MAKALAH
Oleh
Kelompok 3 :
Hendrawan (180341600135)
Jasminfyta Intan Hasanah N (180341617509)
Zuhrotul Mufidah (180341617558)
1.1.Latar Belakang
Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi karena hal ini merupakan salah satu
ciri dari makhluk hidup. Reproduksi juga merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk melestarikan jenis (Tenzer, 2003). Salah satu peristiwa yang terjadi dalam
reproduksi adalah rangkaian tahapan perkembangan janin atau embrio
(embriogenesis).
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses
ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel.
Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Tahap awal
perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma
dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan
menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan
pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan
perkembangan menjadi embrio.
Pada makalah ini, penulis berusaha menjelaskan tentang embriogenesis pada
amphioxus. Amphioxus merupakan genus yang sering digunakan sebagai
perwakilan dari kelas Cephalocordata.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan pembelahan zigot pada Amphioxus?
2. Bagaimana proses pembentukan blastula pada Amphioxus?
3. Bagaimana proses gastrulasi pada Amphioxus?
4. Bagaimana proses neurulasi pada Amphioxus?
5. Bagaimana mekanisme diferensiasi pada Amphioxus ?
1.3.Tujuan
1. Untuk memahami perkembangan dan pembelahan zigot pada Amphioxus.
2. Untuk memahami proses pembentukan blastula pada Amphioxus.
3. Untuk memahami proses gastrulasi pada Amphioxus.
4. Untuk memahami proses neurulasi pada Amphioxus.
5. Untuk memahami mekanisme diferensiasi pada Amphioxus.
BAB II
PEMBAHASAN
B) Pembelahan
Proses pembelahan zigot Amphioxus terjadi secara holobastik. Holoblastik
merupakan tipe pembelahan yang mengenai seluruh daerah zigot dan terdapat pada
telur homolechital dan mediolechital. Tipe pembelahan pada amphioxus, anura, dan
asterias termasuk tipe holoblastik teratur. Disebut teratur karena bidang
pembelahan maupun tahap-tahap pembelahannya teratur (Yatim, 1994). Arief
(1984) juga menjelaskan bahwa tipe holoblastik adalah tipe pembelahan dimana
ovum dalam pembelahannya dapat terbelah seluruh bagiannya oleh bidang-bidang
pembelahannya, baik bidang pembelahan meridional maupun pembelahan
horizontal, seperti pada ovum jenis homolesital. Tahap-tahapannya antara lain
sebagai berikut.
1) Segmentasi pertama arah meridional dari kutub animal ke kutub vegetal.
Hasilnya adalah 2 buah blastomer yang sama besar.
2) Segmentasi kedua arahnya juga meridional dengan bidang segmentasi tegak
lurus terhadap bidang segmentasi pertama. Hasilnya adalah 4 buah blastomer
yang sama besar.
3) Segmentasi ketiga arahnya horizontal dengan bidang segmentasi sedikit diatas
bidang ekuator. Hasilnya ialah delapan buah blastomer yang tidak sama besar.
Blastomer yang sebelah atas ukurannya lebih kecil karena itu disebut mikromer
sedangkan blastomer disebelah bawah yang ukurannya lebih besar disebut
makromer, dengan demikian dalam segmentasi ketiga ini terbentuk 4 mikromer
dan 4 makromer.
4) Segmentasi keempat arahnya meridional bilateral. Hasilnya 16 buah blastomer.
5) Segmentasi kelima arahnya horizontal bilateral. Hasilnya ialah 32 blastomer.
Gambar 3. Pembelahan Holoblastik
Sumber : (Indriawati, 2013)
Gambar 4. Neurulasi
Pada perkembngan selanjutnya, neural tube akan menjadi organ beirkut ini:
a) Otak dan sumsum tulang belakang.
b) Saraf tepi otak dan tulang belakang.
c) Bagian persarafan indra seperti mata, hidung dan kulit.
d) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
e) Saat awal terbentunya, neural tube akan memiliki dua ujung yang
belum menutup, yang dinamakan neurophore.
1. Neurophore anterior, yang akan membentuk otak dan
bagian-bagiannya.
2. Neurophore posterior, yang akan membentuk fleksura atau
lipatan yang terdapat dalam otak, dan berperan dalam
menentukan daerah-daerah otak.
Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural,
menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta sejumlah
sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan notokord dan
neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk membentuk
pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul pada hari ke-20.
Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang meningkat menjadi
total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi sklerotom, miotom, dan
dermatom yang masing-masing menghasilkan tulang rangka sumbu, otot
rangka dan dermis kulit (Paul Cisek, 2016),
Daftar Rujukan
Arief, A. 1984. Pengantar Reproduksi dan Embriologi Hewan. Malang: IKIP
Malang.
Huettner, A. F. 1957. Fundamental of Comparative Embriology of the Vertebrates.
New York: The Masmillah Company.
Indriawati, Sri Endah. 2013. Keanekaragaman Hewan Kordata Rendah. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Lestari, U., Tenzer, A., Handayani, N., & Gofur, A. 2018. Perkembangan Embrio
Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Melian, D.2010.Aperbedaan Embriogenesis Pada Amphioxus, Aves, Amphibia
Danmamalia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Surjono. 2001. Proses Perkembangan Embrio. Jakarta: Universitas Terbuka
Tenzer, Amy, dkk. 1998. Struktur Perkembangan Hewan Bagian II. Malang : IKIP
Malang.
Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriogenesis. Bandung: Tarsito.