko
diam saja. Maiko terus melayani Ah Tjong sendiri hingga suatu hari rumah plesiran
Wonokromo kedatangan tamu, yang tak lain adalah Robert Mellema. Ia langsung
merasa kasihan menghadapi fakta bahwa Robert akan tertular sipilis dan celaka parah
di kemudian hari. Akan tetapi, Maiko tetap profesional dan berusaha melayani Robert
dengan baik. Selepas Robert keluar kamar, Ah Tjong melihat pelanggannya puas dan
memutuskan untuk tidak meminta pembayaran dari Robert, dengan alasan bahwa
Robert masih muda dan kuat. Sesampainya di rumah, Robert berbohong tentang
keberadaan Minke, menyebut bahwa polisi tidak tahu nama itu. Nyai menyadari suatu
kejanggalan; Robert telah kembali ke rumah persis seperti papanya, dengan bau
minuman keras, wajah pucat, potongan rambut dan bau minyak wangi yang sama
persis. Nyai menunjukkan pada Annelies bahwa Robert sama saja seperti ayahnya,
dan mengingatkan bahwa seseorang harus kuat agar tidak dipermainkan oleh orang-

8
orang berniat buruk dan menipu. Robert disebut hampir tidak pernah menginjakkan
kaki ke rumah keluarga setelah kejadian itu.
Bab sebelas bercerita tentang Minke yang sedang sakit dan kepalannya
dikompres dengan cuka bawang merah oleh Mevrow. Setelah di kompres oleh
Mevrow, Minke pergi berkunjung kerumah temannya yaitu Jean Marais dan bercerita
tentang keresahannya. Ia merasa diincar oleh pria berbadan gendut. Disaat May
berjalan bersama Minke, ia melihat si gendut. Kemudian Minke memberitahukan hal
tersebut kepada Telinga. Mereka berdua lalu menghampiri si gendut. Karena tersulut
emosinya, tuan Telinga memukul si gendut hingga dia kabur. Beberapa hari
kemudian, Minke mendapat surat dari Miriam De La Croix. Saat hendak membalas
surat, Darsam datang memberitahu bahwa Annelies sakit keras sehingga Minke harus
segera ke Wonokromo
Bab dua belas bab ini menceritakan tentang Annelies yang sedang terbaring
lemas di atas ranjang, sehingga Minke dan Darsam datang ke rumah Nyai Ontosoroh
untuk melihat keadaan Annelies, tak lama kemudian dokter datang dan menjelaskan
bahwa Annelies terlalu lama di bius agar tidak kepikiran tentang Minke dan dokter
menyarankan kepada Minke untuk segera memperistri Annelies agar tidak sakit
seperti ini, tak lama kemudian Annelies pun terbangun.
Bab tiga belas bercerita tentang kesadaran Minke atas perubahan yang terjadi
dalam dirinya. Minke bukan orang yang seperti dulu lagi, ia tak suka lagi bercanda
dan lebih banyak pertimbangan. Ia beberapa kali dipanggil oleh tuan direktur sekolah
mengenai dirinya yang sudah menikah, karena seorang murid yang telah menikah
harus meninggalkan sekolah. Guru bahasa dan Sastra Belanda baru yang bernama
Magda Peters mengetahui bahwa Minke adalah Max Tollenar dan memberitahu
kepada semua yang ada di ruang kelasnya bahwa Minke lah Max Tollenar. Semua
orang kaget saat mengetahui hal tersebut Junffrow mengajak Minke berbincang
mengenai bukunya tersebut. Setelah itu, Junffrow Magda Peters berkunjung kerumah
Nyai Ontosoroh dan Annelies untuk berbincang-bincang. Melihat isi buku dari
perpustakaan serta bercerita sedikit mengenai tuan Mellema. Namun nampaknya
primadona dalam Boerderij Bultenzorg itu cemburu pada Junffrow Magda Peters, ia
cemburu karena Juffrouw telah berbincang banyak dengan Minke.
Bab empat belas menceritakan tentang Annelies yang semakin manja kepada
Minke. Ia meminta Minke menceritakan sebuah dongeng tidur untuknya. Minke
mengiyakannya karena Annelies sudah lama tidak didongengi oleh Minke, saat
9
sedang mendongeng tiba tiba Minke bertanya kepada Annelies apakah ia pria
pertama baginya Annelies pun terdiam beberapa saat lalu menjawab bahwa Minke
bukanlah pria pertama untuknya, laki-laki pertama untuknya adalah Robert Mellema,
kakaknya sendiri. Ia langsung menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, bahkan
Nyai Ontosoroh pun tidak mengetahui kejadian tersebut.
Bab lima belas Minke dipanggil oleh Tuan Direktur karena belakangan ini ia
dijauhi oleh teman-temannya dan menjadi berbeda. Minke yang menantang Tuan
Direktur ketika ia diancam untuk dikeluarkan. Minke juga dipanggil oleh Tuan Direktur
– Kepala Direksi–Penanggung Jawab Koran S.N.v/d D, Maarten Nijman. Setelah
pertemuan itu Minke bertemu dengan Dokter Martinet dan menemukan bahwa
Annelies merasa jijik dan gelisah ketika diperiksa olehnya karena Dokter Martinet
berkulit putih dan mirip dengan Robert. Setelah itu mereka datang kerumah Nyai
Ontorosoh bersama Jean dan May Marais. Minke memperkenalkan Jean kepada
semua orang yang berada disana, sedangkan May ke dalam rumah untuk bermain
bersama Annelies. Mereka saling bercerita, tertawa, serta bernyanyi bersama.
Sebenarnya Jean ingin melukis Nyai Ontorosoh tetapi Nyai menolaknya. Mereka
bersama-sama memasuki rumah dan meminta Jean dan May menginap ditempatnya,
karena May bisa membuat Annelies tertawa bahagia.
Bab enam belas menceritakan tentang Minke yang menceritakan pikirannya
terhadap si gendut kepada Darsam. Saat berkumpul, Darsam langsung mengejar si
gendut dan disusul oleh Minke, Annelies, serta Nyai Ontosoroh. Pada saat
pengejaran, si gendut belok dan menemukan rumah plesiran. Darsam memasuki
rumah tersebut dan menemukan tuan Mellema terbaring dilantai dan Darsam
memasuki rumah itu hingga kebelakang dan melihat Maiko serta Robert Mellema.
Minke mendapat surat dari bunda yang berisi kemarahan ayahanda dan
mengeluarkan Minke dari H.B.S dan Minke membawa permasalahan tentang
kematian tuan Mellema ke pengadilan. Setelah dua minggu sidang berlangsung,
keputusannya adalah babah Ah Tjong menerima hukuman yang dijatuhkan berserta
pembantunya. Sedangkan Maiko diperintahkan masuk rumah sakit atas biaya dari
babah Ah Tjong dibawah pengawasan dokter.
Bab tujuh belas menceritakan tentang Minke yang dipanggil menghadap tuan
direktur H.B.S. Ia dipanggil karena tulisannya tentang masalah totok, Indo, dan
pribumi. Setelah semua masalah diatasi Minke pulang dan bertemu dengan Jean dan

10
May. Minke lalu mengajak Jean dan May kerumah Nyai Ontosoroh. Ia akan menikahi
Annelies setelah lulus sekolah.
Bab delapan belas menceritakan tentang Minke yg telah menjadi lulusan
terbaik di H.B.S. Sesuai recana awal, ia langsung menikahi Annelies. Dari pihak
keluarga Minke hanya Ibundanya yang datang ke pernikahan Minke dan Annelies.
Sebelumnya Minke mendapat masalah pada malam sebelum pernikahan bahwa
Magda Peters diusir karena ideologi liberalis yang ia sebarkan. Robert Suurhof pun
akhirnya mengakui bahwa selama ini ia menyukai Annelies. Ia mengaku kalah dan
pulang ke Belanda
Bab sembilan belas menceritakan setelah 6 bulan berlalu. Minke mendapat
surat dari Magda bahwa ia melakukan perjalanan bersama Robert Suurhof. Sarah dan
Miriam De la Croix berencana melanjutkan pendidikannya ke negeri Belanda.
Sedangkan Minke mendapat mendapat kasus yg berat bahwa insinyur Mellema
menuntut semua harta warisan tuan Mellema dan ia juga menuntut hak asuh anak
atas Annelies. Minke melakukan berbagai cara hingga meminta bantuan kepada tuan
De la Croix untuk mendapatkan seorang advokat ternama. Kondisi Annelies semakin
memburuk sejak sidang berlangsung.
Bab dua puluh menceritakan tentang kegagalan Minke, Nyai Ontosoroh serta
Annelies dalam meja sidang advokat dari Dela Croix. Sayangnya, mereka tidak bisa
melawan hukum kuno yang rasis dan Annelies diberangkatkan ke Belanda. Namun
Minke memiliki rencana lain, yaitu meminta kepada Panji Parman untuk mengawasi
Annelies pada saat di Belanda. Walaupun kalah dalam persidangan, namun
perjuangan Minke belum berakhir.

11
B. Novel Cinta di Dalam Gelas
Buku ini terdiri atas beberapa bagian, diantaranya kata pengantar, daftar isi,
mengisahkan tentang perjuangan yang dilakukan oleh seorang wanita keturunan
Melayu.
Bab satu dalam buku ini berjudul Purnama Kedua Belas yang membahas
tentang seorang laki-laki keturunan Melayu, Ikal yang bekerja sebagai pelayan di
Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi milik Pamannya. Bukan tanpa alasan Ikal
bekerja disana. Ia menjadi seorang pelayan karena tidak jadi untuk merantau ke
Jakarta karena demi mengejar cintanya kepada wanita keturunan Tionghoa yang
bernama A Ling.
Bab dua dalam buku ini berjudul Pelangkah yang membahas tentang seorang
wanita yang bernama Enong atau Maryamah binti Zamzami, yang memiliki tiga adik
perempuan yang bernama Ania, Lana, dan Ulma. Ia bekerja sebagai penambang
timah semenjak umur 14 tahun, semenjak ayahnya telah meninggal. Hingga suatu
hari, Ania dilamar oleh seorang guru, yang membuat mau tidak mau Enong harus
dilangkahi lebih dulu dari adiknya.
Bab tiga dalam buku ini berjudul Sang Penguasa Pasar yang membahas
tentang seorang penguasa pasar yang sangat ditakuti oleh semua orang. Tidak ada
satupun orang yang ingin berhadapan dengannya, termasuk Ikal sendiri. Namun siapa
sangka, hari itu sang penguasa pasar datang menghampirinya dengan memberikan
amplop untuk diberikannya kepada Detektif M. Nur.
Bab empat dalam buku ini berjudul Rezim Matarom yang membahas tentang
kehidupan Enong selanjutnya, yang pada akhirnya ketiga adiknya terpaksa
mendahului kakakaknya untuk hidup berumah tangga. Suatu ketika ibu mereka jatuh
sakit. Dokter berkata, Syalimah sakit karena memang sudah usianya yang sudah tua.
Enong yang ingin membahagiakan ibunya, ia akhirnya menikah dengan Matarom,
namun nasib baik tidak berpihak padanya. Ia harus menceraikan Matarom karena
Enong sempat didatangi oleh perempuan, yang mengaku sebagai istrinya Matarom
dan sedang hamil anak mereka. Pada saat itu Matarom sedang naik reputasinya,
karena ia berhasil menjuarai pertandingan catur di desa. Dimana pertandingan catur,
tidak kalah hebatnya dengan permainan sepak bola.
Bab lima dalam buku ini yang berjudul Giok Nio yang membahas tentang lima
pecatur perempuan terbaik di muka bumi, para grand master. Yaitu Bellinda Hess-
Hay, Nikky Wohmann, Frederika Vilsmaier, Nazwa Kahail, dan Ninochka Stronovsky.
12
Dan bagaimana nasib Chip, yang sebenarnya memiliki nama asli Syahruddin bin
Salmun yang dulu memiliki cita-cita sebagai pilot, lalu gagal dan berbelok ke sepeda.
Hobi naik sepeda membawa Chip pada profesi penjual kayu bakar, namun sayang
pekerjaan itu pun tak dapat di teruskan. Dia menghadap Giok Nio, juragan ayam di
los pasar ikan, dan menjadi kuli kesayangannya.
Bab enam dalam buku ini yang berjudul Lelaki Melayu, Kopi, dan Catur yang
menceritakan tentang bagaimana kehidupan di kampung Ikal. Diujung pasar dekat
dermaga, terdapat banyak warung kopi berderet. Di warung kopi itu pria-pria Melayu
mengisahkan nasibnya , membangga-banggakan jabatan terakhirnya sebelum
maskapai timah gulung tikar. Bagi orang Melayu, kopi adalah minuman yang ajaib.
Bagaimana tidak, keluhan istri tentang suami mereka yang tidak mau minum kopi di
rumah, padahal kopi yang digunakan sama dengan yang ada di warung kopi yang
sering mereka datangi. Alasannya sama, mereka menganggap kopi di rumah tidak
seenak kopi di warung.
Bab tujuh dalam buku ini yang berjudul Wisuda yang menceritakan tentang
kisah Enong yang akhirnya lulus kursus bahasa Inggris. Ia mengundang Ikal dan
Detektif M.Nur untuk menghadiri wisudanya. Dalam wisuda berlangsung, Enong
mendapat penghargaan sebagai lima lulusan terbaik. Lebih berharganya lagi, ia
mendapat kesempatan untuk memberikan pidato di atas podium dihadapan semua
orang yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya oleh Enong.
Bab delapan dalam buku ini yang berjudul Kopi, Sebuah Kisah di Dalam Gelas
yang menceritakan tentang pekerjaan Ikal sebagai seorang pelayan di warung milik
Pamannya. Diwarung ada tiga pelayan lain, yaitu Midah, Hasanah, dan Rustam. Ikal
yang telah berminggu-minggu bekerja diwarung kopi, melihat banyak berbagai
macam orang baik dengan sikap ataupun sifat mereka. Ikal bisa melihat hal itu dari
bagaimana mereka memesan kopi dengan berbagai jenisnya, ada yang meminta kopi
dengan takaran yang normal, atau meminta kopi dengan sedikit gula, tetapi ada juga
yang memesan kopi saja tanpa gula sedikit pun. Dari itu semua terlihat, bagaimana
kehidupan ataupun nasib mereka yang sedang di jalani.
Bab sembilan dalam buku ini berjudul Presiden yang menceritakan tentang
niat Maryamah yang ingin mengikuti lomba catur pada 17 Agustus nanti. Tetapi hal itu
mendapat pertantangan dari Giok Nio, Selamot hanya menyetujui niat Maryamah
meski tahu siapa lawan yang akan dihadapi oleh Maryamah, yaitu si Matarom bukan

