BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang
menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang
sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh
yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan
jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang
keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan
dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan
jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan
kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan
membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ
limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan
sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang
dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki
sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan
penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ
limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa,
nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara
materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari
dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan
Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah
tentang “Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh” yang akan membahas masalah
tentang sistem limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti
limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini untuk pembaca supaya mengetahui sistem
1. Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas manusia dan dapat
4. Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang berhubungan untuk
memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan dapat memberikan asuhan
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar
dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan
oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam
sistem sirkulasi. Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil.
Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat
besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya
digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe dalam
salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe
Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus
gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis pertahanan
1. Pembuluh limfa
1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung protein
plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe mengangkut
protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga
membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak,
kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang
bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda.
Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut
dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum,
memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu
membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan
didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka
berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul
2. Pembuluh Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran
limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler
limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Pembuluh
limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem
peradaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka.
Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan lengan
kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa
kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster.Pembuluh limfa bermuara dipembuluh
vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang
bermuara dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup
sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe yang terkecil
atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.
Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai
rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus,
disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau
seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan
dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat
didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai
pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah
kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar,
jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot
dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan
diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih
atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil
daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini
dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan batang
saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili
didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax
menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar
disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus
torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang
menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan ialah saluran yang jauh
lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan
dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah
kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf
pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan
kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau
lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.
Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan tonsil.
a. Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari
sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah akan
menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami
pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis
limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam
berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah nodus biasanya 8-
10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki berbagai ukuran yaitu
sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang paling besar berukuran sebesar
almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebuthilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan
otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari
sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar
dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung
menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil
daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini
dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga
masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-
torax, abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang
yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus limfe. Materi
yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang berisi mikroba yang
dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta partikel yang dihirup. Materi
organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik
yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis. Sebagian partikel ini
tetap di dalam makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.
2. Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi yang dihasilkan
oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke nodus.
c. Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua yang
terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh
dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.
Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk isi
limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut
otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa
manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam.
darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain
yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah
langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan
lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya
kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena
ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
1. Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe, limpa
tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar penyakit yang
2. Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus simpatik dapat
3. Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen, missal
pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan pembesaran
limpa (splenomegali).
4. Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting. Selain itu,
limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat dibutuhkan.
d. Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus berada
dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga dasar leher.
Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya
akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus
sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda
dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T.
Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi
e. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan
limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat persediaan
limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada didalam sela-sela
tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan
dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir). Di
beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus
berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan
akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga
berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh
Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga
kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum
tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil).
Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang
berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons
spesifik.
Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia terhadap agen infeksi dan
tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut tidak memiliki memori
terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik ini merupakan lini
pertama pertahanan umum untuk mencegah masuknya dan meminimalisasi jalan masuk
Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah mencegahnya
masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis pertahanan tubuh agar terhindar
dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi
Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi
karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan
bakteri atau virus masuk kedalam tubuh. Akan tetapi, kalenjar yang terdapat dikulit akan
mensekresikan asam lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju
bakteri. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh
mikroba. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan
lendir akan menjerat mikroba tersebut. Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan
memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran
pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.
Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa adalah sebagai berikut :
1. Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri. Minyak (sebum) pada kulit mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.
2. Mukosa lambung mengandung larutan HCL dan enzim untuk membunuh mikroorganisme
4. Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk kesaluran pencernaan
Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air mata
mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah (lisis). Asam
didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi
alami lainnya, adalah ASI yang mengandung laktoperoksidase dan cairan sperma yang
mengandung spermin.
Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit, saluran pencernaan, dan
bakteri patogen karena bakteri patogen berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih
dulu.
Meliputi :
1) Fagositosis
Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan menghancurkan
mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan
bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk
membunuh bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara
lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil. Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari
monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Monosit, neutrofil dan eosinofil yang
dihasilkan disumsum merah bersifat fagositik dan masuk kejaringan yang terinfeksi.
Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh
Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan menghasilkan sinyal
kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil. Neutrofil mendatangi sel-sel yang rusak ini dan
masuk kejaringan yang terinfeksi. Caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah
dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan keluar menelan dan menghancurkan
mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit 5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan
tugasnya melawan antigen, monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit
merupakan sel yang belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah
monosit meninggalkan darah dan masuk kejaringan, monosit akan membesar dan
memfagosit 100 bakteri dengan cara menempel kebakteri dengan kaki pseudopodiumnya
kemudian merusaknya.
Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel pertahanan
yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus
sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini
membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskannya senyawa kimia
3) Protein antimikroba
memproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein komplemen.
Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus untuk
melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-sel
yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari
limfosit T dan fungsinya adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan
dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan
antigen dan antibodi. Terdapat lebih dari 20 jenis protein komplemen. Protein in dibentuk
dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu terbentuknya protein
reaksi berantai.
Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara, antara lain
sebagai berikut :
4) Respons inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol disekitar
daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka meningkat. Inflamasi
dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya seperti serotonin, platelet,
dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan,
serta menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses
penyembuhan.
pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga bergerak dari jaringan
yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat permeabilitasnya sehingga fagosit dapat
keluar dari pembuluh kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan
melepas senyawa kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang
terinfeksi.
Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang berasal dari
pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan disekeliling daerah yang
terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan juga
mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang telah mati karena
menelan bakteri. Nanah dapat diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri atau
mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga
untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi
seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan
dua jenis limfosit. Kedua limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran
darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional
berbeda. Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah
menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa
akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah menjadi limfosit
T atau sel T.
1. Limfosit B ( sel B )
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas berada
dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit darah adalah sel
B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang akan menghasilkan
dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap kali harus direspons
tubuh. Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk
a) Sel plasma
Sel ini menyekresikan antibodi kedarah. Antibodi dibawa oleh jaringan, sementara sel B
sendiri tetap berada dijaringan limfoid. Hidup sel plasma tidak lama dari 1 hari dan
menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk antigen tertentu saja yang
awalnya berikatan dengan limfosit B. antibodi bekerja dengan antigen, menamakan antigen
sebagai target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T sitotoksik dan makrofag), berikatan
1. IgA
Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah antigen menembus
2. IgD
Dibuat oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan fungsinya mengakitfkan sel B.
3. IgE
Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan jika berikatan dengan antigen
akan mengaktifkan respons imun. Antibodi ini sering ditemukan saat alergi. Fungsinya
4. IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. Antibodi ini menyerang
banyak patogen dan menembus plasenta untuk melindungi janin. Fungsinya mengaktifkan
5. IgM
Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan aktivator komplemen
yang kuat. Fungsinya sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta merangsang
b) Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat pertama kali
terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan antigen yang sama
2. Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah. Sel T normal
sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T
menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada
permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-
spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun
juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag
membawa sebagian sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak
membentuk antibodi. Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a. Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan imunitas
diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen yang sama lainnya.
b. Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel yang
terinfeksi virus. Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein virus yang
tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara menyekresikan suatu protein yang
c. Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak akan
bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper untuk membentuk
antibodi. Sel ini juga menghasilkan lymphokinase yang akan menggerakkan sel-sel kekebalan
d. Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek yang kuat dan
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.
Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman penyakit yang
masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Bila penyakit yang
sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan
tidak terserang penyakit. Contoh : orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari
penyakit cacar.
Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin dapat berupa racun
pemberian vaksinasi tubuh dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit
vaksin polio diberikan pada anak agar anak tersebut kebal terhadap virus polio karena telah
memiliki antibodi.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi melalui
plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam dan jumlah zat
antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.
pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku karena takut menderita
Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun manusia,
sebagai berikut :
1. AIDS
penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang terinfeksi
membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap selama bertahun-tahun
dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya penderita AIDS akan meninggal jika
terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem
kekebalan tubuh.
2. Autoimunitas
Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan tubuh manusia menyerang
3. Alergi
Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan antigen IgE
mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora. Respons terhadap alergi dapat
terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar keseluruh tubuh. Respons alergi dapat
dihindari dengan perlakuan tertentu dengan cara memberikan dosis kecil antigen sehingga
A. Simpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat
makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbsi lemak, dan salah
satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran
Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh
kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah,
kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh,
sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar
tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme
pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem limfatik dan sistem
pertahanan tubuh manusia lebih mendalam dan bisa diterapkan kedunia kesehatan khususnya
dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.