Anda di halaman 1dari 25

makalah fisiologi ttg sistem limfatik dan imunitas manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ditubuh manusia terjadi peperangan setiap waktu karena musuh-musuh yang datang

menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang

sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh

yang berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan

jaringan limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi

mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang

keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian

dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan

dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan

jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan

kembali ke kapiler limfe diujung vena dan sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan

membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ

limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan

sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi

di usus halus dan imunitas. (Nurachmah, 2011 ).

Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang

dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki

sistem pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan

penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ

limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa,
nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara

materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari

dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan

respons spesifik. (Pratiwi, dkk, 2007).

Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah

tentang “Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh” yang akan membahas masalah

tentang sistem limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti

limpa dan kalenjar timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang

belakang ) dan sistem pertahanan tubuh manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem limfatik manusia ?

2. Terdiri dari apa saja sistem limfatik manusia ?

3. Bagaimana fisiologi pembuluh limfa pada sistem limfatik manusia ?

4. Bagaimana fisiologi organ limfa pada sistem limfatik manusia ?

5. Apa yang dimaksud dengan sistem imunitas manusia ?

6. Bagaimana fisiologi sistem kekebalan bawaan manusia ?

7. Bagaimana fisiologi sistem kekebalan adaptif manusia ?

8. Apa saja macam-macam sistem imunitas manusia ?

9. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem imunitas manusia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan umum penulisan makalah ini untuk pembaca supaya mengetahui sistem

limfatik manusia dan sistem pertahanan tubuh manusia.


Sedangkan tujuan khususnya untuk perawat khususnya adalah :

1. Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas manusia dan dapat

diterapkan dalam dunia keperawatan.

2. Untuk lebih mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia.

3. Untuk mengetahui fisiologi sistem imunitas manusia.

4. Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang berhubungan untuk

memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan dapat memberikan asuhan

keperawatan untuk mencegah dari penyakit.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Limfatik Manusia

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa

atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar

dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan

oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam

sistem sirkulasi. Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah

meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena.

Susunan limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang labih kecil.

Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu sangat

besar didalam saluran limfe. Didalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam salurannya

digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe dalam
salurannya digerakkan oleh kontraksi otot disekitarnya dan dalam beberapa saluran limfe

yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.

Sistem limfatik ini berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari traktus

gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbs lemak, dan salah satu mekanis pertahanan

tubuh terhadap infeksi. (Syaifuddin, 2009).

Sistem limfatik manusia terdiri dari dua bagian penting yaitu :

1. Pembuluh limfa

2. Jaringan dan organ limfa

B. Fisiologi Sistem Limfatik Manusia

Sistem limfatik manusia terdiri atas :

1. Saluran Limfe

Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung protein

plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe mengangkut

protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga

membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak,

kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang

bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda.

Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut

dengan kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum,

memran serosa bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu

membawa saluran limfe dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan
didalamnya terdapat banyak lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka

berhubungan dengan pembuluh limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul

dalam ruang serosa.

2. Pembuluh Limfe

Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran

limfa adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler

limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Pembuluh

limfa akan terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem

peradaran darah. Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka.

Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang

berbentuk bulatan kecil.

Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan lengan

kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa

kanan disebut juga dengan duktus limfatikus dekster.Pembuluh limfa bermuara dipembuluh

vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang

bermuara dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut

dengan duktus toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.

Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup

sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe yang terkecil

atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.

Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai

rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus,

disebut lakteal dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau

seperti kacang dan terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan
dijumpai ditempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat

didalam leher, axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai

pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah

kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar,

jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot

dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Runagan

diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih

atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan

menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil

daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini

dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga

masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.

Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan batang

saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili

didepan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax

menyimpang kesebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar

disebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus

torasikus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang

menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan. Duktus limfe kanan ialah saluran yang jauh

lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan

dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam vena yang berada disebelah bawah

kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf

pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan
kelenjar dapat meradang, yang tampak pada pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau

lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki terkena infeksi.

Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah

2. Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah

3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah

4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme

5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi

C. Organ-Organ dan Jaringan Sistem Limfatik

Organ-organ limfoid mencakup sumsum merah, nodus limfa, limpa, timus dan tonsil.

Organ limfoid ini berperan untuk mengumpulkan dan menghancurkan mikroorganisme

penginfeksi lain di dalam jaringan limfoid.

Organ limfoid yaitu :

a. Sumsum merah

Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari

sumsum merah, sel-sel limfosit masih identik. Perkembangan selanjutnya apakah akan

menjadi sel B atau sel T tergantung pada tempat pematangannya. Sel B mengalami

pematangan disumsum merah, sedangkan sel T mengalami pematangan ditimus. Kedua jenis

limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam

limpa, nodus limfa dan jaringan limfatik.

b. Nodus Limfa (kalenjar limfa)


Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak sering

berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui sejumlah nodus biasanya 8-

10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus ini memiliki berbagai ukuran yaitu

sebagian berukuran kecil seperti kepala peniti dan yang paling besar berukuran sebesar

almond.

Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.

Pinggiran yang cekung disebuthilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan

otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari

sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar

dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung

banyak sel darah putih atau limfosit.

Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang cembung dan

menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil

daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini

dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga

masuk dan keluar kelenjar melalui hilum. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-

tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila,

torax, abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat longgar yang

membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung ruang-ruang (sinus)

yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan

memakan bakteri dan mikroorganisme.


Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :

1. Filtrasi dan fagositosis

Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus limfe. Materi

yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang berisi mikroba yang

dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta partikel yang dihirup. Materi

organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag dan antibodi. Sebagian partikel anorganik

yang diinhalasi tidak dapat dihancurkan di nodus limfe oleh fagositosis. Sebagian partikel ini

tetap di dalam makrofag dan tidak menyebabkan sel terbunuh atau rusak.

2. Proliferasi limfosit

Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi yang dihasilkan

oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke nodus.

c. Limpa

Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua yang

terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh

dan sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma.

Limfa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.

Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk isi

limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa

dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut

otot halus. Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa
manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam

jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.

Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam.

Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa sehingga

darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain

yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah

langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan

lagi dalam sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya

kedalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena

ini membawa darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.

Adapun fungsi limpa, yaitu :

1. Fagositosis

Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe, limpa

tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar penyakit yang

disebarkan oleh limfe.

2. Cadangan darah

Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus simpatik dapat

dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada pendarahan.

3. Respons imun

Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen, missal

pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan pembesaran

limpa (splenomegali).

4. Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting. Selain itu,

limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat dibutuhkan.

d. Timus

Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus berada

dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga dasar leher.

Berat kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya

akan mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus

sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda

dengan organ limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T.

Selain itu juga, karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi

antigen secara langsung.

e. Tonsil

Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan

limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat persediaan

limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada didalam sela-sela

tonsil.

Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan

dalam kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir). Di

beberapa tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus

berhubungan dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan

akhirnya sampai di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga

berfungsi untuk melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena

itu antigen dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.


D. Fungsi Sistem Limfatik Manusia

Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah sebagai berikut :

1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah.

2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.

3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe

yang melaksanakan fungsi ini adalah saluran lakteal.

4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan

penyebaran organisme itu dari tempat masuknya

5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh

terhadap kelanjutan infeksi.

E. Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Manusia

Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga

kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum

tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil).

Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang

berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons

spesifik.

1. Mekanisme Pertahanan Tubuh Non-Spesifik

Respons non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia terhadap agen infeksi dan

tidak dipengaruhi oleh infeksi sebelumnya. Artinya, respons tersebut tidak memiliki memori

terhadap infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik ini merupakan lini

pertama pertahanan umum untuk mencegah masuknya dan meminimalisasi jalan masuk

mikroba dan antigen yang masuk kedalam tubuh manusia.