13
lain mantan suami Maryamah. Maryamah meminta bantuan dari teman Ikal agar
diajari catur.
Bab sepuluh dalam buku ini berjudul Setuju yang berkisah tentang Ikal dan
Selamot yang memeberitahu niat Maryamah kepada Detektif M.Nur. Detektif M.Nur
mulai merencanakan untuk memata-matai kelompok dari Matarom, salah satunya
Jose Rizal. Dalam hal ini Ikal akan ikut turun tangan untuk memata-matai. Rencana
ini membuat Ikal batal untuk pergi ke Jakarta.
Bab sebelas dalam buku ini berjudul Cangklong yang berkisah tentang Ikal
yang menceritakan kisah Maryamah kepada temannya yaitu Ninochka Stronovsky.
Stronovsky akan membantu mengajari Maryamah untuk pertandingan nanti. Ikal
melihat bagaimana Matarom yang sangat lihai dengan permainan catur, hanya
dengan teknik Rezimnya, lima orang sekaligus digulungnya mereka semua. Ikal mulai
membuka papan catur di depan Maryamah. Maryamah yang di hadapannya tiba-tiba
terduduk kaku melihat papan catur. Air mata mulai berjatuhan tanpa bisa ia tahan lagi.
Ikal mengerti bagaimana beban yang sudah terlalu banyak ditanggung oleh
Maryamah.
Bab dua belas dalam buku ini berjudul Tulah yang menceritakan tentang
bagaimana sifat atau nasib orang Melayu. Bagaimana para pendulang timah yang
dibandingkan dengan para pedagang dan para petani. Bisa dibilang orang Melayu
menjadi pintar karena banyak melamun. Jika timah yang mereka gali tak kunjung
datang, bukan tuhan yang mereka salahkan, namun pemerintah. Hal itu yang
membuat suasana warung kopi selalu ramai dan berisik. Seperti Paman yang habis
menjelek-jelekan pemerintah, setelah itu ia kualat karena menderita kandung kemih.
Karena hal itu, Ikal menarik kesimpulan bahwa tulah Menteri Pendidikan lebih tinggi
dapi pada tulah presiden.
Bab tiga belas dalam buku ini berjudul Langkah Pertama yang berkisah
tentang Ikal yang terus mengajari Maryamah. Maryamah sudah lihai dalam
memindahkan para pasukan, menterinya, maupun raja terutama bentengnya.
Meskipun ia selalu kalah, tetapi Maryamah tetap senang. Ikal melaporkan setiap
langkah kecil Maryamah kepada Stronovsky. Menurutnya Maryamah memiliki energi
dan pola pertahanan yang unik. Dia menggarakankan catur-catur itu sesuka hatinya,
catur adalah refleksi diri Maryamah.
Bab empat belas dalam buku ini berjudul Kopi Berdasarkan Cara Memegang
Gelas yang menceritakan tentang seorang Sersan Kepala Zainuddin, seorang
14
keturunan Melayu yang bekerja sebagai seorang polisi. Ia memiliki niat untuk
membuka warung kopi setelah ia pensiun nanti. Akhir-akhir ini banyak kejadian
pencurian sepeda. Sersan Kepala telah mengawasi tiga maling pokok di kampung
kami, yaitu Mursyiddin, Maskur, da Muhlasin. Muhlasih adalah pencuri pendatang
baru, namun dia lebih cerdas dan kreatif dibanding dua seniornya. Selalu ada alasan
atau akal setiap kali dia terpegok atau ketahuan mencuri barang di desa.
Bab lima belas dalam buku ini berjudul Alvin and The Chipmunks yang
menceritakan tentang Ikal yang terus berlatih bermain catur dengan Maryamah.
Sudah 658 kali mereka bermain, dan skor Ikal adalah 658 dan Maryamah 0. Hingga
pada permainan yang terakhir, seketika itu juga raja milik Ikal tidak bisa lagi kemana-
mana, alias sekak mat. Semenjak itu, Maryamah selalu menang. Maryamah akhirnya
melawan Alvin, keponakan Ikal yang tidak pernah bisa dilawannya. Bahkan guru
sekolahnya pun kalah olehnya. Namun siapa sangka, ternyata Maryamah dengan
gampangnya menggulung catur milik Alvin hanya dalam waktu singkat.
Bab enam belas dalam buku ini berjudul Carpe Diem yang menceritakan
tentang Ikal yang melaporkan hasil diagram permainan Maryamah kepada Nochka.
Sang grand master mulai mengajari teknik-teknik sederhana kepada Maryamah
seperti teknik pertahanan, serangan, pembelaan, dan pembebasan. Dan tetap,
permainan catur itu Maryamah bertanding bersama Alvin.
Bab tujuh belas dalam buku ini berjudul Skandal yang menceritakan tentang
kebocoran soal rahasia Maryamah yang ingin mengikuti pertandingan catur nanti pada
17 Agustus. Modin yang mengetahui hal itu tentu sangat marah besar, karena
perempua tidak boleh mengikuti pertandingan ini, perempuan harusnya hanya
melayani suami mereka ketika bermain catur. Ternyata orang yang telah
membocorkan hal ini bukan lain adalah si Alvin and the Cipmunks.
Bab delapan belas dalam buku ini berjudul Syalimah yang menceritakan
tentang Syalimah, ibu Maryamah yang masih terbaring sakit di rumahnya. Suatu
ketika Syalimah meminta untuk diantarnya ke bendungan. Maryamah menemani
Syalimah ke bendungan itu. Syalimah bercerita, bahwa dulu Zamzami sering
mengajaknya ke bendungan. Ketika siang harinya, Maryamah ingin menyuapi ibunya
untuk makan. Di bangunkannya Syalimah, namun Syalimah tidak bergerak.
Perempuan yang setia itu ternyata sudah meninggalkannya.
Bab sembilan belas dalam buku ini berjudul Batinku Tertekan yang
menceritakan tentang keadaan kampung yang semakin riuh dengan berita Maryamah,
15
yang membuat di kampung terdapat dua kubu, yaitu pro dan kontra. Akhirnya Ketua
Karmun sang kepala kampung turun tangan. Akhirnya rapat pun dilaksanakan dengan
keadaan yang tentunya sangat memanas. Ikal, Selamot, Chip, dan yang lain
pendukung dari tim pro terhadap Maryamah. Sedangkan Paman, Modin, dan
beberapa warga lainnya termasuk kontra terhadap hal itu. Paman yang memang
terkadang otaknya rada aneh, ketika awal rapat ia sangat menentang hal apapun yang
berhubungan dengan perempuan. Namun ketika akhir rapat, tiba-tiba ia menjadi
seorang yang bijak dalam mengambil keputusan saat itu.
Bab dua puluh dalam buku ini berjudul Bitun yang menceritakan tentang kisah
Selamot dulu yang tinggal di sebuah pulau kecil, yang kemudian menikahi seorang
lelaki bersarung yang sering mengunjungi tempat tinggalnya. Namun takdir bersikap
tidak baik padanya, suami yang baru dinikahinya itu pergi berlayar dan tidak pernah
kembali lagi, hingga tetangganya menemukan suaminya sedang berada di pasar
dermaga siapi-api, sedang berjalan bersama kelima anaknya. Dari situ, Selamot
memutuskan untuk pergi dari rumahnya, dan Giok Nio menemukan dirinya di depan
kiosnya.
Bab dua puluh satu dalam buku ini berjudul Guru Kesedihan yang
menceritakan tentang pelajaran yang didapat oleh Ikal tentang sifat yang dimiliki oleh
Maryamah. Ikal yang terlalu kagum dengan kepribadian Maryamah, yang tidak pernah
putus asa, ia tidak pernah mengiba-iba. Membahas hasil rapat kemarin, yang pada
hari itu semua orang dibuat bingung oleh sikap paman yang berubah-ubah. Tetapi
berkat paman juga, rapat itu menjadi menemukan titik terang untuk mengatasinya.
Bab dua puluh dua dalam buku ini berjudul Terlalu Banyak Mendengar Lagu
Barat yang menceritakan tentang diterimanya Maryamah dalam pertandingan catur.
Semua kaum perempuan merasa sangat senang. Di hari pendaftaran Mitoha dan
kelompoknya sudah ramai membicarakan tentang pertandingan itu. Hal itu membuat
Selamot memulai lagi adu mulutnya untuk kedua kalinya dalam masalah ini.
Bab dua puluh tiga dalam buku ini berjudul Buku Besar Peminum Kopi yang
menceritakan tentang bagaimana sikap atau sifat orang yang sering meminum kopi.
Dari masyarakat biasa sampai bupati pun, Ikal sudah mempelajari setiap gerak-gerik
mereka.
Bab dua puluh empat dalam buku ini yang berjudul Godaan yang
menceritakan tentang lawan yang akan di hadapi oleh Maryamah nanti untuk pertama
kali dalam pertandingan catur. Aziz, seseorang yang tidak tahan akan godaan.
16
Detektif M.Nur memulai aksi mata-matanya kepada Aziz, untuk mengetahui taktik apa
