Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman
dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas pertama mata kuliah Sistem
Utilitas 2 dalam penulisan makalah tentang “ Pengenalan Sistem Transportasi, Keamanan dan
Telekomunikasi dalam bangunan.”

Sekaligus pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Andi
Herniwati, S.T., M.T. dan Ibu Hatifah, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Sistem Utilitas 2 yang telah
memberi tugas dan memberi bimbingan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Penulis juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait definisi, tujuan, fungsi dan manfaat dari
sistem Transportasi, keamanan dan Telekomunikasi pada bangunan yang berguna sebagai prasarana
untuk memberikan keamanan dan kenyamanan penghuni pada suatu bangunan.

Selain itu Penulis juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian
dapat direvisi dan ditulis di masa yang selanjutnya, sebab penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir penulis berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca.
Penulis pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.

Palu, 02 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 3
LATAR BELAKANG ................................................................................................................................... 3
RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................................. 4
METODE PENELITIAN .............................................................................................................................. 4
TUJUAN ................................................................................................................................................... 4
MANFAAT ............................................................................................................................................... 4
BAB 2 .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 5
PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN SISTEM TRANSPORTASI GEDUNG .................................................. 5
JENIS-JENIS TRANSPORTASI GEDUNG ..................................................................................................... 5
PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN SISTEM TELEKOMUNIKASI ........................................................... 21
JENIS-JENIS SISTEM TELEKOMUNIKASI.................................................................................................. 22
BAB 3 ........................................................................................................................................................ 26
PENUTUP .................................................................................................................................................. 26
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 26
SARAN ................................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUTAKA ....................................................................................................................................... 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Desain atau rancangan seorang arsitek haruslah dapat memenuhi syarat-syarat agar dapat dihuni
dan dinikmati oleh manusia atau pengguna, maka dari itu dalam perancangan suatu bangunan atau
gedung janganlah hanya memperhatikan sisi keindahan atau eststikanya,tetapi juga diperhatikan struktur
dan utilitasnya.

Di era yang makin modern ini, seiring perkembangan teknologi serta pertumbuhan penduduk
yang makin maju dengan pesatnya, pembangunan gedung tingkat tinggi makin mendominasi. Hal ini
dikarenakan kebutuhan ruang semakin banyak sementara lahan yang tersedia semakin terbatas. Gedung
yang bertingkat tinggi memiliki beberapa utilitas pendukung yang paling penting untuk menjadikan
bangunan gedung tinggi tersebut bisa bermanfaat bagi kenyamanan dan keamanan penghuni sehingga
menjadi kriteria tambahan sebuah karya arsitektur dan pemecahan masalahnya. Salah satu masalah yang
muncul ketika seorang perancang memikirkan suatu perancangan gedung bertingkat banyak adalah
masalah transportasi, khususnya transportasi manusia di dalam gedung.

Sarana transportasi di dalam gedung dibutuhkan untuk mempermudah sirkulasi manusia sebagai
konsumen atau pemakai. Tanpa adanya transportasi dalam gedung bertingkat, akan mempersulit
hubungan antara level lantai atau tingkatan. Contoh-contoh transportasi dalam gedung tersebut berupa
tangga, eskalator, konveyor dan lift/elevator.

Selain mempermudah sirkulasi manusia, Transportasi dalam gedung juga menjamin aspek
keselamatan dan aspek kebutuhan penghuni. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin
pesat, bangunan dapat diintegrasikan dengan bermacam sensor yang dapat dikendalikan jarak jauh
sebagai nilai tambah dalam kenyamanan atau keamanan bangunan. Sebuah bangunan dapat dikatakan
pintar (smart building) apabila bangunan tersebut memiliki sistem berbantuan komputer yang dapat
memberi segala kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan penghematan energi yang berlangsung
secara otomatis dan tanpa adanya interferensi manusia didalamnya. Sistem tersebut dapat digunakan
untuk mengendalikan hampir semua perlengkapan atau peralatan di rumah yang perintahnya dapat
dilakukan dengan menggunakan suara, sinar inframerah, atau melalui kendali jarak jauh (remote).

3|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian, fungsi dan tujuan dari sistem transportasi dalam bangunan?
2. Apa saja jenis sistem transportasi bangunan yang diketahui?
3. Apa saja jenis sistem transportasi bangunan yang menjamin keselamatan manusia?
4. Apa pengertian, fungsi dan tujuan dari sistem telekomunikasi dalam bangunan?
5. Apa saja jenis jaringan telekomunikasi dalam bangunan?
6. Apa saja keuntungan dan kelemahan dari berbagai jenis sistem transportasi dan jenis sistem
telekomunikasi dalam gedung?
7. Bagaimana syarat dan panduan sistem transportasi dan telekomunikasi yang baik?
8. Mengapa sistem transportasi dan sistem telekomunikasi tidak bisa dilepas dengan bangunan?

METODE PENELITIAN
Makalah ini dibuat dengan memanfaatkan data-data yang ada dan data yang berasal dari referensi
internet.

TUJUAN
1. Memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Utilitas 2
2. Mengenal dan mengetahui pengertian dan manfaat dari sistem transportasi dan sistem
telekomunikasi dalam gedung
3. Mengenal dan mengetahui jenis-jenis sistem transportasi dan sistem telekomunikasi dalam
gedung
4. Mengetahui syarat, panduan untuk instalasi sistem transportasi dan telekomunikasi dalam
gedung
5. Mengetahui keuntungan dan kelemahan jenis-jenis kedua sistem tersebut.

MANFAAT
1. Menemukan dan membagi informasi mengenai pengertian dan manfaat sistem transportasi dan
sistem telekomunikasi bangunan
2. Menggali informasi mengenai jenis-jenis sistem transportasi dan sistem telekomunikasi bangunan
3. Mencari syarat dan panduan untuk instalasi sistem transpotasi dan telekomunikasi dalam gedung

4|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


BAB 2

PEMBAHASAN
PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN SISTEM TRANSPORTASI GEDUNG
Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi fasilitas sirkulasi dalam
bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan
manusia di dalamnya. Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pada perencanaan bangunan
bertingkat banyak adalah masalah transportasi, baik yang bersifat manual (tangga, ramp) maupun yang
bersifat mekanis (elevator, ekalator, conveyor dll).

Alat transportasi dalam gedung juga menunjang aspek keselamatan pada manusia. Misalnya, seperti
tangga darurat yang dapat mengantar penghuni untuk turun dan keluar dari gedung ketika gedung
tersebut mengalami kebakaran.

Gambar 1 : sistem transportasi ada 2 jenis ( dari kiri ke kanan): a. sistem transportasi manual dan b. sistem transportasi mesin
Sumber : construction. pages
JENIS-JENIS TRANSPORTASI GEDUNG
Sistem transportasi pada bangunan merupakan sistem yang menunjang atau memberikan fasilitas
sirkulasi dalam bangunan, serta merupakan sarana prasarana yang memperlancar jalannya pergerakan
manusia yang ada di dalam gedung / bangunan. Sistem transportasi pada bangunan dibagi menjadi 2 yaitu
sistem transportasi manual dan sistem transportasi mekanis. Sistem transportasi manual merupakan
sistem transportasi yang tidak menggunakan alat sebagai penggeraknya, seperti tangga dan ramp.
Sedangkan sistem transportasi mekanik merupakan alat transportasi pada bangunan yang dikenal juga
sebagai sistem transportasi dengan mesin penggerak. Adapun pengelompokan alat transportasi mekanis
pada bangunan sebagai berikut:

a. Miring, berupa eskalator.


b. Vertikal , berupa elevator.
c. Horizontal, berupa travalator

5|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


Di indonesia, peraturan yang berlaku tentang transportasi vertikal yaitu SNI 05-2189-1999 mengenai
definisi, istilah lift dan eskalator serta SNI 03-6573-2001 mengenai Tata cara perancangan sistem
transportasi vertikal dalam gedung.

EKSKALATOR
Eskalator merupakan suatu alat angkut yang menitikberatkan pada pengangkutan orang
dari lantai bawah kea rah miring lantai diatasnya. Sebelum adanya revolusi industri, keberadaan
tangga menjadi alat transportasi miring yang mengandalkan tenaga manual.
Eskalator bergerak naik atau turun untuk membawa penumpang tanpa harus melangkah.
Harga dan biaya operasional eskalator ini cukup mahal, sehingga hanya efektif diaplikasikan pada
bangunan komersil.
Eskalator hanya dapat bergerak satu arah saja, naik atau turun. Apabila menghendaki
kedua arah, eskalator dapat dipasangkan secara pararel, satu untuk naik dan satu untuk turun.
Sangat berbahaya bila orang melangkah ke arah berlawanan dengan arah gerakan tangga ini,
karena mudah tergelincir.

Gambar 2 : Ekskalator (kiri) dan bagian serta sistem kerjanya ( kanan)


Sumber : arsitur.com
 Kelemahan dan kelebihan ekskalator
Kelebihan dari penggunaan eskalator pada bangunan yaitu:
1. Mempunyai kapasitas untuk memindahkan orang dalam jumlah banyak
2. Dapat menggantikan fungsi tangga
3. Tidak membutuhkan waktu tunggu kecuali jika lalu lintas manusia padat.
4. Sangat bermanfaat untuk kebutuhan lalu lintas yang dapat meningkat dalam waktu-
waktu tertentu.
5. Dapat mengarahkan arus manusia ke jalur tertentu.
6. Memudahkan orang-orang untuk melihat sekelilingnya.
7. Perpindahan dari lantai ke lantai berlangsung secara lancar.
Kelemahan penggunaan eskalator yaitu:
1. Membutuhkan biaya peralatan yang tinggi.
2. Jika terjadi kerusakan akan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya.
3. Tidak boleh beroperasi jika terjadi gangguan elektrik pada eskalator.

Adapun jenis-jenis ekskalator antara lain:

1. Eskalator jalur tunggal

6|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


Eskalator jalur tunggal ini biasanya memiliki lebar 60-81 cm, dengan kecepatan 0,5
m/det. Kemampuan daya angkut eskalator mencapai 170 orang, sedangkan dengan
kecepatan 0.60 m/det bisa mencapai 225 orang. Eskalator tunggal ini biasanya
digunakan pada bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai
10.000 meter persegi.
2. Eskalator jalur ganda
Eskalator jalur ganda merupakan eskalator yang dapat menampung dua orang berdiri
bersama dalam satu anak tangga dengan lebar 1100-120 cm. Dengan kecepatan 0,45
m/det, eskalator jalur ganda ini dapat mengangkut sebanyak 340 orang sedangkan
dengan kecepatan 0.60 m/det bisa mencapai 450 orang. Eskalator jenis ini biasanya
digunakan pada bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan luas lantai
20.000 meter persegi

Gambar 3 : ekskalator ganda ( kiri ) dan ekskalator Tunggal ( kanan)


Sumber : Indonesian.alibaba.com

Umumnya Eskalator dipasang dengan kemiringan >10° atau sesuai standart perbandingan antara datar
dan ketinggian 30° - 35°. Panjang eskalator disesuaikan dengan kebutuhan. Lebar untuk 1 orang 60 cm,
dan untuk 2 orang 100cm - 120cm. Menurut peraturan yang diterapkan di Inggris, sudut ketinggian di
eskalator dibatasi hingga 30°, apabila tangga tidak lebih dari 6 meter dan kecepatan 0,5 m/dtk. Dalam
keadaan tertentu sudut tersebut tidak boleh lebih dari 30° . Menurut standar Inggris (BS), lebar tangga
maksimal 1050 cm dan minimal 600 cm.

Ada 3 cara perletakkan ekskalator yakni:

1. Bersilang

Gambar 4 : pemasangan cara bersilang


Sumber : allsipil.com

7|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


2. Sejajar arus berputar

Gambar 5 : pemasangan cara sejajar arus berputar


Sumber: allsipil.com
3. Sejajar arus menerus

Gambar 6 : pemasangan cara sejajar arus menerus


Sumber: allsipil.com
ELEVATOR (LIFT)
Lift atau elevator adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi
untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering berada di dalam gedung-
gedung bertingkat. Eungsi elevator yaitu sebagai angkutan transportasi vertikal yang digunakan
untuk mengangkut orang atau barang yang memiliki pergerakan naik dan turun. Pada umumnya
lift difungsikan atau dipergunakan pada gedung-gedung bermasa besar dan tinggi atau bertingkat,
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.
Berkat adanya angkutan transportasi seperti lift atau elevator dengan sistem operasional
yang modern dan mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai
tujuan mereka, selain itu juga manusia dapat atau mampu menciptakan bangunan raksasa yang
memiliki bentuk massa yang besar dan tinggi. Pada lift terdapat tiga jenis mesin yang
dipergunakan salah satunya yaitu Hedraulic, Traction atau katrol tetap,dan Hoist atau katrol
ganda, jenis hoist dapat dibagi menjadi dua bagian , yaitu hoist dorong dan tarik.
Mengenai sejarahnya lift awalnya adalah sebuah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun
1853, salah seorang pionir dalam bidang lift yaitu Elisha Graves Otis memperkenalkan sebuah lift
yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya terputus. Rancangannya mirip dengan
suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.
Adapun sejarah lift lain antara lain:

8|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


 23 Maret 1857 : lift Otis pertama dipasang di New York city.
 1880 : lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens.
 2004 :Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Taipei 101 di Taipei,
Taiwan. Kecepatannya adalah 1010 meter per menit atau 60,6 km per jam.

Adapun jenis-jenis lift berdasarkan mesinnya, yakni:

1. Geared motor - menggunakan gear untuk mereduksi kecepatan motor


2. Gearless - menggunakan motor dengan torsi besar dan kecepatan rendah
3. MRL / Machine Room Less - menggunakan motor magnet permanen yang lebih kecil.

Gambar 7 : Gear Traction, mesin untuk menarik lift


Sumber : repository.uki.ac.id

Adapun jenis-jenis lift berdasarkan fungsinya, yakni:

1. Lift penumpang
Elevator jenis ini biasa dipakai untuk fasilitas transportasi vertikal manusia pada gedung berlantai
banyak, dengan perhitungan keselamatan bagi penumpang yang sangat tinggi.

Gambar 8: lift penumpang dan detailnya


Sumber : arsitur.com
Adapun ukuran dan standar lift penumpang, yakni
1. Perkantoran 10 𝑚2 / org, untuk lantai 1-20
12 𝑚2 / org, untuk lt. 21 – 30
14 𝑚2 / org, untuk lt. 31 – 40

2. Hotel
 Unit kamar 2 org
 Function rooms 10 𝑚2 / org

9|MAKALAH SISTEM TRANSP ORT ASI, KEAMANAN & KOMUNIKASI


3. Rumah sakit
 Kamar pasien 3-4 tempat tidur / kmr
 Ruang praktek 3 org / ruang
 Ruang tunggu 10 𝑚2 / org
4. Apartemen
 1 bed rooms 2 org
 2 bed rooms 3 org
 3 bed rooms 4 org
 Penthouse 6 org
Tabel 1 :standarisasi ukuran dan kapasitas lift penumpang
Sumber : ukuranstandarlift.wordpress.com

2. Lift barang
Elevator barang ini biasa dipakai pada bangunan bengkel, industri, gudang dan gedung
parkir. Sistim penggerak dapat memakai sistem traction ataupun hydraulic, car dibuat dari logam
dan lapisan kayu pada lantainya serta telah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menerima
benturan ataupun gesekan dengan barang yang diangkut.
Dalam gedung- gedung dengan penggunaan campuran (mixed use) seringkali lift barang juga
harus dapat melayani angkutan orang terutama pada jam-jam sibuk. Perkiraan yang dapat
digunakan dalam perencana ialah untuk setiap 5 lift diperlukan 1 lift barang.

Gambar 9: lift barang dan detailnya


Sumber :indotrading.com
Pintu masuk pada elevator barang, umumnya dapat dibuka secara vertikal dan minimum
mempunyai ketinggian 6 kaki atau sekitar 2 meter.Komposisi yang dipersyaratkan, setiap lima lift
penumpang diperlukan satu lift barang. Kapasitas lift barang berkisar antara 1 - 5 ton. Ukuran
dalam lift barang berkisar antara 1,60 x 2,10 meter sampai 3,10 x 4,20 meter, dengan kecepatan
bergerak maksimum 1,5 – 2,0 meter/ detik, sedangkan kecepatan rata"rata yang ideal 0,25-1
meter/detik. Pada umumnya lift barang bergerak dengan kecepatan 22,50 - 60 m/menit.
3. Lift pelayan
Dumbwaiters atau Ejection Elevator berfungsi sebagai pengantar. Elevator jenis ini ukurannya
kecil dan biasa dipakai untuk mengantar makanan, minuman dll. Pada bangunan berlantai banyak,
seperti pada hotel, rumah sakit, dll.

