R
DI RUANG GERIATRI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
Oleh:
Liliana Dewi Anggarini
22020118220091
Email : lilian_anggarini@yahoo.com
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan saya yang berjudul “Laporan Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Ny. R Di Ruang Geriatri Rsup Dr. Kariadi Semarang”
bebas dari plagiarisme dan bukan merupakan hasil karya orang lain. Apabila
kemudian hari ditemukan sebagian atau seluruh bagian dari laporan ini terindikasi
plagiarism, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan akademik yang
sudah ditetapkan UNDIP.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan
dari siapapun.
Yang menyatakan,
A. DEFINISI
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronik ialah kerusakan
ginjal yang irreversibel dimana ginjal gagal mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh (Smeltzer & Bare, 2013). Sedangkan
menurut Grace (2006), penyakit ginjal kronis adalah kerusakan fungsi ginjal
secara tiba-tiba dan berlangsung lama, yang menyebabkan ginjal tidak dapat
mengekskresikan sisa metabolisme tubuh seperti ureum dan kreatinin yang
kemudian menumpuk dalam darah. Penyakit ginjal kronis merupakan keadaan
klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
B. KRITERIA
Batasan yang tercantum dalam clinical practice guidelines on CKD
menyebutkan bahwa individu dikatakan menderita CKD bila terdapat salah
satu dari kriteria dibawah ini:
1. Kerusakan ginjal ≥ 3 bulan, yang didefinisikan sebagai abnormalitas
struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan Glomerular
Filtration Rate (GFR), yang bermanifestasi sebagai satu atau lebih
gejala:
a. Abnormalitas komposisi urin
b. Abnormalitas pemeriksaan pencitraan
c. Abnormalitas biopsi ginjal
GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan atau tanpa gejala
kerusakan ginjal lain yang telah disebutkan. Alasan mengapa individu
denganGFR atau LFG <60 mL/menit/1,73 m2 tanpa bukti kerusakan ginjal
dimasukkan dalam definisi PGK karena penurunan fungsi ginjal pada tingkat
ini sudah mencapai 50% di bawah normal dan prevalensi anak dengan
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi CKD menjadi beberapa stadium untuk tujuan pencegahan,
identifikasi awal kerusakan ginjal dan penatalaksanaan, serta untuk
pencegahan komplikasi CKD. NKF-KDOQI membagi PGK dalam lima stadium
berdasarkan tingkat penurunan Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) atau Glomerular
Filtration Rate (GFR), yaitu:
1. Stadium 1: kerusakan ginjal dengan GFR normal atau peningkatan GFR
(≥90 mL/menit/1,73 m²).
2. Stadium 2: kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan (60-89
mL/menit/1,73 m²)
3. Stadium 3: kerusakan ginjal dengan penurunan GFR sedang (30-59 mL/
menit/1,73 m²)
4. Stadium 4: kerusakan ginjal dengan penurunan GFR berat (15-29 mL/
menit/1,73 m²)
5. Stadium 5: gagal ginjal terminal (GFR < 15 mL/menit/1,73 m² atau
dialisis)
D. ETIOLOGI
Penyebab CKD yang paling sering menurut Wijaya (2013) adalah sebagai
berikut:
1. Hipertensi
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan progresivitas penyakit
karena menyebabkan nefrosklerosis arteriolar dan menambah cedera akibat
hiperfiltrasi. Nefrosklerosis yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh
hipertensi lama yang tidak diobati, dikarakteristikkan oleh penebalan,
hilangnya elastisitas sistem, perubahan darah ginjal yang mengakibatkan
penurunan aliran darah dan akhirnya gagal ginjal.
2. Diabetes Melitus (DM)
DM menyebabkan mobilisasi lemak meningkat sehingga terjadi penebalan
membran kapiler di ginjal dan berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga
terjadi nefropati amiloidosis yang disebabkan oleh endapan zat-zat
proteinemia abnormal pada dinding pembuluh darah secara serius merusak
membran glomerulus.
3. Batu Ginjal
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, terutama E. coli yang
berasal dai kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini
mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara asenden
dari traktus urinarius bawah lewat ureter ke ginjal sehingga dapat
menimbulkan kerusakan irreversible ginjal yang disebut plenlonefritis.
2. Parut Tubulointerstisial
Derajat keparahan tubulointerstitial fibrosis (TIF) lebih berkorelasi
dengan fungsi ginjal dibangdingkan dengan glomerulosklerosis. Proses ini
termasuk inflamasi, proliferasi fibroblas interstisial dan deposisi ECM yang
berlebih. Sel tubular yang mengalami kerusakan berperan sebagai antigen
presenting cell yang mengekspresikan cell adhesion molecules dan
melepaskan sel mediator inflamasi seperti sitokin, kemokin, dan growth
factor, serta meningkatkan produksi ECM dan menginvasi ruang
periglomerular dan peritubular. Resolusi deposisi ECM tergantung pada dua
jalur yaitu aktivasi matriks metaloproteinase dan aktivasi enzim proteolitik
plasmin oleh aktivator plasminogen. Parut ginjal terjadi akibat gangguan
kedua jalur kolagenolitik tersebut, sehingga teradi gangguan keseimbangan
produksi ECM dan pemecahan ECM yang mengakibatkan fibrosis yang
irreversibel.
2. Sklerosis Vaskular
Perubahan pada arteriol dan kerusakan kapiler peritubular oleh berbagai sebab
(misalnya diabetes, hipertensi, glomerulonefritis kronis) akan menimbulkan
terjadinya eksaserbasi iskemi interstisial dan fibrosis. Iskemi serta hipoksia
akan menyebabkan sel tubulus dan fibroblas untuk memproduksi ECM dan
mengurangi aktivitas kolagenolitik. Kapiler peritubular yang rusak akan
menurunkan produksi proangiogenic vascular endothelial growth factor
(VEGF) dan ginjal yang mengalami parut akan mengekspresikan
thrombospondin yang bersifat antiangiogenic sehingga terjadi delesi
mikrovaskular dan iskemi.
F. MANIFESTASI KLINIS
Berikut merupakan manifestasi klinis menurut beberapa ahli:
1. Manifestasi klinik menurut Smeltzer (2001)
Hipertensi yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium dari
aktivitas sistem renin, angiotensin, dan aldosteron
Gagal jantung kongestif dan udem pulmoner yang diakibatkan oleh
cairan berlebihan
Perikarditis yang diakibatkan oleh iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, serta tidak mampu
berkonsentrasi.
2. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001)
Suyuno pada tahun 2001 memaparkan beberapa manifestasi klinik,
antara lain:
a. Gangguan Kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
b. Gangguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan Gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme
protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi
dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan Muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan),
burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak
kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot - otot
ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan Endokrin
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan
metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan Cairan Elektrolit dan Keseimbangan Asam dan Basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia.
h. Sistem Hematologi
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,
sehingga rangsangan ritopoesis pada sum – sum tulang berkurang,
hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana
uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan
trombositopeni
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat mendeteksi adanya
penyalit gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut:
1. Darah
2. Urin Analisis
3. Radiologi
Pemeriksaan pencitraan dapat membantu menegakkan diagnosis CKD dan
memberikan petujuk kearah penyebab CKD.
a. Foto polos: untuk melihat batu yang bersifat radioopak atau
nefrokalsinosis.
b. Ultrasonografi: merupakan pemeriksaan penunjang yang sering
dilakukan karena aman, mudah, dan cukup memberikan informasi.
USG merupakan modalitas terpilih untuk kemungkinan penyakit ginjal
obstruktif. Meskipun USG kurang sensitif dibandingkan CT untuk
mendeteksi massa, tetapi USG dapat digunakan untuk membedakan
kista jinak dengan tumor solid, juga sering digunakan untuk
menentukan jenis penyakit ginjal polikistik.
c. CT Scan: Dapat menentukan massa ginjal atau kista yang tidak
terdeteksi pada pemeriksaan USG dan merupakan pemeriksaan paling
sensitif untuk mengidentifikasi batu ginjal. CT Scan dengan kontras
harus dihindari pada pasien dengan gangguan ginjal untuk menghindari
terjadinya gagal ginjal akut.
d. MRI: Sangat bermanfaat pada pasien yang membutuhkan pemeriksaan
CT tetapi tidak dapat menggunakan kontras. MRI dapat dipercaya
untuk mendeteksi adanya trombosis vena renalis. Magnetic resonance
angiography juga bermanfaat untuk mendiagnosis stenosis arteri
renalis, meskipun arteriografi renal tetap merupakan diagnosis standar.
e. Radionukleotida: Deteksi awal parut ginjal dapat dilakukan dengan
menggunakan radioisotope scanning 99m-technetium
dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pemeriksaan ini lebih sensitif
dibandingkan intravenous pyelography (IVP) untuk mendeteksi parut
ginjal dan merupakan diagnosis standar untuk mendeteksi nefropati
refluks.
f. Voiding cystourethrography: Dapat dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan radionukleotida untuk mendeteksi refluks vesikoureter.
g. Retrogade atau anterogade pyelography: Dapat digunakan lebih baik
untuk mendiagnosis dan menghilangkan obstruksi traktus urinarius.
Pemeriksaan ini diindikasikan apabila dari anamnesis didapatkan
kecurigaan gagal ginjal meskipun USG dan CT scan tidak menunjukkan
adanya hidronefrosis.
h. Pemeriksaan tulang: Hal ini bermanfaat untuk mengevaluasi
hiperpartiroid sekunder yang merupakan bagian dari osteodistrofi, dan
juga perkiraan usia tulang untuk memberikan terapi hormon
pertumbuhan
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Berikut merupakan diagnose yang mungkin muncul dan penatalaksanaan keperawatan yang bisa diberikan kepada pasien
dengan gagal ginjal kronis:
DIAGNOSA KRITERIA HASIL RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan I: NOC: NIC:
Ketidakefektifan pola pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya pernafasan.
Kepatenan jalan napas bersih dan
napas bd penurunan Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan,
terbuka, TTV dalam rentang normal.
ekspasnsi paru, penggunaan otot bantu, serta retraksi otot supraklavikular,
penumpukan cairan. Setelah dilakukan tindakan dan interkosta.
keperawatan selama 3x24 jam ketidak Pantau suara pernafasan.
efektifan pola napas teratasi, dengan Pantau adanya peningkatan kegelisahan, ansietas, dan lapar
kriteria hasil: udara.
Suhu, nadi, pernafasan, tekanan Ajarkan klien untuk melakukan tarik nafas dalam.
darah dalam rentang normal Berikan posisi yang nyaman, semi fowler jika perlu.
Jalan napas bersih dan terbuka Catat perubahan SaO akhir volume tidal, dan nilai gas darah
pernafasan
Suara napas tambahan Aktivitas kolaborasi: berikan obat sesuai program
Napas pendek serta ekspansi dada (bronkodilator), berikan terapi nebulaizer sesuai program.
simetris.
lakukan dialysis
konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet
dengan kandungan protein yang adekuat dan pembatasan
natrium
pemberian diuretic jika perlu.
