Oleh :
Christine Firsta Vella
K1A1 13 145
Pembimbing :
dr. Nevita Yonnia Ayu Soraya, Sp. M.
LAPORAN KASUS
A. IdentitasPasien
Nama : Tn. M
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Puwatu
JenisKelamin : Laki-laki
Agama : Islam
B. Anamnesis
sejak ≥ 10 tahun lalu dan semakin memburuk. Pasien juga mengeluhkan mata
kiri kadang terasa nyeri dan berair. Tidak ada keluhan keluar sekret pada mata
2
Riwayat penyakit yang sama sebelumnya (-)
Riwayat trauma pada mata (+) sekitar ≥ 10 tahun lalu, pasien mengaku
dan sulit melihat. Sejak saat itu, penglihatan pada mata kiri pasien
mulai menurun.
C. PemeriksaanFisik
1. Status present
Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, status gizi kesan baik.
2. Status ophtalmologis
a. Inspeksi
Pemeriksaan OD OS
Ptosis (-), Edema (-), Hiperemis (-) Ptosis (-), Edema (-), Hiperemis(-)
Palpebra
Sekret (-) Sekret (-)
Sekret
Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
App. Lakrimalis
Madarosis (-),Sikatrik (-) Madarosis (-), Sikatrik (-)
Silia
Edema (-), Hiperemis (-) Edema (-), Hiperemis (-)
Konjungtiva
Bergerak kesegala arah Bergerak kesegala arah
3
Mekanisme
(+) Keruh
Lensa Jernih
b. Palpasi
Pemeriksaan OD OS
e. Penyinaran Obliq
Pemeriksaan OD OS
4
Iris Coklat, kripte (+) Tidak dapat dinilai
hiperemis (-/-), Kornea jernih (+/-), BMD (normal/sulit dinilai) iris coklat
5
E. Resume
Tn. M, 62 tahun, datang dengan keluhan sulit melihat pada mata kiri. sejak ±
10 tahun lalu dan semakin memburuk. Pasien juga mengeluhkan mata kiri
kadang terasa nyeri dan berair. Tidak ada riwayat penyakit mata yang sama
sebelumnya. Riwayat trauma pada mata (+) sekitar ≥ 10 tahun lalu, pasien
pada mata kiri. Pasien emmpat dirawat di RS dengan mata bengkak dan sulit
melihat. Sejak saat itu, penglihatan pada mata kiri pasien mulai menurun.
inspeksi: kornea OS edema, lensa OS keruh, Iris dan pupil OS sulit dinilai,
F. Diagnosis
G. Penatalaksanaan
H. Prognosis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Mata merupakan salah satu alat indera pada manusia yang berfungsi untuk
memusatkan perhatian dan fokus pada obyek yang terletak dekat maupun jauh
dari mata serta mengirmkan sinyal ke otak untuk diterjemahkan. Mata terdiri dari
banyak struktur dengan fungsinya masing-masing. Anatomi mata dari luar terdiri
dari palpebra, konjunctiva, sklera, kornea, kamera okuli anterior, pupil, uvea,
kamera okuli posterior, iris, lensa mata, badan vitreus, retina dan saraf optiki.
Uraian singkat mengenai fungsi dari struktur mata adalah sebagai berikut :
sekresi kelenjar yang membentuk film air mata didepan kornea. Palpebra
merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata
yang dihasilkan oleh sel Goblet yang bersifat membasahi bola mata
mata.
c. Sklera : merupakan bagian putih dari mata yang kuat yang 5/6 bagian
posteriornya terdiri dari lapisan serat kolagen dan pada bagian anterior
7
terdapat kornea. Bagian limbus (batas antara kornea dan sklera)
cahaya. Kornea terdiri dari 5 lapisan. Lapisan tersebut antara lain lapisan
e. Pupil : celah pada iris. Pupil dapat berdilatasi (midriasis) dan bermiosis
f. Uvea : terdiri atas iris, badan siliar dan koroid. Antara sklera dan uvea
pada mata, dan pupil yang memiliki 3 susunan otot. Otot dilatator
dipersyarafi oleh simpatis, sfingter iris dan otot siliar di persyarafi oleh
parasimpatis. Otot siliar yang terdapat pada badan siliar berfungsi untuk
g. Akuos humor, merupakan cairan jernih yang dihasilkan oleh epitel korpus
siliaris yang tidak berpigmen, yang mengisi kamera okuli anterior atau
bilik mata depan dan kamera okuli posterior atau bilik mata belakang.
sebagai sistem pengganti vaskular bagi bagian mata seperti kornea dan
8
lensa dan sirkulasinya berpengaruh pada tekanan intraokular yang penting
paling tertua.
90% air sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Struktur ini berfungsi
untuk mempertahankan bola mata agar tetap bulat dan mengisi ruangan
j. Retina atau selaput jala, merupakan struktur atau bagian mata yang
9
B. Ptisis Bulbi
keruh dan rata serta tidak memiliki fungsi untuk melihat. Ptisis bulbi juga
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana bola mata mengecil, tidak bisa
kondisi akhir dari penyakit pada mata yang tidak dapat diperbaiki lagi
2. Etiologi
Ptisis bubi merupakan keadaan akhir dari sejumlah penyakit okular dengan
infeksi (28%), infeksi (23%), trauma benda tajam (17%), trauma benda
3. Faktor Resiko
Faktor resiko yang penting dan berperan dalam terjadinya ptisis bulbi
adalah :
mikropthalmia, anopthalmia.
dan retina.
10
e. Keganasan intraokular seperti melanoma koroidal, retinoblastoma.
4. Patomekanisme
merupakan mekanisme yang paling umum yang terjadi pada ptisis bulbi.
Akuos humor dihasilkan oleh sel epitel non pigmen dari korpus siliaris.
nutrisi struktur internal bola mata seperti lensa dan kornea. Tidak
barrier yang dibentuk oleh hubungan yang erat antara sel-sel epitel non
memiliki berat molekul besar untuk lewat pada saat proses pembentukan
Jumlah dan kualitas dan kejernihan dari cairan ini harus tetap sehingga
siliaris dan blood-aquos barrier harus dalam keadaan baik dan optimal
untuk tujuan tersebut. Insufsiensi atau kekurangan cairan ini dapat terjadi
melalui uveoskleral atau disfungsi dari korpus siliar karena infeksi dan
inflamasi berat. Semua kondisi ini dapat menyebabkan hipotoni pada bola
mata.
11
menyebabkan kerusakan pada struktur dalam mata berupa kekeruhan pada
lensa, atropi atau penyusutan korneosklera, dan atropi neuronal yang akan
menjadi permanen. Keadaan ini yang disebut dengan ptisis bulbi; keadaan
akan menetap.
Anamnesis
Ptisis bulbi merupakan kondisi akhir atau end stage dari berbagai
tanda-tanda infeksi seperti mata merah, berair, nyeri periorbita atau nyeri
kepala yang hebat, silau, sulit membuka mata, riwayat penyakit sistemik
dan metabolik seperti diabetes mellitus, sakit jantung, riwayat operasi atau
12
Pemeriksaan Fisik
atau tidak antara kedua bola mata, ukuran mata, tanda infeksi atau trauma,
deteksi nyeri tekan pada palpasi dan membandingkan mata kanan dan kiri.
pemeriksaan lensa dan segmen posterior juga dapat dilakukan jika masih
lagi.
Pemeriksaan Penunjang
curiga ptisis bulbi adalah USG, CT scan orbita, MRI orbita. Pemeriksaan
darah lengkap, gula darah dan pemeriksaan lainnya yang dapat membantu
13
6. Penatalaksanaan
Ptisis bulbi merupakan suatu keadaan yang dari segi fungsi tidak dapat
diperbaiki lagi. Terapi yang diberikan lebih bersifat suportif dan paliatif
terutama karena pasien dengan ptisis bulbi memiliki stress psikologi yang
dan saraf optikus. Eviserasi memiliki segi estetika lebih dari enukleasi dan
14
Jenis operasi lainnya yang dapat dilakukan yaitu Eksesnterasi. Jenis
termasuk bola mata, jaringan lunak orbita, serta kelopak mata dan adnexa
Hampir semua ptisis bulbi menjadi buta permanen, nyeri dan secara
kosmetik sulit diterima oleh pasien. Komplikasi yang bisa terjadi berupa
ulkus kornea dan perforasi, pendarahan mata spontan, inflamasi okular dan
korpus siliar.
15
C. Keratopathy Bulosa
berfungsi memompa cairan dari kornea sehingga kornea relatif tetap kering
endotel yang terjadi secara bertahap. Kecepatan hilangnya sel endotel ini
berkurangnya jumlah sel endotel. Jika cukup banyak sel endotel yang hilang,
buruk dirasakan pada pagi hari tetapi akan membaik pada siang hari. Ketika
tidur kedua mata terpejam sehingga cairan tertimbun di bawah kelopak mata
dan kornea menjadi lebih basah. Jika mata dibuka, cairan berlebihan ini akan
menguap bersamaan dengan air mata. Pada stadium lanjut akan terbentuk
lepuhan berisi cairan (bula) pada permukaan kornea.Jika bula ini pecah, akan
timbul nyeri yang hebat dan hal ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi
kornea (ulserasi).
16
pembuluh darah di dalam stroma. Untuk menghitung jumlah sel endotel bisa
cairan dari kornea. Jika tekanan di dalam mata meningkat, diberikan obat
larutan natrium klorida 5%, salep/tetes mata antibiotik, zat pelebar pupil dan
dan mengurangi nyeri.Jika penyakitnya berat dan tidak dapat diatasi dengan
pencangkokan kornea.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. 2011. Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Edisi
3. Tan L, Isa H, et al. 2012. Prevalence and Cause of Phtisis Bulbi In Uveitis
5. Chudniavtseva NA, et all. 2017. Risk factors for development of phthisis bulbi
Ophthalmology.
18
19