10 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Gambar 10 : lift pelayan dan detailnya
Sumber : fujita.elevator.co.id
Kecepatan elevator ini berkisar antara 300 fpm dengan kapasitas angkutnya sebesar 100 Pounds
( Lbs) atau sekitar 50 kg, dan penggeraknya menggunakan sistem traction dengan motor kecil.
Adapun jenis dan ukuran lift pelayan antara lain:

Tabel 02 : jenis dan kapasitas lift pelayan di pasaran


Sumber : Indonesian.alibaba.com
4. Lift Automobile
Berfungsi untuk mengangkut kendaraan. Lift ini bisa juga ini dikatagorikan ke lift barang karena
ukurannya yang besar untuk menampung banyak barang berat, terutama kendaraan mobil.

Gambar 11 : lift automobile dan bagian-bagiannya


Sumber : Indonesian.scissorslifttable.com

11 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Oleh karena berfungsi sebagai pengangkut kendaraan, sehingga memerlukan ukuran ruang kereta
sampai 2750 mm dan panjang 6300 mm tergantung peruntukan jenis kendaraan yang diangkut. lift ini
berkecepatan rendah, yaitu 20, 30, 45 mpm dan mempunyai sistem bukaan pintu mengarah ke atas-
bawah dengan 2 atau 3 panel pintu.

5. Lift double Decker


Merupakan lift dengan dua kaps terpasang bersama dalam satu hoistway. Ini
memungkinkan penumpang di dua lantai berturut-turut untuk dapat menggunakan lift secara
bersamaan, secara signifikan meningkatkan kapasitas penumpang dari poros elevator. Skema
semacam itu dapat meningkatkan efisiensi di gedung-gedung di mana volume lalu lintas biasanya
memiliki satu lift yang berhenti di setiap lantai. Kaps yang melayani lantai genap sebenarnya
berada di atas kabin yang melayani lantai ganjil dalam poros lift yang sama.

Gambar 12: lift double decker dan bagian-bagiannya


Sumber: en.wikipedia.org
Lift double-decker biasanya digunakan untuk bangunan dengan 40 lantai atau lebih. Lift double-decker
biasanya dapat bergerak 600 meter (1.968,5 kaki) per menit - cukup cepat dibandingkan dengan lift biasa
di apartemen bertingkat tinggi, yang berjalan 90 hingga 120 meter per menit.
6. Lift fire
Sekarang ini untuk bangunan tinggi sudah disediakan fire lift / fire elevator. Dimana Lift tersebut
dapat dipakai untuk membawa para pemadam kebakaran naik ke lantai yang tinggi.

Gambar 13: denah perletakkan lift pemadam kebakaran


Sumber : slideshare.com

12 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Adapun persyaratan lift kebakaran yakni sebagai berikut:
 Untuk bangunan efektif 25 meter (8 lantai) pada shaf yang berbeda masig-masing shaf
terdapat 1 unit lift kebakaran, contoh:
1. Low Zone 4 unit lift 8/8 = 1 unit
2. Medium zone lantai 19-lantai 20 = 1 unit
3. High zone lantai 21-latai 30 = 1 unit
 Shaf untuk lift kebakaran harus tahan api
Adapun standar SNI 03-6573-2001 untuk lift kebakaran, yakni:
 Khusus dipakai oleh petugas pemadam kebakaran
 Lift siap dilantai yang ditentukan dengan pintu membuka
 Operasi lift kebakaran dengan kunci kontak
 Luas kereta min. 2 𝑚2 (contoh 1.5 m x 1.4 m) dan pintu lebar min. 1 m x 2.10 m
 Tempo perjalanan max. 60 detik sampai lt. teratas
 Operasi buka pintu dengan pijit tombol
 Pintu dan KM taha api dan kedap asap selama 1 jam
 Terminal bawah dan lobi cukup luas untu petugas, agar tidak terhalang.

7. Lift tempat tidur ( bed elevator)


Lift ini digunakan di rumah sakit untuk membawa tempat tidur pasien, oleh karena itu ukurannya
disesuaikan dengan ukuran tempat tidur standar rumah sakit.

Gambar 14 : lift tempat tidur dan detailnya


Sumber : www.kone.co.id

Adapun ukuran dan standar ukuran Bed Lift atau Bed Elevator mengacu ke Industri lift di China,
hanya ada 1 ukuran yaitu Bed Lift untuk kapasitas 1600kg, tetapi sebelum produk lift china masuk ke
Indonesia di era 90an, Ukuran bed lift ada 2 ukuran lainnya yaitu Kapasitas 750kg dan 1000kg.
Ukuran Bed Lift Rumah Sakit kapasitas 1600kg adalah sebagai berikut:
 Car Inside : 1400 mm (w) x 2400 mm (D)
 Hoistway Size : 2350 mm (w) x 2900 mm (D)

13 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
 Opening Size : 1200 mm (w) x 2100 mm (H) for side open.
Adapun persyaratan yang lain:
 Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang dari 1,20 m untuk
memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersama-sama dengan pengantarnya.
 Lif penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.
 Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai sarana hubungan vertikal dalam bangunan gedung
harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai
dengan fungsi dan jumlah pengguna bangunan rumah sakit.
 Setiap bangunan rumah sakit yang menggunakan lif harus tersedia lif kebakaran yang dimulai dari
lantai dasar bangunan (ground floor).
 Lift kebakaran dapat berupa lif khusus kebakaran atau lif penumpang biasa atau lif barang yang
dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan secara khusus
oleh petugas kebakaran.

8. Lift observasion Elevator


Lift jenis ini fungsinya sama seperti lift penumpang, hanya saja bedanya sebagian besar
dinding atau pintu lift ini terbuat dari kaca. Sehingga memungkinkan penumpangnya dapat
melihat ke arah luar. Lift jenis ini banyak kita jumpai di mall, hotel, atau gedung-gedung yang tidak
terlalu tinggi yang memiliki pemandangan indah.

Gambar 15: lift observasi dan detailnya


Sumber : en.alibaba.com
Ada jenis-jenis lift yang dibagi berdasarkan letak mesin penggerak lift, yakni:
1. Lift dengan Sistem Gearles
Pada Sistem Gearless digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi,
mesin berada pada bagian atas, kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel
hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counter weight). Biasanya
sistem ini digunakan pada gedung-gedung kantor, pertokoan, hotel, apartment, rumah sakit, dan
lain sebagainya.
2. Lift dengan Sistem Hidrolik
Pada sistem hidrolik digunakan pada instalasi di gedung rendah dengan kecepatan kereta
menengah, mesin berada pada bagian bawah terbatas 3-4 lantai, skema kerjanya yaitu kereta

14 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah
silinder. Biasanya sistem ini digunakan pada lift uang atau makanan.

Gambar 16 : jenis lift berdasarkan letak mesinnya: a. sistem gearless (kiri) dan b. sistem Hidrolik (kanan)
Sumber: www. academia.com
Ditinjau dari segi pemasangan, adapun cara pemasangan lift yakni:
1. Pemasangan dengan satu sangkar (Single Car)
Didalam suatu gedung hanya terdapat satu sangkar saja atau dengan kata lain gedung tersebut
hanya dilayani oleh satu unit lift saja. Pemasangan ini biasanya terdapat pada gedung yag tidak
beitu tinggi dan tidak luas serta lalu lintas pemakaiannya tidak ramai.
2. Pemasangan dengan lebih dari satu sangkar
Pada bangunan tersebut terdapat lebih dari satu sangkar. Jika ada panggilan akan terjadi
respondan interaksi antara beberapa sangkar tersebut. Sangkar yang paling dekat dan tidak
sedang bekerjalah yang akan melayani panggilan tersebut. System ini dipakai pada gedung
bertingkat banyak serta luas dan mempunyai lalu lintas pemakaian yang ramai.

Gambar 17: skema dan bagian sistem lift


Sumber: scrib.com

15 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan dan pemasangan lift
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pelaksanaan Persiapan Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan lift meliputi :
 Klasifikasi final Spesifikasi Teknis Unit Lift
 Membuat Shop Drawing Untuk disetujui pihak terkait
 Monitoring Lapangan
2. PABRIKASI
 Pelaksanaan pekerjaan pabrikasi dapat dilaksanakan setelah final spesifikasi teknis dan
Shop Drawing Disetujui bersama
3. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN UNIT LIFT
A. Pekerjaan pemasangan lift dapat dimulai setelah :
 Hoistway lift (termasuk ruang mesin) telah selesai pengerjaannya
 Unit lift sudah diadakan dan masuk ke area proyek
B. Adapun beberapa hal penting yang perlu diperhatikan kontraktor sipil dalam pembuatan
hoistway lift antara lain :
 Ukuran bersih hoistway lift dan ketegak lurusannya
 Kedalaman pit lift
 Tempat dudukan Beam Mesin lift/ dudukan (Reaction Force)
 Hoisting hook untuk pengangkatan mesin lift
 Ketinggian over head dan ruang mesin lift
 Ring balok (kelipatan 2,5) untuk pemasangan bracket main dan CWT Rail Lift
 Tinggi dan lebar bersih kolom/ balok Praktis untuk pemegang jamb (kusen) pintu lift
pada setiap lantai.

Gambar 18: bagian-bagian lift dan detail prespektif


Sumber: dokument.tips
4. TAHAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN LIFT
 Pemasangan Steger
adalah Pemasangan Perancang guna Pemasangan Komponen lift yang akan dipasang
setelah seluruh hoistway lift selesai dikerjakan

16 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
 Plumb/centering
adalah Pelaksanaan pekerjaan untuk menentukan as pintu seluruh lantai dan maju
mundurnya lift serta titik as seluruh pemasangan komponen lift
 Pemasangan Bracket rail dan CWT rail
adalah pemasangan bracket pengikat / kedudukan rel yang terdiri dari dua bagian
pekerjaan :
1. Pemasangan dynabolt untuk mengikat bracket (bila ring balok dibuat dari bahan
beton)
2. Pengelasan bracket dudukan rel terhadap beracket yang telah dipasang pada ring
balok pada setiap jarak 2,5 meter dan apabila ring balok terbuat dari baja maka
langsung dilas ke ring balok baja tersebut
 Periksa QC
Pengecekan oleh Team QC dari Kantor pusat mengenai pemasangan rail dengan
menggunakan form dari kantor pusat
 Pengangkatan Mesin Panel Kontrol Lift.
adalah Pemindahan mesin lift dari lantai penempatan sementara ke ruang mesin lift
dengan menggunakan alat pengangkat chain block melalui lubang hoistway lift. Bisa
juga diangkat dengan menggunakan bantuan alat Tower Crane
 Pemasangan Sill, Jamb dan Headers
adalah pemasangan komponen lift di daerah pintu lift. Pekerjaan ini dapat
dilaksanakan setelah as pintu lift ditentukan dan garis pinjam finishing lantai (elevasi)
tersedia didaerah sekitar pintu lift
 Setting Mesin
adalah proses pengesetan mesin lift dan panel lift di ruang mesin dengan melakukan
pengelotan as pulley mesin terhadap as car lift dan as counter weight
 Assembling Sangkar.
adalah pelaksanaan perakitan car lift, biasanya dilaksanakan dilantai dasar
 Roping
adalah Pelaksanaan pemasangan wire rope (seling) yang menghubungkan antara car
dan couhter weight
 Pemasangan Door dan Setting
adalah Pemasangan pintu (Hall Door) pada setiap lantai dan dilaksanakan mulai dari
lantai atas. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan setelah penutupan celah didaerah
sekitar pintu (sill, jamb & pocket) lift selesai dikerjakan
 Wiirring dan Koneksi Kabel
adalah Pelaksanaan penyambungan kabel-kabel lift yang akan dipasang didaerah
hoistway lift, car lift dan ruang mesin dan penurunan kabel-kabel tail core serta
pembuatan jalur kabel/tray diruang mesin untuk koneksi dari panel ke mesin
 Slow Speed Test
adalah Pelaksanaan Pengetesan untuk menjalankan lift secara manual dan diteruskan
dengan setting mekanik yang diperlukan (terutama daerah pintu) dengan melakukan
terlebih dahulu pembongkaran steger bambu
 High Speed Test
adalah Pelaksanaan Pengetesan fungsi seluruh sistem operasional lift secara otomatis

17 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
 Reksa Uji
Proses pengajuan dan pemeriksaan kelayakan lift oleh pihak depnaker sebelum lift
dioperasikan
 ST 1
Proses penyerahan unit pertama ke pihak kedua sebagai syarat bahwa unit telah
terpasang dengan baik
 Free Maintenance
Service rutin unit sesuai dengan bunyi yang tercantum dalam kontrak yang telah
disepakati bersama.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN LIFT
Keuntungan dalam penggunaan lift dan eskalator :
1. untuk mengangkut orang dalam jumlah banyak, yang digunakan pada gedung bertingkat
2. mempermudah membawa barang dalam jumlah banyak dalam sekali kegiatan
3. efisien terhadap waktu yang digunakan sehingga mempercepat untuk mengarahkan orang-
orang pada tempat yang dituju
Kelemahan dalam penggunaan lift dan escalator :
1. biaya pembuatan yang cukup mahal
2. membuat orang malas untuk berolahraga dengan menggunakan tangga
3. jika tidak hati-hati bisa menelan korban, seperti : terjepit lift, jari kaki yang terpotong ketika
menggunakan escalator, dll
4. jika listrik padam maka lift dan escalator tidak dapat digunakan sehingga menghambat
kegiatan
TRAVELATOR
Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung untuk memindahkan orang /
barang dari satu lantai ke satu lantai yang berikutnya. Escalator diprioritaskan untuk transportasi orang
dengan barang bawaan yang dijinjing sedangkan Travelator untuk transportasi orang dengan barang yang
didalam trolley.
Biasanya terdapat di supermarket, mal, stasiun kereta ekspress, dll. Dan bila dipasang secara mendatar
pada satu lantai, berfungsi untuk meringankan beban dari orang yang berjalan dengan membawa barang
dan menempuh jarak yang relatif jauh.

Pemilihan Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang diinginkan karena kecepatannya sudah
tertentu, sedangkan faktor lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebgai berikut :

 Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan


kenyamanan.
 Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.
 Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau
kebawah.

18 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Gambar 19: travelator dan prinsip kerjanya
Sumber: dnm.co.id
Adapun standar dan ukuran travelator yakni:

Tabel 3 : standar dan ukuran travelator menurut jenis dan model


Sumber: id.scrid.com

Tabel 4 : standar travelator bergantung jenis, kecepatan dan jumlah penumpang


Sumber : id.scrid.com

19 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Teknik pemasangan travelator hampir sama dengan teknik pemasangan ekskalator, tetapi ada perbedaan
antara sudut elevasi dan sistem operasinya.

Gambar 20: teknik perletakkan travelator yang sama dengan ekskalator


Sumber: elevatorshiwu.com

Gambar 21: perbandingan travelator yang berbeda sudut dan arah tanjakannya
Sumber: docplayer.info
Adapun kelemahan dan kelebihan travelator, yakni:
Kelebihan
 Lebih landai sekitar 50%
 Dapat digunakan untuk kereta barang berjalan (trolleys).
 Jika berhenti bergerak, gangguan pada arus pergerakan orang tidak begitu besar.
 Lebih cocok bagi penyandang tuna daksa.
 Mempunyai kapasitas untuk memindahkan orang dalam jumlah banyak.

20 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
 Sangat bermanfaat untuk kebutuhan lalu lintas yang dapat meningkat dalam waktu-waktu
tertentu.
 Dapat mengarahkan arus manusia ke jalur tertentu.
 Memudahkan orang untuk melihat-lihat sekelilingnya.
 Perpindahan dari lantai ke lantai berlangsung secara lancar.
 Dapat digunakan di ruang terbuka, jika digunakan yang tahan air (water proofed travelator /
moving ramp)
 Tidak membutuhkan waktu tunggu, kecuali pada kondisi lalu lintas manusia yang sangat padat.

kelemahan

 Membutuhkan luasan ruangan yang lebih besar untuk pemasangannya.


 Membutuhkan rangka struktur penopang yang lebih besar.
 Membutuhkan biaya peralatan yang tinggi.
 Jika terjadi kerusakan akan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya
 Tidak boleh beroprasi jika terjadi gangguan elektrik pada travellator

PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN SISTEM TELEKOMUNIKASI


Sistem komunikasi dapat diartikan sebagai seperangkat hal-hal tentang proses penyampaian
pesan yang berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu keseluruhan. Layaknya suatu sistem,
sistem komunikasi terdiri dari empat hal, yaitu:

 Objek-objek dari sistem komunikasi, yang berupa unsur-unsur komunikasi (komunikator, pesan,
media, komunikan dan efek).
 Altribut Sistem komunikasi, yang berupa kualitas atau properti sistem itu dan unsur-unsur
komunikasinya
 Hubungan internal sistem komunikasi, hubungan antara peserta-peserta komunikasi
(komunikator dan komunikan) sebagai anggota sistem, yang dapat ditandai melalui pesan-pesan
komunikasi mereka
 Lingkungan sistem komunikasi, suatu sistem komunikasi memiliki suatu lingkungan, yaitu: sistem
social, sistem politik, sistem budaya dan sebagainya. Mereka tidak hadir dalam suatu kevakuman,
tetapi dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya.

Gambar 22: sistem telekomunikasi


Sumber: digilid.polban.ac

21 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Dalam perencanaannya, sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran
untuk daya pembangkit computer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct). Selain itu, diperlukan sistem
panel-panel atau terminal telepon, yang dapat langsung berhubungan dengan luar melalui penggunaan
sistem terminal utama menuju titik-titik yang diperlukan atau penggunaan sistem PABX (Private
Automatic Branch Ex-change).

JENIS-JENIS SISTEM TELEKOMUNIKASI


Menurut pemakaiannya, telekomunikasi dapat digolongkan menjadi pemakaian umum,
dengan menggunakan gelombang pendek atau air phone; dan pemakaian pribadi, dengan telepon yang
melalui operator rahasian ataupun dengan teleks yang tidak melalui operator. Adapun menurut arahnya,
telekomunikasi dibagi menjadi:

 komunikasi satu arah, seperti TV, radio, sound system dan CCTV
 komunikasi dua arah, seperti telepon.

Gambar 23: sistem pengamanan CCTV


Sumber: wordpress.com
Kemudian, menurut gelombang pembawanya, telekomunikasi dibagi menjadi tanpa kabel
(wireless) dan dengan kabel (wired).

 Telekomunikasi tanpa kabel adalah elektromagnet, cordless radio telecommunication.


 Telekomunikasi dengan kabel, seperti jaringan telepon kota intercom

Ada dua macam Sistem telekomunikasi dalam gedung yang perlu kita perhatikan, yakni:

1. Sistem hubungan telepon

Gambar 24: sistem hubungan telepon


Sumber: wordpress.com

22 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
Sistem network atau hubungan telepon dalam suatu gedung / bangunan, yaitu

 Hubungan eksternal
Berhubungan dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkup lingkunan sistem
PABX sebagai sentral telepon dalam gedung baik panggilan masuk (incoming) atau
panggilan keluar, seperti hubungan lokal, SLJJ, dan SLI.
 Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon antar
sambungan cabang/ nomor extension yang satu dengan sambungan cabang/ nomor
extension yang lain.

Perangkat atau peralatan-peralatan yang digunakan dalam jaringan telepon dalam gedung , yaitu :

 Junction Box
Kotak pembagi jaringan telepon yang berfungsi sebagai terminal telepon dari Telkom
ke jaringan dalam gedung milik pribadi.
 Panel incoming-outgoing
Titik input Kotak Terminal Batas (KTB) dari jaringan Telkom menuju panel MDF.
 MDF
Main Distribution Frame (MDF) yaitu panel atau kotak pembagi terminal utama/
induk jaringan telepon dalam gedung baik dari SST telkom menuju PABX atau
pendistribusian jaringan extension ke ruangan-ruangan.
 PABX
Private Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk memperbanyak
atau menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension, sebagai sentral
telepon dalam gedung yang mengatur lalu lintas komunikasi suara.
 UPS
Unit Power Supply (UPS) yaitu catu daya listrik cadangan apabila daya listrik PLN
mengalami pemadaman dan agar tegangan PABX tetap stabil 48 VDC.
 Batere
Sumber listrik cadangan yang menggantikan sumber listrik PLN 48 VDC.
 Arrester
Alat untuk melindungi peralatan telepon dari kerusakan akibat kejutan tegangan
berlebih, terkena petir, short circuit.
 Operator Console
Alat operator telepon yang merupakan pintu gerbang dalam melakukan komunikasi
suara dapat mengatur lalu-lintas komunikasi suara, menghubungkan ke nomor yang
akan dituju baik telepon masuk (Incoming) maupun telepon keluar (Outgoing) dan
dalam lingkungan telepon intern. Tipe operator console :
1. Telephone Based
Menggunakan pesawat telepon digital sebagai operator console, dengan konsep yang praktis,
common dan user friendly sehingga dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan lebih cocok
digunakan oleh perusahaan skala kecil dan menengah.

23 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
2. Computer Based
Operator console tipe ini menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi multimedia system
dan peralatan khusus. Konsep ini memiliki features yang lebih canggih dan diperuntukkan bagi
perusahaan skala menengah dan besar.
 Jaringan/ instalasi
Merupakan rangkaian penghubung peralatan-peralatan telepon yang membawa
sinyal komunikasi seperti terminal-terminal, PABX, operator console, pesawat
telepon, dll. Berupa pair-kabel atau sepasang kabel (1 pair berisi 2 kawat tembaga
penghubung).
 Roset
Adalah alat untuk menghubungkan jaringan/ instalasi telepon dengan kabel pesawat
telepon. Berupa terminal penghubung Out Bow (OB) yang tidak ditanam di dinding
dan terminal penghubung In Bow (IB) yang ditanam didinding.
 Pesawat telepon
Adalah alat yang digunakan untuk merubah suara menjadi sinyal komunikasi.
 Billing System
Billing system digunakan untuk memonitor biaya pemakaian telepon sehingga dapat
mengontrol, menganalisa dan merencanakan biaya operasional khususnya
pemakaian telepon. Dengan cara ini dapat melakukan efisiensi yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan, misalnya seperti di hotel.
2. Sistem tata suara (sound system)
Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara
pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan penting dalam suatu
pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan
acara pertunjukan itu sendiri. Tata Suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar
bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan
tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek suara,
pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan Speaker-speakernya.
Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan
peralatan sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara (program source) dan penguat
sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan sentral sistem tata suara.
 Peralatan Utama Sistem Tata Suara
Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground musik dan
pengumuman darurat / paging. Diantara peralatan utama dari sistem tata suara,
adalah:
1. Micropone paging
2. Mixer
3. Power Amplifier
4. Ceiling speaker
5. Chyme microphone
6. Radio Tunner AM / FM
7. Caset dect
8. CD Player
9. Volume Control

24 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
10. Monitor unit
 Terminal Box & Sistem Perkabelan
Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama dengan speaker.
Kabel instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui kabel instalasi
melalui terminal box, dan dari terminal box ke peralatan utama

25 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
BAB 3

PENUTUP
KESIMPULAN

Sistem transportasi bangunan merupakan sistem utilitas pada bangunan yang dibutuhkan untuk
mempermudah sirkulasi manusia sebagai konsumen atau pemakai. Tanpa adanya transportasi dalam
gedung bertingkat, akan mempersulit hubungan antara level lantai atau tingkatan. Bangunan dengan
gubahan yang besar sangat membutuhkan transportasi yang bisa memenuhi kebutuhan manusia yang
simple dan tidak mengandalkan tenaga sendiri untuk dilaluinya.

Jenis-jenis transportasi manual adalah tangga, mulai tangga darurat dan anak tangga. Sedangkan
transportasi dari mesin yakni elevator(lift), ekskalator dan travellator.

Dituntut dari sejarahnya, Transportasi manual merupakan transportasi yang sering dipakai sebelum masa
revolusi industri. Dengan teknologi modern saat ini, tansportasi manual masih tetap dipakai, tetapi karena
perkembangan aktivitas manusia yang cenderung simple, membuat suatu pemikiran untuk menggunakan
transportasi mesin yang mempermudah manusia.

Sistem telekomunikasi dapat diartikan sebagai seperangkat hal-hal tentang proses penyampaian pesan
yang berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu keseluruhan. Sistem ini haruslah melekat pada
bangunan karena factor lingkungan sekitar yang mendorong manusia untuk berkomunikasi dengan
mudah dan membutuhkan informasi mengenai hal-hal yang baru terjadi.

Selain bertujuan untuk mencari informasi, Sistem telekomunikasi juga dapat berguna sebagai sensor yang
dapat dikendalikan jarak jauh sebagai nilai tambah dalam kenyamanan atau keamanan bangunan. Sebuah
bangunan dapat dikatakan pintar (smart building) apabila bangunan tersebut memiliki sistem berbantuan
komputer yang dapat memberi segala kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan penghematan energi
yang berlangsung secara otomatis dan tanpa adanya interferensi manusia didalamnya.

SARAN

Beberapa jenis transportasi yang dijelaskan merupakan transportasi yang tujuannya untuk
mempermudah perjalanan manusia di dalam bangunan. Tanpa melihat kelemahan dan kelebihannya,
transportasi yang memenuhi syarat pemakaian dengan pertimbangan jumlah pengguna dan memenuhi
sistem kenyamanan dan keamanan sudah cukup menunjang aktivitas dan sirkulasi bangunan yang baik.

Perancangan yang matang mengenai sistem transportasi dan telekomunikasi, dapat menjadi suatu
pertimbangan untuk mencapai sirkulasi, baik dalam bidang lalu lintas dan informasi. Kedua bidang ini juga
bisa saling terhubung satu sama lain. Sebagai contoh ketika dalam atau belum ada tanda-tanda bahaya,
manusia pasti menggunakan telekomunikasi guna mencari informasi yang benar dan menyebarkannya
agar segera menghindar. Dengan adanya transportasi yang memadai, sistem keselamatan pada manusia
bisa tercapai dengan baik dan tidak ada korban jiwa yang terjadi.

26 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I
DAFTAR PUTAKA
https://buildingutility.wordpress.com/2011/03/28/transportasi-vertikal

https://docplayer.info/33983053-Sirkulasi-vertikal-horizontal-pada-bangunan-bertingkat.html

https://id.scribd.com/document/391587264/Bab-8-Sistem-Komunikasi-Bangunan

http://ilmudasardanteknik.com/2016/10/UtilitasBangunanSistemTelekomunikasiBagunanGedungPerkan
toran.html

http://www.galeripustaka.com/2013/07/eskalator-dan-travelator-ramp-berjalan.html

http://elevatorxiwu.com/2013/01/moving-walk-auto-walk-travelator.html

https://hargalift.com/yang-harus-anda-ketahui-tentang-escalator-dan-travelator.html

https://elevatorescalator.wordpress.com/tag/travelator/

https://liftbarangberkualitas.wordpress.com/our-product/escalator/travelator

https://docplayer.info/70709650-Modul-ssle-07-metode-pemasangan-lift.html

https://www.slideshare.net/tiarifi/03peranan-lift-saat-kebakaran

http://gracethelovers.com/2011/05/lift-adalah-angkutan-transportasi.html

27 | M A K A L A H S I S T E M T R A N S P O R T A S I , K E A M A N A N & K O M U N I K A S I

Anda mungkin juga menyukai