Diagnosa keperawatan 3: NOC: NIC:
Resiko
status gizi adekuat. manajemen nutrisi:
ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari Setelah dilakukan tindakan ketahui makanan kesukaan pasien
kebutuhan tubuh. keperawatan selama 3x24 jam, pasien kaji bising usus
akan: tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
menoleransi diet yang
pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
dianjurkan:mempertankan masa
tubuh dan berat badan dalam batas timbang pasien pada interval yang tepat tindakan
batas normal. motivasi klien untuk melakukan oral higine setiap pagi dan
malam hari
anjurkan klien untuk makan dalm porsi yang sedikit tapi
sering
berikan reinforcement positif atas usaha yang telah
dilakukan
berikan pendidikan kesehatan terkait pentingnya asupan
nutrisi
Diagnosa keperawatan 4: NOC: NIC:
ketidakefektifan
perawatan diri sendiri. setelah Panduan sistem kesehatan.
pemeliharaan kesehatan.
dilakukan tindakan keperawatan
jelaskan tentang sistem perawatan kesehatan, bagaimana
selama 3x24jam, pasien akan:
cara kerjanya dan apa yang dapat diharapkan pasien dan
menyusun dan mengikuti strategi keluarga.
untuk meningkatkan kesehatan Berikan anjuran tertulis tentang tujuan dan lokasi aktivitas
mengidentifikasi efek samping perawatan kesehatan jika perlu.
kepercayaan kesehatan Informasikan pasien tentang makna penandatanganan
memperlihatkan kesadaran bahwa formulir persetujuan tindakan.
perilaku sehat membutuhkan Bantuan modifikasi diri.
upaya dan kepercayaan diri untuk
mampu mengelolanya
mengikuti rekomendasi program Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan spesifik untuk
terapi perubahan,
mengidentifikasi potensial risiko mengidentifikasi bersama pasien kemungkinan
terhadap kesehatan akibat gaya penghambat perubahan perilaku.
hidup dorong pasien untuk mengidentifikasi penguatan dan
menyatakan dan menunjukkan penghargaan yang sesuai dan bermakna.
pengetahuan tentangtindakan Dorong pasien bergerak ke arah kepercayaan primer
perlindungan kesehatan (misalnya terhadap penguatan dari dalam diri sendiri versus
melakukan pemeriksaan sendiri, penghargaan dari keluarga atau perawat.
berpartisipasi dalam skrining Bantu pasien untuk mengevaluasi kemajuan dengan
kesehatan). membandingkan riwayat perilaku sebelumnya dengan
perilaku saat ini.
Penurunan curah jantung NOC : Cardiac Pump Effectiveness NIC : Cardiac Care
b/d perubahan afterload dan
mempertahankan curah jantung Auskultasi bunyi jantung dan paru
preload
dengan bukti tekanan darah R/ Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur
frekuensi jantung dalam batas
normal
Kaji adanya hipertensi
nadi perifer kuat dan sama dengan R/ Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-
waktu pengisian kapiler renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)
Gangguan Perfusi jaringan NOC: Perfusi jaringan adekuat NIC : Perawatan sirkulasi :
b/d perubahan ikatan O2
Membran mukosa merah muda Lakukan penilaian secara komprehensif fungsi sirkulasi
dengan Hb, penurunan
Conjunctiva tidak anemis periper. (cek nadi priper,oedema, kapiler refil, temperatur
konsentrasi Hb dalam
Akral hangat ekstremitas).
darah.
TTV dalam batas norma Kaji nyeri
Inspeksi kulit dan Palpasi anggota badan
Atur posisi pasien, ekstremitas bawah lebih rendah untuk
memperbaiki sirkulasi.
Monitor status cairan intake dan output
Evaluasi nadi, oedema
Berikan therapi antikoagulan
Intoleransi aktivitas b.d NOC : Toleransi terhadap aktivitas NIC : Terapi aktivitas
keletihan/kelemahan,
Klien mampu beraktivitas minimal Kaji kemampuan ps melakukan aktivitas
anemia, retensi produk
Kemampuan aktivitas meningkat Jelaskan pada ps manfaat aktivitas bertahap
sampah dan prosedur
secara bertahap Evaluasi dan motivasi keinginan ps u/ meningktkan
dialysis.
aktivitas
Tetap sertakan oksigen saat aktivitas (NANDA, 2009).
Tidak ada keluhan sesak nafas dan
lelah selama dan setelah aktivits
minimal
Gangguan pertukaran gas NOC : Respiratory Status : Gas NIC : Respiratory Monitoring
b/d spasme bronkus exchange
Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
peningkatan ventilasi dan oksigenasi Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot
yang adekuat tambahan, retraksi otot dan intercostal
bebas dari tanda tanda distress Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
pernafasan hiperventilasi, cheyne stokes
Suara nafas yang bersih, tidak ada Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
sianosis dan dyspneu (mampu ventilasi dan suara tambahan
mengeluarkan sputum, mampu Pantau hasil BGA
bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
Tanda tanda vital dalam rentang
normal
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS
CRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG GERIATRI
A. PENGKAJIAN
Nama pasien (Inisial) : Ny. R
No. RM : C736488
TTL/Usia : Jakarta, 24 November 1953 / 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 20 Maret 2019
Tanggal pengkajian : 25 Maret 2019
Ruang rawat : Geriatri Lantai Dasar
Diagnosa : Cronic Kidney Disease, Diabetes Mellirus Tipe II,
Post Orif femur 1/3 distal dextra
Kesadaran : √ Composmentis
Kondisi umum : √ Baik
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 120 x/menit,
Pernafasan : 28 x/menit
Suhu : 36,7 oC
SpO2 : 98%
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 47 Kg
IMT : 20,8
Riwayat Penyakit:
Pasien pernah jatuh di kamar mandi setelah BAK sekitar bulan Februari,
kemudian pasien di bawa dan di rawat di RS. Terdapat patah tulang femur 1/3
distal dextra dan sudah dioperasi (ORIF) kurang lebih 1 bulan yang lalu.
Keluhan Utama : Pasien mengeluh kakinya bengkak, terasa berat dan susah
digerakan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga pasien mengatakan jahitan bekas opersi terbuka dan terdapat
nanah, kemudian pasien dan keluarga pasien memutuskan untuk membawanya
ke RS untuk diperiksa kemudian dirawat di bangsal geriatric dasar.
Riwayat Penyakit Lain :
Sebelumnya pasien tidak tahu bawa memiliki penyakit lain namun setelah
diperiksa di RS Kariadi pasien diketahui memiliki penyakit Diabetus Melitus
dan Cronic Kidney Disease.
Riwayat Operasi : √ Ya
Kebutuhan Eliminasi
- Frekuensi BAK : ±4x/hari Jumlah : ± 200 cc
- Frekuensi BAB : 1 s/d 2 hari sekali
Warna : kuning kecoklatan Bau : normal Konsistensi : lembek
- Tanggal terakhir BAB : 24 Maret 2019
Kebutuhan Persepsi/Sensori
- Penglihatan : baik
- Pendengaran : baik
- Penciuman : baik
- Pengecapan : baik
- Perabaan : baik
Kebutuhan Komunikasi
- Berbicara : Lancar
- Pembicaraan : koheren
- Disorientasi : Tidak
- Menarik Diri : Tidak
- Apatis : Tidak
Kebutuhan Spiritual
- Kegiatan ibadah yang dilakukan sehari – hari : klien mengatakan kegiatan
ibadah sehari-hari ialah berdoa kepada Tuhan dan dengan mensyukuri setiap
keadaan yang diberikan Tuhan.
- Membutuhkan bantuan dalam menjalankan kegiatan ibadah : Tidak
Kebutuhan Istirahat
- Lama tidur : ± 6-8 jam/24 jam
- Frekuensi : 2 x/hari (siang, malam)
- Penggunaan obat tidur : Tidak.
Alergi : tidak
Skrining Gizi
No Deskripsi Skor A Skor B Skor C
1 Perubahan Berat Badan
Bila pasien/keluarga tidak tahu, tanyakan:
Tidak ada Ada, lambat Ada, Cepat
- Perubahan ukuran pakaian
- Apakah terlihat lebih kurus
2 Asupan makan dan perubahan dalam 2
minggu terakhir Cukup Menurun NGT
Skrining Nyeri
P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan yang lalu, terasa sakit
apabila ditekan dan digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan rasa sakit dapat reda
S : nyeri berada di skala 2
T : hilang timbul
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total
Keterangan :
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko 0 – 24 Intervensi setiap shift
Risiko rendah 25 – 44 Intervensi setiap 4 jam
Risiko tinggi ≥ 45 Intervensi setiap 4 jam
Pemeriksaan Fisik
No Bagian/region Hasil Pemeriksaan
1 Kepala Inspeksi: Rambut berwarna hitam dan
sedikit warna putih, bentuk kepala
mesocephal, kulit kepala bersih,
penyebaran rambut merata
Palpasi : Tidak teraba massa/benjolan,
tidak ada nyeri tekan kulitkKepala
2 Wajah/Muka Inspeksi: Bentuk wajah bulat, warna
kulit wajah merata, tidak ada lesi atau
bengkak pada wajah
2. Laboratoriun
Albumin = 1,9 (Rendah)
Magnesium = 0,43 (Rendah)
Calsium = 1,54 (Rendah)
Natrium = 133
Kalium = 3,6
Ureum = 39
Kreatinin = 1,3
B. ANALISA DATA
No Hari/Tgl Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan TTD
1 25 Maret DS: Kelebihan asupan Kelebihan volume Kelebihan volume cairan Liliana
2019 - Pasien mengatakan cairan cairan (00026) (00026) berhubungan dengan
kakinya bengkak, terasa kelebihan asupan cairan.
berat dan sulit digerakan
- Pasien mengatakan
minum sedikit-sedikit
tapi sering
DO :
- Terdengan suara
tambahan ronkhi basah
kasar
- Nadi 120 x/menit
- RR: 28 x/menit
- Edema ekstremitas
bawah skor pitting
derajat 1
- Balance cairan + 244,
375 cc (dalam 7 jam)
- Asites
2 25 Maret DS : Agen cedera Nyeri akut Nyeri akut berhubungan dengan Liliana
2019 - Pasien mengeluh biologis dan agen agen cedera (00132)
kesakitan saat kaki cedera fisik
kananya digerakan
- Keluarga pasien
mengatakan pasien
dibawa ke RS karena di
bekas jahitan operasi
terdapat nanah
DO :
- Skrining nyeri
P : Post ORIF sudah kurang
lebih sekitar 1 bulan yang
lalu, terasa sakit apabila
ditekan dan digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di
paha bagian kanan dan
rasa sakit dapat reda
S : nyeri berada di skala 2
T : hilang timbul
- Pasien meringis saat
kaki kananya digerakan
- Terdapat nanah di
jahitan operasi
- Memiliki penyakit DM
3. 25 Maret DS: Status nutrisi Kerusakan Kerusakan integritas jaringan Liliana
2019 - Keluarga pasien kurang seimbang integritas jaringan berhubungan dengan status
mengatakan luka jahitan nutrisi kurang seimbang (00044)
bekas operasi terdapat
nanahnya
- Pasien mengatakan sakit
pada bagian jahitan
operasi
- Klien mengatakan takut
menggerakan kakinya
DO:
- Luka jahitan terbuka
- Terdapat nanah
- Memiliki penyakit DM
- Albumin = 1,9
- Klien makan hanya ½
dari porsi yang
diberikan
4. 28 Maret DS: Ancaman pada Ansietas Ansietas berhubungan dengan Liliana
2019 - Klien mengatakan status terkini ancaman pada status terkini
sedikit takut karena (program (program debridement) (00146)
besok mau dioperasi debridement)
DO:
- Klien tampak gelisah
- Wajah terlihat tegang
C. PRIORITAS MASALAH
Dx. Kep Prioritas Pembenaran
Kelebihan volume cairan (00026) HIGH Diagnose ini ditetapkan sebagai high priority dengan pertimbangan sebagai berikut
berhubungan dengan kelebihan asupan
Urgency: klien harus dimonitor intake dan output cairan serta dilakukan pembatasan
cairan.
cairan agar cairan tubuh pasien dalam keadaan seimbang. Keseimbangan cairan pada
tubuh merupakan hal penting yang harus dipertahankan.
Keefektifan klien: tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien yaitu dengan
memonitor intake dan output cairan serta pembatasan cairan.
Kerusakan integritas jaringan MEDIUM Diagnose ini ditetapkan sebagai medium priority dengan pertimbangan sebagai berikut
berhubungan dengan status nutrisi
kurang seimbang (00044)
Urgency : Klien mengalami kerusakan jaringan dan memiliki penyakit DM yang
membuat proses pemulihan jaringan menjadi terhambat
Dampak : jika tidak terselesaikan akan menimbulkan dampak berupa lamanya proses
pemulihan dan pertumbuhan jaringan dan dikhawatirkan akan membuat luka yang
lebih parah
keefektifan klien : tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien yaitu dengan
meningkatkan asupan yang dibutuhkan klien untuk pemulihan dan pertumbuhan
jaringan, memastikan daerah yang terjadi kerusakan jaringan mendapat vaskuklarisasi
yang lancar agar mendapat nutrisi serta mengontrol gula darah dalam nilai normal
Nyeri akut berhubungan dengan agen LOW Diagnose keperawatan ini ditetapkan sebagai low priority dengan pertimbangan:
cedera (00132)
Urgency: nyeri klien berada di skala 2 yang datangnya hilang timbul (saat digerakan)
Dampak : dampak yang ditimbulkan klien jadi jarang beraktivitas dan lebih sering
tiduran karena takut jika nyerinya muncul
Kefektifan intervensi :
D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. R
Ruang Rawat : Geriatri Lt. Dasar
NO Dx Keperawatan Tujuan Kode Intervensi Keperawatan TTD
NIC
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1 Kelebihan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 4170 Manajemen Hipervolemia Liliana
volume cairan tindakan selama 4 x 24 keperawatan selama 3 x 30 1. Monitor status hemodinamika (nadi dan
(00026) jam diharapkan menit diharapkan tidak tekanan darah)
berhubungan malasah kelebihan terdapat kelebihan asypan 2. Monitor pola pernapasan dan
dengan kelebihan volume cairan dapat cairan kriteria hasil: respiratory rate
asupan cairan. teratasi dengan kriteria 3. Monitor suara paru abnormal
1. Klien dan keluarga
hasil : 4. Monitor edema perifer
klien mengetahui
5. Monitor data laboratorium yang
1. Terjadi kebutuhan cairan
menandakan adanya hemokonsentrasi
keseimbangan klien
(natrium, BUN, kreatinin, hematocrit)
volume cairan
2. Klien dan keluarga 6. Monitor intake dan output
2. Edema pada klien mampu 7. Batasi intake cairan
kedua melakukan
ekstremitas pembatasan cairan 8. Instruksikan klien dan keluarga klien
bawah menjadi untuk klien untuk penggunaan catatan intake dan
derajat 0 (tidak output cairan
3. Keseimbangan intake
ada edema) 9. Edukasi klien dan keluarga klien
dan output cairan
mengenai monitor intake dan output
3. Tidak asites
cairan
4. Tidak 10. Tingikan kepala tempat tidur untuk
terdengar suara memperbaiki ventilasi
tambahan
napas Tekanan
darah dalam
batas normal
5. Denyut nadi
dalam batas
normal
6. Respiratory
rate dalam
rentang normal
2 Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 3520 Pressure Ulcer Wound Care Liliana
integritas jaringan tindakan keperawatan keperawatan 3x 30 menit 1. Jaga kulit agar tetap bersih dengan
berhubungan 5x24 jam diharapkan diharapkan klien dapat tindakan ganti balut
dengan status terjadi perbaikan memenuhi nutrisi untuk 2. Observasi luka klien: lokasi, dimensi,
nutrisi kurang integritas jaringan pemuihan integritas jaringan kedalaman luka, jaringan nekrotik,
seimbang (00044) dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil : tanda-tanda infeksi local.
3. Anjurkan pasien untuk mobilitas
1. Kerusakan 1. Klien dapat
4. Berikan ROM pasien
integirtas menghabiskan
5. Monitor akan adanya kerusakan
jaringan tidak makananya.
jaringan yang lebih buruk
bertambah
2. Nilai albumin klien 6. Monitor asupan nutrisi klien
parah
berada di batas 7. Anjurkan klien menghabiskan makanan
2. Tidak terdapat normal 8. Anjurkan klien untuk mengonsumsi
pus/nanah pada makanan tinggi protein
area yang
bermasalah dan 3. Gula darah terkontrol 9. Anjurkan klien untuk menjaga gula
sekitarnya. di nilai normal darah agar tetap normal dengan
membatasi makan makanan manis
3. Jaringan yang
10. Kolaborasi dengan dokter untuk
bermasalah
tindakan debridement
dapat
tervaskularisasi
dan perfusi
jaringan lancar
3. Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 1400 Paint Management Liliana
berhubungan tindakan keperawatan keperawatan 3x 30 menit 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan agen 5x24 jam diharapkan diharapkan agen cedera komprehensif
cedera (00132) masalah nyeri akut biologis tidak bertambah 2. Observasi reaksi non-verbal dari
dapat teratasi dengan parah dengan kriteria hasil : ketidaknyamanan
kriteria hasil: 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri
1. Terdapat perbaikan
4. Ajarkan klien teknik non farmakologi
1. Klien jaringan
(nafas dalam) saat nyeri datang
menyampaikan
penurunan skala 2. Tidak terdapat infeksi
nyeri pada area jaringan yang
2. Klien mampu rusak
mengontrol nyeri
dengan teknik non
farmakologi
ketika timbul
4. Ansietas Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 5820 Anxiety Reduction Liliana
berhubungan tindakan keperawatan keperawatan 2x15 menit 1. Gunakan pendekatan menenangkan
dengan ancaman 1x24 jam diharapkan diharapkan dengan kriteria 2. Dorong pasien untuk mengungkapkan
pada status terkini masalah ansietas klien hasil : parasaan, ketakutan, dan persepsi
(program dapat teratasi dengan 3. Sampaikan kepada klien bahwa
1. Tindakan debridement
debridement) kriteria hasil: tindakan dilakukan oleh dokter yang
terlaksana sesuai tanggal
(00146) profesonal
1. Tanda-tanda tetap dan jam yang sudah
4. Sampaikan kepada klien tindakan
dalam batas normal dijadwalkan
tersebut untuk kebaikan klien, agar
2. Dapat melakukan
klien segera sembuh dan dapat kembali
control cemas
ke rumah untuk berkumpul dengan
keluarga dan melanjutkan aktivitas
normal seperti biasanya sebelum sakit
5. Instruksikan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi yaitu (mendengarkan
sekaligus menyanyikan lagu rohani
atau puji-pujian)
E. IMPLMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. R
Ruang Rawat : Geriatri Lt. Dasar
Tanggal Nomor Catatan Tindakan Keperawatan Evaluasi formatif TTD
/Jam Diagnosa
Keperawatan
25 2 1. Monitor asupan nutrisi klien S: Liliana
Maret (00044) 2. Menganjurkan klien menghabiskan makanan - Klien mengatakan belum dapat
menghabiskan makananya
2019 3. Menganjurkan klien untuk mengonsumsi
- Klien mengatakan makanan dari rumah sakit
makanan tinggi protein keras-keras
18.30 4. Menganjurkan klien untuk menjaga gula darah - Klien mengatakan akan berusaha membatasi
makanan manis
WIB agar tetap normal dengan membatasi makan
O:
makanan manis - Klien hanya menghabiskan sedikit makanan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
25 1 1. Memonitor status hemodinamika (nadi dan S: Liliana
Maret (00026) tekanan darah) - Klien dan keluarga klien mengatakan kakinya
masih bengkak
2019 2. Memonitor pola pernapasan dan respiratory rate
- Keluarga klien menbgatakan minum sudah
3. Memonitor suara paru abnormal sedikit-sedikit tapi masih lumayan sering
O:
20.00 4. Memonitor edema perifer - TD : 100/40
WIB 5. Monitor intake dan output - RR : 26x/menit
- Suhu : 36,70C
- HR : 110x/menit
- Pola pernapasan cepat
- Terdapat suara napas tambahan di paru
sebelah kanan
- Edema kaki derajat 1
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
25 3 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif S: Liliana
Maret (00132) 2. Mengajarkan klien teknik non farmakologi (nafas - Klien mengatakan kakinya sakit kalo
digerakan
2019 dalam) saat nyeri datang
- Klien akan mencoba melakukan teknik napas
20.15 dalam ketika merasakan nyeri
WIB O:
P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan
yang lalu, terasa sakit apabila ditekan dan
digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan
rasa sakit dapat reda
S : nyeri berada di skala 2
T : hilang timbul
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
26 1 1. Memonitor pola pernapasan dan respiratory rate S: Liliana
Maret (00026) 2. Memonitor suara paru abnormal - Klien dan keluarga klien mengatakan kakinya
masih bengkak
2019 3. Memonitor edema perifer
- Klien mengatakan nyaman dalam posisi
15.00 4. Monitor intake dan output semifoler
WIB 5. Tingikan kepala tempat tidur untuk memperbaiki O:
- RR : 30 x/menit
ventilasi
- HR : 110x/menit
- Pola pernapasan cepat
- Terdapat suara napas tambahan di paru
sebelah kanan
- Edema kaki derajat 1
- Infus terpasang masih sekitar 150 ml
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
26 1 1. Mengedukasi klien dan keluarga klien mengenai S : Liliana
Maret (00026) intake dan output cairan - Keluarga klien mengatakan paham dengan
edukasi yang diberikan
2019 2. Mengedukasi klien dan keluarga klien mengenai
- Klien dan keluarga klien mengatakan akan
16.00 kebutuhan cairan pasien melakukan pembatasan cairan
WIB 3. Mengedukasi klien dan keluarga klien untuk O :
-
Memberikan chat catatan intake dan output
memanajemen intake dan output cairan
cairan
4. Mengedukasi klien untuk mencatat intake dan - Klien dan keluarga klien lumayan antusias
output cairan mengikuti edukasi
A : masalah belum teraasi
5. Mengedukasi klien untuk membatasi intake
P : lanjutkan intervensi
cairan
26 2 1. Monitor asupan nutrisi klien S: Liliana
Maret (00044) 2. Memotivasi klien untuk meningkatkan asupan - Klien mengatakan makan hanya mau
menghabiskan ½ porsi dari yang disediakan
2019 makan (tinggi protein)
gizi
18.15 3. Menganjurkan klien untuk menjaga gula darah - Keluarga klien mengatakan sudah mendapat
WIB agar tetap normal dengan membatasi makan obat suntikan seperti pulpen untuk membantu
mengontrol gula darah
makanan manis
O:
-Klien hanya makan dengan menyisakan nasi
½ dari porsi, dan lauk masih tersisa sedikit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
makanan manis
4. Anjurkan pasien untuk mobilitas - Klien mengatakan masih sedikit sakit saat
5. Berikan ROM pasien pemberian ROM
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien
6. Observasi reaksi non-verbal dari
belum begitu aktif menggerakan kakinya, dan
ketidaknyamanan keluarga sudah sering juga memotivasi klien
7. Kurangi faktor presipitasi nyeri dengan agar mau menggerakan kakinya
O:
memegang pada lokasi yang tepat saat pemberian
- Klien hanya makan dengan menyisakan nasi
ROM ½ dari porsi, dan lauk masih tersisa sedikit
8. Melatih control nyeri non farmakologi (napas - Klien minum susu yang disediakan oleh
instalagi gizi
dalam)
- Klien mendapat ROM dan sudah mulai dapat
berani untuk menggerakan kakinya
- Klien tidak menampilkan ekpresi sakit saat
diberikan ROM
- Klien mampu mempraktekan control nyeri
non farmakologi dengan menggunakan terapi
napas dalam
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
28 3 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif S: Klien mengatakan ya masih sedikit sakit Liliana
Maret (00132) 2. Menjemur klien di terik matahari pagi O:
2019
06.30 P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan
WIB yang lalu, terasa sakit apabila ditekan dan
digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan
rasa sakit dapat reda
S : nyeri berada di skala 1
T : hilang timbul
A : maslah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
28 1 2. Monitor intake dan output S: Liliana
Maret (00026) - Keluarga klien mengatakan tidak sempat
menulis pada chart
2019
- Keluarga klien mengatakan minum kemarin
07.30 malam hanya sedikit kurang lebih 30 ml. Tadi
WIB pagi klien minum susu dan habis. Klien juga
minum air putih kira-kira 60 ml
- Klien mengganti popok tadi pagi dan isinya
hampir penuh, juga ada sedikit kotorannya
(feses)
O:
- Input @ 10 jam
Infus: 500 + 150 = 650
Minum: 30 + 200 + 60 = 290
Makan: 50
Total = 990 ml
- Output @ 10 jam
Kencing: 800
IWL: 15 x BB x 10 /24
= 15 x 47 x 10 /24
= 293,75 cc
Total = 1093,75
- Balance Cairan: Intake – Output
= 990 – 1093,75
= - 103,75
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
F. EVALUASI SUMATIF
Nama Klien : Ny. R
Ruang Rawat : Geriatri Lt. Dasar
Tanggal / Diagnose Keperawatan Evaluasi Sumatif Ttd
Jam
25 Maret Kelebihan volume cairan S: Liliana
2019 (00026) berhubungan dengan - Klien dan keluarga klien mengatakan kakinya masih bengkak
- Keluarga klien menbgatakan minum sudah sedikit-sedikit tapi
21.00 kelebihan asupan cairan.
masih lumayan sering
WIB O:
- TD : 100/40
- RR : 26x/menit
- Suhu : 36,70C
- HR : 110x/menit
- Pola pernapasan cepat
- Terdapat suara napas tambahan di paru sebelah kanan
- Edema kaki derajat 1
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Ajarkan klien dan keluarga klien mengenai intake dan output
cairan
2. Ajarkan klien dan keluarga klien mengenai kebutuhan cairan
pasien
3. Ajarkan klien dan keluarga klien untuk memanajemen intake
dan output cairan
4. Anjurkan klien untuk mencatat intake dan output cairan
5. Anjurkan klien untuk membatasi intake cairan
Kerusakan integritas jaringan S: Liliana
berhubungan dengan status - Klien mengatakan belum dapat menghabiskan makananya
- Klien mengatakan makanan dari rumah sakit keras-keras
nutrisi kurang seimbang
- Klien mengatakan akan berusaha membatasi makanan manis
(00044) O:
- Klien hanya menghabiskan sedikit makanan
- Luka belum dapat terobservasi karena tertutup rapi dengan
balutan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Nyeri akut berhubungan S: Liliana
dengan agen cedera (00132) - Klien mengatakan kakinya sakit kalo digerakan
O:
P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan yang lalu, terasa
sakit apabila ditekan dan digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan rasa sakit dapat
reda
S : nyeri berada di skala 2
T : hilang timbul
A : maslah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
26 Maret Kelebihan volume cairan S: Liliana
2019 (00026) berhubungan dengan - Klien dan keluarga klien mengatakan kakinya masih bengkak
- Keluarga klien mengatakan paham dengan edukasi yang
21.00 kelebihan asupan cairan.
diberikan
WIB - Klien dan keluarga klien mengatakan akan melakukan
pembatasan cairan
- Keluarga klien mengatakan minum masih sering namun
sedikit-sedikit. Belum sempat menulis di chart yang diberikan.
O:
- Balance Cairan: = - 80,625
- TD : 140/90
- RR : 32x/menit
- SpO2 : 99%
- Suhu : 36,70C
- HR : 115x/menit
- Pola pernapasan cepat
- Edema derajat 1
- Asites
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kerusakan integritas jaringan S: Liliana
berhubungan dengan status - Klien mengatakan makan hanya mau menghabiskan ½ porsi
dari yang disediakan gizi
nutrisi kurang seimbang
- Keluarga klien mengatakan sudah mendapat obat suntikan
(00044) seperti pulpen untuk membantu mengontrol gula darah
O:
- Klien hanya makan dengan menyisakan nasi ½ dari porsi, dan
lauk masih tersisa sedikit
- Klien masih takut menggerakan kakinya
- Klien mendapat ROM ektremitas bawah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Nyeri akut berhubungan S : klien mengatakan kakinya nyeri saat digerakan Liliana
dengan agen cedera (00132) O:
P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan yang lalu, terasa
sakit apabila ditekan dan digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan rasa sakit dapat
reda
S : nyeri berada di skala 2
T : hilang timbul
- Klien mampu mempraktekan control nyeri non farmakologi
dengan teknik napas dalam
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
28 Kelebihan volume cairan S: Liliana
Maret (00026) berhubungan dengan - Klien dan keluarga klien mengatakan kakinya masih bengkak
selain itu perutnya juga bengkak
2019 kelebihan asupan cairan.
- Keluarga klien mengatakan tidak sempat menulis pada chart
07.30 intake dan output cairan
WIB O:
- Balance Cairan: = - 103,75
- TD : 130/70
- RR : 28x/menit
- SpO2 : 99%
- Suhu : 36,60C
- HR : 110x/menit
- Pola pernapasan cepat
- Edema kedua ektremitas bawah derajat 1, edema pada kaki
kanan sudah berkurang
- Asites
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kerusakan integritas jaringan S: Liliana
berhubungan dengan status - Klien mengatakan makan hanya mau menghabiskan ½ porsi
dari yang disediakan gizi
nutrisi kurang seimbang
- Keluarga klien mengatakan mau minum susu dan habis
(00044) - Keluarga klien mengatakan bahwa klien belum begitu aktif
menggerakan kakinya, dan keluarga sudah sering juga
memotivasi klien agar mau menggerakan kakinya
O:
- Klien hanya makan dengan menyisakan nasi ½ dari porsi, dan
lauk masih tersisa sedikit
- Klien minum susu yang disediakan oleh instalagi gizi
- Klien mendapat ROM dan sudah mulai dapat berani untuk
menggerakan kakinya
-
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Nyeri akut berhubungan S: Klien mengatakan ya masih sedikit sakit Liliana
dengan agen cedera (00132) O:
P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan yang lalu, terasa
sakit apabila ditekan dan digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan rasa sakit dapat
reda
S : nyeri berada di skala 1
T : hilang timbul
- Klien tidak menampilkan ekpresi sakit saat diberikan ROM
- Klien mampu mempraktekan control nyeri non farmakologi
dengan menggunakan terapi napas dalam
A : maslah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
29 Kelebihan volume cairan S: Liliana
Maret (00026) berhubungan dengan - Klien dan keluarga klien mengatakan akan mencoba lebih
telaten lagi untuk memanajemen intake dan output cairan saat
2019 kelebihan asupan cairan.
pulang ke rumah
21.00 O:
WIB - TD : 120/70
- RR : 25x/menit
- SpO2 : 99%
- HR : 105x/menit
- Pola pernapasan cepat
- Edema ekstremitas kanan bawah derajat 1
- Asites
- Hasil foto rongen menunjukan efusi pleura pada paru kanan
- Temperatur: 370C (normal)
- FiO2: 32 %
- pH: 7,429 (normal)
- pCO2: 24,2 mmHg (rendah)
- pO2: 133,5 mmHg (tinggi)
- HCO3- : 16,1 mmol/L (rendah)
- TCO2 : 16,9 mmol/L
- BE: -5,9 mmol/L (rendah)
- Asidosis metabolic terkompensasi / alkalosis respiratorik
terkompensasi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (sediakan discharge planning)
Kerusakan integritas jaringan S: Liliana
berhubungan dengan status - Klien mengatakan akan berusaha menjaga pola makan yang
baik dan makan makanan yang sehat
nutrisi kurang seimbang
- Keluarga klien mengatakan bersedia mensupport untuk
(00044) kesembuhan sang ibu
- Keluarga klien mengatakan sebenarnya ibu sudah mulai berani
duduk, kalau pas dimandikan ibu duduk sambil memegang besi
disamping kasur, kalo dari bangunnya ke duduk masih dibantu.
Tapi itu sudah kemajuan
O:
- Klien dan keluarga klien tampak antusias sat berdiskusi
- Keluarga klien dapat mempraktekan ROM yang telah diajarkan
- Albumin 2,6 g/dL (rendah) namun sudah ada peningkatan
dibanding pemeriksaan sebelumnya
- Magnesium 0,53 mmol/L (tinggi)
- Calcium 1,6 mmol/L (normal)
- GDS: 191
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (sediakan discharge planning)
Nyeri akut berhubungan S: Liliana
dengan agen cedera (00132) - Keluarga klien mengatakan biasanya ibu minta dielus elus
sama sedikit beri pijatan di kaki kananya katanya biar lemes,
rasanya biar lebih enak
- Klien mengatakan iya mbak atas edukasi yang diberi
O:
- Klien sudah teredukasi untuk cara mengurangi nyeri
P : Post ORIF sudah kurang lebih sekitar 1 bulan yang lalu, terasa
sakit apabila ditekan dan digerakan
Q : nyerinya tajam
R : lokasi nyeri berada di paha bagian kanan dan rasa sakit dapat
reda
S : nyeri berada di skala 1
T : hilang timbul
A : maslah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (sediakan discharge planning)
Ansietas berhubungan dengan S : klien mengatakan masih sedikit takut, tapi percaya bahwa ini untuk Liliana
ancaman pada status terkini kebaikan
O:
(program debridement) (00146)
- Klien tampak berbaring santai di tempat tidur dan tidak tampak
wajah yang cemas
- Klien sudah teredukasi cara untuk mengatasi cemas
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi (sediakan discharge planning)
PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP
Nama Pasien: Ny. R No. RM : C736488
Tgl Lahir/ Umur: Jakarta, 24 Ruang rawat: Geriatri Lantai Dasar
November 1953 / 65 tahun Kelas Rawat: kelas 3
Jenis Kelamin: perempaun
No Register: 10070044
Tanggal masuk: 20 Maret 2019
Semarang, 29 Maret 2019 jam 08.00 Semarang, 29 Maret 2019 jam 08.00
Nama
Tanggal
Tindak Lanjut Perencanaan dan Perubahan Terang &
& Jam
TTD
29 Maret - Lakukan manajemen intake dan output cairan Liliana
2019 - Lakukan pembatasan cairan
- Pertahankan tekanan darah pada batas normal (berkisar antara
Jam
120/80 mmHg) dengan cara mengonsumsi makan makanan yang
08.00
sehat, menghindari makanan berkolesterol seperti makanan
WIB
berminyak, bersantan, jerohan, daging kambing; hindari konsumsi
garam yang berlebih; dan juga menghindari kopi
- Tingkatkan asupan makanan tinggi protein
- Kurangi mengonsumsi gula dan makanan tinggi glukosa
- Control gula darah dalam batas normal (80-160 gula darah sewaktu)
- Gunakan insulin sesuai dosis dan waktu yang diresepkan oleh dokter
untuk mengontrol gula darah
- Lakukan mobilisasi dini, latihan menggerakan kaki hingga berjalan
step by step
- Lakukan/berikan ROM kepada klien dirumah
- Jaga kebersihan luka, Observasi luka, jika memerlukan bawa ke
rumah perawatan luka
- Lakukan manajemen nyeri non farmakologi (tanpa obat misalnya
pijat, mencium wangi-wangian, teknik napas dalam)
- Gunakan alat bantu jalan jika perlu seperi kaki empat atau tongkat
kaki tiga
- Menjaga pola hidup sehat seperti berolah raga (peregangan, berjalan,
senam lansia, senam kaki diabetes ataupun berenang) setelah kondisi
mulai pulih
- Kenali tanda tanda keabnormalan gula darah (seperti badan terasa
gemetar, dan menurunya atau hilangnya kesadaran)
- Lakukan control kesehatan dan aktif berkonsultasi setiap bulanya ke
puskesmas / dokter praktek / poli rumah sakit