Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Fluoroskopi ........................................................................................................ 3
2.1.1 Sejarah Fluoroscopy ................................................................................. 3
2.1.2 Pengertian Fluoroscopy ............................................................................ 4
2.1.3 Bagian fluoroskopi .................................................................................... 5
2.1.4 Jenis Fluoroskopi ...................................................................................... 6
2.2 Prinsip Kerja......................................................................................................... 7
2.3 Desain Ruangan Fluoroskopi ........................................................................... 8
2.4 Data tabel dinding ruangan Fluoroskopi ........................................................ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
tempatkan pada ruangan khusus yang sudah di perhitungkan keamanannya supaya
paparan radiasi tersebut tidak menyebar keluar.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tentang fluoroskopi dan bahaya
radiasi yang dipancarkan, maka penulis menyusun makalah dengan judul
“RUANGAN FLUOROSKOPI” untuk menambah wawasan pembaca tentang
bagaimana desain ruangan fluoroskopi yang benar supaya tidak menimbulkan
bahaya dari radiasi yang dipancarkannya..
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Fluoroskopi
2.1.1 Sejarah Fluoroscopy
Awal fluoroskopi dapat ditelusuri kembali ke 8 November 1895 ketika
Wilhelm Röntgen melihat barium platinosianida layar fluorescing akibat terkena
apa yang ia kemudian akan memanggil x-ray . Dalam beberapa bulan dari
penemuan ini, para fluoroscopes pertama diciptakan. Fluoroscopy awalnyal
hanyalah saluran karton, terbuka pada ujung sempit untuk mata pengamat,
sedangkan ujung lebar ditutup dengan sepotong karton tipis yang telah dilapisi di
dalam dengan lapisan garam logam neon. Gambar fluoroscopic diperoleh dengan
cara ini agak samar. Thomas Edison dengan cepat menemukan bahwa kalsium
tungsten layar menghasilkan gambar lebih terang dan dikreditkan dengan
merancang dan memproduksi fluoroskop komersial pertama yang tersedia. Dalam
masa pertumbuhan, banyak salah memperkirakan bahwa gambar bergerak dari
fluoroskopi sepenuhnya akan menggantikan masih x-ray radiografi , tetapi kualitas
diagnostik unggul dari radiografi sebelumnya dicegah ini terjadi. Ketidaktahuan
dari efek berbahaya dari x-rays mengakibatkan tidak adanya prosedur keselamatan
radiasi standar yang digunakan saat ini. Para ilmuwan dan dokter seringkali akan
menempatkan tangan mereka langsung di sinar x-ray yang mengakibatkan luka
bakar radiasi . Edison asisten Clarence Dally Madison (1865-1904) meninggal
sebagai akibat dari paparan radiasi dari fluoroscopes, dan pada tahun 1903, Edison
meninggalkan karyanya pada fluoroscopes, mengatakan "Jangan bicara dengan
saya tentang X-ray, saya takut mereka menggunakan Trivial untuk teknologi juga
mengakibatkan, termasuk fluoroskop sepatu pas digunakan oleh toko sepatu di
tahun 1930-1950-an.
Perkembangan intensifier gambar X-ray oleh Westinghouse pada tahun 1940-
an dalam kombinasi dengan sirkuit tertutup kamera TV pada 1950-an merevolusi
fluoroskopi. Para kacamata adaptasi merah menjadi usang sebagai penguat citra
memungkinkan cahaya yang dihasilkan oleh layar neon yang akan diperkuat, yang
memungkinkan untuk dilihat bahkan di ruang terang. Penambahan kamera
3
memungkinkan tampilan gambar pada monitor, memungkinkan ahli radiologi
untuk melihat gambar dalam ruang yang terpisah jauh dari risiko paparan radiasi.
Perbaikan yang lebih modern di layar fosfor , penguat gambar dan bahkan
detektor panel datar telah memungkinkan untuk kualitas gambar meningkat dan
meminimalkan dosis radiasi kepada pasien. Fluoroscopes modern menggunakan
CsI layar dan menghasilkan noise-terbatas gambar, memastikan bahwa hasil dosis
radiasi minimal sementara masih mendapatkan gambar dari kualitas yang dapat
diterima.
Gambar 1: Fluoroskopi
4
2.1.3 Bagian fluoroskopi
5
Terletak setelah input phospor. Memiliki fungsi untuk merubah cahaya
tampak yang diserap dari input phospor menjadi berkas elektron.
Focusing Electroda.
Elektroda dalam focus Image Intensifier meneruskan elektron-elektron
negatif dari photochatode ke output phospor.
Anode dan Output Phospor.
Elektron dari photochatode diakselerasikan secara cepat ke anoda karena
adanya beda tegangan seta merubah berkas elektron tadi menjadi sinyal
listrik.
Komponen-komponen tabung yang terdapat pada kaca atau pembungkus
dari logam berfungsi untuk melindungi komponen-komponen tersebut,
tetapi fungsi yang lebih penting yaitu agar tabung tetap hampa udara.
Saat diinstall, tabung dimasukkan ke dalam peti logam untuk
melindunginya dari penanganan yang kasar.
Sinar-X yang keluar dari pasien dan terjadi pada tabung penguat gambar
ditransmisikan ke kaca pelindung (glass Envelope) dan berinteraksi
dengan input phosphor yaitu Cesium Iodide (CsI). Ketika sinar-X
berinteraksi dengan input phosphor, energinya diubah menjadi cahaya
tampak sama dengan efek Intensifying Screen (IS) radiografi.
c) Sistem Monitoring dan Video.
Umumnya penempatan monitor berada di luar ruang pemeriksaan. Monitor
televisi juga digunakan untuk menyimpan gambar dalam bentuk elektronik untuk
ditampilkan kembali dan menipulasi gambar. Monitor televisi merupakan bagian
penting dari pesawat fluroskopi digital.
6
Gambar 3: fluoroskopi konvensional
b. Fluoroskopi Modern
Fluoroskopi ini divisualisasikan dalam ruang bercahaya dan tingkat
kecerahan tinggi. Dengan menggunakan kamera dan fiber optic maka pemeriksaan
dengan fluoroskopiini dapat dipantau melalui monitor.
7
Intensifier adalah layar yang menyerap foton sinar-x dan mengubahnya menjadi berkas cahaya
tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo Multiplier Tube). PMT terdiri dari
photokatoda, focusing elektroda, dan anoda dan output phospor. Cahaya tampak yang diserap
oleh photokatoda pada PMT akan dirubah menjadi elektron, kemudian dengan adanya
focusing Elektroda elektron-elektron negatif dari photokatoda difokouskan dan dipercepat menuju
dinoda pertama.
Kemudian elektron akan menumbuk dinoda pertama dan dalam proses tumbukan akan
menghasilkan elektron-elektron lain. Elektron-elektron yang telah diperbanyak jumlahnya yang
keluar dari dinoda pertama akan dipercepat menuju dinoda kedua sehingga akan menghasilkan
elektron yang lebih banyak lagi, demikian seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu
elektron-elektron tersebut diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda potensial
yang kemudian nantinya elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik.
Keterangan:
a. Ruang tunggu perawat dan keluarga pasien, digunakan untuk keluarga dan
kerabat pasien menunggu hasil. Selain itu juga digunakan untuk pasien
yang lain mengantri.
b. Ruang operator digital radiografi, digunakan untuk radiografer mengolah
hasil gambar. Selain itu juga digunakan untuk mengamati hasil dari
pemeriksaannya.
8
c. Ruang digital radiologi, digunakan untuk pemeriksaan pasien. Tempat
berlangsungnya penyinaran x-ray.
d.
2.4 Data tabel dinding ruangan Fluoroskopi
TEBAL
Dinding
NO
Ruangan
Tembok Pb Plasteran Semen Tripleks
(cm) (mm) (cm) (cm)
1 A 16 2 ─ ─
2 B 27 2 ─ ─
3 C 30 ─ ─
4 D 16 2 ─ ─
5 E 16 2 ─ ─
6 F 16 2 7cm ─
7 Jendela ─ 2 ─ ─
8 Pintu B ─ 2 ─ 3,5
9 Pintu C ─ ─ 4
10 Pintu E ─ ─ 4
9
BAB III PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
11