EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.
Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada
telapak tangan dan kaki . ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4 – 6 minggu. Epidermis terdiri dari lima
lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang isa terkelupas dan berganti
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapay pada kulit tebal
telapak kaki dan tangan. Tidak tampak pada kulit tipis
3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3 – 5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan
histidin. Terdapat sel Langerhans
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filament-filamen tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan
mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Straum basale
dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi. Terdapat sel
Langerhans
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang
hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara
konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan,
hal ini tergantung letak, usia dan factor lain. Merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit.
Fungsi epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,
pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan allergen (sel
Langerhans)
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting dikulit yang dianggap sebagai “true
skin”/. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang
Lapisan retikuler ; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menabl,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai
dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut
elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak
mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga
mengandung beberapa derivate epidermis yaitu folike rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivate epidermis di
dalam dermis.
Fungsi dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,
menahan shearing forces dan respon inflamasi.
SUBKUTIS
Merupakan lapisan dibawah dermis atau hypodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah
di tubuh dan keadaan nutris indivisu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis
untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis/hypodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, control bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
VASKULARISASI KULIT
Arteri yang membri nutris pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan
subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap
papilla dermis mempunyai satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis
tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membrane
epidermis
FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mongontrol suhu tubuh(termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,
trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme pathogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang
raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, putting, dan ujung
jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hypothalamus. Temperature perifer mengalami proses
keseimbangan melalui keringat, insensible water loss dari kulit, paru-paru dan
mukosa bukal. Temperature kulit dikontrol dengan dilatasi atau konstriksi pembuluh
darah kulit. Bila temperature meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
kemudian tubuh akan mengurangi temperature dengan melepas panas dari kulit
dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit.
Pada temperature yang menurun, pembuluh darah akan vasokinstriksi yang
kemudian akan mempertahankan panas.
Berat ringannya luka bakar juga ditentukan oleh luas luka bakar. Luas luka
bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada orang dewasa
digunakan “rumus 9” (rules of nine), yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,
perut, pinggang, dan bokong, ektremitas atas kanan dan ektremitas atas kiri masing-
masing 9 %, sisanya 1 % adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu menaksir
luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa (7,8)
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relative permukaan
kepala anak jauh lebih besar dan luas permukaan kaki lebih kecil, oleh karena itu
dikenal minus 10 untuk bayi dan bonus 10 – 15 – 20 untuk anak.(7,8)
Untuk anak, kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing
20 %, ektremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %, ekterimtas bawah kanan
dan kiri masing-masing 15 %. Karena bayi dan usia lanjut daya kompensasinya lebih
rendah, maka bila terbakar digolongkan dalam golongan berat (7,8)
INSIDENSI
Dari seluruh pasien luka bakar yang dating ke unit luka bakar di United State
Amerika sekitar 4 – 6,5% diantaranya adalah luka bakar akibat listrik dan hamper
sekitar 1000 fatalistas per tahun di United State Amerika adalah akibat luka bakar
listrik. Kebanyakan pasien yang dating dengan luka bakar listrik yang fatal
merupakan pasien-pasien yang pekerjaannya berhubungan dengan listrik.
1. Intensitas
Manusia yang terkena arus listrik (AC) dengan intensitas di bawah 25mA atau
arus listrik (DC) sekitar 25 – 80 m A, tidak akan menimbulkan apa-apa. Bila
terkena arus listrik (AC) dengan intensitas 25 – 80 mA atau arus listrik (DC)
sebesar 80 – 300 mA akan terjadi penurunan kesadaran dan gangguan denyut
jantung (fibrilasi ventrikel). Bila kekuatan arus listrik melebihi 3 ampere, maka
akan terjadi penghentian denyut jantung (cardiac arrest)
2. Tegangan/Voltase
Voltase yang rendah yaitu sekitar 100 volt lebih sering menyebabkan kematian
bila dibandingkan dengan voltase yang lebih tinggi, misalnya 10.000 volt yang
justru tidak mematikan. Peralatan rumah tangga yang memakai listrik sebagai
sumber energi aman bila voltase maksimal 42 volt
Kematian orang yang terkena arus listrik bertegangan rendah berbeda dengan
mereka yang terkena arus tinggi, dimana pada yang terkena arus listrik
bertegangan rendah kematian disebabkan karena terjadinya fibrilasi ventrikel,
sedangkan pada yang terkena listrik bertegangan tinggi kematian biasanya
karena luka bakar/panas, karena arus listrik yang melewati tubuh akan
membentuk energi berupa panas dan ketika melewati jaringan akan terjadi
penghambatan (resistensi) sehingga energi panas yang terbentuk akan semakin
besar dan dapat menyebabkan luka bakar
3. Tahanan
Besarnya tahanan pada manusia tergantung dari banyak sedikitnya air yang
terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang paling besar adalah kulit, kemudian
tulang, lemak, saraf, otot, darah dan yang paling rendah adalah cairan tubuh.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa orang yang terkena arus listrik
dalam bak mandi berisi air kelainan bisa tidak ditemukan, kelainan yang
dimaksud adalah electric mark
4. Arah aliran
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik dimana aliran dan arus listrik
tersebut melintasi otak atau jantung, misalnya arah aliran dari kepala ke kai atau
dari lengan ke lengan. Adanya kenyataan tersebut dimanfaatkan untuk
pelaksanaan hukuman mati di kursi listrik
5. Waktu
Waktu lamanya seseorang kontak dengan benda yang beraliran listrik
menentukan kecepatan datangnya kematian. Sebagai contoh bila intensitasnnya
sekitar 70 – 300 mA, maka kematian akan terjadi dalam waktu 5 detik,
sedangkan pada intensitas sekitar 200 – 700 mA kematian akan terjadi dalam
waktu 1 detik.
PATOFISIOLOGI
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron)
dalam perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan
listrik) atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan sebagai penghambat
arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit yang kering memiliki
resistensi sebesar 40.000 – 100.000 ohm. Kulit yang basah memiliki resistensi
sekitar 1000 ohm, dan kulit yang tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Anak
dengan kulit yang tipis dan kadar air yang tinggi akan menurunkan resistensi
dibandingkan dengan orang dewasa. Tahanan dari alat-alat tubuh bagian dalam
diperkirakan sekitar 500 – 1000 ohm, termasuk tulang, tendon dan lemak
memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh darah, sel saraf, membran mukosa,
dan otot adalah penghantar listriuk yang baik. Dengan adanya luka listrik, pada
sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan jaringan (10)
Electron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan
perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi
aliran listrik abnormal yang dapat mengganggu irama jantung dan otak, atau
produksi energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang
menyebabkan nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membrane sel)
(11)
Aliran listrik yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan
depolarisasi sel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi
ventrikel jika aliran listrik melwati daerah dada. Hal ini dapoat terajdi saat aliran
listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki atau dari kepala ke tangan/kaki
(10,12)
MANIFESTASI KLINIS
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara yaitu :
Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung
Kerusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh
Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik
Kepala dan Leher
Kepala merupakan sasaran kontak yang umum dikenai pada cedera listrik
tegangan tinggi dan pasien dapat memperlihatkan adanya luka bakar dan juga
kerusakan neurologik. Katarak terjadi pada hamper 6 % kasus cedera listrik
tegangan tinggi, terutama bila cedera listrik tersebut terjadi di daerah sekitar
kepala. Meskipun katarak dapat muncul pada awal atau segera setelah terjadinya
kecelakaan, namun lebih sering timbul beberapa bulan setelah kecelakaan.
Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan funduskopi sebaiknya dilakukan pada
saat pasien pertama dating. (2)
Sistem Kardiovaskuler
Henti jantung, baik asistol maupun fibrilasi ventrikel merupakan kondisi yang
lazim terjadi pada kecelakaan akibat listrik. Temuan EKG yang lainnya dapat
berupa sinus takikardi, elevasi segmen ST yang bersifat transient, segmen QT
yang memanjang, kontraksi ventrikel premature, fibrilasi atrial dan bundle
branch block. Infark miokard akut pernah dilakukan, namun relative jarang.
Kerusakan pada otot skelet dapat meningkatkan produksi fraksi CPK-MB yang
dapat menimbulkan diagnosis palsu berupa infark miokard. (2)
Fungsi Ginjal
Ketidaknormalan fungsi ginjal pada luka bakar berhubungan dengan perubahan
volume, sirkulasi, plasma dan penurunan curah jantung. Gagal ginjal akut sering
terjadi karena peninggiak mendadak serum hemoglobin bebas, mioglobin dan
protein yang terdenaturasi akibat cedera otot yang luas.
Kulit
Selain henti jantung, cedera yang paling merusak yang menyertai cedera listrik
adalah luka bakar, yang mana sangat parah terjadi pada sumber dan daerah
sasaran kontak.area yang paling lazim berhubungan dengan sumber listrik adalah
tangan dan tulang tengkorak. Sementara area dasar yang paling sering terkontak
adalah tumit. Pasien dapat saja mempunyai lebih dari 1 sumber sasaran kontak.
Luka bakar pada kecelakaan listrik yang berat sering timbul dalam bentuk nyeri,
warna kuning keabuan, area yang takik dengan nekrosis dibagian tengahnya.
Arus listrik tegangan tinggi sering mengalir secara internal dan menimbulkan
kerusakan otot yang massif. Apabila kontak terjadi dalam waktu singkat, tapi
arus minimal tetap dapat muncul dan kerusakan kulit yang nyata hamper dapat
mewakili seluruh kerusakan yang terjadi. Seseorang sebaiknya tidak mencoba-
coba memprediksi jumlah jaringan yang rusak dengan hanya melihat jumlah
kutaneus yang terlibat. Sebuah tipe luka bakar yang khas dengan cedera listrik
adalah “ kissing burn” yang muncul pada lipatan flexor. (2)
Penanganan Lanjut
Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgetik narkotik melalui intravena.
Tetanus toksoid 0,5 ml secara IM harus diberikan pada pasien luka bakar listrik
untuk profilaksis tetanus yang adekuat. Antibiotic topical seperti silver sulfadiazine,
dioleskan pada luka bakar di kulit kecuali pada wajah, bekerja sebagai barrier
protekstif dan memberi efek bakterisidal yang bermanfaat mencegah infeksi. (14)