Anda di halaman 1dari 4

3.

3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan


1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan  Kaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri.
terpasangnya gips, gangguan  Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring.
muskuloskeletal, iskemia jaringan.  Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
hiburan.
 Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi.
 Dorong menggunakan teknik manajemen stress, contoh : relaksasi, latihan nafas
dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan.
 Tindak lanjuti nyeri yang tidak dapat dikontrol dengan peninggian, kompres dan
kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pemberian analgetik sesuai
indikasi.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan  Kaji derajat imobilitas dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi.
dengan pemasangan gips.  Tinggikan ekstrimitas yang sakit.
 Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit
dan tak sakit.
 Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika
bergerak
 Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
 Berikan dorongan dan bantuan sesuai kebutuhan.
 Ubah psisi secara periodik
 Kolaborasi : konsultasi dengan ahli terapi fisik atau spesialis rehabilitasi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan  Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainage.
dengan adanya penekanan akibat pemasangan  Monitor suhu tubuh.
gips.  Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol.
 Bersihkan kulit dengan seksama dan lakukan perawatan sesuai anjuran dokter,
gunakan balutan steril.
 Lakukan alih posisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh.
 Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan.
 Observasi adanya tanda infeksi sistemik, dari bau gips, cairan purulent yang
mengotori gips.
 Kolaborasi : dalam pemberian antibiotik.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya  Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang
pengetahuan prosedur pemasangan gips. timbul.
 Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman.
 Batasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.
 Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.
 Temani klien bila gejala-gejala kecemasan timbul.
 Berikan kesempatan bagi klien untuk mengekspresikan perasaannya.
 Hindari konfrontasi dengan klien.
 Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang
mencemaskan klien.
 Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi
terapeutik.
 Anjurkan klien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.
 Berikan dorongan pada klien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk
meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.
 Hargai setiap pendapat dan keputusan klien.
5. Kurangnya pengetahuan tentang pembatasan  Kaji tingkat pengetahuan Klien dan keluarga tentang pembatasan aktifitas,
aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
tindakan yang diprogramkan berhubungan  Berikan penjelasan terhadap klien setiap prosedur yang akan dilakukan misalnya
dengan kurangnya informasi yang akurat tentang pembatasan aktifitas, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang
pada klien. diprogramkan.
 Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan
mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
6. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan  Observasi ada tidaknya kualitas nadi periver dan bandingkan dengan pulses
ferifer berhubungan dengan respons fisiologis normal.
terhadap cederta atau gips restriksi.  Observasi pengisian kapiler, warna kulit dan kehangatannya pada bagian distal
daerah yang fraktur.
 Kaji adanya gangguan perubahan motorik/sensorik anjurkan klien untuk
mengatakan lokasi adanya rasa sakit/tidak nyaman.
 Pertahankan daerah yang fraktur lebih tinggi kecuali bila ada kontra indikasi.
 Kaji bila ada edema dan pembengkakan ekstrimitas yang fraktur.
 Observasi adanya tanda-tanda ischemik daerah tungkai seperti : penurunan suhu,
dingin dan peningkatan rasa sakit.
 Observasi tanda-tanda vital, catat dan laporkan bila ada gejala sianosis, dingin
pada kulit dan gejala perubahan status mental.
 Berikan kompres es sekitar fraktur.
 Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, pemberian cairan
parenteral atau transfusi darah bila perlu dan persiapan operasi jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai