Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Luka bakar didefinisikan sebagai suatu luka yang disebabkan oleh


sentuhan/kontak pada permukaan tubuh dengan sumber panas (api, cairan panas,
bahan kimia, listrik dll)1. Kedalaman luka atau tingkat keparahan suatu luka bakar
bergantung pada intensitas dan durasi/lamanya kontak antara jaringan yang terlibat
dengan sumber panas. 2
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik, kontak langsung dengan
arus listrik bias berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir dalam tubuh manusia akan
menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh.3
Secara anatomis, kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar
tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar
1,5 – 1,9 m2. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur, dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
suatu lapisan jaringan ikat.

EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.
Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada
telapak tangan dan kaki . ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4 – 6 minggu. Epidermis terdiri dari lima
lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang isa terkelupas dan berganti
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapay pada kulit tebal
telapak kaki dan tangan. Tidak tampak pada kulit tipis
3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3 – 5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan
histidin. Terdapat sel Langerhans
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filament-filamen tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan
mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Straum basale
dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi. Terdapat sel
Langerhans
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang
hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara
konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan,
hal ini tergantung letak, usia dan factor lain. Merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit.
Fungsi epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,
pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan allergen (sel
Langerhans)
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting dikulit yang dianggap sebagai “true
skin”/. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
 Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang
 Lapisan retikuler ; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menabl,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai
dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut
elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak
mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga
mengandung beberapa derivate epidermis yaitu folike rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivate epidermis di
dalam dermis.
Fungsi dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,
menahan shearing forces dan respon inflamasi.

SUBKUTIS
Merupakan lapisan dibawah dermis atau hypodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah
di tubuh dan keadaan nutris indivisu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis
untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis/hypodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, control bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
VASKULARISASI KULIT
Arteri yang membri nutris pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan
subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap
papilla dermis mempunyai satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis
tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membrane
epidermis

FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mongontrol suhu tubuh(termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,
trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme pathogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang
raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, putting, dan ujung
jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hypothalamus. Temperature perifer mengalami proses
keseimbangan melalui keringat, insensible water loss dari kulit, paru-paru dan
mukosa bukal. Temperature kulit dikontrol dengan dilatasi atau konstriksi pembuluh
darah kulit. Bila temperature meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
kemudian tubuh akan mengurangi temperature dengan melepas panas dari kulit
dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit.
Pada temperature yang menurun, pembuluh darah akan vasokinstriksi yang
kemudian akan mempertahankan panas.

ETIOLOGI LUKA BAKAR 1,4


Panas bukanlah satu-satunya penyebab luka baker, adapun beberapa jenis
bahan yang dapat menimbulkan luka bakar, seperti :
Luka bakar kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan
asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan
yang terpapar menentukan luasnya trauma karena zat kimia ini. Luka bakar kimia
dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan
dalam bidang industri, pertania dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia
diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
Luka bakar listrik
Luka bakar elektrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi
listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh
lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai
tubuh.
Luka bakar radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe
cedera ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau
dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh
sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka
bakar radiasi.
Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga biasa
terjadi di tempat lain pada jaringan dibawah kulit, bahkan dapat pula terjadi pada
organ-organ dalam walaupun kulit tidak terbakar, misalnya bila seseorang meminum
minuman yang sangat panas atau mengandung zat kaustik (misalnya asam) biasa
menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan lambung. Menghirup udara panas
akibat kebakaran dapat pula menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.
Luka bakar listrik bias disebabkan oleh suhu diatas 4982 o Celcius, yang dihasilkan
oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik kedalam tubuh manusia.
Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran
listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber arus listrik,
karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas
sehingga permukaannya terbakar.
Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang
sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian tubuh
yang jauh lebih luas daripada kulit yang terluka
Kejutan listrik yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem
pernapasan dan gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak
beraturan.

KLASIFIKASI LUKA BAKAR (4,5,6,7,8)


Klasifikasi luka bakar bermacam-macam, secara garis besar luka bakar
diklasifikasikan berdasarkan derajat kerusakan yang ditimbulkan (jumlah jaringan
yang terkena dan kedalaman luka)
Derajat I (superficial skin burn)
 Hanya reaksi inflamasi, kerusakan mengenai epidermis
 Kulit kering, merah (eritema)
 Sangat hipersensitif (nyeri) karena ujung saraf sensorik teriritasi
 Sembuh spontan 5 – 10 hari
Derajat II (partial skin burn)
 Kerusakan meliputi dermis, sebagian dermis masih ada yang sehat
 Terdapat bula, bial bula pecah terlihat luka basah kemerahan
 Nyeri ada, Pin prick terst (+)
Luka bakar derajat II ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
 Derajat II dangkal, dimana kerusakan mengenai bagian superficial dari
dermis, folikel rambut, kelenjar keringat, dan sebasea masih dalam keadaan
utuh, dan penyembuhannya terjadi dalam 10 – 14 hari
 Derajat II dalam, kerusakan yang terjadi mengenai hamper seluruh bagian
dermis, apendises kulit (folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea)
masih utuh sebagian, sisanya mengenai kerusakan minimal.
Penyembuhannya biasa lebih lama, bergantung pada apendises kulit yang
tersisa (biasanya dalam waktu 1 bulan atau lebih)
Derajat III (Full thickness skin burn)
 Kerusakan seluruh tebal dermis, bias sampai subkutis, tidak ada epitel kulit
yang sehat. Terjadi koagulasi protein dikenal sebagai ESCAR
 Tidak ditemukan adanya bula, bila bula pecah lukanya kering warna abu-abu
 Nyeri tidak ada karena ujung saraf sensorik rusak, Pin prick tes negative
 Penyembuhan sulit perlu cangkok kulit (STSG)

Berat ringannya luka bakar juga ditentukan oleh luas luka bakar. Luas luka
bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada orang dewasa
digunakan “rumus 9” (rules of nine), yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,
perut, pinggang, dan bokong, ektremitas atas kanan dan ektremitas atas kiri masing-
masing 9 %, sisanya 1 % adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu menaksir
luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa (7,8)
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relative permukaan
kepala anak jauh lebih besar dan luas permukaan kaki lebih kecil, oleh karena itu
dikenal minus 10 untuk bayi dan bonus 10 – 15 – 20 untuk anak.(7,8)
Untuk anak, kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing
20 %, ektremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %, ekterimtas bawah kanan
dan kiri masing-masing 15 %. Karena bayi dan usia lanjut daya kompensasinya lebih
rendah, maka bila terbakar digolongkan dalam golongan berat (7,8)

INSIDENSI
Dari seluruh pasien luka bakar yang dating ke unit luka bakar di United State
Amerika sekitar 4 – 6,5% diantaranya adalah luka bakar akibat listrik dan hamper
sekitar 1000 fatalistas per tahun di United State Amerika adalah akibat luka bakar
listrik. Kebanyakan pasien yang dating dengan luka bakar listrik yang fatal
merupakan pasien-pasien yang pekerjaannya berhubungan dengan listrik.

MEKANISME FISIKA PADA LUKA BAKAR LISTRIK


Bila seseorang terkena arus listrik, maka kelainan yang ditimbulkan akibat arus
listrik tersebut tergantung 5 faktor yaitu intensitas (I), tegangan (V), tahanan ®, arah
aliran dan waktu (t)

1. Intensitas
Manusia yang terkena arus listrik (AC) dengan intensitas di bawah 25mA atau
arus listrik (DC) sekitar 25 – 80 m A, tidak akan menimbulkan apa-apa. Bila
terkena arus listrik (AC) dengan intensitas 25 – 80 mA atau arus listrik (DC)
sebesar 80 – 300 mA akan terjadi penurunan kesadaran dan gangguan denyut
jantung (fibrilasi ventrikel). Bila kekuatan arus listrik melebihi 3 ampere, maka
akan terjadi penghentian denyut jantung (cardiac arrest)
2. Tegangan/Voltase
Voltase yang rendah yaitu sekitar 100 volt lebih sering menyebabkan kematian
bila dibandingkan dengan voltase yang lebih tinggi, misalnya 10.000 volt yang
justru tidak mematikan. Peralatan rumah tangga yang memakai listrik sebagai
sumber energi aman bila voltase maksimal 42 volt
Kematian orang yang terkena arus listrik bertegangan rendah berbeda dengan
mereka yang terkena arus tinggi, dimana pada yang terkena arus listrik
bertegangan rendah kematian disebabkan karena terjadinya fibrilasi ventrikel,
sedangkan pada yang terkena listrik bertegangan tinggi kematian biasanya
karena luka bakar/panas, karena arus listrik yang melewati tubuh akan
membentuk energi berupa panas dan ketika melewati jaringan akan terjadi
penghambatan (resistensi) sehingga energi panas yang terbentuk akan semakin
besar dan dapat menyebabkan luka bakar
3. Tahanan
Besarnya tahanan pada manusia tergantung dari banyak sedikitnya air yang
terdapat pada bagian tubuh. Tahanan yang paling besar adalah kulit, kemudian
tulang, lemak, saraf, otot, darah dan yang paling rendah adalah cairan tubuh.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa orang yang terkena arus listrik
dalam bak mandi berisi air kelainan bisa tidak ditemukan, kelainan yang
dimaksud adalah electric mark
4. Arah aliran
Manusia dapat mati bila terkena arus listrik dimana aliran dan arus listrik
tersebut melintasi otak atau jantung, misalnya arah aliran dari kepala ke kai atau
dari lengan ke lengan. Adanya kenyataan tersebut dimanfaatkan untuk
pelaksanaan hukuman mati di kursi listrik
5. Waktu
Waktu lamanya seseorang kontak dengan benda yang beraliran listrik
menentukan kecepatan datangnya kematian. Sebagai contoh bila intensitasnnya
sekitar 70 – 300 mA, maka kematian akan terjadi dalam waktu 5 detik,
sedangkan pada intensitas sekitar 200 – 700 mA kematian akan terjadi dalam
waktu 1 detik.

MEKANISME CEDERA PADA LUKA BAKAR LISTRIK


Cedera primer yang ditimbulkan oleh kontak listrik berupa luka bakar.
Sekundernya berupa trauma tumpul akibat jatuh atau terlempar dari sumber listrik
akibat kontraksi otot yang intens.(9)
Meskipun luka bakar listri tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi
kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak (3)
Adapun klasifikasi luka bakar listrik terbagi atas 2 bagian besar yaitu :
 Kontak direk
Pemanasan akibat elektrotermal
 Kontak indirek
Percikan api listrik, kobaran api akibat listrik, kilatan listrik
Pemanasan jaringan sekunder terhadap arus listrik menyebabkan luka bakar
elektriktermal. Biasanya luka bakar ini disebabkan oleh listrik bertegangan rendah
dengan area terkena yang terbatas. Luka bakar elektrotermal yang berat dapat timbul
apabila seseorang memegang penghantar listrik bertegangan tinggi. Arus listrik
panjang dapat menyebabkan luka bakar yang nyata yang dapat terjadi dimana saja
sepanjar jalur yang terkena arus listrik. Lesi kulit akibat luka bakar elektrotermal
secara tipikal adalah berupa lesi dengan batas tegas, kedalaman luka bakar mulai
dari parsial sampai full thickness
Cedera listrik tidak langsung (indirek) yang paling destruktif dapat muncul
apabila korban berhubungan dnegan bahan-bahan yang menghasilkan percikan-
percikan listrik. Percikan listrik merupakan percikan.bunga api yang terbentuk
antara 2 buah objek dengan potensial yang berbeda yang tidak saling berhubungan
satu sama lainnya, biasanya berupa sumber bertegangan tinggi dan tanah. Karena
o
suhu yang dihasilkan oleh percikan api listrik adalah hamper mencapai 2500 C,
maka hal tersebut dapat menyebabkan luka bakar termal yang sangat dalam pada
daerah kulit yang terkena.
Pemanasan elektrotermal merupakan penyebab utama kerusakan pada otot dan
hampir selalu hanya terdapat pada kecelakaan listrik bertegangan tinggi dengan
kontak yang memanjang dan listrik berarus
Perubahan histologis yang terlihat pada otot yang cedera akibat kontak langsung
dengan sumber listrik adalah berupa nekrosis koagulasi dengan sarkomer yang
memendek. Otot yang rusak kadang-kadang dalam kondisi baik, kadang buruk
sehingga area otot yang viable dan non viable sering ditemukan pada sekolompok
otot yang sama. Kerusakan otat perioteal dapat saja timbul meskipun lapisan otot
diatasnya nampak normal
Hampir sama dengan kerusakan otot, kerusakan vaskuler yang serius dapat
terjadi hanya pada kecelakaan listrik yang bertegangan tinggi. Kerusakan vaskuler
yang parah terjadi di medial. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan lanjut ketika
pembuluh-pembuluh darah akhirnya mengalami rupture. Kerusakan intima dapat
timbul baik pada trombosis dan oklusi vaskuler segera maupun lanjut seperti edema
dan pembentukan clot pada permukaan internal pembuluh darah yang rusak. Cedera
biasanya paling parah apabila terjadi dicabang-cabang kecil otot, dimana aliran
darah yang lewat disitu lebih lambat. Kerusakan pada arteri-arter kecil di otot ini
adengan viabilitas otot campuran yang tidak nampak pada inspeksi kasar dapat
menciptakan ilusi berupa “nekrosis jaringan yang progresif”. Trombosis arteri yang
berlangsung segera akan menyebabkan hilangnya nadi pada pemeriksaan awal.
Hilangnya nadi pada perabaan akibat spasme vaskuler sebaiknya dikoreksi dalam
jangka waktu beberapa jam. Apabila tidak tertangani dalam batas waktu tersebut
maka dapat terjadi vaskuler yang serius.
Kerusakan pada jaringan saraf dapat timbul melalui beberapa mekanisme.
Serabut saraf dapat menunjukkan penurunan konduktivitas yang segera selama
serabut tersebut mengalami nekrosis koagulasi seperti yang diamati pada otot.
Tambahan pula jaringan saraf dapat mengalami kerusakan indirek/tidak langsung
yaitu pada saat suplai vaskulernya atau selubung myelinnya mengalami cedera atau
pada edema yang progresif akibat sindrom kompartemen.
Tanda-tanda kerusakn neural dapat berkembang dengan segera maupun lanjut
(beberapa jam hingga berhari-hari). Karena tulang tengkorang merupakan sasaran
kontak yang paling umum maka tidak jarang terjadi cedera otak. Pengamatan
histologis otak mengungkap adanya perdarahan peteki yangbersifat focal pada
batang otak, udem serebri dan penyebaran kromatolisis yang luas. Paparan listrik
dapat menyebabkan kematian mendadak akibat asistol, fibrilasi ventrikel atau
paralysis respiratorik, tergantung pada tegangan dan jalur listriknya.

PATOFISIOLOGI
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron)
dalam perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan
listrik) atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan sebagai penghambat
arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit yang kering memiliki
resistensi sebesar 40.000 – 100.000 ohm. Kulit yang basah memiliki resistensi
sekitar 1000 ohm, dan kulit yang tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Anak
dengan kulit yang tipis dan kadar air yang tinggi akan menurunkan resistensi
dibandingkan dengan orang dewasa. Tahanan dari alat-alat tubuh bagian dalam
diperkirakan sekitar 500 – 1000 ohm, termasuk tulang, tendon dan lemak
memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh darah, sel saraf, membran mukosa,
dan otot adalah penghantar listriuk yang baik. Dengan adanya luka listrik, pada
sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan jaringan (10)
Electron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan
perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi
aliran listrik abnormal yang dapat mengganggu irama jantung dan otak, atau
produksi energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang
menyebabkan nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membrane sel)
(11)

Aliran listrik yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan
depolarisasi sel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi
ventrikel jika aliran listrik melwati daerah dada. Hal ini dapoat terajdi saat aliran
listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki atau dari kepala ke tangan/kaki
(10,12)

MANIFESTASI KLINIS
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara yaitu :
 Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung
 Kerusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh
 Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik
 Kepala dan Leher
Kepala merupakan sasaran kontak yang umum dikenai pada cedera listrik
tegangan tinggi dan pasien dapat memperlihatkan adanya luka bakar dan juga
kerusakan neurologik. Katarak terjadi pada hamper 6 % kasus cedera listrik
tegangan tinggi, terutama bila cedera listrik tersebut terjadi di daerah sekitar
kepala. Meskipun katarak dapat muncul pada awal atau segera setelah terjadinya
kecelakaan, namun lebih sering timbul beberapa bulan setelah kecelakaan.
Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan funduskopi sebaiknya dilakukan pada
saat pasien pertama dating. (2)
 Sistem Kardiovaskuler
Henti jantung, baik asistol maupun fibrilasi ventrikel merupakan kondisi yang
lazim terjadi pada kecelakaan akibat listrik. Temuan EKG yang lainnya dapat
berupa sinus takikardi, elevasi segmen ST yang bersifat transient, segmen QT
yang memanjang, kontraksi ventrikel premature, fibrilasi atrial dan bundle
branch block. Infark miokard akut pernah dilakukan, namun relative jarang.
Kerusakan pada otot skelet dapat meningkatkan produksi fraksi CPK-MB yang
dapat menimbulkan diagnosis palsu berupa infark miokard. (2)
 Fungsi Ginjal
Ketidaknormalan fungsi ginjal pada luka bakar berhubungan dengan perubahan
volume, sirkulasi, plasma dan penurunan curah jantung. Gagal ginjal akut sering
terjadi karena peninggiak mendadak serum hemoglobin bebas, mioglobin dan
protein yang terdenaturasi akibat cedera otot yang luas.
 Kulit
Selain henti jantung, cedera yang paling merusak yang menyertai cedera listrik
adalah luka bakar, yang mana sangat parah terjadi pada sumber dan daerah
sasaran kontak.area yang paling lazim berhubungan dengan sumber listrik adalah
tangan dan tulang tengkorak. Sementara area dasar yang paling sering terkontak
adalah tumit. Pasien dapat saja mempunyai lebih dari 1 sumber sasaran kontak.
Luka bakar pada kecelakaan listrik yang berat sering timbul dalam bentuk nyeri,
warna kuning keabuan, area yang takik dengan nekrosis dibagian tengahnya.
Arus listrik tegangan tinggi sering mengalir secara internal dan menimbulkan
kerusakan otot yang massif. Apabila kontak terjadi dalam waktu singkat, tapi
arus minimal tetap dapat muncul dan kerusakan kulit yang nyata hamper dapat
mewakili seluruh kerusakan yang terjadi. Seseorang sebaiknya tidak mencoba-
coba memprediksi jumlah jaringan yang rusak dengan hanya melihat jumlah
kutaneus yang terlibat. Sebuah tipe luka bakar yang khas dengan cedera listrik
adalah “ kissing burn” yang muncul pada lipatan flexor. (2)

Trauma Listrik Voltase Rendah Dan Voltase Tinggi


Listrik tegangan rendah merupakan penyebab luka listrik pada anak, terutama
pada usia 1 dan 2 tahun. Mengisap kawat sambungan merupakan sebagian kasus
yang terjadi dan 30 % dapat terjadi akibat menggigit kawat listrik. Mekanisme yang
paling banyak terjadi ialah produksi lingkaran listrik dan kawat yang dihantarkan
oleh saliva anak sehingga terbentuk pemanasan local yang intens dan menyebabkan
destruksi local yang hebat pada jaringan mulut. (13,14,15)
Mulut yang terbakar berkarakteristik hamper sama dengan karakteristik luka
bakar pada kulit seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu berwarna putih
keabuan dengan takik pada bagian tengah yang menunjukkan nekrosis jaringan.
Pembengkakan yang hebat akan menyebabkan terjadinya trombosis vena sehingga
menghambat sirkulasi balik. Bagian mulut yang terbakar dapat mencakup bibir,
lidah atau mukosa mulut dan tulang dibawahnya. Yang paling sering terjadi pada
bagian bibir adalah pada area commisura anyara bibir atas danbibir bawah.
Pembengkakan yang hebat akan mengganggu kontur saliva. Pembengkakan akan
turun pada lebih dari 5 – 10 hari, dan jaringan nekrosis akan mengelupas.
Pendarahan dari arteri labial pada tepi mulut sering terjadi (20%) pada periode
pengelupasan ini (7-21 hari) dan harus diantisipasi. Diperlukan control pada
perdarahan ini. (13,14,15)
Pada trauma voltase tinggi terdapat 2 klasifikasi yaitu cedera akibat medan
listrik dan luka bakar termoelektrik.
Trauma listrik voltase tinggi dikarakteristikkan dengan luka bakar yang luas,
koagulasi jaringan lunak, rhabdomiolisis dan kerusakan saraf perifer. Luka bakar
murni terjadi karena kontak langsung tubuh dengan arus listrik. Aliran arus yang
melewati kulit akan diubah menjadi panas dan menyebabkan kerusakan jaringan.
Urutan tahanan jaringan mulai dari yang paling rendah yaitu saraf, pembuluh darah,
otot, tendo, tulang dan kulit. Pada jaringan yang tahanannya lebih tinggi, akan lebih
banyak arus yang melewatinya, maka panas yang timbul lebih tinggi karena
epidermisnya lebih tebal. Telapak tangan dan kaki mempunyai tahanan listrik yang
lebih tinggi, sehingga luka bakar yang terjadi bila daerah ini terkena arus listrik juga
lebih berat. Kombinasi efek joule dan elektroporasi menimbulkan kerusakan luas
pada jaringan lunak, vaskuler, muskuler dan saraf .(7,16)
Luka bakar bervoltase tinggi menimbulkan gambaran luka masuk dan keluar.
Luka masuk tampak hangus, bagian sentral tampak lebih dalam dan besar. Luka
keluarnya arus sama seperti luka tembak berkecepatan tinggi. Pada kedua tempat ini
mungkin ada kerusakan local yang sangat berat. Sebagai contoh jari tangan atau kaki
dapat robek atau terpisah dan seluruh tungkai akan hancur. (8,17)
PENANGANAN
Luka bakar listrik diterapi sebagai luka bakar umumnya dengan
memperhatikan bahwa kerusakan jaringan yang nampak tidak menunjukkan cedera
jaringan yang sesungguhnya. Yang harus diperhatikan adalah memperbaiki segala
komplikasi yang timbul sebagai efek listrik pada tubuh. (6,16)
Evaluasi yang segera dan akurat mengenai kondisi pasien post trauma listrik
voltase tinggi sangat menentukan keberhasilan usaha penyelamatan hidup, dan
memperkecil resiko sequel yang ada. (6, 8, 16)
Sebagai pertimbangan awal, sangatlah penting untuk selalu mengingat empat
tipe kerusakan jaringan akibat trauma listrik. Keadaan ini dapat berdiri sendiri
ataupun bersamaan (17,18)
1. Trauma listrik voltase tinggi menimbulkan cedera muskuler yang dalam,
luasnya kerusakan jaringan tidak selalu tampak pada pemeriksaan pertama.
2. Cedera akibat medan listrik menimbulkan luka bakar yang dalam dan
terlokalisir seringkali melewati area fleksi seperti pergelangan tangan, siku,
axilla dan inguinal.
3. Luka bakar permukaan, luka bakar dapat begitu meluas dan mengenai
anggota gerak. Bila luka bakar sangat dalam dan melibatkan kerusakan
vaskuler dapat dilakukan tindakan amputasi dan menyisakan sikatriks yang
berat.
4. Cedera lain yang menyertai luka bakar listrik terjadi pada sejumlah pasien
yang sempat terlempar dari sumber listrik yang kuat maupun jatuh dari
ketinggian. Seringkali pasien dengan cedera listrik dengan trauma
intracranial, trauma medulla spinalis, fraktur tulang, trauma thorax dan
trauma abdominal.

Resusitasi Akut (14,17,19)


Pasien-pasien luka bakar mebutuhkan patensi jalan napas dan respirasi yang
adekuat terutama yang dating dalam keadan tidak sadar. Intubasi endotrakeal
diindikasikan pada pasien semi koma, luka bakar yang dalam pada wajah dan leher.
Intubasi seharusnya dilakukan secepatnya pada kasus-kasus yang meragukan, sebab
intubasi yang terlambat akan sulit dilakukan apabila sudah terjadi edema faring atau
cedera jalan napas atas. Bila dalam kondisi ini, trakeostomi emergensi harus
dilakukan. Bila dilakukan intubasi endotrakeal, harus dipertimbangkan adanya
fraktur cervical.
Jika luas bakar lebih dari 20 % atau pada luka bakar listrik voltase tinggi,
pemasangan folley kateter harus dilakukan untuk memonitor jumlah urin. Produksi
urin harus lebih atau sama dengan 0,5 cc/KgBB/jam.
Resusitasi cairan harus dilakukan sesegera mungkin dengan tujuan untuk
mempertahankan volume intravaskuler dan menggantikan cairan yang hulang
melalui luka bakar. Larutan kristaloid isotonic diberikan untuk mengganti cairan
plasma yang keluar ke ruang ekstravaskuler. Ringer laktat adalah cairan yang dapat
digunakan untuk resusitasi dini dan diberikan dalam volume yang adekuat untuk
mempertahankan output urin pada level 50 – 100 ml/jam. Jumlah cairan yang
diberikan diperhitungkan berdasarkan total body surface (TSBA), cairan diberikan 2
– 4 ml/KgBB/%TBSA dihabiskan dalam 24 jam pertama post trauma. Setengah dari
cairan diberikan pada 8 jam pertama dan setengahnya lagi dihabiskan dalam 16 jam
kedua.
Pasien dengan cedera jaringan yang lebih dalam diberikan 8 – 12 ml/kg/
%TBSA, ini 2-3 kali lebih besar dari total cairan yang diperhitungkan utnuk
dipertahankan balance cairan dan renal output, terutama bila pada urin tampak
pigmen rhabdomiolisis atau darah hemokromogenserum hemoglobin bebas dari
destruksi sel darah merah, mioglobin yang merupakan hasil lisis otot dan protein,
keluar melalui urin dan menyebabkan urin berwarna merah kecoklatan.
Penimbunan massif pigmen menyebabkan vaskularisasi renal mengalami
iskemia sehingga terjadi acute tubular nephropaty dan gagal ginjal. Untuk mencegah
terjadinya kerusakan ginjal, tekanan darah dan volume sirkulasi harus dipertahankan
dengan infuse kristaloid untuk memaintanance output urin pada level 100 ml/jam
atau lebih, atau sampai urin tampak jernih. Jika diperlukan dapat diberikan manitol
12,5 gr/jam selama beberapa jam sebagai osmotic diuretic utnuk emnjamin output
urin yang tinggi.
Karena asidosis metabolic seringkali terjadi setelah trauma listri yang massif
menjadi factor predisposisi presipitasi hamokromogen dan gagal ginjal, dianjurkan
pemberian 50 ml sodium bikarbonat 75 % (45mEq). Alkalinisasi dengan sodium
bikarbonat dapat diberikan secara bolus atau per-infus beberapa kali selama 1 jam
post trauma. Total dosis yang dapat diberikan sampai 200 – 400 mEq.

Penanganan Lanjut
Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgetik narkotik melalui intravena.
Tetanus toksoid 0,5 ml secara IM harus diberikan pada pasien luka bakar listrik
untuk profilaksis tetanus yang adekuat. Antibiotic topical seperti silver sulfadiazine,
dioleskan pada luka bakar di kulit kecuali pada wajah, bekerja sebagai barrier
protekstif dan memberi efek bakterisidal yang bermanfaat mencegah infeksi. (14)

Teknik Operasi (18)


 Luka listrik voltase rendah, luka listrik yang berupa luka termal pada kulit yang
disebabkan oleh panas dari cahaya listrik yang sangat dekat. Epidermis
kehitaman, menggambarkan bagian yang terbakar hangus. Biasanya tampak
bahwa perubahan warna pada superficial dan luka tersebut hanya mencakup
partial thickness dari kulit. Luka ini ditangani dengan membersihkan area yang
terbakar dengan surgical detergen dan larutan saline steril atau air steril,
diindikasikan untuk debridemen. Luka bakar biasanya terlokalisasi. Lesi pada
kulit berupa daerah kehitaman ditengah yang dikelilingi zona putih abu-abu dan
diperifer terdapat halo berupa nekrosis koagulasi sel darah merah. Kesemuanya
itu merupaka full thickness pada kulit. Jaringan yang nekrotik seharusnya
dieksisi kemudian dilakukan STSG (Split Thickness Skin Graft) jika tulang tidak
tampak, atau dengan local rotasi skin flap atau flap dari kulit yang jauh jika
terlihat
 Luka bakar voltase tinggi, pada luka listrik ini, lesi pungtat/takik dapat dieksisi
dan diperbaiki dengan STSG,jika diameter lebih dari 2 cm dan jika lokasinya
pada ujung jari, sendi jari-jari, kulit kepala atau pada wajah.jika tendon, saraf,
atau sendi terlihat maka dilakukan skin flap untuk menutup luka. Jika luak lebih
luas dan lebih dalam dari bentuk pungtat, dan apabila kondisi pasien
memungkinkan seharusnya dilakukan eksisi lebih awal pada semua jaringan
nekrosis

Anda mungkin juga menyukai