nanti yang akan digunakan oleh Aziz dalam pertandingan itu.
Bab dua puluh lima dalam buku ini yang berjudul Pertarungan Pertama yang
menceritakan tentang pertandingan yang sedang dilangsungkan di warung kopi milik
Paman. Tentu keadaan semakin ramai karena terdapat peserta perempuan yang
mengikuti pertandingan itu. Awal pertandingan Paman alias Kohar sangat menuntut
Aziz untuk menang, pertandingan pun berjalan sangat panas. Dari pertama
kemenangan yang didominasi oleh Aziz, hanya dalam dua kali permainan itu
Maryamah kalah, dia dapat memutar balik keadan, begitu pula degan Paman yang
tiba-tiba sangat mendukung Maryamah untuk menang.
Bab dua puluh enam dalam buku ini berjudul Blender 1 yang berkisah tentang
Pamannya yang pagi itu bercerita tentang kekesalannya pada zaman modern ini
dimana orang-orang menggunakan teknologi-teknologi canggih untuk membuat kopi
dan menghilangkan keoriginalan sebuah kopi dalam prosesnya. Pada sore harinya
pamannya kembali bercerita tentang dirinya yang membeli sebuah blender untuk
menggerus kopinya dan betapa mesin-mesin canggih itu sangat berguna di zaman
modern ini. Seakan dia lupa dengan semua ucapanya tadi pagi tentang kopi yang
sudah banyak di selewengkan di zaman modern ini.
Bab dua puluh tujuh dalam buku ini berjudul Karma Sang Juru Taksir yang
bercerita tentang pertandingan catur di desanya. Lawan kedua Maryamah adalah Mas
Mugi yang merupakan seorang fotografer yang tidak mementingkan perlombaannya.
Ia hanya mementingkan keindahan dalam potretannya. Dia bahkan tidak memikirkan
pasukan caturnya berjalan kearah mana. Akhirnya Mas Mugi kalah telak melawan
Maryamah.Lawan berikutnya adalah Maksum. Maryamah sangat mengenal Maksum,
pria itu pernah kaya mendadak, kemudian miskin mendadak pula. Kemenangan juga
didapatkan oleh Maryamah. Meskipun sudah menang tiga kali, Maryamah belum
mendapat cukup respek diantara pecatur pria karena Maryamah kebetulan lawan-
lawan yang lemah. Lawan keempat Maryamah adalah Syamsuri Abidin, seorang
akuntan. Orangnya sangat teliti dan berhati-hati. Grand Master bersabdah:
“Pertandingan ini membosankan karena lawan Maryamah terlalu berhati-hati.
Gunakan variasi Tatakower. Serang saja secepatnya biar ia kalang kabut”. Hari
pertandingan tiba. Dalam waktu singkat Maryamah berada dibawah angin. Permainan
Syamsuri Abidin benar-benar mencerminkan wataknya sebagai jagoan pelabuhan
yang berangasan. Maryamah semakin gelisah dan takut akibat anjing pasar yang
17
berkeliaran. Para penonton bingung. Mereka mengharapkan penampilan ciamik
Maryamah seperti Ia melibas Aziz di papan ketiga dua hari lalu. Pertandingan papan
pertama dimenangkan oleh Syamsuri Abidin dan pertandingan kedua pun dimulai.
Para penonton mencibir Maryamah untuk menyerah tetapi Maryamah tak ingin
menyerah. Pertandingan berlangsung, Maryamah diserbu habis oleh Syamsuri
sampai hanya tersisa dua pasukan. Kehinaan besar bagi perempuan ini. Baginya
catur tak sekedar permainan tetapi medan laga dimana ia mempertaruhkan
martabatnya. Pada akhirnya Maryamah kalah melawan Syamsuri Abidin. Penonton
bertepuk tangan. Mereka takjub. Syamsuri Abidin memang telah mengalahkan
perempuan itu, namun wajah setiap orang menyiratkan kesan bahwa dia tak sedikit
pun mampu menaklukan perempuan itu.
Bab dua puluh delapan dalam buku ini berjudul Dilarang Mengeluarkan
Anggauta Badan yang menceritakan tentang kekalahan Maryamah yang membuat
situasi kubu pro menjadi kritis sebab pecatur yang kalah dua kali akan gugur. Maka,
ia tak boleh kalah lagi. Lawannya kali ini adalah Muntaha. Karena merasa bersalah,
Detektif M. Nur dan Preman Cebol menyelidiki Muntaha dengan saksalam. Mereka
bahkan berlindung di balik pohon kersen, sembunyi dibalik pot-pot bunga di warung-
warung kopi, dan mengendap-endap didalam got, demi mengintai
Muntaha. Muntaha mengatakan, dengan gelisah dan nada ingin berbagi rasa pada
istrinya, bahwa beberapa harí ini, ia merasa dibuntuti seseorang. Detektif M. Nur
sangat serius dalam operasinya hingga ia menyuruhku untuk pura-pura tidak kenal.
Grand Master memberi petuahnya, dan yakin Maryamah bisa mengatasi Muntaha.
Namun, nasib sial rupanya merundung mereka. Pertandingan akan berlangsung pukul
4 sore, pada pukul 11 siang, panitia mengabarkan bahwa Muntaha tak bisa
bertanding. Ia secara mendadak harus berangkat ke Pangkal Pinang untuk alasan
dinas. Berdasarkan perhitungan poin dari pool lain, Muntaha akan digantikan oleh
Maulidi Djelimat. Ikal lihat Maryamah sudah pasrah. Alvin berusaha menarik perhatian
Maryamah dan diam-diam memberi kode-kode dengan jarinya. Setelah itu Maryamah
berhasil menang.
Bab dua puluh sembilan dalam buku ini berjudul Blender 2 yang menceritakan
tentang amanat yang Paman berikan padaku, tokoh aku merawat blender itu dengan
sangat berhati-hati. Lama-kelamaan aku mulai tertarik padanya. Punggungnya yang
gagah dengan leher yang menjulang tinggi membuat terpesona.Masih banyak hal
yang membuatku terpikat olehnya. Kurasa, dari sekian banyak hal di dunia ini, hanya
18
A Ling dan alat itu yang dapat memahamiku. Aku memberi namanya Yamuna. Nama
yang kuambil dari kisah cinta terhebat sepanjang masa: Taj Mahal. Yamuna adalah
sungai yang mengalir di antara Taj Mahal dan Benteng Merah. Aku melihat paman
sedang menggunakannya dengan sangat kasar. Biji-biji kopi yang harusnya digerus
dulu ia masukkan utuh. Aku marah besar tapi paman malah bilang itu tidak apa-apa.
Sepanjang hari aku memikirkan Yamuna. Esoknya, ketika kunyalakan, blender itu tak
berdesing lembut seperti biasanya, tapi terbatuk-batuk. Kelakuan Paman kemarin
membuat benda itu berada di ambang kerusakan. Mendengar suara gemeretak,
Paman menghambur ke dapur, ia murka tak keruan.
Bab tiga puluh dalam buku ini berjudul Berdasarkan Teori Konspirasi yang
menceritakan tentang teori konspirasi para peminum kopi. jika orang Tionghoa minum
lebih dari tiga gelas, ia ingin membuka warung kopi. Jika orang bersarung minum kopi
lebih dari tiga gelas, mereka haus. Tidak mengherankan karena mereka memang
tidak pernah sekolah. Adapun jika orang Sawang minum kopi lebih dari tiga gelas,
siapkan buku utang.
Bab tiga puluh satu dalam buku ini berjudul Penyergapan yang menceritakan
tentang tokoh aku yang menggambarkan pertistiwa pertarungan catur yang
menegangkan seperti suasana film. Pertarungan sengit meletus. Pelaku judi catur itu
Suhaimi, A Kong dan Munawir.
Bab tiga puluh dua dalam buku ini berjudul Janji Yang Lama yang
menceritakan tentang tokoh aku yang mulai memikirkan cara membalas kelakuan
Paman pada Yamuna. Dan berita kemenangan Grand Master Nochka telah unggul 14
partai dari 24 partai tanding atas Frederika Vilsmaier.
Bab tiga puluh tiga dalam buku ini berjudul Demi Yamuna yang menceritakan
tentang tokoh aku yang merencanakan balas dendam kepada perlakuan Pamannya
terhadap Yamuna. Akan dilakukan 2 operasi yaitu, Operasi 1, agar Paman berteriak:
si aku akan bersekongkol dengan Mustahaq Davidson untuk mengecilkan volume
suara alat pengeras suara dimasjidnya, seakan-akan terjadi gangguan teknis. Operasi
2, agar Paman berteriak selama mungkin: si aku akan mengusahakan agar imamnya
tua sehingga tarawih menjadi 21 rakaat.
Bab tiga puluh empat dalam buku ini berjudul Paling Tidak Aku Telah
Melihatnya yang menceritakan tetang Maryamah yang melawan petarung bernama
Tarup yang merupakan laki-laki yang dulunya meninggalkan Selamot, istrinya begitu

19
saja. Selamot tidak tahu kalau suaminya itu akan ke sini karena dia tidak bisa
membaca.
Bab tiga puluh lima dalam buku ini berjudul Probabilitas yang menceritakan
tentang keganjilan yang terjadi didalam perlombaan catur di desanya. Tokoh aku pun
meminta bantuan Lintang untuk menghitung kemungkinan yang akan terjadi. Ternyata
Maryamah sedang digiring oleh Mitoha menuju Patriot Trikora. kekalahan Maryamah
atas Syamsuri Abidin telah meruntuhkan teori konspirasi itu sendiri.
Bab tiga puluh enam dalam buku ini berjudul Supergroove yang menceritakan
tentang Perhitungan si pintar Lintang yang tak meleset. Satu rombongan besar klub
Di Timoer Matahari datang ke warung kopi seperti gerombolan mafia. Jumadi dan
Mitoha tampak bahagia karena konspirasi mereka sukses. Patriot Trikora dikenal
sangat temperamental. Jika kalah, sering ia marah-marah bahkan melemparkan
papan catur keluar jendela. Wataknya itu tercermin pada permainan caturnya yang
cepat, tegas, dan ganas.
Bab tiga puluh tujuh dalam buku ini berjudul Ex-Player yang meceritakan
tentang kekesalan Paman di hari kemerdekaan Indonesia karena pemerintah dan
politisi tidak tahu adat dan membiarkan rakyat-rakyat kecil tidak mendapatkan fasilitas.
Tetapi saat cucuknya datang menghampiri, sambil menanyakan perjalanannya dan di
ayah menjawab "Jalanan sudah sangat bagus, Pamanda. Aspal sampai ke rumah",
Paman merasa senang. Ia juga menanyakan keaadaan sekolah dan dijawab dengan
hal positif lainnya. Setelah itu Paman memuji-muji aparat pemerintah dan politisi yang
sangat mementingkan rakyat-rakyat kecil seperti kami.
Bab tiga puluh depalan dalam buku ini berjudul Pembunuh Berdarah Dingin
yang menceritakan tentang pertarungan Guru Biologi melawan Maryamah dengan
caturnya. Maryamah kalah telak dengan cara bunuh diri. Tidak ada yang tahu motif
apa yang dipikirkan perempuan itu. Misterius.
Bab tiga puluh sembilan dalam buku ini berjudul Tak Terlupakan yang
menceritakan kegembiraan tokoh Aku karena Pamannya yang akan mengunjungi
perhetalan pernikahan anak dari salah satu sahabat Bibi dan akan menginap selama
3 hari. Tokoh aku sangat senang karena bisa menghabiskan waktunya tanpa harus
takut diomeli Paman. Tapi pada akhirnya mereka merindukan Paman.
Bab empat puluh dalam buku ini berjudul Orang Melayu Tulen yang
menceritakan tentang kerinduan mereka pada Paman. Paman dulu adalah seorang

20
operator telepon. Mengingat cerita Paman yang diulang berkali-kali. Paman adalah
orang melayu lama jenis asli. Ia prototype orang Melayu tulen.
Bab empat puluh satu dalam buku ini berjudul Pertarungan Kesumat yang
menceritakan tentang Maryamah yang berhasil masuk ke semi final pertandingan
catur di desanya. Kali ini ia melawan Overste Djemalam. Maryamah sangat inigin
memenangkan pertandingan ini supaya dia dapat bertanding melawan mantan
suaminya, Matarom. Sejak awal tujuannya memang ingin menantan mantan
suaminya itu, namun Overste Djemalam merupakan lawan yang kuat.
Pertandingan berlangsung sangat sengit. Overste menunjukkan sebagai pecatur
kelas atas. Maryamah berjuang dengan keras. Sampai pada akhirnya Overste
terpojok. Maryamah tak mengurangi intensitas serangan. Akhirnya raja Overste berdiri
sendiri. Maryamah menjentik kudanya, denang sekali tebas, raja Overste terjengkang.
Permainan pertama dimenangkan oleh Maryamah. Pada papan kedua, tak
berlangsung lama, Overste Djemahal langsung berada di ambang angin.
Bab empat puluh dua dalam buku ini berjudul Ia Lebih Pandai dari Presiden
yang menceritakan tentang kisah selalu diingat oleh tokoh aku yang terjadi saat
usianya 4 tahun. Saat itu, pertama kalinya ia mendengar seseorang menggunakan
bahasa asing, bahasa Inggris. Bukan dari televisi karena saat itu televisi belum masuk
ke desanya, bukan dari radio ataupun bioskop. Ia mendengarnya dari Pamannya.
Dulu Pamannya belum menikah dan tinggal bersama keluarga si aku dan merupakan
calon pegawai operator telephone.
Bab empat puluh tiga dalam buku ini berjudul Mimpi Ninockha Stonovsky yang
menceritakan tentang Grand Master Ninochka Stronovsky yang berhasil menggulung
Grand Master Nikky Wohmann. Maka mimpi gadis Georgia itu untuk masuk kelompok
elite 20 pecatur perempuan terbaik dunia telah tergapai. Dan juga Maryamah yang
masih tekun mempersiapkan laga pamungkas yang telah lama ia impi-impikan untuk
menghadapi mantan suaminya, Matarom.
Bab empat puluh empat dalam buku ini berjudul Maryamah Tak Suka Kejutan
yang menceritakan tentang operasi belalang sembah yang berhasil diketahui oleh
Aziz yang telah membuntuti tokoh aku. Walaupun telah ketahuan mereka tetap
memberitahukan informasi tentang lawan Maryamah yaitu, Matarom. Diagram-
diagram yang telah diberikan tokoh aku memberitahu bahwa Matarom sangat kuat.
Maryamah tidak ingin kalah. Mereka menyusun strategi untuk dapat mengalahkan
Matarom dipertandingan final nanti.
21
Bab empat puluh lima dalam buku ini berjudul Indonesia Raya yang
menceritakan tentang pertandingan final Maryamah melawan Matarom. Sebelum
pertandingan mereka berdiri sambil diiringi lagu Indonesia Raya. Pertandingan di lihat
oleh banyak orang dan keadaan sangat riuh. Nochka yang baru pertama melihat hal
tersebut merasa kagum, belum pernah ia lihat penonton catur yang sangat ramai
seperti menonton bola. Pertarungan berlangsung sangat sengit. Pada papan pertama
dimenangkan oleh Matarom, namun tak disangka kemenangan berikutnya didapatkan
oleh Maryamah. Maryamahlah pemenangnya.

22
BAB III
KOMENTAR PEMBACA
A. Interpretasi
1. Novel Bumi Manusia
a. Unsur Intrinsik
1) Tema
Tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan priyayi Jawa
dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya di tengah
pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.
2) Alur
Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat
ditebak. Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan berpikir cerita
akan berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan Annelies, tetapi cerita
ini diakhiri dengan perpisahan Annelies dan Minke. Annelies harus pergi ke
negaranya, Belanda, sedangkan Minke tetap di Hindia sebagai seorang
Pribumi. Secara keseluruhan novel ini menggunakan alur maju dan mundur.
3) Penokohan
a) Minke : Cerdas, berjiwa pribumi, keturunan priyayi, siswa
HBS, baik, dan penyayang
b) Annelies : Pendiam, manja, labil, mandiri, dan cerdas
c) Nyai Ontosoroh : Mandiri, tegas, bijaksana, pandai, dan tegar
d) Herman Mellema : kaku dan kasar
e) Robert Mellema : Egois
f) Ayah Minke : Masih berpatokan dengan adat istiadat Jawa dan
pemarah
g) Ibu Minke : Bijaksana dan penyayang
h) Robert Surhorf : Pengecut
i) Jean Marais : Penyayang
j) May Marais : Manja
k) Darsam : Patuh kepada tua
l) Ah Tjong : Licik
m) Maiko : Egois dan tidak jujur
n) Amelia Hammers : Ambisius
o) Maurits Mellema : Ambisius
23
p) Magda Petters : Baik
q) Mevrow Telinga : Penyayang
r) Miriam de la Croix : Sombong
s) Sarah de la Croix : Sombong
t) Herbert de la Croix : Ramah
4) Latar
a) Latar tempat : Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur
b) Latar Waktu : Zaman kolonial Belanda di Indonesia
c) Latar suasana : Tegang
5) Sudut Pandang
Dalam novel Bumi Manusia penulis menggunakan sudut pandang
orang pertama.
6) Amanat
Semua orang mempunyai hak yang sama dan orang lain harus
menghormati hak-hak tersebut tanpa melihat status, jabatan, suku, bangsa,
maupun jenis kelaminnya. Dengan kata lain, semua orang di dunia ini sama
dan tidak ada apa pun yang dapat membedakan mereka. Sebuah
perjuangan tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya. Proses perjuangan itu
sendiri juga merupakan penentu keberhasilannya. Kemenangan yang diraih
dengan kecurangan tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan
kekalahan yang disertai dengan perjuangan terhormat.

b. Unsur Ekstrinsik
Nilai budaya :
Dalam novel ini nilai budaya yang terlihat adalah budaya sungkeman
untuk meminta doa restu pada orang tua. Hal itu terlihat ketika Minke dan
Annelies yang baru saja melaksanakan ijab kabul melakukan sungkeman dan
sujud kepada Nyai Ontosoroh selaku orang tua mempelai perempuan dan
Bunda selaku orang tua mempelai laki-laki, hal tersebut dilakukan sebagai rasa
syukur. “Kami dinikahkan secara Islam. Darsam bertindak sebagai saksi dan
Annelies diwali oleh seorang wali hakim. Itu terjadi pada jam sembilan pagi
tepat. Sesuai dengan kebiasaan, dan seiring dengan perasaan terimakasih,
kami berdua melakukan sembah dan sujud pada Bunda dan Mama”.

24
2. Novel Cinta di Dalam Gelas
a. Unsur Intrinsik
1) Tema
Tentang seorang perempuang keturunan Melayu yang berusaha
memperjuangkan hak-hak wanita di daerahnya.
2) Alur
Alur yang digunakan dalam buku ini adalah alur maju mundur. Karena
di dalam bagian buku menceritakan awal mula kisah Maryamah yang harus
menghidupi keluarganya dan penyebab dia sangat ingin mengalahkan
suamina Matarom dalam pertandingan catur di desanya.
3) Penokohan
a) Aku (Ikal) , dia memiliki watak penurut, cekatan, simpatik
b) Maryamah (Enong), memiliki watak yang pekerja keras, tidak
pantang menyerah, cerdas
c) Detektif M.Nur, digambarkan sebagai sosok yang pintar dalam mencari
informasi dalam membantu Enong mengetahui kemampuan lawan.
d) Preman Cebol, digambarkan sebagai sosok yang pintar dalam mencari
informasi dalam membantu Enong mengetahui kemampuan lawan
e) Selamot, sosok wanita pemberani sebagai gambaran persamaan
gender mengikuti jejak Maryamah
f) Giok Nio, digambarkan sebagai aktifis perempuan di Belitung
g) Alvin, digambarkan sebagai sosok anak kelas 4 SD yang pintar
bermain catur dan mampu mengalahkan orang dewasa.
h) Ninochka seorang wanita dari Georgia yang menjadi 20 besar pecatur
wanita terhebat di dunia.
i) Matarom, merupakan sosok yang jahat, suka menyakiti hati Enong,
sombong dan merasa paling hebat karena ia juara bertahan catur.
j) Paman Ikal, memiliki watak keras namun baik hati dan pekerja keras.
4) Latar
a) Tempat : Rumah Maryamah, Rumah Ikal, Warung Kopi, Rumah Chip,
Kios Giok Nio, Pasar
b) Waktu : Pagi hari, Siang hari, Malam hari.

25
c) Suasana
(a) Mengharukan yaitu saat ibu Enong meninggal dunia.
(b) Bahagia yaitu saat ketiga adik Enong menikah
(c) Menegangkan ketika Enong melawan para pecatur.
(d) Mengejutkan ketika Ninochka datang ke pertandingan final catur.
(e) Kecewa
5) Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku, di tandai dengan tokoh menyebut dirinya ‘aku’.
6) Amanat
Amanat yang disampaikan dalam buku ini adalah bagaimana kita
harus menghargai persamaan hak bagi kaum perempuan. Perempuan juga
berhak untuk melakukan pekerjaan yang dia inginkan. Dalam menggapai
sesuatu hal, apabila kita benar-benar menginginkan hal itu, kita harus
berusaha dengan sangat maksimal. Tidak ada hal yang tidak mungkin
terjadi, apabila kita bersungguh-sungguh. Jangan lupakan juga, tuhan tidak
pernah tidur untuk tau siapa hambanya yang sedang berusaha. Kejahat
tidak akan pernah menang dalam melakukan sesuatu. Orang yang memiliki
sifat sombong dan memiliki niat jahat, suatu saat akan mendapat
balasannya.
b. Unsur Ekstrinsik
Dalam novel ini nilai banyak terkandung nilai sosial dan moral yang
disampaikan. Dengan adanya sosok Maryamah, seorang wanita keturunan
Melayu itu dapat membuat semua orang terkagum kepada sikap dan
kesungguhannya. Dari semangat yang ada pada dirinya, membuat orang-
orang di sekelilingnya merasa ingin menjadi bagian dari kesuksesannya.

26
B. Kelebihan dan Kekurangan
1. Novel Bumi Manusia
Setelah membaca novel yang berjudul Bumi Manusia, kami banyak
belajar dari kisah tersebut. Cerita yang disuguhkan dalam novel sangat terasa
seperti nyata. Konflik yang dipaparkan cukup berat, namun masih mudah
dinikmati saat waktu senggang. Karakter setiap tokohnya sangat mendalam.
Bahasa yang digunakan tanpa berbelit-belit dan penulis mampu membius
pembaca untuk masuk dalam cerita ini. Keindahan sebuah tulisan tangan
semasa dibui ini menjadi sebuah santapan empuk bagi para penikmat sastra
dan berbagai kalangan.Dalam novel ini penulis banyak memberi
penggambaran yang jelas tentang masalah yang timbul dalam kehidupan
manusia pada masa kolonialisme. Alur ceritanya begitu menarik untuk diikuti.
Berbagai permasalahan dituliskan dengan jelas hampir tanpa celah.
Namun, novel ini juga memiliki kekurangan. Bahasa yang digunakan
cukup sulit untuk dimengerti. Bahasa yang dipakai terkadang terlalu puitis
sehingga mungkin kurang banyak digemari oleh kalangan remaja.

2. Novel Cinta di Dalam Gelas


Setelah melakukan pengamatan dengan membaca novel Cinta di Dalam
Gelas, isi dari novel ini banyak mengandung pesan yang disampaikan oleh
penulis sendiri. Dari tata cara penulisan, penulis dapat membuat para pembaca
seolah mengerti apa yang dirasakan oleh penulis sendiri. Cerita ini juga banyak
mengandung unsur humoris, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, dan tentu
memiliki nilai sosial yang sangat baik. Hal ini membuat para pembaca ingin
tahu bagaimana kelanjutan dari kisahnya. Dalam penulisan yang
menggunakan alur maju mundur, membuat para pembaca mudah mengerti
tentang apa yang di ceritakan, sehingga novel ini sangat petut untuk di baca
oleh banyak orang.
Disamping itu, novel ini juga memiliki kekurangan. Dalam menjelaskan latar
tempat ataupun waktu, penulis kurang menjelaskan secara detail yang
membuat pembaca cukup sulit untuk membayangkan atau mengimajinasinya.
Dan dalam penggunaan tata bahasa, terdapat beberapa penggunaan bahasa
yang cukup sulit untuk dimengerti.

27
BAB IV
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai laporan baca Bumi Manusia dan Cinta Dalam Gelas
yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Meskipun masih memiliki banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan. Kami berharap pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang dapat membangun agar dapat menulis laporan bacaan yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya. Semoga laporan bacaan ini dapat berguna bagi para pembaca.

28

Anda mungkin juga menyukai