Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah banyak


mengalami perkembangan, penyakit-penyakit yang selama ini tidak terdiagnosis
dan terobati sekarang sudah bisa teratasi. Seperti halnya pada penyakit
hipertensi yang kebanyakan penderitanya tidak mengalami keluhan yang begitu
terasa, seorang yang mengalami hipertensi sendiri juga tidak memperhatikan
keluhannya tersebut, keluhan hipertensi biasanya hanya pusing. Tetapi
sekarang dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi penyakit hipertensi
bisa terdeteksi secara dini.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Kontriksi arteriole
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding
arteri (Udjianti WJ, 2011).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Muttaqin A, 2009).
Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi di negara
berkembang tahun 2025, dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada
angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Angka-
angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan
menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan
sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.
Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi
angkaangka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa Tengah 1,8%; Lembah
Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat

1
17,8%. Nyata di sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada
2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang tinggi. Oleh
sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang relatif sangat
rendah. Survai penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi
Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi’ tanpa atau dengan tanda penyakit
jantung hipertensi sebesar 33,3% (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke
atas).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Agar penulis dapat memahami dan mampu menerapkan asuhan keperawatan


pada klien dengan hipertensi dengan mengunakan pendekatan proses
keperawatan

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dengan menggunakan anamnesa, obsevasi dan


pemeriksaan fisik.

b. Mampu mendiaknosa masalah masalah-masalah yang muncul pada klien


dengan hipertensi.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada klien dengan kasus hipertensi.

d. Mampu melaksanakan tindakan tindakan keperawatan pada kasus hipertensi.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada hipertensi

f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan


hipertensi.

C. Manfaat

1. Bagi penulis

Sebagai aplikasi pembelajaran KMB (Kompetensi medikal Bedah) khusunya


asuhan keperawatan tentang hipertensi apat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis dalam penanganan kasus hipertensi.

2. Bagi lahan praktik

2
Sebagai mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan mningkatkan mutu
pelayanan klien dengan hipertensi sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya
komplikasi.

3. Bagi institusi

Sebagai wacana untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Poltekkes


Kemenkes Semarang khususnya Jurusan Keperawatan prodi DIII keperawatan
Semarang yang berkaitan dengan kasus hipertensi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Hipertensi adalah suatu keadaan ddimana tekanan sistole dan diastole


mengalamai kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan sistole di atas 1140 mmHg,
di atas 90 mmHg) (Arnita,2008). Memnurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah
tinggi perpisten di mana tekanan sistoriknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90mmHg.

B. Etiologi

Klasifikasi Berdasarkan Etiologi a. Hipertensi esensial (primer)

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. Dimana sampai saat ini belum
diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa faktor yang berpengaruh dala, terjadinya
hipertensi esensial, seperti : faktor genetik, strees dan psikologi, serta faktor lingkungan
dan diet (peningkatan pengunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau
kalsium).

b. Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui dengan jelas
sehingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat. Penyebab hipertensi sekunder
di antaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan arnedal, kelainan
aorta, kelaianan edokrin lainya seperti obesitas, resistensi insulin, hiperoidisme, dan
pemakaian obat-obatan seperti : kontrasepsi oral dan kortikosteroid. Penyebab utama
dari penyakit hipertensi adalah gaya hidup modern karena dalam hidup modern kerja
keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres yang berkepanjangan. Kedua pola makan
yang salah seperti makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap
dalam jumlah tinggi, misalnya monosodium glutamac (MSG).

Ketika berat badan berlebih , jantung harus bekerja keras untuk memompa darah agar
bisa menggerakan beban berlebihan dari tubuh tersebut. Karena obesitas termasuk
salah satu faktor yang meningkatkan resiko hipertensi dan serangan
jantung.(Arnit,2008)

4
C. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari


angiotensin I oleh angiotensin I confertingenzyme (ACE). ACE memegang fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh horrmon renin (diproduksi
oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat diparu-paru,
angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensi II inilah yang memiliki peranan
kunci dalam menaikan tekanan darah melalui 2 aksi utama. Aksi pertama adalaah
meningkatkan sekresi hormon anti diuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi oleh
hipotakamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal yang mengatur osmolaritas dan
volume urine. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit urine yang diekresikan diluar
tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolitasnya untuk
mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik
cairan dari bagiam intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya
akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron
dari koeteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peran
penting pada ginjal. Untuk volume cairan ekstra seluler, aldosteron akan mengurangi
eksresi NaCL akan di encerkan kembali dengan cara meningkatkan volume tekanan
darah. Faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang
adekuat meliputi mediator hormon, aktifitas faskuler, volume sirkulasi darah,
kalibervaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas, pemmbuluh darah dan
stimulai neural. Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang
kadangkadang muncul terjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatic
yang lama, hipertensi perssisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi ,
dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan
sususnan saraf pusat.

Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun
(dengan meningkatkan curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini. Pasien pada
umumr 20 – 40 tahun (dimana tahanan perifer mingkat) kemudian menjadi hipertensi
pada umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia
40-60 tahun (menurut sharma S et al, 2008 dalam anggraini, 2009).

5
PATHWAYS KEPERAWATAN HIPERTANSI
Umur, Jenis kelamin, Gaya hidup, Obesitas

HIPERTENSI

Otak Ginjal Retina Pemblh darah

Vasokonstriksi Spasmus Sistemik


Resistensi Suplai O2 pemblh. darah arteriole
pemb. drh otak ginjal
otak Vasokontriksi
Diplopia
Kesadaran Blood flow
Tek. pemblh drh afterload
otak Koroner jantung
Respon KAA
Resiko Resiko COP
Nyeri kepala injuri injuri invark miokard
Vasokonstriksi

Gx. rasa
CVA Rangsang Intoleransi Nyeri dada
nyaman ;
aldosteron aktivitas
nyeri

Retensi Na

Oedema

Gx. Keseimbangan
cairan

6
D. Manifestasi Klinis

Peningian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala


(mansjoer,2001). Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setelah beberapa
tahun adakalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri
ini biasanya hilang setelah bangun ( tan dan raharja,2005). Pada survei hipertensi di
indonesia tercatat berbagai keluhan yang dihubungkan dengan hipertensi seperti
pusing, cepat marah, telingga berdenging, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di
tekuk, mudah lelah, sakit kepala, dan mata berkunang-kunang. Gejala ini disebabkan
oleh komplikasi hipertensi seperti : gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gagal
jantung, dan gangguan fungsi ginjal tidak jarang dijumpai (Susalid et al,2011).

E. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a.Data biografi : nama , alamat, umur, tanggal, diagnose medis, penanggung jawab,
catatan kedatangan.

b.Riwayat kesehatan

Keluhan utama : biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan kepala
pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.

Riwayat kesehatan sekarang : biasanya pada saat dilakukan pengakajian pasien


masih mengeluh kepala terasa berat dan sakit, penglihatan berkunang-kunang ,
tidak biasa tidur.

Riwayat kesehatan terdahulu : biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit


yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien , dan biasanya pasien
mengkonsumsi obat rutin seperti captopril.

Riwayat kesehatan keluarga : biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit


keturunan.

c. Data dasar pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gajala : kelelahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

7
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

2) Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi, ateroskloerisis, penyakit jantung koroner, penyakit


sereblovaskuler

Tanda : tekanan TD, hipotensi postual, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dingin.

3) Integritas Ego

Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansiestas, depresi, euphoria, factot stres

Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

4) Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang dahulu

5) Mekanan / cairan

Gejala : makanan yang disukai yang daoat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kelesterol

6) Neurosensori

Gejala ; keluhan pusing atau pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
ganguan penglihatan.

7) Nyeri / ketidak nyamanan

Gejala : angin, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala, nyeri abdomen.

8) Pernafasan

Gejala : dispnea, yang berkaitan dengan aktifitas, takipnea, ortopnea, batuk dengan
atau tanda sputum, riwayat merokok

Tanda : distrees repirasi/ pengunaan obat aksesoris pernafasan, bunyi nafas


tambahan, sianosis

9) Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotual

8
10) Pembelajaran / penyuluhan

Gajala : faktur resiko keluarga : hipertensi, aterosklorosis, penyakit jantung, DM,


penyakit ginjal, faktor resiko etnk.

(KMB1 2007. Hal58)

2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi terhdap penurunan curah jantung berhunungan dengan


peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia mio kard, hipertropi ventricular

b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular


serebral

c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya retensinatrium


ditandai dengan adanya edema

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak


seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2. (Andrea Saferi. KMB1 2007. h . 2007)

3. Renacana asuha keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan


afterload, fasokonstriksi, iskemia miokad, hipertropi venticural

Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam diharapkan afterload tidak
meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.

Hasil yang duharapkan : klien berpartisipsi dalam aktifitas yang menurunkan tekanan
darah / bebab kerja jantung, mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat
diterima, memperlihatkan norma dan frekuensi stabil dalam rentang normal pasien.

Invertensi keperawatan :

1) Observasi teekanan darah

Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan ga,baran yang lebih lengkap


tentang keterlinatan / bidang massalah vaskuler.

2) Cacatan keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer Rasional :


denyutan koritis, jugularis, radialis, dan famolaris mungkin teramati / palpasi. Denyut

9
pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari vasokontriksi dan
kongestivena.

3) Aukultasi tomus jantung dan bunyi nafas

Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi
atrium, perkemangan S3 mrenunjukan hipertropi vetrikel dan kerusakan fungsi,
adanya krakels, dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhaadap terjadinya
atau gagal jantung kronik.

4) Catat adabya demam umum / tertentu

Rasional : dapat mengindikasikan gagal jantung

5) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi

Rasional : dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan strees, membuat efek


tenang, sehingga akan menimbulkan menurunya tekanan darah.

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi anti hipertensi

Rasional : menurunkan tekanan darah.

b. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral

Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperrawatan selama 3x24 jam diharapkam nyeri
berkurang.

Hasil yang digarapkan : melaporkan nyeri/ ketidak nyamanan tulang/ terkontrol.


Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan, mengikuti regiment
farmakalogi yang di resepkan.

Intervensi keperawatan:

1) Pertahankan turah baring selama fase akut

Rasional : meminimalkan tirah baring stimulasi/ meningkatkan relaksasi.

2) Hilangkan / meminimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan


rasa sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada


adanya peningkatan tekanan vakuler serebral.

10
3) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

Rasional : meminimalkan penggunaan oksigen dan aktifitas yang berlebihan yang


memberatkan kondisi klien.

4) Beri cairan, makanan lunak, biarkan klien beristirahat selama 1 jam setelah
makan.

Rasional : menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.

5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analogenik, anti antietas,


diazepam

Rasional : nalgenik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis.

c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan meningkatnya retensi natrium


ditandai dengan adanya edema

Tujuan : klien menunjukan volume cairan yang stabil setelah dilakukan tindakan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam Hasil yang diharapkan : tidak ada edema,
keseimbangan masukan dan keluaran cairan. Intervensi keperawatan :

1) Pantau atau hitung keluaran pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.

Rasional : terapi deuritik dapat disebabkan oleh kehilangan tiba-tiba atau berlebih.

2) Pertahankan duduk tau tirah baring dengan posisi semiflower selama fase
akut.

Rasional : posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan penurunan produk ADH
sehingga mengangkatkan diurisi.

3) Aukultasi bunyi nafas, cacat penurunan dan atas bunyi tambahan seperti
krekeldan mengi.

Rasional : kelehinan volume cairan seringmenimbulkan kongesti paru. Gajala edema


paru dapat menunjukan gagal jantung kiri akut.

d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengaan kelemahan umum, ketidak


seimbangan antara suplai dan kebutuhaan O2. Tujuan : setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien terpenuhi dalam informasi tentang
hipertensi. Hasil yang diharapkan : klien dapat berpastisipasi dalam aktifitas yang

11
diinginkan / diperlukan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat
di ukur.

Intervensi keperawatan ;

1) Kaji toleransi pasien terhadap aktifits dengan menggunakan parameter:

Rasional : parameter menunjukan respom fisiologis pasien terhadap stress, aktifitas


dan indikator derajat pengaruh kelebihan kerja jantung.

2) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan/


kelelehan. TD stabil, frekuensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan
perawatan diri.

Rasional : stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk menunjukan tingkatan


aktifitas individu.

3) Dorong memajukan aktivitas/ toleransi perawatan diri

Rasional : konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktifitas dapat meningkatkan


jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktifitas terhadap memecah penongktan tiba-tiba
pada kerja jantung.

4) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan pengunaann kursi mandi,


memyikat gigi/ rambut dengan duduk dan sebagainya.

Rasional : teknik penghematan energi menurunkan pengunaann energi sehingga


membantu keseimbangan suplai kebutuhan oksigen.

5) Dorong pasien untuk partisipasi dalam melilih periode aktifitas. Rasional :


seperti jadwal meningktkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah
kelemahan.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah desain penelitian dekriptif,
yaitu desain penelitian yang bertujuan untuk mendeskipsikan peristiwa atau fenomena
yang ada pada saat ini (Nursalam, 2009). Karya tulis ilmiah ini berbentuk studi kasus
yang menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan gangguan
rasa aman nyaman di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah dua orang
pasien penderita hipertensi dengan gangguan rasa aman nyaman di RSUD Sunan
Kalijaga Demak
Kriteria inklusi:
1. Hipertensi
2. Dirawat di rumah sakit
3. Keluarga klien mengizinkan dijadikan responden.

Pengambilan subyek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah dengan cara
purposive sampling. Sampel purposive adalah Teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono,2012). Sehingga dalam pengambilan sampel, penulis
akan memilih setiap subyek dengan berdasarkan tujuan dan penimbangantertentu.

C. Fokus Studi
Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berfokus pada Asuhan Keperawatan pada dua
orang pasien yang mengalami hipertensi dengan gangguan rasa aman nyaman.
D. Definisi Operasional
Asuhan keperawatan pada bayi yang lahir rendah dengan gangguan termoregulasi:
Hipotermi adalah suatu asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang saat lahir
memiliki berat badan kurang dari <2500 gram yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan ibu dan mengalami penurunan suhu hingga dibawah 36,5°C.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakanadalah :
1. Wawancara

13
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewancara dan terwancara (Herdiansyah, 2012). Sehingga penulis
dalam pengumpulan data melakukan wawancara atau anamnesa terhadap
keluarga klien, perawat yang bersangkutan.
2. Observasi dan PemeriksaanFisik
Untuk observasi, yang penulis lakukan yaitu dengan pengamatan secara
langsung keadaan klinis klien melalui pemeriksaan fisik,selain itu penulis juga
terlibat dalam menilai respon klien setelah mendapat tindakan yang diberikan dan
mencatat hasil dari tindakan.
3. Studi Dokumentasi

Penulis dalam memperoleh data penunjang berasal dari hasil pemeriksaan


diagnostic klien yang terbaru dan data lain yang relevan dan mendukung.

Teknik pengumpulan data yang penulislakukanyaitu :

1. Mengajukan surat permohonan izin kepada kepala Dinas Kesehatan Provinsi


Jawa Tengah.
2. Mengajukan surat permohonan studi pendahuluan dan studi kasus kepada
sekretaris jurusan Keperawatan Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang.
3. Mengajukan surat permohonan studi pendahuluan dan studi kasus kebagian
Diklat RSUD Sunan Kalijaga Demak.
4. Setelah mendapat surat balasan dari bagian Diklat RSUD Sunan Kalijaga
Demak., yang berupa surat izin studi pendahuluan kebagian Rekam Medis
untuk memeproleh data angka kejadian dan angka kematian bayi dengan berat
lahir rendah di RSUD Sunan Kalijaga Demak..
5. Surat izin studi kasus diserahkan kepada kepala ruang SCN (Perinatologi) RSUD
K.M.R.T Wongsonegoro Semarang. Kepala ruang kemudian mengizinkan
penulis melakukan studi kasus dengan syarat tidak melanggar etika yang ada.
Kepala ruang kemudian menunjukan beberapa klien yang sesuai dengan kriteri
ainklusi.
6. Setelah menetapkan klien yang sesuai, penuliasakan menjelaskan kepada
keluarga klien mengenai tujuan dan tindakan yang dilaksanakan oleh penulis.
Jika keluarga setuju untuk menjadi responden maka diminta untuk
mendatangani surat persetujuan menjadi responden.
7. Melakukan pengambilan data pada klien dan keluarga melalui wawancara
(anamnesa), observasi kondisi klien (pemeriksaan fisik), melihat hasil

14
pemeriksaan penunjang serta dokumentasi keperawatan klien untuk
memperoleh masalah keperawatan dan menegakkan diagnose keperawatan
pada klien.
8. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang
meliputi penanganan gangguan termoregulasi: Hipotermi sesuai dengan
respon klien dan kriteria hasil.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang dilakukan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2010). Dimana dalam pengumpulan data, penulis menggunakan alat
sebagai berikut :
1. Alat tulis (pulpen, pensil, penghapus dan penggaris)
2. Laptop
3. Printer
4. Alat untuk melakukan pemeriksaanfisik dan observasi.
5. Alat pelindung diri (APD) meliputi masker dan handshcoon.
G. Lokasi dan Waktu penelitian
Studi kasus ini dilakukan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.. Yang berlokasi di Jl.
Sultan Fatah 669/50, Bintoro, Kecamatan Demak, Bogorame, Bintoro, Kec. Demak,
Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Asuhan Keperawatan ini akan dilakukan selama klien dirawat di rumah sakit,
minimal 3x24 jam berdasarkan intervensi keperawatan yang ditetapkan.

H. Analisa dan penyajian data


Analisa data dalam karya tulis ilmiah ini yaitu dimulai dari pengumpulan data
dari hasil pengkajian, data yang didapatkan berasal dari data hasil wawancara
(anamnesa), pemeriksaan fisik, observasi dan data penunjang. Kemdudian dilakukan
analisis data kemudian menentukan diagnose keperawatan serta memprioritaskan
masalah. Dari data yang diperoleh penulis akan menentukan prioritas masalah yang
ada pada pasien hipertensi untuk menentukan intervensi yang sesuai untuk kemudian
dilakukan implementasi dan evaluasi pada klien.
Penyajian data yang disajikan oleh penulis secara narasi, yaitum enejelaskan
serta menggambarkan hasil dari pengkajian sampai dengan evaluasi yang dilakukan
pada dua pasien hipertensi dengan gangguan rasa aman nyaman di RSUD Sunan

15
Kalijaga Demak dengan data subjektif maupun objektif yang diperoleh dari klien,
keluarga, pemeriksaan fisik maupun dari hasil pemeriksaan penunjang.
I. Etik Penelitian
Etik dalam penulisan menyangkut masalah tata aturan dan nilai bagi peneliti maupun
yang diteliti agar tidak terjadi benturan antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak
atau untuk menghindari ekspoitasi dan manipulasi yaitu berdampak merugikan bagi
salah satu pihak (Herdiansyah, 2012).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian meliputi :
1. Informed Concent (Lembar Persetujuan Penelitian)
Informed Concent adalah serangkaian persyaratan yang disepakati dan ditanda
tangani oleh subjek penulisan sebelum subjek berpartisipasi dalam penulisan
(Creswell dalam Herdiansyah, 2012)
Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak
yang diteliti selama pengumpulan data. Dari responden dalam penelitian ini semua
responden bersedia untuk diteliti, dan responden bersedia mendatangani lembar
persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan indentitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek pada lembar persetujuan. Peneliti hanya
mencantumkan jenis kelamin, tingkat Pendidikan, suku bangsa, umur serta kode
urut untuk masing-masing responden pada waktu pengambilan data dilakukan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi atau masalah-masalah lain yang telah diperoleh dari responden
disimpan dan dijamin kerahasiaannya, segala informasi yang diberikan oleh
responden dijamin hanya untuk kepentingan penelitian. Apabila data sudah
melewati 5 tahun maka akan dimusnahkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Udjianti WJ. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.


Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
NANDA. 2011. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2009. Hipertensi di Jawa Tengah. Diunduh dari http://www.
Profil Kesehatan Jawa Tengah.go.id/dokumen/profil 2009/htn.
Aziza L. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.

Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume

2. Edisi 8. Jakarta: EGC.

McPhee SJ, Ganong WF. 2010. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju

Kedokteran Klinis. Edisi 5. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai