Anda di halaman 1dari 6

Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial

Interaksi sosial pada autistik dibagi dalam 3 kelompok :

1. Kelompok yang menyendiri (aloof) banyak terlihat pada anak-anak yang


menarik diri, acuh tak acuh dan akan kesal bila diadakan pendekatan sosial
serta menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas/tidak hangat
2. Kelompok yang pasif, dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan
anak lain jika pola permainannyadisesuaikan dengan dirinya
3. Kelompok yang aktif tapi aneh secara spontan akan mendekati anak lain,
namun interaksi ini sering kali tidak sesuai dan sering hanya sepihak.

Hambatan sosial pada autisme berubah sesuai dengan perkembangan usia,


biasanya dengan bertambahnya usia hambatan tampak semakin berkurang.

 Sejak tahun pertama, anak autistik mungkin telah menunjukkan adanya


gangguan interaksi sosial yang timbal balik seperti menolak
disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akan diangkat
dengan mengangkat kedua lengannya, kurang dapat meniru
pembicaraan atau gerakan badan , gagal menunjukkan suatu objek
kepada orang lain, adanya gerakan pandangan mata yang abnormal
 Tampak acuh tak acuh atau tidak bereaksi terhadap pendekatan
orangtua, sebagian lainnya malahan merasa cemas jika berpisah dan
melekt pada orangtuanya.
 Lebih suka bermain sendiri
 Keinginan untuk menyendiri akan berkurang dengan seiring
bertambahnya usia
 Tidak dapat berempati kepada orang lain yang merupakan suatu
kebutuhan penting pada interaksi sosial normal.
Hambatan kualitatif dalam komunikasi verbal/non verbal dan dalam
bermain

Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbicara dan berbahasa merupakan


keluhan yang sering diajukan orang tua sebesar 50 %
 Bergumam yang biasanya muncul sebelum mengucapkan kata-kata,
mungkin tidak nampak pada anak autistik
 Sering mereka tidak memahami ucapan yang ditujukan pada mereka
 Biasanya mereka tidak menunjuk atau memakai gerakan tubuh untuk
menyampaikan keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan
orangtua untuk dipakai mengambil objek yang dimaksud
 Mengalami kesulitan dalam memahami arti kata-kata dan dalam
menggunakan bahasa dalam konteks yang benar
 Sering mengulang kata-kata yang baru didengar tanpa maksud untuk
berkomunikasi
 Bila bertanya sering mnggunakan kata ganti terbalik, ‘saya’ menjadi
‘kamu’ dan menyebut diri sendiri menjadi ‘kamu’.
 Sering berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau
lagu dari iklan televisi dan mengucapkan di mua orang lain alam
suasana yang tidak sesuai.
 Penggunaan kata-kata aneh atau kiasan
 Berbicara secara monoton, kaku atau menjemukan
 Sukar untuk mengatur volume suara
 Kesulitan dalam mengekspresikan perasaan/emosinya

Aktivitas dan minat yang terbatas

 Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak autistik, seperti


stereotipik, diulang-ulang dan tidak kreatif.
 Anak autistik menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru.
Contohnya seorang anak autistik akan mengalami kesukaran jika jalan
yang ia tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa digunakan untuk
makan diganti.
 Mereka juga sering memaksa orang tua untuk mengulang suatu kata
atau potongan kata
 Dalam hal minat terbatas, sering aneh dan diulang-ulang. Misalnya
mereka membuang waktu berjam-jam hanya untuk memainkan sakelar
listrik, memutar-utar botol atau mengingat-ingat rute kereta api.
 Mereka mungkin sulit dipisahkan dengan benda-benda yang tidak lazim
dan menolak meninggalkan rumah tanpa benda tersebut.
 Strereotipik tampak pada hampir semua anak autistik termasuk
melompat naik turun, memaninkan jari-jari tangannya di depan mata,
menggoyang-goyang tubuhnya atau menyeringai.
 Mereka juga suka menyukai objek yang berputar, seperti memandang
putaran kipas angin, roda mobil atau mesin cuci.

Gangguan Kognitif
Hampir 75-80 % anak autistik mengalami retardasi mental, dengan
derajat retardasinya rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui bahwa
beberapa anak autistik menunjukkan kemampuan memecahkan masalah
yang luar biasa, seperti mempunyai daya ingat yang sangat baik,
kemampuan membaca yang diatas batas penampilan intelektualnya.
50% dari idiot savant, yaitu orang dengan retardasi mental yang
menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti menghitung kalender,
memainkan satu lagu hanya dari sekali dengar, mengingat nomor-nomor
telefon yang ia baca dari buku telefon.

Gangguan pada perilaku motorik


Kebanyakan anak autistik melakukan perilaku stereotipik seperti
bertepuk-tepuk tangan, mengoyang-goyang tubuh. Hiperaktivitas basa
terjadi pada anak pra sekolah, namun sebaliknya dapat terjadi
hipoaktivitas. Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatan
perhatian dan impulsivitas. Juga dapat didapatkan adanya koordinasi
motorik yang terganggu, tiptoe walking, clumsiness, kesulitan belajar
mengikat sepatu, menyikat gigi, memotong makanan, mengancing baju
Reaksi abnormalitas terhadap perasangan indera
Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara dan
menutup telinga ketika mendengar suara yang keras. Anak yang lain justru
menyukai lebih tertarik dengan suara jam tangan atau remasan kertas.
Menyukai atau menghindari sinar yang terang, sensitif terhadap sentuhan
atau tidak peka terhadap rasa sakit dan tidak menangis pada saat terdapat
luka parah

Gangguan tidur dan makan


Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah malam.
Gangguan makan berupa kesulitan makan makanan tertentu karena tidak
menyukai tekstur atau aromanya. Menuntut jenis makanan yang sama dan
menolak mencoba jenis makanan yang baru atau pika (makan zat-zat yang
bukan makanan seperti debu, pasir, tanah dll) dapat sangat menyulitkan
orang tua.

Gangguan afek dan mood/perasaan/emosi


Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba menangis
atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering terlihat tertawa sendiri,
beberapa anak tampaknya mudah menjadi emosinal. Rasa takut yang
sangat kadang-kadang muncul pada objek yang sebetulnya tdak
menakutkan. Cemas perpisahan yang berat juga depresi berat mungkin
didapatkan pada anak autistik.

Perilaku yang membahayaan diri sendiri dan agresivitas melawan


orang lain
Ada kemungkinan mereka mengigit lengan atau jari sendiri,
membentur-benturkan kepala, mencubit, menarik rambut sendiri atau
memukuli diri sendiri. Temper tantrum, ledakan agresivitas tanpa pemicu,
kurangnya perasaan terhadap bahaya dapat terjadi paada anak autistik.
Gangguan Kejang
Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10-25 % anak autistik. Ada
korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya retardasi
mental, derajat disfungsi susunan saraf pusat.

Diagnosis Banding
1. Retardasi Mental
2. Skizofrenia
3. Gangguan perkembangan berbahasa
4. Gangguan penglihatan dan pendengaran
5. Gangguan kelekatan yang reaktif
6. Semua gangguan yang termasuk dalam kelompok PDD : Sindroma
Asperger, Sindrom Rett, Autisme tidak khas, Gangguan desintegratif
masa kanak, PDDNOS
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Perjalanan penyakit dan prognosis dari gangguan autistik

Hasil penelitian menemukan bahwa:

 Dua-pertiga dari anak autistik mempunyai prognosis yang buruk :


tidk dapat mandiri
 Seperempat dari anak autistik mempunyai prognosis sedang ,
terdapa kemajuan di bidang sosial dan pendidikan walaupun ada problem
perilaku.
 Seper-sepuluh dari anak autistik mempunyai prognosis baik,
mempunyai kehidupan sosial yang normal atau hampir normal dan
berfungsi dengan baik di sekolah ataupun di tempa kerja.

Penatalaksanaan gangguan autistik


Tujuan dari terapi pada gangguan autistik adalah untuk
1. Mengurangi masalah perilaku
2. Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya, terutama
dalam penguasaan bahasa
3. Mampu bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan sosialnya

Tujuan ini dapat tercapai dengan baik melalui suatu program terapi yang
baik melalui suatu program terapi yang menyeluruh dan bersifat
individual, dima pendidikan khusus dan terapi wicara merupakan
komponen yang penting. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah
bahwa masing-masing individu anak adalah unik, sehingga jangan
beranggapan bahwa satu metode berhasil untuk satu anak maka akan
berhasil pula untuk semua anak. Akan lebih bijaksana jika metodenyalah
yang disesuaikan untuk si anak, bukan anak yang harus menyesuaikan
diri untuk metode terapi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai