Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen
perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan
koordinasi pada tingkat Kota, Provinsi maupun Kementerian/Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari
sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya,
baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkat Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan
lainnya.
Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi
acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan.
Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

 Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan
pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendana lain yang peduli sanitasi.
 Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal
dan matang.
 Memorandum Program Sanitasi Kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan
sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan Kota dari aspek teknis, biaya
dan waktu.
 Memorandum program Sanitasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan
melalui persetujuan dan tanda tangan dari Walikota selaku kepala daerah.
 Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan Kota
untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan Kota
 Penyusunan rencana program investasi ini telah ditekankan aspek keterpaduan antara
pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian,
yang mencakup : Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program
berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang paling sesuai dalam rangka
menjawab tantangan pembangunan.

Memorandum Program ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaan
periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah
pengembangan dan struktur ruang kotanya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPS) merupakan terminal seluruh program dan kegiatan
pembangunan sektor sanitasi kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat
setempat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber: APBN, APBD
Propinsi, APBD Kota, BantuanLuar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan
sebagainya.

Dokumen MPS Kota Gorontalo


1
Sebagai suatu terminal, Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPS) merangkum masukan dari Strategi
Sanitasi Kota (SSK), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), sejalan dengan itu (MPS) telah
disusun pula dokumen-dokumen perencanaan sebagai berikut : RTRW, RPJMD, Renstra Kota, RKA KL, dan
lain-lain.

Memorandum Program merupakan justifikasi dan komitmen pendanaan dari Pemerintah Kota, Provinsi, Pusat,
atau dari lembaga lainnya untuk program/kegiatan yang telah teridentifikasi. Memorandum Program
merupakan landasan bagi Pemerintah Kota untuk melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam
jangka menengah (5 tahun).

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Memorandum Program ini adalah sebagai berikut.

Maksud :

1. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kota dan pihak
terkait untuk implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif Jangka Menengah. Secara
umum MPS ini secara spesifik bersifat sebagai “Expenditure Plan” – khususnya untuk program
pembangunan sektor sanitasi.
2. Mendorong para stakeholders melaksanakan kebijakan pengembangan sanitasi yang lebih efektif,
partisipatif, dan berkelanjutan.

Tujuan:

1. MPS diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman penganggaran pendanaan untuk implementasi
pelaksanaan pembangunan sanitasi mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 yang telah tercantum
dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota ( SSK).
2. Dapat memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi
Kota Gorontalo selama 5 tahun yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 baik pendanaan yang
dialokasikan dari APBD Kota, Propinsi, Pemerintah Pusat maupun sumber pendanaan lain non pemerintah.
3. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahapan pembangunan sanitasi.
4. Sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan
melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kota Gorontalo.
5. Sebagai dasar masukan bagi umpan balik (feed-back) RPJMD pada periode berikutnya.

Gambar 1.1 – Skema Proses Perencanaan PPSP

Dokumen MPS Kota Gorontalo


2
1.3 Wilayah Perencanaan

1.3.1 Gambaran Umum

Kota Gorontalo merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Gorontalo yang wilayah Geografisnya terletak di
antara 00.28’.17” – 00 35’.56” Lintang Utara dan 122.59’.44” Bujur Timur
Berdasarkan letak geografis, batas administratif kota Gorontalo sebagai berikut :
 Sebelah utara dengan Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango,
 Sebelah Timur dengan Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bonebolango,
 Sebelah Barat dengan Kecamatan Telaga, Batudaa, dan Batudaapantai Kabupaten Gorontalo
 Sebelah Selatan dengan Teluk Tomini.

Wilayah administrasi Kota Gorontalo terdiri dari 9 Kecamatan dan 50 Kelurahan terdiri dari :
1. Kecamatan Kota Selatan
a. Kelurahan Limba B
b. Kelurahan Limba U1
c. Kelurahan Limba U2
d. Kelurahan Biawu
e. Kelurahan Biawao
2. Kecamatan Kota Utara
a. Kelurahan Dulomo Selatan
b. Kelurahan Dulomo Utara
c. Kelurahan Wongkaditi Timur
d. Kelurahan Wongkaditi Barat
e. Kelurahan Dembe II
f. Kelurahan Dembe Jaya
3. Kecamatan Kota Tengah
a. Kelurahan Wumialo
b. Kelurahan Dulalowo
c. Kelurahan Dulalowo Timur
d. Kelurahan Liluwo
e. Kelurahan Pulubala
f. Kelurahan Paguyaman

Dokumen MPS Kota Gorontalo


3
4. Kecamatan Kota Timur
a. Kelurahan Heledulaa Utara
b. Kelurahan Heledulaa Selatan
c. Kelurahan Ipilo
d. Kelurahan Moodu
e. Kelurahan Padebuolo
f. Kelurahan Tamalate
5. Kecamatan Dungingi
a. Kelurahan Huangobotu
b. Kelurahan Tomulabutao
c. Kelurahan Tomulabutao Selatan
d. Kelurahan Libuo
e. Kelurahan Tomulabutao
f. Kelurahan Tuladenggi
6. Kecamatan Kota Barat
a. Kelurahan Buladu
b. Kelurahan Buliide
c. Kelurahan Dembe I
d. Kelurahan Lekobalo
e. Kelurahan Molosifat W
f. Kelurahan Pilolodaa
g. Kelurahan Tenilo
7. Kecamatan Hulonthalangi
a. Kelurahan Donggala
b. Kelurahan Pohe
c. Kelurahan Siendeng
d. Kelurahan Tenda
e. Kelurahan Tanjung Kramat
8. Kecamatan Sipatana
a. Kelurahan Tanggikiki
b. Kelurahan Molosipat U
c. Kelurahan Tapa
Dokumen MPS Kota Gorontalo
4
d. Kelurahan Bulotadaa Timur
e. Kelurahan Bulotadaa Barat
9. Kecamatan Dumbo Raya
a. Kelurahan Bugis
b. Kelurahan Botu
c. Kelurahan Leato Utara
d. Kelurahan Leato Selatan
e. Kelurahan Talumolo

Tabel 1.1: Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan di Kota Gorontalo

LUAS AREA
JUMLAH
NO KECAMATAN (Km2) PERSENTASE
KELURAHAN

1. KOTA BARAT 7 20,08 25,41

2. DUNGINGI 5 4,67 5,91

3. KOTA SELATAN 5 2,81 3,56

4. KOTA TIMUR 6 5,32 6,73

5. HULONTHALANGI 5 14,23 18,01

6. DUMBO RAYA 5 14,04 17,77

7. KOTA UTARA 6 8,02 10,15

8. KOTA TENGAH 6 4,81 6,09

9. SIPATANA 5 5,05 6,39

1.3.2 Arah Pengembangan Kota

Dalam rangka perencanaan spasial di Indonesia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang mengamanatkan adanya dokumen rencana tata ruang yang terdiri dari rencana
umum dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang terdiri dari Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) dengan jangka waktu 20 tahun, Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi

Dokumen MPS Kota Gorontalo


5
(RTRWP) untuk jangka waktu 20 tahun, serta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK) untuk
jangka waktu 20 tahun yang dikaji ulang setiap 5 tahunnya. Disamping rencana umum, diperlukan juga
adanya rencana rinci yang terdiri dari rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang
kawasan strategis nasional, rencana tata ruang kawasan strategis propinsi, serta rencana detail tata
ruang kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kota. Gambaran Rencana Tata Ruang Wilayah
khususnya Rencana Lahan Permukiman di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 1.1
Untuk memenuhi amanat Undang-Undang tersebut diatas, Pemerintah Kota Gorontalo menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo tahun 2010-2030 dengan Visi “Terwujudnya
Masyarakat Yang Berkualitas, Maju dan Sejahtera”. Untuk mencapai visi tersebut, beberapa
misi yang ditetapkan adalah:

 Meningkatkan pendidikan masyarakat


 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
 Meningkatkan pendapatan masyarakat.
 Mewujudkan penataan ruang perkotaan yang berwawasan lingkungan
 Mewujudkan tata pemerintahan yang baik

Dokumen MPS Kota Gorontalo


6
Gambar 1.1: Peta Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW )

Dokumen MPS Kota Gorontalo


7
1.4 Methodologi

Di dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi ( MPS ) Pokja Sanitasi Kota Gorontalo
menggunakan metode sesuai milestone sebagai berikut :

1.4.1. Methodologi Penyusunan Document

Penyiapan Kerangka Pengembangan Sanitasi ini, Pokja perlu melakukan kegiatan sebagai
berikut:
 Mereview SSK
 Internalisasi
 Konsulatasi dengan Pokja Propinsi
 Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah
 Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran

Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan yang
lainnya sebagai berikut:

 Melakukan review SSK khususnya untuk kerangka logis,program kegiatan dan penggangaran serta
prioritas program
 Melakukan konsultasi kepada SKPD terkait di Kota Gorontalo
 Melakukan Konsulatasi teknis kepada Pokja Propinsi dan satker terkait.
 Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternative non pemerintah di tingkat Kota Gorontalo
 Melakukan pengawalan kepada mekanisme penganggaran

1.4.2. Sistimatik Penyajian

Sistimatika document MPS terdiri dari 5 Bab yaitu :

Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Review SSK
Bab 3 Implementasi program dan kegiatan,perhitungan volume kebutuahn infrastruktur dan non infrastruktur
Bab 4 Rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan
juga menguraikan rencana antisipasi bilaman terjadi funding gap.
Bab 5 Inventarisasi status kesiapan dari masing-masing kegiatan, langkah-langkah dan tindak lanjut yang
harus dilakukan bagi kegiatan yang beklum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana monev

Dokumen MPS Kota Gorontalo


8

Anda mungkin juga menyukai