Terdapat 2 mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik yang utama, yaitu :

a. Pertahanan tubuh lapis pertama

Langkah terbaik yang harus dilakukan untuk melawan mikroba adalah mencegahnya

masuk kedalam tubuh. Untuk itu, dibutuhkan beberapa lapis pertahanan tubuh agar terhindar

dari serangan mikroba tersebut. Pertahanan lapis pertama yang berfungsi melawan infeksi

terdapat pada permukaan tubuh, meliputi :

1) Kulit dan Membran Mukosa

Kulit merupakan bagian pertahanan tubuh yang paling awal terhadap agen infeksi

karena kulit langsung terpapar terhadap lingkungan. Sebuah luka kecil dapat menyebabkan

bakteri atau virus masuk kedalam tubuh. Akan tetapi, kalenjar yang terdapat dikulit akan

mensekresikan asam lemak dan keringat yang mengandung garam sehingga menghambat laju

bakteri. Selama kulit tidak rusak, epitelium yang berlapis keratin ini sulit ditembus oleh

mikroba. Apabila mikroba dapat menembus kulit, membran mukosa yang menghasilkan

lendir akan menjerat mikroba tersebut. Saluran pernapasan yang menyekresi lendir akan
memerangkap bakteri. Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk kedalam saluran

pernapasan secara refleks kita akan merespons dengan batuk atau bersin.

Perlindungan yang dihasilkan kulit dan membrane mukosa adalah sebagai berikut :

1. Hasil sekresi kulit cenderung bersifat asam (pH 3-5), sehingga menghambat pertumbuhan

bakteri. Minyak (sebum) pada kulit mengandung zat kimia yang beracun bagi bakteri.

2. Mukosa lambung mengandung larutan HCL dan enzim untuk membunuh mikroorganisme

3. Ludah dan airmata mengandung lisozim yaitu enzim penghancur bakteri.

4. Lendir yang lengket akan memerangkap mikroorganisme yang masuk kesaluran pencernaan

dan saluran pernapasan. (Marieb, 2004).

2) Sekresi Alami dan Bakteri Alami

Sekresi alami dari tubuh banyak mengandung bakterisida. Air liur dan air mata

mengandung lisozim yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri menjadi pecah (lisis). Asam

didalam lambung dapat membunuh banyak bakteri yang masuk melalui makanan. Sekresi

alami lainnya, adalah ASI yang mengandung laktoperoksidase dan cairan sperma yang

mengandung spermin.

Sedangkan bakteri alami bersifat nonpatogen terdapat pada kulit, saluran pencernaan, dan

saluran kelamin perempuan. Keberadaan bakteri alami dapat menghambat pertumbuhan

bakteri patogen karena bakteri patogen berusaha memasuki tubuh harus bersaing terlebih

dulu.

b. Pertahanan tubuh lapis kedua

Meliputi :

1) Fagositosis

Fagosit adalah sel darah putih yang memiliki kemampuan menelan dan menghancurkan

mikroba dan material asing yang masuk kedalam tubuh. Dalam hal ini, fagosit akan menelan
bakteri atau mikroba ke dalam vakuolanya, kemudian mengeluarkan enzim tertentu untuk

membunuh bakteri tersebut. Fagosit dihasilkan oleh susmsum tulang. Contoh fagosit antara

lain makrofag, neutrofil, dan eosinofil. Makrofag, neutrofil dan eosinofil berasal dari

monosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Monosit, neutrofil dan eosinofil yang

dihasilkan disumsum merah bersifat fagositik dan masuk kejaringan yang terinfeksi.

Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting dalam pertahanan tubuh

melawan cacing parasit.

Mekanisme fagositosis adalah sel yang rusak oleh mikroba akan menghasilkan sinyal

kimiawi yang berfungsi memanggil neutrofil. Neutrofil mendatangi sel-sel yang rusak ini dan

masuk kejaringan yang terinfeksi. Caranya, neutrofil akan keluar dari pembuluh darah

dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan keluar menelan dan menghancurkan

mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu memfagosit 5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan

tugasnya melawan antigen, monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit

merupakan sel yang belum masak dan kurang bersifat fagosit. Dalam waktu 12 jam setelah

monosit meninggalkan darah dan masuk kejaringan, monosit akan membesar dan

menghasilkan banyak lisosom. Lisosom berkembang menjadi makrofag. Makrofag akan

menggantikan fungsi neutrofil dalam pertempuran melawan antigen. Makrofag mampu

memfagosit 100 bakteri dengan cara menempel kebakteri dengan kaki pseudopodiumnya

kemudian merusaknya.

2) Sel Natural Killer (Sel NK)

Sel NK berjaga disistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel pertahanan

yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel-sel tubuh yang terinfeksi virus

sebelum diaktifkannya sistem kekebalan adaptif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini
membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskannya senyawa kimia

yang disebut perforin.

3) Protein antimikroba

Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan

mikroorganisme secara langsung atau dengan menghalangi kemampuannya untuk

memproduksi. Protein antimikroba yang penting adalah interferon dan protein komplemen.

Interferon adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang terinfeksi virus untuk

melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat perbanyakan sel-sel

yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel. Interferon dihasilkan dari

limfosit T dan fungsinya adalah mencegah replikasi virus didalam sel yang terinfeksi dan

penyebaran virus kesel yang sehat.

Sedangkan protein komplemen sekelompok plasma protein yang bersirkulasi didarah

dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan

antigen dan antibodi. Terdapat lebih dari 20 jenis protein komplemen. Protein in dibentuk

dihati. Ketika terjadi infeksi, antibodi terbentuk dan memicu terbentuknya protein

komplemen akan memicu terbentuknya protein komplemen lainnya sehingga membentuk

reaksi berantai.

Protein komplemen membantu pertahanan lapis kedua dengan beberapa cara, antara lain

sebagai berikut :

1. Menempel pada mikroba sehingga fagosit lebih mudah mengenalinya

2. Merangsang fagosit untuk lebih aktif

3. Memicu fagosit menuju lokasi terjadinya infeksi


4. Menghancurkan membran mikroba yang menyerang

5. Berperan dalam kekebalan yang diperoleh

4) Respons inflamasi

Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol disekitar

daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka meningkat. Inflamasi

dikontrol oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya seperti serotonin, platelet,

dan basofil. Tujuan respons inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan,

serta menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses

penyembuhan.

Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas jaringan

pembuluh. Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga bergerak dari jaringan

yang terdekat. Dinding kapiler semakin meningkat permeabilitasnya sehingga fagosit dapat

keluar dari pembuluh kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan

melepas senyawa kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang

terinfeksi.

Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang berasal dari

pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan disekeliling daerah yang

terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan juga
mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang telah mati karena

menelan bakteri. Nanah dapat diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan

jaringan dan tanda-tanda inflamasi menghilang.

2. Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik

Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri atau

mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga

untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi

khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas). Imunitas spesifik yang diperoleh

seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan

dua jenis limfosit. Kedua limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran

darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional

berbeda. Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah

menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa

akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah menjadi limfosit

T atau sel T.

Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu :

1. Limfosit B ( sel B )

Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas berada

dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit darah adalah sel

B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang akan menghasilkan

antibodi bila terangsang karena invasi antigen.


Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin adalah protein yang

dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap kali harus direspons

tubuh. Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk

menahan serangan besar dari bakteri.

Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu :

a) Sel plasma

Sel ini menyekresikan antibodi kedarah. Antibodi dibawa oleh jaringan, sementara sel B

sendiri tetap berada dijaringan limfoid. Hidup sel plasma tidak lama dari 1 hari dan

menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk antigen tertentu saja yang

awalnya berikatan dengan limfosit B. antibodi bekerja dengan antigen, menamakan antigen

sebagai target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T sitotoksik dan makrofag), berikatan

dengan toksin bakteri, menetralkannya,dan mengaktifkan komplemen.

Terdapat lima jenis antibodi, yaitu :

1. IgA

Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah antigen menembus

membrane epithelium serta menyerang jaringan yang paling dalam.

2. IgD

Dibuat oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan fungsinya mengakitfkan sel B.

3. IgE

Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan jika berikatan dengan antigen

akan mengaktifkan respons imun. Antibodi ini sering ditemukan saat alergi. Fungsinya

proteksi terhadap serangan parasit.

4. IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. Antibodi ini menyerang

banyak patogen dan menembus plasenta untuk melindungi janin. Fungsinya mengaktifkan

protein komplemen dan makrofag.

5. IgM

Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan aktivator komplemen

yang kuat. Fungsinya sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta merangsang

fagositosis mikrob oleh makrofag.

b) Sel B memori

Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat pertama kali

terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan antigen yang sama

berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi antibodi.

2. Limfosit T ( sel T )

Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah. Sel T normal

sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T

menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada

permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-

spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun

juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag
membawa sebagian sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak

membentuk antibodi. Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :

a. Sel T memori

Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan imunitas

diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen yang sama lainnya.

b. Sel T sitotoksik

Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel yang

terinfeksi virus. Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein virus yang

tertinggal diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara menyekresikan suatu protein yang

mampu melubangi membran sel sehingga sel tersebut bocor.

c. Sel T helper

Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak akan

bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper untuk membentuk

antibodi. Sel ini juga menghasilkan lymphokinase yang akan menggerakkan sel-sel kekebalan

agar berpartisipasi dan aktif dalam proses kekebalan.

d. Sel T supresor

Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek yang kuat dan

berpotensi membahayakan respons imun.

E. Macam-macam Kekebalan Tubuh Manusia

Dilihat dari segi imunologis, kekebalan tubuh dibagi dua, yaitu :

1. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan antigen.

Kekebalan aktif dibagi dua, yaitu :


a. Kekebalan aktif alami

Kekebalan yang didapatkan setelah sembuh dari sakit. Mekanismenya, kuman penyakit yang

masuk kedalam tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Bila penyakit yang

sama menyerang kembali, tubuh telah memiliki antibodi sehingga tubuh menjadi kebal dan

tidak terserang penyakit. Contoh : orang kebal terhadap cacar setelah sembuh dari

penyakit cacar.

b. Kekebalan aktif buatan

Kekebalan ini diperoleh setelah orang mendapatkan vaksinasi. Vaksin dapat berupa racun

bakteri, mikroorganisme yang dilemahkan, atau mikroorganisme yang mati. Dengan

pemberian vaksinasi tubuh dirangsang untuk menghasilkan antibodi sehingga bila penyakit

sesungguhnya menyerang, tubuh telah memiliki antibodi untuk melawannya. Misalnya,

vaksin polio diberikan pada anak agar anak tersebut kebal terhadap virus polio karena telah

memiliki antibodi.

2. Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu

keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :

a. Kekebalan pasif alami

Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi melalui

plasenta pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam dan jumlah zat

antibodi yang didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.

b. Kekebalan pasif buatan


Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan maupun

pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku karena takut menderita

tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan.

F. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Imunitas Manusia

Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun manusia,

sebagai berikut :

1. AIDS

penyakit ini dikarenakan defisiensi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang terinfeksi

membentuk virus baru dalam jangka waktu yang lama. HIV menetap selama bertahun-tahun

dan menyerang sistem imun perlahan-lahan. Biasanya penderita AIDS akan meninggal jika

terjadi komplikasi berbagai infeksi dalam tubuhnya akibat tidak berfungsinya sistem

kekebalan tubuh.

2. Autoimunitas

Autoimunitas adalah suatu kelainan dimana sistem kekebalan tubuh manusia menyerang

jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit Addison kalenjar adrenal,toroiditis, anemia

pernisisus dan lupus.

3. Alergi

Sel matosit dan sel basofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan antigen IgE

mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari, dan spora. Respons terhadap alergi dapat

terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar keseluruh tubuh. Respons alergi dapat

dihindari dengan perlakuan tertentu dengan cara memberikan dosis kecil antigen sehingga

hanya sedikit antibodi IgE yang dihasilkan.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan

limfa atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat

makanan dari traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbsi lemak, dan salah

satu mekanis pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran

limfe, pembuluh limfe dan organ limfe.

Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh

kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah,

kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh,

sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar

tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme

pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses

pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem limfatik dan sistem

pertahanan tubuh manusia lebih mendalam dan bisa diterapkan kedunia kesehatan khususnya

dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.

Hendra T. 2008. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.

Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan


Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika
Pratiwi, Dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas XI. Jakarta :
Erlangga.
Sujaidi, Dkk. 2007. Biologi Sains dalam
Kehidupan. Surabaya : Yudhistira.
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia, edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai